Anda di halaman 1dari 11

MODUL 2 :

KEHAMILAN NYONYA ANIMAH


Ny. Animah usia 30 tahun,seorang paramedis saat ini sedang hamil anak pertama usia
kehamilan 32-34 minggu. Selama kehamilan Ny. Animah sering mengalami perdarahan dari
kemaluannya walaupun tidak terdapat riwayat trauma dan ini telah terjadi sejak awal
kehamilan. Ia menduga keluhannya ini mungkin ada hubungannya dengan muntah-muntah
hebat yang dialaminya selama kehamilan 12-14 minggu.
Ia berkonsultasi kepada dokter di puskesmas tempatnya bekerja tentang keluhannya.
Dokter lalu memeriksa kondisi kehamilan Ny. Animah dan menemukan pada pemeriksaan
konjungtiva anemis,TFU setinggi pusat, anak letak kepala, TBA 1000 gram, kadar Hb 7,8
gr/dL, MCH 70pg,MCV 20 fL, MCHC 23%, kadar ferritin 7 μg/L. Dokter lalu menjelaskan
kepada Ny. Animah bahwa perdarahan yang ia alami pada kondisi yang berat dapat
menyebabkan IUGR dan anemia dengan segala risikonya. Keadaan ini erat kaitannya dengan
AKI&AKB. Menurut Skor Poedji Rochjati kehamilannya termasuk dalam kehamilan risiko
sangat tinggi dan harus dirujuk ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang
komprehensif. Dokter juga menjelaskan bahwa setiap upaya yang dilakukan dokter untuk
menolong pasien selalu disertai informed consent.
Bagaimanakah Saudara menjelaskan apa yang terjadi pada Ny. Animah ?

Step 1 Terminologi

TBA : Taksiran berat badan anak

MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin adalah jumlah rata-rata hemoglobin dalam eritrosit.
Eritrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya,
pada eritrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih rendah.

MCV : Mean Corpuscular Volume (MCV) MCV adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit.
MCV meningkat jika eritrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), misalnya pada anemia
karena kekurangan vitamin B12. MCV menurun jika eritrosit lebih kecil dari biasanya
(mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.

MCHC : Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC). MCHC adalah perhitungan


rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam eritrosit.

Ferritin : Protein yang berfungsi untuk menyimpan zat besi dalam tubuh

IUGR : Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan untuk jumlah bulan
kehamilan. Bayi baru lahir dengan IUGR seringkali digambarkan kecil untuk usia gestational
(SGA)

AKI dan AKB : Angka kematian Ibu dan Angka kematian bayi.
Step 2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri kehamilan normal usia 32 – 34 minggu?


2. Mengapa nyonya aminah mengalami pendarahan padahal tidak ada trauma?
3. Mengapa nyonya aminah mengalami muntah muntah hebat di usia kehamilan 12-14
minggu?
4. Bagaimana hubungan muntah berlebih pada usia awal kehamilan dan keadaan janin
nyonya aminah?
5. Apakah arti dari hasil pemeriksaan fisik pada nyonya aminah?
6. Apasaja yang dapat menyebabkan kondisi IUGR?
7. Gangguan apa yang dapat terjadi pada ibu dengan pendarahan?
8. Penanganan seperti apa yang seharusnya diberikan pada ibu hamil dengan kondisi
Resiko kehamilan sangat tinggi?
9. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi AKI dan AKB?

Hipotesis :

1. Kondisi Kehamilan usia 8 (32minggu)


kondisi ibu:

1. Tinggi Fundus uteri seharusnya mencapai antara pusat dan processus xiphoideus

2. Ibu mulai merasakan ingin buang air kecil, karena letak janin yang mulai membesar
dan mendesak kandung kemih.
3. Beban yang harus dibawa ibu semakin besar sehingga membuatnya mudah capek
dan lelah.
4. Ligamen di seputar daerah pelvix mulai meregang untuk memudahkan proses
kelahiran bayi. Kondisi ini seringkali mengakibatkan sakit punggung.
5. Tidur mulai terganggu karena bayi sudah semakin aktif bergerak di dalam rahim.
6. Beberapa ibu ada yang mengalami sembelit akibat terganggunya proses pencernaan.

Kondisi Janin

1. Janin : Bayi akan lebih sering menendang di dalam rahim.


2. Otak bayi berkembang pesat pada usia ini dan ia sudah dapat melihat serta
mendengar.
3. Hampir sebagian besar sistem internal tubuh bayi sudah berkembang dengan baik,
kecuali paru-paru yang belum berkembang opimal.
4. Bayi semakin mengembangkan cadangan lemak di tubuhnya.
5. Saat ini bayi memiliki panjang sekitar 45 cm dan berat sekitar 2-2,7 kg.
6. Biasanya bayi pada minggu ke 34 sudah mulai tidak banyak berputar diakibatkan
pertambahan panjang badan dan berat badan dari sang bayi
2. Penyebab dialaminya pendarahan

(Normal) Pendarahan akibat implantasi (trimester pertama)

Pendarahan yang terjadi pada trimester pertama terutama selama awal kehamilan bisa
terjadi akibat adanya implantasi. Hal ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel
pada bagian dinding rahim sehingga menyebabkan keluar bercak darah merah dari vagina.
Biasanya pendarahan ini sangat ringan dan terjadi selama satu atau dua hari. Namun darah
yang dikeluarkan sangat ringan, berselaput dan berwarna merah muda. Bahkan biasanya
banyak wanita yang mengalami hal ini tapi tidak berpikir jika mereka sedang hamil.
Pemeriksaan tetap diperlukan untuk mengetahui kondisi kehamilan

Penyebab perdarahan abnormal termasuk:

1. Perdarahan subkorionik

Perdarahan subkorionik adalah perdarahan di sekitar plasenta. Kebanyakan


perdarahan subkorionik bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi membuat risiko
ibu lebih tinggi untuk mengalami komplikasi lain seperti persalinan prematur.
Oleh karena itu, meski mungkin bagi ibu untuk melanjutkan kehamilan normal
setelah jenis perdarahan ini terjadi, diagnosis dan pengobatan yang tepat sangatlah
penting. Pada kasus yang jarang/langka, perdarahan subkorionik juga dapat
mengakibatkan terjadinya pelepasan plasenta dari dinding rahim sehingga dapat
meningkatkan risiko keguguran.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami perdarahan selama kehamilan yang
berjumlah banyak dan berwarna merah terang, juga disertai adanya kram perut dan
rasa ingin mengejan.

2. Chemical pregnancy

Chemical pregnancy adalah keguguran yang terjadi pada awal masa kehamilan.
Umumnya terjadi pada usia kehamilan kurang dari 5 minggu di mana USG belum bisa
melihat tanda kehamilan sama sekali. Pada kondisi ini pembuahan berhasil terjadi
namun namun sel tidak dapat bertahan dalam rahim dan akhirnya mengalami
keguguran.
Banyak wanita yang mengalami chemical pregnancy ini namun tidak menyadarinya,
karena perdarahan yang terjadi mirip terlambat datang bulan namun sedikit lebih
berat (disertai nyeri perut dan perdarahan lebih banyak).

3. Keguguran
Keguguran adalah kehilangan kehamilan mendadak dalam 20 minggu pertama.
Sering kali, perdarahan hebat yang terjadi selama keguguran akan disertai dengan
gejala lain, seperti kram atau sakit perut.

4. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik alias hamil di luar kandungan terjadi bila telur yang dibuahi
menempel di tempat lain selain rahim, paling sering di dalam tuba falopi. Perdarahan
vagina ringan dan nyeri panggul biasanya merupakan gejala awal, tetapi bisa diikuti
mual dan muntah dengan nyeri, kram perut yang tajam, nyeri pada satu sisi tubuh,
pusing atau kelemahan, dan/atau nyeri di bahu, leher, atau rektum.
Kehamilan ektopik dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi. Jika itu terjadi, Anda
bisa memiliki nyeri yaang amat sangat dan pendarahan hebat. Kehamilan ektopik
tidak bisa berjalan dengan normal dan mungkin mengancam nyawa sang ibu jika
dibiarkan tidak terdiagnosis.

5. Kehamilan molar

Kehamilan molar atau hamil anggur terjadi ketika jaringan yang biasanya menjadi
janin justru berkembang menjadi pertumbuhan abnormal pada rahim Anda.
Meskipun bukan merupakan embrio, kehamilan molar menyebabkan gejala awal
yang mirip kehamilan normal, seperti terlambat datang bulan atau morning sickness.
Kehamilan molar biasanya juga diikuti oleh beberapa gejala lain, yang mungkin
termasuk perdarahan vagina, uterus yang lebih besar dari normal, mual dan muntah,
tanda-tanda hipertiroidisme (merasa gugup atau lelah, jantung berdebar kencang
atau tidak teratur, dan berkeringat deras), sensasi tidak nyaman di panggul, dan
cairan keputihan yang menyerupai bentuk buah anggur. Ini biasanya merupakan
tanda dari kehamilan molar.

6. Plasenta previa ( Plasenta Letak Rendah)

Plasenta previa adalah sebuah kondisi yang menyebabkan letak plasenta tidak sesuai
dengan kondisi yang umum. Bisa saja plasenta terletak lebih rendah dari bayi atau di
bagian yang tidak normal. Kondisi ini biasanya menyebabkan ibu mengalami
pendarahan di trimester kedua. Plasenta previa sering ditandai dengan kram pada
perut bawah, tidak nyaman pada bagian punggung belakang, gerakan bayi yang
menurun, dan pendarahan. Hal ini juga bisa menyebabkan ibu mengalami sakit perut
bawah yang parah.Jjika kasus plasenta previa sudah diketahui maka persalinan
caesar lebih baik untuk dilakukan. Terlalu berbahaya jika ibu ingin menjalani
persalinan normal karena letak plasenta yang tidak normal. Masalah plasenta ini bisa
mengganggu perkembangan janin.

7.Plasenta abruptio, atau pelepasan plasenta atau solutio plasenta, adalah sebuah serius di
mana plasenta sebagian atau seluruhnya terpisah dari rahim sebelum bayi Anda lahir.
Kondisi ini bisa memutuskan jalur nutrisi dan oksigen untuk bayi Anda, dan menyebabkan
perdarahan parah yang membahayakan Anda berdua.
8.Persalinan prematur didefinisikan sebagai kontraksi rahim rutin yang mengakibatkan
bukaan leher rahim yang dimulai terlalu dini — sebelum 37 minggu usia kehamilan. Salah
satunya tanda adalah pendarahan vagina ringan, disertai dengan kram atau kontraksi, diare,
tekanan panggul, atau sakit punggung sebelum kehamilan mencapai 37 minggu. Persalinan
prematur bisa berakibat serius bagi bayi jika tidak dikelola dengan baik. Setelah 37 minggu,
gejala ini bisa menjadi pemicu melahirkan normal.

3. Penyebab Hiperemesis Gravidarum (Mual muntah hebat)


Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone
Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar
hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami
relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis
gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Winkjosastro,
2010).
Menurut Manuaba tahun (2012) Patofisiologi hiperemesis gravidarum diawali dengan mual
dan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun
dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi kejaringan, menutup untuk memberikan
nutrisi dan mengonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju
arah anaerobik dengan menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih
dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi. Oleh
karena itu semua masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai
berikut:
Hepar
1. Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2
2. Gangguan fungsi liver dan terjadi ikterus.
3. Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
menurun.

Ginjal
1. Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun.
2. Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak.
3. Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya perdarahan
ventrikel.

Selain itu juga


 Dehidrasi atau kekurangan cairan
 ketidakseimbangan elektrolit dan asam-basa
 kekurangan nutrisi bayi lahir prematur atau berat badan bayi lahir rendah
 ketosis yaitu peningkatan kadar asam keton yang berbahaya bagi tubuh
 tekanan darah ibu rendah
 kematian ibu dan janinnya.
4.Bagaimana hubungan muntah yang berlebih terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi?

Berat lahir rendah Jika seorang ibu hamil mengalami kekurangan gizi, maka bisa dipahami
bahwa bayi dalam rahim ibu juga tidak menerima cukup nutrisi. Dengan kata lain, nutrisi
dan mineral amatlah penting untuk pertumbuhan seumur hidup, dan tidak disediakan dalam
jumlah yang cukup. Akibatnya, bayi akan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang buruk
dan berat badan yang rendah. Efek umum dari kurang asupan gizi selama kehamilan pada
tubuh adalah sistem kekebalan tubuh yang rendah, risiko terkena penyakit lebih besar, dan
stamina yang rendah.

Berpotenis anak dengan IQ rendah Beberapa efek malnutrisi saat hamil bisa dibawa oleh
anak sepanjang seluruh hidupnya. Katakanlah misalnya, bayi yang kurang gizi rentan
terhadap infeksi. Ini tidak hanya terjadi pada tahap awal pertumbuhannya, akan tetapi juga
dalam masa dewasa dalam kehidupannya. Hal ini juga diklaim bahwa gangguan kognitif
serta IQ yang rendah secara langsung terkait dengan gejala kekurangan gizi, terutama
selama masa kehamilan. Keterbelakangan pertumbuhan pada anak Wanita hamil yang
memiliki gizi buruk, bisa melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Anak-anak yang
dilahirkan dari ibu ini lebih rentan terhadap keterbelakangan pertumbuhan, kurang
koordinasi, penglihatan buruk, kesulitan belajar, dan banyak penyakit lainnya. Anemia
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena gizi buruk, yang mempengaruhi
beberapa wanita hamil di seluruh dunia. Hal ini juga meningkatkan risiko kematian ibu dan
bayi saat melahirkan. Efek serius lainnya adalah kelahiran prematur, kesulitan persalinan,
perdarahan postpartum, dan cacat lahir.

 Cacat tabung saraf Folat atau vitamin B9 adalah salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan
wanita selama masa kehamilan. Konsumsi 400 mg folat dalam sehari selama masa
kehamilan dapat menurunkan risiko bayi mengalami cacat tabung saraf,
seperti anencephaly dan spina bifida. Cacat tabung saraf adalah kondisi di mana bayi
mengalami masalah perkembangan pusat saraf seluruh tubuh termasuk sumsum tulang
belakang dan otak. Anencephaly adalah keadaan di mana perkembangan otak, tulang
tengkorak, dan kulit kepala tidak sempurna atau tidak terbentuk sama sekali. Jarang sekali
bayi bisa bertahan hidup dengan kondisi ini pasca dilahirkan. Sedangkan spina bifida
menyebabkan bayi mengalami lumpuh kaki dan kerusakan saraf. Karena terbentuknya celah
pada tulang belakang.
 Gastroschisis Gizi buruk, kurang konsumsi zinc, protein, dan kecenderungan merokok
selama masa kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi gastrochisis. Kondisi
di mana terdapat lubang pada perut bayi hingga sebagian isi perut keluar menembus lubang
tersebut. Biasanya lubang ini berada di samping tali pusar. Biasanya kelainan ini disertai
cacat bawaan lahir lainnya.
 Penyakit jantung bawaan Hindarilah makanan yang mengandung lemak jenuh, dan
perbanyak makanan yang mengandung vitamin B2 serta B3. Karena jika Anda
mengabaikannya, itu artinya Anda meningkatkan risiko bayi lahir dengan penyakit jantung
bawaan.
 Bibir sumbing Tidak tercukupinya nutrisi selama masa kehamilan, kurangnya asupan vitamin
A dan asam folat dapat memicu masalah perkembangan bibir dan bagian atas rongga mulut
bayi. Sehingga bayi lahir dengan bibir sumbing atau dengan bibir dan langit-langit rongga
mulut tidak tertutup sempurna.
 Hernia diafragma bawaan Kondisi ini merupakan cacat bawaan yang
menyebabkan diafragma bayi tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya sebagian isi
perut menembus masuk ke dalam rongga dada. Wanita yang selama masa kehamilan
kekurangan selium, kalsium, vitamin E, vitamin B12, dan retinol cenderung memiliki risiko
melahirkan anak dengan hernia diafragma bawaan.
 Bayi lahir prematur Berat badan ibu hamil yang terlalu rendah dan mengalami gizi buruk
pada masa kehamilan dapat memicu bayi lahir prematur.

5.Arti pemeriksaan Fisik Nyonya Animah


Indeks eritrosit normal pada anak: MCV 73 – 101 fl, MCH 23 – 31 pg , MCHC 26 – 35 %
 Anemia makrositik hiperkrom
(Indeks eritrosit pada anak MCV > 73 fl, MCH = > 31 pg, MCHC = > 35 %)
Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan hiperkrom karena
konsentrasi hemoglobinnya lebih dari normal
Ditemukan pada anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat), serta anemia
makrositik non-megaloblastik (penyakit hati, dan myelodisplasia)
 Anemia mikrositik hipokrom
(MCV < 73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35 %)
Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan mengandung konsentrasi
hemoglobin yang kurang dari normal
Penyebab anemia mikrositik hipokrom:
1) Berkurangnya zat besi: Anemia Defisiensi Besi.
2) Berkurangnya sintesis globin: Thalasemia dan Hemoglobinopati.
3) Berkurangnya sintesis heme: Anemia Sideroblastik.
6.Penyebab IUGR
A. Penyebab ibu

Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat

Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat tidak adekuat
selama kehamilan dapat menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sebaiknya
9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus ditingkatkan sampai berat badan ideal
ditambah dengan 10-12 kg.

Penyakit ibu kronik dan gaya hidup.

Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik, diabetes, serta penyakit
vaskular kolagen dapat menyebabkan PJT. Semua penyakit ini dapat menyebabkan pre-eklampsia
yang dapat membawa ke PJT. Hipertensi dan penyakit ginjal yang kronik, perokok, penderita DM
yang berat, toksemia, hipoksia ibu, gizi buruk, drug abuse, peminum alkohol. Kebiasaan seperti
merokok, minum alkohol, dan narkotik

B. Penyebab janin

Infeksi selama kehamilan

Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah
infeksi yang sering menyebabkan PJT

Kelainan bawaan dan kelainan kromosom

Kelainan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering
berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta polihidramnion (cairan
ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan dengan PJT

Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin)

Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol
dapat menyebabkan PJT

Haemolysis; kelainan sel darah merah

Penyebab plasenta (ari-ari)

Kelainan plasenta, sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan nutrisi yang baik bagi
janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta (kematian sel pada plasenta), korioangioma, dan
plasenta previa

Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan

Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan. Studi
pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa
menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat
mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan
pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.

Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan

Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi
peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.

Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan

Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan plasenta.
Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi
perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada
kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.

4. Gangguan Yang dapat Muncul pada ibu yang mengalami


pendarahan –

5. Penanganan seperti apa yang seharusnya diberikan kepada


ibu dengan kehamilan resiko sangat tinggi? –

6. Faktor Yang Mempengaruhi AKI dan AKB?

1. Faktor Biologis (Endogen)

a Faktor-faktor maternal : usia, keseimbangan, dan jarak kelahiran.


b Kontamiasi lingkungan : udara, air/makanan/jari-jari, kulit/tanah/benda-benda mati, vektor
serangga.
c Kekurangan nutrisi : kalori,protein, mikronutrien (vitamin dan mineral)
d Aborsi : kecelakaan, dan disengaja.
e Pengawasan kesehatan perorangan : ukuran-ukuran pencegahan, dan perawatan medis.
Faktor-faktor yang terlibat adalah :
a Faktor maternal
Di indonesia sendiri dapat diketahui bahwa terdapat tingginya fertilitas pada usia remaja,
sehingga akan menimbulkan kerentanan terhadap resiko kematian ibu saat melahirkan dan
kematian pada bayi. Melahirkan dan mengandung dalam usia remaja dengan pemahaman
terhadap kesehatan reproduksi yang relatif minim dan sistem reproduksi yang masih
labil,yang juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu yang akan menimbulkan resiko
besar terhadap kematian bayi dan ibu baik pada saat masih berada di dalam rahim ataupun
telah lahir.. Karena angka kematian ibu lebih banyak terjadi pada usia di bawah 20 ahun
dibandingkan dengan usia 35 tahun ke atas. Faktor “4 Terlalu” (terlalu muda, terlalu
sering, terlalu banyak dan terlalu tua) adalah salah satu faktor penyebab tidak langsung
kematian ibu yang dapat diatasi dengan pelayanan KB.selain itu peningkatan pelayanan untuk
proses persalinan sangat diperlukan karena dengan mencegah resiko kematian ibu.
b Kontaminasi lingkungan
Kontaminasi lingkungan ini biasanya berhubungan dengan tingkat sanitasi dari lingkungan
dimana ibu dan bayi atau calon bayi itu hidup. kontaminasi dari udara, seperti terjadinya
tuberculosis.
c Kekurangan nutrisi, contohnya adalah rendahnya serum albumin dalam tubuh seorang
bayi dapat mengakibatkan defisiensi protein.
d Aborsi
Aborsi sendiri disini dapat diartikan sebagai gangguan yang diakibatkan oleh adanya suatu
kecelakaan ataupun dapat diakibatkan oleh kesengajaan yang dilakukan oleh ibu kepada
bayinya. Kemungkinan bertahan hidup dari seorang bayi yang mengalami sebuah luka dapat
diukur dari seberapa parah luka tersebut.
e Pengawasan kesehatan perorangan
Di indonesia sendiri banyak sekali kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mencegah tingginya timbulnya angka kematian bayi dan ibu, seperti : seorang ibu wajib
memeriksakan keadaan bayinya pada trisemester pertama, kedua, dan ketiga yang sangat
membantu dalam meminimalisir terjadinya kematian ibu dan bayi. Selain itu, terdapat
beberapa program pemerintah kepada ibu hamil, yaitu pemberian vaksin terhadap beberapa
penyakit tertentu sehingga resiko terkena infeksi penyakit-penyakit tertentu dapat
diminimalisir. Selain pencegahan, perawatan yang intensif bagi ibu hamil sangat diperlukan.
2. Faktor-faktor (Eksogen) sosio-ekonomi
Faktor-faktor sosio-ekonomi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
a Variabel-variabel Tingkat individu
Variabel-variabel tingkat individu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu kondisi ibu dan norma
yang berlaku dan di Indonesia sendiri diketahui 3 faktor tersebut sangat berbeda-beda. Baik
dalam kemampuan, waktu, pengaturan kesehatan yang secara langsung dapat berpengaruh
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dari kelangsungan hidup bayi.
b Variabel-variabel tingkat rumah tangga (Tingkat Pendapatan Keluarga)
Disini hal yang paling peting adalah tingkat pendapatan keluarga,telah diketahui bahwa
tingkat pendapatan seseorang sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan yang diperoleh,
nutrisi yang dikonsumsi, dan mempengaruhi pula tingkat sanitasi lingkungan hidupnya.
Orang-orang yang memiliki penghasilan lebih biasanya, memilih hidup dengan hidup sehat,
baik dalam memilih makanan, ataupun tingkat sanitasi tempat mereka tinggal. Bagi orang-
oang yang berpenghasilan tinggi, penyakit seperti malnutrisi jarang sekali terjadi pada bayi
mereka, sehingga infeksi-infeksi penyakit lain dapat ditanggulangi karena, kekebalan tubuh
yang diperoleh dari nutrisi yang bayi mereka konsumsi sangat terjaga.
c Variabel-variabel tingkat masyarakat
Banyak sekali didalam sinin faktor-faktor yang berpengaruh, salah satunya adalah tingkat
kesehatan dalam masyarakat tersebut. Tingkat kesehatan sangat diperlukan dalam menekan
angka kematian bayi yang terjadi. Dengan sistem kesehatan yang baik dalam suatu negara,
maka dimungkinkan terjadi penekanan tingkat AKB. Di indonesia sendiri pemerintah telah
melakukan kebijakan-kebijakan dalam menekan AKB, salah satunya adalah pemberian
edukasi kepada para calon ibu dan ibu dalam mencegah dan merawat seorang bayi, agar pada
saat bayi telah lahir dapat diminamalisir, keadaan-keadaan yang tidak diinginkan.
KESIMPULAN
Angka kematian bayi di pengaruhi oleh 2 variabel besar yaitu variabel endogen dan variabel
eksogen yang sangat berpengaruh dan memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan
AKB di Indonesia. Dimana faktor itu adalah :
Faktor Biologis (Endogen)
• Faktor-faktor maternal : usia, keseimbangan, dan jarak kelahiran.
• Kontamiasi lingkungan : udara, air/makanan/jari-jari, kulit/tanah/benda-benda mati, vektor
serangga.
• Kekurangan nutrisi : kalori,protein, mikronutrien (vitamin dan mineral)
• Aborsi : kecelakaan, dan disengaja.
• Pengawasan kesehatan perorangan : ukuran-ukuran pencegahan, dan perawatan medis.
Faktor-faktor (Eksogen) sosio-ekonomi
• Variabel-variabel Tingkat individu
• Variabel-variabel tingkat rumah tangga
• Variabel-variabel tingkat masyarakat

Anda mungkin juga menyukai