A. PENGKAJIAN
Tanggal : 9 September 2020
Waktu : Jam 10.00 WIB
Tempat : Rumah Pasien
B. BIODATA
Nama : Ny. S Nama pasangan : Tn. M
Umur : 22 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku bangsa : Dayak Suku bangsa : Dayak
Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat :Dilang Puti RT. 3 Alamat: :Dilang Puti RT. 3
C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Kunjungan rumah
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
hipertensi, jantung, paru – paru, asma, diabetes, TBC, HIV, hepatitis.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang menderita
hipertensi,jantung, paru – paru, asma, diabetes, TBC, HIV, hepatitis.
4. Riwayat Obstetri
Menarch : 12 tahun Siklus : teratur, 28-30 hari
Lamanya : 5-7 hari Nyeri haid : tidak ada
Banyaknya :Hari ke 1-3 ganti pembalut 3-4x/hari
Hari ke 4-7 ganti pembalut 2x/hari
5. Riwayat Hamil, Bersalin, Nifas yang Lalu
Pasien mengatakan belum pernah hamil
6. Riwayat KB : Pasien mengatakan tidak pernah ber-KB.
Jika pernah
Lama
Jenis KB Keluhan Alasan Berhenti
Penggunaan
- - - -
D. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 100/70 mmHg
4) Suhu /T : 36,7°C
5) Nadi : 80 kali/menit
6) RR : 16 kali/menit
7) BB : 50 Kg
8) PB : 157 cm
9) LILA : 24 cm
b. Status Present
Kepala :Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok
Muka :Wajah tidak pucat, tidak odema, tidak ada kelainan
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Hidung tampak bersih, tidak ada pembesaran polip
Mulut : bibir tidak pucat, bibir lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries gigi
Telinga : Simetris, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hepar
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Punggung : Tidak ada cekungan atau benjolan abnormal
Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas atas : simetris, tidak odema, tidak ada kelainan, turgor
kulit kembali cepat
Ekstremitas bawah : simetris, tidak odema, tidak ada kelainan, turgor
kulit kembali cepat
c. Status Obsterti
Muka : Tidak pucat, tidak odema, simetris
Mammae : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada massa abnormal
Abdomen : Tidak ada massa abnormal, tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 9 september 2020 Jam: 11.00 WIB
E. ANALISA
Diagnosa Kebidanan : Ny. S umur 22 tahun pra konsepsi dengan anemia
ringan
Masalah : Anemia ringan
Kebutuhan : Pendidikan kesehatan penanggulangan anemia
F. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 9 September 2020 Jam : 11.30WIB
1. Memberitahu klien mengenai hasil pemeriksaan bahwa secara umum
keadaan baik, tanda – tanda vital dalam batas normal
Hasil : Klien mengetahui hasil pemeriksaan bahwa hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital pasien dalam batas normal
2. Memberikan penjelasan mengenai hasil pemeriksaan laboratorium kepada
klien bahwa Hb 10,8 gr/dL yang berarti klien mengalami anemia ringan
dimana normalnya untuk wanita tidak hamil 12-16 gr/dL sehingga masih
kurang dari batas normal.
Hasil : Klien mengetahui hasil pemeriksaan bahwa Klien mengalami
kekurangan sel darah merah.
3. Menjelaskan kepada klien mengenai kebutuhan nutrisi wanita usia subur
untuk mencapai keluarga yang sehat dan keturunan yang berkualitas.
Manfaat zat gizi untuk memelihara kesuburan, meningkatkan kualitas
sperma, memantau dan mengusahakan berat badan ideal, kebutuhan (zink
dan zat besi, protein, asam folat, vitamin E seperti minyak kelapa sawit,
minyak kelapa, biji bunga matahari, dan tauge. Vitamin E dapat mencegah
penurunan kadar Haemoglobin, vitamin B12 seperti yang berasal dari
hewan yaitu berupa daging maupun olahannya seperti susu dan keju).
Menganjurkan pasien makan – makanan yang bergizi (nasi, lauk, sayur,
buah), mencukupi kebutuhan cairan dengan minimal 1,5 liter perhari,
menganjurkan pasien untuk memperbanyak makan sayuran berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, daging merah, hati ayam dan tidak pantang
makanan.
Hasil : Pasien mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia mengikuti
anjuran yang telah diberikan
4. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi kacang hijau, guna untuk
peningkatan kadar hemoglobin. Kacang hijau dapat berperan dalam
pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia karena kandungan
fitokimia dalam kacang hijau sangat lengkap sehingga dapat membantu
proses hematopoiesis. Kacang hijau juga memiliki kandungan vitamin dan
mineral. Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak
terdapat pada kacang hijau.
Hasil: Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
mengkonsumsi kacang hijau untuk peningkatan kadar hemoglobin.
5. Memberikan terapi tablet Fe 1 kali perhari diminum selama 30 hari, untuk
meningkatkan Hb dan mengatasi anemia, cara minumnya dengan
menggunakan air putih, air jeruk atau jus. Tidak boleh menggunakan air
susu, kopi dan teh karena dapat mengganggu proses penyerapan tablet
tambah darah. Menyimpan tablet tambah darah di ruangan sejuk.
Hasil : Klien bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan yaitu
mengkonsumsi tablet Fe satu kali sehari selama 30 hari untuk
meningkatkan Hb
6. Memberikan KIE kepada klien mengetahui masa subur dengan system
kalender, dimana hari pertama mensturasi dihitung sebagai siklus
mensturasi hari ke-1. Lamanya siklus mensturasi dimulai dari hari ke-1
hingga mensturasi berikutnya.
Ada beberapa siklus mensturasi yaitu :
a. Siklus mensturasi 28 hari.
Pada siklus ini, ovulasi akan terjadi pada hari ke-14, dan masa subur
adalah 2-3 hari sebelum hingga sesudah ovulasi. Jadi masa subur terjadi
antara hari ke-11 hingga hari ke-17.
b. Siklus 35 hari.
Ovulasi terjadi pada hari ke-21. Jika siklus mensturasi pendek maka
ovulasi juga semakin cepat.
c. Jika siklus mensturasi klien tidak teratur, klien harus mempunyai
catatan siklus selama minimal 6 bulan (6 siklus) berturut-turut untuk
mendapatkan siklus terpanjang dan siklus terpendeknya. Untuk siklus
mensturasi tidak teratur, maka masa subur dihitung dengan rumus yaitu:
Siklus terpanjang -11 hari dan siklus terpendek -18 hari.
Klien mengatakan siklus mensturasinya 28-30 hari dengan hari pertama
haid terakhir tanggal 9 bulan 9, dengan demikian kemungkinan klien
akan mensturasi kembali pada tanggal 7 bulan 10, hasil hitung, ovulasi
akan terjadi pada tanggal 23 september dengan masa subur dimulai
pada tanggal 20 dan berakhir pada tanggal 26 september.
Hasil :
Klien mengerti dengan penjelasan bidan dan mengerti peluang
kehamilan akan lebih besar apabila melakukan hubungan seksual pada
masa subur.
7. Memberikan KIE kepada klien mengenai tanda-tanda kehamilan seperti:
a. Tes kehamilan poitif (+)
b. Tidak mendapat menstruasi/ haid sebagaimana biasanya (tidak
menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya)
c. Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari
serta sering buang air kecil
d. Tidak ada nafsu makan
e. Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang jarang
ada atau tidak pernah dimakannya
f. Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar
detak jantung janin.
Hasil : Klien mengerti macam-macam tanda kehamilan yang telah
dijelaskan
8. Melakukan pendokumentasian terhadap asuhan yang telah diberikan
Hasil : dokumentasi telah dilakukan
NO.RM :
Nama Pasien : Ny. S
Nama Bidan : Bidan Santi Prasetyawati
Tanggal dan CATATAN PERKEMBANGAN Nama dan
Jam Paraf
18 September S : Ny. S mengatakan tidak ada keluhan
2020 O : 1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6oC
2. Status Present
Dalam batas normal
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11 gr/DL
PEMBAHASAN
Pada kasus ini Ny. “S” ingin program hamil. Berdasarkan pengkajian data
subyektif diperoleh bahwa Ny.”S” berusia 22 tahun. Sesuai peraturan menteri
kesehatan nomor 97 tahun 2014, pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
ditujukan pada 3 kelompok sasaran yaitu remaja, catin, dan PUS. Dan pada Klien
sudah sesuai dengan sasaran yaitu PUS. Pada catin dan PUS, pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil bertujuan untuk mempersiapkan pasangan agar sehat
sehingga perempuan dapat menjalankan proses kehamilan, persalinan yang sehat
dan selamat, serta melahirkan bayi yang sehat.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil bagi PUS diberikan kepada PUS
laki-laki maupun perempuan, baik yang belum mempunyai anak maupun yang
sudah memiliki anak dan ingin merencanakan kehamilan selanjutnya
Pada riwayat menstruasi diperoleh bahwa ibu memiliki siklus haid 28-30
hari teratur tiap bulan, lama sekitar 5-7 hari, tidak ada nyeri haid. Siklus
menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-32 hari dan hanya 10-15% yang
memiliki siklus menstruasi 28 hari (Proverawati & Misaroh, 2009).Sedangkan
untuk lama menstruasi normalnya berlangsung 3-7 hari (Ramaiah, 2006),
sementara itu menurut Proverawati dan Misaroh (2009) lama menstruasi
berlangsung selama 3-5 hari dan ada juga yang 7-8 hari. Dengan demikian tidak
ada gangguan pada Ny. “ S” terkait menstruasi. Bila ditemukan gangguan
menstruasi, baik siklus, lama menstruasi, nyeri haid berlebihan, maka dapat
berakibat pada gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Riwayat
kesehatan keluarga pada Ny.”S” dalam batas normal.
Pada data objektif, Ny. “S” memiliki Lila 24 cm yang termasuk dalam
kategori non KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko Kurang Energi Kronis
bilamana LILA (Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm berarti risiko Kekurangan
Energi Kronis dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko Kekutangan Energi Kronis
(Lubis, 2003). Status Kekurangan Energi Kronis sebelum kehamilan dalam jangka
panjang dan selama kehamilan akan menyebabkan ibu melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah. Di samping itu, akan mengakibatkan anemia pada bayi
baru lahir, mudah terinfeksi, abortus, dan terhambatnya pertumbuhan otak janin
(Supariasa, 2016).
Pada pemeriksaan penunjang, Ny. “S” memiliki Haemoglobin 10,8 gr/dl.
Hal ini berarti ibu mengalami anemia. Menurut WHO (2015) kadar haemoglobin
normal untuk wanita dewasa tidak hamil adalah <12 gr/dl sedangkan untuk wanita
hamil adalah <11 gr/dl. Derajat anemia berdasarkan kadar haemoglobin menurut
WHO (2015) yaitu anemia ringan sekali (Hb 10 g/dl – Batas normal ), anemia
ringan ( Hb 8 g/dl – 9.9 g/dl ), anemia sedang ( Hb 6 g/dl – 7.9 g/dl ), Anemia
Berat ( Hb <6 g/dl).
Menurut penelitian Dewi dan Susilowati (2015) dengan judul “Faktor-faktor
yang mempengaruh anemia pada remaja” didapatkan hasil bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi anemia seperti sosial demografi (jenis kelamin dan
pendidikan), gaya hidup (sarapan pagi) dan status kesehatan.
Menurut Riskesdas 2018 proporsi anemia pada remaja putri 48,9 %
mengalami peningkatan dibandingkan Riskesdas tahun 2013 yang hanya 37,1 %,
Prevalensi anemia pada perempuan relatif lebih tinggi (23,90%) dibanding laki-
laki (18,40%). Proporsi anemia ada dikelompok umur 15-24 tahun (Kemenkes,
2018). Remaja putri mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama
pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang lebih banyak
membutuhkan zat gizi. Remaja membutuhkan asupan gizi yang optimal untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Gizi merupakan suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui digesti, absorpsi,
transportasi penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan menghasilkan
energi. (Almatsier, 2009)
Anemia dapat menimbulkan risiko pada remaja putri baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek anemia dapat menimbulkan
keterlambatan pertumbuhan fisik, dan maturitas seksual tertunda. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di Sedayu, tentang hubungan kejadian anemia
dengan prestasi pada remaja putri didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
antara kejadian anemia terhadap prestasi belajar. Hal ini menunjukkan dampak
remaja yang mengalami anemia adalah kurangnya konsentrasi sehingga akan
mempengaruhi prestasi belajar remaja tersebut di kelasnya (Astriandani, 2015).
Dampak jangka panjang remaja putri yang mengalami anemia adalah sebagai
calon ibu yang nantinya hamil, maka remaja putri tidak akan mampu memenuhi
zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya yang dapat
menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan, risiko kematian
maternal, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian perinatal. (Akma L,
2016).
Zat besi dalam hemoglobin dapat keluar dari tubuh melalui pendarahan,
menstruasi, dan keringat/urin. Sisanya dibawa ke bagian tubuh lain yang
membutuhkan dan disimpan sebagai protein ferritin dan hemosiderin di dalam hati
(30%), sumsum tulang belakang (30%), dan selebihnya di dalam limfa dan otot
(Nawal S, 2014). Suplementasi tablet Fe akan meningkatkan oksigenasi dalam sel
menjadi lebih baik, metabolisme meningkat dan fungsi sel akan optimal sehingga
daya serap makanan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, asupan tablet Fe yang
rendah merupakan salah satu penyebab defisiensi besi. Pada saat persediaan
berkurang maka lebih banyak besi yang di absorpsi. Besi yang dicerna diubah
menjadi besi ferro di dalam lambung dan duodenum oleh transferin plasma ke
sum-sum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan jaringan
(Monica, 2014).
Pemberian Tablet Fe Pada WUS. Menurut Penelitian Nuraeni dkk (2019)
berjudul Peningkatan Kadar Hemoglobin melalui Pemeriksaan dan Pemberian
Tablet Fe Terhadap Remaja yang Mengalami Anemia Melalui “Gerakan Jumat
Pintar” mengatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian tablet Fe terhadap
peningkatan kadar hemoglobin remaja yang mengalami anemia yaitu 1,01 gr/dl.
Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikannya tablet Fe yang menderita
anemia ringan mengalami penurunan dari 42% menjadi 22,6%, yang menderita
anemia sedang mengalami penurunan dari 58% menjadi 42%. Sedangkan remaja
putri yang tidak anemia mengalami peningkatan menjadi 35,4% .
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka dilakukan
analisis terhadap Ny. “S” dengan perencanaan kehamilan (prakonsepsi).
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. “S” diantaranya dengan pemberian
konseling kebutuhan nutrisi wanita usia subur. Manfaat zat gizi untuk memelihara
kesuburan, meningkatkan kualitas sperma, memantau dan mengusahakan berat
badan ideal, kebutuhan (zink dan zat besi, protein, asam folat, vitamin E, vitamin
B12) tercukupi, menciptakan kualitas generasi penerus yang lebih baik.
Menganjurkan pasien makan – makanan yang bergizi (nasi, lauk, sayur, buah),
mencukupi kebutuhan cairan dengan minimal 1,5 liter perhari , menganjurkan
pasien untuk memperbanyak makan sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, daging merah, hati ayam dan tidak pantang makanan.
Penatalaksanaan selanjutnya yaitu menganjurkan ibu mengonsumsi kacang
hijau dan memberikan terapi tablet Fe satu kali sehari, untuk meningkatkan
haemoglobin. Menurut Penelitian Dewi Luh Retnorini (2017)“Pengaruh
Pemberian Tablet Fe dan Sari Kacang Hijau terhadap Kadar Hemoglobin Pada
Ibu Hamil” mengatakan bahwa ada pengaruh pemberian tablet Fe dan sari kacang
hijau terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil dengan ρ value sebesar
0,000. Kacang hijau mengandung zat besi sebanyak 2,25 mg dalam setiap
setengah cangkir kacang hijau. Kacang hijau juga mengandung fitat sebesar
2,19%. Fitat dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga dianjurkan untuk
merendam kacang hijau sebelum mengolahnya. Pengolahan kacang hijau melalui
perendaman sebelumnya bertujuan untuk memudahkan penyerapan zar besi yang
diperlukan untuk maturasi sel-sel darah.
Menurut Astawan M, (2009) kacang hijau salah satu bahan makanan yang
mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukkan sel darah sehingga
dapat mengatasi efek penurunan Hb. Kacang hijau dapat berperan dalam
pembentukan sel darah merah dan mencegah anemiakarena kandungan fitokimia
dalam kacang hijau sangat lengkap sehingga dapat membantu proses
hematopoiesis. Kacanghijau juga memiliki kandungan vitamin danmineral.
Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak terdapat pada
kacang hijau.
Menurut penelitian Sahana dan Sri (2015) dalam penelitiannya berjudul
“Hubungan Asupan Mikronutrien dengan Kadar Hemoglobin Pada Wanita Usia
Subur (WUS)” menunjukkan bahwa adanya korelasi signifikan dari asupan zat
besi dan asam folat dengan kadar hemoglobin. Asupan gizi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin sehingga dibutuhkan zat besi yang
adekuat agar pemebentukkan hemoglobin dan produksi sel darah merah berjalan
dengan baik. Zat besi dalam tubuh berperan penting sebagai bahan utama dalam
sintesis hemoglobin, ketika cadangan besi dalam tubuh berkurang maka akan
berdampak pada sintesis Heme terganggu.
Menurut penelitian dari Sinaga dkk (2017) yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Vitamin E Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Aktifitas Fisik
Maksimal Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Fik Unimed” menunjukkan hasil
pemberian Vitamin E dengan dosis 400mg dapat mencegah penurunan kadar
Haemoglobin pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan FIK Unimed. Peningkatan
kadar Hb akibat pemberian Vitamin E walaupun secara statistik tidak signifikan
adalah akibat Vitamin E dapat mencegah terjadinya hemolisis pada membran sel
darah merah yang diakibatkan peningkatan aktifitas fisik selama melakukan
aktifitas fisik maksimal. Seperti diketahui Vitamin E bersifat antioksidan yang
dapat mencegah terjadinya stressoksidatif akibat aktifitas fisik. Mekanisme kerja
Vitamin E sebagai antioksidan adalah merupakan pemutus rantai peroksida lemak
pada membran. Vitamin E mengendalikan peroksida lemak dengan
menyumbangkan ion hidrogen ke dalam reaksi, sehingga mengubah radikal
peroksil (hasil peroksidasi lipid) menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif,
menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh peroksida, sehingga memutus
reaksi berantai dan bersifat membatasi kerusakan.
Konseling selanjutnya yaitu, Memberikan KIE kepada klien mengetahui
masa subur dengan system kalender, menurut puspita, 2016 : Hari pertama
mensturasi dihitung sebagai siklus mensturasi hari ke-1. Lamanya siklus
mensturasi dimulai dari hari ke-1 hingga mensturasi berikutnya.
Ada beberapa siklus mensturasi yaitu :
b. Siklus mensturasi 28 hari.
Pada siklus ini, ovulasi akan terjadi pada hari ke-14, dan masa subur adalah 2-3
hari sebelum hingga sesudah ovulasi. Jadi masa subur terjadi antara hari ke-11
hingga hari ke-17.
c. Siklus 35 hari.
Ovulasi terjadi pada hari ke-21. Jika siklus mensturasi pendek maka ovulasi
juga semakin cepat.
d. Jika siklus mensturasi klien tidak teratur, klien harus mempunyai catatan siklus
selama minimal 6 bulan (6 siklus) berturut-turut untuk mendapatkan siklus
terpanjang dan siklus terpendeknya. Untuk siklus mensturasi tidak teratur,
maka masa subur dihitung dengan rumus yaitu:
Siklus terpanjang -11 hari dan siklus terpendek -18 hari.
Selain menghitung masa subur dengan system kalender menurut Sitompul
(2015) dapat pula dengan menilai perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks).
Ini pun dapat dilakukan oleh klien sendiri. Caranya lendir dari mulut rahim
diperiksa setiap hari. Hormone Estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi
biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan jari telunjuk atau ibu
jari, lalu rekatkan lender tersebut seperti membentuk benang dengan jarak 2-3 cm,
jika lendir tersebut terputus tandanya tidak subur, dan apabila lender tersebut tidak
terputus maka anda dalam masa subur, tingkat keberhasilan dengan cara ini hanya
sekitar 60%-70%.
Konseling selanjutnya yaitu menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda
kehamilan yaitu tes kehamilan positif (+), tidak mendapat menstruasi/haid
sebagaimana biasanya (tidak menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya),
timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari serta sering
buang air kecil, tidak ada nafsu makan, kadang-kadang mengidam atau
menginginkan makanan yang jarang ada atau tidak pernah dimakannya dan pada
usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak jantung
janin.
Pada kunjungan kedua Ny. “S” tidak memiliki keluhan dan pemeriksaan
kesehatan dalam batas normal. Adapun untuk pemeriksaan ulang Hb didapatkan
hasil 11,0 gr/dL yang berarti ibu masih mengalami anemia ringan dimana
normalnya untuk wanita tidak hamil 12-16 gr/dL. Terjadi peningkatan pada hasil
pemeriksaan Hb saat kunjungan pertama dan kedua yaitu dari Hb 10.8 gr/dL
menjadi 11, 0 gr/dL. Hal ini menyatakan asupan nutrisi yang dikonsumsi Ny. “S”
dapat meningkatan kadar Hb. Dari hasil pemeriksaan tersebut, Ny. “S” diharapkan
mampu memenuhi nutrisi selama masa prakonsespi sesuai yang telah dianjurkan
untuk dapat mengatasi masalah anemia yang diderita dan untuk mempersiapkan
proses kehamilan. Dan pada kunjungan ke-3, nilai Hb ny. “S” kembali membaik
dengan hasil 11,3 gr/dL.