Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KOMPREHENSIF

MINGGU KE-2

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK CONTINUITY OF CARE (COC)


BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. S UMUR 0 JAM DI PMB
MARIANI,SST,SKM KOTA BENGKULU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Holistik Continuity Of Care (COC)

Disusun oleh :
SHOPIATUN FATHONA
NIM. P01740522019

Pembimbing Akademik:

RIALIKE BURHAN,M.Keb
NIP.197810142001122001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

Seminar Kasus Berjudul

“Asuhan Kebidanan Holistik Continuity Of Care (COC) Bayi Baru Lahir


Pada By. Ny. S Umur 0 Jam Di PMB MARIANI,SST,SKM
Kota Bengkulu”

Disusun Oleh:

SHOPIATUN FATHONA
NIM. P0 1740522019

Telah mendapat persetujuan pada tanggal ................. untuk memenuhi


tugas Stase Continuity Of Care (COC) pada Program Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rialike Burhan,M.Keb Mariani,SST,SKM


NIP.197810142001122001 NIP.196503231988032006

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni, M.Keb


NIP.1980121020021220002

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Tujuan......................................................................................................2

C. Manfaat....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI


Bayi Baru Lahir.......................................................................................4

BAB III KASUS


A. Pengkajian Data Subjektif.......................................................................5

B. Pengkajian Data Objektif........................................................................7

C. Analisa Data............................................................................................8

D. Penatalaksanaan......................................................................................8

BAB IV KASUS..............................................................................................9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................11

B. Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak sangat menentukan pencapaian kualitas hidup
disuatu negara. Sumber daya manusia yang berkualitas ditentukan dari
pemenuhan asupan gizi sejak dini. Masa awal kehidupan janin terutama pada
periode 1000 hari pertama kehidupan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi intrauterin. Keadaan ibu sebelum dan selama kehamilan
akan menentukan keadaan bayi yang akan di lahirkannya.
Data dari WHO pada tahun 2016 menyebutkan bahwa sebanyak 2,6 juta
bayi meninggal dunia pada minggu pertama setelah kelahiran, sementara di
Indonesia angka kematian neonatus pada tahun 2018 sebanyak 15 per 1000
kelahiran (Badan Pusat Statistik, 2018). Dengan menggunakan penilaian Apgar
Score sederhana secara cepat untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir
yang dilakukan pada menit pertama dan menit kelima setelah bayi lahir.
Penilaian meliputi; Warna kulit (Appearance), Denyut jantung (Pulse), Respon
refleks (Grimace), Tonus otot (Activity), Pernapasan (Respiration) (Mendri &
Prayogi, 2018).
Dimana dengan penilaian tersebut penanganan yang tepat dan adekuat dapat
diupayakan tidakan penanganan guna menyelamatkan bayi dari gagal napas
lebih lanjut (Marsaulina et al., 2016). Penelitian yang dilakukan di Swedia
mengemukakan bahwa Apgar score yang rendah pada 5 menit dan 10 menit
pertama setelah kelahiran sangat terkait dengan resiko morbiditas serta
mortalitas neonatal (Razaz, Cnattingius, & Joseph, 2019). Asfiksia merupakan
suatu keadaan darurat neonatal karena dapat menyebabkan hipoksia dan
kerusakan otak bahkan kematian jika tidak mendapatkan intervensi secara
cepat dan tepat.
Perubahan fisiologis terjadi pada bayi baru lahir untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine.
Dari perubahan fisiologis ini berbagai masalah dapat ditemukan salah satunya

1
gangguan pernapasan. Menurut hasil penelitian di Amerika menyatakan bahwa
sebanyak 10% bayi baru lahir tidak mampu melewati perubahan fisiologis saat
proses kelahiran dan memerlukan terapi medis (Swanson & Sinkin, 2015).
Penyebab utama kematian pada neonatus terutama di sebabkan oleh
prematuritas, asfiksia, trauma lahir dan sepsis neonatal (World Health
Organization, 2018).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan menggunakan pola pikir manajemen
asuhan kebidanan SOAP serta mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada asuhan
kebidanan bayi baru lahir dengan cara melakukan pengkajian fisik bayi
baru lahir.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada asuhan
kebidanan bayi baru lahir dengan cara melakukan pengkajian fisik bayi
baru lahir.
c. Mahasiswa mampu menganalisa masalah untuk menegakkan diagnosa
pada asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan cara melakukan
pengkajian fisik bayi baru lahir.
d. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah dengan masalah milliariasis.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang di peroleh
selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada kasus BBL dengan pengkajian fisik bayi baru lahir.

2
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengkaji teori, menjabarkan ilmu, serta mengaplikasikan asuhan
yang akan diberikan pada kasus BBL dengan pengkajian fisik bayi baru
lahir.
b. Bagi bidan
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir dengan pengkajian fisik
bayi baru lahir.

3
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
kebidanan Continuity Of Care (COC) yang diberikan pada BBL. berjalan
sesuai teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami dapat:
1. Asuhan kebidanan BBL pada By. Ny. S lahir di usia kehamilan 40
minggu dengan BB: 3000 gram dan PB : 48 cm sejalan dengan teori
(Yulianti dan Rukiyah, 2013) bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar lebih dari 7
dan tanpa cacat bawaan (Yulianti dan Rukiyah, 2013).
2. Dilakukan berdasarkan pengkajian dan pemeriksaan fisik, sehingga
penanganan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan kewenangan
bidan. Pengkajian fisik By.Ny. S usia 0 jam hasilnya nilai Apgar score
By.Ny.P > 7 adalah bayi lahir normal sejalan dengan Yulianti dan
Rukyah (2013) defisini bayi baru lahir normal adalah yang nilai
Apgarnya > 7 dan tanpa cacat bawakkan.
3. Asuhan kebidanan pada By. Ny. S dapat diidentifikasi diagnosa
kebidanan yaitu By. Ny. P neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Analisa By.Ny. S usia 0 jam dengan pengkajian fisik.
4. Asuhan kebidanan pada By. Ny. S usia 0 jam dengan merencanakan
tindakan yang akan dilakukan pada kasus BBL yaitu dengan melakukan
pengkajian fisik.
Menurut Depkes (2018) :
a. Bayi bernafas atau menangis, warna merah muda, denyut jantung
100/menit, serahkan bayi langsung ke abdomen ibu dan keringkan
dengan handuk kering. Tindakan ini meningkatkan bounding dan
mempertahankan suhu karena kontak langsung kulit dengan kulit.

11
b. Bayi apneu atau terengah-engah, warna kulit biru dan denyut jantung.
100 stimulasi dengan menggosok punggung menggunakan sebuah
handuk atau tepuk-tepuk kaki dengan lembut. Buka dan bersihkan
jalan nafasdengan melakukan penghisapan pada mulut kemudian
hidung dengan lembut. Berikan oksigen fasial. Jika tidak ada respon
pada usia satu menit denyut jantung menurun atau tetap biru, maka
ventilasi ambu bag dan masker harus dimulai, jika tidak ada
peningkatan dalam 2 menit denyut jantung tidak meningkat
pertimbangkan untuk mempertimbangkan intubasi pada bayi.
c. Bayi apneu atau biru pucat denyut jantung, 100/ menit, ventilasi ambu
bag dan masker harus segera dimulai. Jika tidak ada respon dalam 2
menit maka intubasi bayi.
d. Bayi apneu warna kulit putih, denyut jantung 60 x/menit, resusitasi
jantung paru penuh perlu dilakukan, lakukan intubasi.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengalaman melakukan pengkajian dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi
Baru Lahir
2. Bagi Bidan
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada kasus BBL dengan pemeriksaan fisik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ni Wayan. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah. Yogyakarta ; ANDI.
Br Sembiring, J. 2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Prasekolah
(Pertama).Sleman: CV. Budi Utama.
Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta; Departemen
Kesehatan.
Kemenkes, RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru
Lahir. Pertama. edited by A. Suryana. Jakarta: Kemenkes RI.

13

Anda mungkin juga menyukai