“Komunikasi Terapeutik”
Dosen Pengampu : Nirwana Per-Angin²,.S.Pd,.M.Pd
Disusun Oleh :
1. Nadilla Septiana
2. Resma Arianti
3. Yeni Muryani
SEMESTER 2 A 2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi Terapeutik” untuk pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan........................................................................................................ 3
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
C. Sasaran Komunikasi Terapeutik
Orang orang yang membutuhkan Komunikasi Terapeutik adalah :
1. Remaja
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu
memerhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang
remaja, cara berkomunikasi dengan anak remaja, metode berkomunikasi
dengan anak remaja. Peran orang tua dalam membantu proses komunikasi
dengan remaja sehingga bias didapatkan informasi yang benar dan akurat.
a. Pada remaja, pola piker dan tingkah laku peralihan dari anak ke
dewasa.
b. Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang
dewasa diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
d. Beri support penuh perhatian.
e. Jangan melakukan intrupsi.
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran.
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi).
2. Calon Ibu
3. Ibu Hamil
6
a. Bidan Senantiasa berhubungan dengan bumil, serta melakukan
tindakan pemeriksaan, penyuluhan serta segala bentuk kontak langsung
dengan metode apapun
b. Dapat Meminimalisir Kemunculan faktor psikososial yang berdampak
negatif terhadap kehamilan
c. Dapat membantu ibu untuk mengoorganisasikan perasaannya,
pikirannya, kekuatan untuk menerima, dan memelihara kehamilannya
sehingga dapat melahirkan dengan lancar
d. Bidan mampu menciptakan Kenyamanan dan keakraban
4. Ibu bersalin
5. Ibu nifas
Gangguan yang sering pada waktu nifas adalah postpartum blues
(PPS) atau biasa disebut dengan depresi postpartum atau merupakan
kesedihan dan kemurungan setelah melahirkan, biasanya muncul
sementara selama 2 hari –2 minggu setelah kelahiran yang ditandai
7
dengan reaksi menangis tanpa sebab,tidak percaya diri,sensitive,tidak
sabar,mudah tersingung dan merasa kurang menyayangi bayinya, maka
perlakuan yang menyenangkan kepada ibu nifas sangat di harapkan agar
ibu nifas mampu menjalani nifasnya dengan psikologis yang baik. Pada
saat ini petugas kesehatan harus memberi pendidikan atau penyuluhan
tentang perilaku hidup sehat,merawat diri dan bayinya dan perawatan
kesehatan khusus seperti ( makanan bergizi,sarapan pagi,pemberian ASI
dan membersihkan vagina ) kepada ibu nifas dan keluarga. Pada saat ini
yang membutuhan pendidikan yang utama adalah keluarga, agar keluarga
mampu menciptakan perlakuan yang menyenangkan kepada ibu nifas
untuk mendapatkan psikologis yang baik.
6. Klien KB
Kadang kadang muncul gangguan-gangguan sebagai akibat dari efek
samping kontrasepsi seperti pusing, BB bertambah, timbul f;lek-flek
pada wajah, menstruasi banyak/tidak teratur/ tidak menstruasi, keputihan,
libido turun dll. Yang mengakibatkan kecemasan takut akan masalah-
masalah/ keluhan-keluhan yang terjadi, ibu takut terjadi kegagalan dalam
pemakaian alat kontrasepsi sehingga hamil. Sehingga Komunikasi
berorientasi kepada penjelasan efek samping pemakaian kontrasepsi dan
cara mengatasinya.
1. Pre interaksi
2. Perkenalan
8
(kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati masalah pasien; mengakhiri
perkenalan.
3. Orientasi
Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dst. Tujuan :
memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan
pasien dan mengevaluasi hasil tindakan yg lalu. Hal yang harus
diperhatikan : memberi salam; memvalidasi keadaan psien; mengingatkan
kontrak.
4. Fase kerja
5. Fase terminasi
9
b. Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau
bidan selesai praktik. Isi percakapan antara bidan dengan pasien
meliputi tahap evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan tahap
eksplorasi perasaan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan
latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak
dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut
mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak
terapeutiknya bagi klien.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://lindadewanti.wordpress.com/2010/06/15/komunikasi-terapeutik-pada-
calon-orangtua/
https://lusa.afkar.id/komunikasi-terapeutik
12