Anda di halaman 1dari 53

PENERAPAN TINDAKAN PERAWATAN TALI PUSAT PADA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BAYI BARU LAHIR


DI RUANG PERISTI RSU ANUTAPURA PALU

Proposal Penelitian

Oleh

Ravika
NIM: PO7120115046

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
DIII KEPERAWATAN PALU
2018
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN

TINDAKAN PERAWATAN TALI PUSAT

A. Pengertian

Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dimulai hari 1

kelahiran sampai dengan tali pusat lepas (puput)

B. Tujuan

Untuk mencegah terjadinya infeksi

C. Peralatan

1. Kassa steril dalam tempatnya

2. Alcohol 70% pada tempatnya

3. Bengkok 1 buah

4. Perlak dan pengalas

D. Prosedur pelaksanan

1. Tahap prainteraksi

a. Mengecek program terapi sebelum melakukan tindakan

b. Mencuci tanggan

c. Menyiapkan sarana dan alat

2. Tahap orentasi

a. Memberikan salam kepada keluarga pasien

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan keluarga sebelum kegiatan

dilakukan
3. Tahap kerja

a. Pasang perlak dan pengalas disamping kanan bayi

b. Bersikan tali pusat dengan alcohol 70%

c. Apabila tali pusat masih basah bersikan dari arah ujung kepangkal

d. Apabila tali pusat telah kering, bersihkan dari arah pangkal keujung

e. Sesudah selesai, pakaian bayi dikenakan kembali, sebaikannya bayi

tidak boleh dipakaikan gurita karena dapat menciptakaan lembab

derah tali pusat maka kuman/bakteri tumbuh subur dan hasilnya

menghambat penyembuhan. Namun juga dilihat dari kebiasaan

orang tua/ibu (personal hygiene)

4. Tahap terminasi

a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

b. Berpamitan dengan pasien

c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

d. Mencuci tangan

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan Studi Kasus ....................................................................... 5
E. Manfaat Studi Kasus ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Tentang Bayi Baru Lahir .................................................. 8
1. Pengertian Bayi Baru Lahir ....................................................... 8
2. Kriteria Bayi Baru Lahir............................................................ 8
3. Kebutuhan Bayi Baru Lahir ....................................................... 9
4. Fisiologi Bayi Baru Lahir .......................................................... 11
B. Konsep Keperawatan Bayi Baru Lahir .......................................... 11
1. Asuhan Esensial Neonatus ........................................................ 12
2. Pencegahhan Kehilangan Panas................................................. 14
3. Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas ............................... 15
C. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir .......................................... 20
1. Pengkajian ................................................................................ 20
2. Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 21
3. Data Laboraturium .................................................................... 21
4. Komplikasi................................................................................ 22
5. Penatalaksanaan ........................................................................ 22
6. Diagnosa Keperawatan .............................................................. 23
7. Kolaborasi Pemberian Laboratorium ........................................ 25
D. Konsep Keperawatan Tali Pusat.................................................... 27
1. Struktur Tali Pusat .................................................................... 28
2. Perawatan Tali Pusat Steril ........................................................ 29
3. Merawat Tali Pusat ................................................................... 30
4. Standar Prosedur Operasional .................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 37
C. Subyek Studi Kasus ...................................................................... 37
D. Fokus Studi................................................................................... 38
E. Definisi Operasional ...................................................................... 38
F. Pengumpulan Data ........................................................................ 39
G. Analisa Data ................................................................................. 39
H. Etika Penelitian ............................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA

v
Lampiran 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
Jln. Thalua Konci Km 13 No.19 Mamboro Telp. 0451- 491451

PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ravika

Nim : PO7120115 046

Adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Prodi DIII

yang akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Tindakan Perawatan

Tali Pusat Pada Asuhan Keperawatan Pasien Bayi Baru Lahir . ‘’

Kami mohon kesediaan anda untuk mengisi Inform Consent dan menjawab

pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Jawaban yang diberikan akan kami jaga

kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuan dan partisipasinya diucapkan terima kasih.

Palu, 2019

PENELITI

Ravika
PO 7120115046
Lampiran 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
JL. Thaula Konci No.13 Mamboro Telp.045-491451
Mamboro, Palu Utara
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyetujui menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : RAVIKA

NIM : PO 7120115046

Judul Penelitian : Penerapan Tindakan Keperawatan Tali Pusat Pada Asuhan

Keperawatan Pasien Bayi Baru Lahir

Bersama ini peneliti mohon kesediaan saudari untuk menandatangani lembar persetujuan dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Jawaban yang

saudari berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian,

sehingga tidak akan mempengaruhi/menghambat karier atau hambatan lain yang berkaitan

dengan tugas yang saudara laksanakan.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangani tanpa adanya suatu paksaan dari peneliti ataupun

pihak lain.

Palu, 2019
Responden

(..........................................)
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup

bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)

yang berat. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada

tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan

pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana membuat suatu transisi yang baik

terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan

perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan

berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian

fungsional neonatus dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus.

(Murdiana, 2017)

Menurut World Health Organization (WHO) bahwa kematian neonatal

yang diakibatkan oleh tetanus neonatorun berdasarkan data WHO tahun 2015

untuk negara bagian Asia Tenggara sebanyak 581 bayi, menemukan angka

kematian bayi, WHO menemukan sebesar 560.000 yang disebabkan oleh

infeksi tali pusat. Di Asia Tenggara Angka kematian bayi karena infeksi tali

pusat sebesar 126.000. (Rosyana, 2017)

Di Indonesia Angka Kematian Bayi berdasarkan Survei Dasar Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 mencapai 32/1000 KH. Salah satu penyebab

1
2

kematian tinggi pada bayi adalah sepsis. Rata-rata insiden sepsis neonatorum di

beberapa rumah sakit rujukan di Indonesia sekitar 8,76-30,29%, rata-rata

kematian tersebut 11,56-49,9% (Asiyah, 2017)

Bayi baru lahir disebut dengan neonatus, merupakan individu yang sedang

bertumbuh dan baru saja mengalami trauma melahirkan serta harus dapat

melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin.

Tetanus nonaturum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus

yang disebabkan clostridium tetani. Spora kuman tersebut masuk tubuh bayi

melalui tali pusat, baik pada saat pemotongan, maupun saat perawatannya

sebelum lepas. Masa inkubasi 3-28 hari, tetapi jika kurang dari 7 hari penyakit ini

lebih parah dan angka kematiannya lebih tinggi.

Perawatan tali pusat adalah pada bayi baru lahir ialah menjaga agar tali

pusat tetap kering dan bersih. Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali

pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada

neonatus.

Perawatan tali pusat yang salah tidak menggunakan bahan stril untuk

menutup tali pusat sehingga ini rentang menjadi infeksi, karean tali pusat dapat

menjadi tempat perkembangbiakan kuman penyakit. Infeksi tali pusat tersebut

dapat dihindari dengan perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahun yang

memadai tentang cara perawatan tali pusat. perawatan tali pusat adalah

melakukan pengobatan dan mengikat tali pusat yang menyebabkan pemisahan

fisik ibu dan bayi, dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaab bersih dan
3

terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan

menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan lepas pada hari ke-5 dan hari

ke-7 tampa da komplikasi. Sedangakan dampak negative dari perawatan tali pusat

yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonatorum.

Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus

pada bayi baru lahir disebabkan karena masuknyan spora kuman tetanus kedalam

tubuh melalui tali pusat baik melalui alat, pemakaian obat obatan, bubuk atau

daun yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.

(Sarwono,2012).

Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu

pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus.

Cara perawatan tali pusat yaitu dengan membiarkan tali pusat terbuka dan

membersihkan luka hanya dengan air bersih. Negara-negara yang beriklim tropis

perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dahulu popular yang terbukti efektif

untuk membersihkan tali pusat, karena sesungguhnya alkohol akan mudah

menguap didaerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun.

Begitupun dengan bedak antiseptic yang juga dapat kehilangan efektifitasnya

terutama dalam kelembapan tinggi (bila tidak dijaga), sehingga penggunaan

bahan tersebut dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga

tetap kering dan dingin.

Infeksi merupakan penyebab kematian bayi baru lahir dimasyarakat. Infeksi

berasal dari 2 sumber utama, ibu dan lingkungan, termasuk didalamnya tempat
4

persalalinan, tempat perawatan dan rumah. Infeksi yang terjadi pada hari pertama

kehidupan pada umumnya berasal dari kontak dengan mikroorganisme yang

berasal dari ibu. Infeksi yang terjadi setelah itu lebih sering berasal dari

lingkungan. Hasil pengobatan akan menjadi jauh lebih baik apabila tanda infeksi

dapat dikenal secara dini dan segera dilakukakan pengobatan yang tetap dan

sesuai.

Saat pertolongan persalinan, dan pemotongan tali pusat serta perawatan

tali pusat paska bayi baru lahir harus diperhatikan kebersihanya, karena

merupakan tempat masuknya mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi

neonatorum. Dan berkembang menjadi.sepsis. teknik perawatan yang bersih pada

saat pengekleman, pemotongan dan mengikat tali pusat. Berbagai upaya

dilakukan untuk mengurangi terjadinya infeksi tali pusat, yaitu meliputi

pemotongan tali pusat dengan alat yang sudah DTT. Mencuci tangan sebelum dan

sesudah memegang bayi, merawat tali pusat sesuai dengan standar. (Sarwono,

2012)

Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa dengan membiarkan tali pusat

mengering, tidak ditutup, hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih,

merupakan cara paling efektif dan murah untuk perawatan tali pusat.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurukan angka kesakitan

(morbilitas)dan angka kematian (mortalitas) adalah dengan memberikan

pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat

bayi, dalam melaksanankan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang
5

mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu

dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga

pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi

perilaku masyarakat terhadap kesehatan dan kemampuan hidup sehat dimulai

sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang

menentukan kualitas otak pada masa dewasa. Supaya terciptanya bayi yang sehat

maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar-

benar sesuai dengan prosedur kesehatan.

B. Batasan Masalah

Pada studi kasus ini “Penerapan Tindakan Perawatan Tali Pusat Pada

Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Diruangan Peristi RSU Anutapura Palu”

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Penerapan

Tindakan Perawatan Tali Pusat Pada Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Diruangan Peristi RSU Anutapura Palu?”

D. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu menerapan tindakan perawatan

tali pusat pada asuhan keperawatan bayi baru lahir diruangan peristi rsu

anutapura palu.
6

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dalam penelitian ini yaitu, mampu :

a. Melakukan pengkajian pada asuhan keperawatan pasien Bayi Baru Lahir

diRSU Anutapura Palu.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan pasien

Bayi Baru Lahir diRSU Anutapura Palu.

c. Menentukan Perencanaan keperawatan pada asuhan keperawatan pasien

Bayi Baru Lahir diRSU Anutapura Palu.

d. Melakukan implementasi tindakan perawatan tali pusat pada asuhan

keperawatan pasien Bayi Baru Lahir diRSU Anutapura Palu.

e. Melakukan evaluasi penerapan tindakan perawatan tali pusat pada

asuhan keperawatan pasien Bayi Baru Lahir diRSU Anutapura Palu.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan bagi semua perawat dan tenaga

kesehatan dalam upaya penerapan tindakan perawatan luka pada asuhan

keperawatan pasien Bayi Baru Lahir khususnya diRSU Anutapura Palu.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dengan hasil

penelitian yang dilaksanakan sebagai tambahan referensi pada perpustakaan

Poltekkes Palu Jurusan Keperawatan Progam Studi DIII Keperawatan Palu.


7

3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dan mengimplementasikan prosedur

tindakan perawatan tali pusat pada asuhan keperawatan pasien Bayi Baru

Lahir

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan sebagai pedoman dan acuan penelitian

keberhasilan yang dicapai untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian

selanjutnya.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Bayi Baru Lahir

1. Defenisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah janin melalui proses persalinan dan telah mampu

hidup di luar kandungan (sastroasmoro, 2008)

Bayi baru adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari rahim seorang

ibu melalui jalan lahir (liang vagina) atau melalui tidakan medis dalam waktu 0

sampai 28 hari (walsh, 2007).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letat sungsang

yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Eka, 2014).

2. Kriteria Bayi Bru Lahir Normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :

a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34

d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama 180 kali/menit, kemudian turun

sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.

8
9

f. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk

dan dilapisi verniks kaseosa.

g. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

h. Kuku telah agak panjang dan lemas.

i. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki laki) dan labia mayora telah

menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

j. Pernapasan cepat pada menit menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai

pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkosta , serta

rintihan hanya berlangsung10-15.

k. Reflex isap, menelan dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

3. kebutuhan bayi baru lahir

a. Beberapa denyut jantung janin yang abnormal, sebelum atau selama

kelahiran seharusnya dicatat, disoroti dan dilaporkan ke dokter. Rata-rata

denyut jantung pada saat lahir dan selama 24 jam pertama adalah

120x/menit dan berkisar dari 100-180x/menit pada waktu bayi tenang.

Pada akhir minggu pertama setelah lahir, denyut jantung secara bertahap

telah meningkat sampai rdengan rata-rata 140x/menit dan berkisar dari

100-180x/menit. Selama menangis, denyut jantung dapat melebihi rentang

atas ini.
10

b. Denyut jantung ditentukan dengan menempelkan setoskop pada dinding

dada pada prakordium dan dengan menghitung denyu. Denyut jantung

abnormal (takhikardia,bodikardi) atau beberapa denyut jantung yang

ireguler,murmur jantung, sianosis atau abnormalitas lainseharusnya

diperhatikan, dicatat dan dilaporkan dengan segera. Bila ini ada, dokter

akan memulai pemeriksaan lebih lanjut.

c. Volume darah totalpada bayi aterem pada saat lahir dari sekitar 80ml/kg.

jika tali pusat diklem dengan segera setelah lahir, sampai rata-rata sekitar

100ml/kg dengan pengkleman tali pusat yang terlambat menyebabkan

sejumlah perbedaan-perbedaan, makin bayak volume darah merah dan nilai

tertentu, meningkatkan ukuran jantung TD sistolik lebih tinggi dan kenaika

RR. Perbedaan-perbedaan ini terdapat sekitar 48 jam.

d. Kehilanga sejumlah kecil darah pada bayi baru lahir akan merupakan

kehilangan presentase besar volume darah total. Oleh karena itu,

penatalaksanaan pada bayi baru lahir harus. Untuk mencegah

perdarahanmungkin yaitu untuk mencegah injuri lahir yang menyebabkan

hemorhagi untuk menjamin pengekleman yang aman dan iligasi tali pusat,

dan memberikan vitamin K pada saat lahir untuk mencegah

hipoprothrombinemia(penyakit hemorhagi pada bayi baru lahir). Beberapa

pendarahan yang terjadi seharusnya mendapatkan perhatian segerah dan

dilaporkan ke dokter segera mungkin.


11

4. Fisiologi bayi baru lahir

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intra utteri ke kehidupan ekstrautern. Berali

dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga

faktoor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses fital neonatus yaitu

maturasi,daptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan prses

persalinan mempunyai peranan penting dalam morbilitas dan mortalitas bayi.

Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dn cepat

berlangsung adalah pada sistem pernapasan,sirkulasi,

dan keamampuan menghasilkan sumber glukosa

B. Konsep Keperawatan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang

diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi

baru lahir akan menunjukan usaha pernapasan spontan deengan sedikit bantuan

atau gangguan. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang

diberikan pada bayi baru lahir dimulai sejak proses persalinan bayi (dalam 1

jam kehidupan ) dikenal sebagai asuhan esensial neonatal. (Sudarti & Afroh,

2012).
12

1. Asuhan Esensial Neonatal

a. Persalinan bersih dan aman

Penerapan upaya yang standard dan ditatalaksanakan sesuai dengan

ketentuan / indikasi yang tetap.

b. Inisiasi/ memulai pernapasan normal

Sebagian besar bayi lahir baru lahir akan menunjukan usaha

pernapasan spontan dengan sedikit bantuan.

c. Stabilitasi temperature tubuh bayi / menhaga agar bayi tetap hangat.

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara

memadai dan dapat cepat kehilangan panas.

d. Asi dini dan ekslusif

Asi diberika sejak awal dimulai dalam 30menit stelah bayi lahir. Asi

diberikan secara ekslusif tanpa makanan pendamping lain sampai 6

bulan.

e. Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentang terhadap infeksi. Saat melakukan

penangananan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan

infeksi, seperti : cuci tanggan pakai sarung tangan semua peralatan

didesinfeksi tingkat tinggi atau steril, pakaian, handuk, dan seluit serta

kain akan digunakan bayi dalam keadaan bersih.


13

f. Pemberian imunisasi

Aspek penting dari asuhan segerah stelah bayi baru lahir adalah:

1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.

2. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak kulit bayi dengan

kulit ibu.

3. Ganti handuk / kain yang basa dan bungkus bayi dengan selimut

dan memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk

mencegah keluarnya panas tubuh.

4. Pastika bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15

meni

5. Bila telapak tanggan bayi terasa dingin, periksa suhu aksilah bayi.

6. Bila suhu bayi <36,5 oC, segerah hangatkan bayi tersebut.

7. Kontak dini dengan bay

8. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :

9. Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru

lahir

10. Ikatan batin dan pemberian ASI

11. Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap

(dengan menujukan reflex rooting) jangan paksa bayi untuk

menyusu.
14

2. Pencegahan kehilangan panas

Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui beberapa

mekanisme berikut.

1. Evaporasi

adalah cara kehilangan yang utama pada tubuh bayi.

Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada

permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak

segerah dikerinkan. Hal yang sma terjadi setelah bayi dimandikan.

2. Konduksi

adalah kehilangan panas melalui kontak lansung antara tubuh

bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakan diatas

meja, tempat tidur atau timbangan dingin akan cepat mengalami

kehilangan panas akibat proses konduksi.

3. Konveksi

adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan

udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau

ditempatkan dalam ruangan yang dingin akan cepta mengalami

kehamilan panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi jika ada

tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.


15

4. Radiasi

adalah kehiangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan

dekat dengan bendah yang mempunyai temperatur tubuh yang

lebih rendah dari temperature tubuh bayi.

3. Upaya untuk mencegah kehilangan panas.

Kehilangan panas pada tubuh bayi bisa dihindar melalui beberapa

upaya sebagai berikut ini.

1) Keringkan bayi secara saksama

Setelah lahir, segerah keringkan permukaan tubuh sebagai upaya

untuk mencegah kehilangan panas akibatevaporasi cairan ketuban

pada permukaan tubuh bayi.

2) Selimut bayi dengan selimutatau kain bersih, kering dan hangat

Segerah setelah tubuh dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti

handuk atau kan telah dipakai kemudian selimuti bayi selimut atau

kain hangat, kering dan bersih tutupi kepala bayi.

3) Memandikan bayi

Mandi adalah waktu yang peling menyenangkan bagi bayi.lebih

baik dengan suhu kamar 750F-800F derajat untuk bayi yang sedang

dimandikan. Dan sentuhan lembut akan membuat senang.

Keuntungan potensi mandi adalah mencegah penyebaran infeksi

tubuh. Dalam hal ini adabeberapa langkah atau prosedur tetang


16

memandikan bayi perlu diperhatikan. Sebelum memandikan bayi

perlu diperhatikan

a) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

b) Siapakan keperluan mandi \seperti :

(1) Pakaian bersih

(2) Popok

(3) Handuk

(4) Sabun

(5) Bak mandi berisi air

(6) Kasa steril

c) Prosedur memandikan bayi

(1) Mandikan bayi ditempat yang aman, tetap, serta yang

memudakan anda bergerak lelusa ( tidak perluh

membungkuk).

(2) Atur suhu ruangan sedikit hangat, jika 200C-250C jika tidak

ada suhu pengatur ruangan dengan menepatkan air panas

dan memberikan upaya memenuhi rungan tersebut.

(3) Jika tali pusat atau bekas suanat belum sembuh bayi tidak

boleh mandi berendam. Mandikan bayi dengan

mengunakan lap atau handuk basah.

(4) Lapisan tempat mandi bayi dengan alas tahan air atau

perlak.
17

(5) Siapakan keperluan mandi dan pakaian sebelum baju bayi

dilepaskan , sperti sabun, sampo bayi lap pembasuh,

gumpalan kasa steril untuk membersikan mata, handuk,

popok, dan pakaian bersih, salep atau krim jika perluh dan

kasa steril untuk pusat.

(6) Lepaskan baju bayi secara bertahap.

(7) Mulailah membasu tubuh bayi dari bagiaan terbersih

hingga bagian terkotor.

(8) Sabuni tubuh bayi dengan tanggan dan lap pembasuh,

gunakan lap bersih untuk membersihkannya.

(9) Membersihkan kepala bayi. Gunakan sabun dan sampo

bayi, lalu basuh dengan bersih. Penganglah kelapa bayi

seperti memegang bla dan tinggikan sedikit. Sebelum

memeberikan bagian lain, keringkan kepala bayi dengan

handuk.

(10) Membersikan wajah bayi. Bahasi kapas dengan air hangat

untuk memebersihkan mata. Gunakan kapas berbedah

untuk memebersihkan wajah. Perlahan dari hidung keara

luar. Pada bagian telingga, yang bolah dibersihan hanya

bagian luar. Keringkan semua bagian wajah.

(11) Leher dan dada. Tidak diperlukan sebaun kecuali jika

sangat kotor. Bersihan bagian lipatan lalu keringkan.


18

(12) Membersikan lengan. Rentankan lengan agar lipatan

bisa dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepala

terbuka. Bagian ini membutuhkan sedikit sabun, dan

pastikan tangan yang sudah disabuni diberikan dan

dikeringkan karena bayi dan dikeringan karena bayi

suka memasukan tanggan ke mulut.

(13) Bagian punggun, balikan tubuh bayi dengan kepala yang

dimiringkan, lalu basuh punggungnya.

(14) Tungkai bayi sering menolak merentangkan kakinya

namaun penting untuk membersihkan bagian belakang

lutut.

(15) Angkat tubuh bayi dengan mengunakan kedua tangan

hati-hatilah karena tubuh bayi sangat licin.

(16) Selimut bayi dengan handuk. Kemudian keringankan

bayi dengan cepat secara perlahan-lahan dan perhatikan

daerah lipatan kulit.

(17) Pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih.

Kemudian tempatkan bayi ditempat tidur dan hangat.

d) Penatalaksanan bayi baru lahir

(1) Letakan bayi di atas perut ibu

(a) Nilai bayi dengan cepat

(b) Posisi kepala lebih rendah dari tubuhnya


19

(c) Bila tali pusat lebih pendek, letankan bayi ditempat

yang memungkinkan.

(2) Segera keringkan bayi

(3) Bungkus kepala dan badan bayi

(4) Jepit tali pusat menggunakan klem

(a) Klem diletakan 3 cm dari pusat bayi

(b) Lakukan ururtan pada tali pusat mulai dari klem ke

arah ibu.

(c) Dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama

(ke arah ibu)

(5) Potong tali pusat diantara dua klem tersebut

(a) Pengang tali pusat dengan satu tangan lindungi bayi

dari guting

(6) Ganti handuk yang basah

(a) Kemudian selimuti bayi atau selimut bersih dan

kering.

(b) Tutup bagian kepala

(c) Biarkan tali pusat terbuka

(7) Memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki

(a) Berikan bayi kepada ibunya

(b) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya.


20

C. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

1. Pengkajian

a. Identitas bayi :

didasarkan pada informasi dari ibu / pengasuhnya

b. Riwayat kehamilan :

proses kehamilan dan umur kehamilan

c. Faktor sosial :

alamat rumah, pekerjaan orang tua, orang- orang yang tinggal

serumah, saudara kandung dan sumber / faktor pendukung lain,

penyalagunaan obat / napza dilingkungan dekat.

d. Nilai apgar : lima unsur yang dinilai : frekuensi denyut jantung, usaha

nifas, tonus otot, reflek dan warna.

1. Penilainan satu menit setelah lahir : untuk menilai derajat aspiksi

2. Penilaian lima menit satelah lahir : untuk menentukan prognosa.

3. Penilaian sepuluh menit setelah lahir

4. Boding and attachment

5. Rooming in
21

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan, bayi diperiksa

secara sistematis dari : kepala, mata, hidung, muka, mulut, telinga, leher,

dada, abdomen, punggung extemetis, kulit, genetalia, dan anus.

a. Anteropometri

1. Berat badan ditembang dalam gra

2. Panjang badan dalam cm, melalui ukuran fronto-occipito.

3. Lingkar perut dalam cm,ukuran melalui pusat

b. Refkles : moro, roting, isap, menggengam, Babinski

c. Keadaan umum.

1. Suhu

2. Pernapasaa

3. Denytu nad

4. Warna kulit

3. Data Laboratorium

Kalau perluh sesuai ketentuan setempat :

a. Gula darah sewaktu

b. Bilirubin dan golongan darah : ABO dan Rhuses faktor

c. Hb,Ht, Lekosit dan Trombosit


22

4. Komplikasi

a. Berat badan lahir rendah

b. Aspirasi air ketuban

c. Aspiksia

d. Infeksi

e. Hipoglikemia

f. Hiperbilirubinemi

5. Penatalaksanaan

a. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang

cukup hangat untuk mencegah hipotermia.

b. Pemeriksaan fisik dan antropometri

c. Pemberian vitamin k oral / parenteral sesuai kebijakan setempat.

d. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia - neonaturom

e. Rooming in (rawat gabung) : penuh atau partial. Menghisap lendir untuk

membersihan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.

f. Memotong dan mengikat tali pusat, member antiseptik sesuai ketentuan

setempat.

g. Bonding attachment (kontak kulit dini) dan segera diletakan pada ibunya.

h. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima

i. Member identitas bayi : pengecapan telapak kaki babyi dan ibu jari ibu,

pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat


23

j. Mengukur, suhu, pernapasaan, denyut nadi

k. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa

tunggu sampai enam jam setelah lahir)

6. Diagnosa keperawatan :

a. Neonates cukup bulan sesuai kehamilan .

Hasil yang diharpakan : bayi sehat

Rencana tindakan :

1. Mengeringkan dan membungkus bayi

2. Menghisap lendir sesuai kondisi bayi

3. Memotong dan mengikat tali pusat dan diberi antiseptic

4. Kontak kulit dini dan ditekan ke ibu untuk mendukung laktsi.

5. Menilai apgar satu dan lima menit setelah lahir

6. Observasi keadaan umum bayi

b. Kurang efektifnya jalan nafas:

Hasil yang diharapkan : selama masa transisi pernapasaan normal

Rencana tindakan :

1. Bebaskan jalan nafas : hisap lendir disekitar mulut dan hidung sesuai

kondisi bayi

2. Nilai apgar satu menit pertama dan menit kelima

3. Atur posisi bayi : kepala agak ekstensi

4. Observasi pernapasaan
24

c. Resiko hipertermi

Hasil yang diharapkan : hipotermi tidak terjadi (suhu bayi dalam batas

normal > 36,5oc aksiler)

Rencana tindakan :

1. Keringkan badan bayi segerah setelah lahir

2. Bungkus bayi dengan selimut yang hangat (hati- hati dengan ruagan

ber AC)

3. Kontak dini kulit

4. Metode kangguru

5. Semua tindakan dilakukan dibawah lampu sorot (kalau

memungkinkan )

6. Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan

7. Dokumentasi hasil observasi dengan tetap dan jelas

8. Hindari evaporasi, konveksi, radiasi, konduksi, untuk mencegah bayi

kehiangan panas tubuh karena pengaruh lingkungan.


25

7. Kolaborasi Pemeriksaan Laboratorium :

Pada bayi lahir normal tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun

kadang – kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perluh

dilakukan peemriksan laboratorium sesuai indikasi dan kebijakan setampat

antara lain :

a. Gula darah sewaktu untuk mendeteksi secara dini adanya hipoglikemia

pada bayi baru lahir dengan kondisi tertentu .

Dengan diagnose keperawatan

1. Beresiko gangguan neurologik berhubungan dengan hipoglikemia.

Hasil yang diharapkan, hipoglikemia terdeteksi secara dini dan taratasi

sehingga tidak terjadi kerusakan / gangguan neurologik

2. Intervensi keperawatan

a. Tingkatan termolegulasi untuk memenuhi kebutuhan glukosa

b. Observasi ketat kondisi umum bayi

c. Beri minum dan pengobatan segera sesuai kondisi bayi

a. Bilirubin direk dan indirek, golongan darah ABO dan rhesus faktor, hb, ht,

leko dan trombosit, untuk yang ada indkasi.


26

Diagnosa keperawatan :

1. Potensial infeksi sehubungan dengan adanya perlukaan pada kulit

Intervensi keperawatan :

a. Melakukan tindakan dengan memenuhi standar aseptic dan

antiseptic

b. Menjaga kebersihan kulit bayi

c. Mengobservasi dan mencatat dengan baik sebelum dan sesudah

merawat setiap bayi

2. Cemas (orang tua) berhubungan dengan prosedur pemeriksaan

laboratorium pada bayi .

Intervensi keperawatan :

a. Kaji pengetahuan dan kekhawatiran orang tua tentang perluhnya

permeriksaan laboratorium

b. Beri penjelasan dengna bahasa yang mudah diterima orang tua

tentang perlunya dan prosedur pemeriksaan.

c. Informasikan hasil pemikiran kepada orang tua secepat mungkin

d. Beri pendampingan dan dukungan sesuai kebutuhan.


27

D. Konsep Perawatan Tali Pusat

Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus

umbilicalis merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan. Tali pusat berperang penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan janin. Tali pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke

permukaan plasenta dan mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55cm,

dengan ketebalan sekitar 1-2 cm. tali pusat dianggap brukuruan pendek, jika

panjangnya kurang dari 40 cm. (Ria Risksani, 2015).

Merawat tali pusat pada bayi yang belum lepas tali pusatnya atau baru

saja lepas tali pusatnya ( Anik Maryani 2016).

Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7-10 hari setelah bayi

lahir bisa juga 15-28 hari atau lebih, , tali pusat dibersikan dimulai di sekitar

hubungan antara tali pusat dan kuit untuk meningkatkan proses pengeringan

dan penyembuhan pada saat memandikan bayi baru lahir tidak dianjurkan

bayi untuk dicelupkan dalam bak mandi sampai tali pusat putus dan

umbilicus sembuh. (Marmi. Rahardjo, Kukuh.2016).

Pada saat tali pusat diklem atau diikat. Tali pusat merupakan luka yang

terbuka. Oleh karena itu merupakan tempat yang mudah terjadnya infeksi

pada bayi baru lahir. Tali pusat akan mengerut, kering dan terlepas(puput)

antara hari ke-6 dan ke-10 stelah bayi lahir.keterlambatan dala pelepasaan

atau puputnya tali pusat dapat disebabkan oleh infeksi tingkat rendah. Area

bekas melekatnya tali pusat sembuh dan membentuk umbilicus atau


28

pusat(pusar). Kadang-kadang bakteri bisa masuk ditempat ini dan terjadi

infeksi yang disebut omfalitis. Tanda-tanda awal adalah tali pusat basah,

berbau dan mengeluarkan sedikit cairan.

1. Struktur tali pusat

a) Cairan ketuban

Cairan ketuban atau dikenal dengan sebutan amnion menutupi tali pusat.

Di bawah balutan cairan amnion ini terlihat pembuluh-pembuluh darah

yang terdapat dalam tali pusat.

b) Pembuluh darah

Tali pusat mengandung beberapah pembuluh darah yang berperang

menghubungkan antara janin dan plasenta.pembuluh darah tersebut yaitu

2 pembuluh dara arteri dan 1 pembuluh darah vena.

c) Fungsi Tali Pusat

Peredaran darah jenin dalam rahim tentu berbeda dengan peredaran darah

pada bayi, anak, apalagi dewasa. Selama dalam rahim, paru-paru janin

belum berfungsi dengan optimal. Sehingga fungsi pernapasan, yaitu

pertukaran gas, sepenuhnya dilakukan oleh plasenta. Darah mengalir dari

plasenta ke janin melalui tali pusat. Jumlah darah yang mengalir memlalui

tali pusat sekitar 400 ml per menit.

d) Tali pusat merupakan jembatan penghubungan antara plasentan dan janin.

Oleh karena itu, tapi seluruh aktivitas yang ada di plasenta yang
29

dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal disalurkan melalui tali pusat ke janin.

2. Perawatan Tali Pusat Steril

Tali pusat sudah dipotong, haruslah mendapatkan perawatan yang baik

agar terjaga kebersihannya dan terhidar dari kemungkinan terjadinya infeksi.

Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesunggunya merupakan tindakan

sederhana, yang terpenting adalah tali pusat selalu dalam keadaan bersih dan

kering, serta selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum

merawat tali pusat.

Tanda dan gejala terjadinya infeksi pada tali pusat yaitu sebagai berikut.

a) Bayi terlihat gelisah dan rewel. Hal ini sesudah anda memastikan bahwa

kegelisan bayi tidak disebabkan oleh hal ini misalnya karena pipis, pup,

lapar, kepanasan, atau penyebab lainya.

b) Terlihat adanya tanda kemerahan disekitar pangkal tali pusat dan perut

bayi.

c) Daerah sekitar tali pusat tercium aroma baud an mengeluarkan nanah

(nanah merupakan salah satu indikasi terjadinya infeksi).

d) Suhu tubuh bayi meningkat tubuh merasa hangat atau panas. Untuk lebih

akurat, anda bisa menggunakan thermometer untuk mengukur suhu tubuh

bayi. Jika suhu tubuh melebihi 380c maka bayi sudah terkena demam.

e) Bisa membubuhkan obat antiseptic diarea tali pusat cukup dibubuhkan

sedikit dengan menggunakan kapas.


30

f) Jika tidak teratasi dengan baik sebaiknya segerah bawah bayi ke tenaga

kesehatan terdekat.

3. Merawat tali pusat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut.

Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali pusat dengan

klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut(pangkal pusat ) bayi. Dari titik

jepitan, tekan tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat tali

pusat dipotong). Lakukan penjepitan kedua klem tersebut, dari penjepitan

pertama. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut,satu tanggan menjadi

landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali

pusat diantara 2 klem dengan menggunakan gunting DTT. (Johariyah & Ema,

2012).

a) Tujuan perawatan

(1) Meningkatkan granulasi

(2) Mencegah infeksi

(3) Memudahkan dan mempercepat pengeringan tali pusat

(4) Mempercepat terlepasnya tali pusat.

b) Prosedur

Persiapaan Alat :

(1) Kasa kering steril

(2) Plaster anti alergi

(3) Alcohol swab/alcohol

(4) Tempat kotoran.


31

c) Persiapaan klien:

(1) Bayi berbaring di atas baby table

(2) Pakain bayi tebuka

(3) Cara merawat tali

(a) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun.

(b) Ibu melihat prosedur perawatan bila perlu.

(c) Kasa pembungkus tali pusat dibuka.

(d) Bersihkan tali pusat dengan alcohol swabkasa alcohol mulai dari

ujung sampai pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya dengan

diameter 2cm.

(e) Perhatikan keadaan tali pusat dan kulit sekitarnya dari kemerahan,

kotoran dan bau.

(f) Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringan

betul-betul.

(g) Mempertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar

terkena udara dan tutupi dengan kassa secara longgar.

(h) Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan kasa kering steril dan

difikasi dengan plester, cukup dibalut dan diikat dengan kasa

kering.

(i) Melipat popok dibawah sisa tali pusat.


32

(j) Jika tali pusat sudah lepas, bersihan pusar dengan alcohol swab

kemudian ditutup dengan kasa kering dan diplester, lakukan

selama 2 hari atau sampai bekas lepasnya tali pusat kering.

(k) Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat

d) Dokumentasi hasil tindakan

Dore dan WHO tidak merekomendasikan pembersihan tali pusat

menggunakan alcohol karena bisa memperlambat proses penyenbuhan dan

pengeringan luka. WHO lebih lanjut menjelaskan bawha aplikasi

antimicrobial topical/salep pada tali pusat masih menjadihal yang

diperdebatkan dan hasil dari hasil beberapa penelitian masih belum

disimpulkan, apakah pemberian aplikasi salep tersebut baikdalam menjaga

tali pusat tetap kering.

(1) Hal-hal yang harus diperhatikan:

(a) Perawatan dilakukan setiap selesai mandi atau bila terkena

kotoran.

(b) Tali pusat harus selalu dijaga keadaannya kering dan bersih.

(c) Dilarangan mengunakan plester biasa, dan peletakan plester agar

dirubah posisinya setiap hari, untuk mencegah lecet.

(d) Bila tali pusat terlepas sedikit jangan coba-coba menariknya

karena dapat timbul pendarahan.

(e) Nasehat untuk merawat tali pusat


33

(f) Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau

mengoleskan cairan apapun keputung tali pusat.

(g) Nasihati hal yang sama pada ibu dan keluarga.

(h) Mengoleskan alcohol/betadin masih diperkenalkan bila

pemotong tali pusat tidak steril akan tetapi jangan kompres,

karena akan menyebabkan lembab.

(i) Beri nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan

bayi :

(1) Lipat popok dibawah putung tali pusat

(2) Jika putung tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati

dengan air DTT dan segera keringan secara seksama dengan

menggunakan kain bersih.

(3) Jelaskan pada ibu bawah harus mencari bantuan jika pusat

menjadi merah, bernanah atau berdarah dan atau berbau

(4) Jika pangkai tali pusat menjadi merah, mengeluarkan nanah

dan atau darah segerah rujuk ke fasilitas kesehatan.

(5) Barbagi penelitian memperhatikan bahwa dengan

memberiakan tali pusat mongering, tidak ditutup, hanya

dibersihan setiap hari menggunakan air bersih, merupakan

cara paling efektif dan tidak memerlukan biaya besar untuk

perawatan tali pusat. Hal yang sangat penting untuk tidak


34

membubuhkan apa pun daerah sekitar tali pusat karena dapat

mengakibatkan infeksi pada tali pusat.

(6) Bila bayi menggunakan popok sekali pakai, pilihalah pokok

khusus bayi baru lahir (terdapat lekukan dibagaikan depan).

Hindari pemakaian celana sebelum tali pusat terlepas.

Sebaiknya, kenakan popok dan pakaian atasan. Masukan baju

atasannya ke dalam popok. Ini semua dimaksudkan untuk

membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat kering dan

lepas.

(7) Nasihat untuk merawat tali pusat

(a) Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi

atau mengoleskan cairan apapun keputung tali pusat .

(b) Nasihati hal yanng sam pada ibu dan keluaga

(c) Mengoleskan alkohol/betadin masih diperkenankan bila

pemotong tali pusat tidak steril akan tetapi jangan

kompres, karena akan menyebabkan lembab.

(8) Beri nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan

bayi:

(a) Lipat popok dibawah putung tali pusat

(b) Jika putung tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati

dengan air DTT dan segera keringakan secara seksama

dengan menggunakan kain bersih.


35

(c) Jelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan jika

pusat menjadi merah, bernanah atau berdarah dan atau

berbau

(d) Jika pangkai tali pusat menjadi merah, mengeluarkan

nanah dan atau darah segerah rujuk ke fasilitas

kesehatan.

E. Standar Operasional Prosedur Perawatan Tali Pusat

a. Pengertian

Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dimulai hari 1 kelahiran

sampai dengan tali pusat lepas (puput)

b. Tujuan

Untuk mencegah terjadinya infeksi

c. Peralatan

1. Kassa steril dalam tempatnya

2. Alcohol 70% pada tempatnya

3. Bengkok 1 buah

4. Perlak dan pengala

d. Prosedur pelaksanan

1. Tahap prainteraksi

a. Mengecek program terapi sebelum melakukan tindakan

b. Mencuci tanggan

c. Menyiapkan sarana dan alat


36

2. Tahap orentasi

a. Memberikan salam kepada keluarga pasien

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan keluarga sebelum kegiatan

dilakukan

3. Tahap kerja

a. Pasang perlak dan pengalas disamping kanan bayi

b. Bersikan tali pusat dengan alcohol 70%

c. Apabila tali pusat masih basah bersikan dari arah ujung kepangkal

d. Apabila tali pusat telah kering, bersihkan dari arah pangkal keujung

e. Sesudah selesai, pakaian bayi dikenakan kembali, sebaikannya bayi

tidak boleh dipakaikan gurita karena dapat menciptakaan lembab

derah tali pusat maka kuman/bakteri tumbuh subur dan hasilnya

menghambat penyembuhan. Namun juga dilihat dari kebiasaan orang

tua/ibu (personal hygiene)

4. Tahap terminasi

a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

b. Berpamitan dengan pasien

c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

d. Mencuci tangan

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus deskriptif yang dipilih untuk studi

kasus yang akan dilaksanakan. Penelitian studi kasus ini adalah mengeksplorasi

suatu masalah keperawatan, penelitian studi kasus ini dibatasi oleh waktu dan

tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas, atau individu.

Penelitian studi kasus ini adalah studi yang mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada pasien Bayi Baru Lahir yang akan diobservasi selama 3

hari di RSU Anutapura Palu.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian studi kasus ini dilakukan di rumah sakit Anutapura Palu, waktu

penelitian ini dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang/ dirawat

minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari pasien pulang maka akan dilakukan

pergantian pasien baru lainnya yang sama.

C. Subyek studi kasus

Subyek penelitian ini pada pasien Bayi Baru Lahir dan dilakukan

tindakan perawatan tali pusat.

37
38

D. Fokus Studi

Fokus studi pada penelitian ini adalah tindakan perawatan tali pusat pada

pasien Bayi Baru Lahir.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu memuat definisi dan cara mengukur setiap

variabel independen dan dependen pada kerangka konsep.(Supardi, 2013)

1. Asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan adalah yang dimaksud dan dipahami dalam penelitian ini

adalah proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, serta

dilakukan evaluasi keperawatan.

2. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan

berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang sekitar 50-55

cm.(Sarwono,2005).

3. Perawatan tali pusat adalah pada bayi baru lahir ialah menjaga agar tali pusat

tetap kering dan bersih. Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali

pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi

pada neonatus.
39

F. Pengumpulan Data

Dalam penelitian menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara : hasil anamnesis tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang dahulu, keluarga. Wawancara bisa dengan pasien, keluarga,

perawat.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) pada

system tubuh.

3. Studi dokumentasi : misalnya hasil pemeriksaan diagnostik.

G. Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai semua data

terkumpul.Analisa dilakukan dengan cara mengemukakan fakta dan

membandingkan dengan teori. Tehnik digunakan adalah dengan menarasikan

jawaban-jawaban dari hasil pengumpulan data (wawancara, observasi) yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.Urutan dalam

analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpul dari hasil wawancara, observasi, studi dokumen

dituliskan dalam bentuk catatan lapangan yang selanjutnya disalin bentuk

transkip.
40

2. Meredukasi data dengan membuat koping dan kategori :

Data yang sudah dibuat bentuk transkip dibuat bentuk koding oleh peneliti

sesuai dengan topic penelitian.Data objektif dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostic dan dibandingkan dengan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk table, gambar, bagan disertai narasi

kerahasiaan responden tetap harus diperhatikan.

4. Kesimpulan

Data yang disajikan selanjutnya dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil

penelitian sebelumnya dan teori-teori yang mendukung.Penarikan kesimpulan

dilakukan dengan metode induktif.Pembahasan dilakukan sesuai dengan

tahapan asuhan keperawatan pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan,

evaluasi.

5. Etika Penelitian

Ethical clearance merupakan izin etika. Ethical clearance adalah pernyataan,

bahwa rencana kegiatan penelitian yang tergambar dalam protocol, telah

dilakukan kajian yang telah memenuhi kaidah etik sehingga layak

dilaksanakan. Seluruh peneliti/riset yang menggunakan manusia sebagai

subjek penelitian harus mendapatkan Ethical clearance, baik penelitian yang

melakukan specimen. Terdapat tiga etika penelitian yang harus dipenuhi :


41

a. Informed concent

Yaitu sebuah lembar persetujuan yang diberikan oleh peneliti kepada

responden untuk menjalankan suatu kegiatan atau tindakan yang

berhubungan dengan penelitian.

b. Anominity

Yaitu jika nama responden tidak ingin dicantumkan pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang disajikan.

c. Confidentiality

Yaitu menjaga kepercayaan responden dengan menjaga kerahasian.


Lampiran 5

PROSEDUR PELAKSANAAN TINDAKAN

PERAWATAN TALI PUSAT

a. Pengertian

Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dimulai hari 1

kelahiran sampai dengan tali pusat lepas (puput)

b. Tujuan

Untuk mencegah terjadinya infeksi

c. Peralatan

1. Kassa steril dalam tempatnya

2. Air hanggat

3. Waslap

4. Handuk kecil

5. Bengkok 1 buah

6. Perlak dan pengala

d. Prosedur pelaksanan

1. Tahap prainteraksi

a. Mengecek program terapi sebelum melakukan tindakan

b. Mencuci tanggan

c. Menyiapkan sarana dan alat

2. Tahap orentasi

a. Memberikan salam kepada keluarga pasien

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga


c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan keluarga sebelum kegiatan

dilakukan

3. Tahap kerja

a. Siapkan air hangat

b. Cuci tanggan

c. Bersihkan kasa penutup secara perlahan

d. Bersikan tali pusat

e. Memandikan. Selama tli pusat beum lepas dari perut bayi

disarankan agar bayi baru lahir tidak dimandikan cukup hanya

dilap dengan waslap tali pusat akn leps sendiri dalam jangka waktu

7 hingga 14 hari

f. Keringkan jangan membungkusapapun pada tali pusat

g. Lindugi dengan kassa steril ,kering dan tipis

4. Tahap terminasi

a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

b. Berpamitan dengan pasien

c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

d. Mencuci tangan

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, Nor. (2017). Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya Mempercepat
Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Di Ruang Bayi RSUD Kebumen. (
http://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ijb/article/download/112/175, diakses
4 Juli 2018)

Eka, Puspita Sari & Rimandini Dwi Kurnia. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
(Post Natal Care). Jakarta : CV Trans Media
Muryani, Anik. 2012. Asuhan Bayi Baru Lahir Nornal (Asuhan Neonatal).
Yogyakarta : Nuha Medika

Murdiana, Eka. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny
’’S’’ Dengan Hipotermia Sedang Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh
Yusuf Gowa. ( http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/7709/1/EKA%20MURDIANA.pdf. Diakses 3 Juli 2018)

Riksani, Ria. 2012. Keajaiban Tali Pusat Dan Plasenta Bayi. Jakarta : Dunia Sehat
Rosyana, Debby. (2017). Metode Perawatan Tali Pusat Terbuka Pada Bayi Di Ruang
Bayi Rsud. Ulin Banjarmasin. (
http://ojs.dinamikakesehatan.stikessarimulia.ac.id/index.php/dksm/article/downl
oad/225/169, diakses 4 Juli 2018)

Sarwono, 2012. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi Pertama. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarwono, 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Sarwono


Prawirohardjo
Wals, . K Ruth. 2007. Mengkreasi Kehamilan dan Menjagah Kasi Sayang Bersama
Dr Ruth. Jakarta : Gravindo
Sastroasmoro, sudigdo. 2008 Dasar-dasar Metodologi Klinis. Edisi 3. Jakarta :
Sagung Seto . Hal : 112-26.

Sudarti, Afroh. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita. Nuha Medika :
Yogyakarta
Marmi, Rahardjo, Kukuh. 2016. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Pra Sekolah.
Pustaka Pelajar : Yokyakarta.
Johariyah, Ema 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai