Anda di halaman 1dari 85

PENERAPAN TINDAKAN PERAWATAN TALI PUSAT PADA

BAYI NY.M DI RUANGAN PERISTI(KAMAR BAYI) RSU


ANUTAPURA PALU

KARYA TULIS ILMIA

Dianjukan sebagai salah satu dalam menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma III Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan
Prodi D III Keperawatan Palu

Oleh

Ravika
NIM: PO7120115046

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
DIII KEPERAWATAN PALU
2019
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN

TINDAKAN PERAWATAN TALI PUSAT

A. Pengertian

Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dimulai hari 1

kelahiran sampai dengan tali pusat lepas (puput)

B. Tujuan

Untuk mencegah terjadinya infeksi

C. Peralatan

1. Kassa steril dalam tempatnya

2. Air hanggat

3. Waslap

4. Handuk kecil

5. Bengkok 1 buah

6. Perlak dan pengala

D. Prosedur pelaksanan

1. Tahap prainteraksi

a. Mengecek program terapi sebelum melakukan tindakan

b. Mencuci tanggan

c. Menyiapkan sarana dan alat

2. Tahap orentasi

a. Memberikan salam kepada keluarga pasien


b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan keluarga sebelum kegiatan

dilakukan

3. Tahap kerja

a. Siapkan air hangat

b. Cuci tanggan

c. Bersihkan kasa penutup secara perlahan

d. Bersikan tali pusat

e. Memandikan. Selama tli pusat beum lepas dari perut bayi disarankan

agar bayi baru lahir tidak dimandikan cukup hanya dilap dengan

waslap tali pusat akn leps sendiri dalam jangka waktu 7 hingga 14

hari

f. Keringkan jangan membungkusapapun pada tali pusat

g. Lindugi dengan kassa steril ,kering dan tipis

h. Tahap terminasi

a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

b. Berpamitan dengan pasien

c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

d. Mencuci tangan

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN PALU

Ravika. 2019. Asuhan Keperawatan pada pasien Ny.M, dengan penerapan tindakan
perawatan tali pusar pada asuhan keperawatan pada pasien bayi baru lahir
diruang peristi rsu anutapura palu. Karya tulis ilmiah prodi d iii keperawatan
palu jurursan keperawatan palu poltekes kemenkes palu. Pembimbing (1)
ismunandar (2) arifudin

ABSTRAK
(vii + 56 halaman + 4 tabel + 10 Lampiran)
Perawatan Berdasarkan data yang diperoleh dari worid health
organization (WHO) menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000 di asia
tenggara tahun 2012. Perawatan tali pusat adalah pada bayi baru lahir ialah
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih.Perawatan tali pusat yang benar
dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi
insiden infeksi pada neonates. Dalam penelitian ini yaitu menerapankan tindakan
perawatan tali pusat pada asuhan keperawatan bayi baru lahir diruangan peristi
rsu anutapura palu.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah studi
kasus dengan jenis penelitian yaitu studi kasus dskreptif. Penelitian ini
dilaksanakan dirumah sakit umum anutapura pada September 2019 di mulai
sejak 26 september 2019 sampai dengan tanggal 28 september 2019. Subyek
penelitian adalah By Ny.M yang dirawat di ruangan peristi dengan penerapan
tindakan keperawatan tali pusat pada asuhan keperawatan pasien bayi baru lahir.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan hasil penelitian yang dilakukan


telah sesuai dengan teori namun terjadi kesenjangan. Diharapakn dengan
penelitian ini rumah sakit dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal
mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Kesimpulan peneliti, pengkajian diagnosa keperawatan terdapat
kesenjangan, intervensi dan evaluasi tidak ada kesenjangan. Diharapkan
penelitian ini perawat dapat memberi pelayanan professional dan komprehensif
pada klien khususnya pada bayi baru lahir.
Kata kunci : Tali pusat, Asuhan keperawatan bayi baru lahir
Daftar pustaka : 13 pustaka (2012-2019).
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian.............................................................................5
E. Manfaat Penelitian............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Tentang Bayi Baru Lahir .................................................. 7
1. Difinisi Bayi Baru Lahir ............................................................ 7
2. Kriteria Bayi Baru Lahir............................................................ 7
3. Kebutuhan Bayi Baru Lahir ....................................................... 8
4. Fisiologi Bayi Baru Lahir .......................................................... 9
B. Konsep Keperawatan Bayi Baru Lahir .......................................... 10
1. Asuhan Esensial Neonatus ........................................................ 10
2. Pencegahhan Kehilangan Panas................................................. 12
3. Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas ............................... 13
C. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir .......................................... 18
1. Pengkajian ................................................................................ 18
2. Diagnosa ................................................................................... 18
3. Interveni.................................................................................... 18
4. Implementasi............................................................................. 21
5. Evaluasi .................................................................................... 22
D. Konsep Keperawatan Tali Pusat.................................................... 23
1. Struktur Tali Pusat .................................................................... 24
2. Perawatan Tali Pusat Steril ........................................................ 25
3. Perawatan Tali Pusat ................................................................. 26
4. Standar Prosedur Operasional .................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 33
C. Subyek Studi Kasus ...................................................................... 33
D. Fokus Studi................................................................................... 34
E. Definisi Operasional ...................................................................... 34
F. Pengumpulan Data ........................................................................ 35
G. Analisa Data ................................................................................. 35
H. Etika Penelitian................................................................................36
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................................38
B. Pembahasan.............................................................................................47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................................51
B. Saran........................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan sebelum penelitian

Lampiran 2 Lembar persetujuan responden

Lampiran 3 Surat pernyataan keaslian tulisan

Lampiran 4 Lembar Observasi

Lampiran 5 Pengkajian Keperawatan

Lampiran 6 Prosedur tindakan perawatan tali pusat

Lampiran 7 Surat izin meneliti

Lampiran 8 Surat keterangan selesai melakukan penelitian

Lampiran 9 Riwayat Hidup

Lampiran 10 Jadwal Penelitian


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup

bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)

yang berat. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada

tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan peman-

tauan ketat untuk menentukan bagaimana membuat suatu transisi yang baik ter-

hadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan

yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil.

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian fungsional ne-

onatus dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus. (Murdiana,

2017)

Worid Health Organization (WHO) menemukan angka kematian bayi

sebesar 560.000 yang disebabkan oleh infeksi tali pusat. Di Asia Tenggara Angka

kematian bayi karena infeksi talipusat sebesar 126.000 (salam, Affyus. 2012).

Prevalensi di Indonesia Angka Kematian Bayi berdasarkan Survei Dasar

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mencapai 32/1000 KH. Salah satu

penyebab kematian tinggi pada bayi adalah sepsis. Rata-rata insiden sepsis neona-

torum di beberapa rumah sakit rujukan di Indonesia sekitar 8,76-30,29%, rata-rata

kematian tersebut 11,56-49,9% (Asiyah, 2017).

1
2

Plasenta dan tali pusat adalah dua organ yang memiliki peranan penting

selama proses kehamilan berlangsung, plasenta merupakan organ penghubung an-

tara sirkulasi darah ibu dengan sirkulasi darah bayi,melalui plasenta segalah nutri-

si yang penting dan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi,untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Tali pusat merupakan jembatan penghubung antara plasenta dan

bayi, tali pusat bertugas untuk menyalurkan darah, nutrisi dan oksigen yang juga

dibutuhkan oleh bayi.(Ria Riksani,2018)

Perawatan tali pusat adalah pada bayi baru lahir ialah menjaga agar tali

pusat tetap kering dan bersih.Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali

pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada

neonatus.(Sarwono,2009)

perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan mengikat tali pusat

yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dan bayi, dan kemudian tali pusat dirawat

dalam keadaab bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat

yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan lepas

pada hari ke-5 dan hari ke-7 tampa ada komplikasi. Sedangakan dampak negative

dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit

tetanus neonatorum. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah ter-

jadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir disebabkan karena masuknya spora

kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat baik melalui alat, pemakaian obat

obatan, bubuk atau daun yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengaki-

batkan infeksi. (Sarwono,2012).


3

Cara perawatan tali pusat yaitu dengan membiarkan tali pusat terbuka dan

membersihkan luka hanya dengan air bersih. Negara-negara yang beriklim tropis

perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dahulu popular yang terbukti efektif

untuk membersihkan tali pusat, karena sesungguhnya alkohol akanmudah men-

guap didaerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun. Begitu-

pun dengan bedak antiseptic yang juga dapat kehilangan efektifitasnya terutama

dalam kelembapan tinggi (bila tidak dijaga), sehingga penggunaan bahan tersebut

dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga tetap kering

dan dingin.

Infeksi merupakan penyebab kematian bayi baru lahir dimasyarakat. In-

feksi berasal dari 2 sumber utama, ibu dan lingkungan, termasuk didalamnya

tempat persalalinan, tempat perawatan dan rumah. Infeksi yang terjadi pada hari

pertama kehidupan pada umumnya berasal dari kontak dengan mikroorganisme

yang berasal dari ibu. Infeksi yang terjadi setelah itu lebih sering berasal dari

lingkungan. Hasil pengobatan akan menjadi jauh lebih baik apabila tanda infeksi

dapat dikenal secara dini dan segera dilakukakan pengobatan yang tetap dan

sesuai.

Saat pertolongan persalinan, dan pemotongan tali pusat serta perawatan ta-

li pusat paska bayi baru lahir harus diperhatikan kebersihanya, karena merupakan

tempat masuknya mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi neonatorum.

Dan berkembang menjadi.sepsis. teknik perawatan yang bersih pada saat

pengekleman, pemotongan dan mengikat tali pusat. Berbagai upaya dilakukan un-
4

tuk mengurangi terjadinya infeksi tali pusat, yaitu meliputi pemotongan tali pusat

dengan alat yang sudah DTT. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang

bayi, merawat tali pusat sesuai dengan standar. (Sarwono, 2012)

Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa dengan membiarkan tali pusat

mengering, tidak ditutup, hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih, meru-

pakan cara paling efektif dan murah untuk perawatan tali pusat.(sodikin,2011)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurukan angka kesakitan

(morbilitas)dan angka kematian (mortalitas) adalah dengan memberikan pela-

yanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi,

dalam melaksanankan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu

dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga

pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi per-

ilaku masyarakat terhadap kesehatan dan kemampuan hidup sehat dimulai sejak

bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menen-

tukan kualitas otak pada masa dewasa. Supaya terciptanya bayi yang sehat maka

dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar-benar

sesuai dengan prosedur kesehatan.


5

B. Batasan Masalah

Pada studi kasus ini “Penerapan Tindakan Perawatan Tali Pusat Pada

Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Diruangan Peristi RSU Anutapura Palu”

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Penerapan

Tindakan Perawatan Tali Pusat Pada Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Diruangan Peristi RSU Anutapura Palu?”

D. Tujuan Studi Kasus

1. TujuanUmum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu menerapan tindakan perawatan

tali pusat pada asuhan keperawatan bayi baru lahir diruangan peristi rsu anuta-

pura palu.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dalam penelitian ini yaitu, mampu :

a. Dilakukan pengkajian pada asuhan keperawatan pasien Bayi Baru Lahir

diRSU Anutapura Palu.

b. Dilakukan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan pasien Bayi

Baru Lahir diRSU Anutapura Palu.

c. Dilakukan Perencanaan keperawatan pada asuhan keperawatan pasien

Bayi Baru LahirdiRSU Anutapura Palu.

d. Dilakukan implementasi tindakan perawatan tali pusat pada asuhan

keperawatan pasien Bayi Baru Lahir diRSU Anutapura Palu.


6

e. Melakukan evaluasi penerapan tindakan perawatan tali pusat pada

asuhan keperawatan pasien Bayi Baru Lahir diRSU Anutapura Palu.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan bagi semua perawat dan tenaga

kesehatan dalam upaya penerapan tindakan perawatan luka pada asuhan

keperawatan pasien Bayi Baru Lahir khususnya diRSU Anutapura Palu.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dengan hasil

penelitian yang dilaksanakan sebagai tambahan referensi pada perpustakaan

Poltekkes Palu Jurusan Keperawatan Progam Studi DIII Keperawatan Palu.

3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dan mengimplementasikan prosedur tinda-

kan perawatan tali pusat pada asuhan keperawatan pasien Bayi Baru Lahir

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan sebagai pedoman dan acuan penelitian

keberhasilan yang dicapai untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian se-

lanjutnya.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Bayi Baru Lahir

1. Defenisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah janin melalui proses persalinan dan telah mampu

hidup di luar kandungan (sastroasmoro, 2008). Bayi baru adalah bayi yang ba-

ru lahir atau keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir (liang vagina)

atau melalui tidakan medis dalam waktu 0 sampai 28 hari (walsh, 2007).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letat sungsang

yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Eka, 2014).

2. Kriteria Bayi Bru Lahir Normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :

a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34

d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama 180 kali/menit, kemudian turun sam-

pai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.

f. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk

dan dilapisi verniks kaseosa.


7
8

g. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

h. Kuku telah agak panjang dan lemas.

i. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki laki) dan labia mayora telah

menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

j. Pernapasan cepat pada menit menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai

pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkosta , serta rinti-

han hanya berlangsung10-15.

k. Reflex isap, menelan dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

3. Kebutuhan bayi baru lahir

a. Beberapadenyut jantung janin yang abnormal, sebelum atau selama ke-

lahiran seharusnya dicatat, disoroti dan dilaporkan ke dokter. Rata-rata

denyut jantung pada saat lahir dan selama 24 jam pertama adalah

120x/menit dan berkisar dari 100-180x/menit pada waktu bayi tenang. Pa-

da akhir minggu pertama setelah lahir, denyut jantung secara bertahap telah

meningkat sampai rdengan rata-rata 140x/menit dan berkisar dari 100-

180x/menit. Selama menangis, denyut jantung dapat melebihi rentang atas

ini.

b. Denyut jantung ditentukan dengan menempelkan setoskop pada dinding

dada pada prakordium dan dengan menghitung denyu. Denyut jantung ab-

normal (takhikardia,bodikardi) atau beberapa denyut jantung yang


9

ireguler,murmur jantung, sianosis atau abnormalitas lainseharusnya diper-

hatikan, dicatat dan dilaporkan dengan segera. Bila ini ada, dokter akan

memulai pemeriksaan lebih lanjut.

c. Volume darah totalpada bayi aterem pada saat lahir dari sekitar 80ml/kg.

jika tali pusat diklem dengan segera setelah lahir, sampai rata-rata sekitar

100ml/kg dengan pengkleman tali pusat yang terlambat menyebabkan

sejumlah perbedaan-perbedaan, makin bayak volume darah merah dan nilai

tertentu, meningkatkan ukuran jantung TD sistolik lebih tinggi dan kenaika

RR. Perbedaan-perbedaan ini terdapat sekitar 48 jam.

d. Kehilangan sejumlah kecil darah pada bayi baru lahir akan merupakan ke-

hilangan presentase besar volume darah total. Oleh karena itu, pe-

natalaksanaan pada bayi baru lahir harus. Untuk mencegah perdara-

hanmungkin yaitu untuk mencegah injuri lahir yang menyebabkan hem-

orhagi untuk menjamin pengekleman yang aman dan iligasi tali pusat, dan

memberikan vitaminKpada saat lahir untuk mencegah hipoprothrom-

binemia(penyakit hemorhagi pada bayi baru lahir). Beberapa pendarahan

yang terjadi seharusnya mendapatkan perhatian segerah dan dilaporkan ke

dokter segera mungkin.

4. Fisiologi bayi baru lahir

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intra utteri ke kehidupan ekstrautern. Berali

dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga fak-
10

toor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses fital neonatus yaitu

maturasi,daptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan prses per-

salinan mempunyai peranan penting dalam morbilitas dan mortalitas bayi.

Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dn cepat ber-

langsung adalah pada sistem pernapasan,sirkulasi,

dan keamampuan menghasilkan sumber glukosa

B. Konsep Keperawatan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberi-

kan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru

lahir akan menunjukan usaha pernapasan spontan deengan sedikit bantuan atau

gangguan. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

pada bayi baru lahir dimulai sejak proses persalinan bayi (dalam 1 jam ke-

hidupan ) dikenal sebagai asuhan esensial neonatal. (Sudarti & Afroh, 2012).

1. Asuhan Esensial Neonatal

a. Persalinan bersih dan aman

Penerapan upaya yang standard dan ditatalaksanakan sesuai dengan

ketentuan / indikasi yang tetap.

b. Inisiasi/ memulai pernapasan normal

Sebagian besar bayi lahir baru lahir akan menunjukan usaha pernapa-

san spontan dengan sedikit bantuan.


11

c. Stabilitasi temperature tubuh bayi / menhaga agar bayi tetap hangat.

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara

memadai dan dapat cepat kehilangan panas.

d. Asi dini dan ekslusif

Asi diberika sejak awal dimulai dalam 30menit stelah bayi lahir. Asi

diberikan secara ekslusif tanpa makanan pendamping lain sampai 6 bulan.

e. Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentang terhadap infeksi. Saat melakukan pe-

nangananan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan infeksi,

seperti : cuci tanggan pakai sarung tangan semua peralatan didesinfeksi

tingkat tinggi atau steril, pakaian, handuk, dan seluit serta kain akan

digunakan bayi dalam keadaan bersih.

f. Pemberian imunisasi

Aspek penting dari asuhan segerah stelah bayi baru lahir adalah:

1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.

2. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak kulit bayi dengan

kulit ibu.

3. Ganti handuk / kain yang basa dan bungkus bayi dengan selimut

dan memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk

mencegah keluarnya panas tubuh.

4. Pastika bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15

meni
12

5. Bila telapak tanggan bayi terasa dingin, periksa suhu aksilah bayi.

6. Bila suhu bayi <36,5 oC, segerah hangatkan bayi tersebut.

7. Kontak dini dengan bay

8. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :

9. Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru la-

hir

10. Ikatan batin dan pemberian ASI

11. Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap

(dengan menujukan reflex rooting) jangan paksa bayi untuk me-

nyusu.

2. Pencegahan kehilangan panas

Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui beberapa

mekanisme berikut.

1. Evaporasi

adalah cara kehilangan yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas

terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah

bayi lahir karena tubuh bayi tidak segerah dikerinkan. Hal yang sma ter-

jadi setelah bayi dimandikan.

2. Konduksi

adalah kehilangan panas melalui kontak lansung antara tubuh bayi

dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakan diatas meja, tempat
13

tidur atau timbangan dingin akan cepat mengalami kehilangan panas aki-

bat proses konduksi.

3. Konveksi

adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara

sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan dalam

ruangan yang dingin akan cepta mengalami kehamilan panas. Ke-

hilangan panas juga dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara

atau penyejuk ruangan.

4. Radiasi

adalah kehiangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat

dengan bendah yang mempunyai temperatur tubuh yang lebih rendah

dari temperature tubuh bayi.

3. Upaya untuk mencegah kehilangan panas.

Kehilangan panas pada tubuh bayi bisa dihindar melalui beberapa upaya

sebagai berikut ini.

a. Keringkan bayi secara saksama

Setelah lahir, segerah keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk

mencegah kehilangan panas akibatevaporasi cairan ketuban pada permukaan

tubuh bayi.

b. Selimut bayi dengan selimutatau kain bersih, kering dan hangat


14

Segerah setelah tubuh dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk atau

kan telah dipakai kemudian selimuti bayi selimut atau kain hangat, kering

dan bersih tutupi kepala bayi.

c. Memandikan bayi

Mandi adalah waktu yang peling menyenangkan bagi bayi.lebih baik dengan

suhu kamar 750F-800F derajat untuk bayi yang sedang dimandikan. Dan sen-

tuhan lembut akan membuat senang. Keuntungan potensi mandi adalah

mencegah penyebaran infeksi tubuh. Dalam hal ini adabeberapa langkah atau

prosedur tetang memandikan bayi perlu diperhatikan. Sebelum memandikan

bayi perlu diperhatikan

a). Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

b). Siapakan keperluan mandi \seperti :

(1) Pakaian bersih

(2) Popok

(3) Handuk

(4) Sabun

(5) Bak mandi berisi air

(6) Kasa steril

c). Prosedur memandikan bayi

(1). Mandikan bayi ditempat yang aman, tetap, serta yang memudakan an-

da bergerak lelusa ( tidak perluh membungkuk).


15

(2). Atur suhu ruangan sedikit hangat, jika 200C-250C jika tidak ada suhu

pengatur ruangan dengan menepatkan air panas dan memberikan upaya

memenuhi rungan tersebut.

(3). Jika tali pusat atau bekas suanat belum sembuh bayi tidak boleh man-

di berendam. Mandikan bayi dengan mengunakan lap atau handuk basah.

(4). Lapisan tempat mandi bayi dengan alas tahan air atau perlak.

(5).Siapakan keperluan mandi dan pakaian sebelum baju bayi dilepaskan ,

sperti sabun, sampo bayi lap pembasuh, gumpalan kasa steril untuk mem-

bersikan mata, handuk, popok, dan pakaian bersih, salep atau krim jika

perluh dan kasa steril untuk pusat.

(6). Lepaskan baju bayi secara bertahap.

(7).Mulailah membasu tubuh bayi dari bagiaan terbersih hingga bagian

terkotor.

(8).Sabuni tubuh bayi dengan tanggan dan lap pembasuh, gunakan lap

bersih untuk membersihkannya.

(9).Membersihkan kepala bayi. Gunakan sabun dan sampo bayi, lalu

basuh dengan bersih. Penganglah kelapa bayi seperti memegang bla dan

tinggikan sedikit. Sebelum memeberikan bagian lain, keringkan kepala

bayi dengan handuk.

(10).Membersikan wajah bayi. Bahasi kapas dengan air hangat untuk me-

mebersihkan mata. Gunakan kapas berbedah untuk memebersihkan wajah.


16

Perlahan dari hidung keara luar. Pada bagian telingga, yang bolah dibersi-

han hanya bagian luar. Keringkan semua bagian wajah.

(11). Leher dan dada. Tidak diperlukan sebaun kecuali jika sangat kotor.

Bersihan bagian lipatan lalu keringkan.

(12). Membersikan lengan. Rentankan lengan agar lipatan bisa

dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepala terbuka. Bagian ini

membutuhkan sedikit sabun, dan pastikan tangan yang sudah disabuni

diberikan dan dikeringkan karena bayi dan dikeringan karena bayi suka

memasukan tanggan ke mulut.

(13). Bagian punggun, balikan tubuh bayi dengan kepala yang dimiring-

kan, lalu basuh punggungnya.

(14). Tungkai bayi sering menolak merentangkan kakinya namaun penting

untuk membersihkan bagian belakang lutut.

(15). Angkat tubuh bayi dengan mengunakan kedua tangan hati-hatilah

karena tubuh bayi sangat licin.

(16). Selimut bayi dengan handuk. Kemudian keringankan bayi dengan

cepat secara perlahan-lahan dan perhatikan daerah lipatan kulit.

(17). Pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih. Kemudian tempatkan

bayi ditempat tidur dan hangat.


17

d). Penatalaksanan bayi baru lahir

(1). Letakan bayi di atas perut ibu

(a). Nilai bayi dengan cepat

(b). Posisi kepala lebih rendah dari tubuhnya

(c).Bila tali pusat lebih pendek, letankan bayi ditempat yang memung-

kinkan.

(2). Segera keringkan bayi

(3). Bungkus kepala dan badan bayi

(4). Jepit tali pusat menggunakan klem

(a). Klem diletakan 3 cm dari pusat bayi

(b). Lakukan ururtan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu.

(c). Dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)

(5). Potong tali pusat diantara dua klem tersebut

(a). Pengang tali pusat dengan satu tangan lindungi bayi dari guting

(6). Ganti handuk yang basah

(a).Kemudian selimuti bayi atau selimut bersih dan kering.

(b).Tutup bagian kepala

(c).Biarkan tali pusat terbuka

(7). Memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki

(a).Berikan bayi kepada ibunya

(b). Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya.


18

C. Asuhan Keperawatan

Pelaksanan asuhan keperawaatan tali pusat pada bayi baru lahir

melalui pendekatan proses keperawatan dengan melaksanakan:

1. Pengkajian

Pada pengkaian bayi baru lahir dengan perwatan pusat data dapat

ditemukan meliputi pengkajin identitas klien,pengkajian prenatal intranatal

dan post natal.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada bayi dengan perwatan tali

pusat ada.

a). Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunoloogi,faktor

lingkungan dan tali pusat masih basah.

b). Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan trauma jaringan

(pemotngn tali pusat)

c). Kuranganya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi.

3. Perencanan

a). Resiko infeksi yang behubungan dengan petahan imunologi,faktor

lingkungan dan tali pusat masih basah

Tujuan :Pasien terhindar dari tanda dan gejala infeksi


19

Intervensi:

1). Bersihkan box / incubator setelah dipakai bayi lain

2).Pertahankan teknik isolasi bagi bayi ber-penyakit menular

3). Batasi pengunjung

4). Instruksikan pada pengujung untuk cuci tangan sebelum dan sesudah

berkunjung.

5). Lakukan perawatan tali pusat secara rutin dengan prinsip asertif

6). Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan

b). Resiko tinggi terjadi infeksi berhubugan dengan trauma jaringan

(pemotoongan tali pusat)

Tujuan : infeksi tidak terjadi

Intervensi :

1). Pertahankan teknik septic dan aseptic

2). Lakukan perawatn tali pusat setiap hari

3). Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda infksi.

4). Ukur tanda tanda vital setiap 4 jam.

5). Kolaboorasi dalam pemeriksaan laboratorium

c). Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi.

Tujuan : orang tua mengetahui memahami kondosi bayi


20

Intervensi :

1). Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi, alasan

perawatan dan pengobatan

2). Diskusiakan perilaku bayi bau lahir pada periode pertama.

3). Lakukan pemeriksaan bayi baru lahir saat rang tua ada

4). Berikan informasi tentang kemamuan interaksi bayi bau lahir.

5). Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi

6). Pertahankn penutup tali pusat tetap kering.

7). Observasi kulit dan tali pusat setiap hari untuk tanda – tanda kemerahan,

adanya cairan.

8). Cuci tanggan sebelm dan sesudah merawat bayi

9). Ajarkan tekhnik mencuci tanggan yang tepat pada ibu sebelum

memegang/merawat bayi

4. Implementasi

Selama tahap implementasi perawat melaksanakan rencana asuhan

keperawatan. Instruksi keperawatn diinstruksikan untuk membantu klien

memenuhi kriteria hasil.

Komponen tahap implementasi terdiri dari:

a). Tindakan keperawatan mandiri

b). Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tapa pesanan dokter.


21

c). Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar American

Nurses Association: undang – undang keperawatan negara bagian dan kebijakan

institusi perawatan kesehatan.

d). Tindakan keperawatan kolaboratif

e). Tindakan keperawatan kolabratif diimplementasikan bila perawat bekerja

dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam mebuat keputusan untuk

mengatasi masalah – masalah klien.

f). Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan

keperawatan

g). Frekuensi dokumentasi tergantung pada kondisi klien dan terapi yang

diberikan. Di rumh sakit, catatan ditulis minimal setiap shif dan diagnosa

keperawatan dicatat rencana asuhan keperawatan . setiap klien harus dikaji dan

dikaji ulang sesuai dengan kebijakan institus perawatan kesehatan(Allen,carol

vestal,1998)

5. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil hasil yang diamati dengan kriteria

hasil yang dibuat pada tahap perencanan apabila kriteria hasil dicapai. Keefektifan

tahap – tahap proses keperawatan dan revisi atau treminasi asuahan keperwatan.

(Allen, Carol Vestal,1998).

Pada evalluasi klien pada perawatan tali pusat, kriteria hasil adalah:

1). Keluarga pasien akan mengukapkan rasional perawata tali pusat dan

bekerja sama dalam persiapan perawatan


22

2). Suhu tubuh bayi diminimalkan/dikontrol suhu tubuh bayi dalam batas

normal tidak terdapat tanda tanda hipotermi

3). Keluaga mengatakan bahwa mereka sudahmulaipaham cara merawat tali

pusat

4). Tidak ada tanda – tanda infeks, tali pusat sudh mulai kering

5). Keadaan umum bayi baik, bayi tammpak lebih aktif, suhu tubuh bayi

normal, bayi menagis kuat.

D. Konsep Perawatan Tali Pusat

Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus umbilicalis

merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tali

pusat berperang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Tali pusat

merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan mempunyai

panjang normal kurang lebih 50-55cm, dengan ketebalan sekitar 1-2 cm. tali

pusat dianggap brukuruan pendek, jika panjangnya kurang dari 40 cm. (Ria

Risksani, 2015).

Merawat tali pusat pada bayi yang belum lepas tali pusatnya atau baru saja

lepas tali pusatnya ( Anik Maryani 2016).

Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7-10 hari setelah bayi lahir

bisa juga 15-28 hari atau lebih,, tali pusat dibersikan dimulai di sekitar hubungan

antara tali pusat dan kuit untuk meningkatkan proses pengeringan dan

penyembuhan pada saat memandikan bayi baru lahir tidak dianjurkan bayi untuk
23

dicelupkan dalam bak mandi sampai tali pusat putus danumbilicus sembuh.

(Marmi. Rahardjo, Kukuh.2016).

Pada saat tali pusat diklem atau diikat. Tali pusat merupakan luka yang ter-

buka. Oleh karena itu merupakan tempat yang mudah terjadnya infeksi pada bayi

baru lahir. Tali pusat akan mengerut, kering dan terlepas(puput) antara hari ke-6

dan ke-10 stelah bayi lahir.keterlambatan dala pelepasaan atau puputnya tali pusat

dapat disebabkan oleh infeksi tingkat rendah. Area bekas melekatnya tali pusat

sembuh dan membentuk umbilicus atau pusat(pusar). Kadang-kadang bakteri bisa

masuk ditempat ini dan terjadi infeksi yang disebut omfalitis. Tanda-tanda awal

adalah tali pusat basah, berbau dan mengeluarkan sedikit cairan.

1. Struktur tali pusat

a) Cairan ketuban

Cairan ketuban atau dikenal dengan sebutan amnion menutupi tali pusat.

Di bawah balutan cairan amnion ini terlihat pembuluh-pembuluh darah

yang terdapat dalam tali pusat.

b) Pembuluh darah

Tali pusat mengandung beberapa pembuluh darah yang berperang

menghubungkan antara janin dan plasenta.pembuluh darah tersebut yaitu

2 pembuluh dara arteri dan 1 pembuluh darah vena.

c) Fungsi Tali Pusat

Peredaran darah jenin dalam rahim tentu berbeda dengan peredaran darah

pada bayi, anak, apalagi dewasa. Selama dalam rahim, paru-paru janin be-
24

lum berfungsi dengan optimal. Sehingga fungsi pernapasan, yaitu per-

tukaran gas, sepenuhnya dilakukan oleh plasenta. Darah mengalir dari

plasenta ke janin melalui tali pusat. Jumlah darah yang mengalir memlalui

tali pusat sekitar 400 ml per menit.

d) Tali pusat merupakan jembatan penghubungan antara plasentan dan janin.

Oleh karena itu, tapi seluruh aktivitas yang ada di plasenta yang dibutuh-

kan oleh janin, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

disalurkan melalui tali pusat ke janin.

2. Perawatan Tali Pusat Steril

Tali pusat sudah dipotong, haruslah mendapatkan perawatan yang baik

agar terjaga kebersihannya dan terhidar dari kemungkinan terjadinya infeksi.

Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesunggunya merupakan tindakan

sederhana, yang terpenting adalah tali pusat selalu dalam keadaan bersih dan

kering, serta selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum me-

rawat tali pusat.

Perawatan tali pusat menurut JNPK-KR Depkes dan Kemenkes RI sebagai

berikut .

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan

apapun ke puntung tali pusat.

2. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tid-

ak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab

3. Lipat popok di bawah puntung tali pusat


25

4. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan

sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih

Cara perawatan tali pusat dan puntung tali pusat pada masa segera

setelah persalinan berbeda-beda, bergantung pada faktor sosial, budaya, dan

geografis. Kebersihan tali pusat sangat penting. Mencuci tangan perlu dil-

akukan sebelum dan setelah merawat tali pusat. Tidak ada perawatan tali

pusat khusus yang harus dilakukan, meskipun banyak variasi cara yang dil-

akukan untuk mempermudah pemisahan lebih awal. Namun, harus diper-

hatikan penggunaan topikal dapat mengganggu proses normal kolonisasi dan

memperlambat pemisahan tali pusat. Membersihkan dengan air biasa dan

menjaga tali pusat tetap kering terbukti mempercepat pemisahan. Disarankan

untuk memastikan tali pusat tidak tertutup popok karena kontaminasi oleh

urine dan feses dapat terjadi. Penjepit tali pusat dilepaskan pada hari ketiga

sehingga tali pusat kering dan nekrosis .( Fraser, DM & MA. Cooper. 2009)

3. Perawatan tali pusat

a). Tujuan perawatan

(1). Meningkatkan granulasi

(2). Mencegah infeksiMemudahkan dan mempercepat pengeringan tali pusat

(3). Mempercepat terlepasnya tali pusat.


26

b). Prosedur

Persiapaan Alat :

(1). Kasa kering steril

(2). Plaster anti alergi

(3). Alcohol swab/alcohol

(4). Tempat kotoran.

c). Persiapaan klien:

(1). Bayi berbaring di atas baby table

(2). Pakain bayi tebuka

(3). Cara merawat tali pusat

(a). Cuci tangan dengan air bersih dan sabun.

(b).Ibu melihat prosedur perawatan bila perlu.

(c). Kasa pembungkus tali pusat dibuka.

(d). Bersihkan tali pusat dengan alcohol swabkasa alcohol mulai dari

ujung sampai pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya dengan di-

ameter 2cm.

(e). Perhatikan keadaan tali pusat dan kulit sekitarnya dari kemerahan,

kotoran dan bau.

(f). Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringan

betul-betul.

(g). Mempertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar

terkena udara dan tutupi dengan kassa secara longgar.


27

(h). Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan kasa kering steril dan

difikasi dengan plester, cukup dibalut dan diikat dengan kasa ker-

ing.

(i). Melipat popok dibawah sisa tali pusat.

(j). Jika tali pusat sudah lepas, bersihan pusar dengan alcohol swab

kemudian ditutup dengan kasa kering dan diplester, lakukan sela-

ma 2 hari atau sampai bekas lepasnya tali pusat kering.

(k).Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat

d). Dokumentasi hasil tindakan

Dore dan WHO tidak merekomendasikan pembersihan tali pusat

menggunakan alkohol karena memperlambat penyembuhan dan pengeringan

luka. WHO menjelaskan bahwa aplikasi antimikrobial topikal pada tali

pusat masih kontroversi dan hasil dari beberapa penelitian masih belum dapat

disimpulkan apakah aplikasi antimikrobial topikal adalah zat terbaik dalam

menjaga tali pusat tetap bersih.

(1). Hal-hal yang harus diperhatikan:

(a). Perawatan dilakukan setiap selesai mandi atau bila terkena kotoran.

(b). Tali pusat harus selalu dijaga keadaannya kering dan bersih.

(c). Dilarangan mengunakan plester biasa, dan peletakan plester agar

dirubah posisinya setiap hari, untuk mencegah lecet.

(d). Bila tali pusat terlepas sedikit jangan coba-coba menariknya karena

dapat timbul pendarahan.


28

(f). Nasehat untuk merawat tali pusat

(g). Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengole-

skan cairan apapun keputung tali pusat.

(h). Nasihati hal yang sama pada ibu dan keluarga.

(i). Mengoleskan alcohol/betadin masih diperkenalkan bila pemotong tali

pusat tidak steril akan tetapi jangan kompres, karena akan menyebabkan

lembab.

(j). Beri nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayiLipat

popok dibawah putung tali pusat :

(1). Jika putung tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati dengan air

DTT dan segera keringan secara seksama dengan menggunakan

kain bersih.

(2).Jelaskan pada ibu bawah harus mencari bantuan jika pusat menjadi

merah, bernanah atau berdarah dan atau berbau

(3). Jika pangkai tali pusat menjadi merah, mengeluarkan nanah dan atau

darah segerah rujuk ke fasilitas kesehatan.

(4). Barbagi penelitian memperhatikan bahwa dengan memberiakan tali

pusat mongering, tidak ditutup, hanya dibersihan setiap hari

menggunakan air bersih, merupakan cara paling efektif dan tidak

memerlukan biaya besar untuk perawatan tali pusat. Hal yang san-

gat penting untuk tidak membubuhkan apa pun daerah sekitar tali

pusat karena dapat mengakibatkan infeksi pada tali pusat.


29

(5). Bila bayi menggunakan popok sekali pakai, pilihalah pokok khusus

bayi baru lahir (terdapat lekukan dibagaikan depan). Hindari

pemakaian celana sebelum tali pusat terlepas. Sebaiknya, kenakan

popok dan pakaian atasan. Masukan baju atasannya ke dalam po-

pok. Ini semua dimaksudkan untuk membiarkan tali pusat terkena

udara agar cepat kering dan lepas.

(6). Nasihat untuk merawat tali pusat

(a). Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau

mengoleskan cairan apapun keputung tali pusat .

(b).Nasihati hal yanng sam pada ibu dan keluaga

(c). Mengoleskan alkohol/betadin masih diperkenankan bila

pemotong tali pusat tidak steril akan tetapi jangan kompres, karena

akan menyebabkan lembab.

(7). Beri nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:

(a). Lipat popok dibawah putung tali pusat

(b). Jika putung tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati dengan

air DTT dan segera keringakan secara seksama dengan

menggunakan kain bersih.

(c). Jelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan jika pusat

menjadi merah, bernanah atau berdarah dan atau berbau

(d). Jika pangkai tali pusat menjadi merah, mengeluarkan nanah

dan atau darah segerah rujuk ke fasilitas kesehatan.


30

E. Standar Operasional ProsedurPerawatan Tali Pusat

a. Pengertian

Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dimulai hari 1 kelahiran

sampai dengan tali pusat lepas (puput)

b. Tujuan

Untuk mencegah terjadinya infeksi

c. Peralatan

1. Kassa steril dalam tempatnya

2. Air hanggat

3. Waslap

4. Handuk kecil

5. Bengkok 1 buah

6. Perlak dan pengala

d. Prosedur pelaksanan

1. Tahap prainteraksi

a. Mengecek program terapi sebelum melakukan tindakan

b. Mencuci tanggan

c. Menyiapkan sarana dan alat

2. Tahap orentasi

a. Memberikan salam kepada keluarga pasien

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga


31

c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan keluarga sebelum kegiatan dil-

akukan

3. Tahap kerja

a. Siapkan air hangat

b. Cuci tanggan

c. Bersihkan kasa penutup secara perlahan

d. Bersikan tali pusat

e. Memandikan. Selama tli pusat beum lepas dari perut bayi disarankan

agar bayi baru lahir tidak dimandikan cukup hanya dilap dengan

waslap tali pusat akn leps sendiri dalam jangka waktu 7 hingga 14 hari

f. Keringkan jangan membungkusapapun pada tali pusat

g. Lindugi dengan kassa steril ,kering dan tipis

4. Tahap terminasi

a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

b. Berpamitan dengan pasien

c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

d. Mencuci tangan

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus deskriptif yang dipilih untuk studi

kasus yang akan dilaksanakan. Penelitian studi kasus ini adalah mengeksplorasi

suatu masalah keperawatan, penelitian studi kasus ini dibatasi oleh waktu dan

tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas, atau individu.

Penelitian studi kasus ini adalah studi yang mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada pasien Bayi Baru Lahir yang akan diobservasi selama 3

hari di RSU Anutapura Palu.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian studi kasus ini dilakukan di rumah sakit Anutapura Palu, waktu

penelitian ini dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang/ dirawat

minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari pasien pulang maka akan dilakukan perganti-

an pasien baru lainnya yang sama.

C. Subyek studi kasus

Subyek penelitian ini pada pasien Bayi Baru Lahir dan dilakukan hari

pertama sampai hari ketiga tindakan perawatan tali pusat.

32
33

D. Fokus Studi

Fokus studi pada penelitian ini adalah tindakan perawatan tali pusat pada

pasien Bayi Baru Lahir.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu memuat definisi dan cara mengukur setiap vari-

abel independen dan dependen pada kerangka konsep.(Supardi, 2013)

1. Asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan adalah yang dimaksud dan dipahami dalam

penelitian ini adalah proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan,

serta dilakukan evaluasi keperawatan.

2. Bayi baru lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu

dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang sekitar 50-55

cm.(Sarwono,2005).

3. Perawatan tali pusat

Perawatan tali pusat adalah pada bayi baru lahir ialah menjaga agar tali

pusat tetap kering dan bersih. Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya ta-

li pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi

pada neonatus.
34

F. Pengumpulan Data

Dalam penelitian menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara : hasil anamnesis tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang dahulu, keluarga. Wawancara bisa dengan pasien, keluarga,

perawat.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) pada

system tubuh.

3. Studi dokumentasi : misalnya hasil pemeriksaan diagnostik.

G. Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai semua data

terkumpul.Analisa dilakukan dengan cara mengemukakan fakta dan mem-

bandingkan dengan teori. Tehnik digunakan adalah dengan menarasikan jawaban-

jawaban dari hasil pengumpulan data (wawancara, observasi) yang dilakukan un-

tuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.Urutan dalam analisis ada-

lah :

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpul dari hasil wawancara, observasi, studi dokumen ditulis-

kan dalam bentuk catatan lapangan yang selanjutnya disalin bentuk transkip.

2. Meredukasi data dengan membuat koping dan kategori :

Data yang sudah dibuat bentuk transkip dibuat bentuk koding oleh peneliti

sesuai dengan topic penelitian.Data objektif dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostic dan dibandingkan dengan nilai normal.


35

3. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk table, gambar, bagan disertai narasi

kerahasiaan responden tetap harus diperhatikan.

4. Kesimpulan

Data yang disajikan selanjutnya dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil

penelitian sebelumnya dan teori-teori yang mendukung.Penarikan kesimpulan

dilakukan dengan metode induktif.Pembahasan dilakukan sesuai dengan taha-

pan asuhan keperawatan pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, evalua-

si.

5. Etika Penelitian

Ethical clearance merupakan izin etika. Ethical clearance adalah pernyataan,

bahwa rencana kegiatan penelitian yang tergambar dalam protocol, telah dil-

akukan kajian yang telah memenuhi kaidah etik sehingga layak dilaksanakan.

Seluruh peneliti/riset yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian

harus mendapatkan Ethical clearance, baik penelitian yang melakukan speci-

men. Terdapat tiga etika penelitian yang harus dipenuhi :


36

a. Informed concent

Yaitu sebuah lembar persetujuan yang diberikan oleh peneliti kepada re-

sponden untuk menjalankan suatu kegiatan atau tindakan yang berhub-

ungan dengan penelitian.

b. Anominity

Yaitu jika nama responden tidak ingin dicantumkan pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang disajikan.

c. Confidentiality

Yaitu menjaga kepercayaan responden dengan menjaga kerahasian.


36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengkajian

Pengkajian dimulai pada hari jumat tanggal 26 semptember 2019

pukul 12.20 WITA diruang Perisiti (Kamar Bayi) RSU Anutapura Palu

dengan metode wawancara kepada keluarga, observasi langsung pada

klien, pemeriksaan fisik dan melihat catatan medis. Sehingga penulis

mendapatkan data sebagai berikut.

a. Biodata Pasien

Klien bernama Bayi Ny.M usia umur 3 hari berjenis kelamin

perempuan, agama islam, suku kaili, dan alamat di jalan Tagari Lonjo.

Bayi Ny.M masuk di RSU Anutapura Palu pada tanggal 26 september

2019 dengan diagnosa Asphysia dengan nomor RM 544XXX.

b. Identitas Penanggung jawab

Penanggung jawab Bayi Ny.M Aadalah Tn.H umur 25 tahun yang

merupakan suami Ny.M yang sekarang bekerja sebagai wiaraswasta,

agama islam, suku kaili.

c. Riwayat Kesehatan

Sebelum klien dipindahkann ke ruangan Peristi (kamar bayi)

dokter mengatakan bayi lahir tidak bersuara (menagis) dan mengalami

sesak nafas dengan diagnosa Asphysia. Doktekter memutuskan

memindahkan bayi ke rungan peristi pada tanggal 26 september 2019


37

pada jam 12.20 tiba diruangan bayi terlihat sesak, merinti, Respirasi

70×/m. Kemudian dilakukan tindakan pemasangan 02 . Setelah

dilakukan pemasangan 02 dilanjutkan dengan pengkajian Apgar Score

4-6 kesadaran composmentis, TTV : R: 79 kali/menit S: 37,4cc N: 150

kali/menit BB: 2,500 g Pb : 44 cm, Ld: 26 cm Lp: 27 cm Lk: 30 cm Ll:

8 cm. Keadaan tali pusat nampak basah nampak kemerahan disekitar

pusat,dan terdapat bau.

d. Riwayat Kesehatan ibu

Usia ibu bayi atau Ny.M 25 tahun dengan kehamilan G: 2 P: 2 A:0

dengan jenis persalinan normal, Ny.M mengatakan tidak mengalami

komplikasi kehamilan ataupun persalinan. Tanggal persalinan terakhir

20 februari 2015. Dengan jenis persalinan pervagina. Ny.M megatakan

tidak mengali kesulitan pada saat persalinan.

e. Data nutrisi

Pola metabolik Ibu Bayi atau Ny.M mengatakan pada saat sehat

klien makan teratur 3 kali sehari, pada saat sakit klien mengatakan

makan 3 kali sehari namun nafsu makannya berkurang dan hanya

menghabiskan setengah porsi dari makanan yang disajikan. Pada saat

sehat klien minum air putih sebanyak 8 sampai 10 gelas sehari. Dan

pada saat sakit juga sama.


38

f. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala

Bentuk kepala bronchepalus, Lk: 30 cm,.

2. Mata

Simetris antara mata kanan dan kiri, sklera putih tidak ada ikhterus,

konjungtiva merah muda.

3. Hidung

Kedua lubang hidung simetris, nampak cuping hidung, terpasang

oksigen.

4. Telinga

Simetris kiri dan kanan, telinga nampak kotor.

5. Mulut dan lidah

Palatum normal, warna palatum merah muda, mukosa bibir kering.

6. Thorax

Nampak mengembang dan mengempis, Ld: 26 cm

7. Paru-paru

Suara nafas wheezing, respirasi 79 kali/menit, terdapat cairan

diparu-paru.

8. Jantung

Irama jantung teratur, frekuensi 144 x/menit

9. Abdomen

Bentuk bulat lonjong


39

10. Umbilikus

Tali pusat bayi belum lepas, berwarna putih belum kering terdapat

bau dari tali pusat.

11. Ekstremitas atas dan bawah

Atas : Pergerakan baik, jari tangan kanan kiri lengkap, nampak

sianosis, terpasang IFVD

Bawah : Pergerakan baik, jari kaki kanan kiri lengkap, refleks

babinski belum ada.

12. Genetalia

Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada keluar cairan.

13. Anus

Mempunyai lubang anus

g. Data Penunjang

Pada Tanggal 26 september 2019 didapatkan hasil pemeriksaan

labratoorium Read Blood Cell(RBC)4,12 x106/mm3 dengan rentang

normal 4,00 sampai 6,00, Hemoglobin(HGB) 14,5g/dl dengan rentang

normal 12.2 sampai 18.0, Hematocrit (HCT) 45,1% dengan rentan normal

44,0 sampai 64,0 White Blood Cell (WBC) 14,0 x 103mm3 rentang

normal 9.0 sampai 10,0

h. Terapi yang diterima

Terapi medis yang didapatkan bayi Ny.M selama perawatan di RS

Anutapura Palu yaitu terapi NGT berfungsi untuk memasukan nutrisi

cairan dengan selang plastik yang dipasang mellui hidung sampe lambung.
40

Alat ini berfungsi untukmemberikan cairan pada bayi yang mengalami

kesulitan menela. terpi CPAP berfungsi untuk mengobati bayi yang dalam

kondisi prematur, yang mana pada bagian paru-parunya belum sepenuhnya

berkembang. Cefataxim berfungsi untuk mengobati berbagai macam

infeksi misalnya infeksi pernapasaan bagian bawah,infeksi saluran

kemih,menigitis, dan gonore. Gentamicin berfungsi untuk menangani

infeksi akibt bakteri dngan cara membunh sekaligus mencegah

pertumbuhan bakteri.

i. Perumusan Masalah

Dari pengkajian dan observasi diatas didapatkan pada tanggal 26

september 2019 penulis melakukan analisa data dan merumuskan diagnosa

keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan

imonologi, faktor lingkungan. Ditandai dengan data subsektif tidak ada.

Data objektif nampak kemerahan disekitar pusat,keadaan tali pusat

nampak basah.

Berdasarkan data hasil pengkajian diagnosa keperawatan penulis hanya

mendaapatkan dua diagnosa yang cocok dengan keadaan klien karena pada saat

dilakukan pengkajian penulis tidak mendapatkan data yang subjek maupun data

objek yang berkaitan dengan diagnosa yang lain, diagnosa resiko infeksi

berhubungan dengan kurangnya pertahanan imonologi, faktor lingkungan.

Dengan data subjektif Apgar Score 4-6 kesadaran compsmentis, TTV: R: 79

kali/menit S:37,4cc N: 150 kali/menit.BB: 2.500 g, Pb: 44 cm, Ld: 26 cm Lp: 27


41

cm, Lk: 30 cm Ll: 8 cm Keadaan tali pusat nampak basah,nampak kemerahan

disekitaran pusat.

a. Pengumpulan data

1) Ibu klien menatakan banyinya sesak.

2) KU : sedang

3) Nampak kemerahan disekitar pusat

4) Keadaan tali pusat nampak basah

5) TTV R : 79 kali/menit

S : 37,5cc

N : 150 kalli/ menit

b. Klarisifikasi data

DS : Ibu klien mengatakan bayinya sesak

DO :

- KU : Sedang

- Nampak kemerahan disekitar tali pusat

- Keadaan tali pusat nampak basah.

- TTV : R : 79 kali/ menit

S : 37,5cc

N: 150 kali/menit
42

c. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: Kurangnya Resiko infeksi
Do: pertahanan
- KU sedang imunologis, faktor
- Nampak lingkungan.
kemerahan
disekitaran pusat,
- keadaan tali pusat
nampak basah.
- TTV:
- R: 79 kali/menit
S:37,5cc
N: 150kali/menit

2 Ds : Ketidak efektifan Penurunan


- ibu klien jalan nafas ekspansi paru
mengatakan
bayinya sesak
Do :
- Terdapat
penumpukan
cairan
- TTV:
R: 79 kali/menit
S: 37,5cc
N: 150 kali/menit
- apgar score 4-6
43

d. Prioritas masalah keperawatan


1) Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imnologi,faktor
lingkungan
2) Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru (akumalasi cairan).

e. Perencanaan

Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Resiko infeksi Setelah Obeservasi Untuk
berhubungan diakukan tanda-tanda mengetahui
dengan tindakan vital keadaa umum
kurangnya keperawatan bayi
pertahanan selama 3×24 Lakukan Untuk
imnologi,faktor jam diharapkan perawatan tali mencegah
lingkungan bayi dapat pusat infeksi
DS : - meningkatkan
DO : pertahanan
- KU : sedang tubuh dengan Pertahankan Untuk
- Nampak kriteria hasil thenik isolasi menjaga
kemerahan bayi bebas dari lingkukan
disekitaran tanda dan tetap nyaman
pusat, gejala infeksi
- keadaan tali Instrusikan Agar bayi
pusat nampak pada terhindar dari
basah. pengunjung bakteri atau
- TTV: untuk mencuci kuman begitu
R: 79 tangan saat jugan dengan
kali/menit berkunjung pengunjung
S:37,5cc dan seteah
44

N: 150 berkunjung
kali/menit meninggalkan
pasien.

Berikan terapi Untuk


antibiotik bilah mempercepa
perluh infectin penyembuhan
protection Bayi
(proteksi
terhadap
infeksi)
2. Ketidak efektifan Setelah Observasi Untuk
jalan nafas dilakukan tanda-tanda mengetahui
berhubungan tindakan vital keadaan
dengan lilitan tali keperawatan umum bayi
pusat. Selama 3×24
DS : Ibu bayi diharapkan Identifikasi Agar bayi
mengatakan bayi tidak bayi perlunya bernafas
bayinya sesak sesak lagi pemasangan dengan baik
dengan kriteria alat jalan nafas
DO : hasil bayi bantuan
- Terdapat bernafas
penumpukan dengan normal Pertahankan Agar bayi
cairan poosisi bayi tetap nyaman
- TTV:
R: 79 kali/menit Monitor Untuk
S:35,5cc respirasi dan mengetahui
N: 150 kali/menit status O2 perkembanga
apgar score 4-6 n pernapasaan
bayi
Kolaborasi Untuk
45

untuk mempercepat
pemberian penyembuhan
terapi

f. Implementasi Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang didapatakan ada dua yaitu Resiko infeksi


berhubungan dengan kurangnya pertahanan imnologi faktor lingkungan dan
Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
(akumalasi cairan). Namun peneliti hanya melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan pertama dan sebagai tujuan khusus Resiko
infeksi berhubungan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan imonologi,
faktor lingungan.

No Diagnosa Hari ke- 1 Hari ke- 2 Hari ke-3


keperawatan
1. Resiko infeksi Tanggal Tanggal Tanggal
berhubungan 26 september 27 september 28 september
berhubungan 2019 2019 2019
dengan 08.00 08.35 08.14
kurangnya 1. Mengobservasi 1. Mengobserva 1. mengobservasi
pengetahuan tanda tanda vital si tali pusat tali pusat dan
imonologi, Hasil : dan infeksi infeksi tali pusat
faktor R: 79 kali/menit pada tali Hasil :
lingungan S: 37,4cc pusat Tidak ada tanda
N:150kali/menit Hasil : tanda infeksi dan
2. Melakukan Tidak ada kemerahan.
perawatan tali tanda tanda 2. melakukan
pusat infeksi dan tindakan tali
Hasil : kemerahan pada pusat
tali pusat bayi sekitar tali pusat Hasil :
46

nampak 2. Melakukan Tidak nampak


kemerahan tindakan kemerahan
3. Penatalaksanan perawatan tali
pemberian pusat
obat: Hasil :
Cefataxim dan Kemerahan
Gentamicin nampak
berkurang

g. Evaluasi

No Diagnosa Hari ke 1 Hari ke 2 Hari 3


keperawatan
1. Resiko infeksi Tanggal 26 Tanggal 27 Tanggal 28
berhubungan september 2019 september 2019 sepetember 2019
berhubungan S: - S:- S:-
dengan O: O: O:
kurangnya - KU : sedang - KU : sedang - KU : sedang
pengetahuan - Nampak - Nampak - Nampak
imonologi, kemerahan kemerahan kemerahan
faktor disekitaran disekitaran disekitaran
lingungan pusat, pusat, pusat,
- keadaan tali - keadaan tali - keadaan tali
pusat nampak pusat mulai pusat mulai
basah. membaik membaik
- TTV: - TTV: - TTV:
R: 79 R: 79 R: 79
kali/menit kali/menit kali/menit
S:37,5cc S:37,5cc S:37,5cc
47

A. Pembahasan

Penerapan tindakan perawatan tali pusat pada asuhan keperawatan bayi

NY. M baru lahir” diruang peristi (kamar bayi) RSU Anutapura Palu. Prinsip

dari pembahasan ini difokuskan pada penerapan tindakan perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir. Dengan membahas asuhan keperawatan mulai dari taahp

pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan dan evaluasi. Dalam pembahasan ini peneliti hanya

membahas tentang prioritas diagnosa keperawatan utama dengan alasan

diagnosa tersebut merupakan dagnoosa yang aktual dan kebutuhan fisiolgis

yang harus segera dipenuhi.

1. Pengkajian

Peneliti melakukan tiga metode atau kegiatan dalam pengumpulan data

yaitu dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi atau

pemeriksaan diagnostik. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan cara

menyimpulkan data secara autoanamnese (mengajukan pertanyaan kepada

klien). Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara umum,

dilakukan melalui pemeriksaan fisik menggunakan teknikinspeksi,palpasi.

Studi dokumentasi dengan cara membaca data-data pasien, catatan pasien

dalam catatan status/rekam medik. Dalam pengkajian keperawatan

didapatkan data bayi , Ny.M mengatakan bayinya sesak.

2. Perumusan diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan atau diagnsa keperawatan yang ditegakkan dalam

asuhan keperawatan ini adalah Resiko infeksi berhubungan dengan


48

kurangnya pertahanan imnologi/faktor lingkungan dan Ketidak efektifan

pola nafas berhubungan dengan lilitan tali pusat.

3. Intervensi

Intervensi yang diberikan dalam asuhan keperawatan sesuai dengan NIC

dan NOC berdasarkaan ONEC, O (Obsevation), N (Nursing), E

(Education), C (Colaboration). Intervensi yang diberikan yaitu observasi

tanda-tanda vital, Lakukan perawatan tali pusat, Pertahankan thenik

isolasi, instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien, berikan terapi

anti biotik.

Berdasarkan intervensi tersebut peneliti melakukan intervensi yang

pertama yaitu observasi tanda-tanda vital, intervensi selanjutnya, Lakukan

perawatan tali pusat, Pertahankan thenik isolasi, instruksikan pada pengunjung

untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan

pasien, berikan terapi anti biotik.

1. Implementasi

Penulis melakukaan implementasi pada diagnosa resiko infeksi

berhubungan dengan kurangnya pertahanan imnologi/faktor lingkungan.

Berdasarkan masalah keperawatan tersebut penulis melakukan

implementasi selama tiga hari. Dalam melakukan implementasi selama

3×24 jam pada bayi Ny.M yang sedang dirawat diruang peristi RSU

Anutapura Palu impelementasi dilakukan pada hari kamis tangga 26

september 2019 pada pukul 06.30 WITA untuk diagnosa pertama yaitu
49

Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imnologi,faktor

lingkungan implementasi yang dillakukan adalah mengobservasi tanda-

tanda vital. Pada pukul 07.50 WITA melakukan perawatan tali pusat. Pada

pukul 08.22 WITA mempertahankan tehnik isolasi. Pada pukul 09.40

WITA menginstrusikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan seteah berkunjung dan meninggalkan pasien. Pada pukul

10.11 WITA Mengkolabrasi dalam pemberian terapi.

Implementasi pada hari jumat 27 september 2019 pada pukul 06.30

WITA untuk diagnosa pertama yaitu Resiko infeksi berhubungan dengan

kurangnya pertahanan imnologi,faktor lingkungan implementasi yang

dillakukan adalah mengobservasi tanda-tanda vital. Pada pukul 07.50

WITA melakukan perawatan tali pusat. Pada pukul 08.22 WITA

mempertahankan tehnik isolasi. Pada pukul 09.40 WITA menginstrusikan

pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan seteah

berkunjung dan meninggalkan pasien. Pada pukul 10.11 WITA

Mengkolabrasi dalam pemberian terapi.

Implementasi pada hari sabtu 28 september 2019 pada pukul 06.30

WITA untuk diagnosa pertama yaitu Resiko infeksi berhubungan dengan

kurangnya pertahanan imnologi,faktor lingkungan implementasi yang

dillakukan adalah mengobservasi tanda-tanda vital. Pada pukul 07.50

WITA melakukan perawatan tali pusat. Pada pukul 08.22 WITA

mempertahankan tehnik isolasi. Pada pukul 09.40 WITA menginstrusikan

pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan seteah


50

berkunjung dan meninggalkan pasien. Pada pukul 10.11 WITA

Mengkolabrasi dalam pemberian terapi.

1. Evaluasi

Evaluasi pada Ny.M yang dirawat diruang peristi RSU Anutapura

Palu dimulai sejak hari kamis 26 september 2019 pukul 14.25 WITA

untuk diagnosa yaitu resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya

pertahannan imunologi,faktor ligkungan hasil evauasi nampak

kemerhan disekitar pusat dan tali pusat masih basah. Analisa masalah

resiko infeksi belum teratasi intervensi dianjutkan melalui perawatan

tali pusat.

Evaluasi pada Ny.M yang dirawat diruang peristi RSU Anutapura

Palu dimulai sejak hari jumat 27 september 2019 pukul 14.25 WITA

untuk diagnosa yaitu resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya

pertahannan imunologi,faktor ligkungan hasil evauasi nampak

kemerhan disekitar pusat dan tali pusat masih basah. Analisa masalah

resiko infeksi belum teratasi intervensi dianjutkan melalui perawatan

tali pusat.

Evaluasi pada Ny.M dirawat diruang peristi RSU Anutapura Palu

dimulai sejak hari sabtu 28 september 2019 pukul 14.25 WITA untuk

diagnosa yaitu resiko infeksi berhubunga dengan kurangnya

pertahanan imunologi,faktor lingkungan hasil evaluasi tidak terdapat

kemerahan diekitar pusat dan pusat nampaak kering. Analisa masalah

resiko infeksi belum teratasi.


51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dari penerapan tindakan perawatan tali pusat pada bayi

baru lahir selama 3 hari yaitu

1. Pada pengkajian peneliti tidak menemukan perbedaan antara teori dan

kasus.

2. Pada penegakkan diagnose keperawatan, peneiti tidak menemukan

perbedaan antara teori dan kasus. Tetapi pada teori terdapat empat

diagnosa dan pada kasus ini didapatkan dua diagnosa dari beberapa

diagnosa yang ada di teori.

3. Pada perencanaan dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang ditemukan,

peneliti telah membuat perencanaan sesuai dengan diagnosa yang ada.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien telah sesuai dengan

rencana yang telah disusun sebelumnya.

5. Pada evaluasi masalah keperawatan belum teratasi. Faktor pendukung bagi

peneliti dalam mengumpulkan data pada kasus tersebut yaitu klien sangat

kooperatif dan mau terbuka dalam memberikan informasi kepada peneliti.

Hal ini dapat membuktikan bahwa penatalaksanaan tindakan perawatan

tali pusat dapat membantu bayi mecegah infeksi dan membuat nyaman
52

B. Saran

1. Bagi institusi, agar dapat menyediakan lebih banyak buku-buku terbaru

tentang maternitas.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan sebagai salah satu refereni

untuk kasus penelitian yang sama.

3. Bagi RSU Anutapura Palu, agar dapat menyediakan Standar Operasional

Prosedur (SOP) mengenai tindakan perawatan tali pusat, dan dapat

menerapkannya dalam pemberian asuhan keperawatan pada asuhan

keperawatan bayi baru lahir.


DAFTAR PUSTAKA
Eka, Puspita Sari & Rimandini Dwi Kurnia. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
(Post Natal Care). Jakarta : CV Trans Media
Fraser, DM & MA. Cooper. 2009. Buku Ajar Bidan Myles Edisi 14. Jakarta: EGC.

Johariyah, Ema 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Trans Info Media.
Maryunani, Anik. 2012. Asuhan Bayi Baru Lahir Nornal (Asuhan Neonatal).
Yogyakarta : Nuha Medika
Marmi, Rahardjo, Kukuh. 2016. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Pra Sekolah.
Pustaka Pelajar : Yokyakarta.
Reni, Puspita Dian. 2018. (Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa
Kering Dengan Lama Pelepasaan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir.
(file:///C:/Users/Lilis%20Febrianti/Downloads/22772-52280-1-
PB%20(1).pdf)
Setiani, Elsa Herliani, Yulia dan Rismawati Sariyestaya.2018(Perbandinga Lama
Waktu Pelepasan Tali Pusat Yang Menggunakan Klem Umbillical Cord dan
Benang Tali Pusat. (http://jurnal.ibijabar.org/wp-content/uploads/2019/03/8-
Elsa-2.pdf Volume 5 No. 01,Jan 2019 ).

Saryono, Setiawan Ari, Ari Setiawan . (2015). Metodologi Penelitian Kebidanan DII, DIV, S1,
dan S2. Yogyakarta : Maha Medika.

Sastroasmoro, sudigdo.2008 Dasar-dasar Metodologi Klinis. Edisi 3. Jakarta :


Sagung Seto .
Sudarti, Afroh. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita. Nuha Medika :
Yogyakarta

Supardi,Ema 2012.Buka Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta EGC.


Sarwono, Aprilia Breanda Ritchmnd. 2011. Gentle Birth, Melahirkan NyamanTampa
Rasa Sakit. Jakarta Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wulandari, Putri 2018.( Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Di
Posyandu Kasih Desa Penghidupan Kapar Riau.
file:///C:/Users/Lilis%20Febrianti/Downloads/501-Article%20Text-1121-2-
10-20180723.pdf)
Lampiran 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
Jln. Thalua Konci Km 13 No.19 Mamboro Telp. 0451- 491451

PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ravika

Nim : PO7120115 046

Adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Prodi DIII

yang akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Tindakan Perawatan

Tali Pusat Pada Asuhan Keperawatan Pasien Bayi Baru Lahir . ‘’

Kami mohon kesediaan anda untuk mengisi Inform Consent dan menjawab

pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Jawaban yang diberikan akan kami jaga

kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuan dan partisipasinya diucapkan terima kasih.

Palu, 2019

PENELITI

Ravika
PO 7120115046
1. Kepala
Bentuk kepala bronchepalus, Lk: 30 cm,.
2. Mata
Simetris antara mata kanan dan kiri, sklera putih tidak ada ikhterus, konjungtiva merah
muda.
3. Hidung
Kedua lubang hidung simetris, nampak cuping hidung, terpasang oksigen.
4. Telinga
Simetris kiri dan kanan, telinga nampak kotor.
5. Mulut dan lidah
Palatum normal, warna palatum merah muda, mukosa bibir kering.
6. Thorax
Nampak mengembang dan mengempis, Ld: 26 cm
7. Paru-paru
Suara nafas whezing, respirasi 79 kali/menit, terdapat cairan diparu-paru.
8. Jantung
Irama jantung teratur, frekuensi 144 x/menit
9. Abdomen
Bentuk bulat lonjong
10. Umbilikus
Tali pusat bayi belum lepas, berwarna putih belum kering terdapat bau dari tali pusat.
11. Ekstremitas atas dan bawah
Atas: Pergerakan baik, jari tangan kanan kiri lengkap, nampak sianosis, terpasang IFVD
Bawah: Pergerakan baik, jari kaki kanan kiri lengkap, refleks babinski belum ada.
12. Genetalia
Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada keluar cairan.
13. Anus
Mempunyai lubang anus
Lampiran 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
JL. Thaula Konci No.13 Mamboro Telp.045-491451
Mamboro, Palu Utara
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyetujui menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : RAVIKA

NIM : PO 7120115046

Judul Penelitian : Penerapan Tindakan Keperawatan Tali Pusat Pada Asuhan

Keperawatan Pasien Bayi Baru Lahir

Bersama ini peneliti mohon kesediaan saudari untuk menandatangani lembar persetujuan dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Jawaban yang

saudari berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian,

sehingga tidak akan mempengaruhi/menghambat karier atau hambatan lain yang berkaitan

dengan tugas yang saudara laksanakan.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangani tanpa adanya suatu paksaan dari peneliti ataupun

pihak lain.

Palu, 2019
Responden

(..........................................)
Lampiran 3

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ravika

Nim : PO7120115046

Jurusan/Prodi : DIII Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini benar-benar karya
saya sendiri bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain
yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan KTI ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, 30 oktober 2019

Yang membuat pernyataan

Ravika

PO7120115046
Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN TALI PUSAT


PADA PASIEN BAYI NY.M DIRUANGAN PERISTI
RSU ANUTAPURA PALU

Nama/ Inisial Responden :


Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Tingkat Pendidikan :

Tabel Observasi Penerapan Tindakan Perawatan Tali Pusat


No Keterangan Tercapai Tidak Tercapai
1 Meningkatkan pertahanan tubuh
2 Melakukan perawatan tali pusat

3 Melakukan tindakan pemasangan


alat bantu bernapas pada bayi
Lampiran 5

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Tgl masuk : 26-09-2019

Tgl pengkajian : 28-09-2019

No. Register : 544XXX

Diagnosa Medis : Asphyxia

Ruangan : Peristi(Kamar Bayi)

1. Biodata/Identitas

a. Identitas klien

Nama : Bayi Ny.M

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Kaili

Status :-

Bahasa : Kaili/Indonesia

Pendidikan :-

Pekerjaan :-

Alamat : Jln.Tagori Lonjo


Lampiran 5

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Th.H

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Wirswaasta

Hub. Dgn Klien : Bapak Bayi

Alamat : Jln.Tagari Lonjo

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Pasien

Sebelum klien dipindahkann ke ruangan Peristi (kamar

bayi) dokter mengatakan bayi lahir tidak bersuara (menagis) dan

mengalami sesak nafas dengan diagnosa Asphysia. Doktekter

memutuskan memindahkan bayi ke rungan peristi pada tanggal 26

september 2019 pada jam 12.20 tiba diruangan bayi terlihat sesak,

merinti, Respirasi 70×/m. Kemudian dilakukan tindakan

pemasangan 02 . Setelah dilakukan pemasangan 02 dilanjutkan

dengan pengkajian Apgar Score 4-6 kesadaran composmentis,

TTV : R: 79 kali/menit S: 37,4cc N: 150 kali/menit BB: 2,500 g Pb

: 44 cm, Ld: 26 cm Lp: 27 cm Lk: 30 cm Ll: 8 cm. Keadaan tali

pusat nampak basah nampak kemerahan disekitar pusat,dan

terdapat bauh.
Lampiran 5

b. Riwayat Kesehatan ibu

Usia ibu bayi atau Ny.M 25 tahun dengan kehamilan G: 2

P: 2 A:0 dengan jenis persalinan normal, Ny.M mengatakan tidak

mengalami komplikasi kehamilan ataupun persalinan. Tanggal

persalinan terakhir 20 februari 2015. Dengan jenis persalinan

pervagina. Ny.M megatakan tidak mengali kesulitan pada saat

persalinan.

c. Data nutrisi

Pola metabolik Ibu Bayi atau Ny.M mengatakan pada saat

sehat klien makan teratur 3 kali sehari, pada saat sakit klien

mengatakan makan 3 kali sehari namun nafsu makannya berkurang

dan hanya menghabiskan setengah porsi dari makanan yang

disajikan. Pada saat sehat klien minum air putih sebanyak 8 sampai

10 gelas sehari. Dan pada saat sakit juga sama.

d. Data Eliminasi

Pola eliminasi BAK Bayi Ny.M 3 sampai 4 kali sehari

dengan warna kuning dan aroma amoniak, sedangkan pola BAB

Bayi Ny.m adalah 1 kali sehari dengan konsentrasi padat,bau

khas,warna coklat.

e. Pemeriksaan fisik

f. Kepala

Bentuk kepala bronchepalus, Lk: 30 cm,.

g. Mata
Lampiran 5

Simetris antara mata kanan dan kiri, sklera putih tidak ada ikhterus,

konjungtiva merah muda.

h. Hidung

Kedua lubang hidung simetris, nampak cuping hidung, terpasang

oksigen.

i. Telinga

Simetris kiri dan kanan, telinga nampak kotor.

j. Mulut dan lidah

Palatum normal, warna palatum merah muda, mukosa bibir kering.

k. Thorax

Nampak mengembang dan mengempis, Ld: 26 cm

l. Paru-paru

Suara nafas wheezing, respirasi 79 kali/menit, terdapat cairan

diparu-paru.

m. Jantung

Irama jantung teratur, frekuensi 144 x/menit

n. Abdomen

Bentuk bulat lonjong

o. Umbilikus

Tali pusat bayi belum lepas, berwarna putih belum kering terdapat

bau dari tali pusat.

p. Ekstremitas atas dan bawah


Lampiran 5

Atas : Pergerakan baik, jari tangan kanan kiri lengkap, nampak

sianosis, terpasang IFVD

Bawah : Pergerakan baik, jari kaki kanan kiri lengkap, refleks

babinski belum ada.

q. Genetalia

Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada keluar cairan.

r. Anus

Mempunyai lubang anus

3. Data Penunjang

Pada Tanggal 26 september 2019 didapatkan hasil pemeriksaan

labratoorium Read Blood Cell(RBC)4,12 x106/mm3 dengan rentang

normal 4,00 sampai 6,00, Hemoglobin(HGB) 14,5g/dl dengan rentang

normal 12.2 sampai 18.0, Hematocrit (HCT) 45,1% dengan rentan

normal 44,0 sampai 64,0 White Blood Cell (WBC) 14,0 x 103mm3

rentang normal 9.0 sampai 10,0

4. Penatalaksanaan Medis

a. Terapi NGT

b. Terapi CPAP

c. Cefataxim

d. Gentamicin
Lampiran 5

PENGUMPULAN DATA

- Ibu klien menatakan banyinya sesak.

- KU sedang

- Nampak kemerahan disekitar pusat

- Keadaan tali pusat nampak basah

- TTV :

R : 79 kali/menit

S : 37,5cc

N : 150 kalli/ menit

KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif:

- Ibu klien mengatakan anaknya sesak

Data Objektif:

- KU sedang

- Nampak kemerahan disekitar tali pusat,

- Keadaan tali pusat nampak basah.

- TTV :

R : 79 kali/ menit

S : 37,5cc

N: 150 kali/menit
Lampiran 5

ANALISA DATA

No Data

1. Ds : - Kurangnya Resiko infeksi

Do : pertahanan

- KU sedang imunologis, faktor

- Nampak kemerahan lingkungan.

disekitaran pusat,

- keadaan tali pusat nampak

basah.

- TTV:

R: 79 kali/menit S:37,5cc

N: 150kali/menit

2. Ds : Ketidak efektifan Penurunan

- Ibu klien mengatakan jalan nafas ekspansi paru

bayinya sesak

Do :

- Terdapat penumpukan

cairan

- TTV:

R: 79 kali/menit

S: 37,5cc

N: 150 kali/menit

- apgar score 4-6


Lampiran 5

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan

imnologi,faktor lingkungan

2. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan penurunan

ekspansi paru.

C. INTERVENSI/PERENCANAAN

Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Resiko infeksi Setelah Obeservasi Untuk
berhubungan diakukan tanda-tanda mengetahui
dengan tindakan vital keadaa umum
kurangnya keperawatan bayi
pertahanan selama 3×24 Lakukan Untuk
imnologi,faktor jam diharapkan perawatan tali mencegah
lingkungan bayi dapat pusat infeksi
DS : - meningkatkan
DO : pertahanan
- KU : sedang tubuh dengan Pertahankan Untuk
- Nampak kriteria hasil thenik isolasi menjaga
kemerahan bayi bebas dari lingkukan
disekitaran tanda dan tetap nyaman
pusat, gejala infeksi
- keadaan tali Instrusikan Agar bayi
pusat nampak pada terhindar dari
basah. pengunjung bakteri atau
- TTV: untuk mencuci kuman begitu
R: 79 tangan saat jugan dengan
Lampiran 5

kali/menit berkunjung pengunjung


S:37,5cc dan seteah
N: 150 berkunjung
kali/menit meninggalkan
pasien.

Berikan terapi Untuk


antibiotik bilah mempercepa
perluh infectin penyembuhan
protection Bayi
(proteksi
terhadap
infeksi)
2. Ketidak efektifan Setelah Observasi Untuk
jalan nafas dilakukan tanda-tanda mengetahui
berhubungan tindakan vital keadaan
dengan lilitan tali keperawatan umum bayi
pusat. Selama 3×24
DS : Ibu bayi diharapkan Identifikasi Agar bayi
mengatakan bayi tidak bayi perlunya bernafas
bayinya sesak sesak lagi pemasangan dengan baik
dengan kriteria alat jalan nafas
DO : hasil bayi bantuan
- Terdapat bernafas
penumpukan dengan normal Pertahankan Agar bayi
cairan poosisi bayi tetap nyaman
- TTV:
R: 79 kali/menit Monitor Untuk
S:35,5cc respirasi dan mengetahui
N: 150 kali/menit status O2 perkembanga
apgar score 4-6 n pernapasaan
Lampiran 5

bayi
Kolaborasi Untuk
untuk mempercepat
pemberian penyembuhan
terapi

D. IMPLEMEN`TASI/PELAKSANAAN

No Diagnosa Hari ke- 1 Hari ke- 2 Hari ke-3


keperawatan
1. Resiko infeksi Tanggal Tanggal Tanggal
berhubungan 26 september 27 september 28 september
berhubungan 2019 2019 2019
dengan 08.00 08.35 08.14
kurangnya 1. Mengobservasi 1. Mengobserva 1. mengobservasi
pengetahuan tanda tanda vital si tali pusat tali pusat dan
imonologi, Hasil : dan infeksi infeksi tali pusat
faktor R: 79 kali/menit pada tali Hasil :
lingungan S: 37,4cc pusat Tidak ada tanda
N:150kali/menit Hasil : tanda infeksi dan
2. Melakukan Tidak ada kemerahan.
perawatan tali tanda tanda 1. melakukan
pusat infeksi dan tindakan tali
Hasil : kemerahan pada pusat
tali pusat bayi sekitar tali pusat Hasil :
nampak 2. Melakukan Tidak nampak
kemerahan tindakan kemerahan
3. Penatalaksanan perawatan tali
pemberian pusat
obat: Hasil :
Cefataxim dan Kemerahan
Lampiran 5

Gentamicin nampak
berkurang

E. EVALUASI

No Diagnosa Hari ke 1 Hari ke 2 Hari 3


keperawatan
1. Resiko infeksi Tanggal 26 Tanggal 27 Tanggal 28
berhubungan september 2019 september 2019 sepetember 2019
berhubungan S: - S:- S:-
dengan O: O: O:
kurangnya - KU : sedang - KU : sedang - KU : sedang
pengetahuan - Nampak - Nampak - Nampak
imonologi, kemerahan kemerahan kemerahan
faktor disekitaran disekitaran disekitaran
lingungan pusat, pusat, pusat,
- keadaan tali - keadaan tali - keadaan tali
pusat nampak pusat mulai pusat mulai
basah. membaik membaik
- TTV: - TTV: - TTV:
R: 79 R: 79 R: 79
kali/menit kali/menit kali/menit
S:37,5cc S:37,5cc S:37,5cc
Lampiran 5

PROSEDUR PELAKSANAAN TINDAKAN

PERAWATAN TALI PUSAT

a. Pengertian

Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dimulai hari 1

kelahiran sampai dengan tali pusat lepas (puput)

b. Tujuan

Untuk mencegah terjadinya infeksi

c. Peralatan

1. Kassa steril dalam tempatnya

2. Air hanggat

3. Waslap

4. Handuk kecil

5. Bengkok 1 buah

6. Perlak dan pengala

d. Prosedur pelaksanan

1. Tahap prainteraksi

a. Mengecek program terapi sebelum melakukan tindakan

b. Mencuci tanggan

c. Menyiapkan sarana dan alat

2. Tahap orentasi

a. Memberikan salam kepada keluarga pasien

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga


c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan keluarga sebelum kegiatan

dilakukan

3. Tahap kerja

a. Siapkan air hangat

b. Cuci tanggan

c. Bersihkan kasa penutup secara perlahan

d. Bersikan tali pusat

e. Memandikan. Selama tli pusat beum lepas dari perut bayi

disarankan agar bayi baru lahir tidak dimandikan cukup hanya

dilap dengan waslap tali pusat akn leps sendiri dalam jangka waktu

7 hingga 14 hari

f. Keringkan jangan membungkusapapun pada tali pusat

g. Lindugi dengan kassa steril ,kering dan tipis

4. Tahap terminasi

a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

b. Berpamitan dengan pasien

c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

d. Mencuci tangan

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ravika

Nim : PO7120115046

Tempat tanggal lahir : 07-12-1997

Agama : Islam

Orang tua : Ayah : Darjat

Ibu : Sarini

Alamat : Ds. Ogotumubu barat Kec.tomini Kab. Parigi Moutong

Riwayat Pendidikan

No Pendidikan Tahun
1. SD Impres 2 Ogtumubu 2009

2. SMP Negri 1 Tomini 2012

3 SMA Negri 1 Palasa 2015

4. DIII Keperawatan Poltekkes 2019


Kesehatan Kemenkes Palu

Anda mungkin juga menyukai