DOSEN PEMBIMBING :
Oleh :
HERAWATI
NIM: PO71242230114
kompetensi, dan merupakan salah satu tugas seminar pribadi yang harus dipenuhi
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan studi kasus ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputihan fisiologis (normal) tidak berwarna atau jernih, tidak berbau, tidak
menyebabkan rasa gatal dan dipengaruhi oleh hormon, yang biasanya terjadi
pada saat menjelang dan sesudah haid, sekitar fase sekresi antara hari ke 10- 16
patologis (abnormal) akan menimbulkan rasa gatal serta rasa terbakar pada
organ reproduksi dan hal ini berpengaruh pada kebiasaan remaja yang
kronis, peradangan alat kelamin, serta ada penyakit dalam organ reproduksi
60%, pada tahun 2006 meningkat menjadi 70% wanita Indonesia pernah
putri di dunia menderita keputihan yang berupa cairan berwarna putih susu,
kekuningan dan kehijauan disertai rasa gatal, panas dan rasa perih saat
Badan Pusat Statistik Indonesia menyatakan bahwa tahun 2017 dari 43,3
juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun 83,3% pernah berhubungan seksual, yang
pernah mengalami keputihan sekitar 75%, sedangkan wanita Eropa pada tahun
Gejala keputihan juga dialami oleh wanita yang belum menikah atau remaja
putri yang berumur 15-24 tahun yaitu sekitar 31,8%. Departemen Kesehatan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Negara lain (Depkes RI, 2018).
dan luka pada daerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tempino”.
b. Tujuan Khusus
Puskesmas Tempino.
Tempino.
D. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
keputihan.
D. Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
anak ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja
muda (youth) untuk usia antara 15-24 tahun. Berdasarkan sifat atau ciri
masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15 tahun), dan
masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam
(Kusmiran, 2017).
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19
dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan
a. Remaja awal (10-12 tahun): merasa lebih dekat dengan teman sebaya,
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun): tampak dan merasa ingin mencari
atau abstrak.
persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting
terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk
mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas dan
dan publik.
3. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik
menghasilkan sperma. Ejakulasi ini biasanya terjadi pada saat tidur dan
akan keluar bersama darah menstruasi melalui vagina atau alat kelamin
b. Perkembangan Emosi
hormon, dapat ditandai dengan emosi yang sangat labil. Remaja belum
(Manisya, 2019).
c. Perkembangan Kognitif
masalah dengan tindakan yang logis. Remaja dapat berfikir abstrak dan
d. Perkembangan Psikososial
pada kelompok sebaya. Pada masa ini, remaja mulai tertarik dengan
(Manisya, 2019).
B. Keputihan
1. Pengertian keputihan
gatal di dalam vagina dan disekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula
disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau
2. Klasifikasi Keputihan
sebagai berikut:
1) Keputihan fisiologis
gatal.
keputihan.
koitus
uterus.
2) Keputihan patologi
- Infeksi
itu sendiri.
- Benda asing
- Kanker
- Menopause
dan biasa terjadi pada kehamilan, penderita diabetes dan akseptor pil
KB.
3) Keputihan yang disertai rasa nyeri perut di bagian bawah atau nyeri
ronggan panggul.
4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat
Keputihan, diantaranya:
rambut vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat
sembunyi kuman.
dari depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan
mandi. Jangan lupa untuk tetap menjaga vagina dalam keadaan kering.
4) Hindari terlalu sering memakai bedak talk disekitar vagina, tisu harum
yang tidak bersih. Jadi bersik bak mandi, ember, ciduk, water torn dan
kuman.
6) Setia pada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari
hubungan intim.
5. Patofisiologi keputihan
Masalah baru ketika kondisi asam ini turun alias lebih besar dari 4,2,
6. Penatalaksanaan keputihan
lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan
bakteri dan bakteri. Sedian obat dapar berupa sediaan oral (tablet,
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga ringan, istirahat
berkepanjangan.
seksual.
4) Biasakan membasuh dengan benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang.
5) Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan
vagina.
6) Hindari penggunaan bedak talk, tisu atau sabun dengan pewangi pada
sebelum menggunakannya.
golongan metronidazol.
a. Riwayat Kesehatan
studi
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kpd
a. Riwayat Kesehatan,
menyertai diagnosa
Potensial
diidentifikasi
penanganan segera
kebidanan
prenatal saja, tapi selama wanita tsb bersama bidan, terus menerus,
lahir, distosia bahu, nilai APGAR yang rendah, Prolap tali pusat,
masalah psikologi.
c. Setiap rencana asuhan haruslah d setujui kedua belah pihak (bidan dan
berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisa dianggap valid
berbahaya.
b. bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
benar-benar terlaksana)
terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin
masa pubertas, dimana bagi remaja putri ditandai dengan matangnya organ
flour albus bagi remaja putri terutama masa sebelum dan sesudah haid.
Flour albus atau keputihan merupakan gejala yang berupa cairan
Pengeluaran cairan ini sebagai keadaan faal dari saluran kelamin wanita.
mengeluarkan cairan berupa lendir jenuh, tidak berwarna dan tidak berbau
busuk.
terjadi pada saat subur, serta saat sesudah dan sebelum menstruasi yang
memiliki ciri-ciri: keputihan encer, bening, tidak berbau dan tidak gatal.
keluarnya caira selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik
berbau atau tidak, serta disertai gatal setempat. Penyebab keputihan dapat
terjadi karena mencuci vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang
yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam vagina. Selain karena
infeksi, keputihan dapat juga disebabkan oleh masalah hormonal, celana
Remaja putri Indonesia dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83%
kedua setelah gangguan haid yang sering terjadi pada usia remaja. Dari
85% wanita didunia menderita paling tidak sekali seumur hidup dan 45%
yang berhubungan erat dengan perubahan aspek fisik dan psikis. Salah
semua wanita. Remaja putri yang baru memasuki masa pubertas dengan
segala bentuk perubahan pada diri mereka, masalah ini dapat berdampak
negatif jika tidak ditangani sejak dini. Tanda keputihan ini yaitu kondisi
vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir yang menyerupai seperti
pertama kali haid, biasanya terjadi diakhir siklus haid. Keputihan yang
rasa gatal.
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
Identitas klien
Nama : Nn. A
Umur : 16 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Siswa
Alamat : RT 12 Tempino
1. Keluhan utama
3. Riwayat Perkawinan
5. Riwayat Penyakit
penyakit menular.
a. Pola Nutrisi
Makan2 kali/hari dengan porsi sedang, menu nasi putih, lauk (tahu,
6gelas/hari.
b. Pola Eliminasi
BAK: 5 kali/hari
BAB: 1 kali/hari
c. Pola Aktifitas
hanya dengan air tanpa sabun pencuci vagina, tetapi ceboknya dari
e. Istirahat
8. Datapsikologis
dialaminya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan FisikUmum
b. Nadi : 82 x/menit
c. Suhu : 36,80C
d. Pernapasan : 20 x/menit
a. Kepala
b. Muka
c. Mata
d. Hidung
e. Telinga
Simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada karies pada
g. Leher
vena jugularis.
h. Dada
Simetris.
i. Abdomen
j. Genitalia
alat genitalianya.
k. Anus
l. Ekstremitas
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
I. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa : Nn. A umur 16 tahun dengan keputihan.
Data Subjektif
a. Nn. A mengatakan berumur 16 tahun.
b. Nn. A mengeluarkan lendir berlebihan dari kemaluannya berwarna
bening
seminggu setelah menstruasi hari terakhir.
Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. TTV : TD : 120/70 mmHg, R : 20 x/menit, N : 82x/menit
S:36,8 C
c. TB : 160 cm
d. BB : 45 kg
2. Masalah : Nn. A mengatakan merasa cemas dengan keadaannya dan
kurang pengetahuan tentang keputihan.
3. Kebutuhan
a. Beri support mental pada Nn. A.
b. KIE tentang cara personal hygiene dan pola hidup sehat
IV. PERENCANAAN
1. Jelaskan hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya.
3. Anjurkan pada Nn. A agar membiasakan pola hidup sehat.
4. Anjurkan pada Nn. A untuk membersihkan alat genitalia dengan benar.
5. Anjurkan pakai celana dalam bahan katun, tidak ketat, dan terlalu longgar.
6. Anjurkan sering ganti pembalut saat menstruasi.
7. Anjurkan pada Nn. A untuk datang lagi ke tenaga kesehatan jika keluhan
berlanjut.
8. Lakukan Dokumentasi
V. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dalam batas normal, TTV : TD: 120/70
mmHg, RR : 20x/menit , N: 82x/menit, S:36,8 C .
2. Melakukan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya
agar tetap kering dan bersih.
3. Menganjurkan pada Nn. A agar membiasakan pola hidup sehat, dengan
pola hidup sehat seperti yaitu diet yang seimbang, olahraga ringan,
istirahat yang cukup, hindari rokok, dan alkohol serta hindari stres
berkepanjangan.
4. Menganjurkan pada Nn. A untuk membersihkan alat genitalianya dengan
benar dari arah depan kebelakang menggunakan air bersih, dengan
membersihkan alat genitalia dengan benar dari arah depan kebelakang
maka akan mencegah terjadinya kuman atau virus dari anus naik ke vagina
ataupun ke uretra.
5. Anjurkan pakai celana dalam bahan katun, tidak ketat, dan terlalu longgar.
Menganjurkan pakai celana dalam bahan katun, tidak ketat, dan terlalu
longgar. Celana dalam dari bahan katun untuk pemakaian dalam jangka
waktu lama. Ini akan menjaga agar daerah intim tidak lembab, pilihlah
celana dalam yang tidak ketat dan tak terlalu longgar. Pastikan celana
dalam yang akan kamu kenakan memiliki ukuran yang pas Ladies. Ini
akan memberikan ruang yang pas bagi miss V untuk bernafas.
6. Menganjurkan sering ganti pembalut saat menstruasi, minimal 3-4 kali
sehari dapat menghindari kelembaban.
7. Menganjurkan pada Nn. A untuk datang lagi ke tenaga kesehatan jika
keluhan berlanjut, agar dapat memonitoring hasil asuhan yang telah
diberikan.
8. Melakukan dokumentasi
VI. EVALUASI
1. Nn. A mengetahui hasil pemeriksaan
2. Nn. A mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan bersedia
melakukan dan menerapkan di kehidupan sehari-sehari
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang analisis kasus yang ditemukan dilahan
praktik ditinjau dengan kajian teori pada jurnal rujukan berdasarkan Evidence
Based Midwifery (EBM) yang sesuai dengan kasus keputihan. Kasus yang
diangkat pada laporan ini yaitu kasus Nn. A usia 16 tahun di Puskesmas Tempino.
Berdasarkan dari hasil pengkajian dari data subjektif dan objektif yang
fisik menunjukkan ibu masih dalam keadaan baik dengan tanda-tanda vital dalam
batas normal.
segala permasalahannya. Fase paling penting bagi remaja adalah masa pubertas,
Kematangan organ reproduksi akan menjadi faktor pencetus flour albus bagi
remaja putri terutama masa sebelum dan sesudah haid (Pitriani, 2020).
Flour albus atau keputihan merupakan gejala yang berupa cairan yang
dikeluarkan dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah. Pengeluaran cairan ini
sebagai keadaan faal dari saluran kelamin wanita. Seluruh permukaan saluran
disikapinya.
Kebiasaan memakai celana ketat dan lembab adalah perilaku yang tidak
sehat sehingga bisa terkena infeksi jamur, bakteri dan kuman lainnya. Menurut
analisis peneliti pada kejadian keputihan didapatkan hasil keputihan terjadi karena
keputihan kemungkinan disebabkan oleh sikap yang kurang baik dalam menjaga
jika motivasi remaja putri baik akan ada keinginan yang mendorongnya untuk
caira selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau atau tidak, serta
disertai gatal setempat. Penyebab keputihan dapat secara normal (fisiologis) yang
dipengaruhi oleh hormon tertentu. Keputihan yang abnormal bisa disebabkan oleh
infeksi /peradangan yang terjadi karena mencuci vagina dengan air kotor,
berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam
vagina. Selain karena infeksi, keputihan dapat juga disebabkan oleh masalah
hormonal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular seksual
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keputihan fisiologis (normal) tidak berwarna atau jernih, tidak berbau, tidak
menyebabkan rasa gatal dan dipengaruhi oleh hormon, yang biasanya terjadi
pada saat menjelang dan sesudah haid, sekitar fase sekresi antara hari ke 10- 16
patologis (abnormal) akan menimbulkan rasa gatal serta rasa terbakar pada
A. Saran
kronis, peradangan alat kelamin, serta ada penyakit dalam organ reproduksi
kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Pitriani (2020)
Asuhan Kebidanan Pada Remaja Putri Dengan Keputihan
Maysaroh dan Marisah (2021)
Pengetahuan Tentang Keputihan Pada Remaja Putri
Amalia, dkk (2022)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Keputihan Pada
Remaja Putri
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1072/2/BAB%201.pdf
http://repository.unimus.ac.id/2696/6/BAB%20II.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8531/4/Chapter%202.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2171/3/BAB%20II.pdf