Step 1 Terminologi
MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin adalah jumlah rata-rata hemoglobin dalam eritrosit.
Eritrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya,
pada eritrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih rendah.
MCV : Mean Corpuscular Volume (MCV) MCV adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit.
MCV meningkat jika eritrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), misalnya pada anemia
karena kekurangan vitamin B12. MCV menurun jika eritrosit lebih kecil dari biasanya
(mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.
Ferritin : Protein yang berfungsi untuk menyimpan zat besi dalam tubuh
IUGR : Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan untuk jumlah bulan
kehamilan. Bayi baru lahir dengan IUGR seringkali digambarkan kecil untuk usia gestational
(SGA)
AKI dan AKB : Angka kematian Ibu dan Angka kematian bayi.
Step 2 Rumusan Masalah
Hipotesis :
1. Tinggi Fundus uteri seharusnya mencapai antara pusat dan processus xiphoideus
2. Ibu mulai merasakan ingin buang air kecil, karena letak janin yang mulai membesar
dan mendesak kandung kemih.
3. Beban yang harus dibawa ibu semakin besar sehingga membuatnya mudah capek
dan lelah.
4. Ligamen di seputar daerah pelvix mulai meregang untuk memudahkan proses
kelahiran bayi. Kondisi ini seringkali mengakibatkan sakit punggung.
5. Tidur mulai terganggu karena bayi sudah semakin aktif bergerak di dalam rahim.
6. Beberapa ibu ada yang mengalami sembelit akibat terganggunya proses pencernaan.
Kondisi Janin
Pendarahan yang terjadi pada trimester pertama terutama selama awal kehamilan bisa
terjadi akibat adanya implantasi. Hal ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel
pada bagian dinding rahim sehingga menyebabkan keluar bercak darah merah dari vagina.
Biasanya pendarahan ini sangat ringan dan terjadi selama satu atau dua hari. Namun darah
yang dikeluarkan sangat ringan, berselaput dan berwarna merah muda. Bahkan biasanya
banyak wanita yang mengalami hal ini tapi tidak berpikir jika mereka sedang hamil.
Pemeriksaan tetap diperlukan untuk mengetahui kondisi kehamilan
1. Perdarahan subkorionik
2. Chemical pregnancy
Chemical pregnancy adalah keguguran yang terjadi pada awal masa kehamilan.
Umumnya terjadi pada usia kehamilan kurang dari 5 minggu di mana USG belum bisa
melihat tanda kehamilan sama sekali. Pada kondisi ini pembuahan berhasil terjadi
namun namun sel tidak dapat bertahan dalam rahim dan akhirnya mengalami
keguguran.
Banyak wanita yang mengalami chemical pregnancy ini namun tidak menyadarinya,
karena perdarahan yang terjadi mirip terlambat datang bulan namun sedikit lebih
berat (disertai nyeri perut dan perdarahan lebih banyak).
3. Keguguran
Keguguran adalah kehilangan kehamilan mendadak dalam 20 minggu pertama.
Sering kali, perdarahan hebat yang terjadi selama keguguran akan disertai dengan
gejala lain, seperti kram atau sakit perut.
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik alias hamil di luar kandungan terjadi bila telur yang dibuahi
menempel di tempat lain selain rahim, paling sering di dalam tuba falopi. Perdarahan
vagina ringan dan nyeri panggul biasanya merupakan gejala awal, tetapi bisa diikuti
mual dan muntah dengan nyeri, kram perut yang tajam, nyeri pada satu sisi tubuh,
pusing atau kelemahan, dan/atau nyeri di bahu, leher, atau rektum.
Kehamilan ektopik dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi. Jika itu terjadi, Anda
bisa memiliki nyeri yaang amat sangat dan pendarahan hebat. Kehamilan ektopik
tidak bisa berjalan dengan normal dan mungkin mengancam nyawa sang ibu jika
dibiarkan tidak terdiagnosis.
5. Kehamilan molar
Kehamilan molar atau hamil anggur terjadi ketika jaringan yang biasanya menjadi
janin justru berkembang menjadi pertumbuhan abnormal pada rahim Anda.
Meskipun bukan merupakan embrio, kehamilan molar menyebabkan gejala awal
yang mirip kehamilan normal, seperti terlambat datang bulan atau morning sickness.
Kehamilan molar biasanya juga diikuti oleh beberapa gejala lain, yang mungkin
termasuk perdarahan vagina, uterus yang lebih besar dari normal, mual dan muntah,
tanda-tanda hipertiroidisme (merasa gugup atau lelah, jantung berdebar kencang
atau tidak teratur, dan berkeringat deras), sensasi tidak nyaman di panggul, dan
cairan keputihan yang menyerupai bentuk buah anggur. Ini biasanya merupakan
tanda dari kehamilan molar.
Plasenta previa adalah sebuah kondisi yang menyebabkan letak plasenta tidak sesuai
dengan kondisi yang umum. Bisa saja plasenta terletak lebih rendah dari bayi atau di
bagian yang tidak normal. Kondisi ini biasanya menyebabkan ibu mengalami
pendarahan di trimester kedua. Plasenta previa sering ditandai dengan kram pada
perut bawah, tidak nyaman pada bagian punggung belakang, gerakan bayi yang
menurun, dan pendarahan. Hal ini juga bisa menyebabkan ibu mengalami sakit perut
bawah yang parah.Jjika kasus plasenta previa sudah diketahui maka persalinan
caesar lebih baik untuk dilakukan. Terlalu berbahaya jika ibu ingin menjalani
persalinan normal karena letak plasenta yang tidak normal. Masalah plasenta ini bisa
mengganggu perkembangan janin.
7.Plasenta abruptio, atau pelepasan plasenta atau solutio plasenta, adalah sebuah serius di
mana plasenta sebagian atau seluruhnya terpisah dari rahim sebelum bayi Anda lahir.
Kondisi ini bisa memutuskan jalur nutrisi dan oksigen untuk bayi Anda, dan menyebabkan
perdarahan parah yang membahayakan Anda berdua.
8.Persalinan prematur didefinisikan sebagai kontraksi rahim rutin yang mengakibatkan
bukaan leher rahim yang dimulai terlalu dini — sebelum 37 minggu usia kehamilan. Salah
satunya tanda adalah pendarahan vagina ringan, disertai dengan kram atau kontraksi, diare,
tekanan panggul, atau sakit punggung sebelum kehamilan mencapai 37 minggu. Persalinan
prematur bisa berakibat serius bagi bayi jika tidak dikelola dengan baik. Setelah 37 minggu,
gejala ini bisa menjadi pemicu melahirkan normal.
Ginjal
1. Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun.
2. Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak.
3. Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya perdarahan
ventrikel.
Berat lahir rendah Jika seorang ibu hamil mengalami kekurangan gizi, maka bisa dipahami
bahwa bayi dalam rahim ibu juga tidak menerima cukup nutrisi. Dengan kata lain, nutrisi
dan mineral amatlah penting untuk pertumbuhan seumur hidup, dan tidak disediakan dalam
jumlah yang cukup. Akibatnya, bayi akan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang buruk
dan berat badan yang rendah. Efek umum dari kurang asupan gizi selama kehamilan pada
tubuh adalah sistem kekebalan tubuh yang rendah, risiko terkena penyakit lebih besar, dan
stamina yang rendah.
Berpotenis anak dengan IQ rendah Beberapa efek malnutrisi saat hamil bisa dibawa oleh
anak sepanjang seluruh hidupnya. Katakanlah misalnya, bayi yang kurang gizi rentan
terhadap infeksi. Ini tidak hanya terjadi pada tahap awal pertumbuhannya, akan tetapi juga
dalam masa dewasa dalam kehidupannya. Hal ini juga diklaim bahwa gangguan kognitif
serta IQ yang rendah secara langsung terkait dengan gejala kekurangan gizi, terutama
selama masa kehamilan. Keterbelakangan pertumbuhan pada anak Wanita hamil yang
memiliki gizi buruk, bisa melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Anak-anak yang
dilahirkan dari ibu ini lebih rentan terhadap keterbelakangan pertumbuhan, kurang
koordinasi, penglihatan buruk, kesulitan belajar, dan banyak penyakit lainnya. Anemia
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena gizi buruk, yang mempengaruhi
beberapa wanita hamil di seluruh dunia. Hal ini juga meningkatkan risiko kematian ibu dan
bayi saat melahirkan. Efek serius lainnya adalah kelahiran prematur, kesulitan persalinan,
perdarahan postpartum, dan cacat lahir.
Cacat tabung saraf Folat atau vitamin B9 adalah salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan
wanita selama masa kehamilan. Konsumsi 400 mg folat dalam sehari selama masa
kehamilan dapat menurunkan risiko bayi mengalami cacat tabung saraf,
seperti anencephaly dan spina bifida. Cacat tabung saraf adalah kondisi di mana bayi
mengalami masalah perkembangan pusat saraf seluruh tubuh termasuk sumsum tulang
belakang dan otak. Anencephaly adalah keadaan di mana perkembangan otak, tulang
tengkorak, dan kulit kepala tidak sempurna atau tidak terbentuk sama sekali. Jarang sekali
bayi bisa bertahan hidup dengan kondisi ini pasca dilahirkan. Sedangkan spina bifida
menyebabkan bayi mengalami lumpuh kaki dan kerusakan saraf. Karena terbentuknya celah
pada tulang belakang.
Gastroschisis Gizi buruk, kurang konsumsi zinc, protein, dan kecenderungan merokok
selama masa kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi gastrochisis. Kondisi
di mana terdapat lubang pada perut bayi hingga sebagian isi perut keluar menembus lubang
tersebut. Biasanya lubang ini berada di samping tali pusar. Biasanya kelainan ini disertai
cacat bawaan lahir lainnya.
Penyakit jantung bawaan Hindarilah makanan yang mengandung lemak jenuh, dan
perbanyak makanan yang mengandung vitamin B2 serta B3. Karena jika Anda
mengabaikannya, itu artinya Anda meningkatkan risiko bayi lahir dengan penyakit jantung
bawaan.
Bibir sumbing Tidak tercukupinya nutrisi selama masa kehamilan, kurangnya asupan vitamin
A dan asam folat dapat memicu masalah perkembangan bibir dan bagian atas rongga mulut
bayi. Sehingga bayi lahir dengan bibir sumbing atau dengan bibir dan langit-langit rongga
mulut tidak tertutup sempurna.
Hernia diafragma bawaan Kondisi ini merupakan cacat bawaan yang
menyebabkan diafragma bayi tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya sebagian isi
perut menembus masuk ke dalam rongga dada. Wanita yang selama masa kehamilan
kekurangan selium, kalsium, vitamin E, vitamin B12, dan retinol cenderung memiliki risiko
melahirkan anak dengan hernia diafragma bawaan.
Bayi lahir prematur Berat badan ibu hamil yang terlalu rendah dan mengalami gizi buruk
pada masa kehamilan dapat memicu bayi lahir prematur.
Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat tidak adekuat
selama kehamilan dapat menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sebaiknya
9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus ditingkatkan sampai berat badan ideal
ditambah dengan 10-12 kg.
Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik, diabetes, serta penyakit
vaskular kolagen dapat menyebabkan PJT. Semua penyakit ini dapat menyebabkan pre-eklampsia
yang dapat membawa ke PJT. Hipertensi dan penyakit ginjal yang kronik, perokok, penderita DM
yang berat, toksemia, hipoksia ibu, gizi buruk, drug abuse, peminum alkohol. Kebiasaan seperti
merokok, minum alkohol, dan narkotik
B. Penyebab janin
Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah
infeksi yang sering menyebabkan PJT
Kelainan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering
berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta polihidramnion (cairan
ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan dengan PJT
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol
dapat menyebabkan PJT
Kelainan plasenta, sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan nutrisi yang baik bagi
janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta (kematian sel pada plasenta), korioangioma, dan
plasenta previa
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan. Studi
pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa
menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat
mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan
pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi
peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan plasenta.
Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi
perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada
kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.