Anda di halaman 1dari 8

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

“OBAT PRE EKLAMPSI”

DOSEN PENGAMPU : Yuniarti, SKM, M.PH

KELAS I A
DISUSUN OLEH :

1. NADILLA SEPTIANA
2. SYARIFAH YASMIN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN DIII KEBIDANAN

2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul ” Obat Pre Eklampsi“

Makalah ini dibuat dengan harapan dapat membantu mahasiswi D3 Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin untuk memahami materi-materi tentang ” Obat
Pre Eklampsi“
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
di butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata,semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi gerbang awal dan mempelajari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

Banjarbaru,10 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................
B. RUMUSAN...................................................................................................................... ............
C. TUJUAN....................................................................................................................... ...............

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OBAT PRE EKLAMPSI.....................................................................
B. MACAM-MACAM OBAT PRE EKLAMPSI.............................................................
C. CARA KERJA OBAT PRE EKLAMPSI.....................................................................

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia pre-eklamsi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan
kematian perinatal yang tinggi. oleh karena itu, diagnosa dini pre-eklamsia yang merupakan tingkat
pendahuluan tingkat eklamsia serta penanganannya, perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu.
Preeklamsia lebih sering terjadi pada kelahiran pertama. faktor resiko lain yang menjadi
kecenderungan khusus terjadinya preeklamsia meliputi hiper kronik, kelainan faktor pembekuan,
diabetes, penyakit ginjal, usia ibu yang terlalu tua atau terlalu muda dan riwayat preeklamsia dalam
keluarga.
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan
20 minggu pada penyakit trofoblas.Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan
koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.
Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai maladaptation
syndrome akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan iskemia plasenta
sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang membawa nutrisi ke janin.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian obat pre eklampsi ?
2. Apa macam-macam obat pre eklampsi ?
3. Bagaimana cara kerja obat pre eklampsi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat pre eklampsi
2. Untuk mengetahui macam-macam obat pre eklampsi
3. Untuk mengetahui cara kerja obat pre eklampsi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OBAT PRE EKLAMPSI

1. Preeklamsia ringan
Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala
ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
2. Preeklamsia berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

B. MACAM-MACAM OBAT PRE EKLAMPSI


1. Magnesium sulfat
Merupakan antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuhan
dan mempertahankan aliran darah ke uterus dan aliran darah ke fetus. Magnesium
sulfat berhasil mengontrol kejang eklamptik pada >95% kasus. Selain itu zat ini
memberikan keuntungan fisiologis untuk fetus dengan meningkatkan aliran darah
ke uterus.
2. Fenitoin
Fenitoin telah berhasil digunakan untuk mengatasi kejang eklamptik. Fenitoin
bekerja menstabilkan aktivitas neuron dengan menurunkan flux ion di seberang
membran depolarisasi. Keuntungan fenitoin adalah dapat dilanjutkan secara oral
untuk beberapa hari sampai risiko kejang eklamtik berkurang.
3. Diazepam
Telah lama digunakan untuk menanggulangi kegawatdaruratan pada kejang
eklamptik. Mempunyai waktu paruh yang pendek dan efek depresi SSP yang
signifikan.
4. Hidralazin
Merupakan vasodilator arteriolar langsung yang menyebabkan takikardi dan
peningkatan cardiac output. Hidralazin membantu meningkatkan aliran darah ke
uterus dan mencegah hipotensi. Hidralazin dimetabolisir di hati. Dapat mengontrol
hipertensi pada 95% pasien dengan eklampsia.
5. Labetalol
Merupakan beta-bloker non selektif. Tersedia dalam preparat IV dan per oral.
Digunakan sebagai pengobatan alternatif dari idralazin ada penderita eklampsia.

6. Nifedipin

5
Merupakan Calcium Channel Blocker yang mempunyai efek vasodilatasi kuat
arteriolar. Hanya tersedia dalam bentuk preparat oral

C. CARA KERJA OBAT PRE EKLAMPSI


1. Magnesium Sulfat
Mengahambat atau menurunkan asetikolin pada rangsangan serat saraf
dengan menghambat transmisi neuromuskular. Transmisi neuromuscular
membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulaft,
magnesium akan menggeser kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak
terjadi (terjadi kompetitifinhibition antara ion kalsium dan ion magnesium)
kadar kalsium yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja magnesium
sulfat.
2. Fenitoin
Pada korteks motoris yaitu menghambat penyebaran aktivitas kejang.
Kemungkinan hal ini disebabkan peningkatan pengeluaran natrium dari
neuron dan fenitoin cenderung menstabilkan ambang rangsang terhadap
hipereksitabilitas yang disebabkan perangsangan berlebihan atau
kemampuan perubahan lingkungan di mana terjadi penurunan bertahap ion
natrium melalui membran. Ini termasuk penurunan potensiasi paska tetanik
pada sinaps. Fenitoin menurunkan aktivitas maksimal pusat batang otak
yang berhubungan dengan fase tonik dari kejang tonik-klonik (grand mal).
3. Diazepam
Diazepam melewati barier plasenta dan dapat menyebabkan depresi
pernapasan pada neonatus, hipotensi dan hipotermi hingga 36 jam setelah
pemberiannya. Depresi neonatal ini hanya terjadi bila dosisnya lebih dari 30
mg pada 15 jam sebelum kelahiran.
4. Hidralazin
Merelaksasi otot polos arteriol secara langsung dan vasodilatasi yang terjadi
dapat menimbulkan reaksi kompensasi yang kuat berupa peningkatan
denyut dan kontraktilitas jantung, serta peningkatan renin plasma dan retensi
cairan yang akan melawan efek hipotensi obat. Penurunan tekanan diatolik
lebih besar daripada tekanan sitolik. Absorpsinya melalui saluran cerna dan
hamper sempurna.
5. Labetalol
Memblokir reseptor adrenergic yang memperlambat kecepatan sinus
jantung, menurunkan resistansi peripheral vascular, dan menurunkan output
kardiak.
6. Nifedipin
Nifedipin bekerja sebagai antagonis kalsium dengan menghambat arus ion
kalsium masuk ke dalam otot jantung dari luar sel. Karena kontraksi otot
polos tergantung pada ion kalsium ekstra seluler, maka dengan adanya
antagonis kalsium dapat menimbulkan efek inotropik negatif. Demikian
juga dengan Nodus Sino Atrial (SA) dan Atrio Ventrikuler (AV) akan
menimbulkan kronotropik negatif dan perlambatan konduksi AV.

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pre eklamsi adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan
oleh kehamilan.
Pre eklampsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odema, dan protein
urine yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 kehamilan. Pre eklampsiajuga merupakan penyulit kehamilan yang
akut dan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi pada masa ante, intra
dan post partum.
Pre eklamsi hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara.
Biasanya terdapat pada wanita usia subur dengan umur ekstrem, yaitu pada
remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada
multipara biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan : kehamilan multifetal dan
hidrop fetalis, penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan
diabetes mellitus, penyakit ginjal.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://farmakologibhm.blogspot.com/p/blog-page_5973.html
https://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/04/makalah-kebidanan-tentang-pre-
eklampsia.html
https://hellosehat.com/penyakit/preeklampsia-keracunan-kehamilan/

Anda mungkin juga menyukai