Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PERIKSA DALAM
Dosen Pengampu : Isrowiyatun Da’iyah, M,Keb.

Disusun oleh
Annisa Farida P07124118166
Bella Riski Novelia P07124118176
Elta Yuly Purwanty P07124118186
Iis Almaidah P07124118202
Mailinda Sari P07124118206
Nadilla Septiana P07124118216
Nurul Magfirah P07124118227
Roinda Khoiratun Najah P07124118237
Yeni Muryani P07124118256

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
D III SEMESTER II A
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kehamilan tentang “Periksa Dalam”. Tak lupa sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Isrowiyatun Da’iyah,
M,Keb. sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Mei 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3

PENDAHULUAN .....................................................................................................................5

A. Latar Belakang ................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................6

C. Tujuan .............................................................................................................................6

BAB II ........................................................................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................7

A. Pengertian Pemeriksaan Dalam ......................................................................................7

B. Tujuan Pemeriksaan Dalam ............................................................................................7

C. Ukuran Panggul Dalam ...................................................................................................8

D. Tujuan Pemeriksaan Dalam ..........................................................................................13

E. Indikasi dan Konraindikasi ...........................................................................................13

F. Manfaat Pemeriksaan Dalam ........................................................................................14

G. Persiapan Alat dan Bahan .............................................................................................14

H. Prosedur Pelaksanaan ....................................................................................................15

I. Sumbu Panggul dan Bidang Hodge ..............................................................................16

J. Bagian Yang Dideteksi .................................................................................................20

K. Skor Puji Rochajati .......................................................................................................22

BAB III ....................................................................................................................................23

PEMBAHASAN ......................................................................................................................23

BAB IV ....................................................................................................................................24
PENUTUP ................................................................................................................................24

A. Kesimpulan ...................................................................................................................24

B. Saran ..............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................25


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk
diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang
masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan. Setiap
ibu hamil akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh
karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa
kehamilannya (Salmah, 2006). Angka kematian ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan suatu negara. Jumlah
kematian ibu di negara berkembang tergolong tinggi seperti yang terjadi di
Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO, 2013).
AKI di Kota Surakarta pada tahun 2015 sebanyak 7 kasus,
sedangkan AKB di Kota Surakarta pada tahun 2015 terdata 31 kasus, dan
dalam wilayah kerja Puskesmas Purwosari, jumlah AKI pada tahun 2015
sebanyak 3 kasus, dan AKB di tahun 2015 terdapat 5 kasus (Dinkes Kota
Surakarta, 2015). Salah satu upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan
dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu adalah
pelayanan kesehatan maternal yang berkualitas, yaitu melakukan
pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC). Tujuan dari ANC
adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan,
persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi
yang sehat (Depkes RI, 2014).
Pada sebagian masyarakat sering kali tujuan pemeriksaan tidak
tercapai dikarenakan pengetahuan dan sarana yang belum memadai,
masyarakat hanya berfokus pada persalinan saja sedangkan peristiwa
sebelum persalinan tidak banyak mendapat perhatian. Persalinan hanya
puncak dari rangkaian peristiwa reproduksi manusia, padahal ada sesuatu
hal yang lebih penting lagi yaitu pemeriksaan kehamilan (Kasdu, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan dalam pada ibu hamil?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan dalam?
3. Apa manfaat dari pemeriksaan dalam?
4. Apa saja syarat melakukan periksa dalam?
5. Apa saja indikasi dan kontra indikasi periksa dalam?
6. Apa saja persiapan alat yang diperlukan saat periksa dalam?
7. Bagaimana prosedur pelaksanaan periksa dalam?
8. Apa saja yang dideteksi selama periksa dalam?
9. Bagaimana pemeriksaan sumbu panggul dan hodge pada periksa
dalam?
10. Apa saja gangguan dan solusi selama melakukan periksa dalam?
11. Skor Puji Rohayati dan diagram patograf?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeriksaan dalam
pada ibu hamil?
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari pemeriksaan dalam?
3. Untuk mengetahui apa manfaat dari pemeriksaan dalam?
4. Untuk mengetahui apa saja syarat melakukan periksa dalam?
5. Untuk mengetahui apa saja indikasi dan kontra indikasi periksa dalam?
6. Untuk mengetahui apa saja persiapan alat yang diperlukan saat periksa
dalam?
7. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan periksa dalam?
8. Untuk mengetahui apa saja yang dideteksi selama periksa dalam?
9. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan sumbu panggul dan hodge
pada periksa dalam?
10. Untuk mengetahui apa saja gangguan dan solusi selama melakukan
periksa dalam?
11. Untuk mengetahui skor Puji Rohayati dan diagram patograf ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemeriksaan Dalam


Sebenarnya, periksa dalam adalah tindakan yang berbahaya karena
dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi l. Karena itu, periksa
dalam hanya boleh dilakukan jika ada indikasi dan dikerjakan dengan
cara suci hama atau dilakukan pemeriksaan rektal (RT).
Pemeriksaan dalam untuk menilai keadaan janin dan jalan lahir
hendaknya dilakukan dengan lembut (with ladies hand). Sebaiknya,
ibu diminta buang air kecil dan buang air besar terlebih dahulu.
Genitalia eksternal dibersihkan dengan kapas Lisol atau Dettol atau
disinfektan lain.

B. Tujuan Pemeriksaan Dalam


Pada kehamilan triwulan pertama, pemeriksaan dalam dilakukan
untuk memeriksa :
1. Pembesaran rahim dan konsistensinya
2. Tanda Gegar, tanda Piskacek, dan tanda Chadwick.
Pada kehamilan lanjut pemeriksaan dalam dilakukan untuk
memeriksa :
1. Pembukaan serviks berapa cm atau berapa hari, hampir lengkap,
dan sudah lengkap.
2. Bagian terbawah janin kepala, bokong, serta posisinya.
3. Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
4. Apakah selaput ketuban sudah pecah atau belum, menonjol atau
tidak.
5. Apakah promontorium teraba atau tidak
6. Apakah linea inominata teraba seluruhnya atau tidak.
7. Apakah sakrum cekung atau berbentuk lain.
8. Soimah iskiadikum menonjol atau tidak
9. Apakah arkus Lubis cukup lebar atau tidak
10. Serviks pendataran (effacement), tipis atau tebal.
11. Apakah pada kepala janin ada kapur atau tidak.

C. Ukuran Panggul Dalam


Ukuran-ukuran dalam panggul berdasarkan panggul yaitu :
1. Pintu atas panggul
Merupakan suatu bidang dibentuk oleh promontorium,
line terminalis, dan pinggir atas simfisis pubis.
a. Konjugata vera, dengan periksa dalam di peroleh
konjugata diagonalis. Nilai tersebut dikuranggi 1,5 cm
untuk mendapatkan konjugata vera. Normal 10,5-11 cm
b. Diameter tranversa. Normal 12-13 cm
c. Diameter obliqua 13 cm
d. Konjugata obstetrika adalah jarak bagian tengah
simfisis ke promontorium

2. Pintu tengah panggul


a. Bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm
b. Bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm
c. Jarak antara spina iskiadika 11 cm

3. Pintu bawah panggul


a. Ukuran antero-posterior 10-11 cm
b. Ukuran melintang 10,5 cm
c. Arcus pubis membentuk sudut 90 lebih, pada laki-laki
kurang dari 80

Berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang ukuran panggul


dalam dan kepentingan dalam pengukurannya :
1) Ukuran panggul bagian dalam sesungguhnya lebih penting dari
pada ukuran panggul bagian luar, karena dengan mengetahui
ukuran panggul bagian dalam bidan mendapat kepastian bahwa
kepala bayi dapat dilahirkan melalui jalan biasa.
2) Ukuran panggul luar tidak begitu berarti dalam kepentingan
prediksi persalinan
3) Ukuran panggul dalam penting diketahui terutama pada kehamilan
pertama, sehingga prediksi terhadap jalannya persalinan dapat
ditentukan
4) Pemeriksaan – pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai
ukuran panggul dalam wanita adalah dengan :
a. Pemeriksaan dalam sebagai pemeriksaan secara klinis
b. Pevimetri rontgen dan rontgen abdomen
c. Ultrasonografi
5) Dari ketiga pemeriksaan tersebut, pemeriksaan pelvimetri rontgen
dan ultrasonografi biasanya yang melakukan bidang medis
6) Sedangkan, bidan diharapkan mampu untuk melakukan
pemeriksaan dalam untuk mengkur panggul dalam yang penting
sekali dalam menentukan persalinan, yaitu dengan melakukan
pemeriksaan panggul.
7) Berikut ini pemeriksaan panggul yang dapat dilakukan
a. Inspeksi
Perhatikan ada atau tidaknya deformitas atau kelainan panggul,
punggung atau tungkai, atau kelainan tulang punggung
b. Pemeriksaan dalam
1) Kenali batas batas rongga panggul , seperti :
a) Promontorium, misalnya dengan memperhatikan : apakah
promontorium dapat diraba, berapa jaraknya
b) Linea inominata atau linea terminalis, misalnya dengan
memperhatikan apakah linea inominata dapat diraba
sebagian atau seluruhnya
c) Spina iskhiadika, misalnya dengan memperhatikan :
apakah Spina iskhiadika menonjol, dan berapakah jarak
nya
d) Dinding samping jalan lahir, misalnya dengan
memperhatikan : bagaimana bentuk dinding samping jalan
lahir : apakah lurus – sejajar, apakah divergen, apakah
konvergen, dan apakah terdapat benjolan tambahan
e) Kurvatura sakrum, misalnya dengan memperhatikan :
bagaimanakah keadaan tulang selangkang ( os koksigis )
apakah melengkung atau merata, dan apakah terdapat
benjolan
f) Ujung sakrum atau koksigis
g) Arkus pubism misalnya dengan memperhatikan :
bagaimanakah sudut arkus pubis apakah tumpul, atau
runcing , atau tajam

2) Nilai ukuran – ukuran berikut ini :


a) Pintu atas panggul
Merupakan suatu bidang dibentuk oleh promontorium,
line terminalis, dan pinggir atas simfisis pubis.
(1) Konjugata diagonalis
Pada panggul yang normal promontorium tidak
dapat diraba dengan pemeriksaan dalam karena
konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan
pada panggul yang sempit promotorium dapat
diraba, Normalnya Konjugata Diagonalis berukuran
12,5 cm .
(2) Konjugata vera
Conjugata vera mempunyai ukuran normal 10,5-11
cm dan bukan merupakan ukuran terpendek antara
promontorium dan simpisis. Ukuran terpendek
adalah conjugata obstetrica, dari promontorium
dan simpisis. Pada seorang wanita yang memiliki
panggul sempit, conjugata vera dapat
diperhitungkan dengan mengurangi konjugata
diagonalis 1,5-2 cm. Konjugata vera (CV)= CD-1,5
cm.
(3) Konjugata Transversa
Ukuran normal dari diameter transversa adalah
12,5-13,5 cm. Diameter transversa merupakan
ukuran terbesar antara linea inominata diambil tegak
lurus pada conjugata vera.
(4) Konjugata Obliqua
Obliqua merupakan ukuran panggul yang diambil
garis dari artikulasio sakrailiaka ke tuberkulum
pubikum dari belahan yang bertentangan.
Ukuran normal 13 cm.
(5) Konjugata obstetrika
Jarak bagian tengah simfisis ke promontorium

(6) Distantia interspinarum (diameter bispinosum)


Jarak antara kedua spina isciadika memiliki jarak
panggul kurang lebih ±10 cm dan merupakan
diameter terkecil dari pelvis.
(7) Diameter antero – posterior pintu bawah panggul
Diameter anteroposterior melalui level spina
ischiadica normalnya berukuran sekurang-
kurangnya 11.5 cm. Komponen posteriornya antara
titik tengah diameter interspinarum dengan sakrum
disebut diameter sagitalis posterior yang sekurang-
kurangnya berukuran 4.5 cm
(8) Perhatikan dan nilai beberapa ukuran panggul yang
penting dalam praktik kebidanan : lihat penjelasan di
bawah ini
8) Beberapa ukuran panggul yang penting dalam prakteik kebidanan :
Berikut ini adalah beberapa ukuran panggul yang penting dinilai
dalam praktik kebidanan, antara lain :
Diameter Jarak
Diameter anteroposterior - Jarak antara promontorium
pintu atas panggu (konjugata os sakrum sampai tepi atas
vera / konjugata interna) simfisis pubis
- Tidah dapat diukur secara
klinis pada pemeriksaan
fisik
- Yang dapat diukur secara
klinis melalui pemeriksaan
pelvimetri (panggul)
pervaginam adalah
konjugata diagonalis, yaitu
jarak antara promontorium
os sakrum dengan tepi
bawah simfisis pubis.
Diameter oblik pintu atas Jarak dari sendi sakroiliaka satu
panggul sisi sampai tonjolan pektinal sisi
kolateralnya (oblik/menyilang)
Diameter transversa pintu - Diameter terpanjang kiri-
atas panggul kanan dari pintu atas
panggul
- Sebenarnya bukan benar-
benar “diameter” karena
tidak melalui titik puat
pintu atas panggul
Diameter / distantia Jarak antara kedua ujung spina
interspinarum pada rongga iskhiadika kiri dan kanan
panggul
Diameter anteroposterior Jarak antar ujung os koksigis
pintu bawah panggul sampai pinggir bawah simfisis
pubis
Diameter transversa pintu Jarak antara bagiam dalam dari
bawah panggul kedua tuberosits os ischii/os
iskhium
Diameter sagitalis posterior Jarak antara bagian tengah
pintu bawah panggul diameter transversa sampai ujung
os sakrum

D. Tujuan Pemeriksaan Dalam


1. Untuk Menilai Vagina Apakah ada bagian yang menyempit
2. Untuk Menilai Penipisan Serviks
3. Untuk Menentukan Ketuban Sudah Pecah atau Belum
4. Untuk Menilai Presentasi Kepala janin Turun ke panggul
5. Untuk Menentukan Adakah gangguan dijalan lahir
6. Untuk Menilai Kapasitas Panggul
7. Untuk Menetukan Pembukaan Serviks
8. Untuk Menilai Penyusupan ( molase ) Kepala janin

E. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Indikasi pemeriksaan dalam
a. Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau
persalinan, sebelum ditinggalkan oleh penolong.
b. Jika ada pemeriksaan luar kedudukan janin tidak dapat
ditentukan
c. Jika ada dugaan panggul terlalu sempit dan CPD.
d. Jika suatu persalinan tidak maju-maju
e. Jika akan diambil tindakan obstetricians operator
f. Untuk menentukan nilai skor pelvis
2. Kontraindikasi pemeriksaan dalam

F. Manfaat Pemeriksaan Dalam


1. Meraba Kondisi Organ reproduksi dan alat kelamin bagian dalam.
2. Mendeteksi adanya kelainan pada organ reproduksi dan alat
kelamin bagian dalam, Seperti tumor, kista atau infeksi.
3. Mendeteksi Seberapa Jauhnya Kepala Janin dapat menyesuaikan
diri terhadap bagian keras di panggul ibu.
4. Mendeteksi Kapasitas Panggul ibu Apakah sempit atau lebar
5. Mendeteksi Penurunan Janin Sesuai Hodge
6. Meraba bagian terbawah janin apakah bokong atau kepala

G. Persiapan Alat dan Bahan


1. Perlak
2. Masker
3. Bak instrumen berisi sepasang sarung tangan
4. Kapas sublimat
5. Air DTT
6. Bengkok
7. Larutan klorin 0,5%
8. Baskom & kom kecil
9. Celemek
10. Korentang
11. Pinset
12. Kacamata
13. Selimut

H. Prosedur Pelaksanaan
Dilakukan dengan teknik aseptik yaitu :

1. Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genetalia


dengan sabun dan air bersih
2. Tutupi badan pasien dengan sarung atau selimut.
3. Minta pasien berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha
dibentangkan atau Posisi dorsal recumbent.
4. Cuci tangan dan gunakan handscoon steril saat melakukan
pemeriksaan.
5. Lakukan Vulva Hygine Dan Bersihkan Juga area Perenium Ibu
6. Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa
(benjolan).
7. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah,
perdarahan pervaginam atau mekonium, dan jika ada Pendarahan
Jangan Lakukan Pemeriksaan Dalam.
8. Dengan hati-hati pisahkan labium mayus dengan tangan kiri,
kemudian masukkan dengan hati-hati jari tengah yang diikuti oleh
jari telunjuk tangan kanan.
9. Setelah kedua jari tangan berada dalam vagina, tangan kiri
pemeriksa diletakkan di fundus ibu. Dan Nilai vagina apakah ada
atau tidaknya luka parut.
10. Nilai pembukaan dan penipisan serviks.
11. Nilai Ketuban Apakah pecah atau belum.
12. Nilai penurunan dan bagian terbawah janin dan tentukan apakah
bagian tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul.
13. Jika bagian terbawah janin adalah kepala, nilai derajat penyusupan
atau molase dan apakah ada kesesuaian ukuran kepala bayi dengan
panggul pasien.
14. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari dengan hati-
hati, sambil meminta ibu untuk menarik nafas panjang..
15. Buang handscoon dan cuci kedua tangan dan segera keringkan
dengan handuk yang bersih dan kering.
16. Bantu pasien untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
17. Mencatat dan Mendokumentasikan Hasil Pemeriksaan
18. Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarganya.

I. Sumbu Panggul dan Bidang Hodge


1. Sumbu Panggul

Berikut ini adalah penjelasan tentang sumbu panggul yaitu :


a. Sumbu panggul adalah sebuah garis lengkung yang
menghubungkan pusat-pusat dari beberapa di dalam rongga
panggul.
Caranya adalah dengan menghubungkan titik tengah bidang
pada jalan lahir akan dijumpai garis melengkung ke depan mulai
dari spina iskhiadika.
b. Bagian atas dari jalan lahir merupakan tabung yang lurus
c. Bagian ujung bawahnya melengkung ke depan
d. Artinya : jalan lahir merupakan silinder yang melengkung ke
depan , dari pintu atas panggul sampai menjadi pintu bawah
panggul
e. Perbedaan panjangnya adalah 4,5 cm di bagian depan dan 12, 5
cm dibagian belakang
f. Sebagai penjelasan yang lebih lengkap tentang sumbu panggul
adalah sebagai berikut :
1) Jika kita hubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di
dalam panggul, maka kita akan mendapatkan sebuah garis
yang lurus sebelah atas sampai pada suatu titik sedikit ditas
spina iskhiadika
2) Kemudian melengkung kedepan didaerah pintu bawah
panggul selanjutnya
3) Selanjutnya sumbu jalan lahir sedikit berbeda dari sumbu
anatomis bagian atas dari jalan lahir merupakan silinder
yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan
ditentukan oleh perubahan dasar panggul karena desakan
bagian depan anak.

2. Bidang Hodge
a. Berikut ini adalah pengertian dan penjelasan tentang Bidang
Hodge :
1) Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai
dimanakah bagian terendah janin turun dalam panggul dalam
persalinan.
2) Bidang Hodge diperlukan untuk menentukan berapa jauhnya
bagian depan anak pintu turun ke dalam rongga panggul.
3) Bidang Hodge perlu dipahami untuk menentukan seberapa
jauh bagian terdepan janin turun ke dasar panggul.
4) Bidang Hodge adalah bidang yang harus dipelajari yang
berhubungan dengan menentukan majunya persalinan, yaitu
menurut lingkaran pintu atas panggul.
5) Bidang Hodge merupakan bidang khayalan di dalam panggul
untuk menentukan kemajuan turunnya presentasi dalam
rongga panggul.
6) Bidang Hodge merupakan bidang – bidang sepanjang sumbu
panggul yang sejajar dengan pintu atas panggul, untuk
patokan / ukuran kemajuan persalinan ( penurunan presentasi
janin ).
7) Dengan menentukan penurunan sesuai bidang Hodge dapat
ditetapkan kemungkinan apakah persalinan dapat melalui
vagina (pervaginam) atau persalinan harus dengan operasi
seksio sesarea.

b. Berikut ini adalah 4 bidang Hodge yang menentukan penurunan


presentasi janin dan beberapa pengertiannya, yaitu :
1) Bidan Hodge I
a) Bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
dengen bagian atas simfisis dan promontorium.
b) Bidang yang sama dengan pintu atas panggul
c) Bidang pintu atas panggul, dengan batas tepi atas simfisis
d) Sama dengan pintu atas panggul
2) Bidang Hodge II
a) Bidang yang sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian
bawah simfisis
b) Bidang yang sejajar dengan Hodge I melalui pinggir bawah
simfisis
c) Bidang sejajar Hodge I setinggi tepi bawah simfisis
d) Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan terbentang
setinggi pinggir bawah simfisis
e) Bidang yang sejajar dengan Hodge I melalui tepi bawah
simfisis

3) Bidang Hodge III


a) Bidang yang sejajar dengan bidang – bidang Hodge I dan
II, terletak seringgi spina iskhiadika kanan dan kiri
b) Bidang yang sejajar dengan Hodge I melalui spina
ischiadica
c) Bidang yang sejajar dengan Hodge I setinggi spina
ischiadica
d) Bidang sejajar dengan Hodge I setinggi spina iskhiadika
e) Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan Hodge II
dan terbentang setinggi spina iskhiadika kanan dan kiri
4) Bidang Hodge IV
a) Bidang yang sejajar dengan bidang – bidang Hodge I , II ,
dan III, terletak setinggi os koksigis
b) Bidang yang sejajar dengan Hodge I melalui ujung os
koksigis
c) Bidang yang sejajar dengan Hodge I setinggi ujung bawah
os koksigis
d) Bidang yang sejajar dengan Hodge I , Hodge II , Hodge III
dan terbentang setinggi ujung os koksigis
e) Bidang yang sejajar dengan Hodge I melalui ujung tulang
tungging (os koksigis)
3. Persalinan pervaginam sulit dilakukan tanpa disertai trauma
persalinan, apabila kepala atau bagian terendah masih tinggi, diatas
bidang Hodge II
4. Persalinan pervaginam akan aman dengan trauma minimal, apabila
penurunan terendah telah melampaui batas Hodge III

J. Bagian Yang Dideteksi


1. Pembukaan Serviks
Dilihat seberapa jauh serviks telah membuka
2. Konsistensi Portio
Portio akan menjadi tipis dan lunak bahkan tidak teraba saat
pembukaan lengkap
3. Konsistensi Serviks
Saat serviks belum matang, rasanya atau konsistensinya akan
hampir sama seperti saat meraba ujung hidung, namun ketika
serviks sudah ada pelunakan, makan rasanya atau konsistensinya
akan seperti saat meraba telinga dan akhirnya saat serviks
dinyatakan matang dan siap untuk membuka konsistensi akan
terasa seperti meraba bagian dalam pipi.
4. Penipisan
Jika melakukan pemeriksaan dalam dan meraba serviks masih
seperti corong dan berukuran sekitar 2inci atau sekitar 3 sampai
3,5cm maka itu berarti serviks belum melakukan penipisan, namun
ketika panjang serviks tersebut hanya sekitar 1inci atau 1,5cm itu
berarti serviks tersebut sudah menipis sekitar 50%. Dan ketika
hanya merasakan serviks seolah hanya seperti selaput saja berarti
serviks benar-benar menipis maksimal. Biasanya terjadidi
pembukaan diatas 7cm. Karena penipisan terjadi seiring dengan
pembukaan serviks dan penurunan kepala janin.
5. Ketuban
Yang diperiksa apakah ketuban sudah pecah atau belum, dilihat
saat tidak dalam HIS. Bila pembukaan lengkap atau hampir
lengkap dan bagian bawah janin sudah didasar panggul maka
ketuban bisa pecah

Presentasi Janin bisa dilakukan dengan meraba bagian terbawah


janin, yaitu :

a. Kepala : Teraba Keras, Bulat, dan Teraba Sutura serta ubun


ubun
b. Bokong : Teraba Lunak, dan sakrum sebagai denominatornya
1) Penurunan Sesuai Hodge
2) Apakah ada bagian bagian janin yang turun disamping
kepala janin, misal : tangan atau lengan dan tali pusat
K. Skor Puji Rochajati
BAB III

PEMBAHASAN
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan dalam atau vaginal toucher (VT) adalah
pemeriksaan yang umum dilakukan baik dokter maupun bidan untuk
melakukan pemeriksaan terkait dengan persiapan persalinan ataupun
mengetahui adanya kelainan medis yang terkait dengan bagian dalam
vagina atau serviks

Bagian yang dideteksi meliputi serviks, presentasi janin,


ukuran panggul, tinggi badan dan LiLA serta keadaan abnormal

Gangguan yang dapat terjadi pada pemeriksaan dalam seperti,


berat badan, tinggi badan serta lingkar lengan kiri atas dibawah
normal sehingga dikhawatirkan panggul sempit, nyeri saat
pemeriksaan dalam, jari bidan sulit masuk , ketuban pecah dini

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya.
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai mahasiswa kita
diharapkan mengerti tentang materi Pemeriksaan Dalam pada Ibu
Hamil, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik , 2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan . Tim : Jakarta

Nur Rahmawati, Erni. 2010. Ilmu Praktis Kebidanan. Victory Inti Cipta : Jakarta

M . Kriebs, jan. L. Gegor, Carolyn. 2010. Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2.


Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Mochtar Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Kurniawati, Desy dan HanifahMirzanie. 2009. Obgynacea (obstetri &


Ginekologi). TOSCA Enterprise : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai