Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DIRUANG BAYI


PADA BY NY.D USIA 1 HARI DENGAN LAHIR SPONTAN
DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
KOTA BATAM
TAHUN 2021

Diajukan Sebagai Laporan Tugas Individu Praktik Klinik Kebidanan

Tingkat II Semester III Prodi D-III Kebidanan

Institut Kesehatan Mitra Bunda

Disusun Oleh :
Siti Alvira (526080619009)
Pada Tanggal:
Januari 2021
Pembimbing:

1.Pembimbing Lahan :
Tanda Tangan :
2.Pembimbing Akademik : Desi Pramita.,SST.,M.KES
Tanda Tangan :
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DIRUANG BAYI PADA BY NY. USIA 2 HARI
DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
KOTA BATAM
TAHUN 2021

Disusun Oleh :

Siti Alvira
NIM : 526080619009

Telah di selesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan telah disetujui
oleh Pembimbing lahan praktek maupun Pembimbing Akademik

Pada Tanggal :
Januari 2021

Pembimbing Lahan Pembimbing

Akademik

Desi Pramita.,SST.,M.KES
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan di bawahini,mahasiswa :

Nama : SITI ALVIRA

NIM : 526080619009

Tingkat/Semester : II/III

Prodi D-III Kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda,dengan ini saya


menyatakan bahwa isi laporan yang saya buat adalah benar.

Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat di


pergunakan sebagaimana mestinya.

Batam…..………

Mengetahui,

CI Ruangan Yang menyatakan


mahasiswa

……………... ………………

TJ Ruangan Pembimbing
Akademik

………….. ………………
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Diruang Bayi Pada By. Ny.D Di Rumah Sakit
Harapan Bunda Kota Batam Tahun 2021”. Adapun tujuan dalam pembuatan
laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas dalam praktik lahan.
Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu memberikan masukan, dorongan, ilmu, dan
saran kepada kami sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan. Namun, terlepas
dari itu kami memahami bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga kami juga berharap ada kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya laporan kasus selanjutnya yang lebih baik lagi.

Batam, 25 January 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………….
Halaman Persetujuan………………………………………………..
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Singkatan dan Istilah…………………………………………
BAB I Pendahuluan..............................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan penulisan ..........................................................................
D. Manfaat …………………………………………………………
BAB II Pembahasan ............................................................................
A. Bayi Baru Lahirl ..........................................................................
1. Pengertian .....................................................................................
2. Perubahan Fisiologis.....................................................................
3. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.............................................
BAB III Kasus ......................................................................................
BAB IV Pembahasan ………………………………………………….
BAB V Penutup ………………………………………………………..
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital
(cacat bawaan) yang berat. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi
psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan
dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan
bagaimana membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya
diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat
meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil.
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar
uterus (Rahardjo dan Marmi, 2017).
Keberlangsungan hidup bayi baru lahir bergantung pada
kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin.
Kemampuan adaptasi ini meliputi adaptasi dalam sikulasi kardiopulmunal
dan penyesuaian fisiologis lain untuk menggantikan fungsi plasentadan
mempertahankan homeostatis. Kelahiran juga merupakan permulaan awal
hubungan orang tua/bayi dan, setelah ibu dan bayi dipastikan sehat, privasi
orang tua untuk berbicara, menyentuh, dan berkumpul berdua saja dengan
bayinya merupakan hal penting (Fraser dan Cooper, 2017).
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan
angka kematian anak.Indikator angka kematian yang berhubungan dengan
anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Perhatian terhadapupaya penurunan angka kematian neonatal (0-
28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi
terhadap 59% kematian bayi. (Kemenkes RI, 2017).
Menurut data World Health Organization (WHO) kematian bayi
yang baru lahir atau neonatal mencakup 45% kematian diantara anak-anak
dibawah 5 tahun.
Mayoritas dari semua kematian neonatal, 75% terjadi pada minggu
pertama kehidupandan antara 25% sampai 45% terjadi dalam 24 jam
pertama. Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah prematuritas
28% dari berat lahir rendah, infeksi 36%, asfiksia 23% dan trauma
kelahiran. Penyebab ini menyebabkan hampir 80% kematian pada
kelompok usia ini (WHO, 2016).
Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2017, Angka Kematian Neonatus (AKN) mengalami
penurunan sebanyak 25% dari 20 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan
hasil SDKI 2002-2003 dan pada tahun 2017 menjadi sebesar 15 per 1.000
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) lebih banyak (31%)
dibanding AKN yaitu dari 35 per 1000 kelahiran hidup hasil SDKI 2002-
2003 menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup pada SDKI 2017. Angka
Kematian Balita (AKBA) pada SDKI 2002-2003 terdapat 46 per 1000
kelahiran hidup dan mengalami penurunan setiap tahunnya hingga SDKI
2017 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita telah
mencapai target pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs) 2030 yaitu
sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup dan diharapkan AKN juga dapat
mencapai target yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup. (SDKI, 2017).
Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 22.23 per 1.000 kelahiran hidup,
yang artinya sudah mencapai target Millenium Development Goals
(MDGs) 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan
Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar 26.29 per
1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDGs 2015 sebesar
32 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan dari pelayanan
kesehatan yang ada diketahui bahwa AKB di Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2018 ialah sebesar 7.01 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian
bayi di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2018 paling banyak kasus di Kota
Batam yaitu sebanyak 145 kasus, Karimun 54 kasus, Tanjung Pinang 26
kasus, Bintan 25 kasus, Lingga 23 kasus, Natuna 17 kasus, dan Kepulauan
Anambas 9 kasus. Penyebab terbesar kematian bayi pada tahun 2018
adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 88 kasus dan Asfiksia
sebanyak 87 kasus pada usia 0-28 hari (neonatal).
Adapun penyebab lain dari kejadian kematian bayi yaitu sebab lain
sebanyak 53 kasus, kelainan bawaan sebanyak 15 kasus dan sepsis
sebanyak 11 kasus. Selanjutnya, pada kematian bayi post neonatal (29
hari-11 bulan) penyebab utamanya yaitu pneumonia sebanyak 10 kasus
dan diare sebanyak 3 kasus (Profil Kesehatan Kepulauan Riau, 2018).
Angka Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi sebelum anak
mencapai tepat umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Mendukung upaya
pemerintah pusat, maka Pemerintah Daerah Kota Batam dengan leading
sektor Dinas Kesehatan bersama instansi terkait lainnya serta seluruh
elemen masyarakat Kota Batam terus berupaya untuk menurunkan angka
kematian bayi seoptimal mungkin. Dibanding tahun sebelumnya, pada
tahun 2017 terjadi sedikit kenaikan dari 4,5 per 1000 kelahiran hidup
menjadi 5,7 per 1000 Kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Kota Batam
2018).
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan
atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanusneonatorum, infeksi/sepsis,
trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan
kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah
padapemeriksaan dengan manajemen terpadu bayi muda (MTBM).
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak pada bayi.
Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, namun
terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga cakupan
target kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum
berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua
untuk mencari pertolongan kesehatan (Kemenkes RI, 2016).
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan
mengatasi penyebab utama kematian bayi baru lahir (BBL) adalah
pelayanan antenatal yang berkualitas asuhan persalinan normal atau dasar
pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional.
Untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir dengan BBLR,
persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan dan keterampilan manajemen bayi baru lahir. Kemampuan
dan keterampilan ini digunakan setiap kali menolong persalinan (Depkes
RI, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan perumusan
masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada By. Ny. D usia 2 hari
dengan lahir spontan di Rumah Sakit Harapan Bunda Batam dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 langkah varney
dan pendokumentasian menggunakan SOAP?”

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Untuk meingkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
dan pengalaman nyata penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada
By. Ny. D usia 2 hari dengan lahir spontan di Rumah Sakit Harapan
Bunda Batam dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut varney dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu
1. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan untuk Pra Sekolah mengenai asuhan bayi baru lahir normal.
2. Memberikan pengetahuan bagi khalayak ramai mengenai asuhan bayi
baru lahir normal.
3. Menjadikan makalah sebagai sumber referensi mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan untuk Pra Sekolah.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Institusi Pelayanan
Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam proses
manajemen asuhan pada bayi baru lahir.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan ini dapat dijadikan bahan masukan dalam peningkatan dan
pengembangan kurikulum Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam
khususnya Kebidanan dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah
dan mencari pemecahan masalah tersebut, serta memberikan pelayanan
bermutu dan sesuai dengan standar kebidanan pada bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami
proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian
fisiologis berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk
dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau
letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat (Tando, Naomy
Marie, 2016).
Menurut Sarwono (2016) dalam buku Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir (Sondakh, 2017) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan
sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.
Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :
a. Berat badan 2.500-4.000 gram.
b. Panjang badan 48-52.
c. Lingkar dada 30-38.
d. Lingkar kepala 33-35.
e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah
sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora, dan pada lakilaki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
k. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.
l. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.
m. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan (Tando, 2016).

2. Perubahan Fisiologis
1) Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30
detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat
aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh
beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru
lahir berkisar 30-60 kali/menit
2) Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan
terjadi peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon
dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.
3) Perubahan termoregulasi dan metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu
ruangan 25 ºC, maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Suhu lingkungan yang
tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan
trauma dingin (cold injury).
4) Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis
belum berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan
gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil,
kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada
ekstremitas.
5) Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun
menjadi 50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga
kadar gula akan mencapai 120mg/100mL.
6) Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama
setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu
mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
7) Perubahan Hati
Selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang
essensial untuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah
bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari
hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel
darah merah.
8) Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme
penyerang dipintu masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung
secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi
baru lahir (Sondakh, 2017).
B. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak
tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,
melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata
antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta
melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2017).
Menurut Indrayani dalam buku update asuhan persalinan dan bayi
baru lahir (2016), manajemen asuhan bayi baru lahir diantaranya:
a. Penilaian Bayi Baru Lahir
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan pada perut bawah ibu. Apabila tali pusat pendek, maka
letakkan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut
dalam keadaan bersih dan kering. Segera lakukan penilaian awal:
1) Apakah bayi bergerak aktif?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
3) Apakah bayi menangis atau bernafas?
4) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis
Apabila bayi mengalami kesulitan bernafas maka lakukan tindakan
resusitasi pada bayi baru lahir.
b. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan
upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat
mengalami hipotermia. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan
diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
c. Merawat tali pusat
Memotong dan Mengikat Tali Pusat
1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi
lahir. Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat
dipotong.
2) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm
dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan
tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat rematu
ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan
tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari
tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang
lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT atau steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5%.
6) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi
Menyusu Dini.
Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali
pusat.
2) Jangan membungkus rematu tali pusat atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke rematu tali pusat. Nasihatkan
hal ini juga kepada ibu dan keluarganya.
3) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih
diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau
lembab.
4) Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum
meninggalkan bayi:
a) Lipat popok di bawah rematu tali pusat.
b) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih,
sampai sisa tali pusat remature dan terlepas sendiri.
c) Jika rematu tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati)
dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan
secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
d) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan
pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau
berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
d. Pemberian ASI
Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyus dini adalah bayi
muali menyusu sendiri segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibunya dibiarkan setidaknya setalah satu jam segera
setelah lahir, kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan
sendirinya. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the berst crawl
atau merangkak mencari payudara.
1) Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan
resusitasi, letakkan bayi di atas perut ibunya (bila
rematu,bayi diletakkan diatas dada) dan keringkan bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan
membantunya mencari rematu ibu yang mempunyai bau
yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga
tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak
perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat
berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2) Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di
atas perut ibu dengan kepala bayi menghadap kearah kepala
ibunya.
3) Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan
menyelimuti ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala
bayi.
4) Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade
memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami
sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding yang dapat
diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu,
selama beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap
waspada melihat kesekelilingnya.
5) Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan
menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya.
Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi.
Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat
melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan
bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan
kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang
menyerupai pijatan pada payudara ibu.
6) Bayi kemudian mencapai rematu dengan mengandalkan
indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua
tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum
rematu, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai
antara 27 – 71 menit.
7) Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama
berlangsung sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai,
selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk
menyusu. Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi
gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.
8) Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru
tindakan asuhan keperawatan seperti menimbang,
pemeriksaan antropometri lainnya, penyuntikkan vitamin
K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat dilakukan.
9) Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir
atau pada hari berikut.
10) Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat
disusukan sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat
gabung).
e. Pencegahan Perdarahan
Semua BBL diberi vit. K1 (phytomenandione) injeksi 1 mg
intramuskuler setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk
mencegah erdarahan BBL akibat defisiensi vt. K yang dapat dialami
oleh segabian BBL. Cara penyuntikkan K1 adalah :
1) Gunakan semprit sekali pakai steril 1 ml (semprit tuberculin).
2) Jika menggunakan sediaan 10 mg/Ml maka masukkan vit. K1
kedalam semprit sebanyak 0,15 ml. Suntikkan secara
intramuskular di paha kiri bayi bagian anteerolateral sepertiga
tengah sebanyak 0,1 ml (1 mg dosis tunggal)
3) Jika menggunakan sediaan 2 mg/Ml maka masukkan vit. K1
kedalam semprit sebanyak 0,75 ml. Suntikkan secara
intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga
tengah sebanyak 0,5 ml (1 mg dosis tunggal).
f. Pencegahan Infeksi Mata
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi
tersebut menggunakan antibiotika harus tepat diberikan pada waktu
satu jam setelah kelahiran. Kandungan obat salep mata
Chloramphenicol adalah 10 mg . Untuk dosis, umumnya digunakan
sebagai pendukung pemulihan infeksi mata dengan kadar dosisi 1 %
tiga hingga empat kali sehari selama 10- 15 hari pasca kelahiran.
g. Pemberian Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi.
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1,
pada saat bayi baru berumur 2 jam.
h. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir Pemeriksaan BBL dilakukan pada:
a. Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)
b. Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1 – 3
hari, 1 kali pada umur 4 – 7 hari dan 1 kali pada umur 8 – 28 hari.
i. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir menurut JNPK (2008) antara lain:
a. Tidak dapat menyusu b) Kejang
b. Mengantuk atau tidak sadar
c. Napas cepat (> 60 kali per menit)
d. Merintih
e. Retraksi dinding dada bawah
f. Sianosis sentral
j. Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir menurut Saifuddin (2009)
a. Suhu badan dan lingkungan
b. Menilai apgar
c. Menilai APGAR
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat
untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit
dan 5 menit. Pada tahun 1952 dr.Virginia Apgar mendesain
sebuah metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis
bayi baru lahir.Nilai Apgar dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi.Perlu
kita ketahui nilai Apgar suatu ekspresi keadaan fisiologis bayi
baru lahir dan dibatasi oleh waktu. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan,
trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia
dan kelahiran remature. Nilai Apgar dapat juga digunakan
untuk menilai respon resusitasi.

d. Tanda – tanda vital


e. Berat badan
f. Mandi dan perawatan kulit
g. Pakaian
h. Perawatan tali pusat
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DIRUANG BAYI
PADA BY NY.D USIA 1 HARI DENGAN LAHIR SPONTAN
DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
KOTA BATAM
TAHUN 2021

HARI / TANGGAL : 25 Januari 2021

JAM : 12:54

TEMPAT : Ruang Bayi

PENGKAJI : Siti Alvira

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama bayi : By Ny. D
Umur bayi : 1 Hari
Tgl/Jam lahir : 25 januari 2021 / 12:54
Jenis kelamin : laki-laki
BB/PB : 3300 gram / 48 cm
Nama ibu : Ny. Diah Kusuma Nama Ayah : Tn. Suwandi
Umur : 30 Thn Umur : 33 Thn
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah: Bengkong Kolam Mas Blok C NO 16
Telp : 0812XXXXXXXX

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal :25 Januari 2021 Pukul :13.20
1. Riwayat Penyakit Kehamilan:
a. Perdarahan : tidak ada
b. Pre Eklampsi : tidak ada
c. Eklampsia : tidak ada
d. Penyakit kelamin : tidak ada
e. lain-lain :-
2. Kebiasan Waktu Hamil
a. Makanan : tidak ada
b. Obat-obatan/Jamu : tidak ada
c. Lain-lain ;-
3. Riwayat Perslinan Sekarang
a. Jenis Persalinan : Spontan Kepala
b. Di tolong oleh : Bd. Nuri
c. Lama Persalinan : 1 Jam
d. Ketuban Pecah : Amniotomi
e. Komplikasi persalinan
Ibu : tidak ada
Bayi : tidak ada
Nilai Apgar : 1 – 5 : 8 5 – 10: 9

Tanda 1’ 5” 10”
Appearance color 2 2
(WarnaKulit)
Pulse 2 2
( DenyutJantung )
Grimace 1 2
( Refleks )
Activity 1 1
( Tonus Otot)
Respiration 2 2
( Usaha Bernapas)
8 9
JUMLAH

RESUSITASI
Pengisapan lender : Ya Rangsangan : Tidak / Ya
Ambu : Tidak Lamanya :- menit
Massage jantung : Tidak Lamanya :- menit
Intubasi Endotracheal : Tidak Lamanya :- menit
Oksigen : Tidak Lamanya : - Lt/menit
Therapi : Tidak dilakukan
Keterangan : Tidak dilakukan

F. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)


a. PemeriksaanUmum
Keadaan umum :baik
Suhu :36,8 Oc
Pernafasan :40 x/i
Heart rate :130 x/i
Berat badan sekarang :3300 gram

b. Pemeriksaan Fisik Secara Sistemetis


Kepala : Tidak ada caput succedenum,lingkar kepala 33 cm,
dan tidak ada cephal hematoma
Ubun-ubun : Normal
Muka : Tidak ada pembekakan, tidak pucat dan tidak ada
tanda lahir
Mata : Simestris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,
sclera tidak icterus.
Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran
Mulut : bersih,reflek rooting (+), tidak ada labio sikisis dan
Labio palatokisis
Hidung : Simetris,tidak ada pengeluaran
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis atau
pembengkakan kelenjar tyroid.
Dada : Simestris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai
dengan nafas bayi, tidak ada tonjolan dada pada
bayi, tonus otot bayi baik dan lingkar dada 31 cm
Tali pusat : Tidak berair dan tidak ada infeksi
Punggug : Tidak ada spinabifida
Extremitas : Atas dan bawah normal,tidak ada polidaktili dan
reflek ka/ki (+) tidak ada polidaktili dan sindaktili
Genetalia : bersih,tidak ada kelainan,labia mayora ditutupi
labia minora
Anus : berlubang ,tidak ada kelainan, sudah BAB dan
BAK
Kulit : kemerahan dan tugor baik

c. Refleks
Refleks Moro : bayi terkejut bila di sentuh, aktif
Refleks Rooting : mulut bayi di sentuh dan mengikuti arah yang di
sentuh,aktif
Refleks Grahs : bayi menggenggam, aktif

Refleks Suchking: mulut bayi tersentuh dan melakukan gerakan


menghisap, aktif
Refleks :+

d. Antropometri
LingkarKepala : 33 cm
Lingkar Dada : 31 cm
e. Eliminasi
Miksi :Sudah Warna : putih
Meconium:Sudah Warna : hijau kecoklatan

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah : Hemoglobin : tidak dilakukan Leukosit :tidak
dilakukan
Bilirubin : tidak dilakukan
Urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa: By Ny. D usia 1 hari dengan lahir Spontan
DS: Ibu melahirkan pada tanggal 25 januari 2021 pukul 12:54 wib secara
spontan
Ibu melahirkan cukup bulan yaitu usia ±38 minggu
DO: Bb: 3300 gram, suhu: 36.8Oc,RR:40 x/I, N:130 x/I,Pb:48 cm,Lk: 33 cm,
Ld:31 cm

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


- tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU


KOLABORASI
- tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan
2. KIE pencegahan hipotermi pada bayi
3. Anjurkan ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi
4. Anjurkan teknik menyusui yang benar
5. Ganti pempers bayi dan menjaga kehangatan bayi
6. Lakukan observasi dan perawatan tali pusat

VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, tanda-tanda vital:
denyut jantung 130 x/I, pernafasan 40 x/I, suhu 36,8 x/I, berat badan 3300
gram, panjang badan 48cm, keadaan bayi baik.
2. Melakukan pencegahan hipotermi pada bayi dengan menyalakan lampu di
tempat tidur bayi dan membedong bayi
3. Menganjurkan ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi. Rangsangan oleh
hisapan bayi merangsang hipofisis posterior mengeluarkan hormone
oksitosin untuk sekresi ASI dan hipofisis anterior untuk mengeluarkan
ASI yang dibutuhkan bayi. Pentingnya ASI ekslusif berguna untuk
petumbuhan dan perkembangan bayi.
4. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu pertama mengeluarkan
sedikit ASI lalu oleskan pada bagian areola (putting) ibu setelah itu dekap
bayi dengan badan bayi mengarah pada ibu, lalu masukan putting ke
dalam mulut bayi pastikan semua masuk, biarkan bayi menyusu sampai ia
kenyang yaitu sekitar 10-15 menit, lakukan secara bergantian dengan
kedua payudara ibu, lalu setelah selesai masukan jari kelingking ibu
kemulut bayi untuk mengeluarkan putting setelah itu oles kembali dengan
mengeluarkan sedikit ASI.
5. Mengganti pempers bayi bila sudah terasa penuh, menjaga kehangatan
bayi dengan mengganti baju bayi bila terasa lembab atau basah,
memakaikan bedong dan selimut pada bayi
6. Melakukan observasi dan perawatan tali pusat yaitu dengan menutup tali
pusat dengan kassa steril, dan jangan memberikan tambahan apapun ke
kassa seperti betadine atau alcohol. Adanya luka yang terbuka dan lembab
dapat terjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme.

VII. EVALUASI
1. ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan Ibu dan keluarga
sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Telah dilakukan pecegahan hipotermi
3. Ibu bersedia memberikan ASI ekslusif pada bayinya
4. Ibu sudah mengerti dan akan melakukan anjuran cara menyusui yang
benar
5. Menjaga kehangatan bayi telah dilakukan
6. Observasi telah dilakukan dengan hasil tidak ada perdarahan tali pusat
dan perawatan tali pusat telah dilakukan
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DIRUANG BAYI
PADA BY NY.D USIA 1 HARI DENGAN LAHIR SPONTAN
DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
KOTA BATAM
TAHUN 2021

Tanggal Subjektif :
25 January 2021 1. Keadaan bayi sangat baik
Jam 2. Bayi sudah menyusui denngan ibunya
12:54 WIB
Objektif:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36,8 Oc
Respirasi : 40 x/i
Denyut jantung : 130 x/i
Berat badan : 3300 gram
Warna kulit : Kemerahan
Reflek menghisap dan menelan : aktif

Assesment
By Ny.D usia 1 hari dengan lahir spontan

Planning:

1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan


bahwa keadaan bayi sudah baik, TTV batas normal dan
sudah bisa menyusui dari ibunya
- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan
penjelasan yang sudah diberikan

2. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar


yaitu pertama mengeluarkan sedikit ASI lalu
mengoleskannya pada putting, lalu pastikan bagian
putting masuk seluruhnya kemulut bayi untuk mencegah
putting susu lecet, bayi disusui sampai ia kenyang
minimal 10-15 menit secara bergantian dengan payudara
kiri dan kanan, lalu setelah selesai masukan jari
kelingking ibu dari samping untuk mengeluarkan mulut
bayi, dan terakhir mengoleskan kembali putting susu ibu
- Ibu sudah mengerti dan telah dilakukan
3. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk selalu
menjaga kebersihan bayinya dengan cara mencuci tangan
sebelum dan sesudah memegang bayi
- Ibu dan keluarga bersedia untuk mencuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi
4. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara
on demand
- Ibu bersedia
5. mengganti pempers setiap BAB/BAK
- telah dilakukan
6. mengajari ibu perawatan tali pusat bayi,menutup dengan
kasa steril
- telah dilakukan
7. memberitahu ibu untuk memberi bayinya imunisasi lanjut
di puskesmas terdekat/ rumah sakit
- ibu sudah mengerti
8. menganjurkan ibunya untuk menyusui bayinya selama 6
bulan
- ibu sudah mengerti

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. D lahir spontan pada tanggal 25 Januari 2021, pukul


12:54 Wib dengan bugar, menangis kuat, tidak ada cacat bawaan,
warna kulit kemerahan, tonus ototaktif dan pernafasan baik. Jenis
kelamin laki-laki, berat badan 3300 gram, panjang badan 48 cm,
ekstremitas lengkap, reflek bagus, pergerakan aktif, anus (+). Hal ini
sesuai denganteori dimana bayi baru lahir normal dan sehat apabila
warna kulit merah, denyut jantung>100 x/i, menangis kuat, tonus otot
bergerak aktif, pernafasan baik dan tidak ada komplikasipada bayi
tersebut (Tando, 2016).Pada saat umur bayi 2 jam, dilakukan
pemeriksaan fisik bayi serta memberikanpenyuluhan kepada ibu
tentang perawatan pencegahan hipotermi, pemberian ASI
eksklusif,dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang
badan dengan hasil berat badan 3300 gram, panjang badan 48 cm.
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir 1 jam setelah lahir
memberikan suntik imunisasi HB0 pada paha bagian luar untuk
imunisasi dasar , dan suntik Vit K.

2. Neonatus 1 Hari

Setelah 6 jam, asuhan yang diberikan yaitu bayi dimandikan


dengan air hangat,melakukan perawatan tali pusat dimana tali pusat
dibungkus dengan kassa kering steril,membedong bayi untuk menjaga
kehangatan bayi dan asuhan ini sudah sesuai dengan teoriyang
menyatakan bahwa bayi baru lahir jangan langsung dimandikan, bayi
boleh dimandikan 6 jam setelah lahir dengan keadaan bayi tidak
hipotermi. Setelah itu diberikan kepada ibuuntuk segera disusui.
Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang posisi dan cara
menyusuiyang baik dan cara perawatan tali pusat yaitu dengan
mengganti kassa steril yang sudah basah dengan kassa yang baru, hal
ini dilakukan untuk menjaga dan mencegah agar tali pusat bayi tidak
infeksi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan bayi baru lahir Ny. D jenis kelamin laki-laki, BB 3300 gram, PB
48 cm yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 6 jam tidak ditemukan
masalah atau komplikasi, berjalan secara fisiologis.

B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang bidan diharapkan
senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih
profesional berdasarkan manajemen kebidanan sebagai
pertanggungjawaban apabila ada gugatan.
2. Bagi Ibu
Diharapkan pada setiap ibu agar dapat memberikan ASI kepada
bayinya hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan hingga umur 2 tahun dan
didampingi dengan Makanan Pendamping ASI. Diharapkan ibu dapat
menyusui bayinya sesering mungkin atau setiap 2 jam sekali.
Diharapkan pula ibu dapat menjaga kesehatan bayinya dengan
menjaga kehangatan bayinya, menjaga kebersihan dilingkungan sekitar
bayi, dan mencegah terjadinya tanda-tanda bahaya pada bayi.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui bagaiamana memberikan asuhan
yang baik dan benar pada bayi baru lahir serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan
serta penanganan pada bayi baru lahir baik secara fisiologis maupun
patologis sehingga tidak terjadinya komplikasi pada bayi baru lahir.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Sondakh, Jenny J.S. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Tando M.N. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
EGC Jakarta : Erlangga.

Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: DepkesRI Jannah, 2017.


ASKEB II Persalianan Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC. Johariyah.2016.

Anita Lochkart RN.MSN, Dr. Lyndon Saputra. 2014. Asuhan Kebidanan


Neonatus Normal dan Patologis. Tangerang : Binarupa Aksara.

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai