Anda di halaman 1dari 27

614.

47
Ind
p

PETUNJUK TEKNIS
PELACAKAN BAYI DAN BADUTA
BELUM/TIDAK LENGKAP
IMUNISASI

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2019
614.47
Ind
p

PETUNJUK TEKNIS
PELACAKAN BAYI DAN BADUTA
BELUM/TIDAK LENGKAP
IMUNISASI

614.47 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI


Ind
p Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/ Tidak
Lengkap Imunisasi.- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2019

ISBN 976-602-416-828-5
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Judul I. MOTHER AND CHILD RELATION KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
II. VACCINES
III. IMMUNIZATION 2019

Foto sampul: © UNICEF Indonesia


Kata Pengantar i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
hidayahNya sehingga Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak
Lengkap Imunisasi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Imunisasi adalah intervensi kesehatan masyarakat yang efektif pembiayaan dan


berkontribusi besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
mencegah kejadian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Untuk
itu, penyelenggaraan imunisasi sebagai prioritas nasional harus dapat menjangkau
dan dijangkau oleh masyarakat, sehingga tidak satu anak atau sasaran yang tidak
mendapatkan imunisasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, berdasarkan data laporan rutin cakupan imunisasi,
jumlah anak yang tidak imunisasi maupun anak yang tidak menyelesaikan semua
jadwal imunisasinya semakin besar. Diperkirakan terdapat satu juta anak yang tidak
imunisasi/tidak lengkap status imunisasinya setiap tahun di Indonesia. Data survei
termasuk Riset Kesehatan Dasar menemukan kondisi yang sama.

Untuk menjangkau seluruh sasaran untuk mendapatkan pelayanan imunisasi,


diperlukan metode dan pendekatan yang khusus yang dapat diimplementasikan
di puskesmas. Metode pelacakan bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi
diharapkan dapat membantu puskesmas dalam mengurangi jumlah anak yang tidak
imunisasi.

Melalui petunjuk teknis ini, puskesmas dapat bekerja mengimunisasi semua anak
yang ada dalam wilayah kerjanya, tentu saja dengan bantuan dan dukungan dari
Kabupaten/Kota secara berjenjang hingga ke tingkat pusat. Saya mengajak seluruh
pihak untuk dapat mensosialisasikan metode ini, dapat diimplementasikan secara
efektif dan semua anak di Indonesia mendapatkan haknya untuk imunisasi.

Petunjuk teknis masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan di masa
yang akan datang.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun,
narasumber, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi.

Jakarta, November 2019


Direktur Jenderal Pencegahan
Pengendalian Penyakit

dr. Anung Sugihantono, M. Kes


ii

TIM PENYUSUN

Pengarah:
Anung Sugihantono, dr, M. Kes
R. Vensya Sitohang, drg. M. Epid

Editor:
Ratna Budi Hapsari, dr, MKM
Gertrudis Tandy, dr, MKM
Syamsu Alam, SKM, M. Epid

Penyusun:
Agustina Saranga, SKM
Ahmad Rizal, SKM, M. Epid
Anggun Pratiwi, SKM
Dini Surgayanti, SKM
Devy Nurdiansyah, AMKL
Eka Desi Purwanti, SKM
H. Hakimi, SKM, M.Sc
Junghans. S, SKM, M. Kes
Lulu A.D, SKM, MIPH
Novayanti R. Tangirerung, dr
Nurlely Bethesda, dr, MPH
Reza Isfan, SKM, MKM
Sekar Astrika Fardani, SKM
Sofya Umi Labiba, SKM
Syafriyal, SKM, M. Sc
Tri Setyanti, dr. M.Epid
Yusneri, SKM, M.M
iii iv

ACKNOWLEDGEMENT DAFTAR ISI

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat


KATA PENGANTAR .............................................................................................................i
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
TIM PENYUSUN .................................................................................................................ii
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis
ACKNOWLEDGEMENT .................................................................................................... iii
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir
DAFTAR ISI .........................................................................................................................iv
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................ v
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
BAB 1. PENDAHULUAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan
A. Latar Belakang ..........................................................................2
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya
B. Konsep Penjangkauan Sasaran .................................................3
Dinas Kesehatan Kota Depok
C. Tujuan .......................................................................................7
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
D. Ruang Lingkup ..........................................................................7
Dinas Kesehatan Kota Surabaya
E. Sasaran .....................................................................................9
Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
BAB 2. PELACAKAN BAYI DAN BADUTA LEFT OUT DAN DROP OUT
Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung
A. Perencanaan ........................................................................... 11
Dinas Kesehatan Provinsi Banten
B. Pelaksanaan ............................................................................ 15
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
C. Pencatatan dan Pelaporan .....................................................26
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
D. Monitoring dan Evaluasi ........................................................26
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dinas Kesehatan Provinsi Riau
LAMPIRAN
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 1: Contoh Cara Penghitungan LO dan DO ..............................30
ITAGI
Lampiran 2: My Village My Home ..........................................................31
Komnas KIPI
Lampiran 3: Format Daftar Pelayanan Imunisasi ....................................32
UNICEF
Lampiran 4: Format Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap
WHO
Imunisasi ............................................................................33
Lampiran 5: Cara Pengisian Kotak Pengingat .........................................34
Lampiran 6: Permasalahan Akses dan Pemanfaatan ..............................35
Lampiran 7: Rekapan Pelacakan bayi dan baduta Belum/Tidak Lengkap
Imunisasi di tingkat Puskesmas ..........................................36
Lampiran 8: Rekapan Pelacakan bayi dan baduta Belum/Tidak Lengkap
Imunisasi di tingkat Kabupaten/Kota ...................................37
Lampiran 9: Rekapan Pelacakan bayi dan baduta Belum/Tidak Lengkap
Imunisasi di tingkat Provinsi................................................38
v

DAFTAR SINGKATAN
BAB 1. PENDAHULUAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah A. Latar Belakang
BA : Baik B. Konsep Penjangkauan Sasaran
BCG : Bacillus Calmette-Guérin C. Tujuan
BLF : Back Log Fighting D. Ruang Lingkup
BU : Buruk E. Sasaran
DAK : Dana Alokasi Kesehatan
DO : Drop Out
DOFU : Drop Out Follow Up
DPT-HB-Hib 1 : Difteri Pertusis Tetanus – Hepatitis B – Haemofilus Influenza type-b
IDL : Imunisasi Dasar Lengkap
IRL : Imunisasi Rutin Lengkap
KLB : Kejadian Luar Biasa
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
LO : Left Out
MO : Missed opportunity
MVMH : My Village My Home
PD3I : Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PMK : Peraturan Menteri Kesehatan
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
Risti : Risiko Tinggi
SDKI : Survei Dasar Kesehatan Indonesia
SKP : Sasaran Kinerja Pegawai
SMS : Short Message Service
SPM : Standard Pelayanan Minimum
SUSENAS : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TOMA : Tokoh Masayarakat
TOGA : Tokoh Agama
UCI : Universal Child Immunization
© UNICEF Indonesia
2 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 1. Pendahuluan 3

A. LATAR BELAKANG Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, cakupan Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL) secara nasional mengalami penurunan (57,9%)
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan perlindungan dibandingkan hasil riset tahun 2013 (59,2%), anak yang tidak
terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diimunisasi tahun 2018 (9,2%) lebih tinggi dibandingkan data tahun
(PD3I), saat ini setidaknya ada 10 jenis antigen yang digunakan dalam 2013 (8,7%).
imunisasi program di Indonesia. Cakupan imunisasi yang tinggi
(≥ 95%) dan merata di semua desa/kelurahan akan membentuk Cakupan imunisasi yang rendah berpotensi menimbulkan Kejadian
kekebalan kelompok (herd immunity). Jadwal imunisasi program yang Luar Biasa Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
diselenggarakan pemerintah saat ini dapat dilihat pada tabel berikut: (KLB PD3I). Berbagai alasan anak tidak diimunisasi antara lain takut
demam, keluarga tidak mengizinkan, pos imunisasi terlalu jauh, orang
Tabel 1. Jadwal Imunisasi Rutin tua sibuk, anak sering sakit, tidak tahu tempat pelayanan imunisasi
dan kurangnya informasi dari petugas kesehatan. Penolakan vaksin
dengan berbagai alasan di beberapa daerah cenderung meningkat hal
Usia Minimum Antigen ini mempengaruhi cakupan imunisasi (Riskesdas 2013).
0 bulan Hepatitis B (< 24 Jam)
Diperlukan strategi khusus untuk meminimalkan jumlah anak yang
1 bulan BCG, bOPV (Polio tetes) 1
belum diimunisasi (Left Out) dan tidak lengkap imunisasi (Drop Out)
2 bulan DPT-HB-Hib 1, bOPV (Polio tetes) 2, PCV 1 * dengan cara menemukan anak yang belum mendapatkan pelayanan
imunisasi atau tidak memperoleh imunisasi sesuai jadwal.
3 bulan DPT-HB-Hib 2, bOPV (Polio tetes) 3, PCV 2*
4 bulan DPT-HB-Hib 3, bOPV (Polio tetes) 4, IPV
9 bulan Campak Rubella 1 B. KONSEP PENJANGKAUAN SASARAN
10 bulan JE* Pemerintah wajib memastikan agar semua anak memiliki akses dan
12 bulan PCV 3* kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan imunisasi,
tanpa memandang status sosial, ekonomi, geografis dan jenis kelamin.
18 bulan DPT-HB-Hib 4, Campak Rubella 2
Untuk mencegah peningkatan jumlah anak belum/tidak lengkap
Kelas 1 SD DT, Campak Rubela imunisasinya perlu dilakukan kegiatan pelacakan bayi dan baduta
Kelas 2 SD oleh petugas kesehatan Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas.
Td
Dalam melaksanakan pelacakan, petugas kesehatan Puskesmas
Kelas 5 SD Td, HPV 1* dibantu oleh kader kesehatan. Sasaran pelacakan adalah anak-anak
Kelas 6 SD HPV 2* yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi sama sekali (Left Out)
atau yang belum lengkap imunisasinya (Drop Out).
WUS Td, berdasarkan skrining
Left Out adalah anak tidak imunisasi (belum pernah
*) khusus di daerah terpilih LO diimunisasi sama sekali) yang usianya dalam sasaran
program imunisasi (eligible).

Angka LO menjadi indikator terhadap akses pelayanan imunisasi.


Akses imunisasi adalah kesempatan atau kontak pertama dengan
4 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 1. Pendahuluan 5

upaya sendiri untuk mendapatkan pelayanan imunisasi yang diukur Semua intervensi yang disebutkan di atas, dilakukan untuk
dengan melihat cakupan jenis antigen pertama yang diperoleh anak meningkatkan cakupan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) sesuai dengan
yaitu BCG. target yang ditentukan sehingga terbentuk kekebalan komunitas.

Drop Out Bayi adalah bayi yang sudah mendapatkan Dengan mengetahui LO dan DO kita dapat melakukan pemetaan
kesempatan pertama imunisasi namun tidak menyelesaikan masalah akses ataupun pemanfaatan imunisasi di suatu daerah,
DO rangkaian dosis pemberian sesuai jadwal, diukur dengan dikatakan bermasalah apabila LO dan atau DO lebih dari 5% (lima
cakupan DPT-HB-Hib 1- DPT-HB-Hib 3 atau DPT-HB-Hib persen).
1-Campak Rubella.
Panduan dalam melakukan analisa dan pemetaan masalah akses dan
Angka DO menjadi Indikator terhadap pemanfaatan imunisasi. pemanfaatan imunisasi dapat menggunakan tabel di bawah ini:
Pemanfaatan imunisasi adalah kesempatan masyarakat menggunakan
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan layanan imunisasi yang diukur Tabel 2. Penentuan Kategori Masalah Akses
dengan cakupan DPT-HB-Hib 1- DPT-HB-Hib 3 atau DPT-HB-Hib 1- dan Pemanfaatan Imunisasi
Campak Rubella.

Dengan melakukan pelacakan anak yang belum imunisasi atau yang DO < 5% atau DO > 5% atau
belum lengkap imunisasi maka kita meminimalkan terjadinya Missed Cakupan > 95% Cakupan <95%
opportunity (MO).
Kategori 1 Kategori 2
Missed opportunity adalah hilangnya kesempatan seorang LO <5 % atau Baik-Baik/BABA Baik-Buruk/BABU
MO
anak untuk memperoleh imunisasi sesuai jadwal. Cakupan >95% Akses : Akses :
Pemanfaatan : Pemanfaatan :
Hasil dari pelacakan yaitu berupa anak-anak yang belum di imunisasi Kategori 3 Kategori 4
atau yang tidak lengkap imunisasinya ditindaklanjuti dengan intervensi LO > 5% atau Buruk-Baik/BUBA Buruk-Buruk/BUBU
berupa pemberian edukasi, motivasi, ajakan untuk imunisasi, selain Cakupan < 95% Akses : Akses :
itu dapat juga dilakukan intervensi aktif berupa Sweeping, Drop Out Pemanfaatan : Pemanfaatan :
Follow Up (DOFU).

Sweeping adalah upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi Jika terdapat LO atau DO bernilai negatif termasuk
ke dalam kategori buruk (BU). Lakukan pengecekan
bayi/baduta yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali atau bila
akurasi data dan telusuri permasalahannya. Misalnya
cakupan imunisasi dasar di tingkat desa/kelurahan tidak mencapai ada anak yang datang pertama kali pada usia empat
target selama 3 bulan berturut-turut. bulan, tetapi dicatat sebagai DPT-HB-Hib 3 (seharusnya
DPT-HB-Hib 1) atau ada sasaran dari luar daerah.
Drop Out Follow Up, Melengkapi imunisasi dasar bagi
DOFU bayi yang sudah pernah mendapatkan pelayanan imunisasi
sebelumnya, namun belum lengkap sesuai dengan usianya.
6 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 1. Pendahuluan 7

Prinsip pelacakan bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi adalah C. TUJUAN
untuk memastikan bayi dan baduta di wilayah kerja mendapat pelayanan
imunisasi sesuai jadwal. Tahapan pelacakan dapat dimodifikasi sesuai Buku ini sebagai acuan melaksanakan pelacakan bayi dan baduta
dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan, seperti pada bagan di belum/tidak lengkap imunisasi sehingga semua anak mendapatkan
bawah ini: pelayanan imunisasi.

Gambar 1. Alur pelaksanaan pelacakan anak yang belum


atau tidak lengkap imunisasi D. RUANG LINGKUP

dilakukan oleh dilakukan oleh Buku petunjuk teknis ini ditujukan sebagai penuntun pelacakan
Kabupaten/Kota Puskesmas kelengkapan imunisasi bayi dan baduta dengan jenis antigen sesuai
yang diberikan pada usia 0 – 18 bulan seperti yang tertulis pada Tabel 1.

A B
Pemetaan Masalah
(Analisa Cakupan Pemetaan
E . SASARAN
Menentukan
Imunisasi) Kab/Kota Masalah (Analisa Desa/Kelurahan/
Cakupan Imunisasi) Posyandu Lokus Petunjuk teknis ini ditujukan bagi pengelola program imunisasi di tingkat
Puskesmas
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Petugas Kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu
Menentukan (Pustu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas Lokus (Posyandu).

P1
P2 Pendataan Sasaran
dan Menyusun
Perencanaan
INTEGRASI PIS-PK
P3

P 1: Perencanaan
P2 : Penggerakan E D
dan Pelaksanaan
P3 : Pengawasan, Intervensi Pendampingan
Pengendalian (Persuasif, Kader Memilih
dan Penilaian Sweeping, DOFU) Metode Pelacakan
8 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 9

BAB 2. PELACAKAN BAYI


DAN BADUTA LEFT OUT
DAN DROP OUT
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Pencatatan dan Pelaporan
D. Monitoring dan Evaluasi

© WHO Indonesia
10 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 11

Pelacakan bayi dan baduta bertujuan untuk melacak dan menjangkau A. PERENCANAAN
bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi sesuai dengan usia serta
meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap. Sasaran dari pelacakan
ini selain bayi dan baduta, juga terhadap orang tua atau pengasuh. 1. Pemetaan Masalah
Pemetaan masalah dilakukan dengan analisis data Pemantauan
Tahapan pelacakan bayi dan baduta : Wilayah Setempat (PWS) Imunisasi, yang dilakukan secara
berjenjang di masing-masing tingkatan administrasi mulai dari
Kabupaten/Kota hingga puskesmas. Analisis dilakukan dengan
A PERENCANAAN membandingkan data cakupan imunisasi menurut antigen, untuk
mendapatkan angka Left Out (LO) dan Drop Out (DO). Hasil
1. Pemetaan Masalah analisis digunakan untuk menentukan wilayah/kelompok sasaran
2. Menetapkan Sasaran Intervensi yang menjadi prioritas dilakukannya intervensi.
3. Perencanaan Logistik dan Pendukung Lainnya
4. Perencanaan Operasional Pastikan Data PWS yang digunakan dalam analisis
adalah data yang valid dan akurat berupa: daftar
sasaran bayi dan baduta per desa/posyandu
tahunan dan bulanan tahun berjalan sesuai nama
B PELAKSANAAN sesuai alamat berdasarkan antigen di wilayah
puskesmas.
1. Penggunaan Instrumen Pelacakan Bayi/Baduta
LO dan DO
2. Intervensi Pelacakan Bayi/Baduta LO dan DO a Cara penghitungan LO (Indikator Akses)

Jumlah bayi baru lahir – jumlah bayi


yang diimunisasi BCG
C PENCATATAN DAN PELAPORAN LO = X 100%
Jumlah bayi baru lahir

* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan


analisis (bulan berjalan)
D MONITORING DAN EVALUASI
b Cara penghitungan DO (Indikator Pemanfaatan)

DO pada bayi dapat di hitung dengan mencari selisih cakupan


DPT-HB-Hib 1 dengan DPT-HB-Hib 3 atau Selisih cakupan
DPT-HB-Hib 1 dengan Campak Rubella 1.
12 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 13

1) DO DPT-HB-Hib 1 – DPT-HB-Hib 3 4) DO Campak Rubella Baduta

(Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah (Jumlah Campak Rubella 1 sampai bulan


DO DO
DPT-HB-Hib
Imunisasi DPT-HB-Hib 3) dalam 1 periode berjalan di tahun lalu – Jumlah Campak
= X 100% Campak Rubella 2 sampai bulan berjalan tahun ini*)
Bayi
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1 periode Rubella = X 100%
Baduta Jumlah imunisasi Campak Rubella 1 bulan
* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan berjalan di tahun lalu dalam 1 periode
berjalan)
* Keterangan:
2) DO DPT-HB-Hib 1 – Campak Rubella 1 t$BNQBL3VCFMMBEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOMBMV
t$BNQBL3VCFMMBEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOJOJ
(Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah
DO Prioritas intervensi dilakukan apabila ditemukan angka LO dan DO
imunisasi Campak Rubella 1) dalam 1 periode
Campak X 100% lebih dari 5%, sedangkan daerah dengan LO dan DO dibawah 5%
=
Rubella 1 Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1 periode tetap dilakukan intervensi untuk mempertahankan supaya tidak terjadi
peningkatan angka LO dan DO.
* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan
berjalan) 2. Menetapkan sasaran Intervensi
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi sasaran (daftar bayi dan baduta) per
DO Baduta dihitung dengan selisih antara cakupan DPT-HB-Hib 3 desa/posyandu pada tahun dan bulan berjalan yang meliputi nama, tanggal
dengan DPT-HB-Hib 4 atau selisih cakupan Campak Rubella 1 dengan lahir/usia dalam bulan, nama orang tua, alamat lengkap dan jenis antigen
cakupan Campak Rubella 2. yang sudah dan belum didapat. Data tersebut dapat diperoleh dari data
kohort bayi dan balita atau berdasarkan informasi masyarakat/kader jika
3) DO DPT-HB-Hib Baduta ada sasaran yang baru atau belum terdata sebelumnya.

(Jumlah DPT-HB-Hib-3 sampai bulan Prioritas pendataan adalah sasaran yang berada di daerah
berjalan di tahun lalu – Jumlah DPT-HB- dengan kriteria sebagai berikut:
DO
DPT-HB-Hib Hib-4 sampai bulan berjalan tahun ini*) a. Padat dan kumuh
= X 100% b. Banyak jumlah anak yang belum/tidak lengkap imunisasi
Baduta
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 3 bulan c. Mobilitas penduduknya tinggi
berjalan di tahun lalu dalam 1 periode d. Sering terjadi Kejadian Luar Biasa Penyakit-Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (KLB PD3I)
* Keterangan:
e. Pernah terjadi Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) berat
t%15)#)JCEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOMBMV
f. Pernah terjadi penolakan vaksin
t%15)#)JCEJIJUVOHNVMBJEBSJ+BOVBSJTECVMBOCFSKBMBOUBIVOJOJ
g. Daerah pengungsian (imigran)
h. Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
i. Daerah pemukiman lain yang sulit diakses
14 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 15

3. Perencanaan logistik dan pendukung lainnya B. PELAKSANAAN


a Kebutuhan vaksin dan logistik pendukung Pelacakan bayi/baduta LO dan DO dilaksanakan di puskesmas dan
posyandu. Kegiatan ini dilakukan oleh pengelola program imunisasi,
Pada dasarnya kebutuhan vaksin dan logistik pendukung untuk bidan desa/kelurahan, petugas pembina wilayah, dan petugas
kegiatan ini menggunakan vaksin program, sehingga tidak diperlukan kesehatan lainnya dengan melibatkan kader posyandu, tokoh
perencanaan secara khusus. Kecuali jika diperlukan vaksin/ masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat sasaran. Pastikan sasaran
logistik tambahan, maka dalam menghitung jumlah kebutuhan yang ada di wilayah posyandu sudah terdata semua dan tercatat
harus diperhatikan jumlah sasaran anak yang belum imunisasi dan dalam kohort bayi dan balita. Pelacakan sasaran belum/tidak lengkap
tidak lengkap imunisasi (termasuk anak dari tahun sebelumnya) mendapatkan pelayanan Imunisasi diikuti dengan upaya intervensi.
berdasarkan jenis antigen, jumlah pemberian, dan indeks pemakaian
vaksin.

b Perencanaan alat bantu Lakukan pelacakan minimal sekali dalam sebulan

Untuk melakukan pelacakan dibutuhkan instrumen dan sumber data


program yaitu data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), kohort
bayi dan balita, buku KIA dan buku stok vaksin. 1. Penggunaan Instrumen Pelacakan Bayi/Baduta LO dan DO

c Instrumen Pelacakan a My Village My Home (MVMH)

Petugas kesehatan dapat memilih beberapa metode untuk My Village My Home (MVMH) berupa banner yang berisi
melaksanakan pelacakan bayi dan baduta belum imunisasi atau tidak nama sasaran/anak, tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang
lengkap imunisasi, dengan menggunakan instrumen sebagai berikut: tua, alamat, no. telepon/hp orang tua, tanggal pemberian
1) My Village My Home (MVMH) vaksinasi sesuai jenis antigen, dan kolom keterangan.
2) Daftar Pelacakan
3) Kotak Pengingat Banner MVMH dipasang di posyandu, sementara untuk
4) Kantong Imunisasi posyandu yang tidak permanen, banner MVMH disimpan
5) Short Message Service (SMS) / WhatsApp (WA) oleh kader dan dipasang menjelang pelayanan.

4. Perencanaan Operasional Banner MVMH ini dimanfaatkan oleh petugas kesehatan,


a. Jumlah dan jenis SDM yang terlibat selama proses pelacakan bidan desa, kader posyandu, orangtua dan masyarakat untuk
b. Kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang terlibat selama memantau status imunisasi anak-anak di wilayah posyandu
proses pelacakan tersebut.
c. Jumlah dan sumber biaya operasional (BOK, JKN, APBD, APBDes,
dll) Keuntungan memakai MVMH adalah petugas, kader, ibu,
d. Alat Tulis Kantor (ATK) masyarakat, perangkat desa dapat membaca dan kemudian
e. Sarana transportasi saling mengingatkan bila sasaran tidak datang pada jadwal
f. Bahan kontak (PMT, dan lain-lain) yang telah ditentukan.
16 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 17

Langkah-langkah penggunaan MVMH: Gambar 2. Contoh Pengisian My Village My Home (MVMH)


Contoh 1: pengisian dengan spidol
1) Siapkan banner MVMH, kohort bayi, dan kohort balita
posyandu setempat (Lampiran 2)
2) Pindahkan data sasaran bayi dan baduta yang ada di kohort
bayi dan kohort balita ke banner MVMH
a) Catat nama bayi, nama orang tua, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat, no. telepon/hp pada kolom yang tersedia
dari baris paling atas dilanjutkan baris di bawahnya
b) Untuk kolom imunisasi catat tanggal pemberian imunisasi
yang sudah diberikan pada kolom jenis antigen yang
sesuai
3) Catat daftar anak yang akan diimunisasi pada hari pelayanan
imunisasi
4) Daftar anak imunisasi diumumkan melalui WA/SMS/
pengumuman mesjid, gereja, dan tempat ibadah/umum
lainnya
5) Pada hari pelayanan catat pemberian antigen (tanggal dan Contoh 2: pengisian dengan kertas sticker.
bulan) pada kolom imunisasi sesuai jenis antigen yang Ini lebih memudahkan untuk penggantian nama atau alamat dsb.
diberikan pada MVMH
6) Kader dapat membantu menuliskan tanggal imunisasi anak
pada banner MVMH. Orang tua juga dapat menuliskan
tanggal anaknya mendapatkan imunisasi pada banner
MVMH sehingga orang tua dapat turut aktif berpartisipasi
dalam memantau status imunisasi
7) Jika sudah mendapatkan semua antigen pada masa bayi,
beri tanda bintang (*) pada kolom IDL.
Jika sudah mendapatkan semua antigen pada masa baduta,
beri tanda bintang (*) pada kolom keterangan
8) Bagi anak yang tidak datang sesuai jadwal maka petugas
kesehatan bersama kader mencari informasi dan
melaksanakan pelacakan
9) Beri tanda huruf “P” bagi anak yang pindah domisili pada
kolom keterangan
18 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 19

b Daftar Pelacakan c Metode Kotak Pengingat

Metode ini hampir sama dengan metode MVMH, Kotak pengingat adalah kotak berisi kartu yang bertuliskan nama
perbedaannya adalah metode daftar pelacakan hanya sasaran (bayi dan baduta) yang akan diimunisasi setiap bulan.
digunakan oleh petugas dan tidak bisa dilihat semua orang. Kotak pengingat disimpan di puskesmas, dibawa dan diperbaharui
pada saat pelayanan posyandu.
Langkah-langkah penggunaan metode Daftar Pelacakan:
Langkah-langkah penggunaan metode kotak pengingat:
1) Siapkan format daftar pelayanan imunisasi (Lampiran 3),
kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu setempat 1) Buat kotak pengingat dengan memperkirakan isinya dapat
2) Pindahkan data sasaran bayi dan baduta yang ada di menampung seri amplop/folder menurut 12 bulan dalam
kohort bayi dan balita yang akan mendapatkan pelayanan setahun
imunisasi di posyandu setempat ke daftar pelayanan 2) Siapkan 12 amplop/folder yang akan digunakan untuk
imunisasi pada hari buka posyandu menampung kartu pengingat, tuliskan/tempelkan nama bulan
a) Catat nama bayi, tanggal lahir, jenis kelamin, nama di bagian atas setiap amplop/folder supaya mudah terlihat
orang tua, alamat, nomor telepon di kolom yang 3) Buat kartu pengingat sejumlah sasaran imunisasi bayi dan
tersedia baduta dengan mencantumkan antara lain: nama, tanggal
b) Untuk kolom imunisasi tuliskan tanggal imunisasi pada lahir anak, nama orang tua, alamat, no.telepon/hp dan jadwal
kolom jenis antigen yang sesuai imunisasi per antigen
c) Daftar anak yang akan diimunisasi pada hari pelayanan 4) Siapkan buku kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu
imunisasi dapat diumumkan melalui WA/SMS/ setempat
pengumuman mesjid, gereja, dan tempat ibadah/ 5) Catat nama, tanggal lahir anak, nama orang tua, alamat,
umum lainnya no. telepon/hp, tanggal dan jenis antigen yang sudah diberikan,
3) Pada hari pelayanan catat tanggal imunisasi sesuai jenis serta tanggal dan jenis antigen berikutnya
antigen di kohort bayi, kohort balita dan buku KIA segera 6) Letakkan kartu pengingat ke dalam amplop/folder sesuai bulan
setelah pelayanan pelaksanaan jadwal imunisasi berikutnya
4) Bayi atau baduta yang tidak datang dicatat di dalam 7) Pada hari pelayanan, kader mengambil amplop/folder yang telah
format pelacakan (Lampiran 4) berisi kartu pengingat sesuai bulan pelaksanaan posyandu
8) Catat tanggal pelayanan sesuai jenis antigen di kohort bayi,
kohort balita dan buku KIA serta kartu pengingat segera setelah
pelayanan
9) Letakkan kartu pengingat ke dalam amplop/folder bulanan
sesuai dengan jadwal imunisasi berikutnya
10) Setelah pelayanan, kartu pengingat yang tidak diletakkan
amplop/folder adalah anak yang tidak datang mendapatkan
pelayanan imunisasi, selanjutnya dicatat di dalam format
pelacakan
11) Letakkan kartu pengingat anak yang tidak datang pada bulan
berikutnya
20 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 21

Gambar 3. Kotak Pengingat d Metode Kantong Imunisasi

Kantong imunisasi adalah kantong yang terbuat dari kain atau


kertas tebal yang berisi nama-nama sasaran. Cara mempergunakan
kantong imunisasi pada prinsipnya sama dengan kotak pengingat,
kelebihan kantong imunisasi lebih tahan lama, tidak mengambil
tempat (digantung) dan lebih mudah terlihat.

Langkah-langkah penggunaan kantong imunisasi:

1) Buat 12 kantong imunisasi pada selembar kain atau kertas tebal


yang setiap kantong dapat menampung seri kartu menurut 12
bulan dalam setahun
2) Buat kartu pengingat sejumlah sasaran imunisasi bayi dan
baduta dengan mencantumkan antara lain: nama, tanggal
lahir anak, nama orang tua, alamat, no. telepon/hp, dan jadwal
imunisasi per antigen
3) Siapkan buku kohort bayi dan kohort balita untuk posyandu
setempat
4) Catat nama, tanggal lahir anak, nama orang tua, alamat,
no. telepon/hp, tanggal dan jenis antigen yang sudah diberikan,
Gambar 4. Kartu Pengingat serta tanggal dan jenis antigen berikutnya
5) Letakkan kartu pengingat ke dalam kantong imunisasi sesuai
bulan pelaksanaan jadwal imunisasi berikutnya
6) Kader mengingatkan orangtua anak yang akan mendapatkan
imunisasi pada hari buka posyandu berikutnya
7) Pada hari pelayanan, kader mengambil kantong imunisasi
yang telah berisi kartu pengingat sesuai bulan pelaksanaan
posyandu
8) Catat tanggal pelayanan sesuai jenis antigen di kohort bayi,
kohort balita dan buku KIA serta kartu pengingat segera setelah
pelayanan
9) Letakkan kartu pengingat ke dalam kantong imunisasi bulanan
sesuai dengan jadwal imunisasi berikutnya
10) Setelah pelayanan, kartu pengingat yang masih ada dalam
kantong imunisasi adalah anak yang tidak datang mendapatkan
pelayanan imunisasi, selanjutnya dicatat di dalam format
pelacakan
11) Letakkan kartu pengingat anak yang tidak datang pada bulan
berikutnya
22 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 23

e Metode SMS/WhatsApp Reminder


Gambar 5. Kantong Imunisasi
Penggunaan metode SMS/WhatsApp untuk mengingatkan orang
tua/ibu/pengasuh anak untuk membawa anaknya ke posyandu
mendapatkan imunisasi.

Langkah- langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1) Catat nama orangtua anak/pengasuh lengkap dengan nomor


HP/WA
2) Masukkan dalam daftar kontak HP petugas/kader
3) Berdasarkan buku kohort bayi dan kohort baduta, kader
mengingatkan orangtua anak/pengasuh yang akan
mendapatkan imunisasi pada hari buka posyandu berikutnya
melalui SMS/WA
4) Catat tanggal pelayanan imunisasi sesuai jenis antigen di kohort
bayi, kohort balita dan buku KIA segera setelah pelayanan dan
buatlah pengingat sesuai jadwal imunisasi berikutnya
5) Bayi atau baduta yang tidak datang dicatat di dalam format
pelacakan

2. Intervensi Pelacakan Bayi/Baduta LO dan DO


Intervensi setelah pelacakan dilakukan terhadap bayi dan baduta yang
tidak datang ke pelayanan imunisasi, tindakan ini dilaksanakan segera
setelah pelayanan imunisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siapkan Format Pelacakan (Lampiran 4)
b. Bayi atau baduta yang tidak datang pada sesi imunisasi sebelumnya
dicatat di dalam format pelacakan
c. Sasaran yang tidak datang sesuai dengan format pelacakan
disampaikan kepada kader atau bidan untuk menggerakkan
sasaran ke fasyankes untuk mendapatkan imunisasi
d. Petugas/kader mendatangi kediaman anak yang tidak datang
imunisasi
e. Jika petugas/kader dapat bertemu dengan orang tua anak:
1) Tanyakan alasan tidak datang imunisasi
2) Lakukan edukasi tentang pentingnya imunisasi sehingga
orang tua sasaran bersedia datang ke fasyankes
f. Jika petugas/kader tidak dapat bertemu dengan orang tua anak:
1) Tanyakan ke tetangga terdekat atau ketua RT/lingkungan
keberadaan orang tua
24 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 25

2) Sampaikan kepada tetangga terdekat atau ketua RT/ Gambar 6. Diagram Pemberian Antigen Berdasarkan Umur
lingkungan bahwa sasaran harus dibawa ke fasyankes untuk yang Tidak Sesuai Jadwal
diimunisasi
3) Jika memungkinkan, catat nomor telepon orang tua sasaran,
hubungi melalui SMS atau WA untuk mengingatkan jadwal
imunisasi anak
Daftar Bayi/Baduta
4) Catat alasan tidak bertemu
yang masuk kategori
g. Berikan imunisasi pada sasaran yang layak diimunisasi dan LO atau DO
lengkapi status imunisasi anak sesuai jadwal imunisasi
h. Yang tidak layak diimunisasi (bukan kontra indikasi absolut,
contoh: demam, batuk dan pilek) diberikan kartu pengingat
(lihat gambar 4) untuk mendapatkan imunisasi paling lambat Usia 8 hari - <12 bulan Usia 12 - <24 bulan
jadwal layanan bulan berikutnya ke fasyankes manapun
i. Lakukan hal ini untuk semua posyandu dan ulangi hal ini setiap
bulan
j. Hasil layanan imunisasi harus dicatatkan kembali dalam buku
kohort bayi dan baduta
k. Petugas/kader memeriksa ulang jika masih ada anak yang tidak Identifikasi jenis Identifikasi jenis
Identifikasi jenis
datang mendapatkan pelayanan imunisasi imunisasi dasar imunisasi dasar lengkap
imunisasi lanjutan
lengkap yang belum yang belum didapat
l. Dalam melaksanakan pelacakan status imunisasi anak di yang belum didapat
didapat (kecuali HB0 dan BCG)
masyarakat, akan ditemukan berbagai kelompok umur dengan Catat di formulir
Catat di formulir Catat di formulir
pelacakan
status imunisasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu pelacakan pelacakan
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Lengkapi status imunisasi sesuai umur sasaran
2) Berikan imunisasi sesuai usia sasaran (Sumber: buku KIA,
Kemenkes):
a) Bayi usia > 7 hari sd 11 bulan dengan memberikan
imunisasi dasar lengkap. Untuk anak usia lebih dari 7 hari
belum mendapatkan HB0 tidak diperbolehkan diberikan
imunisasi HB0
b) Baduta usia 18 sd 24 bulan dengan memberikan Lengkapi imunisasi Lengkapi imunisasi
pemberian imunisasi lanjutan Catat di Buku KIA/KMS, Catat di Buku KIA/KMS,
c) Anak usia lebih 12 bulan yang belum diimunisasi atau kohort bayi, metode kohort balita, metode
pelacakan, register bayi pelacakan, register baduta
lengkap imunisasinya harus diberikan imunisasi dasar
lengkap kecuali BCG dan HB0 (sumber buku KIA)
26 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Bab 2. Pelacakan Bayi dan Baduta Left Out dan Drop Out 27

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN d. Pemecahan masalah


e. Melakukan koreksi atau proses pembelajaran dengan on the
Hasil pelaksanaan pelacakan dan intervensi dicatat pada buku KIA, job training (OJT)
formulir pelacakan, dan banner MVMH, setelah diimunisasi kemudian
hasil pelaksanaannya harus dipindahkan ke kohort bayi dan baduta. Hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan dituliskan dalam bentuk
Hasil pelacakan dan intervensi bayi dan baduta belum/tidak lengkap laporan dan disampaikan kepada pimpinan satuan kerja pelaksana
imunisasi dilaporkan setiap bulan secara berjenjang bersamaan kegiatan pelacakan, pimpinan satuan kerja pelaksana pemantauan,
dengan laporan PWS imunisasi menggunakan format pada lampiran dan pengelola program imunisasi di wilayah kerjanya.
7, 8 dan 9.
2. Evaluasi
Jika anak datang dengan usia ≥ 12 bulan belum/tidak lengkap Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai keberhasilan kegiatan
imunisasi harus dicatat di buku KIA namun tidak dilaporkan sebagai pelacakan bayi dan baduta belum/tidak lengkap imunisasi.
laporan cakupan program dan tidak dihitung sebagai cakupan IDL. Kegiatan ini dapat berupa pertemuan evaluasi, pengkajian data dan
hasil kegiatan yang dituangkan dalam bentuk laporan. Kegiatan
evaluasi bertujuan untuk menilai peningkatan cakupan dibanding
D. MONITORING DAN EVALUASI data sebelumnya. Ukuran keberhasilan kegiatan pelacakan antara
lain:
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan a. Turunnya jumlah LO dan DO
pelaksanaan program Imunisasi, termasuk pelacakan anak yang b. Peningkatan cakupan imunisasi rutin seluruh antigen
belum dan tidak lengkap diimunisasi meliputi aspek masukan (input), c. Dalam melaksanakan evaluasi seyogyanya dapat
proses, maupun keluaran (output). Pelaksanaan pelacakan bayi dan mengidentifikasi hambatan dan tantangan pelaksanaan,
baduta belum/tidak lengkap diimunisasi juga dapat dimanfaatkan ketersediaan sumber daya (alat, bahan, dana), kapasitas
untuk memantau manajemen data di tingkat pelayanan serta untuk pelaksana, dukungan dan komitmen pimpinan dan integrasi
meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan program imunisasi dengan program lain. Hasil kegiatan evaluasi disampaikan
rutin. kepada semua pihak terkait

1. Monitoring
Monitoring bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan
pelacakan di wilayah dengan akses dan pemanfaatan imunisasi
yang bermasalah. Pemantauan juga dilakukan untuk memberikan
tindakan korektif jika diperlukan perbaikan dan penyempurnaan.

Pelaksanaan pemantauan dilakukan bersamaan dengan kegiatan


Supervisi Suportif dengan memperhatikan prinsip-prinsip:
a. Fokus pada pengamatan proses kinerja petugas
b. Meningkatkan motivasi petugas dalam pelaksanaan kegiatan
c. Memastikan strategi atau langkah-langkah dilaksanakan
dengan baik
28 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi 29

LAMPIRAN
30 LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 31

Contoh Cara Penghitungan LO dan DO My Village My Home

Contoh cara menetapkan kategorisasi akses


dengan menghitung cakupan dan LO:
Sasaran: 120 anak
Capaian BCG = 106 anak

t $BLVQBOEBMBN 
 Cakupan/Sasaran X 100% = 106/120 X 100% = 8.3%
t -0(Sasaran – Capaian BCG)/Sasaran x 100% =
(120 – 106)/120 x 100 % = 11.6%.

Contoh cara menetapkan klasifikasi pemanfaatan


dengan menghitung DO bayi:
Jumlah sasaran = 120 anak
Capaian DPT-HB-Hib 1 = 98 anak
Capaian DPT-HB-Hib 3 = 85 anak
Capaian Campak Rubella 1 = 85 anak

t Cakupan DPT-HB-Hib 1 = 98/120 X 100% = 82%


t Cakupan DPT-HB-Hib 3 = 85/120 x 100% = 71%
t Cakupan Campak Rubella 1 = 85/120 X 100% = 71%
t DO DPT-HB-Hib = (DPT-HB-Hib 1 – DPT-HB-Hib 3)/DPT-HB-Hib 1 x 100 =
(98 – 85)/98 x 100 = 13%.
t "UBVDO DPT-HB-Hib = (82% - 71%)/82% x 100 = 13%.
t DO Campak Rubella 1 = (DPT-HB-Hib 1 – Campak Rubella 1)/DPT-HB-Hib 1 x
100 = (98 – 85)/98 x 100 = 13%.
t "UBVDO Campak Rubella 1= (82% - 71%)/82% x 100 = 13%.

Contoh cara menetapkan klasifikasi pemanfaatan


dengan menghitung DO baduta:
Jumlah sasaran = 120 anak

t Capaian DPT-HB-Hib 3 = 98 anak (82%)


t Capaian DPT-HB-Hib 4 = 85 anak (71%)
t Capaian Campak Rubella 1 = 98 anak (82%)
t Capaian Campak Rubella 2 = 85 anak (71%)
t Cakupan DPT-HB-Hib 3 = 98/120 X 100% = 82%
t Cakupan DPT-HB-Hib 4 = 85/120 x 100% = 71%
t Cakupan Campak Rubella 1 = 85/120 X 100% = 71%
t DO DPT-HB-Hib = (DPT-HB-Hib 3 – DPT-HB-Hib 4)/DPT-HB-Hib 3 x 100 = (98
– 85)/98 x 100 = 13%.
t "UBVDO DPT-HB-Hib = (82% - 71%)/82% x 100 = 13%.
t DO Campak Rubella= (Campak Rubella 1 - Campak Rubella 2)
t Atau DO Campak Rubella = (82% - 71%)/82% x 100 = 13
32
FORMAT DAFTAR PELAYANAN IMUNISASI

Posyandu : RT/RW :
Desa/ Kelurahan : Puskesmas :
Bulan : Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Imunisasi
Status Imunisasi Dasar
LAMPIRAN 3

Lanjutan

Jenis
Nama Tanggal Nama
No. Kelamin Alamat Telp. Ket.
Bayi Lahir Ibu
(L/P)

IPV

HB0
BCG
MR 1
MR 2

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 4

DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
Format Daftar Pelayanan Imunisasi

Petunjuk Pengisian:
t MR: Campak/Campak Rubella
t Bila bayi/baduta sudah diimunisasi maka isilah kolom antigen yang diberikan dengan tanggal pemberian imunisasi.
t Bila bayi/baduta belum datang ke pos pelayanan imunisasi, maka beri tanda centang (√) menggunakan pensil.

FORMAT PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/


TIDAK LENGKAP IMUNISASI

Jenis Kelamin Nama Orangtua/ Jenis Imunisasi/Antigen


No. Nama Bayi Tgl Lahir Alamat Telp Keterangan
(L/P) Pengasuh yang belum diberikan

Keterangan: Tuliskan alasan tidak diimunisasi


Belum/Tidak Lengkap Imunisasi
Format Pelacakan bayi dan baduta
LAMPIRAN 4
33
34 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 35

Cara Pengisian Kotak Pengingat Permasalahan Akses dan Pemanfaatan

Contoh Pengisian Kotak Pengingat Masalah Akses (LO) dan solusi Masalah pemanfaatan (DO) dan solusi

Anak “Saleh” terjadwal memperoleh DPT-HB-Hib 1 tanggal 5 Januari, Masalah: Masalah:


kemudian kartu anak Saleh diletakkan di amplop/folder bulan Januari. Lokasi pelayanan yang jauh Kekurangan vaksin (stock-outs)
Apabila tanggal 5 Januari anak Saleh mendapatkan pelayanan maka
Solusi: Solusi:
ditulis di kartu pengingat dan dipindahkan ke amplop/folder bulan
• Penambahan jumlah posyandu • Pelatihan cara menghitung kebutuhan
Februari. Apabila anak Saleh tidak datang pada tanggal 5 Januari, maka • Pelaksanaan Sustainable Outreach Services vaksin untuk tiap puskesmas termasuk
petugas meminta tolong kader untuk mencari dan menganjurkan/ (SOS) perhitungan stok cadangan 25% dari total
memprioritaskan anak Saleh ke Posyandu/Puskesmas/Fasilitas • Dapat juga dengan melakukan kegiatan kebutuhan
terpadu seperti dengan program gizi, KIA,
Kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi di bulan berikutnya, pengobatan dsb.
kartu pengingat anak Saleh dipindahkan ke bulan Februari untuk
mendapatkan DPT-HB-Hib 1. Masalah: Masalah:
Waktu pelayanan yang tidak sesuai dengan Orang tua/pengasuh tidak tahu kapan harus
waktu ibu/pengasuh untuk datang ke tempat kembali untuk mendapatkan pelayanan
pelayanan Imunisasi berikutnya
Contoh Pengisian Kantong Imunisasi
Solusi: Solusi:
Anak “Fina” terjadwal memperoleh Polio tetes 1 tanggal 5 Januari, Pengaturan kembali jadwal posyandu/ • Selalu diberikan edukasi sebelum
kemudian kartu anak Fina diletakkan di kantong imunisasi bulan pelayanan yang disesuaikan dengan waktu ibu- kegiatan vaksinasi termasuk kapan ibu
ibu, misalnya masa panen maka jadual dapat harus kembali
Januari. Apabila tanggal 5 Januari anak Fina mendapatkan pelayanan disesuaikan • Membekali orang tua dengan buku KIA
maka ditulis di kartu pengingat dan dipindahkan ke kantong imunisasi atau media KIE lainnya
bulan Februari. Apabila anak Fina tidak datang pada tanggal 5
Januari, maka petugas meminta tolong kader untuk mencari dan Masalah: Masalah:
Kekurangan petugas imunisasi Orang tua/pengasuh beranggapan bahwa
menganjurkan/memprioritaskan anak Fina ke Posyandu/Puskesmas/
satu kali pemberian imunisasi sudah cukup
Fasilitas Kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi di bulan Solusi:
berikutnya, kartu pengingat anak Fina dipindahkan ke kantong • Penambahan tenaga Solusi:
imunisasi bulan Februari untuk mendapatkan Polio tetes 1. • Mengoptimalkan bidan atau perawat lain • Lakukan edukasi sebelum kegiatan
sebagai vaksinator imunisasi untuk memberitahukan
• Pelaksanaan SOS manfaat Imunisasi lengkap, termasuk
jadwal Imunisasi
• Membekali ibu dengan media KIE
tentang pentingnya Imunisasi lengkap

Masalah: Masalah:
Orang tua/pengasuh tentang tidak paham Adanya hambatan Komunikasi
program Imunisasi
Solusi:
Solusi: Pelatihan teknik komunikasi yang baik
• Pemberian KIE kepada ibu-ibu sebelum
kegiatan vaksinasi
• Bekerja sama dengan kader setempat untuk
berkomunikasi dengan masyarakatnya
• Bekerja sama dengan tokoh masyarakat atau
tokoh agama untuk penggerakan sasaran
36

REKAPAN PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/ TIDAK LENGKAP IMUNISASI


DI TINGKAT PUSKESMAS

Bulan : Tahun :

# Anak yang dilacak berdasarkan Jenis Antigen


Petunjuk

Jenis Antigen yang diberikan


yang belum diberikan
# anak
LAMPIRAN

# anak yang
7

Nama Nama
No yang dilacak
Posyandu Petugas
dilacak dan di

IPV
IPV

BCG
BCG

MR 1
MR 2
MR 1
MR 2

imunisasi

OPV4
OPV4

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3
Teknis Pelacakan

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

TOTAL

Petunjuk pengisian
t MR: Campak/Campak Rubella
t Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
t Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

t Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen yang
belum diberikan
t Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
t Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
berdasarkan antigen yang diberikan

REKAPAN PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/TIDAK LENGKAP IMUNISASI


DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Bulan : Tahun :

# Anak yang dilacak berdasarkan Jenis Antigen


Jenis Antigen yang diberikan
yang belum diberikan
# anak
# anak yang
Nama Nama
No yang dilacak
Puskesmas Petugas
dilacak dan di
IPV
IPV

BCG
BCG

MR 1
MR 2
MR 1
MR 2

imunisasi
OPV4
OPV4

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

TOTAL
Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap

Petunjuk pengisian
t MR: Campak/Campak Rubella
t Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
LAMPIRAN

t Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
8
Imunisasi

t Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen yang
belum diberikan
t Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
t Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
37

berdasarkan antigen yang diberikan


38

REKAPAN PELACAKAN BAYI DAN BADUTA BELUM/TIDAK LENGKAP IMUNISASI


DI TINGKAT PROVINSI
Bulan : Tahun :

# Anak yang dilacak berdasarkan Jenis Antigen


Petunjuk

Jenis Antigen yang diberikan


yang belum diberikan
# anak
LAMPIRAN

Nama # anak yang


9

Nama
No Kabupaten yang dilacak
Petugas
/Kota dilacak dan di

IPV
IPV

BCG
BCG

MR 1
MR 2
MR 1
MR 2

imunisasi

OPV4
OPV4

OPV 1
OPV 2
OPV 3
OPV 1
OPV 2
OPV 3
Teknis Pelacakan

DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4
DPT-HB-Hib 1
DPT-HB-Hib 2
DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (5) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

TOTAL

Petunjuk pengisian
t MR: Campak Rubella
t Kolom (3): Tulislah Nama Petugas yang melaporkan
t Kolom (4): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan
Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

t Kolom (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), dan (16): Isilah dengan jumlah bayi dan baduta yang dilacak berdasarkan jenis antigen
yang belum diberikan
t Kolom (17): Isilah Jumlah bayi/baduta yang dilacak sesuai format Pelacakan dan kemudian diimunisasi
t Kolom (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28) dan (29): Isilah dengan jumlah bayi/baduta yang dilacak dan kemudian dimunisasi
berdasarkan antigen yang diberikan
42 Petunjuk Teknis Pelacakan Bayi dan Baduta Belum/Tidak Lengkap Imunisasi

Didukung oleh:

ISBN 978-602-416-828-5

Anda mungkin juga menyukai