Disusun Oleh :
Siti Alvira (526080619009)
Pada Tanggal:
Januari 2021
Pembimbing:
1.Pembimbing Lahan :
Tanda Tangan :
2.Pembimbing Akademik : Desi Pramita.,SST.,M.KES
Tanda Tangan :
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Siti Alvira
NIM : 526080619009
Telah di selesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan telah disetujui
oleh Pembimbing lahan praktek maupun Pembimbing Akademik
Pada Tanggal :
Januari 2021
Akademik
Desi Pramita.,SST.,M.KES
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 526080619009
Tingkat/Semester : II/III
Batam…..………
Mengetahui,
……………... ………………
TJ Ruangan Pembimbing
Akademik
………….. ………………
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Diruang Bayi Pada By. Ny.D Di Rumah Sakit
Harapan Bunda Kota Batam Tahun 2021”. Adapun tujuan dalam pembuatan
laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas dalam praktik lahan.
Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu memberikan masukan, dorongan, ilmu, dan
saran kepada kami sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan. Namun, terlepas
dari itu kami memahami bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga kami juga berharap ada kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya laporan kasus selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………….
Halaman Persetujuan………………………………………………..
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Singkatan dan Istilah…………………………………………
BAB I Pendahuluan..............................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan penulisan ..........................................................................
D. Manfaat …………………………………………………………
BAB II Pembahasan ............................................................................
A. Bayi Baru Lahirl ..........................................................................
1. Pengertian .....................................................................................
2. Perubahan Fisiologis.....................................................................
3. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.............................................
BAB III Kasus ......................................................................................
BAB IV Pembahasan ………………………………………………….
BAB V Penutup ………………………………………………………..
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
2. Perubahan Fisiologis
1) Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30
detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat
aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh
beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru
lahir berkisar 30-60 kali/menit
2) Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan
terjadi peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon
dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.
3) Perubahan termoregulasi dan metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu
ruangan 25 ºC, maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Suhu lingkungan yang
tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan
trauma dingin (cold injury).
4) Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis
belum berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan
gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil,
kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada
ekstremitas.
5) Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun
menjadi 50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga
kadar gula akan mencapai 120mg/100mL.
6) Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama
setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu
mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
7) Perubahan Hati
Selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang
essensial untuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah
bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari
hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel
darah merah.
8) Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme
penyerang dipintu masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung
secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi
baru lahir (Sondakh, 2017).
B. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak
tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,
melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata
antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta
melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2017).
Menurut Indrayani dalam buku update asuhan persalinan dan bayi
baru lahir (2016), manajemen asuhan bayi baru lahir diantaranya:
a. Penilaian Bayi Baru Lahir
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan pada perut bawah ibu. Apabila tali pusat pendek, maka
letakkan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut
dalam keadaan bersih dan kering. Segera lakukan penilaian awal:
1) Apakah bayi bergerak aktif?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
3) Apakah bayi menangis atau bernafas?
4) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis
Apabila bayi mengalami kesulitan bernafas maka lakukan tindakan
resusitasi pada bayi baru lahir.
b. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan
upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat
mengalami hipotermia. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan
diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
c. Merawat tali pusat
Memotong dan Mengikat Tali Pusat
1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi
lahir. Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat
dipotong.
2) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm
dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan
tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat rematu
ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan
tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari
tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang
lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT atau steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5%.
6) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi
Menyusu Dini.
Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali
pusat.
2) Jangan membungkus rematu tali pusat atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke rematu tali pusat. Nasihatkan
hal ini juga kepada ibu dan keluarganya.
3) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih
diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau
lembab.
4) Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum
meninggalkan bayi:
a) Lipat popok di bawah rematu tali pusat.
b) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih,
sampai sisa tali pusat remature dan terlepas sendiri.
c) Jika rematu tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati)
dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan
secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
d) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan
pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau
berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
d. Pemberian ASI
Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyus dini adalah bayi
muali menyusu sendiri segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibunya dibiarkan setidaknya setalah satu jam segera
setelah lahir, kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan
sendirinya. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the berst crawl
atau merangkak mencari payudara.
1) Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan
resusitasi, letakkan bayi di atas perut ibunya (bila
rematu,bayi diletakkan diatas dada) dan keringkan bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan
membantunya mencari rematu ibu yang mempunyai bau
yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga
tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak
perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat
berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2) Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di
atas perut ibu dengan kepala bayi menghadap kearah kepala
ibunya.
3) Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan
menyelimuti ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala
bayi.
4) Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade
memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami
sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding yang dapat
diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu,
selama beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap
waspada melihat kesekelilingnya.
5) Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan
menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya.
Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi.
Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat
melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan
bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan
kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang
menyerupai pijatan pada payudara ibu.
6) Bayi kemudian mencapai rematu dengan mengandalkan
indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua
tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum
rematu, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai
antara 27 – 71 menit.
7) Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama
berlangsung sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai,
selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk
menyusu. Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi
gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.
8) Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru
tindakan asuhan keperawatan seperti menimbang,
pemeriksaan antropometri lainnya, penyuntikkan vitamin
K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat dilakukan.
9) Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir
atau pada hari berikut.
10) Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat
disusukan sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat
gabung).
e. Pencegahan Perdarahan
Semua BBL diberi vit. K1 (phytomenandione) injeksi 1 mg
intramuskuler setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk
mencegah erdarahan BBL akibat defisiensi vt. K yang dapat dialami
oleh segabian BBL. Cara penyuntikkan K1 adalah :
1) Gunakan semprit sekali pakai steril 1 ml (semprit tuberculin).
2) Jika menggunakan sediaan 10 mg/Ml maka masukkan vit. K1
kedalam semprit sebanyak 0,15 ml. Suntikkan secara
intramuskular di paha kiri bayi bagian anteerolateral sepertiga
tengah sebanyak 0,1 ml (1 mg dosis tunggal)
3) Jika menggunakan sediaan 2 mg/Ml maka masukkan vit. K1
kedalam semprit sebanyak 0,75 ml. Suntikkan secara
intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga
tengah sebanyak 0,5 ml (1 mg dosis tunggal).
f. Pencegahan Infeksi Mata
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi
tersebut menggunakan antibiotika harus tepat diberikan pada waktu
satu jam setelah kelahiran. Kandungan obat salep mata
Chloramphenicol adalah 10 mg . Untuk dosis, umumnya digunakan
sebagai pendukung pemulihan infeksi mata dengan kadar dosisi 1 %
tiga hingga empat kali sehari selama 10- 15 hari pasca kelahiran.
g. Pemberian Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi.
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1,
pada saat bayi baru berumur 2 jam.
h. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir Pemeriksaan BBL dilakukan pada:
a. Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)
b. Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1 – 3
hari, 1 kali pada umur 4 – 7 hari dan 1 kali pada umur 8 – 28 hari.
i. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir menurut JNPK (2008) antara lain:
a. Tidak dapat menyusu b) Kejang
b. Mengantuk atau tidak sadar
c. Napas cepat (> 60 kali per menit)
d. Merintih
e. Retraksi dinding dada bawah
f. Sianosis sentral
j. Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir menurut Saifuddin (2009)
a. Suhu badan dan lingkungan
b. Menilai apgar
c. Menilai APGAR
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat
untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit
dan 5 menit. Pada tahun 1952 dr.Virginia Apgar mendesain
sebuah metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis
bayi baru lahir.Nilai Apgar dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi.Perlu
kita ketahui nilai Apgar suatu ekspresi keadaan fisiologis bayi
baru lahir dan dibatasi oleh waktu. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan,
trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia
dan kelahiran remature. Nilai Apgar dapat juga digunakan
untuk menilai respon resusitasi.
JAM : 12:54
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama bayi : By Ny. D
Umur bayi : 1 Hari
Tgl/Jam lahir : 25 januari 2021 / 12:54
Jenis kelamin : laki-laki
BB/PB : 3300 gram / 48 cm
Nama ibu : Ny. Diah Kusuma Nama Ayah : Tn. Suwandi
Umur : 30 Thn Umur : 33 Thn
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah: Bengkong Kolam Mas Blok C NO 16
Telp : 0812XXXXXXXX
Tanda 1’ 5” 10”
Appearance color 2 2
(WarnaKulit)
Pulse 2 2
( DenyutJantung )
Grimace 1 2
( Refleks )
Activity 1 1
( Tonus Otot)
Respiration 2 2
( Usaha Bernapas)
8 9
JUMLAH
RESUSITASI
Pengisapan lender : Ya Rangsangan : Tidak / Ya
Ambu : Tidak Lamanya :- menit
Massage jantung : Tidak Lamanya :- menit
Intubasi Endotracheal : Tidak Lamanya :- menit
Oksigen : Tidak Lamanya : - Lt/menit
Therapi : Tidak dilakukan
Keterangan : Tidak dilakukan
c. Refleks
Refleks Moro : bayi terkejut bila di sentuh, aktif
Refleks Rooting : mulut bayi di sentuh dan mengikuti arah yang di
sentuh,aktif
Refleks Grahs : bayi menggenggam, aktif
d. Antropometri
LingkarKepala : 33 cm
Lingkar Dada : 31 cm
e. Eliminasi
Miksi :Sudah Warna : putih
Meconium:Sudah Warna : hijau kecoklatan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah : Hemoglobin : tidak dilakukan Leukosit :tidak
dilakukan
Bilirubin : tidak dilakukan
Urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak dilakukan
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan
2. KIE pencegahan hipotermi pada bayi
3. Anjurkan ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi
4. Anjurkan teknik menyusui yang benar
5. Ganti pempers bayi dan menjaga kehangatan bayi
6. Lakukan observasi dan perawatan tali pusat
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, tanda-tanda vital:
denyut jantung 130 x/I, pernafasan 40 x/I, suhu 36,8 x/I, berat badan 3300
gram, panjang badan 48cm, keadaan bayi baik.
2. Melakukan pencegahan hipotermi pada bayi dengan menyalakan lampu di
tempat tidur bayi dan membedong bayi
3. Menganjurkan ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi. Rangsangan oleh
hisapan bayi merangsang hipofisis posterior mengeluarkan hormone
oksitosin untuk sekresi ASI dan hipofisis anterior untuk mengeluarkan
ASI yang dibutuhkan bayi. Pentingnya ASI ekslusif berguna untuk
petumbuhan dan perkembangan bayi.
4. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu pertama mengeluarkan
sedikit ASI lalu oleskan pada bagian areola (putting) ibu setelah itu dekap
bayi dengan badan bayi mengarah pada ibu, lalu masukan putting ke
dalam mulut bayi pastikan semua masuk, biarkan bayi menyusu sampai ia
kenyang yaitu sekitar 10-15 menit, lakukan secara bergantian dengan
kedua payudara ibu, lalu setelah selesai masukan jari kelingking ibu
kemulut bayi untuk mengeluarkan putting setelah itu oles kembali dengan
mengeluarkan sedikit ASI.
5. Mengganti pempers bayi bila sudah terasa penuh, menjaga kehangatan
bayi dengan mengganti baju bayi bila terasa lembab atau basah,
memakaikan bedong dan selimut pada bayi
6. Melakukan observasi dan perawatan tali pusat yaitu dengan menutup tali
pusat dengan kassa steril, dan jangan memberikan tambahan apapun ke
kassa seperti betadine atau alcohol. Adanya luka yang terbuka dan lembab
dapat terjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme.
VII. EVALUASI
1. ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan Ibu dan keluarga
sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Telah dilakukan pecegahan hipotermi
3. Ibu bersedia memberikan ASI ekslusif pada bayinya
4. Ibu sudah mengerti dan akan melakukan anjuran cara menyusui yang
benar
5. Menjaga kehangatan bayi telah dilakukan
6. Observasi telah dilakukan dengan hasil tidak ada perdarahan tali pusat
dan perawatan tali pusat telah dilakukan
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DIRUANG BAYI
PADA BY NY.D USIA 1 HARI DENGAN LAHIR SPONTAN
DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
KOTA BATAM
TAHUN 2021
Tanggal Subjektif :
25 January 2021 1. Keadaan bayi sangat baik
Jam 2. Bayi sudah menyusui denngan ibunya
12:54 WIB
Objektif:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36,8 Oc
Respirasi : 40 x/i
Denyut jantung : 130 x/i
Berat badan : 3300 gram
Warna kulit : Kemerahan
Reflek menghisap dan menelan : aktif
Assesment
By Ny.D usia 1 hari dengan lahir spontan
Planning:
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Neonatus 1 Hari
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan bayi baru lahir Ny. D jenis kelamin laki-laki, BB 3300 gram, PB
48 cm yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 6 jam tidak ditemukan
masalah atau komplikasi, berjalan secara fisiologis.
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang bidan diharapkan
senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih
profesional berdasarkan manajemen kebidanan sebagai
pertanggungjawaban apabila ada gugatan.
2. Bagi Ibu
Diharapkan pada setiap ibu agar dapat memberikan ASI kepada
bayinya hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan hingga umur 2 tahun dan
didampingi dengan Makanan Pendamping ASI. Diharapkan ibu dapat
menyusui bayinya sesering mungkin atau setiap 2 jam sekali.
Diharapkan pula ibu dapat menjaga kesehatan bayinya dengan
menjaga kehangatan bayinya, menjaga kebersihan dilingkungan sekitar
bayi, dan mencegah terjadinya tanda-tanda bahaya pada bayi.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui bagaiamana memberikan asuhan
yang baik dan benar pada bayi baru lahir serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan
serta penanganan pada bayi baru lahir baik secara fisiologis maupun
patologis sehingga tidak terjadinya komplikasi pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Sondakh, Jenny J.S. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Tando M.N. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
EGC Jakarta : Erlangga.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika