Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. R 24 TAHUN

G1P0A0 HAMIL 40 MINGGU INPARTU KALA 1 FASE AKTIF

DENGAN MASALAH AKSELERASI PERSALINAN

KEBUTUHAN NIPPLE STIMULATION

DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik

Stase Asuhan Kebidanan Masa Persalinan

Disusun Oleh :
Dita Marlina
NIM. 2202218020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. R 24 TAHUN

G1P0A0 HAMIL 40 MINGGU INPARTU KALA 1 FASE AKTIF

DENGAN MASALAH AKSELERASI PERSALINAN

KEBUTUHAN NIPPLE STIMULATION

DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA

Oleh :

Dita Marlina
NIM. 2202218025

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing CI

Sri Maryani, S. Keb

Mengetahui,
Ketua Program Studi profesi Bidan

Bdn. Indah Puspitasari, S.SiT., M.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas

Laporan Pendahuluan dengan tema Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. R 24 Tahun

G1p0a0 Hamil 40 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif Dengan Masalah Akselerasi Persalinan

Kebutuhan Nipple Stimulation Di Rsi Sultan Hadlirin Jepara

Penulis menyadari penyusunan Laporan Pendahuluan ini berkat adanya bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada seluruh rekan yang membantu dalam penyusunan Laporan ini.

Penulis menyadari Laporan Pendahulan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di kemudian

hari.

Akhir kata semoga Laporan Pendahuluan ini semoga dapat bermanfaat bagi semua

pembaca.

Jepara , 7 Mei 2023

Dita Marlina

NIM. 2202218025

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................... 5

A. Teori Medis ................................................................................................... 5

1. Persalinan ................................................................................................. 5

2. Stimulasi puting................. ....................................................................... 11

BAB IIITINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN .............................................. 12

A. Pengkajian ..................................................................................................... 12

B. Interpretasi Data ............................................................................................ 13

C. Identifikasi Adanya Diagnosa atau Masalah Potensial ................................. 13

D. Antisipasi Tindakan Segera ........................................................................... 13

E. Perencanaan ................................................................................................... 13

F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan .................................................... 14

G. Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan .......................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 1

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal

dalam kehidupan. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin.(1) (Saifuddin, 2016).

World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan

meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran.

Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang, 80%

kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama

kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2014). Angka kematian

ibu di negara-negara Asia Tenggara per 100.000 kelahiran hidup yaitu

Indonesia 214 jiwa, Filipina 170 jiwa, Vietnam 160 jiwa, Thailand 44 jiwa,

Brunei 60 jiwa, dan Malaysia 39 jiwa.(2) (WHO, 2014).

Kematian ibu melahirkan (AKI) di Jawa tengah masih tinggi faktor

utamanya yaitu belum merata dokter kandungan yang bertugas di Jawa

Tengah. Angka kematian bayi (AKB) masih tinggi faktor utamanya

keterlambatan penanganan persalinan bayi yaitu keterlambatan mengambil

pelayanan dasar klinik di bidan, terlambat mencari transportasi dan terlambat

waktu penanganan di rumah sakit (respon time) . Angka kematian Ibu di Kabupaten

Jepara dari tahun 2015 hingga 2016 menunjukan tren meningkat dari angka 42,5 per

100.000 kelahiran hidup (9 kasus) di tahun 2013, 51,86 per 100.000 KH (11 kasus) di

tahun 2017 dan 71,84 per 100.000 KH (15 kasus) di tahun 2018. Akan tetapi pada
1
tahun 2019 turun menjadi 58,37 per 100.000 KH (12 kasus) kemudian naik kembali

menjadi 68,48 per 100.000 KH (14 kasus) pada tahun 2020. Kasus kematian Ibu di

Kabupaten Jepara tahun 2020 ada 14 kasus, terdiri dari 3 kasus (21 %) eklamsia, 6

kasus (44 %) perdarahan, 2 kasus (33,3 %) oedema pulmo dan 3 kasus (21 %)

disebabkan karena lain-lain. Jadipenyebab kematian terbesar adalah perdarahan karena

atonia uteri yaitu ketidak mampuan otot-otot rahim dalam berkontraksi setelah

kelahiran bayi dan plasenta.(3)

Komplikasi selama persalinan yang sering terjadi di Indonesia yaitu

perdarahan pasca persalinan, retensio plasenta, partus lama serta infeksi.

Persalinan lama merupakan salah satu penyebab langsung dari kematian ibu,

berdasarkan data Internasional NGO on Indonesia Development (INFID)

pada tahun 2013, angka kejadian persalinan lama di Indonesia adalah sebesar

5% dari seluruh penyebab kematian ibu (Konferensi INFID, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamranani, dkk (2013),

tentang hubungan stress dengan lama persalinan di beberapa BPM (Bidan

Praktek Mandiri) di Kota Malang menunjukkan bahwa kejadian persalinan

lama adalah sebanyak 53,3%.(4)

Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam

pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva, yang merupakan

salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Pada

proses menuju persalinan ada empat tahapan yang harus dilalui yaitu kala I

persalinan, kala II persalina, kala III persalinan, kala IV persalinan. Kala I

persalinan berlangsung antara pembukaan 0 (nol) sampai pembukaan lengkap

(10 cm). Kala I persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

Pada fase laten merupakan periode dari awal persalinan hingga titik ketika

2
pembukaan mulai berjalan secara progresif. Fase aktif merupakan periode

waktu awal dari kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi

komplit.(5)

Proses persalinan yang lama atau macet adalah persalinan dengan

tidak ada penurunan kepala lebih dari 1 jam pada nulipara dan multipara. (6) Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi partus lama antara lain faktor kekuatan yang

terdiri dari kontraksi otot rahim dan tenaga mengejan yang dimiliki oleh ibu, faktor

janin yang berukuran besar di atas 4 kg atau posisi bayi yang salah (melintang), faktor

jalan lahir , faktor psikis ibu terdiri dari tingkat kecemasan dan rasa takut yang dialami

dalam menghadapi persalinan, serta faktor reproduksi yang terdiri dari usia, paritas

dan jarak kelahiran.(7)

Ada beberapa tindakan yang dapat meningkatkan kontraksi uterus dengan

rangsangan oksitosin alamiah yang efektif melunakan serviks dan

membantu proses kelahiran yaitu dengan stimulasi putting susu. Secara teori

payudara yang dirangsang akan melepaskan hormon oksitosin yang dapat

menyebabkan kontraksi, dikeluarkan oleh kelenjar pituitari posterior dari ibu,

juga oleh janin yang menyebabkan his adekuat dan dapat mencegah

persalinan lama.(9)

Sebagian besar rangsangan puting susu pada saat persalinan telah

diselidiki kegunaannya sebagai alternatif oksitosin pada tes stress kontraksi

dan efektifitasnya dalam melunakkan servik dan menginduksi persalinan. (9) Hal ini di

buktikan dalam penelitian Handayani tentang “pengaruh stimulasi puting susu

terhadap lamanya kala I fase aktif” ada pengaruh stimulasi puting susu terhadap lama

persalinan kala 1 dengan hasil kelompok kontrol yang diberi stimulasi puting susu

mengalami kemajuan paling cepat 55 menit dan pada kelompok mobilisasi mengalami

3
kemajuan paling cepat 1 jam 45 menit, dan rata-rata kelompok kontrol yang dilakukan

stimulasi puting susu mengalami kemajuan 3 jam 16 menit sedangkan pada kelompok

mobilisasi mengalami kemajuan 3 jam 22 menit.(10)

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian persalinan

2. Untuk mengetahui etiologi persalinan

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala persalinan

4. Untuk mengetahui patofisiologi persalinan

5. Untuk mengetahui pengertian Nipple stimulation

6. Untuk mengetahui fungsi Nipple stimulation

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. PERSALINAN
A. Definisi

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

dapat hidup ke dunia luar, dari Rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.(1)

Persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil

konsepsi oleh ibu. Proses ini di mulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang di

tandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan di akhiri dengan pelahiran

plasenta.(2)

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37 sampai 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin.(2)

B. Etiologi

Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori,

menghubungkan engan factor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim , pengaruh

tekanan paa syaraf an nutrisi. (Hafifah 2014)

1) Teori penurunan hormone

1-2 minggu sebelum partus mulai , terjai penurunan hormone progesterone an

estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos Rahim dan

akan menyebabkan kekejangan pembuluh arah sehingga timbul his bila

progesterone turun,

5
2) Teori plasenta menjai tua

Turunnya kadar estrogen an progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh

arah yang menimbulkan krontraksi Rahim.

3) Teori distensi Rahim

Rahim yang menjai besar dan meregang menyebabkan iskemik otot-otot

Rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

4) Teori iritasi mekanik

Dibelakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila

ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

5) Induksi partus

Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang imasukkan

kedalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus franterrhausser,

amniotomi (pemeah ketuban), oksitosin rip yaitu pemberian oksitosin menurut

tetesan perinfus.

Jenis persalinan

1). Persalinan spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir

ibu.

2). Persalinan buatan

Persalinan yang di buat dengan tenaga dari luar misalnya vacum atau tindakan

caesaria.

3). Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung

setelah pemecahan ketuban, pemberian piticin atau prostaglandin.

6
Persalinan berdasar umur kehamilan

1) Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan

berat badan kurang dari 500 gr.

2) Partus immaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi

dengan berat badan 500 gr dan 999 gr.

3) Partus prematurus

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau dengan

berat badan 1000 gr dan 2499 gr.

4) Partus matures/aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi

dengan berat badan 2500 gr atau lebih.

5) Partus post matures/ aterm

Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu.(4)

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1) Passage (jalan lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus di lewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina.

2) Power (kekuatan)

Merupakan kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau

kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.

3) Passanger (janin)

Faktor yang berpengaruh adalah janin (tulang tengkorak, ukuran kepala) dan

postur janin.

7
4) Psikis (psikologis)

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seoalah-olah pada saat itu benar-benar

terjadi kewanitaan sejati.(2)

C. TANDA DAN GEJALA

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan funus uteri Karena

kepala bayi suah masuk pintu atas panggul yang isebabkan :

1. Kontraksi Braxton hiks

2. Ketegangan dinding perut

3. Ketegangan ligamentum rotandum

8
4. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil

1. Terasa ringan dibagian atas, rasa sesakya berkurang

2. Terjadi kesulitan saat berjalan

3. Sering miksi

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hiks ditemukan sebagai

keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu. Hal ini terjadi karena perubahan

keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsanan

oksitosin dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin

berkurang sehingga oksitosin apat menimbulkan kontraksi yang lebih sering

sebagai his palsu. Sifat his permulaan (palsu) :

1. Rasa nyeri dibagian bawah

2. Datangnya tidak teratur

3. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

4. Durasinya pendek

5. Tidak bertambah bila beraktivitas

Proses persalinan dimulai bila ada tanda-tanda :

1. Terjainya his persalinan.his persalinan mempunyai sifat :

a. Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan

9
b. Sifatnya teratur interval makin pendek, dan kekuatanya makin

besar

c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks

d. Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah

e. Pengeluaran lender dan darah (pembawa tanda). Dengan his

persalinan terjadi perunbahan pada serviks yang menimbulkan :

Pendarahan dan pembukaan, pembukaan menyebabkan lender

yang terapat pada kanalis servikalis lepas, terjadi penarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah.

f. Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjai ketuban peah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sehingga ketuban baru pecah menjelan

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan

persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam (Hafifah 2014)

D. PATOFISIOLOGI

Fase-fase dalam persalinan:

1) Kala I

Kala I persalinan di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan

serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

2) Kala II

Kala II persalinan di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi.

3) Kala III

Kala III persalinan di mulai setelah selesainya kelahiran bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta,

10
4) Kala IV

Masa 2 jam setelah plasenta lahir.(2)

Mekanisme persalinan

1) Turun

Janin mengalami penurunan terus-menerus dalam jalan lahir sejak kehamilan

trimester ketiga

2) Fleksi

Dengan turunnya kepala janin, tahanan yang di peroleh dari dasar panggul

akan makin besar, yang mengakibatkan kepala janin makin fleksi lagi, sampai-

sampai dagu janin menekan dadanya dan belakang kepala (oksiput) menjadi

bagian terbawah janin

3) Rotasi dalam

Dengan makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan

berputar sedemikian rupa sehingga kepala janin akan bersesuaian dengan

rongga panggul

4) Ekstensi

Kepala janin di lahirkan dengan melepaskan diri dari sikap kepala yang fleksi

maksimal dengan jalan menempuh gerakan defleksi atau ekstensi kepala

5) Restitusi

Sewaktu berlangsung rotasi dalam, leher akan terpelintir karena bahu tidak

bersama-sama mengadakan rotasi dalam dengan kepala yang lebih dahulu

melakukan rotasi dalam

6) Rotasi luar

Rotasi luar kepala janin pada hakekatnya mengikuti rotasi dalam bahu janin.(3)

2 . TINJUAN KHUSUS TENTANG STIMULASI PUTTING SUSU

11
A. PENGERTIAN

Stimulasi puting (nipple stimulation) adalah menggosok, memijat atau melakukan

gerakan melingkar di daerah puting dengan lembut yang diyakini bisa mendorong

terjadinya kontraksi awal.(4)

B. TUJUAN

1. Meningkatkan pelepasan hormon oksitosin yang dapat menyebabkan kontraksi

rahim

2. Membantu mengurangi stres dan menghilangkan rasa sakit

3. Membantu menguatkan ikatan antara ibu dan pasangannya dalam proses

merangsang kontraksi uterus

C. TEHNIK STIMULASI PUTTING SUSU

1. Melakukan persepsi

2. Mempersiapkan alat yaitu

a) Minyak

b) Bantal

c) Guling

3. Menginstruksikan kepada ibu untuk membuka baju bagian atas bra

4. Memposisikan ibu dengan nyaman

5. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

6. Memastikan kondisi psikologis dan nutrisi pasien

7. Mengecek tidak ada luka bekas operasi pada payudara yang akan dilakukan

pemijatan atau stimulasi.

8. Menganjurkan ibu untuk nafas dalam dengan mengambil nafas dari hidung lalu

keluarkan melalui mulut sebanyak tiga kali.

12
9. Melakukan memijatan atau menggosok payudara menggunakan telapak tangan

dengan cara :

a) Letakan telapak tangan di bagian atas aerola, kemudian lakukan gerakan

melingkar diikuti dengan tekanan yang lembut.

b) Gerakan ini dilakukan secara bergantian antara payudara kanan dan kiri untuk

setiap payudara dilakukan pijatan selama 2 menit dan beri jeda 5 menit untuk

melakukan stimulasi berikutnya setelah itu ganti ke payudara yang satu dengan

waktu yang sama.

c) Gerakan stimulasi puting susu ini akan menunjukan hasil yang lebih baik.

d) Hentikan stimulasi jika terjadi kontraksi.

e) Stimulasi puting tidak dilakukan bersamaan pada kedua payudara dan stimulasi

puting dilakukan ketika tidak ada kontraksi.

f) Melakukan evaluasi

BAB III

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MASALAH AKSELERASI

13
PERSALINAN KEBUTUHAN NON FARMAKOLOGI

NIPPLE STIMULATION

A. PENGKAJIAN

Kegiatan pengumpulan data dimulai pada saat klien masuk dan dilanjutkan

secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat

dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber yang dapat memberikan informasi paling

akurat yang dapat diperoleh secepat mungkin dan upaya sekecil mungkin yaitu dari

pasien atau keluarga pasien. Teknik pengumpulan data yaitu berupa observasi,

wawancara, dan pemeriksaan fisik. (1) Langkah awal dari perumusan masalah/diagnosa

kebidanan adalah pengolahan/analisa data yaitu menggabungkan dan menghubungkan

data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta. (1)

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup

praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. Diagnosa

didapatkan dari data subjektif dan data objektif. Diagnosa nomenklatur kebidanan

adalah suatu sistem nama yang telah terklasifikasikan dan diakui serta di syahkan oleh

profesi, digunakan untuk menegakkan diagnosa sehingga memudahkan untuk

pengambil keputusanya. Dalam nomenklatur kebidanan mempunyai standar yang harus

dipenuhi. (1)

Penentuan analisa dalam kasus asuhan kebidanan pada ibu bersalin sudah sesuai

dengan teori yang telah ada. Setelah dilakukan analisa pada kasus, kemudian tindakan

selanjutnya adalah memberikan penatalaksanaan. Berdasarkan diagnosa kebidanan

yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka rencana kegiatan

mencakup tujuan dan langkah langkah yang akan dilakukan bidan dalam melakukan

intervensi dalam memecahkan masalah termasuk rencana asuhan evaluasi. Dalam

14
rencana kegiatan juga dicatat kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan. Kriteria

evaluasi dan hasil tindakan perlu dicatat untuk mengukur keberhasilan dari pelaksanaan

asuhan yang dilakukan.(5)

B. INTERPRETASI DATA DASAR

Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis masalah akselerasi

persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin dengan cara nonfarmakologi berdasarkan

data yang telah dikumpulkan. Masalah akselerasi persalinan kala 1 fase aktif ibu

bersalin ditetapkan berdasarkan interpretasi data dasar yang dikumpulkan pada saat

pengkajian dan pemeriksaan yaitu ibu bersalin dengan keluhan kurang kuatnya

kontraksi selama proses persalinan.(5)

C. IDENTIFIKASI ADANYA DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin terjadi

berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Masalah yang bisa

timbul dari akselerasi persalinan pada ibu bersalin, serta apakah dapat mengalami

komplikasi. Masalah Intensitas kontraksi uterus pada saat proses persalinan pada multi

para seringkali lebih berat daripada nyeri persalinan pada primipara. Multipara juga bisa

mengalami proses persalinan lebih lama dibandingkan proses persalinan pada primipara

sehingga multipara mengalami kelelahan yang lebih lama. Kelelahan berpengaruh

terhadap akselerasi persalinan. Hal itu menyebabkan akselerasi persalinan sebagai suatu

lingkaran setan (Andarmoyo, 2013)

D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter jika ada hal

yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain

sesuai kondisi ibu. pada kasus masalah akselerasi persalinan perlu dilakukan tindakan

segera karena dapat menimbulkan resiko kegawatan pada ibu maupun janin.

15
E. PERENCANAAN

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada

langkah sebelumnya. Adapun penalatalaksanaan masalah akselerasi persalinan pada ibu

melahirkan adalah dengan melakukan :

1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Lakukan asuhan sayang ibu

3. Siapkan partus set, hecting set, obat-obatan esensial, APD, perlengkapan bayi dan ibu.

4. Jelaskan pada ibu dan keluarga untuk diberikan terapi nonfarmakologi berupa nipple

stimulation

5. Jelaskan pada ibu tentang manfaat terapi nipple stimulation

6. Berikan terapi nipple stimulation

7. anjurkan pada suami / keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat pada ibu(5)

F. PELAKSANAAN TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan aman.

Pada kondisi ibu bersalin dengan masalah akselerasi persalinan kala 1 fase aktif harus

segera dilakukan tindakan atau penatalaksanaan sesuai yang dianjurkan.(1)

G. EVALUASI TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan ibu bersalin dengan keluhan masalah akselerasi persalinan kala 1

fase aktif sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Selain

terhadap permasalah klien, bidan juga harus mengenal apakah rencana yang telah

ditetapkan dapat dilakukan dengan baik, apakah perlu disusun kembali intervensi yang

lain sehingga masalah dapat dipecahkan dengan tepat. Pada prinsipnya, tahapan

16
evaluasi ada pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaan seberapa

jauh tercapainya rencana yang dilakukan.(1)

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusbandiyah, M., Ummi, H., Rita, Y. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
2. Saifuddin, A. B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G. H. (2013). Ilmu Kebidanan. 4th
ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
3. Maryunani, A. (2014). Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta: Trans Info Medika.
4. Marmi. Intranatal care asuhan kebidanan pada persalinan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2015
5. Suhartika. Asuhan kala satu persalinan normal. Dalam: Kebidanan teori dan asuhan
volume 2. Jakarta: EGC; 2017
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku kesehatan ibu dan anak. 2015.
Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di
fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Jakarta: Kemenkes RI; 2013
8. Judha Mohamad, Sudarti. 2014. Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri Persalinan.
Yokyakarta : Muha Medika
9. Ayu L, (2017) Efek Pemberian Nipple Stimulation Terhadap Lama Persalinan . Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 2017 - ejournal.stikestelogorejo.ac.id.
10. Rini, L (2016) Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu Terhadap Lama Persalinan
Kala I. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-
237
11. Yuniar, D (2020) Pengaruh Rangsangan Puting Susu Dengan Pembukaan Serviks
Pada Persalinan Kala 1 Fase Aktif (Studi Di Kamar Bersalin RSUD Jombang).
Jurnal Kebidanan Volume 10 No 1 Maret 2020

18

Anda mungkin juga menyukai