Anda di halaman 1dari 54

614.

47
Ind
p

PETUNJUK TEKNIS
PELACAKAN BAYI DAN BADUTA
BELUM/TIDAK LENGKAP
IMUNISASI

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2020
614.47 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Ind
p Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/ Tidak
Lengkap Imunisasi.- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2019

ISBN 976-602-416-828-5

1. Judul I. MOTHER AND CHILD RELATION


II. VACCINES
III. IMMUNIZATION

Foto sampul: © UNICEF Indonesia


614.47
Ind
p

PETUNJUK TEKNIS
PELACAKAN BAYI DAN BADUTA
BELUM/TIDAK LENGKAP
IMUNISASI

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2020
Kata Pengantar i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
hidayahNya sehingga Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak
Lengkap Imunisasi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Imunisasi adalah intervensi kesehatan masyarakat yang efektif pembiayaan dan


berkontribusi besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
mencegah kejadian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Untuk
itu, penyelenggaraan imunisasi sebagai prioritas nasional harus dapat menjangkau
dan dijangkau oleh masyarakat, sehingga tidak satu anak atau sasaran yang tidak
mendapatkan imunisasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, berdasarkan data laporan rutin cakupan imunisasi,
jumlah anak yang tidak imunisasi maupun anak yang tidak menyelesaikan semua
jadwal imunisasinya semakin besar. Diperkirakan terdapat satu juta anak yang tidak
imunisasi/tidak lengkap status imunisasinya setiap tahun di Indonesia. Data survei
termasuk Riset Kesehatan Dasar menemukan kondisi yang sama.

Untuk menjangkau seluruh sasaran untuk mendapatkan pelayanan imunisasi,


diperlukan metode dan pendekatan yang khusus yang dapat diimplementasikan
di puskesmas. Metode pelacakan bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi
diharapkan dapat membantu puskesmas dalam mengurangi jumlah anak yang tidak
imunisasi.

Melalui petunjuk teknis ini, puskesmas dapat bekerja mengimunisasi semua anak
yang ada dalam wilayah kerjanya, tentu saja dengan bantuan dan dukungan dari
Kabupaten/Kota secara berjenjang hingga ke tingkat pusat. Saya mengajak seluruh
pihak untuk dapat mensosialisasikan metode ini, dapat diimplementasikan secara
efektif dan semua anak di Indonesia mendapatkan haknya untuk imunisasi.

Petunjuk teknis masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan di masa
yang akan datang.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun,
narasumber, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi.

Jakarta, November 2019


Direktur Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit

dr. Anung Sugihantono, M. Kes


ii

TIM PENYUSUN

Pengarah:
Anung Sugihantono, dr, M. Kes
R. Vensya Sitohang, drg. M. Epid

Editor:
Gertrudis Tandy, dr, MKM
Ratna Budi Hapsari, dr, MKM
Syamsu Alam, SKM, M. Epid

Penyusun:
Agustina Saranga, SKM
Ahmad Rizal, SKM, M. Epid
Anggun Pratiwi, SKM
Dini Surgayanti, SKM
Devy Nurdiansyah, AMKL
Eka Desi Purwanti, SKM
H. Hakimi, SKM, M.Sc
Junghans. S, SKM, M. Kes
Lulu A.D, SKM, MIPH
Novayanti R. Tangirerung, dr
Reza Isfan, SKM, MKM
Sekar Astrika Fardhani, SKM
Sofya Umi Labiba, SKM
Tri Setyanti, dr. M.Epid
Yusneri, SKM, M.M
iii

ACKNOWLEDGEMENT

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat


Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya
Dinas Kesehatan Kota Depok
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
Dinas Kesehatan Kota Surabaya
Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung
Dinas Kesehatan Provinsi Banten
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
ITAGI
Komnas KIPI
UNICEF
WHO
iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


TIM PENYUSUN ................................................................................................................. ii
ACKNOWLEDGEMENT.................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................ v

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................2
B. Konsep Penjangkauan Sasaran .................................................3
C. Tujuan .......................................................................................7
D. Ruang Lingkup ..........................................................................7
E. Sasaran .....................................................................................9

BAB 2. PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/TIDAK LENGKAP IMUNISASI


A. Perencanaan ........................................................................... 11
B. Pelaksanaan............................................................................ 15
C. Pencatatan dan Pelaporan .....................................................26
D. Monitoring dan Evaluasi ........................................................28

LAMPIRAN
Lampiran 1: Contoh Cara Penghitungan LO dan DO ..............................32
Lampiran 2: My Village My Home ..........................................................33
Lampiran 3: Format Daftar Pelayanan Imunisasi ....................................34
Lampiran 4: Format Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap
Imunisasi ............................................................................35
Lampiran 5: Cara Pengisian Kotak Pengingat .........................................36
Lampiran 6: Permasalahan Akses dan Pemanfaatan ..............................37
Lampiran 7: Rekapan Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap
Imunisasi di tingkat Puskesmas ..........................................38
Lampiran 8: Rekapan Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap
Imunisasi di tingkat Kabupaten/Kota ...................................39
Lampiran 9: Rekapan Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap
Imunisasi di tingkat Provinsi ................................................40
v

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


BA : Baik
BCG : Bacillus Calmette-Guérin
BLF : Back Log Fighting
BU : Buruk
DAK : Dana Alokasi Kesehatan
DO : Drop Out
DOFU : Drop Out Follow Up
DPT-HB-Hib 1 : Difteri Pertusis Tetanus – Hepatitis B – Haemofilus Influenza type-b
IDL : Imunisasi Dasar Lengkap
IRL : Imunisasi Rutin Lengkap
KLB : Kejadian Luar Biasa
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
LO : Left Out
MO : Missed opportunity
MVMH : My Village My Home
PD3I : Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PMK : Peraturan Menteri Kesehatan
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
Risti : Risiko Tinggi
SDKI : Survei Dasar Kesehatan Indonesia
SKP : Sasaran Kinerja Pegawai
SMS : Short Message Service
SPM : Standard Pelayanan Minimum
SUSENAS : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TOMA : Tokoh Masayarakat
TOGA : Tokoh Agama
UCI : Universal Child Immunization
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Konsep Penjangkauan Sasaran
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
E. Sasaran
© UNICEF Indonesia
2 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

A. LATAR BELAKANG

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan perlindungan


terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I), saat ini setidaknya ada 10 jenis antigen yang digunakan dalam
imunisasi program di Indonesia. Cakupan imunisasi yang tinggi
(≥ 95%) dan merata di semua desa/kelurahan akan membentuk
kekebalan kelompok (herd immunity). Jadwal imunisasi program yang
diselenggarakan pemerintah saat ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Jadwal Imunisasi Rutin

Usia Minimum Antigen

0 bulan Hepatitis B (< 24 Jam)


1 bulan BCG, bOPV (Polio tetes) 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, bOPV (Polio tetes) 2, PCV 1 *
3 bulan DPT-HB-Hib 2, bOPV (Polio tetes) 3, PCV 2*
4 bulan DPT-HB-Hib 3, bOPV (Polio tetes) 4, IPV
9 bulan Campak Rubella 1
10 bulan JE*
12 bulan PCV 3*
18 bulan DPT-HB-Hib 4, Campak Rubella 2
Kelas 1 SD DT, Campak Rubela
Kelas 2 SD Td
Kelas 5 SD Td, HPV 1*
Kelas 6 SD HPV 2*
WUS Td, berdasarkan skrining

*) khusus di daerah terpilih


Bab 1. Pendahuluan 3

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, cakupan Imunisasi


Dasar Lengkap (IDL) secara nasional mengalami penurunan (57,9%)
dibandingkan hasil riset tahun 2013 (59,2%), anak yang tidak
diimunisasi tahun 2018 (9,2%) lebih tinggi dibandingkan data tahun
2013 (8,7%).

Cakupan imunisasi yang rendah berpotensi menimbulkan Kejadian


Luar Biasa Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(KLB PD3I). Berbagai alasan anak tidak diimunisasi antara lain takut
demam, keluarga tidak mengizinkan, pos imunisasi terlalu jauh, orang
tua sibuk, anak sering sakit, tidak tahu tempat pelayanan imunisasi
dan kurangnya informasi dari petugas kesehatan. Penolakan vaksin
dengan berbagai alasan di beberapa daerah cenderung meningkat hal
ini mempengaruhi cakupan imunisasi (Riskesdas 2013).

Diperlukan strategi khusus untuk meminimalkan jumlah anak yang


belum diimunisasi (Left Out) dan tidak lengkap imunisasi (Drop Out)
dengan cara menemukan anak yang belum mendapatkan pelayanan
imunisasi atau tidak memperoleh imunisasi sesuai jadwal.

B. KONSEP PENJANGKAUAN SASARAN

Pemerintah wajib memastikan agar semua anak memiliki akses dan


kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan imunisasi,
tanpa memandang status sosial, ekonomi, geografis dan jenis kelamin.
Untuk mencegah peningkatan jumlah anak belum/tidak lengkap
imunisasinya perlu dilakukan kegiatan pelacakan bayi dan baduta
oleh petugas kesehatan Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam melaksanakan pelacakan, petugas kesehatan Puskesmas
dibantu oleh kader kesehatan. Sasaran pelacakan adalah anak-anak
yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi sama sekali (Left Out)
atau yang belum lengkap imunisasinya (Drop Out).

Left Out adalah anak tidak imunisasi (belum pernah


LO diimunisasi sama sekali) yang usianya dalam sasaran
program imunisasi (eligible).

Angka LO menjadi indikator terhadap akses pelayanan imunisasi.


Akses imunisasi adalah kesempatan atau kontak pertama dengan
4 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

upaya sendiri untuk mendapatkan pelayanan imunisasi yang diukur


dengan melihat cakupan jenis antigen pertama yang diperoleh anak
yaitu BCG.

Drop Out Bayi adalah bayi yang sudah mendapatkan


kesempatan pertama imunisasi namun tidak menyelesaikan
DO rangkaian dosis pemberian sesuai jadwal, diukur dengan
cakupan DPT-HB-Hib 1- DPT-HB-Hib 3 atau DPT-HB-Hib
1-Campak Rubella.

Angka DO menjadi Indikator terhadap pemanfaatan imunisasi.


Pemanfaatan imunisasi adalah kesempatan masyarakat menggunakan
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan layanan imunisasi yang diukur
dengan cakupan DPT-HB-Hib 1- DPT-HB-Hib 3 atau DPT-HB-Hib 1-
Campak Rubella.

Dengan melakukan pelacakan anak yang belum imunisasi atau yang


belum lengkap imunisasi maka kita meminimalkan terjadinya Missed
opportunity (MO).

Missed opportunity adalah hilangnya kesempatan seorang


MO
anak untuk memperoleh imunisasi sesuai jadwal.

Hasil dari pelacakan yaitu berupa anak-anak yang belum di imunisasi


atau yang tidak lengkap imunisasinya ditindaklanjuti dengan intervensi
berupa pemberian edukasi, motivasi, ajakan untuk imunisasi, selain
itu dapat juga dilakukan intervensi aktif berupa Sweeping, Drop Out
Follow Up (DOFU).

Sweeping adalah upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi


bayi/baduta yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali atau bila
cakupan imunisasi dasar di tingkat desa/kelurahan tidak mencapai
target selama 3 bulan berturut-turut.

Drop Out Follow Up, Melengkapi imunisasi dasar bagi


DOFU bayi yang sudah pernah mendapatkan pelayanan imunisasi
sebelumnya, namun belum lengkap sesuai dengan usianya.
Bab 1. Pendahuluan 5

Semua intervensi yang disebutkan di atas, dilakukan untuk


meningkatkan cakupan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) sesuai dengan
target yang ditentukan sehingga terbentuk kekebalan komunitas.

Dengan mengetahui LO dan DO kita dapat melakukan pemetaan


masalah akses ataupun pemanfaatan imunisasi di suatu daerah,
dikatakan bermasalah apabila LO dan atau DO lebih dari 5% (lima
persen).

Panduan dalam melakukan analisa dan pemetaan masalah akses dan


pemanfaatan imunisasi dapat menggunakan tabel di bawah ini:

Tabel 2. Penentuan Kategori Masalah Akses


dan Pemanfaatan Imunisasi

DO < 5% atau DO > 5% atau


Cakupan > 95% Cakupan <95%

Kategori 1 Kategori 2
LO <5 % atau Baik-Baik/BABA Baik-Buruk/BABU
Cakupan >95% Akses : Akses :
Pemanfaatan : Pemanfaatan :
Kategori 3 Kategori 4
LO > 5% atau Buruk-Baik/BUBA Buruk-Buruk/BUBU
Cakupan < 95% Akses : Akses :
Pemanfaatan : Pemanfaatan :

Jika terdapat LO atau DO bernilai negatif termasuk


ke dalam kategori buruk (BU). Lakukan pengecekan
akurasi data dan telusuri permasalahannya. Misalnya
ada anak yang datang pertama kali pada usia empat
bulan, tetapi dicatat sebagai DPT-HB-Hib 3 (seharusnya
DPT-HB-Hib 1) atau ada sasaran dari luar daerah.
6 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Prinsip pelacakan bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi adalah


untuk memastikan bayi dan baduta di wilayah kerja mendapat pelayanan
imunisasi sesuai jadwal. Tahapan pelacakan dapat dimodifikasi sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan, seperti pada bagan di
bawah ini:

Gambar 1. Alur pelaksanaan pelacakan anak yang belum


atau tidak lengkap imunisasi

dilakukan oleh dilakukan oleh


Kabupaten/Kota Puskesmas

A B
Pemetaan Masalah
(Analisa Cakupan Pemetaan Menentukan
Imunisasi) Kab/Kota Masalah (Analisa Desa/Kelurahan/
Cakupan Imunisasi) Posyandu Lokus
Puskesmas

Menentukan
Puskesmas Lokus

P1
P2 Pendataan Sasaran
dan Menyusun
Perencanaan
INTEGRASI PIS-PK
P3

P 1: Perencanaan
P2 : Penggerakan E D
dan Pelaksanaan
P3 : Pengawasan, Intervensi Pendampingan
Pengendalian (Persuasif, Kader Memilih
dan Penilaian Sweeping, DOFU) Metode Pelacakan
Bab 1. Pendahuluan 7

C. TUJUAN

Buku ini sebagai acuan melaksanakan pelacakan bayi dan baduta


belum/tidak lengkap imunisasi sehingga semua anak mendapatkan
pelayanan imunisasi.

D. RUANG LINGKUP

Buku petunjuk teknis ini ditujukan sebagai penuntun pelacakan


kelengkapan imunisasi bayi dan baduta dengan jenis antigen sesuai
yang diberikan pada usia 0 – 18 bulan seperti yang tertulis pada Tabel 1.

E . SASARAN

Petunjuk teknis ini ditujukan bagi pengelola program imunisasi di tingkat


Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Petugas Kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu
(Pustu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu).
8 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 9

BAB 2. PELACAKAN BAYI


DAN BADUTA BELUM/TIDAK
LENGKAP IMUNISASI
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Pencatatan dan Pelaporan
D. Monitoring dan Evaluasi
© WHO Indonesia
10 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Pelacakan bayi dan baduta bertujuan untuk melacak dan menjangkau


bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi sesuai dengan usia serta
meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap. Sasaran dari pelacakan
ini selain bayi dan baduta, juga terhadap orang tua atau pengasuh.

Tahapan pelacakan bayi dan baduta :

A PERENCANAAN
1. Pemetaan Masalah
2. Menetapkan Sasaran Intervensi
3. Perencanaan Logistik dan Pendukung Lainnya
4. Perencanaan Operasional

B PELAKSANAAN

1. Penggunaan Instrumen Pelacakan Bayi/Baduta


LO dan DO
2. Intervensi Pelacakan Bayi/Baduta LO dan DO

C PENCATATAN DAN PELAPORAN

D MONITORING DAN EVALUASI


Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 11

A. PERENCANAAN

1. Pemetaan Masalah
Pemetaan masalah dilakukan dengan analisis data Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) Imunisasi, yang dilakukan secara
berjenjang di masing-masing tingkatan administrasi mulai dari
Kabupaten/Kota hingga puskesmas. Analisis dilakukan dengan
membandingkan data cakupan imunisasi menurut antigen, untuk
mendapatkan angka Left Out (LO) dan Drop Out (DO) . Hasil
analisis digunakan untuk menentukan wilayah/kelompok sasaran
yang menjadi prioritas dilakukannya intervensi.

Pastikan Data PWS yang digunakan dalam analisis


adalah data yang valid dan akurat berupa: daftar
sasaran bayi dan baduta per desa/posyandu
tahunan dan bulanan tahun berjalan sesuai nama
sesuai alamat berdasarkan antigen di wilayah
puskesmas.

a Cara penghitungan LO (Indikator Akses)

Jumlah bayi baru lahir – jumlah bayi


yang diimunisasi BCG
LO = X 100%
Jumlah bayi baru lahir

* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan


analisis (bulan berjalan)

b Cara penghitungan DO (Indikator Pemanfaatan)

DO pada bayi dapat di hitung dengan mencari selisih cakupan


DPT-HB-Hib 1 dengan DPT-HB-Hib 3 atau Selisih cakupan
DPT-HB-Hib 1 dengan Campak Rubella 1.
12 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

1) DO DPT-HB-Hib 1 – DPT-HB-Hib 3

(Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah


DO
DPT-HB-Hib
Imunisasi DPT-HB-Hib 3) dalam 1 periode
= X 100%
Bayi
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1 periode

* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan
berjalan)

2) DO DPT-HB-Hib 1 – Campak Rubella 1

(Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah


DO
imunisasi Campak Rubella 1) dalam 1 periode
Campak X 100%
=
Rubella 1 Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1 periode

* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan
berjalan)

DO Baduta dihitung dengan selisih antara cakupan DPT-HB-Hib 3


dengan DPT-HB-Hib 4 atau selisih cakupan Campak Rubella 1 dengan
cakupan Campak Rubella 2.

3) DO DPT-HB-Hib Baduta

(Jumlah DPT-HB-Hib-3 sampai bulan


berjalan di tahun lalu – Jumlah DPT-HB-
DO
DPT-HB-Hib Hib-4 sampai bulan berjalan tahun ini*)
= X 100%
Baduta
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 3 bulan
berjalan di tahun lalu dalam 1 periode

* Keterangan:
t%15)#)JCEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOMBMV
t%15)#)JCEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOJOJ
Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 13

4) DO Campak Rubella Baduta

(Jumlah Campak Rubella 1 sampai bulan


DO berjalan di tahun lalu – Jumlah Campak
Campak Rubella 2 sampai bulan berjalan tahun ini*)
Rubella = X 100%
Baduta Jumlah imunisasi Campak Rubella 1 bulan
berjalan di tahun lalu dalam 1 periode

* Keterangan:

Prioritas intervensi dilakukan apabila ditemukan angka LO dan DO


lebih dari 5%, sedangkan daerah dengan LO dan DO dibawah 5%
tetap dilakukan intervensi untuk mempertahankan supaya tidak terjadi
peningkatan angka LO dan DO.

2. Menetapkan sasaran Intervensi


Pada tahapan ini dilakukan identifikasi sasaran (daftar bayi dan baduta) per
desa/posyandu pada tahun dan bulan berjalan yang meliputi nama, tanggal
lahir/usia dalam bulan, nama orang tua, alamat lengkap dan jenis antigen
yang sudah dan belum didapat. Data tersebut dapat diperoleh dari data
kohort bayi dan balita atau berdasarkan informasi masyarakat/kader jika
ada sasaran yang baru atau belum terdata sebelumnya.

Prioritas pendataan adalah sasaran yang berada di daerah


dengan kriteria sebagai berikut:
a. Padat dan kumuh
b. Banyak jumlah anak yang belum/tidak lengkap imunisasi
c. Mobilitas penduduknya tinggi
d. Sering terjadi Kejadian Luar Biasa Penyakit-Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (KLB PD3I)
e. Pernah terjadi Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) berat
f. Pernah terjadi penolakan vaksin
g. Daerah pengungsian (imigran)
h. Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
i. Daerah pemukiman lain yang sulit diakses
14 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

3. Perencanaan logistik dan pendukung lainnya

a Kebutuhan vaksin dan logistik pendukung

Pada dasarnya kebutuhan vaksin dan logistik pendukung untuk


kegiatan ini menggunakan vaksin program, sehingga tidak diperlukan
perencanaan secara khusus. Kecuali jika diperlukan vaksin/
logistik tambahan, maka dalam menghitung jumlah kebutuhan
harus diperhatikan jumlah sasaran anak yang belum imunisasi dan
tidak lengkap imunisasi (termasuk anak dari tahun sebelumnya)
berdasarkan jenis antigen, jumlah pemberian, dan indeks pemakaian
vaksin.

b Perencanaan alat bantu

Untuk melakukan pelacakan dibutuhkan instrumen dan sumber data


program yaitu data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), kohort
bayi dan balita, buku KIA dan buku stok vaksin.

c Instrumen Pelacakan

Petugas kesehatan dapat memilih beberapa metode untuk


melaksanakan pelacakan bayi dan baduta belum imunisasi atau tidak
lengkap imunisasi, dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:
1) My Village My Home (MVMH)
2) Daftar Pelacakan
3) Kotak Pengingat
4) Kantong Imunisasi
5) Short Message Service (SMS) / WhatsApp (WA)

4. Perencanaan Operasional
a. Jumlah dan jenis SDM yang terlibat selama proses pelacakan
b. Kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang terlibat selama
proses pelacakan
c. Jumlah dan sumber biaya operasional (BOK, JKN, APBD, APBDes,
dll)
d. Alat Tulis Kantor (ATK)
e. Sarana transportasi
f. Bahan kontak (PMT, dan lain-lain)
Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 15

B. PELAKSANAAN

Pelacakan bayi/baduta LO dan DO dilaksanakan di puskesmas dan


posyandu. Kegiatan ini dilakukan oleh pengelola program imunisasi,
bidan desa/kelurahan, petugas pembina wilayah, dan petugas
kesehatan lainnya dengan melibatkan kader posyandu, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat sasaran. Pastikan sasaran
yang ada di wilayah posyandu sudah terdata semua dan tercatat
dalam kohort bayi dan balita. Pelacakan sasaran belum/tidak lengkap
mendapatkan pelayanan Imunisasi diikuti dengan upaya intervensi.

Lakukan pelacakan minimal sekali dalam sebulan

1. Penggunaan Instrumen Pelacakan Bayi/Baduta LO dan DO

a My Village My Home (MVMH)

My Village My Home (MVMH) berupa banner yang berisi


nama sasaran/anak, tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang
tua, alamat, no. telepon/hp orang tua, tanggal pemberian
vaksinasi sesuai jenis antigen, dan kolom keterangan.

Banner MVMH dipasang di posyandu, sementara untuk


posyandu yang tidak permanen, banner MVMH disimpan
oleh kader dan dipasang menjelang pelayanan.

Banner MVMH ini dimanfaatkan oleh petugas kesehatan,


bidan desa, kader posyandu, orangtua dan masyarakat untuk
memantau status imunisasi anak-anak di wilayah posyandu
tersebut.

Keuntungan memakai MVMH adalah petugas, kader, ibu,


masyarakat, perangkat desa dapat membaca dan kemudian
saling mengingatkan bila sasaran tidak datang pada jadwal
yang telah ditentukan.
16 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Langkah-langkah penggunaan MVMH:

1) Siapkan banner MVMH, kohort bayi, dan kohort balita


posyandu setempat (Lampiran 2)
2) Pindahkan data sasaran bayi dan baduta yang ada di kohort
bayi dan kohort balita ke banner MVMH
a) Catat nama bayi, nama orang tua, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat, no. telepon/hp pada kolom yang tersedia
dari baris paling atas dilanjutkan baris di bawahnya
b) Untuk kolom imunisasi catat tanggal pemberian imunisasi
yang sudah diberikan pada kolom jenis antigen yang
sesuai
3) Catat daftar anak yang akan diimunisasi pada hari pelayanan
imunisasi
4) Daftar anak imunisasi diumumkan melalui WA/SMS/
pengumuman mesjid, gereja, dan tempat ibadah/umum
lainnya
5) Pada hari pelayanan catat pemberian antigen (tanggal dan
bulan) pada kolom imunisasi sesuai jenis antigen yang
diberikan pada MVMH
6) Kader dapat membantu menuliskan tanggal imunisasi anak
pada banner MVMH. Orang tua juga dapat menuliskan
tanggal anaknya mendapatkan imunisasi pada banner
MVMH sehingga orang tua dapat turut aktif berpartisipasi
dalam memantau status imunisasi
7) Jika sudah mendapatkan semua antigen pada masa bayi,
beri tanda bintang (*) pada kolom IDL.
Jika sudah mendapatkan semua antigen pada masa baduta,
beri tanda bintang (*) pada kolom keterangan
8) Bagi anak yang tidak datang sesuai jadwal maka petugas
kesehatan bersama kader mencari informasi dan
melaksanakan pelacakan
9) Beri tanda huruf “P” bagi anak yang pindah domisili pada
kolom keterangan
Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 17

Gambar 2. Contoh Pengisian My Village My Home (MVMH)


Contoh 1: pengisian
Gambar 2. Contoh Pengisian Mydengan
Villagespidol
My Home (MVMH)
Contoh 1: pengisian dengan spidol
Gambar 2. Contoh Pengisian
Contoh 1: pengisian dengan spidol

Contoh 2: pengisian dengan kertas sticker.

Contoh 2: pengisian dengan kertas sticker.


Ini lebih memudahkan untuk penggantian nama atau alamat dsb.
My Village My Home (MVMH)

Ini lebih memudahkan untuk penggantian nama atau alamat dsb.


Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Contoh 2: pengisian dengan kertas sticker.


Ini lebih memudahkan untuk penggantian nama atau alamat dsb.
17
18 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

b Daftar Pelacakan

Metode ini hampir sama dengan metode MVMH,


perbedaannya adalah metode daftar pelacakan hanya
Contoh 2: pengisian
digunakan dengan
oleh petugas kertas
dan tidak sticker.
bisa dilihat semua orang.
Ini lebih memudahkan untuk penggantian nama atau alamat dsb.
Langkah-langkah penggunaan metode Daftar Pelacakan:

1) Siapkan format daftar pelayanan imunisasi (Lampiran 3),


kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu setempat
2) Pindahkan data sasaran bayi dan baduta yang ada di
kohort bayi dan balita yang akan mendapatkan pelayanan
imunisasi di posyandu setempat ke daftar pelayanan
imunisasi pada hari buka posyandu
a) Catat nama bayi, tanggal lahir, jenis kelamin, nama
orang tua, alamat, nomor telepon di kolom yang
tersedia
b) Untuk kolom imunisasi tuliskan tanggal imunisasi pada
kolom jenis antigen yang sesuai
c) Daftar anak yang akan diimunisasi pada hari pelayanan
imunisasi dapat diumumkan melalui WA/SMS/
pengumuman mesjid, gereja, dan tempat ibadah/
umum lainnya
3) Pada hari pelayanan catat tanggal imunisasi sesuai jenis
antigen di kohort bayi, kohort balita dan buku KIA segera
setelah pelayanan
4) Bayi atau baduta yang tidak datang dicatat di dalam
format pelacakan (Lampiran 4)
18 Petunjuk Teknis Pelacakan
Bab 2.Pelacakan
Bayi danBayi
Baduta
dan Baduta
Belum/Tidak
Belum/Tidak
Lengkap
Lengkap
Imunisasi
Imunisasi 19

cb MetodePelacakan
Daftar Kotak Pengingat

Kotak
Metode pengingat adalah kotak
ini hampir samaberisi kartu yang
dengan bertuliskan
metode MVMH, nama
sasaran (bayi dan baduta) yang akan
perbedaannya adalah metode daftar pelacakan hanyadiimunisasi setiap bulan.
Kotak pengingat
digunakan disimpandan
oleh petugas di puskesma
tidak bisas, dibawa dan diperbaharui
dilihat semua orang.
pada saat pelayanan posyandu.
Langkah-langkah penggunaan metode Daftar Pelacakan:
Langkah-langkah penggunaan metode kotak pengingat:
1) Siapkan format daftar pelayanan imunisasi (Lampiran 3),
1) Buat
kohortkotak pengingat
bayi dan kohort dengan memperkirakan
balita untuk isinya dapat
posyandu setempat
2) menampung
Pindahkan data serisasaran
amplop/folder
bayi dan menurut
baduta 12 bulan
yang adadalam
di
setahun
kohort bayi dan balita yang akan mendapatkan pelayanan
2) Siapkan
imunisasi12di amplop/folder
posyandu setempat yang akan digunakan
ke daftar pelayananuntuk
menampung kartu pengingat,
imunisasi pada hari buka posyandu tuliskan/tempelkan nama bulan
di
a) bagian
Catat atas
nama setiap amplop/folder
bayi, tanggal lahir, supaya
jenis mudah terlihat
kelamin, nama
3) Buatorangkartu tua,
pengingat sejumlah sasar an imunisasi
alamat, nomor telepon di kolom yang bayi dan
baduta dengan mencantumkan antara lain: nama, tanggal
tersedia
lahir anak,
b) Untuk kolomnama imunisasi
orang tua,tuliskan
alamat, tanggal
no.telepon/hp danpada
imunisasi jadwal
imunisasi
kolom per antigen
jenis antigen yang sesuai
4) Siapkan buku kohort
c) Daftar anak yang akan bayi diimunisasi
dan kohort padabalitahari
untuk posyandu
pelayanan
setempat
imunisasi dapat diumumkan melalui WA/SMS/
5) Catat nama, tanggal
pengumuman lahir anak,
mesjid, gereja,namadan orang
tempattua, alamat,
ibadah/
no. telepon/hp,
umum lainnya tanggal dan jenis antigen yang sudah diberikan,
serta tanggal dan
3) Pada hari pelayanan jeniscatat
antigen berikutnya
tanggal imunisasi sesuai jenis
6) Letakkan
antigen dikartu pengingat
kohort ke dalam
bayi, kohort amplop/folder
balita dan buku KIA sessegera
uai bulan
pelaksanaan jadwal
setelah pelayanan imunisasi berikutnya
7)
4) Pada
Bayi hari
ataupelayanan,
baduta kader
yang mengambil
tidak datang amplop/folder
dicatat di yang telah
dalam
berisi kartu pengingat sesuai
format pelacakan (Lampiran 4) bulan pelaksanaan posyandu
8) Catat tanggal pelayanan sesuai jenis antigen di kohort bayi,
kohort balita dan buku KIAserta kartu pengingat segera setelah
pelayanan
9) Letakkan kartu pengingat ke dalam amplop/folder bulanan
sesuai dengan jadwal imunisasi berikutnya
10) Setelah pelayanan, kartu pengingat yang tidak diletakkan
amplop/folder adalah anak yang tidak datang mendapatkan
pelayanan imunisasi, selanjutnya dicatat di dalam format
pelacakan
11) Letakkan kartu pengingat anak yang tidak datang pada bulan
berikutnya
20 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi danBayi
Bab 2. Pelacakan Baduta Belum/Tidak
dan Baduta Lengkap
Belum/Tidak Imunisasi
Lengkap Imunisasi 19

Gambar
c Metode 3. Kotak Pengingat
Kotak Pengingat

Kotak pengingat adalah kotak berisi kartu yang bertuliskan nama


sasaran (bayi dan baduta) yang akan diimunisasi setiap bulan.
Kotak pengingat disimpan di puskesmas, dibawa dan diperbaharui
pada saat pelayanan posyandu.

Langkah-langkah penggunaan metode kotak pengingat:

1) Buat kotak pengingat dengan memperkirakan isinya dapat


menampung seri amplop/folder menurut 12 bulan dalam
setahun
2) Siapkan 12 amplop/folder yang akan digunakan untuk
menampung kartu pengingat, tuliskan/tempelkan nama bulan
di bagian atas setiap amplop/folder supaya mudah terlihat
3) Buat kartu pengingat sejumlah sasaran imunisasi bayi dan
baduta dengan mencantumkan antara lain: nama, tanggal
lahir anak, nama orang tua, alamat, no.telepon/hp dan jadwal
imunisasi per antigen
4) Siapkan buku kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu
setempat
Gambar
5) Catat nama,4. tanggal
Kartu Pengingat
lahir anak, nama orang tua, alamat,
no. telepon/hp, tanggal dan jenis antigen yang sudah diberikan,
serta tanggal dan jenis antigen berikutnya
Posyandu 6) Letakkan kartu pengingat ke dalam amplop/folder sesuai bulan
pelaksanaan jadwal imunisasi Tanggal pemberian
Nama Bayi : Jenis Antigen berikutnya
7) Pada hari pelayanan, kader mengambil amplop/folder yang telah
Jenis Kelamin : 1 2 3 4
berisi kartu pengingat sesuai bulan pelaksanaan posyandu
Tanggal Lahir 8): Catat tanggalBCG pelayanan sesuai jenis antigen di kohort bayi,
Nama ibu : kohort balita dan
OPVbuku KIA serta kartu pengingat segera setelah
Alamat : pelayanan DPT-HB-Hib
No.Telepon 9): Letakkan kartu IPVpengingat ke dalam amplop/folder bulanan
sesuai denganCampak
jadwal imunisasi
Rubella berikutnya
Keterangan: Isilah tanggal dan bulan pemberian pengingat
10) Setelah pelayanan, kartu imunisasi di yang tidaksesuai
kotak yang diletakkan
amplop/folder
jenis antigen adalah
yang telah anak dan
diberikan yangtulislah
tidak bulan
datang mendapatkan
pemberian
imunisasi di kotakimunisasi,
pelayanan sesuai jenisselanjutnya
antigen. dicatat di dalam format
pelacakan
11) Letakkan kartu pengingat anak yang tidak datang pada bulan
berikutnya
Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 21

d Metode Kantong Imunisasi

Kantong imunisasi adalah kantong yang terbuat dari kain atau


kertas tebal yang berisi nama-nama sasaran. Cara mempergunakan
kantong imunisasi pada prinsipnya sama dengan kotak pengingat,
kelebihan kantong imunisasi lebih tahan lama, tidak mengambil
tempat (digantung) dan lebih mudah terlihat.
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

4
Tanggal pemberian
Langkah-langkah penggunaan kantong imunisasi:

3
1) Buat 12 kantong imunisasi pada selembar kain atau kertas tebal
yang setiap kantong dapat menampung seri kartu menurut 12

2
bulan dalam setahun

Gambar 4. Kartu Pengingat


Gambar 3. Kotak Pengingat

2) Buat kartu pengingat sejumlah sasaran imunisasi bayi dan

1
baduta dengan mencantumkan antara lain: nama, tanggal

Gambar 4. Kartu Pengingat


Gambar 3. Kotak Pengingat

lahir anak, nama orang tua, alamat, no. telepon/hp, dan jadwal

Jenis Antigen
imunisasi per antigen
3) Siapkan buku kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu
setempat
4) Catat nama, tanggal lahir anak, nama orang tua, alamat,

BCG
OPV
no. telepon/hp, tanggal dan jenis antigen yang sudah diberikan,
serta tanggal dan jenis antigen berikutnya
5) Letakkan kartu pengingat ke dalam kantong imunisasi sesuai
bulan pelaksanaan jadwal imunisasi berikutnya
6) Kader mengingatkan orangtua anak yang akan mendapatkan
imunisasi pada hari buka posyandu berikutnya :
:
:
:
7) Pada hari pelayanan, kader mengambil kantong imunisasi
Posyandu

Jenis Kelamin
yang telah berisi kartu pengingat sesuai bulan pelaksanaan Tanggal Lahir
Nama Bayi

posyandu Nama ibu


8) Catat tanggal pelayanan sesuai jenis antigen di kohort bayi,
kohort balita dan buku KIA serta kartu pengingat segera setelah
pelayanan
9) Letakkan kartu pengingat ke dalam kantong imunisasi bulanan
20

sesuai dengan jadwal imunisasi berikutnya


10) Setelah pelayanan, kartu pengingat yang masih ada dalam
kantong imunisasi adalah anak yang tidak datang mendapatkan
pelayanan imunisasi, selanjutnya dicatat di dalam format
pelacakan
11) Letakkan kartu pengingat anak yang tidak datang pada bulan
berikutnya
22

Gambar 4. Kartu Pengingat

Gambar 4. Kartu Pengingat


Posyandu
Tanggal pemberian
Nama Bayi : Jenis Antigen

Jenis Kelamin
Posyandu : 1 2 3 4
Tanggal Lahir : BCG
Tanggal pemberian
Nama Bayi : Jenis Antigen
Nama ibu : OPV
Jenis Kelamin
Alamat : : DPT-HB-Hib 1 2 3 4
Tanggal No.Telepon
Lahir : : IPV
BCG
Nama ibu : Campak Rubella
OPV
Keterangan: Isilah tanggal dan bulan pemberian imunisasi di kotak yang sesuai
Alamat : jenis antigen yangDPT-HB-Hib
telah diberikan dan tulislah bulan pemberian
No.Telepon : imunisasi di kotak sesuai
IPV jenis antigen.
Gambar 5. Kantong Imunisasi

Campak Rubella
Keterangan: Isilah tanggal dan bulan pemberian imunisasi di kotak yang sesuai
jenis antigen yang telah diberikan dan tulislah bulan pemberian
imunisasi di kotak sesuai jenis antigen.
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 21
23

ed Metode
Metode Kantong
SMS/WhatsApp Reminder
Imunisasi

Penggunaan metodeadalah
Kantong imunisasi SMS/WhatsApp untukterbuat
kantong yang mengingatkan orang
dari kain atau
tua/ibu/pengasuh anak untuk membawa anaknya ke posyandu
kertas tebal yang berisi nama-nama sasaran. Cara mempergunakan
mendapatkan imunisasi.
kantong imunisasi pada prinsipnya sama dengan kotak pengingat,
kelebihan kantong imunisasi lebih tahan lama, tidak mengambil
Langkah- langkah yang
tempat (digantung) dandilakukan sebagai
lebih mudah berikut:
terlihat.

1) Catat nama orangtua


Langkah-langkah anak/pengasuh
penggunaan lengkap dengan nomor
kantong imunisasi:
HP/WA
2) Masukkan
1) dalamimunisasi
Buat 12 kantong daftar kontak
pada HP petugas/kader
selembar kain atau kertas tebal
3) Berdasarkan buku kohort bayi dan kohort
yang setiap kantong dapat menampung seri kartu baduta,
menurutkader
12
mengingatkan
bulan dalam setahun orangtua anak/pengasuh yang akan
2) mendapatkan imunisasisejumlah
Buat kartu pengingat pada harisasaran
buka posyandu
imunisasi berikutnya
bayi dan
melalui
baduta SMS/WA
dengan mencantumkan antara lain: nama, tanggal
4) Catat tanggal
lahir anak, pelayanan
nama imunisasi
orang tua, alamat,sesuai jenis antigen
no. telepon/hp, di kohort
dan jadwal
bayi, kohort
imunisasi perbalita dan buku KIA segera setelah pelayanan dan
antigen
3) buatlah
Siapkan pengingat
buku kohort sesuai
bayijadwal imunisasi
dan kohort berikutnya
balita untuk posyandu
5) Bayi atau baduta yang tidak datang dicatat di dalam format
setempat
4) pelacakan
Catat nama, tanggal lahir anak, nama orang tua, alamat,
no. telepon/hp, tanggal dan jenis antigen yang sudah diberikan,
2. Intervensiserta
Pelacakan
tanggal Bayi/Baduta LO dan berikutnya
dan jenis antigen DO
Intervensi setelah pelacakan
5) Letakkan dilakukan
kartu pengingat terhadap
ke dalam bayi dan
kantong badutasesuai
imunisasi yang
tidak datang ke pelayanan imunisasi, tindakan
bulan pelaksanaan jadwal imunisasi berikutnya ini dilaksanakan segera
setelah
6) pelayanan imunisasi dengan
Kader mengingatkan orangtualangkah-langkah
anak yang akan sebagai berikut:
mendapatkan
a. Siapkan Format Pelacakan (Lampiran 4)
imunisasi pada hari buka posyandu berikutnya
b. Bayi atau baduta
7) Pada yang tidak datang
hari pelayanan, kader pada sesi imunisasi
mengambil sebelumnya
kantong imunisasi
dicatat di dalam format pelacakan
yang telah berisi kartu pengingat sesuai bulan pelaksanaan
c. Sasaran yang tidak datang sesuai dengan format pelacakan
posyandu
disampaikan
8) Catat tanggal kepada kader sesuai
pelayanan atau bidan untuk menggerakkan
jenis antigen di kohort bayi,
sasaran ke fasyankes
kohort balita dan untuk
buku KIAmendapatkan imunisasi segera setelah
serta kartu pengingat
d. Petugas/kader
pelayanan mendatangi kediaman anak yang tidak datang
imunisasi
9) Letakkan kartu pengingat ke dalam kantong imunisasi bulanan
e. Jika sesuai
petugas/kader dapat bertemu
dengan jadwal imunisasidengan
berikutnyaorang tua anak:
1) Tanyakanpelayanan,
10) Setelah alasan tidak datang
kartu imunisasiyang masih ada dalam
pengingat
2) kantong
Lakukan imunisasi
edukasi adalah
tentang pentingnya
anak yang tidak datangimunisasi sehingga
mendapatkan
orang tua sasaran
pelayanan bersedia
imunisasi, datang ke
selanjutnya fasyankes
dicatat di dalam format
f. Jika pelacakan
petugas/kader tidak dapat bertemu dengan orang tua anak:
1) Tanyakankartu
11) Letakkan ke tetangga
pengingatterdekat
anak yang atau ketua
tidak RT/lingkungan
datang pada bulan
keberadaan
berikutnya orang tua
24
22 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

2) Sampaikan kepada tetangga terdekat atau ketua RT/


lingkungan
Gambarbahwa sasaran Imunisasi
5. Kantong harus dibawa ke fasyankes untuk
diimunisasi
3) Jika memungkinkan, catat nomor telepon orang tua sasaran,
hubungi melalui SMS atau WA untuk mengingatkan jadwal
imunisasi anak
4) Catat alasan tidak bertemu
g. Berikan imunisasi pada sasaran yang layak diimunisasi dan
lengkapi status imunisasi anak sesuai jadwal imunisasi
h. Yang tidak layak diimunisasi (bukan kontra indikasi absolut,
contoh: demam, batuk dan pilek) diberikan kartu pengingat
(lihat gambar 4) untuk mendapatkan imunisasi paling lambat
jadwal layanan bulan berikutnya ke fasyankes manapun
i. Lakukan hal ini untuk semua posyandu dan ulangi hal ini setiap
bulan
j. Hasil layanan imunisasi harus dicatatkan kembali dalam buku
kohort bayi dan baduta
k. Petugas/kader memeriksa ulang jika masih ada anak yang tidak
datang mendapatkan pelayanan imunisasi
l. Dalam melaksanakan pelacakan status imunisasi anak di
masyarakat, akan ditemukan berbagai kelompok umur dengan
status imunisasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Lengkapi status imunisasi sesuai umur sasaran
2) Berikan imunisasi sesuai usia sasaran (Sumber: buku KIA,
Kemenkes):
a) Bayi usia > 7 hari sd 11 bulan dengan memberikan
imunisasi dasar lengkap. Untuk anak usia lebih dari 7 hari
belum mendapatkan HB0 tidak diperbolehkan diberikan
imunisasi HB0
b) Baduta usia 18 sd 24 bulan dengan memberikan
pemberian imunisasi lanjutan
c) Anak usia lebih 12 bulan yang belum diimunisasi atau
lengkap imunisasinya harus diberikan imunisasi dasar
lengkap kecuali BCG dan HB0 (sumber buku KIA)
Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 25
23

Gambar 6. Diagram
e Metode Pemberian Antigen
SMS/WhatsApp ReminderBerdasarkan Umur
yang Tidak Sesuai Jadwal
Penggunaan metode SMS/WhatsApp untuk mengingatkan orang
tua/ibu/pengasuh anak untuk membawa anaknya ke posyandu
mendapatkan imunisasi.

Daftar Bayi/Baduta
Langkah- langkah yang dilakukan sebagai berikut:
yang masuk kategori
LO atau DO
1) Catat nama orangtua anak/pengasuh lengkap dengan nomor
HP/WA
2) Masukkan dalam daftar kontak HP petugas/kader
3) Berdasarkan buku kohort bayi Usia
Usia 8 hari - <12 bulan
dan12kohort baduta, kader
- <24 bulan
mengingatkan orangtua anak/pengasuh yang akan
mendapatkan imunisasi pada hari buka posyandu berikutnya
melalui SMS/WA
4) Catat tanggal pelayanan imunisasi sesuai jenis antigen di kohort
bayi, kohort balita dan buku KIA segera setelah pelayanan dan
buatlah
Identifikasi jenis pengingat sesuai jadwal
Identifikasi imunisasi berikutnya
jenis
Identifikasi jenis
imunisasi5)dasar
Bayi atau badutaimunisasi dasar datang
yang tidak lengkap dicatat di dalam format
imunisasi lanjutan
lengkap yang belum
pelacakan yang belum didapat
yang belum didapat
didapat (kecuali HB0 dan BCG)
Catat di formulir
Catat di formulir Catat di formulir
2. Intervensi pelacakan
pelacakanPelacakan Bayi/Badutapelacakan
LO dan DO
Intervensi setelah pelacakan dilakukan terhadap bayi dan baduta yang
tidak datang ke pelayanan imunisasi, tindakan ini dilaksanakan segera
setelah pelayanan imunisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siapkan Format Pelacakan (Lampiran 4)
b. Bayi atau baduta yang tidak datang pada sesi imunisasi sebelumnya
dicatat di dalam format pelacakan
c. Sasaran yang tidak datang sesuai dengan format pelacakan
disampaikan kepada kader atau bidan untuk menggerakkan
sasaran ke fasyankes untuk mendapatkan
Lengkapi imunisasi imunisasi
Lengkapi imunisasi
Catat did.Buku
Petugas/kader
KIA/KMS, mendatangi kediaman
Catat anak
di Bukuyang tidak datang
KIA/KMS,
kohort bayi, metode
imunisasi kohort balita, metode
pelacakan, register bayi pelacakan, register baduta
e. Jika petugas/kader dapat bertemu dengan orang tua anak:
1) Tanyakan alasan tidak datang imunisasi
2) Lakukan edukasi tentang pentingnya imunisasi sehingga
orang tua sasaran bersedia datang ke fasyankes
f. Jika petugas/kader tidak dapat bertemu dengan orang tua anak:
1) Tanyakan ke tetangga terdekat atau ketua RT/lingkungan
keberadaan orang tua
24
26 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

C. PENCATATAN DANkepada
2) Sampaikan PELAPORAN
tetangga terdekat atau ketua RT/
lingkungan bahwa sasaran harus dibawa ke fasyankes untuk
diimunisasipelacakan dan intervensi dicatat pada buku KIA,
Hasil pelaksanaan
3) Jika
formulir memungkinkan,
pelacakan, dan bannercatat MVMH,nomor telepon
setelah orang tuakemudian
diimunisasi sasaran,
hubungi melalui SMS atau WA untuk mengingatkan
hasil pelaksanaannya harus dipindahkan ke kohort bayi dan baduta. jadwal
imunisasidan
Hasil pelacakan anakintervensi bayi dan baduta belum/tidak lengkap
imunisasi dilaporkantidak
4) Catat alasan bertemu
setiap bulan secara berjenjang bersamaan
g. Berikan
dengan laporanimunisasi pada sasaran
PWS imunisasi yang layak
menggunakan format diimunisasi
pada lampirandan
lengkapi
7, 8 dan 9. status imunisasi anak sesuai jadwal imunisasi
h. Yang tidak layak diimunisasi (bukan kontra indikasi absolut,
Jika contoh: demam,
anak datang batuk usia
dengan dan ≥pilek) diberikan
12 bulan kartu pengingat
belum/tidak lengkap
(lihat gambar
imunisasi 4) untuk
harus dicatat mendapatkan
di buku KIA namun imunisasi paling sebagai
tidak dilaporkan lambat
jadwal layanan bulan berikutnya ke fasyankes
laporan cakupan program dan tidak dihitung sebagai cakupan IDL. manapun
i. Lakukan hal ini untuk semua posyandu dan ulangi hal ini setiap
bulan
D. MONITORING
j. Hasil layananDAN EVALUASI
imunisasi harus dicatatkan kembali dalam buku
kohort bayi dan baduta
k. Petugas/kader
Monitoring memeriksa
dan evaluasi ulang jika
bertujuan masihmenilai
untuk ada anak yang tidak
keberhasilan
datang mendapatkan
pelaksanaan pelayanantermasuk
program Imunisasi, imunisasi pelacakan anak yang
l. Dalam
belum melaksanakan
dan tidak pelacakan
lengkap diimunisasi status
meliputi imunisasi
aspek masukananak di
(input),
masyarakat,
proses, maupun akankeluaranditemukan
(output).berbagai kelompok
Pelaksanaan umurbayi
pelacakan dengan
dan
status
baduta imunisasilengkap
belum/tidak yang berbeda-beda.
diimunisasi juga Oleh karena
dapat itu perlu
dimanfaatkan
untukdilakukan
memantau hal-hal sebagai berikut:
manajemen data di tingkat pelayanan serta untuk
1) Lengkapi
meningkatkan statuspencatatan
sistem imunisasi sesuai umur sasaran
dan pelaporan program imunisasi
2) Berikan imunisasi sesuai usia sasaran (Sumber: buku KIA,
rutin.
Kemenkes):
a) Bayi usia > 7 hari sd 11 bulan dengan memberikan
1. Monitoring
Monitoring imunisasi dasar untuk
bertujuan lengkap. Untuk anakproses
mengamati usia lebih dari 7 hari
pelaksanaan
pelacakan belum mendapatkan
di wilayah dengan HB0 aksestidak
dan diperbolehkan diberikan
pemanfaatan imunisasi
imunisasi Pemantauan
yang bermasalah. HB0 juga dilakukan untuk memberikan
b) Baduta
tindakan korektif usia 18 sd 24
jika diperlukan bulan dan
perbaikan dengan memberikan
penyempurnaan.
pemberian imunisasi lanjutan
c) Anakpemantauan
Pelaksanaan usia lebih 12 bulan yang
dilakukan belum dengan
bersamaan diimunisasi atau
kegiatan
Supervisi lengkap
Suportifimunisasinya harus diberikan
dengan memperhatikan imunisasi dasar
prinsip-prinsip:
a. Fokus lengkap kecuali BCGproses
pada pengamatan dan HB0 (sumber
kinerja buku KIA)
petugas
b. Meningkatkan motivasi petugas dalam pelaksanaan kegiatan
c. Memastikan strategi atau langkah-langkah dilaksanakan
dengan baik
Bab
Bab 2.
2. Pelacakan
Pelacakan Bayi
Bayi dan
dan Baduta
Baduta Belum/Tidak
Belum/Tidak Lengkap
Lengkap Imunisasi
Imunisasi 25
27

Gambar 6. Diagrammasalah
d. Pemecahan Pemberian Antigen Berdasarkan Umur
yang
e. Melakukan koreksiTidak
atauSesuai
prosesJadwal
pembelajaran dengan on the
job training (OJT)

Hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan dituliskan dalam bentuk


laporan dan disampaikan kepada pimpinan satuan kerja pelaksana
Daftar Bayi/Baduta
kegiatan pelacakan, pimpinan
yang masuk satuan
kategorikerja pelaksana pemantauan,
dan pengelola programLOimunisasi
atau DO di wilayah kerjanya.

2. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai keberhasilan kegiatan
pelacakan
Usia 8 hari bayi dan baduta belum/tidak
- <12 bulan lengkap
Usia 12 imunisasi.
- <24 bulan
Kegiatan ini dapat berupa pertemuan evaluasi, pengkajian data dan
hasil kegiatan yang dituangkan dalam bentuk laporan. Kegiatan
evaluasi bertujuan untuk menilai peningkatan cakupan dibanding
data sebelumnya. Ukuran keberhasilan kegiatan pelacakan antara
lain:
a. Turunnya
Identifikasi jenis jumlah LO dan Identifikasi
DO jenis
Identifikasi jenis
imunisasi dasar
b. Peningkatan cakupanimunisasi
imunisasidasar lengkap
rutin seluruh antigen imunisasi lanjutan
lengkap yang belum yang belum didapat
c. Dalam melaksanakan evaluasi seyogyanyayangdapat
belum didapat
didapat (kecuali HB0 dan BCG)
mengidentifikasi hambatan dan tantangan Catat di formulir
pelaksanaan,
Catat di formulir Catat di formulir
pelacakan
ketersediaan sumber daya pelacakan
pelacakan (alat, bahan, dana), kapasitas
pelaksana, dukungan dan komitmen pimpinan dan integrasi
dengan program lain. Hasil kegiatan evaluasi disampaikan
kepada semua pihak terkait

Lengkapi imunisasi Lengkapi imunisasi


Catat di Buku KIA/KMS, Catat di Buku KIA/KMS,
kohort bayi, metode kohort balita, metode
pelacakan, register bayi pelacakan, register baduta
28 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Hasil pelaksanaan pelacakan dan intervensi dicatat pada buku KIA,


formulir pelacakan, dan banner MVMH, setelah diimunisasi kemudian
hasil pelaksanaannya harus dipindahkan ke kohort bayi dan baduta.
Hasil pelacakan dan intervensi bayi dan baduta belum/tidak lengkap
imunisasi dilaporkan setiap bulan secara berjenjang bersamaan
dengan laporan PWS imunisasi menggunakan format pada lampiran
7, 8 dan 9.

Jika anak datang dengan usia ≥ 12 bulan belum/tidak lengkap


imunisasi harus dicatat di buku KIA namun tidak dilaporkan sebagai
laporan cakupan program dan tidak dihitung sebagai cakupan IDL.

D. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan


pelaksanaan program Imunisasi, termasuk pelacakan anak yang
belum dan tidak lengkap diimunisasi meliputi aspek masukan (input),
proses, maupun keluaran (output). Pelaksanaan pelacakan bayi dan
baduta belum/tidak lengkap diimunisasi juga dapat dimanfaatkan
untuk memantau manajemen data di tingkat pelayanan serta untuk
meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan program imunisasi
rutin.

1. Monitoring
Monitoring bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan
pelacakan di wilayah dengan akses dan pemanfaatan imunisasi
yang bermasalah. Pemantauan juga dilakukan untuk memberikan
tindakan korektif jika diperlukan perbaikan dan penyempurnaan.

Pelaksanaan pemantauan dilakukan bersamaan dengan kegiatan


Supervisi Suportif dengan memperhatikan prinsip-prinsip:
a. Fokus pada pengamatan proses kinerja petugas
b. Meningkatkan motivasi petugas dalam pelaksanaan kegiatan
c. Memastikan strategi atau langkah-langkah dilaksanakan
dengan baik
Bab 2.Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 29

d. Pemecahan masalah
e. Melakukan koreksi atau proses pembelajaran dengan on the
job training (OJT)

Hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan dituliskan dalam bentuk


laporan dan disampaikan kepada pimpinan satuan kerja pelaksana
kegiatan pelacakan, pimpinan satuan kerja pelaksanapemantauan,
dan pengelola program imunisasidi wilayah kerjanya.

2. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai keberhasilan kegiatan
pelacakan bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi.
Kegiatan ini dapat berupa pertemuan evaluasi,pengkajian data dan
hasil kegiatan yang dituangkan dalam bentuk laporan. Kegiatan
evaluasi bertujuan untuk menilai peningkatan cakupan dibanding
data sebelumnya. Ukuran keberhasilan kegiatan pelacakan antara
lain:
a. Turunnya jumlah LO dan DO
b. Peningkatan cakupan imunisasirutin seluruh antigen
c. Dalam melaksanakan evaluasi seyogyanya dapat
mengident asi hambatan dan tantangan pelaksanaan,
ketersediaan sumber daya (alat, bahan, dana), kapasitas
pelaksana, dukungan dan komitmen pimpinan dan integrasi
dengan program lain. Hasil kegiatan evaluasi disampaikan
kepada semua pihak terkait
28 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 29

LAMPIRAN
32 LAMPIRAN 1

Contoh Cara Penghitungan LO dan DO

Contoh cara menetapkan kategorisasi akses


dengan menghitung cakupan dan LO:
Sasaran: 120 anak
Capaian BCG = 106 anak

Cakupan/Sasaran X 100% = 106/120 X 100% = 8.3%


(Sasaran – Capaian BCG)/Sasaran x 100% =
(120 – 106)/120 x 100 % = 11.6%.

Contoh cara menetapkan klasifikasi pemanfaatan


dengan menghitung DO bayi:
Jumlah sasaran = 120 anak
Capaian DPT-HB-Hib 1 = 98 anak
Capaian DPT-HB-Hib 3 = 85 anak
Capaian Campak Rubella 1 = 85 anak

Cakupan DPT-HB-Hib 1 = 98/120 X 100% = 82%


Cakupan DPT-HB-Hib 3 = 85/120 x 100% = 71%
Cakupan Campak Rubella 1 = 85/120 X 100% = 71%
DO DPT-HB-Hib = (DPT-HB-Hib 1 – DPT-HB-Hib 3)/DPT-HB-Hib 1 x 100 =
(98 – 85)/98 x 100 = 13%.
DO DPT-HB-Hib = (82% - 71%)/82% x 100 = 13%.
DO Campak Rubella 1 = (DPT-HB-Hib 1 – Campak Rubella 1)/DPT-HB-Hib 1 x
100 = (98 – 85)/98 x 100 = 13%.
DO Campak Rubella 1 = (82% - 71%)/82% x 100 = 13%.

Contoh cara menetapkan klasifikasi pemanfaatan


dengan menghitung DO baduta:
Jumlah sasaran = 120 anak

Capaian DPT-HB-Hib 3 = 98 anak (82%)


Capaian DPT-HB-Hib 4 = 85 anak (71%)
Capaian Campak Rubella 1 = 98 anak (82%)
Capaian Campak Rubella 2 = 85 anak (71%)
Cakupan DPT-HB-Hib 3 = 98/120 X 100% = 82%
Cakupan DPT-HB-Hib 4 = 85/120 x 100% = 71%
Cakupan Campak Rubella 1 = 85/120 X 100% = 71%
DO DPT-HB-Hib = (DPT-HB-Hib 3 – DPT-HB-Hib 4)/DPT-HB-Hib 3 x 100 = (98
– 85)/98 x 100 = 13%.
DO DPT-HB-Hib = (82% - 71%)/82% x 100 = 13%.
DO Campak Rubella = (Campak Rubella 1 - Campak Rubella 2)
Atau DO Campak Rubella = (82% - 71%)/82% x 100 = 13
MY VILLAGE
PUSKESMAS : MY HOME RT/RW :
KELURAHAN/DESA : POSYANDU :

Anak Usia 18-24


Tanggal Jenis BAYI
Nama Orang Alamat bulan
No. Lahir/ Kelamin Keterangan
Bayi Tua RT/RW DPT-HB-Hib Polio Campak/ DPT-
Umur (L/P) HB0 BCG IPV IDL Campak
1 2 3 1 2 3 4 MR HB-Hib
My Village My Home
LAMPIRAN 2
33
34
FORMAT DAFTAR PELAYANAN IMUNISASI

Posyandu : RT/RW :
Desa/ Kelurahan : Puskesmas :
Bulan : Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Imunisasi
LAMPIRAN 3

Status Imunisasi Dasar


Lanjutan

Jenis
Nama Tanggal Nama
No. Kelamin Alamat Telp. Ket.
Bayi Lahir Ibu
(L/P)

IPV

HB0
BCG
MR 1
MR 2

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 4

DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
Format Daftar Pelayanan Imunisasi

Petunjuk Pengisian:
MR: Campak/Campak Rubella
Bila bayi/baduta sudah diimunisasi maka isilah kolom antigen yang diberikan dengan tanggal pemberian imunisasi.
Bila bayi/baduta belum datang ke pos pelayanan imunisasi, maka beri tanda centang (√) menggunakan pensil.
FORMAT PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/
TIDAK LENGKAP IMUNISASI

Jenis Kelamin Nama Orangtua/ Jenis Imunisasi/Antigen


No. Nama Bayi Tgl Lahir Alamat Telp Keterangan
(L/P) Pengasuh yang belum diberikan

Keterangan: Tuliskan alasan tidak diimunisasi


Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
Format Pelacakan bayi dan baduta
LAMPIRAN 4
35
36 LAMPIRAN 5

Cara Pengisian Kotak Pengingat

Contoh Pengisian Kotak Pengingat

Anak “Saleh” terjadwal memperoleh DPT-HB-Hib 1 tanggal 5 Januari,


kemudian kartu anak Saleh diletakkan di amplop/folder bulan Januari.
Apabila tanggal 5 Januari anak Saleh mendapatkan pelayanan maka
ditulis di kartu pengingat dan dipindahkan ke amplop/folder bulan
Februari. Apabila anak Saleh tidak datang pada tanggal 5 Januari, maka
petugas meminta tolong kader untuk mencari dan menganjurkan/
memprioritaskan anak Saleh ke Posyandu/Puskesmas/Fasilitas
Kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi di bulan berikutnya,
kartu pengingat anak Saleh dipindahkan ke bulan Februari untuk
mendapatkan DPT-HB-Hib 1.

Contoh Pengisian Kantong Imunisasi

Anak “Fina” terjadwal memperoleh Polio tetes 1 tanggal 5 Januari,


kemudian kartu anak Fina diletakkan di kantong imunisasi bulan
Januari. Apabila tanggal 5 Januari anak Fina mendapatkan pelayanan
maka ditulis di kartu pengingat dan dipindahkan ke kantong imunisasi
bulan Februari. Apabila anak Fina tidak datang pada tanggal 5
Januari, maka petugas meminta tolong kader untuk mencari dan
menganjurkan/memprioritaskan anak Fina ke Posyandu/Puskesmas/
Fasilitas Kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi di bulan
berikutnya, kartu pengingat anak Fina dipindahkan ke kantong
imunisasi bulan Februari untuk mendapatkan Polio tetes 1.
LAMPIRAN 6 37

Permasalahan Akses dan Pemanfaatan

Masalah Akses (LO) dan solusi Masalah pemanfaatan (DO) dan solusi

Masalah: Masalah:
Lokasi pelayanan yang jauh Kekurangan vaksin (stock-outs)

Solusi: Solusi:
• Penambahan jumlah posyandu • Pelatihan cara menghitung kebutuhan
• Pelaksanaan Sustainable Outreach Services vaksin untuk tiap puskesmas termasuk
(SOS) perhitungan stok cadangan 25% dari total
• Dapat juga dengan melakukan kegiatan kebutuhan
terpadu seperti dengan program gizi, KIA,
pengobatan dsb.

Masalah: Masalah:
Waktu pelayanan yang tidak sesuai dengan Orang tua/pengasuh tidak tahu kapan harus
waktu ibu/pengasuh untuk datang ke tempat kembali untuk mendapatkan pelayanan
pelayanan Imunisasi berikutnya

Solusi: Solusi:
Pengaturan kembali jadwal posyandu/ • Selalu diberikan edukasi sebelum
pelayanan yang disesuaikan dengan waktu ibu- kegiatan vaksinasi termasuk kapan ibu
ibu, misalnya masa panen maka jadual dapat harus kembali
disesuaikan • Membekali orang tua dengan buku KIA
atau media KIE lainnya

Masalah: Masalah:
Kekurangan petugas imunisasi Orang tua/pengasuh beranggapan bahwa
satu kali pemberian imunisasi sudah cukup
Solusi:
• Penambahan tenaga Solusi:
• Mengoptimalkan bidan atau perawat lain • Lakukan edukasi sebelum kegiatan
sebagai vaksinator imunisasi untuk memberitahukan
• Pelaksanaan SOS manfaat Imunisasi lengkap, termasuk
jadwal Imunisasi
• Membekali ibu dengan media KIE
tentang pentingnya Imunisasi lengkap

Masalah: Masalah:
Orang tua/pengasuh tentang tidak paham Adanya hambatan Komunikasi
program Imunisasi
Solusi:
Solusi: Pelatihan teknik komunikasi yang baik
• Pemberian KIE kepada ibu-ibu sebelum
kegiatan vaksinasi
• Bekerja sama dengan kader setempat untuk
berkomunikasi dengan masyarakatnya
• Bekerja sama dengan tokoh masyarakat atau
tokoh agama untuk penggerakan sasaran
38

REKAPAN PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/ TIDAK LENGKAP IMUNISASI


DI TINGKAT PUSKESMAS

Bulan : Tahun :

# Anak yang dilacak berdasarkan Jenis Antigen


Petunjuk

Jenis Antigen yang diberikan


yang belum diberikan
# anak
LAMPIRAN

# anak yang
Teknis 7

Nama Nama
No yang dilacak
Posyandu Petugas
dilacak dan di

IPV
IPV

BCG
BCG

MR 1
MR 2
MR 1
MR 2

imunisasi

OPV4
OPV4

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

TOTAL

Petunjuk pengisian
MR: Campak/Campak Rubella
Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen yang
belum diberikan
Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
berdasarkan antigen yang diberikan
REKAPAN PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/TIDAK LENGKAP IMUNISASI
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Bulan : Tahun :

# Anak yang dilacak berdasarkan Jenis Antigen


Jenis Antigen yang diberikan
yang belum diberikan
# anak
# anak yang
Nama Nama
No yang dilacak
Puskesmas Petugas
dilacak dan di

IPV
IPV

BCG
BCG

MR 1
MR 2
MR 1
MR 2

imunisasi

OPV4
OPV4

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

TOTAL
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap

Petunjuk pengisian
MR: Campak/Campak Rubella
Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
LAMPIRAN

Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
8
Imunisasi

Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen yang
belum diberikan
Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
39

berdasarkan antigen yang diberikan


40

REKAPAN PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/TIDAK LENGKAP IMUNISASI


DI TINGKAT PROVINSI
Bulan : Tahun :

# Anak yang dilacak berdasarkan Jenis Antigen


Petunjuk

Jenis Antigen yang diberikan


yang belum diberikan
# anak
LAMPIRAN

Nama # anak yang


Teknis 9

Nama
No Kabupaten yang dilacak
Petugas
/Kota dilacak dan di

IPV
IPV

BCG
BCG

MR 1
MR 2
MR 1
MR 2

imunisasi

OPV4
OPV4

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

TOTAL

Petunjuk pengisian
MR: Campak Rubella
Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi dan baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen
yang belum diberikan
Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
berdasarkan antigen yang diberikan
42 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Didukung oleh:

ISBN 978-602-416-828-5

Anda mungkin juga menyukai