Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan

“Komunikasi Terapeutik”
Dosen Pengampu : Nirwana Per-Angin²,.S.Pd,.M.Pd

Disusun Oleh :

1. Nadilla Septiana
2. Resma Arianti
3. Yeni Muryani

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN

JURUSAN DIII KEBIDANAN

SEMESTER 2 A 2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi Terapeutik” untuk pembaca.

Makalah ini telah penyusun susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan


kekurangan dalam penulisan maupun pemilihan kata, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran mengena makalah ini, guna mempermudah dalam
proses perbaikan. Penyusun berharap pembaca dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

Banjarbaru, 22 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

A. Latar Belakang .......................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik ........................................................... 4

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik ................................................................. 4

C. Sasaran Komunikasi Terapeutik................................................................ 5

D. Langkah-Langkah Interaksi dengan Pasien .............................................. 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses


penyembuhan klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi
terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada
klien.

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam


hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Komunikasi Terapiutik?

2. Apa tujuan dari Komunikasi Terapiutik?

3. Siapa sasaran dari Komunikasi Terapiutik?

4. Apa saja langkah-langkah dalam Komunikasi Terapiutik?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui


penjelasan secara merinci mengenai Komunikasi Terapiutik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik berarti suatu proses penyampaian nasehat kepada


klien untuk mendukung upaya penyembuhan. Komunikasi terapeutik biasanya
dilakukan dengan lisan atau dilakukan dengan gerak. Melalui komunikasi ini,
bidan dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada klien, dan kemudian ia
dapat mengetahui pikiran dan perasaan klien terhadap penyakit yang diderita
dan juga sikap perilaku klien terhadap dirinya sendiri

Menurut Indrawati (2003), komunikasi terapeutik merupakan


komunikasi yang direncanakan secara sadar, memiliki tujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan klien. Komunikasi terapetik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan
pengertianantara perawat/bidan dengan klien. Persoalan yang mendasar dalam
komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara bidan
dan klien, Bidan membantu dan klien menerima bantuan

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik

1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri dimana


diharapkan terjadi perubahan pada diri klien.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling
tergantung sehingga pasien mau menerima dan diterima oleh orang lain.
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yang realistis.
4. Peningkatan integritas diri dan identitas personal yang jelas.
5. Membantu untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi.
6. Mengurangi keraguan dan membantu mengambil tindakan yang efektif.
7. Mempengaruhi orang lain, lingkungan dan dirinya sendiri.

5
C. Sasaran Komunikasi Terapeutik
Orang orang yang membutuhkan Komunikasi Terapeutik adalah :
1. Remaja
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu
memerhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang
remaja, cara berkomunikasi dengan anak remaja, metode berkomunikasi
dengan anak remaja. Peran orang tua dalam membantu proses komunikasi
dengan remaja sehingga bias didapatkan informasi yang benar dan akurat.
a. Pada remaja, pola piker dan tingkah laku peralihan dari anak ke
dewasa.
b. Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang
dewasa diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
d. Beri support penuh perhatian.
e. Jangan melakukan intrupsi.
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran.
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi).

2. Calon Ibu

Bidan dapat melakukan Komunikasi Terapeutik pada calon ibu


dengan lebih menitik beratkan pada :

a. Memberikan penjelasan tentang fisiologis menstruasi


b. Memberikan bimbingan tentang perawatan diri. Sehubungan dengan
peristiwa menstruasi
c. Memberi bimbingan pra perkawinan
d. Pendidikan kesehatan calon ibu
e. Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian dir terhadap
perubahan fisik dan emosi serta peran yang terjadi

3. Ibu Hamil

Bidan dapat melakukan Komunikasi Terapeutik pada ibu hamil


dengan lebih menitik beratkan :

6
a. Bidan Senantiasa berhubungan dengan bumil, serta melakukan
tindakan pemeriksaan, penyuluhan serta segala bentuk kontak langsung
dengan metode apapun
b. Dapat Meminimalisir Kemunculan faktor psikososial yang berdampak
negatif terhadap kehamilan
c. Dapat membantu ibu untuk mengoorganisasikan perasaannya,
pikirannya, kekuatan untuk menerima, dan memelihara kehamilannya
sehingga dapat melahirkan dengan lancar
d. Bidan mampu menciptakan Kenyamanan dan keakraban

4. Ibu bersalin

Ibu yang akan bersalin pasti mempunyai emosi berlebihan yang


dapat menimbulkan suatu kecemasan. Kecemasan yang timbul dapat
disebabkan karena dua faktor yaitu antara kesenangan dan rasa nyeri
yang sedang dirasakan.Bidan bertanggung jawab memotivasi pasien ibu
hamil seperti memberikan semangat kepada ibu hamil untuk terus
berjuang sampai anak lahir dan menjelaskan bahwa proses hamil sampai
persalinan itu suatu anugrah yang diberikan kepada seorang ibu dari
Tuhan, memberikan dukungan fisik seperti memeriksa kondisi kesehatan
ibu dan janin yang sedang dikandungnya, memberikan rasa nyaman
kepada setiap pasien ibu hamil dengan keramahan seorang bidan, seorang
bidan harus memberikan rasa aman dan percaya diri kepada ibu hamil
dengan cara memastikan dirinya bahwa bidan tersebut memiliki
kredibilitas yang baik. Motivasi merupakan pengertian yang melingkupi
penggerak, alasan-alasan atau dorongandorongan dalam diri manusialah
yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu.

5. Ibu nifas
Gangguan yang sering pada waktu nifas adalah postpartum blues
(PPS) atau biasa disebut dengan depresi postpartum atau merupakan
kesedihan dan kemurungan setelah melahirkan, biasanya muncul
sementara selama 2 hari –2 minggu setelah kelahiran yang ditandai

7
dengan reaksi menangis tanpa sebab,tidak percaya diri,sensitive,tidak
sabar,mudah tersingung dan merasa kurang menyayangi bayinya, maka
perlakuan yang menyenangkan kepada ibu nifas sangat di harapkan agar
ibu nifas mampu menjalani nifasnya dengan psikologis yang baik. Pada
saat ini petugas kesehatan harus memberi pendidikan atau penyuluhan
tentang perilaku hidup sehat,merawat diri dan bayinya dan perawatan
kesehatan khusus seperti ( makanan bergizi,sarapan pagi,pemberian ASI
dan membersihkan vagina ) kepada ibu nifas dan keluarga. Pada saat ini
yang membutuhan pendidikan yang utama adalah keluarga, agar keluarga
mampu menciptakan perlakuan yang menyenangkan kepada ibu nifas
untuk mendapatkan psikologis yang baik.
6. Klien KB
Kadang kadang muncul gangguan-gangguan sebagai akibat dari efek
samping kontrasepsi seperti pusing, BB bertambah, timbul f;lek-flek
pada wajah, menstruasi banyak/tidak teratur/ tidak menstruasi, keputihan,
libido turun dll. Yang mengakibatkan kecemasan takut akan masalah-
masalah/ keluhan-keluhan yang terjadi, ibu takut terjadi kegagalan dalam
pemakaian alat kontrasepsi sehingga hamil. Sehingga Komunikasi
berorientasi kepada penjelasan efek samping pemakaian kontrasepsi dan
cara mengatasinya.

D. Langkah langkah Interaksi dengan Pasien

1. Pre interaksi

Tahap Pre interaksi adalah masa persiapan sebelum mengevaluasi dan


berkomunikasi dengan pasien. Pada masa ini bidan perlu membuat rencana
interaksi dengan pasien yaitu : melakukan evaluasi diri, menetapkan
tahapan hubungan/ interaksi, merencanakan interaksi.

2. Perkenalan

Tahap Perkenalan adalah kegiatan yang dilakukan saat pertama kali


bertemu. Hal yang perlu dilakukan bidan adalah: memberi salam;
memperkenalkan diri; menanyakan nama pasien; menyepakati pertemuan

8
(kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati masalah pasien; mengakhiri
perkenalan.

3. Orientasi

Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dst. Tujuan :
memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan
pasien dan mengevaluasi hasil tindakan yg lalu. Hal yang harus
diperhatikan : memberi salam; memvalidasi keadaan psien; mengingatkan
kontrak.

4. Fase kerja

Merupakan inti hubungan bidan-klien yang terkait erat dengan


pelaksanaan rencana tindakan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan kebidanan :

a. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien tentang diri,


perasaan, pikiran dan perilakunya (tujuan kognitif).
b. Mengembangkan, mempertahankan,dan meningkatkan kemampuan
pasien secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi
(tujuan afektif & psikologi).
c. Melaksanakan terapi/ klinis kebidanan.
d. Melaksanakan pendidikan kesehatan.
e. Melaksanakan kolaborasi.
f. Melaksanakan observasi dan pemantauan.

5. Fase terminasi

Merupakan akhir dari setiap pertemuan bidan dengan pasien. Klasifikasi


terminasi :

a. Terminasi sementara : akhir dari tiap pertemuan bidan dengan pasien;


terdiri dari tahap evaluasi hasil, tahap tindak lanjut dan tahap untuk
kontrak yang akan datang.

9
b. Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau
bidan selesai praktik. Isi percakapan antara bidan dengan pasien
meliputi tahap evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan tahap
eksplorasi perasaan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan
latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak
dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut
mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak
terapeutiknya bagi klien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Uripni, L. (2003). Komunikasi Kebidanan. Jakarta : Penerbit EGC.

Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik, Teori dan Praktik.Jakarta : Penerbit


EGC.

Nurhasanah, N. (2010). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan. Jakarta:


Penerbit TIM

https://lindadewanti.wordpress.com/2010/06/15/komunikasi-terapeutik-pada-
calon-orangtua/

https://lusa.afkar.id/komunikasi-terapeutik

12

Anda mungkin juga menyukai