Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini sehingga dapat
ditangani dengan benar karena setiap tanda bahaya kehamila bisa mengakibatkan
komplikasi kehamilan. Berdasarkan penilitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan
dapat memiliki potensi dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari
seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya dan dapat mengancam jiwanya. Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan
akan menemukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat
mengancam jiwa.
Oleh karena itu, bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda
bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut
beresiko mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari
para ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau
tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu.
Kematian ibu yang terjadi pada waktu kehamilan 90% disebabkan oleh
komplikasi obstetric yang sering tidak diramalkan pada saat kehamilan.
Komplikasi obstetri secara langsung adalah Perdarahan, infeksi dan eklamsia. Secara
tidak langsung kematian ibu juga dipengaruhi oleh keterlambatan ditingkat keluarga
dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan membuat keputusan untuk segera mencari
pertolongan. Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan dan pertolongan
difasilitas pelayanan kesehatan . Angka kematian ibu di Indonesia masih yang tertinggi di
ASEAN. Angka kematian ibu di Indonesia menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2005 sebesar 262 per 100.00 kelahiran hidup. Tahun
2007 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup (Andra, 2007)
Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah tahun 2003-2007 sebesar 101,36 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2010 diharapkan AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran
hidup. Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini sehingga dapat
ditangani dengan benar karena setiap tanda bahaya kehamilan bisa mengakibatkan
komplikasi kehamilan. Tanda bahaya kehamilan antara lain: perdarahan
pervaginam, bengkak pada muka atau tangan yang disertai sakit Kepala yang hebat,
penglihatan kabur dan kejang, nyeri abdomen Bagian bawah, mual muntah berlebihan,
demam tinggi, janin kurang bergerak seperti biasanya dan ketuban pecah dini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian tanda bahaya kehamilan ?
2. Apa saja tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan ?
3. Bagaimana mengetahui adanya tanda-tanda kompliakasi ibu dan janin masa
kehamilan?
4. Bagaimanaa penanganan dalam menghadapi tanda-tanda komplikasi ibu dan janin
masa kehamilan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian deteksi dini
2. Mengetahui tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan
3. Mengetahui cara bagaimana mengetahui tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa
kehamilan
4. Mengetahui penanganan dalam menghadapi tanda-tanda komplikasi ibu dan janin
masa kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya
atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Tanda-tanda bahaya pada
kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu
pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang
dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan menurut
uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu
dan bayi dalam keadaan bahaya.
B. Macam– macam tanda bahaya kehamilan
1. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masaawal
sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting
disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah pendarahan implantasi, dan
ininormal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
pertandadari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau
mungkinsuatu tanda adanya infeksi.Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal
adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini
dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut,
perdarahan yang tidaknormal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu,
disertai dengan rasanyeri. Perdarahan semacam ini bias berarti plasenta previa atau abrupsio
plasenta(Pusdiknakes, 2003).
2. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan
berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan
adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes
lakmus (nitrazintest) merah menjadi biru (Saifuddin, 2002).
3. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan danterjadinya
gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalamkehamilan
dapat merupakan gejala dari eklampsia.
4. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
5. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres
untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit. Padainfeksi berat
dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadiselama kehamilan,
persalinan dan masa nifas.
6. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal
ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta,
infeksi saluran kemih atauinfeksi lainnya .
7. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali
merupakanketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan
suatumasalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkinmenemukan bahwa penglihatannya men jadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebatdalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia.
8. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda.
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester
I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan
berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar
hormoneestrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu
aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis
Gravidarum.
9. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah
11gr % pada trimester I dan III, <10,5 gr % pada trimester II. Nilai tersebut dan
perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II.
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan
tak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002)
C. Komplikasi yang Ditimbulkan Oleh Tanda Bahaya Selama Masa Kehamilan
Komplikasi tanda bahaya kehamilan :
1. Perdarahan
Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah: Kelainan letak plasenta,
pelepasan plasenta sebelum waktunya, penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya
infeksi). Perdarahan pada trimester ketiga memiliki risiko terjadinya kematian bayi,
perdarahan hebat dan kematian ibu pada saat persalinan. Untuk menentukan penyebab
terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap
smear.
2. Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut: Ibu memiliki
kelainan struktur pada rahim atau leher Rahim, perdarahan, stress fisik atau mental,
kehamilan ganda, dan ibu pernah menjalani pembedahan rahim.
3. Bayi lahir belum cukup bulan
4. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
5. Keguguran (abortus)
6. Persalinan tidak lancar / macet
7. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan
8. Janin mati dalam kandungan
9. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia
10. Keracunan kehamilan/kejang-kejang. (Firdaus, 2006)
D. Cara Mencegah Tanda Bahaya Selama Masa Kehamilan Pencegahan Tanda
Bahaya Kehamilan
1. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami
tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga dapat dilakukan rujukan
ke tempat fasilitas yang lebih baik (rumah sakit).
2. Meningkatkan mutu perinatal care
3. Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke BKIA.
4. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit yang dapat
diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif.
5. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang merupakan ujung
tombak tentang kesehatan ibu di desa yang ditempatinya.
6. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
7. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
8. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.
9. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. (Rachmat, 2007)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu
hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut beresiko mengalami
komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan
keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi,
dapat mengakibatkan kematian ibu.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai selama kehamilan antara
lain: Perdarahan, pervaginam, Sakit kepala yang hebat, Penglihatan kabur, Bengkak pada
muka dan tangan, Keluar cairan pervaginam, Nyeri/ sakit perut yang hebat, Gerakan
janin tidak terasa.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang
Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada
Ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal
kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).
B. Saran
1. Selalu makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi ibu
hamil dan janin dapat terpenuhi
2. Lakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar kesehatan ibu hamil dan janin
dapat terpantau
3. Segera periksakan kesehatan kandungan jika terjadi salah satu atau lebih dari gejala
tanda bahaya kehamilan yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Ananta. 2009. Permasalah Pada Kehamilan Muda. Jakarta : Rineka Cipta

Kurniawan. 2008. Bahaya Yang Sering Terjadi Pada Kehamilan Muda. http://www.info-
cyber-neth.com.id diakses tanggal 15 Maret 2010

Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.

Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Kusmiyati, Y. DKK. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Jakarta

Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka
MAKALAH
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau
risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit
atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007)
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil
yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau
janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan
Sedangkan menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang
menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.

BAB II
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

1. Pada Trimester I
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia 0 – 12 minggu ,salah
satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu
melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil
muda. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:
A. Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.Perdarahan pervaginam
dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami
perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam kehamilan
adalah pertanda dari “Friabel cervik”.
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.Jika
terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada
ibu.Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik.
1) Macam macam perdarahan pervaginam
a) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin
kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau
rasa nyeri. Terkadang disertai syok.
b) Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium atau di
luar rahim. Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri
perut, uterus terasa lembek.

c) Molahydatidos(Hamil Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan
hidrofik.Tanda-tandanya :perdarahan berulang, nyeri perut, tidak teraba bagian janin, tidak
terdengar DJJ janin
B. Mual Muntah Berlebihan
1) Pengertian
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 %
primigravida dan 40-60 % multigravida.Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas,
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.Pada
umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
(Sarwono, 2005: 275)
2) Penanganan Umum
Mual muntah dapat diatasi dengan:
• Makan sedikit tapi sering
• Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
• Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada makanan padat.
• Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu
waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
• Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
• Istirahat cukup
• Hindari hal hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa
mual (Curtis, 2000:28)
3) Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati.Komplikasi lainya adalah perdarahan
pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
(Rochjati, 2003:2)
C. Sakit Kepala Yang Hebat
1) Pengertian
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam
kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan
jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
(Uswhaaya, 2009: 4-5)
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya disebabkan oleh
peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon progesteron.
Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit
kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain kondisi
ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.
2) Penanganan Umum
a) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan
fasilitas tindakan gawat daruratan.
b) Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan
darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien
dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
3) Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang
terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
D. Nyeri Perut Yang Hebat
1) Pengertian
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini mungkin gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98). Nyeri abdomen yang tidak
berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi
uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
2) Penanganan umum
a) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
b) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan
evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
c) Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)

3) Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik,
pre-eklampsia, persalinan premature, solusio plasenta, abortus, ruptur uteri imminens
(Irma,2008:7)

E. Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia


1) Pengertian
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel
darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel sel ini tidak memadai untuk
memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan
karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat dari pada
sel- selnya.Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen
sel darah merah dalam darah).Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
2) Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
3) Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin
sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan
terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/keguguran. (Ayurai, 2009: 4)
4) Pengaruh anemia terhadap kehamilan.
a) Bahaya selama kehamilan
• Dapat terjadi abortus
• Persalinan prematuritas
• Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
• Mudah terjadi infeksiaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)
• Mola hidatidosa
• Hiperemesis gravidarum
• Perdarahan antepertum
• Ketuban pecah dini (KPD)
b) Bahaya saat persalinan
• Gangguan his, kekuatan mengejan
• Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlanta
• Kala ke dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan.
• Kala uri diikuti retensio plasenta, dan perdarahan pospartum karena atonia uteri.
• Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri
c) Pada kala nipas
• Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
• Memudahkan infeksi puerperium
• Pengeluaran ASI berkurang
• Terjadi dekompensasi koris mendadak setelah persalinan
• Anemia kala nipas
• Mudah terjadi infeksi mamae
d) Bahaya terhadap janin
• Abortus
• Terjadi kematian intrauteri
• Persalinan prematuritas tinggi
• Berat badan lahir rendah
• Kelahiran dengan anemia
• Dapat terjadi cacat bawaan
• Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
• Intligensia
F. Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
1) Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk
menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
2) Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi
kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)

Report this ad

2. Tanda Bahaya Trimester II (3 Bulan Kedua / Usia kehamilan 6 Bulan)


Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
A. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui
dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.Oedema pretibial
yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk
penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung
meluas.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya
muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan kaki lebih
tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan
tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa
merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak
optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan
kelebihan cairan.Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak
secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan
akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum
mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar
pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat,
tegang dan sangat tidak nyaman.
Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan dengan kadar
garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram ada
hubungannya dengan kekurangan energi pada darah dan ginjal.
1) Penanganan Umum
• Istirahat cukup
• Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
• Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk
segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)
2) Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda
tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah
tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
(Rochjati, 2003:2)
B. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan
pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban
dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm.
1) Penanganan Umum
a) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang
keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan,
pemeriksaan dalam secara digital.
d) Mengobservasi tidak ada infeksi
e) Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
2) Komplikasi
a) Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
b) Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
c) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin,
2002: 114)
C. Perdarahan hebat
Perdarahan Masif atau hebat pada kehamilan muda.
D. Pusing Yang hebat
E. Gerakan bayi berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila
ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda
bahaya.Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu
berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam
rahim tidak seperti biasanya.
3. Tanda Bahaya Trimester III (3 Bulan Ketiga / Usia kehamilan 9 Bulan)
Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-42 minggu. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
A. Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.Perubahan
penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan
adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.Hal ini disebabkan adanya
perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina
(oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
1) Penanganan Umum
a) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda tanda vital sambil
menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau
keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
2) Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan antala lain:
a) kejang
b) eklamsia
B. Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama persalinan.
1) Penanganan Umum
a) Memberikan dukungan emosional pada ibu
b) Menilai denyut jantung janin (DJJ):
• Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
• Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop
Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
2) Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress 3.
C. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala
gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.Bila semakin berat, penglihatan
semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklamsia
a. Penanganan
1) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
2) Bebaskan jalan nafas
3) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
4) Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
b. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin,
2002:34)
D. Demam Tinggi
E. Bengkak pada wajah, kaki dan tanggan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Tiap masa kehamilan pada ibu hamil memiliki tanda bahaya kehamilan yang berbeda antara
trimester I, II, dan III.
• Tiap tiap tanda bahaya kehamilan dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan kehamilan.
B. Saran
• Selalu makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi ibu hamil
dan janin dapat terpenuhi
• Lakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar kesehatan ibu hamil dan janin dapat
terpantau
• Segera periksakan kesehatan kandungan jika terjadi salah satu atau lebih dari gejala tanda
bahaya kehamilan yang mungkin terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Bari, Abdul S dkk (2006), BUKU ACUHAN NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN


METERNAL DAN NEONATAL.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Manuaba. (1998), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

Rachmat. (2007). Komplikasi Kehamilan Risiko Tinggi

Anda mungkin juga menyukai