LATAR BELAKANG
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Kehamilan merupkan suatu hal yang fisiologis, namun
kehamilan normal dapat menjadi kehmilan yang patologis. Pelayanan
antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
abnormal (patologis).
Untuk mengantisipasi adanya risiko yang terlalu berat pada ibu
berkaitan dengan kehamilannya, penting diketahui tentang tanda–tanda
dini bahaya dalam kehamilan muda, yang mencakup; Keluarnya darah
dari jalan lahir (pervaginam), hiperemesis gravidarum, nyeri hebat, dan
sebagainya. Apabila tanda-tanda bahaya tersebut diabaikan dan
menyebabkan ibu berada dalam kondisi yang mengancam jiwa dan sulit
untuk ditolong, maka bukan tidak mungkin risiko kematian ibu dan
janinnya didepan mata dan akan menambah deret Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
2. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hyperemesis gravidarum merupakan suatu keadaan yang
dikarakteristikkan dengan rasa mual yang berlebihan, muntah,
kehilangan berat badan, dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Sebagian besar ibu hamil (70-80%) mengalami morning sickness dan
sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang
ekstrim yang disebut hyperemesis gravidarum. Hyperemesis
gravidarum tidak dapat dicegah namun ibu hamil dapat menjadi lebih
nyaman jika mengetahui cara manajemen perawatan hyperemesis
gravidarum tersebut.
Kasus hyperemesis gravidarum ringan dapat diatasi dengan perubahan
diet, istirahat dan pemberian antasida.
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui. Keadaan tersebut
mungkin berhubungan dengan perubahan hormonal akibat kehamilan.
Hypermemesis gravidarum lebih sering dialami oleh ibu dengan
kehamilan multipel (kembar dua atau lebih) dan seorang wanita yang
mengalami hyperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
mempunyai kemungkinan mengalami hyperemesis gravidarum pada
kehamilan berikutnya.
Gejala hyperemesis yang dialami berbeda diantara ibu hamil.
Namun gejala umum hyperemesis gravidarum antara lain :
Mual dan muntah berat terutama pada trimester pertama kehamilan
Muntah setelah makan atau minum
Kehilangan berat badan >5% dari BB ibu hamil sebelum hamil,
(rata-rata kehilanagn BB 10%)
Dehidrasi
Penurunan jumlah urine
Sakit kepala
Bingung
Pingsan
Jaundise (warna kuning pada kulit, mata dan membran mukosa)
Perbedaan Morning Sickness dan Hyperemesis Gravidarum
1. Morning Sickness
Mual kadang disertai muntah
Mual berkurang pada 12 mgg kehamilan
Muntah tidak menyebabkan dehidrasi
Masih toleran terhadap makanan tertentu
2. Hyperemesis Gravidarum
Mual berat disertai muntah
Mual tidak berkurang setelah 12 mgg kehamilan
Muntah menyebabkan dehidrasi berat
Tidak toleran terhadap makanan
Nyeri perut pada wanita hamil merupakan salah satu keluhan terbanyak
saat melakukan ANC. Sebetulnya tidak semua rasa sakit tersebut
merupakan kelainan yang serius. Namun tidak tertutup kemungkinan
rasa nyeri tersebut disebabkan oleh suatu kelianan yang serius.
Konstipasi merupakan salah satu penyebab nyeri yang paling sering
ditemukan. Berupa rasa tidak enak diperut yang disebabkan oleh
pengaruh hormon yang memperlambat gerakan usus serta penekanan
rahim terhadap rektum.
Nyeri perut juga bisa dirasakan oleh bumil jika merubah posisi secra
tiba-tiba seperti bangun dari posisi duduk atau tempat tiudur, berguling
ditempat tidur atau saat kelur dari bathtub.
b. Penyebab
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan
mungkin suatu tanda dari pre-eklampsia.
d. Diagnosa penunjang
Pemeriksaan data
Periksa TD, protein urine, reflex, dan edema
e. Penanganan
Berikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda pre-eklamsia dan
segera merujuknya ke dokter spesialis kandungan.
1.Perdarahan Pervaginam
1. Plasenta previa
— Tampak anemis.
— Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur
kehamilan.
1. Pemeriksaan dalam
1. Pemeriksaan penunjang
— Pemeriksaan USG
— Menegakkan diagnosis.
Intervensi
Hypoxia
Perdarahan dan shock
1. Solutio plasenta
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan khusus
3. Lakukan rawat inap jika perdarahan berhenti dan keadaan baik pada
kehamilan prematur.
2. Pecahkan ketuban
Solutio plasenta
Plasenta Previa
C. Kehamilan ektopik
Sakit kepala saat hamil tentu akan sangat mengganggu kondisi di masa
awal kehamilan. Pada masa awal kehamilan, tentu banyak gejala
morning sickness yang banyak menyulitkan. Belum lagi ditambah sakit
kepala pada saat hamil yang tidak jarang datang pada ibu-ibu hamil.
Sakit kepala ini memang tidak memberikan pengaruh kepada janin yang
dikandung, namun tidak jarang ibu menjadi lebih mudah lelah dan tidak
memiliki fisik yang kuat selama kehamilan. Oleh karena itu penting
untuk diketahui apa saja penyebab sakit kepala pada saat hamil yang
sering dirasakan oleh ibu-ibu hamil. Pada bagian selanjutnya terdapat
daftar dari macam-macam penyebab sakit kepala tersebut.
ads
Oleh karena itu, bagi Anda yang pernah mengalami riwayat anemia
penting untuk memperhatikan asupan gizi saat sedang hamil. Hal ini
dilakukan untuk tidak membuat anemia Anda kambuh. Pada dasarnya
anemia Anda tidak akan berpengaruh langsung pada janin, hanya saja
Anda akan mudah merasa pusing dan tidak dapat beraktivitas. Keadaan
tubuh yang sedang hamil pun tidak dapat beraktivitas dengan bebas
akan membuat ibu menjadi mudah stres. Baca juga: Jenis Sakit Kepala.
2. Kurang Istirahat
Penyebab sakit kepala pada saat hamil selanjutnya adalah akibat dari
kurang istirahat. Ibu hamil tentu mengalami masa adaptasi yang cukup
berat dimulai dari kebiasaan mengonsumsi untuk diri sendiri, hingga
kini harus memikirkan konsumsi untuk janin bayi juga. Selain itu,
adaptasi yang harus dilakukan oleh ibu hamil adalah adaptasi kegiatan.
Seorang wanita yang biasa aktif bekerja akan menghadapi adaptasi yang
sulit untuk mengurangi aktivitasnya untuk mendukung kesehatan janin.
Jika tetap beraktivitas penuh, padahal kondisi tubuh tidak lagi seperti
sebelumnya, maka sangat wajar ibu hamil akan mengalami drop.
Kurangnya istirahat tersebutlah yang menjadi awal ibu kelelahan dan
muncul sakit kepala yang cukup mengganggu kegiatan Anda
selanjutnya.
Penyebab sakit kepala pada saat hamil lainnya adalah tindakan yang
sering tiba-tiba. Seperti diketahui ibu hamil menanggung berat badan
dan bayi, asupan makan untuk bayi, dan segala sesuatunya harus
mempertimbangkan janin bayi. Ketika seorang ibu melakukan gerakan
pun harus mempertimbangkan kondisi dan posisi dari bayi. Kebiasaan
terlalu cepat berdiri setelah duduk diketahui dapat menyebabkan pusing.
Alasannya adalah karena aliran darah saat posisi duduk belum teralirkan
secara merata ketika Anda tiba-tiba berdiri. Hal ini tentu wajar
menyebabkan ibu hamil menjadi pusing. Itulah mengapa ibu hamil
harus selalu berhati-hati, terutama dalam bergerak dan beraktivitas. Jika
kurang berhati-hati, maka sangat wajar jika terjadi pusing pada ibu
hamil.
5. Mengalami Stres
Kebiasaan lain yang tidak baik untuk ibu hamil adalah kebiasaan
berbaring terlalu lama. Posisi berbaring yang melebih batas normal
dapat menyebabkan peredaran darah ibu hamil menjadi tidak lancar.
Peredaran yang tidak lancar ini tentunya wajar dapat membuat seorang
ibu hamil menjadi pusing. Sakit kepala pada saat hamil sangat
disarankan untuk dicegah. Itulah mengapa ibu hamil disarankan untuk
tetap melakukan aktivitas-aktivitas kecil seperti berjalan kaki. Jika ibu
tidak melakukan aktivitas kecil ini dan hanya berbaring, maka wajar
saja peredaran darah menuju otak akan terhambat. Peredaran darah yang
terhambat inilah yang menjadi awal otak mengirimkan sinyal nyeri ke
bagian kepala dan sekitarnya seperti leher, pundak, dan lain-lain.
Sponsors Link
Selain efek dari gerakan dan kondisi stress, kekurangan kadar gula pada
tubuh seseorang dapat menyebabkan sakit kepala pada saat hamil.
Kadar gula ini dapat berkurang jika ibu hamil mengalami kekurangan
asupan dan nutrisi. Biasanya dapat terjadi di malam hari menjelang
tidur. Itulah mengapa ibu hamil harus tetap makan walau sudah malam
hari. Hal ini dilakukan agar ibu hamil tidak kekurangan gula dan
kemudian menjadi sakit kepala. Jika ibu hamil tidak kekurangan gula,
maka perkara sakit kepala yang sering dirasakan oleh ibu hamil pun
dapat diselesaikan dengan mudah. Permasalahan lain yang sering
dialami akibat kekurangan kadar gula oleh ibu hamil adalah tubuh yang
lemas dan tidak dapat beraktivitas.
Temperatur atau suhu tubuh yang meningkat pasti dialami oleh ibu
hamil. Pengaruh janin dan pertumbuhannya akan menghasilkan suhu
tubuh normal ibu biasanya lebih tinggi sekitar 1 derajat dibandingkan
suhu tubuh normal manusia. Peningkatan suhu tubuh ini ternyata dapat
memberikan efek samping pada kesehatan seseorang. Efek samping
tersebut antara lain adalah sakit kepala pada saat hamil. Mengapa hal ini
bisa terjadi? Hal ini berkaitan dengan suhu tubuh yang tinggi yang tidak
bersahabat dengan sistem syaraf. Panas pun menyebabkan terjadi
pengiriman sinyal rasa nyeri ke bagian kepala dan wajar saja ibu hamil
sering merasakan pusing dan keluhan-keluhan lain di bagian kepala.
Setiap keadaan sakit dan nyeri tentu diikuti oleh gejala-gejala yang
perlu diperhatikan. Gejala-gejala ini pun dapat menimbulkan bahaya
dari penyakit yang sedang diderita. Hal ini pun terjadi pada ibu hamil
ketika merasakan sakit kepala. Akan muncul gejala-gejala yang
kemudian dapat menjadi awal dari bahaya. Oleh karena itu berikut ini
beberapa gejala dan bahaya dari sakit kepala pada saat hamil yang perlu
Anda ketahui.
Sponsors Link
Gejala pertama pada sakit kepala yang dirasakan oleh ibu hamil adalah
sakit atau nyeri di bagian belakang kepala. Hal ini dirasakan sebagai
gejala yang diakibatkan oleh rasa tegang yang dialami selama hamil.
Terlebih lagi jika ketegangan tersebut disebabkan oleh depresi.
Tentunya sakit dan nyeri akan terasa semakin parah. Penyebab lain
yang menimbulkan rasa sakit ini di belakang kepala ibu hamil ada
ketidakstabilan hormon dari sang ibu. Baca juga: Sakit Kepala
Belakang.
Gejala lain yang mungkin dirasakan pada sakit kepala pada saat hamil
adalah penglihatan yang menjadi kabur keadaannya. Hal ini
berhubungan dengan sakit kepala yang menyerang syaraf-syaraf di
kepala termasuk juga syaraf di sekitar mata. Penting bagi ibu hamil jika
telah merasakan gejala ini untuk memilih istirahat sejenak dari
aktivitasnya. Karena jika penglihatan kabur, ibu akan berbahaya dalam
melakukan aktivitas lainnya.
Peredaran darah yang tidak lancar sering dirasakan oleh ibu yang
sedang mengandung. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon yang
tidak stabil ataupun penekanan pembuluh darah oleh berat badan janin.
Jika hal ini telah terjadi, maka wajar akan muncul pembengkakan di
beberapa bagian tubuh yang tidak tersalurkan darah dengan lancar.
Contoh bagian-bagian tersebut antara lain adalah tangan dan wajah atau
bagian lain di bagian atas tubuh.
1. Melakukan Pemijatan
Memijat adalah salah satu cara pengobatan sakit kepala pada saat hamil
yang dapat Anda coba. Pijatan ini biasanya dilakukan oleh tenaga
profesional. Bagian kepala yang sakit akan dipijat dengan lembut guna
memberikan efek relaksasi terutama pada bagian-bagian kepala yang
sangat terasa tegang. Selain itu, pijatan juga dapat dilakukan hingga ke
daerah punggung, pundak, serta leher. Bagian-bagian tubuh tersebut
merupakan bagian yang paling sering mengalami ketegangan dan
menyebabkan sakit kepala dirasakan.
Pakaian yang terlalu ketat atau tidak nyaman yang dikenakan oleh ibu
hamil diketahui dapat menyebabkan suhu tubuh pun ikut meningkat.
Oleh karena itulah, ibu hamil sangat disarankan untuk mengenakan
baju-baju yang longgar dan nyaman saat digunakan. Pemilihan bahan
pun dapat mempengaruhi peningkatan suhu badan. Sehingga pilihlah
jenis pakaian Anda yang tepat dan cegahlah suhu tubuh yang
meningkat akibat dari penggunaan baju yang tidak tepat.
Seperti diketahui konsumsi zat besi sangat penting untuk ibu hamil. Ibu
hamil yang kekurangan zat besi akan mengalami anemia. Anemia tentu
sudah dijelaskan sebelumnya adalah penyebab sakit kepala pada saat
hamil yang paling banyak terjadi. Oleh sebab itu, pastikan konsumsi ibu
hamil mencukupi kebutuhan zat besi sehari-hari. Ibu dapat
mengonsumsi pisang atau makanan lainnya yang mengandung zat besi
tinggi dan mudah didapatkan. Komitmen ibu yang menjaga kandungan
zat besi dalam tubuhnya dapat mencegah sakit kepala datang kembali.
Cara lain mengobati sakit kepala pada saat hamil yang sering muncul
adalah dengan mengonsumsi banyak air putih. Air putih dapat
mencukupi kebutuhan tubuh akan air dan menjaganya untuk tidak
terlalu banyak buang air kecil seperti pada pengaruh kafein atau
minuman bersoda. Ibu hamil yang mengonsumsi air dalam jumlah
cukup pun diketahui mampu mengatasi sakit kepala yang dirasakannya,
karena asupan air yang tinggi meningkatkan juga asupan oksigen ke
bagian otak. Baca juga: Sakit Kepala Cervicogenic.
7. Rajin Bergerak
Ibu yang rajin bergerak tentu akan memudahkan peredaran darah tubuh
khususnya pada bagian bawah tubuh ke bagian atas. Mengapa hal ini
penting dilakukan? Karena jika tidak dilakukan, bagian atas tubuh
termasuk otak akan mengalami penurunan dan kekurangan aliran darah.
Hal inilah yang sering menyebabkan pusing pada ibu hamil. Oleh
karena itu, ibu hamil harus rajin bergerak dan membantu proses
peredaran darah dari bagian bawah tubuh ke bagian atas untuk
mengantarkan oksigen.
Cara mengobati sakit kepala saat hamil selanjutnya adalah dengan tidak
tenggelam dalam stress. Ibu hamil tidak boleh merasa stress. Ibu hamil
harus dapat mengelola stresnya agar tidak menjadi penyakit. Salah satu
cara yang banyak dilakukan untuk mengelola stress adalah dengan
mengikuti yoga ataupun mengikuti sesi konsultasi dengan psikolog.
Tindakan ini dipercaya dapat membantu mengatasi permasalahan sakit
kepala yang banyak dialami oleh ibu hamil
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dimaksudkan untuk memperoleh data objektif.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Pemeriksan umum
2. Pengukuran tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan fisik khusus
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaaan laboratorium
b. Pemeriksaan rontgen
c. Pemeriksaan USG
Diagnosis kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosis kebidanan. Standar nomenklatur diagnosis kebidanan adalah
sebagai berikut.
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh keputusan klinis (clinical judgement) dalam praktik
kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pegalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
Cotooh rumusan masalah:
1. Masalah : wanita tidak menginginkan kehamilannya
Dasar : wanita mengatakan belum ingin hamil
2. Masalah : wanita hamil trimester III merasa takut
Dasar : wanita mengatakan takut menghadapi persalinan
Contoh kebutuhan:
Ibu menyenangi binatang
Dasar : ibu mengatakan sekeluargnya menyayangi binatang
Kebutuhannya : -> penyuluhan bahaya binatang terhadap kehamilan
: -> pemeriksan TORCH
Langkah 7: Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang telah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan
telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif,
sedangkan sebagian lain belum efektif. Mengingat proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen
tidak efektif, serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan
tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan, serta berorientasi pada proses klinis. Oleh karena proses
manajemen tersebut didalam situasi klinis dan dua langkah terakhir
bergantung pada klien dan situasi klinis, maka tidak mungkin proses
manajemen in dievaluasi hanya dalam tulisan saja:
http://tutiwahyuni98.blogspot.co.id/2016/02/model-model-
dokumentasi-asuhan-kebidanan.html
2.O = OBYEKTIF
Data obyektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,
hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan fisik pasien. Catatan medik dan informasi dari keluarga
atau oranglain dapat dimaksukkan dalam data obyektif ini sebagai data
penunjang. Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa.
Data obyektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan adalah :
a.Pemeriksaan fisik ibu hamil:
1)Keadaan umum, meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan postur
badan ibu selama pemeriksaan, TB dan BB
2)Tanda-tanda vital, meliputi: tekanan darah, suhu badan, frekuensi
denyut nadi dan pernapasan
3)Kepala dan leher, meliputi edeme wajah, cloasma gravidarum, mata
(kelopak mata pucat, warna sklera), mulut (radang pucat, kebersihan,
keadaan gigi (karies, karang, tonsil), leher : pembesaran kelenjar tyroid,
pembuluh limfe
4)Payudara, meliputi : bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola,
keadaan puting susu, kolostrum atau cairan lain, retraksi, massa dan
pembesaran limfe
5)Abdomen, meliputi: adanya bekas luka, hiperpigmentasi (linea nigra,
strie gravidarum,). Tinggi Fundus Uteri (TFU) dengan tangan jika
kehamilan lebih dari 12 minggu dan dengan pita ukuran jika usia
kehamilan lebih dari 22 minggu. Palpasi abdomen untuk mengetahui
letak, presentasi, posisi (usia kehamilan lebih dari 28 minggu) dan
penurunan kepala janin (usia kehamilan lebih dari 36 minggu), DJJ
janin dengan fetoskop jika usia kehamilan lebih dari 18 minggu
6)Ekstremitas, meliputi edema tangan dan kaki, pucat pada kuku jari,
varises dan reflek patella
7)Genetalia, meliputi: luka, varises, kondiloma, cairan (warna,
konsistensi, jumlah, bau), keadaan kelenjar bartholini (pembengkakan,
cairan, kista), nyeri tekan, hemoroid dan kelainan lain
8)Inspekulo, meliputi keadaan serviks (cairan/ darah, luka)
9)Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak serviks, adalah dilatasi
dan nyeri tekan/ goyang. Palpasi uterus untuk menentukan ukuran,
bentuk dan posisi, mobilitas, nyeri, adanya masa (pada trimester 1)
10)Punggung, adanya kelainan bentuk atau tidak
11)Kebersihan kulit
b.Palpasi abdomen (Leopold)
1)Leopold
Leopold I, untuk menentukan umur kehamilan dengan cara
menentukan TFU dan menentukan bagian janin yang ada pada fundus
Leopold II, untuk menentukan letak janin apakah memanjang atau
melintang, serta menentukan bagian janin yang ada di sebelah kanan
dan kiri uterus
Leopold III, untuk menentukan bagian terendah (presentasi) janin dan
menentukan apakah presentasi janin sudah masuk Pintu Atas Panggul
(PAP).
Leopold IV, untuk menentukan seberapa jauh masuknya presentasi
janin ke PAP.
2)Osborn Test
Untuk mengetahui adanya DKP (Disporposi Kepala Panggul) pada ibu
hamil dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu.
c.Pemeriksaan panggul: Indikasi dilakukan pemeriksaan panggul adalah
ibu-ibu hamil yang diduga panggul sempit, yaitu pada primigravida
kepala belum masuk panggul pada 4 minggu terakhir dan pada
multipara dengan riwayat obstetri jelek, pada ibu hamil dengan kelainan
letak pada 4 minggu terakhir dan pada ibu hamil dengan kiposis,
skoliosis, kaki pincang dan cebol.
d.Pemeriksaan laboratorium: Pemerikasaan yang harus dilakukan pada
ibu hamil adalah pemeriksaan urine (PP Test, warna urine, bau,
kejernihan, protein urine, dan glukose urine) maupun sampel darah
(hemoglobin, golongan darah, hematokrit darah, faktor resus, rubella,
VDRL/RPR dan HIV).
e.Pengkajian data fetus
1)Gerakan janin: Bisa dilakukan dengan cara dilihat, dirasakan atau
diraba. Gerakan janin mulai dirasakan ibu hamil primigravida pada usia
kehamilan 18 minggu dan usia 16 minggu pada multigravida. Pada usia
20 minggu gerakan janin bisa diraba oleh pemeriksa.
2)Denyut Jantung Janin (DJJ): Merupakan tanda pastikehamilan dan
kehidupan janin. DJJ mulai terdengar usia kehamilan 16 minggu,
dengan Doppler usia kehamilan 12 minggu dan dengan stetoskop
Laenec pada usia kehamilan 18-20 minggu.. Ciri- ciri DJJ adalah
ketukan lebih cepat dari denyut nadi, dengan frekuensi normalnya 120-
160 kali per menit. Cara mengitung DJJ adalah sebagai berikut:
a)Pastikan yang terdengar adalah DJJ
b)Dengarkan DJJ pada tempat yang paling jelas terdengar DJJ (punctum
maximum)
c)Satu tangan memegang monoskop Leanec, tangan yang lain
memegang denyut nadi radialis ibu, mata melihat jam
d)Hitung 5 detik pertama, 5 detik ketiga dan 5 detik kelima
e)Pada 5 detik kedua dan 5 detik keempat DJJ tidak dihitung, tetapi
tetap mendengarkan dan memperhatikan DJJ
f)Hasilnya dijumlah dikalikan empat ditulis dengan ”.... kali per menit,
dijelaskan juga keteraturan dan kejelasannya.
3)Non Stress Test (NST): Jika janin sehat maka pada saat janin
bergerak aktif DJJ akan meningkat. Jika janin kurang baik pergerakan
tidak diikuti dengan peningkatan DJJ.
4)Amniosentesis: Adalah tindakan aspirasi cairan amnion dengan
pungsi melalui dinding abdomen (transabdominal) atau melalui serviks
uteri (transervikal). Untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik
serta kelainan janin.
3.A = ASSESMENT/ ANALYSIS
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subyektif dan obyektif. Karena keadaan pasien
yang setiap saat bisa mengalami dan akan ditemukan informasi baru
dalam data subyektif maupun data obyektif. Analisis data adalah
melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencangkup:
diagnosa/ masalah kebidanan, diagnosa / masalah potensial serta
perlunya antisipasi diagnosis/ masalah potensial dan tindakan segera.
a.Diagnosa Kebidanan
Ny. ... umur ... tahun, G...P...A... hamil...minggu, anak tunggal/ganda,
hidup intra uterin, letak memanjang/sungsang/lintang, presentasi,
puka/puki, divergen/konvergen
Dasar:
-DS
-DO
b.Diagnosa Masalah (sesuai dengan apa yang diungkapkan/ dikeluhkan
klien)
Dasar :
-DS :
-DO:
-Kebutuhan : (sesuai dengan kebutuhan klien)
c.Identifikasi diagnosis atau masalah potensial (Diagnosa Potensial)
Diagnosis atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan masalah
atau diagnosis yang sudah teridentifikasi
d.Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera (Antisipasi Penanganan Segera)
Diperlukan untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien.
4.P = PLANNING/ PERENCANAAN
Planning/ Perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan
akan datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan terdiri dari
kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu.
Tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatannya harus sesuai proses pslnnya dan harus mendukung
rencana dokter bila itu dalam manajemen kolaborasi/rujukan.
Meskipun secara istilah, P adalah Planning/ Perencanaan saja, namun P
adalah metode SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi.
Sebanyak mungkin pasien harus berubah, analisis juga berubah maka
rencana auhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan
ikut berubah atau harus disesuaikan. Dalam planning juga
mencantumkan evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah
diambil untuk menilai efektifitas asuhan/ hasil pelaksanaan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA