47
Ind
p
PETUNJUK TEKNIS
PELACAKAN BAYI DAN BADUTA
BELUM/TIDAK LENGKAP
IMUNISASI
PETUNJUK TEKNIS
PELACAKAN BAYI DAN BADUTA
BELUM/TIDAK LENGKAP
IMUNISASI
ISBN 976-602-416-828-5
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Judul I. MOTHER AND CHILD RELATION KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
II. VACCINES
III. IMMUNIZATION 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
hidayahNya sehingga Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak
Lengkap Imunisasi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Dalam beberapa tahun terakhir, berdasarkan data laporan rutin cakupan imunisasi,
jumlah anak yang tidak imunisasi maupun anak yang tidak menyelesaikan semua
jadwal imunisasinya semakin besar. Diperkirakan terdapat satu juta anak yang tidak
imunisasi/tidak lengkap status imunisasinya setiap tahun di Indonesia. Data survei
termasuk Riset Kesehatan Dasar menemukan kondisi yang sama.
Melalui petunjuk teknis ini, puskesmas dapat bekerja mengimunisasi semua anak
yang ada dalam wilayah kerjanya, tentu saja dengan bantuan dan dukungan dari
Kabupaten/Kota secara berjenjang hingga ke tingkat pusat. Saya mengajak seluruh
pihak untuk dapat mensosialisasikan metode ini, dapat diimplementasikan secara
efektif dan semua anak di Indonesia mendapatkan haknya untuk imunisasi.
Petunjuk teknis masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan di masa
yang akan datang.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun,
narasumber, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi.
TIM PENYUSUN
Pengarah:
Anung Sugihantono, dr, M. Kes
R. Vensya Sitohang, drg. M. Epid
Editor:
Ratna Budi Hapsari, dr, MKM
Gertrudis Tandy, dr, MKM
Syamsu Alam, SKM, M. Epid
Penyusun:
Agustina Saranga, SKM
Ahmad Rizal, SKM, M. Epid
Anggun Pratiwi, SKM
Dini Surgayanti, SKM
Devy Nurdiansyah, AMKL
Eka Desi Purwanti, SKM
H. Hakimi, SKM, M.Sc
Junghans. S, SKM, M. Kes
Lulu A.D, SKM, MIPH
Novayanti R. Tangirerung, dr
Nurlely Bethesda, dr, MPH
Reza Isfan, SKM, MKM
Sekar Astrika Fardani, SKM
Sofya Umi Labiba, SKM
Syafriyal, SKM, M. Sc
Tri Setyanti, dr. M.Epid
Yusneri, SKM, M.M
iii iv
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1. PENDAHULUAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah A. Latar Belakang
BA : Baik B. Konsep Penjangkauan Sasaran
BCG : Bacillus Calmette-Guérin C. Tujuan
BLF : Back Log Fighting D. Ruang Lingkup
BU : Buruk E. Sasaran
DAK : Dana Alokasi Kesehatan
DO : Drop Out
DOFU : Drop Out Follow Up
DPT-HB-Hib 1 : Difteri Pertusis Tetanus – Hepatitis B – Haemofilus Influenza type-b
IDL : Imunisasi Dasar Lengkap
IRL : Imunisasi Rutin Lengkap
KLB : Kejadian Luar Biasa
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
LO : Left Out
MO : Missed opportunity
MVMH : My Village My Home
PD3I : Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PMK : Peraturan Menteri Kesehatan
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
Risti : Risiko Tinggi
SDKI : Survei Dasar Kesehatan Indonesia
SKP : Sasaran Kinerja Pegawai
SMS : Short Message Service
SPM : Standard Pelayanan Minimum
SUSENAS : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TOMA : Tokoh Masayarakat
TOGA : Tokoh Agama
UCI : Universal Child Immunization
© UNICEF Indonesia
2 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 1. Pendahuluan 3
A. LATAR BELAKANG Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, cakupan Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL) secara nasional mengalami penurunan (57,9%)
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan perlindungan dibandingkan hasil riset tahun 2013 (59,2%), anak yang tidak
terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diimunisasi tahun 2018 (9,2%) lebih tinggi dibandingkan data tahun
(PD3I), saat ini setidaknya ada 10 jenis antigen yang digunakan dalam 2013 (8,7%).
imunisasi program di Indonesia. Cakupan imunisasi yang tinggi
(≥ 95%) dan merata di semua desa/kelurahan akan membentuk Cakupan imunisasi yang rendah berpotensi menimbulkan Kejadian
kekebalan kelompok (herd immunity). Jadwal imunisasi program yang Luar Biasa Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
diselenggarakan pemerintah saat ini dapat dilihat pada tabel berikut: (KLB PD3I). Berbagai alasan anak tidak diimunisasi antara lain takut
demam, keluarga tidak mengizinkan, pos imunisasi terlalu jauh, orang
Tabel 1. Jadwal Imunisasi Rutin tua sibuk, anak sering sakit, tidak tahu tempat pelayanan imunisasi
dan kurangnya informasi dari petugas kesehatan. Penolakan vaksin
dengan berbagai alasan di beberapa daerah cenderung meningkat hal
Usia Minimum Antigen ini mempengaruhi cakupan imunisasi (Riskesdas 2013).
0 bulan Hepatitis B (< 24 Jam)
Diperlukan strategi khusus untuk meminimalkan jumlah anak yang
1 bulan BCG, bOPV (Polio tetes) 1
belum diimunisasi (Left Out) dan tidak lengkap imunisasi (Drop Out)
2 bulan DPT-HB-Hib 1, bOPV (Polio tetes) 2, PCV 1 * dengan cara menemukan anak yang belum mendapatkan pelayanan
imunisasi atau tidak memperoleh imunisasi sesuai jadwal.
3 bulan DPT-HB-Hib 2, bOPV (Polio tetes) 3, PCV 2*
4 bulan DPT-HB-Hib 3, bOPV (Polio tetes) 4, IPV
9 bulan Campak Rubella 1 B. KONSEP PENJANGKAUAN SASARAN
10 bulan JE* Pemerintah wajib memastikan agar semua anak memiliki akses dan
12 bulan PCV 3* kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan imunisasi,
tanpa memandang status sosial, ekonomi, geografis dan jenis kelamin.
18 bulan DPT-HB-Hib 4, Campak Rubella 2
Untuk mencegah peningkatan jumlah anak belum/tidak lengkap
Kelas 1 SD DT, Campak Rubela imunisasinya perlu dilakukan kegiatan pelacakan bayi dan baduta
Kelas 2 SD oleh petugas kesehatan Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas.
Td
Dalam melaksanakan pelacakan, petugas kesehatan Puskesmas
Kelas 5 SD Td, HPV 1* dibantu oleh kader kesehatan. Sasaran pelacakan adalah anak-anak
Kelas 6 SD HPV 2* yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi sama sekali (Left Out)
atau yang belum lengkap imunisasinya (Drop Out).
WUS Td, berdasarkan skrining
Left Out adalah anak tidak imunisasi (belum pernah
*) khusus di daerah terpilih LO diimunisasi sama sekali) yang usianya dalam sasaran
program imunisasi (eligible).
upaya sendiri untuk mendapatkan pelayanan imunisasi yang diukur Semua intervensi yang disebutkan di atas, dilakukan untuk
dengan melihat cakupan jenis antigen pertama yang diperoleh anak meningkatkan cakupan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) sesuai dengan
yaitu BCG. target yang ditentukan sehingga terbentuk kekebalan komunitas.
Drop Out Bayi adalah bayi yang sudah mendapatkan Dengan mengetahui LO dan DO kita dapat melakukan pemetaan
kesempatan pertama imunisasi namun tidak menyelesaikan masalah akses ataupun pemanfaatan imunisasi di suatu daerah,
DO rangkaian dosis pemberian sesuai jadwal, diukur dengan dikatakan bermasalah apabila LO dan atau DO lebih dari 5% (lima
cakupan DPT-HB-Hib 1- DPT-HB-Hib 3 atau DPT-HB-Hib persen).
1-Campak Rubella.
Panduan dalam melakukan analisa dan pemetaan masalah akses dan
Angka DO menjadi Indikator terhadap pemanfaatan imunisasi. pemanfaatan imunisasi dapat menggunakan tabel di bawah ini:
Pemanfaatan imunisasi adalah kesempatan masyarakat menggunakan
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan layanan imunisasi yang diukur Tabel 2. Penentuan Kategori Masalah Akses
dengan cakupan DPT-HB-Hib 1- DPT-HB-Hib 3 atau DPT-HB-Hib 1- dan Pemanfaatan Imunisasi
Campak Rubella.
Dengan melakukan pelacakan anak yang belum imunisasi atau yang DO < 5% atau DO > 5% atau
belum lengkap imunisasi maka kita meminimalkan terjadinya Missed Cakupan > 95% Cakupan <95%
opportunity (MO).
Kategori 1 Kategori 2
Missed opportunity adalah hilangnya kesempatan seorang LO <5 % atau Baik-Baik/BABA Baik-Buruk/BABU
MO
anak untuk memperoleh imunisasi sesuai jadwal. Cakupan >95% Akses : Akses :
Pemanfaatan : Pemanfaatan :
Hasil dari pelacakan yaitu berupa anak-anak yang belum di imunisasi Kategori 3 Kategori 4
atau yang tidak lengkap imunisasinya ditindaklanjuti dengan intervensi LO > 5% atau Buruk-Baik/BUBA Buruk-Buruk/BUBU
berupa pemberian edukasi, motivasi, ajakan untuk imunisasi, selain Cakupan < 95% Akses : Akses :
itu dapat juga dilakukan intervensi aktif berupa Sweeping, Drop Out Pemanfaatan : Pemanfaatan :
Follow Up (DOFU).
Sweeping adalah upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi Jika terdapat LO atau DO bernilai negatif termasuk
ke dalam kategori buruk (BU). Lakukan pengecekan
bayi/baduta yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali atau bila
akurasi data dan telusuri permasalahannya. Misalnya
cakupan imunisasi dasar di tingkat desa/kelurahan tidak mencapai ada anak yang datang pertama kali pada usia empat
target selama 3 bulan berturut-turut. bulan, tetapi dicatat sebagai DPT-HB-Hib 3 (seharusnya
DPT-HB-Hib 1) atau ada sasaran dari luar daerah.
Drop Out Follow Up, Melengkapi imunisasi dasar bagi
DOFU bayi yang sudah pernah mendapatkan pelayanan imunisasi
sebelumnya, namun belum lengkap sesuai dengan usianya.
6 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 1. Pendahuluan 7
Prinsip pelacakan bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi adalah C. TUJUAN
untuk memastikan bayi dan baduta di wilayah kerja mendapat pelayanan
imunisasi sesuai jadwal. Tahapan pelacakan dapat dimodifikasi sesuai Buku ini sebagai acuan melaksanakan pelacakan bayi dan baduta
dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan, seperti pada bagan di belum/tidak lengkap imunisasi sehingga semua anak mendapatkan
bawah ini: pelayanan imunisasi.
dilakukan oleh dilakukan oleh Buku petunjuk teknis ini ditujukan sebagai penuntun pelacakan
Kabupaten/Kota Puskesmas kelengkapan imunisasi bayi dan baduta dengan jenis antigen sesuai
yang diberikan pada usia 0 – 18 bulan seperti yang tertulis pada Tabel 1.
A B
Pemetaan Masalah
(Analisa Cakupan Pemetaan
E . SASARAN
Menentukan
Imunisasi) Kab/Kota Masalah (Analisa Desa/Kelurahan/
Cakupan Imunisasi) Posyandu Lokus Petunjuk teknis ini ditujukan bagi pengelola program imunisasi di tingkat
Puskesmas
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Petugas Kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu
Menentukan (Pustu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas Lokus (Posyandu).
P1
P2 Pendataan Sasaran
dan Menyusun
Perencanaan
INTEGRASI PIS-PK
P3
P 1: Perencanaan
P2 : Penggerakan E D
dan Pelaksanaan
P3 : Pengawasan, Intervensi Pendampingan
Pengendalian (Persuasif, Kader Memilih
dan Penilaian Sweeping, DOFU) Metode Pelacakan
8 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 9
© WHO Indonesia
10 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 11
Pelacakan bayi dan baduta bertujuan untuk melacak dan menjangkau A. PERENCANAAN
bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi sesuai dengan usia serta
meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap. Sasaran dari pelacakan
ini selain bayi dan baduta, juga terhadap orang tua atau pengasuh. 1. Pemetaan Masalah
Pemetaan masalah dilakukan dengan analisis data Pemantauan
Tahapan pelacakan bayi dan baduta : Wilayah Setempat (PWS) Imunisasi, yang dilakukan secara
berjenjang di masing-masing tingkatan administrasi mulai dari
Kabupaten/Kota hingga puskesmas. Analisis dilakukan dengan
A PERENCANAAN membandingkan data cakupan imunisasi menurut antigen, untuk
mendapatkan angka Left Out (LO) dan Drop Out (DO). Hasil
1. Pemetaan Masalah analisis digunakan untuk menentukan wilayah/kelompok sasaran
2. Menetapkan Sasaran Intervensi yang menjadi prioritas dilakukannya intervensi.
3. Perencanaan Logistik dan Pendukung Lainnya
4. Perencanaan Operasional Pastikan Data PWS yang digunakan dalam analisis
adalah data yang valid dan akurat berupa: daftar
sasaran bayi dan baduta per desa/posyandu
tahunan dan bulanan tahun berjalan sesuai nama
B PELAKSANAAN sesuai alamat berdasarkan antigen di wilayah
puskesmas.
1. Penggunaan Instrumen Pelacakan Bayi/Baduta
LO dan DO
2. Intervensi Pelacakan Bayi/Baduta LO dan DO a Cara penghitungan LO (Indikator Akses)
(Jumlah DPT-HB-Hib-3 sampai bulan Prioritas pendataan adalah sasaran yang berada di daerah
berjalan di tahun lalu – Jumlah DPT-HB- dengan kriteria sebagai berikut:
DO
DPT-HB-Hib Hib-4 sampai bulan berjalan tahun ini*) a. Padat dan kumuh
= X 100% b. Banyak jumlah anak yang belum/tidak lengkap imunisasi
Baduta
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 3 bulan c. Mobilitas penduduknya tinggi
berjalan di tahun lalu dalam 1 periode d. Sering terjadi Kejadian Luar Biasa Penyakit-Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (KLB PD3I)
* Keterangan:
e. Pernah terjadi Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) berat
t%15)#)JCEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOMBMV
f. Pernah terjadi penolakan vaksin
t%15)#)JCEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOJOJ
g. Daerah pengungsian (imigran)
h. Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
i. Daerah pemukiman lain yang sulit diakses
14 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 15
Petugas kesehatan dapat memilih beberapa metode untuk My Village My Home (MVMH) berupa banner yang berisi
melaksanakan pelacakan bayi dan baduta belum imunisasi atau tidak nama sasaran/anak, tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang
lengkap imunisasi, dengan menggunakan instrumen sebagai berikut: tua, alamat, no. telepon/hp orang tua, tanggal pemberian
1) My Village My Home (MVMH) vaksinasi sesuai jenis antigen, dan kolom keterangan.
2) Daftar Pelacakan
3) Kotak Pengingat Banner MVMH dipasang di posyandu, sementara untuk
4) Kantong Imunisasi posyandu yang tidak permanen, banner MVMH disimpan
5) Short Message Service (SMS) / WhatsApp (WA) oleh kader dan dipasang menjelang pelayanan.
Metode ini hampir sama dengan metode MVMH, Kotak pengingat adalah kotak berisi kartu yang bertuliskan nama
perbedaannya adalah metode daftar pelacakan hanya sasaran (bayi dan baduta) yang akan diimunisasi setiap bulan.
digunakan oleh petugas dan tidak bisa dilihat semua orang. Kotak pengingat disimpan di puskesmas, dibawa dan diperbaharui
pada saat pelayanan posyandu.
Langkah-langkah penggunaan metode Daftar Pelacakan:
Langkah-langkah penggunaan metode kotak pengingat:
1) Siapkan format daftar pelayanan imunisasi (Lampiran 3),
kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu setempat 1) Buat kotak pengingat dengan memperkirakan isinya dapat
2) Pindahkan data sasaran bayi dan baduta yang ada di menampung seri amplop/folder menurut 12 bulan dalam
kohort bayi dan balita yang akan mendapatkan pelayanan setahun
imunisasi di posyandu setempat ke daftar pelayanan 2) Siapkan 12 amplop/folder yang akan digunakan untuk
imunisasi pada hari buka posyandu menampung kartu pengingat, tuliskan/tempelkan nama bulan
a) Catat nama bayi, tanggal lahir, jenis kelamin, nama di bagian atas setiap amplop/folder supaya mudah terlihat
orang tua, alamat, nomor telepon di kolom yang 3) Buat kartu pengingat sejumlah sasaran imunisasi bayi dan
tersedia baduta dengan mencantumkan antara lain: nama, tanggal
b) Untuk kolom imunisasi tuliskan tanggal imunisasi pada lahir anak, nama orang tua, alamat, no.telepon/hp dan jadwal
kolom jenis antigen yang sesuai imunisasi per antigen
c) Daftar anak yang akan diimunisasi pada hari pelayanan 4) Siapkan buku kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu
imunisasi dapat diumumkan melalui WA/SMS/ setempat
pengumuman mesjid, gereja, dan tempat ibadah/ 5) Catat nama, tanggal lahir anak, nama orang tua, alamat,
umum lainnya no. telepon/hp, tanggal dan jenis antigen yang sudah diberikan,
3) Pada hari pelayanan catat tanggal imunisasi sesuai jenis serta tanggal dan jenis antigen berikutnya
antigen di kohort bayi, kohort balita dan buku KIA segera 6) Letakkan kartu pengingat ke dalam amplop/folder sesuai bulan
setelah pelayanan pelaksanaan jadwal imunisasi berikutnya
4) Bayi atau baduta yang tidak datang dicatat di dalam 7) Pada hari pelayanan, kader mengambil amplop/folder yang telah
format pelacakan (Lampiran 4) berisi kartu pengingat sesuai bulan pelaksanaan posyandu
8) Catat tanggal pelayanan sesuai jenis antigen di kohort bayi,
kohort balita dan buku KIA serta kartu pengingat segera setelah
pelayanan
9) Letakkan kartu pengingat ke dalam amplop/folder bulanan
sesuai dengan jadwal imunisasi berikutnya
10) Setelah pelayanan, kartu pengingat yang tidak diletakkan
amplop/folder adalah anak yang tidak datang mendapatkan
pelayanan imunisasi, selanjutnya dicatat di dalam format
pelacakan
11) Letakkan kartu pengingat anak yang tidak datang pada bulan
berikutnya
20 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 21
2) Sampaikan kepada tetangga terdekat atau ketua RT/ Gambar 6. Diagram Pemberian Antigen Berdasarkan Umur
lingkungan bahwa sasaran harus dibawa ke fasyankes untuk yang Tidak Sesuai Jadwal
diimunisasi
3) Jika memungkinkan, catat nomor telepon orang tua sasaran,
hubungi melalui SMS atau WA untuk mengingatkan jadwal
imunisasi anak
Daftar Bayi/Baduta
4) Catat alasan tidak bertemu
yang masuk kategori
g. Berikan imunisasi pada sasaran yang layak diimunisasi dan LO atau DO
lengkapi status imunisasi anak sesuai jadwal imunisasi
h. Yang tidak layak diimunisasi (bukan kontra indikasi absolut,
contoh: demam, batuk dan pilek) diberikan kartu pengingat
(lihat gambar 4) untuk mendapatkan imunisasi paling lambat Usia 8 hari - <12 bulan Usia 12 - <24 bulan
jadwal layanan bulan berikutnya ke fasyankes manapun
i. Lakukan hal ini untuk semua posyandu dan ulangi hal ini setiap
bulan
j. Hasil layanan imunisasi harus dicatatkan kembali dalam buku
kohort bayi dan baduta
k. Petugas/kader memeriksa ulang jika masih ada anak yang tidak Identifikasi jenis Identifikasi jenis
Identifikasi jenis
datang mendapatkan pelayanan imunisasi imunisasi dasar imunisasi dasar lengkap
imunisasi lanjutan
lengkap yang belum yang belum didapat
l. Dalam melaksanakan pelacakan status imunisasi anak di yang belum didapat
didapat (kecuali HB0 dan BCG)
masyarakat, akan ditemukan berbagai kelompok umur dengan Catat di formulir
Catat di formulir Catat di formulir
pelacakan
status imunisasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu pelacakan pelacakan
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Lengkapi status imunisasi sesuai umur sasaran
2) Berikan imunisasi sesuai usia sasaran (Sumber: buku KIA,
Kemenkes):
a) Bayi usia > 7 hari sd 11 bulan dengan memberikan
imunisasi dasar lengkap. Untuk anak usia lebih dari 7 hari
belum mendapatkan HB0 tidak diperbolehkan diberikan
imunisasi HB0
b) Baduta usia 18 sd 24 bulan dengan memberikan Lengkapi imunisasi Lengkapi imunisasi
pemberian imunisasi lanjutan Catat di Buku KIA/KMS, Catat di Buku KIA/KMS,
c) Anak usia lebih 12 bulan yang belum diimunisasi atau kohort bayi, metode kohort balita, metode
pelacakan, register bayi pelacakan, register baduta
lengkap imunisasinya harus diberikan imunisasi dasar
lengkap kecuali BCG dan HB0 (sumber buku KIA)
26 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 27
1. Monitoring
Monitoring bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan
pelacakan di wilayah dengan akses dan pemanfaatan imunisasi
yang bermasalah. Pemantauan juga dilakukan untuk memberikan
tindakan korektif jika diperlukan perbaikan dan penyempurnaan.
LAMPIRAN
30 LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 31
t $BLVQBOEBMBN
Cakupan/Sasaran X 100% = 106/120 X 100% = 8.3%
t -0(Sasaran – Capaian BCG)/Sasaran x 100% =
(120 – 106)/120 x 100 % = 11.6%.
Posyandu : RT/RW :
Desa/ Kelurahan : Puskesmas :
Bulan : Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Imunisasi
Status Imunisasi Dasar
LAMPIRAN 3
Lanjutan
Jenis
Nama Tanggal Nama
No. Kelamin Alamat Telp. Ket.
Bayi Lahir Ibu
(L/P)
IPV
HB0
BCG
MR 1
MR 2
OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 4
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
Format Daftar Pelayanan Imunisasi
Petunjuk Pengisian:
t MR: Campak/Campak Rubella
t Bila bayi/baduta sudah diimunisasi maka isilah kolom antigen yang diberikan dengan tanggal pemberian imunisasi.
t Bila bayi/baduta belum datang ke pos pelayanan imunisasi, maka beri tanda centang (√) menggunakan pensil.
Contoh Pengisian Kotak Pengingat Masalah Akses (LO) dan solusi Masalah pemanfaatan (DO) dan solusi
Masalah: Masalah:
Orang tua/pengasuh tentang tidak paham Adanya hambatan Komunikasi
program Imunisasi
Solusi:
Solusi: Pelatihan teknik komunikasi yang baik
• Pemberian KIE kepada ibu-ibu sebelum
kegiatan vaksinasi
• Bekerja sama dengan kader setempat untuk
berkomunikasi dengan masyarakatnya
• Bekerja sama dengan tokoh masyarakat atau
tokoh agama untuk penggerakan sasaran
36
Bulan : Tahun :
# anak yang
7
Nama Nama
No yang dilacak
Posyandu Petugas
dilacak dan di
IPV
IPV
BCG
BCG
MR 1
MR 2
MR 1
MR 2
imunisasi
OPV4
OPV4
OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3
Teknis Pelacakan
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)
TOTAL
Petunjuk pengisian
t MR: Campak/Campak Rubella
t Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
t Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
t Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen yang
belum diberikan
t Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
t Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
berdasarkan antigen yang diberikan
BCG
BCG
MR 1
MR 2
MR 1
MR 2
imunisasi
OPV4
OPV4
OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)
TOTAL
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap
Petunjuk pengisian
t MR: Campak/Campak Rubella
t Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
LAMPIRAN
t Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
8
Imunisasi
t Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen yang
belum diberikan
t Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
t Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
37
Nama
No Kabupaten yang dilacak
Petugas
/Kota dilacak dan di
IPV
IPV
BCG
BCG
MR 1
MR 2
MR 1
MR 2
imunisasi
OPV4
OPV4
OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3
Teknis Pelacakan
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)
TOTAL
Petunjuk pengisian
t MR: Campak Rubella
t Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
t Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
t Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi dan baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen
yang belum diberikan
t Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
t Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
berdasarkan antigen yang diberikan
42 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
Didukung oleh:
ISBN 978-602-416-828-5