Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK KEHAMILAN


DENGAN RESIKO TINGGI DI PMB N KOTA BENGKULU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik

Kehamilan

Oleh :

Shopiatun Fathona
P01740522019

Pembimbing Akademik:
Sri Yanniarti,M.Keb
NIP. 197501122001122001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHLUAN

“ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK KEHAMILAN


DENGAN RESIKO TINGGI DI PMB N KOTA BENGKULU”

Oleh:

Shopiatun Fathona
P01740522019

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Sri Yanniarti,M.Keb Nurjana.W, Amd.Keb


NIP. 197501122001122001 NIP.197308081992032001

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb


NIP.1980012102002122002
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Fisiologi Holistik Kehamilan. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Bunda Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni, S.ST, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Sri Yanniarti,M.Keb selaku dosen pembimbing praktik.
4. Bunda Nurjana, W. Amd.Keb. selaku pembimbing lahan.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari


bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan komprehensif ini bermanfaat bagi semua
pihak
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bengkulu, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I TINJAUAN TEORITIS


A. Definisi Kehamilan........................................................................1
B. Proses Kehamilan..........................................................................1
C. Tanda-tanda kehamilan..................................................................3
D. Perubahan Fisiologi Kehamilan Terhadap Sistem Tubuh.............7
E. Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil............................................9
F. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester II.....................................10
G. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II..........................................12
H. Ibu Hamil Resiko Tinggi...............................................................16
I. Golongan Ibu Hamil Resiko Tinggi...............................................17
J. Penatalaksaan Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi..........................18
K. Asuhan Antenatal Care (ANC)......................................................19
L. Tujuan Asuhan Antenatal Care (ANC)..........................................20

BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


A. Pengkajian data subjektif...............................................................21
B. Pengkajian data objektif.................................................................27
C. Interpretasi hasil pengukuran dan tindakan yang diperlukan........33
D. Pelaksanaan....................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kehamilan
Beberapa pengertian dari kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam
kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni
dan Wahyu, 2013).
2. Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu;
kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester
kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga
mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
Peneliti merangkum dari kedua pengertian diatas bahwa,
kehamilan adalah suatu proses yang natural bagi perempuan, dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin dengan rentang waktu 280 hari (40
minggu/ 9 bulan 7 hari).

B. Proses Kehamilan
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan akan terjadi jika
terdapat 5 aspek berikut:
1. Ovum
Merupakan sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelius yang dilindungi
oleh zona pelusida dan korona radiata.
2. Spermatozoa
Bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong
sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara

1
kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung
energy sehingga dapat bergerak). Pada saat berhubungan seksual
dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta sperma
setiap cc.
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung
seperti berikut :
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi oleh
korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah
sitoplasma yng disebut vitelus.
c. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang, nutrisi yang
dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh dengan jonjot dan tertutup sel yang
mempunyai silia. Ovum mempunyai hidup terlama di dalam
ampula tuba.
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
Sperma menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri.
Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan
lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
Sperma melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi. Sperma hidup
selama tiga hari di dalam genetalia interna. Sperma akan
mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona
radiata dan zona pelusida dengan proses hialurodinase. Melalui
stoma, sperma mamasuki ovum. Setelah kepala sperma masuk
kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar. Inti ovum dan
inti sperma bertemu dengan membentuk zigot.

2
4. Nidasi atau Implantasi
Masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus terjadidan di
dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang
disebut blastula.Sementara itu pada fase sekresi, endometrium semakin
tebal dan semakin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua.
Sel trofoblas merupakan sel yang melapisi blastula melakukan
destruksi enzimatik proteolitik sehingga dapat menanamkan diri di
dalam endometrium. Proses penanaman blastula terjadi pada hari ke 6
sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam
endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda hartman.
5. Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di
dinding depan atau belakang. Sel trofoblas akan menghancurkan
endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari
primer vili korealis. Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi
menjadi desidua basalis yang berhadapan dengan korion frondusum
yang berkembang menjadi plasenta, desidua kapularis yang menutupi
hasil konsepsi, desidua yang berlawanan dengan desidua kapularis
adalah desidua parietalis. Vili korealis yang tumbuh tidak subur
disebut korion leaf.

C. Tanda – Tanda Kehamilan


Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu
kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi
menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu dugaan atau
perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda
objektif (probability) atau kemungkinan hamil.

3
1. Tanda Pasti
a. Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop
Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta dapat
didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu
ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi
bunyi-bunyi lain yang meyertai seperti bising tali pusat, bising
uterus, dan nadi ibu (Kumalasari, 2015).
b. Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan,
c. Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG (Sunarti,
2013).
2. Tanda – Tanda Tidak Pasti
a. Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
1) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu hamil,
mengalami terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan
ovulasi. Pada wanita yang terlambat haid dan diduga hamil,
perlu ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT).
Supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus
Naegele yaitu TTP : (hari pertama HT + 7), (bulan - 3) dan
(tahun + 1) (Kumalasari, 2015).
2) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan
mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut
dengan morning sickness. Akibat mual dan muntah ini nafsu
makan menjadi berkurang. Dalam batas yang fisiologis hal ini

4
dapat diatasi. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis.
Untuk mengatasinya ibu dapat diberi makanan ringan yang
mudah dicerna dan tidak berbau menyengat (Kumalasari,
2015).
3) Mengidam
Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan
yang demikian disebut dengan mengidam, seringkali keinginan
makan dan minum ini sangat kuat pada bulan – bulan pertama
kehamilan. Namun hal ini akan berkurang dengan sendirinya
seiring bertambahnya usia kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan bila berada pada tempa-tempat ramai
yang sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu (Kumalasari, 2015).
5) Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi
kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu
(Sartika, 2016). Pengaruh estrogen–progesteron dan
somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
(Kumalasari, 2015). Selain itu, perubahan lain seperti
pigmentasi, puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran
vena yang semakin bertambah seiring perkembangan
kehamilan
6) Sering miksi
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan
hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan,

5
gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin (Sunarsih, 2011).
7) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Sunarsih,
2011).
8) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini
meliputi tempat-tempat berikut ini :
a) Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman pada
daerah dahi, hidung, pipi, dan leher)
b) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam
c) Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang
dibentuk akibat serabut-serabut elastis lapisan kulit
terdalam terpisah dan putus/ merenggang, bewarna
kebiruan, kadang dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus),
linea alba atau garis keputihan di perut menjadi lebih hitam
(linea nigra atau garis gelap vertikal mengikuti garis perut
(dari pusatsimpisis) (Sunarti, 2013).
d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda
pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit
putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada
wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri
menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.

6
9) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada
trimester pertama.
10) Varises (Penampakan pembuluh darah vena)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang
mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara. Penampakan pembuluh
darah ini dapat hilang setelah peralinan (Hani, 2011).

D. Perubahan Fisiologi Kehamilan Terhadap Sistem Tubuh


Menurut Sukarni dan Margareth (2013), Fauziah dan Sutejo (2012),
dan Yuli (2017), menuliskan bahwa perubahan-perubahan fisiologi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
1. Sistem reproduksi
a. Uterus
Tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat
pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan
hyperplasia jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas/kelenturan uterus.
b. Vulva/ vagina
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, menyababkan warna menjadi merah kebiruan (tanda
Chadwick).
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh
plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan esterogen.
Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat.
d. Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem ductus
dan jaringan interstisial payudara. Mammae membesar dan

7
tengang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar
Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh
melanotor. Puting susu membesar dan menonjol.
2. Peningkatan berat badan.
Normal berat badan meningkat sekitar 6 sampai 16 kg, terutama
dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ/ cairan
intrauerin.
3. Perubahan pada organ-organ sistem tubuh lainnya :
a. Sistem respirasi; kebutuhan oksigen menigkat sampai 20%, selain
itu diafragma juga terdorok naik ke kranial terjadi hiperventilasi
dangkal akibat kompensasi dada menurun. Volume tidal
meningkat, volume residu paru dan kapasitas vital menurun.
b. Sistem gastrointestinal; estrogen dan HCG meningkat dengan efek
samping mual dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan
peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar/ perasaan ingin makan terus.
c. Sistem sirkulasi/ kardiovaskuler; tekanan darah selama pertengahan
pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diatolik menurun 5-10
mmHg. Selama trimester ketiga tekanan darah ibu hamil harus
kembali kenilai tekanan pada trimester pertama.
d. Sistem integumen :Striae gravidarum, Linea nigra, dan Chloasma.
e. Sistem mukuluskeletal; kram otot, sendi-sendi melemah dan karies
gigi.
f. Sistem perkemihan; sering berkemih.
g. Sistem hematologi
Menurut Gant (2010), perubahan yang terjadi pada sistem
hematologi terkadi pada volume darah, dimana volume darah pada
atau mendekati akhir kehamilan rata-rata adalah sekitar 45% di atas
volume pada keadaan tidak hamil.

8
Derajat peningkatan volume sangat bervariasi. Peningkatan
terjadi pada trimester pertama, meningkat paling cepat selama
trimester kedua, kemudian peningkatan dengan kecepatan lebih
lambat selama trimester ketiga. Selain itu terjadi peningkatan
peptida natriuretik atrium terjadi sebagai respons terhdap diet tinggi
natrium. Perubahan hematocrit dan hemoglobin sedikit menurun
selama kehamilan normal. Akibatnya viskositas darah berkurang.

E. Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil


Menurut Yuli (2017), Kehamilan merupakan saat terjadinya krisis
bila keseimbangan hidup ternggangu.
1. Teori krisis.
Tahap syok dan menyangkal, bingung dan preoccupation,
tindakan dan belajar dari pengalaman, intervensi memudahkan kembali
keadaan keseimbangan.
a. Awal penyesuaian terhadap kehamilan baik ibu maupun bapak
mengalami syok.
1) Persepsi terhadap peristiwa bervariasi menurut individu.
2) Dukungan situsional penting untuk memberikan bantuan dan
perhatian.
3) Mekanisme koping : kekuatan dan keterampilan dipelajari
untuk mengatasi stress.
b. Lanjutan penyesuaian terhadap kehamilan
1) Trimester pertama (bulan 1-3)
Ditandai dengan adanya penyesuaian terhadap ide-ide
menjadi orang tua, tingkat hormon yang tinggi, mual dan
muntah serta lebih.
2) Trimester kedua (bulan 4-6)
Waktu yang menyenangkan, respons seksual meningkat,
quickening memberikan dorongan psikologis.

9
3) Trimester ketiga (bulan 7-9)
Letih, tubuh menjadi besar dan terlihat aneh, kegembiraan
yang menyusut dengan kelahiran bayi.

F. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester II


Pada kehamilan trimester II, meski ibu hamil sudah mulai merasa lebih
nyaman, ada beberapa keluhan yang masih kerap muncul, yaitu:
1. Pusing
Pusing merupakan keluhan yang sering terjadi selama kehamilan,
termasuk saat memasuki trimester II. Hal ini karena terjadi perubahan
sirkulasi darah saat hamil. Untuk mengatasinya, Bumil disarankan
untuk langsung duduk atau beristirahat saat rasa pusing muncul.
Sedangkan untuk mencegahnya, cukupi kebutuhan cairan dengan
memperbanyak minum air putih, hindari berdiri terlalu lama, serta
bangun secara perlahan-lahan setelah duduk atau berbaring.
2. Hidung tersumbat
Saat hamil, perubahan hormon dapat memicu membengkaknya
membran pada hidung. Pembengkakan ini akan membuat hidung
tersumbat. Untuk mengatasi keluhan tersebut, Bumil bisa melakukan
penanganan alami, seperti membilas hidung dengan larutan saline
(saline drop) atau memasang alat pelembap udara di dalam ruangan.
Kedua cara ini dinilai aman untuk mengatasi hidung tersumbat saat
hamil.Jika hidung tersumbatnya cukup menggangu dan ibu ragu untuk
menggunakan larutan salin, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.
3. Masalah pada gigi dan gusi
Peningkatan sirkulasi darah ke gusi selama kehamilan bisa
membuat gusi menjadi lebih sensitif. Hal ini akan membuat gusi lebih
mudah berdarah. Selain itu, muntah yang berlebihan selama kehamilan
juga bisa merusak lapisan terluar gigi (enamel) dan meningkatkan
risiko terjadinya gigi berlubang. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan
untuk menggunakan sikat gigi berbulu halus dan menyikat gigi secara

10
perlahan. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan ke
dokter gigi secara rutin, agar kesehatan gigi dan mulut selama
kehamilan tetap terjaga.
4. Perubahan kulit
Saat memasuki kehamilan trimester II ini, bumil jangan kaget
melihat perubahan pada kulit, seperti munculnya noda hitam pada
wajah dan munculnya garis-garis kemerahan di perut. Kondisi ini
terjadi karena produksi melanin yang meningkat akibat perubahan
hormon saat kehamilan. Selain pengaruh hormonal, kemunculan noda
hitam dan garis kemerahan ini juga bisa dipicu oleh paparan sinar
matahari.
5. Kram kaki
Selama trimester II, mungkin Bumil akan merasakan kram kaki,
khususnya di malam hari. Ada beragam faktor yang dapat
menyebabkan munculnya keluhan ini, mulai dari perubahan hormon,
perubahan berat badan, dehidrasi, hingga kelelahan. Maka dari itu,
sebelum tidur, lakukanlah peregangan pada otot-otot betis guna
mencegah munculnya keluhan ini. Bumil juga bisa mengatasinya
dengan merendam kaki dalam air hangat atau memijat kaki secara
perlahan. Hal yang tidak boleh Bumil lupakan adalah mencukupi
kebutuhan cairan.
6. Sakit punggung
Seiring bertambahnya usia kehamilan, pertambahan ukuran perut
dan kenaikan berat badan dapat menyebabkan nyeri punggung dan
panggul pada ibu hamil. Hal ini karena tulang belakang harus
menopang beban tubuh ibu hamil dan janin. Untuk mengatasi
ketidaknyamanan akibat sakit punggung saat kehamilan, Bumil bisa
mengikuti beberapa program latihan senam atau latihan fisik khusus
yang dapat digunakan untuk menguatkan tulang belakang dan perut.
Agar lebih aman, selalu diskusikan terlebih dahulu dengan dokter
sebelum memilih program latihan tertentu ya, Bumil. Selain beberapa

11
keluhan di atas, Bumil juga bisa merasakan morning sickness di
trimester kedua. Untuk mengatasi keluhan tersebut, Bumil bisa
melakukan cara mengatasi morning sickness secara alami. Agar tetap
nyaman saat beraktivitas, Bumil juga bisa mengenakan baju hamil.
Ketidaknyamanan bisa terjadi pada usia kehamilan berapa pun,
termasuk di trimester dua yang katanya paling nyaman. Bumil harus
lebih peka untuk mengenali apakah ketidaknyamanan tersebut adalah
hal yang normal atau tidak. Ingat, lakukan kontrol rutin ke dokter, agak
kondisi Bumil dapat terpantau dengan baik.
Guna memudahkan Bumil menjalani kehamilan, Bumil bisa
menginstal aplikasi Kehamilan+. Aplikasi ini tidak hanya
menghadirkan solusi ketika Bumil mengalami keluhan yang umum
muncul saat hamil, tapi juga memberikan tips tentang hal-hal yang
perlu dilakukan dan dihindari selama kehamilan

G. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II

1. Pendarahan saat hamil


Keguguran tetap dapat terjadi pada trimester kedua, walaupun lebih
jarang dibandingkan trimester pertama. Gejala pertama yang menunjukkan
keguguran adalah pendarahan hebat disertai dengan kram pada rahim.
Keguguran pada trimester kedua atau terjadi sebelum usia kehamilan 20
minggu dapat disebabkan berbagai faktor, di antaranya:
a. Kelainan bentuk rahim. Rahim terbagi menjadi dua bagian yang
dipisahkan oleh lapisan dinding otot atau jaringan ikat fibrosa (septum).
b. Inkompetensi rahim. Leher rahim terbuka terlalu cepat sehingga
menyebabkan persalinan prematur.
c. Penyakit autoimun. Misalnya saja lupus atau skleroderma. Penyakit
autoimun disebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang
sehat.

12
d. Kelainan kromosom pada janin. Bila janin memiliki kelainan
kromosom, kehamilan kerap berakhir dengan keguguran atau janin
mengalami gangguan pertumbuhan.

Selain itu, pendarahan pada trimester kedua juga dapat disebabkan oleh
persalinan prematur dan kelainan plasenta seperti plasenta previa dan
solusio plasenta. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester 3, tapi
juga bisa terjadi pada akhir trimester 2 kehamilan.

2. Persalinan prematur
Normalnya janin siap dilahirkan pada usia kehamilan 37-40
minggu, sehingga siap lahir di antara waktu tersebut. Namun, bila
kurang dari usia 37 minggu sudah lahir, disebut lahir prematur.
Berbagai faktor penyebab persalinan prematur di antaranya adalah:
a. Infeksi saluran kemih (ISK)
b. Kebiasaan merokok
c. Penyakit kronis seperti diabetes atau ginjal

Di samping itu, risiko persalinan prematur juga meningkat bila


Bunda memiliki riwayat persalinan prematur sebelumnya, kehamilan
kembar atau lebih dari dua janin, kelebihan air ketuban, serta infeksi
pada kantong ketuban atau air ketuban.

Kita perlu mengenali tanda-tanda persalinan prematur seperti: rasa


mulas dan kontraksi yang teratur, jarak kontraksi yang semakin pendek
dan intens, serta keluar lendir disertai darah dari vagina. Akan tetapi,
persalinan prematur sering juga hanya menampakkan tanda-tanda
seperti buang air kecil yang makin sering, kram pada vagina dan perut
bagian bawah, vagina mengeluarkan banyak lendir, hingga nyeri
punggung bagian bawah.  

13
3. Ketuban pecah dini
Semestinya ketuban pecah saat Bunda telah memasuki proses
persalinan. Saat ketuban pecah sebelum waktunya, hal ini dapat
membahayakan janin. Kantong ketuban melindungi janin dari bakteri.
Karena itu saat ketuban pecah dini, janin dapat terkena infeksi.
Penyebab ketuban pecah dini masih belum diketahui secara jelas, namun
seringkali disebabkan oleh infeksi pada kantong ketuban. Kondisi ini dapat
menyebabkan persalinan prematur.
Gejala ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban melalui
vagina, bisa merembes sedikit-sedikit atau mengalir deras. Kadang Bunda
yang mengalaminya mengira dia mengompol, padahal ketubannya pecah.
Bedanya dengan urine, air ketuban tidak berwarna dan tidak berbau.
Gejala lain ketuban pecah dini di antaranya adalah:
1. Merasa ingin buang air kecil terus
2. Cairan vagina yang lebih banyak dari biasanya
3. Pendarahan dari vagina
4. Rasa nyeri atau kram pada panggul

Saat ketuban pecah dini di trimester II, umumnya dokter akan


melakukan tindakan untuk mencegah persalinan prematur seperti:
memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi, kortikosteroid untuk
mempercepat perkembangan paru-paru janin, serta obat-obatan untuk
mencegah kontraksi.

14
4. Inkompetensi serviks
Salah satu tanda bahaya kehamilan trimester II yang perlu
diwaspadai Bunda adalah inkompetensi serviks. Normalnya, saat
kehamilan telah memasuki usia 37-40 minggu, serviks (leher rahim) mulai
terbuka dan memendek agar bayi dapat keluar. Namun, jika serviks
mengalami kondisi ini pada trimester II sebelum waktu persalinan,
istilahnya disebut dengan inkompetensi serviks. Biasanya disebabkan
faktor bawaan dan ketahuan setelah Bunda mengalami kelahiran prematur
yang berulang kali.
Risiko inkompetensi serviks akan meningkat pada ibu hamil yang
memiliki riwayat luka pada serviks, biopsi pada serviks, atau operasi
lainnya pada serviks. Umumnya kondisi inkompetensi serviks tidak
disertai rasa nyeri atau kontraksi, namun bisa disertai gejala pendarahan
atau keluarnya lendir dari vagina.
Ultrasonografi dapat mendeteksi adanya inkompetensia serviks sebelum
terjadinya kelahiran prematur, yaitu dengan pengukuran panjang serviks
yang kurang dari 3.5 cm
Risiko inkompetensi serviks akan meningkat pada ibu hamil yang
memiliki riwayat luka pada serviks, biopsi pada serviks, atau operasi
lainnya pada serviks. Umumnya kondisi inkompetensi serviks tidak
disertai rasa nyeri atau kontraksi, namun bisa disertai gejala pendarahan
atau keluarnya lendir dari vagina.
Ultrasonografi dapat mendeteksi adanya inkompetensia serviks
sebelum terjadinya kelahiran prematur, yaitu dengan pengukuran panjang
serviks yang kurang dari 3.5 cm.
5. Preeklampsia
Preeklampsia umumnya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan peningkatan tekanan darah, adanya
protein pada urine, atau pembengkakan tiba-tiba pada wajah, tangan, atau
kaki.

15
Selain itu, preeklamsia juga kerap ditandai dengan gejala sakit
kepala yang tak kunjung reda bahkan setelah minum obat pereda nyeri,
pandangan mengabur atau melihat bercak-bercak, nyeri hebat di bagian
perut atau sisi kanan tubuh, dan gampang memar.

H. Kehamilan Resiko Tinggi


Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan yang dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi (Manuaba, 2012). Ibu hamil yang mengalami beberapa masalah
satu atau lebih dari faktor penyebab AKI masuk ke dalam kategori ibu
hamil resiko tinggi (Manuaba, 2012). Pada dasarnya kematian ibu dapat
disebabkan oleh dua faktor, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung. Penyebab kematian ibu secara langsung sangat berkaitan dengan
medis, yaitu berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas (post partum) seperti perdarahan,
preeklamsia dan eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi
(Astuti, 2017).
Sedangkan penyebab kematian ibu secara tidak langsung adalah
empat terlalu dan tiga terlambat. Empat terlalu terdiri dari terlalu muda
hamil atau melahirkan dibawah usia 20 tahun, terlalu tua usia hamil atau
melahirkan di atas usia 35 tahun, terlalu dekat jarak kelahiran anak yang
satu dengan anak yang lain di bawah tiga tahun, terlalu banyak melahirkan
lebih dari tiga anak. Tiga terlambat terdiri dari terlambat mengambil
keputusan, terlambat mengantar ke tempat persalinan dan terlambat
mendapat penanganan persalinan (Astuti, 2017).
Kehamilan resiko tinggi merupakan kehamilan yang kemungkinan
dapat menyebabkan terjadinya bahaya atau komplikasi terhadap ibu
maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan,
dan masa nifas apabila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas yang normal akibat adanya gangguan ataupun komplikasi terhadap
kehamilan. Pada kehamilan resiko tinggi terdapat tindakan khusus

16
terhadap ibu dan janin. Menurut Poedji Rochyati dalam Manuaba, 2010,
ada beberapa kriteria untuk menentukan resiko terhadap kehamilan.

I. Golongan Ibu Hamil Resiko Tinggi


Menurut Poedji Rochyati, dkk kriteria kehamilan risiko tinggi adalah:
1. Primipara muda umur kurang dari 16 tahun
2. Primipara tua umur diatas 35 tahun
3. Primipara sekunder dengan umur anak terkecil di atas 5 tahun
4. Tinggi badan kurang dari 145 cm
5. Riwayat kehamilan yang buruk:
a. Pernah keguguran
b. Pernah persalinan prematur,lahir mati.
c. Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vacum, ekstraksi
forceps, operasi seksio sesarea).
d. Pre-eklampsia dan eklampsia
e. Gravida serotinus
f. Kehamilan perdarahan antepartum
g. Kehamilan dengan kelainan letak
6. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan.
Kehamilan yang termasuk kedalam 4 terlalu :
1) Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik
dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis belum
matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun. Apabila
telah menikah pada usia di bawah 20 tahun, gunakanlah salah satu
alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama sampai
usia yang ideal untuk hamil
2) Umur ibu terlalu tua (≥ 35 tahun)
Risiko persalinan kembali meningkat setelah umur 30 tahun yaitu
risiko terjadinya kematian ibu. Pada usia ini organ kandungan menua,
jalan lahir tambah kaku, ada kemungkinan besar ibu hamil mendapat

17
anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Pada umur ≥ 35
tahun kesehatan ibu sudah menurun akibatnya akan beresiko lebih
besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama, dan perdarahan.
Penyulit lain yang mungkin timbul adalah kelainan letak, plasenta
previa, dystocia dan partus lama. Pada proses pembuahan kualitas sel
telur juga telah menurun dibandingkan dengan usia reproduksi sehat
yaitu usia 20-30 tahun.
3) Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum
pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau perdarahan.
4) Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu
diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, kelainan letak,
persalinan letak lintang, perdarahan pasca persalinan karena semakin
banyak anak, rahim ibu makin melemah.

J. Penatalaksaan Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi


Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih
difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi.
Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan
persalinan.
Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester
1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, termasuk minimal 1
kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga. Adapun
tujuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini keadaan
risiko tinggi ibu dan janin sehingga dapat :

18
1. Melakukan pengawasan yang lebih intensif
2. Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan
3. Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang akurat
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

K. Asuhan Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care/ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan
terdapat mata rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai
ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim,
pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai kehamilan
matur atau aterm (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

L. Tujuan Asuhan Antenatal Care (ANC)


Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu:
mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan
dalam membangun membina hubungan yang baik saling percaya antara
ibu dan bidan, mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi,
menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran tanggal
persalinan, merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu (Istri
Bartini, 2012). Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya pemeriksaan
antenatal yaitu:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial
ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.

19
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.

20
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian Data Subyektif


1. Identitas
a) Nama
Untuk mengetahui nama klien berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan
lebih akrab. 
1) Umur
Umur perlu dikaji guna mengetahui umur klien yang akan
diberikan asuhan.
2) Agama
Menanyakan agama klien dan berbagai praktik agama yang
dijalani. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi
tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi
keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang
jenis kelamin tenaga kesehatan dan pada beberapa kasus,
penggunaan produk darah. 
3) Pendidikan
Menanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan.
Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai
individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulisnya.
4) Suku/ Bangsa : Ras, etnis, dan keturunan
Harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan
yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita
atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan
insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang
demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan
menjalani skrining genetik.

21
5) Pekerjaan
Untuk mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan masih
sekolah, bekerja dan status ekonomi keluarga.
7) Alamat
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk
mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
b. Data Subyektif
1) Alasan Kunjungan
Untuk mengetahui alasan wanita datang ke tempat bidan/
klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri.
Tujuan kunjungan biasanya untuk mendapatkan diagnosis
ada/tidaknya kehamilan, mendapatkan perawatan kehamilan,
menentukan usia kehamilan dan perkiraaan persalinan,
menentukan status kesehatan ibu dan janin dan menentukan
rencana pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya.
2) Keluhan Utama
Alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Dituliskan
sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta
menanyakan sejak kapan hal tersebut dikeluhkan klien.
Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk
pemeriksaan.
3) Riwayat Kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai
penanda (warning akan adanya penyulit). Riwayat
Kesehatan ini meliputi riwayat kesehatan klien sekarang dan
terdahulu dan riwayat kesehatan keluarga.

22
4) Riwayat Obstetri :
a) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami
menstruasi. Wanita haid pertama kali umumnya sekitar
12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan
gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.
b) Siklus Haid
Siklus haid adalah jarak antara haid yang dialami dengan
haid berikutnya dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-
32 hari, siklus haid yang normal adalah 28 hari.
c) Lamanya Haid
Lamanya haid yang normal adalah ± 7 hari. Apabila
sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhi. 
d) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah yang
dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria
banyak, sedang dan sedikit. Biasanya untuk menggali
lebih dalam pasien ditanya sampai berapa kali ganti
pembalut dalam sehari. Normalnya yaitu 2 kali ganti
pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu berlebih,
itu berarti telah menunjukan gejala kelainan banyaknya
darah haid.
Menurut Romauli (2011), riwayat menstruasi
biasanya dapat membantu menentukan tanggal perkiraan
persalinan dan menentukan usia kehamilan. Perhitungan
dilihat dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
Menghitung tafsiran persalinan menurut rumus Neagle :
a) Untuk bulan Januari, Februari, dan Maret
Tanggal HPHT = hari +7, bulan +9

23
b) Untuk bulan April -Desember
Tanggal HPHT = hari +7, bulan -3, tahun +1
Menghitung usia kehamilan dari HPHT :
Tanggal periksa – HPHT (hari pertama haid terakhir)
5) Riwayat Perkawinan
Data ini penting dikaji karena akan didapatkan
gambaran tentang suasana rumah tangga keluarga yang
dapat mempengaruhi psikologis ibu. Ditanyakan status
pernikahan (sah/tidak), usia pertama kali menikah, lama
pernikahan, dan berapa kali menikah (Sulistyawati, 2014).
6) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
a) Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah gangguan saat
kehamilan seperti hyperemesis, perdarahan pervaginam,
pusing hebat, pandangan kabur dan bengkak di tangan
dan wajah (Sulistyawati, 2014).
b) Persalinan
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu
mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir,
usia gestasi pada saat itu, tipe persalinan (spontan,
forsep, ekstraksi vakum, atau bedah sesar), lama
persalinan, berat janin, jenis kelamin, dan komplikasi
kehamilan kesehatan fisik dan emosi terakhir harus
diperhatikan. Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm
atau prematur, perdarahan dan ditolong oleh siapa. Jika
wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara bedah
sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin dapat
melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada
lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada di bagian
bawah melintang, bukan vertikal maka bayi diupayakan
untuk dikeluarkan pervaginam.Menurut Romauli (2011),

24
riwayat pada persalinan juga perlu data berat badan bayi
untuk mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa
kehamilan atau bahkan terlalu besar untuk masa
kehamilan, suatu kondisi yang biasanya berulang,
apabila persalinan pervaginam berat lahir mencerminkan
bayi bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong
pelvis maternal. Komplikasi yang terkait dengan
kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan
antisipasi terhadap komplikasi berulang. Kondisi lain
yang sering berulang adalah anomali konginetal, diabetes
gestasional, preeklamsia, depresi pasca partum, dan
perdarahan pasca partum.
c) Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang-kejang dan
masalah laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu harus di
perhatikan.
7) Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan dan dikaji tentang hari pertama haid
terakhir (HPHT), keluhan yang dirasakan oleh ibu misalnya
adanya mual muntah, keputihan, perdarahan pervaginam,
masalah pada kehamilan ini. Pemakaian obat- obatan dan
jamu- jamuan, status imunisasi TT, pergerakan janin mulai
terasa kapan, mendapatkan tablet Fe berapa banyak, serta
keluhan lainnya yang dirasakan selama hamil (Indrayani,
2011).
Menurut buku KIA (2016),hal hal yang perlu dikaji
adalah HPHT, HPL, LIILA, Tinggi Badan, Golongan Darah,
Penggunaan Kontrasepsi sebelum kehamilan ini, riwayat
penyakit yang diderita, riwayat alergi, hamil ke berapa,
jumlah persalinan, jumlah keguguran, jumlah anak hidup,
jumlah anak mati, jumlah anak lahir kurang bulan, jarak

25
kehamilan dengan persalinan terakhir, status imunisasi TT,
penolong persalinan terakhir, cara persalinan terakhir,
keluhan yang dialami, KIE yang diberikan, terapi atau obat
obatan yang dikonsumsi.
8) Riwayat KB
Apakah selama ini pernah menggunakan KB, jika iya
ibu menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama,
keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah
melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini
karena faktor gagal KB atau tidak (Romauli, 2011).
9) Pola pemenuhan sehari-hari
a) Nutrisi
Data ini penting untuk diketahui agar bisa mendapatkan
bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
b) Eliminasi
1) BAB : Dikaji frekuensinya (BAB nya teratur atau
tidak, jika mengatakan terlalu sering dan feses cair
bisa dicurigai mengalami diare dan jika terlalu jarang
BAB serta feses kering dan keras, dicurigai klien
mengalami konstipasi), warnanya (normalnya warna
feses berwarna kuning kecoklatan).
2) BAK : Dikaji frekuensinya (seberapa sering ia
berkemih dalam sehari. Meningkatnya frekuensi
berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan
yang masuk, atau juga karena adanya tekanan dinding
vesika urinaria. Warna urine (normalnya urine
berwarna bening, jka urine berwarna keruh dicurigai
klien menderita DM karena urin keruh disebabkan
adanya penumpukan glukosa), bau urine (bau urine
normalnya seperti bau Amonia (NH3).

26
c) Aktivitas : Data ini memberikan gambaran tentang
seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien di
rumah.
d) Istirahat : Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani.
e) Personal Hygiene : Kebersihan jasmani sangat penting
karena saat hamil banyak berkeringat terutama di daerah
lipatan kulit. Mandi 2-3x sehari membantu kebersihan
badan dan mengurangi infeksi. Pakaian sebaiknya dari
bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan
selalu kering terutama di daerah lipatan kulit.
10) Riwayat Psikologi
Bagaimana persepsi ibu tentang kehamilan, apakah
kehamilannya direncanakan atau tidak, dukungan keluarga,
adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya
akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima
perannya (Sulistyawati, 2014)
11) Riwayat Budaya
Faktor-faktor situasi, latar belakang budaya, status
ekonomi sosial (Sulistyawati, 2014).

B. Pengkajian Data Obyektif


Pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Langkah-langkah
pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan
kriterianya adalah sebagai berikut :

27
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain serta secara fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau
tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan
dan orang lain dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalan sendiri.
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai
dari keadaan komposmentis (kesadaran maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). 
3) Tanda – Tanda Vital
a) Tekanan darah : normal 90/60 mmHg hingga 120/80
mmHg.
b) Nadi : denyut nadi 60-100 kali per menit.
c) Pernafasan: normal 12 - 20 kali per menit.
d) Suhu : suhu normal 36,5-37,2 derajat Celcius.
e) Berat badan
f) Tinggi badan.
g) LILA : normal ≥ 23,5 cm.
h) IMT : IMT untuk memprediksi derajat lemak tubuh dan
pengukurannya direkomendasikan federal untuk
mengklarifikasi kelebihan berat badan dan obesitas. Cara
mengukur IMT dihitung dengan membagi berat badan
dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam
meter (kg/m2)

28
4) Status Present
a) Kepala
Dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan kepala,
kesimetrisan wajah, lokasi struktur.
b) Rambut
Dikaji warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak.
c) Muka
Dikaji apakah pucat atau tidak.
d) Telinga
Dikaji ada pembesaran atau  tidak, ketajaman
pendengaran, letak telinga di kepala, bentuk, ada tonjolan
atau tidak, ada rabas pada aurikula dan autium atau tidak,
edema atau tidak, adalesi atau tidak, adanya sumbatan atau
benda asing pada saluran pendengaran eksterna atau tidak.
e) Mata
Dikaji kelopak mata edema atau tidak, ada tanda-tanda
infeksi atau tidak, warna konjungtiva, warna sklera,
ukuran dan bentuk serta kesamaan pupil.
f) Hidung
Dikaji adanya fascuping hidung atau tidak, kesimetrisan,
ukuran, letak, rongga hidung bebas sumbatan atau tidak,
ada polip atau tidak, ada tanda-tanda infeksi atau tidak.
g) Mulut
Dikaji :
1) Bibir (warna dan integritas jaringan seperti lembab /
kering)
2) Lidah (warna, kebersihan)
3) Gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut).
h) Leher
Dikaji kesimetrisan, ada/tidaknya nyeri tekan,
ada/tidaknya pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran

29
kelenjar limfe, dan ada/tidaknya bendungan vena
jugularis.
i) Ketiak
Dikaji tentang ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe.
j) Dada
Bagaimana kebersihannya terlihat hiperpigmentasi pada
aerola mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau
tenggelam membutuhkan perawatan payudara untuk
persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum (Romauli,
2011).
k) Abdomen
Bentuk, bekas luka operasi, terdapat linea nigra,
striae livida dan terdapat pembesaran abdomen (Romauli,
2011).
1) Untuk mengetahui umur kehamilan
2) Untuk mengetahui bagian-bagian janin
3) Untuk mengetahui letak janin
4) Janin tunggal atau tidak
5) Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam
ongga panggul
6) Unuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Pemeriksaan abdomen pada ibu hamil meliputi :
1) Leopold I
Normal : Tinggi fundus uteri sesuai dengan usia
kehamilan.
Tujuan : Untuk menentukan usia kehamilan
berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di fundus
uteri (Romauli, 2011).
Tanda kepala :Keras, bundar, melenting
Tanda bokong :Lunak, kurang bundar, kurang
melenting

30
TFU dapat digunakan untuk memperkirakan tafsiran
berat janin dan usia kehamilan.
Menghitung tafsiran berat janin menurut Johnson.
TBJ = TFU (cm) – n(12 atau 11) x 155
n= 12 jika vertex pada spina iskhiadika
11 ika vertex dibawah spina isksiadika.
2) Leopold II
Normal : Teraba bagian panjang, keras seperti papan
(punggung) pada satu sisi lain teraba bagian kecil janin.
Tujuan : Menentukan letak punggung anak pada letak
memanjang, dan menentukan letak kepala pada letak
lintang (Romauli, 2011).
3) Leopold III
Normal : Pada bagian bawah janin teraba bagian yang
bulat, keras, melenting (kepala).
Tujuan : Menentukan bagian terbawah janin, dan
apakah bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum
(Romauli, 2011).
4) Leopold IV
Normal : Jika Jari-jari tangan masih bisa bertemu
(konvergen) berarti belum masuk PAP. Jika posisi jari-
jari tangan sejajar berarti kepala sudah masuk rongga
panggul. Jika jari kedua tangan menjauh (divergen)
berarti ukuran terbesar kepala sudah melewati PAP.
Tujuan : Untuk mengetahui seberapa jauh bagian
terendah janin sudah masuk PAP (Romauli, 2011).
5) Ekstremitas
Adanya oedem pada ekstermitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga preeklamsi dan
diabetes melitus, varises/tidak, kaki sama 70 panjang atau

31
tidak karena akan mempengaruhi persalinan (Romauli,
2011).
6) Genitalia eksterna
Bersih / tidak, varises/tidak, ada condiloma
akuminata dan condiloma talata / tidak, keputihan / tidak
(Romauli, 2011).
7) Anus
b. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
Dari pemeriksaan darah perlu ditentukan Hb 3 bulan
sekali karena pada wanita hamil sering timbul anemia
karena difesiensi besi (Hani, 2011).
Klarifikasi derajat anemia :
a) Hb 11 gr % : tidak anemia
b) Hb 9-10 gr % : anemia ringan
c) Hb 7-8 gr % : anemia sedang
d) Hb <7 gr % : anemia berat
2) Pemeriksaan urine
Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urin dan
kadar albumin dalam urin sehingga diketahui apakah ibu
menderita preeklampsia atau tidak (Romauli, 2011).
3) Pemeriksaan labooratorium PMS, HIV/AIDS.
4) Pemeriksaan Ultra Sonografi (USG)
Adapun kegunaan USG, yaitu (Hani,2011) :
a) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal.
b) Mengetahui posisi plasenta.
c) Mengetahui adanya Intra Uterine Fetal Death (IUFD).
d) Mengetahui ada dan tidaknya hidramnion.
e) Menentukan ada atau tidaknya kelainan anak

32
C. Perumusan Diagnosa atau Masalah Kebidanan
Bidan akan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah
pertama, menginterpretasikan secara logis sehingga dapat
dirumuskan diagnosa atau masalah. Perumusan diagnosa
disesuaikan dengan nomenklatur kebidanan.

D. Rencana Tindakan
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan, dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut, apa yang akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural,
atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap klien
tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua
aspek asuhan kesehatan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi


NANDA, NIC dan NOC. Jakarta: Trans Info Media.
Astuti Sri,dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan.Bandung : Erlangga.
Dewi, Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Fauziah dan Sutejo. 2012. Keperawatan Maternitas Kehamilan. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.
Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi.
Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba, IAC., Manuaba, IBGF., Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta :EGC
Marybetts, Sinclair. Modern Hydroytherapy for Massage Therapyst. Baltmore &
Philadelphia : Lippincont & Williams Wilkin, 2009.
Patricia A. Potter & Perry, Anne G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
(Konsep, Proses dan Praktik). Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I : Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rukiah, A, Y., dkk. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan.Jakarta : CV. Trans
Info Media.
Sukarni, I dan Margareth, Z.H. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
Yogyakarta : Nuha Medika.

34
Sukarni, I dan Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Sulistyawati, A. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Sunarti. 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta : In media.

35

Anda mungkin juga menyukai