Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh:

MURTINI

NIM. PB 222056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS
PADA BAYI NY. E UMUR 0 JAM DI PUSKESMAS
KARANGTENGAH KABUPATEN
WONOGIRI

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Asuhan


Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi

Disusun Oleh
Nama : MURTINI
NIM : PB 222056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFES BIDAN


PROGRAM PROFESIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS PADA BAYI


NY. E UMUR 0 JAM DI PUSKESMAS
KARANGTENGAH KABUPATEN
WONOGIRI

Disusun oleh

Nama : MURTINI

NIM. PB222056

Disetujui untuk diseminarkan pada tanggal:........................

Pembimbing Institusi

Tanggal :
Di : (Ajeng Maharani P, SST., M.Keb)
NIP/NIK: 201991231
Pembimbing Klinik (CI)

Tanggal :
Di : (Heni Setya Handayani, SST)
NIP/NIK: 19710808 199203 2 008

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua berkat
dan rahmat Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Stase Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri” dapat selesai
dengan baik.

Laporan Praktik Stase Bayi Baru Lahir ini tidak dapat terselesaikannya
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
saran, bimbingan, dan kritikannya sehingga laporan ini dapat tersusun sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan yang sudah dibuat.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan pahala atas


segala amal yang telah diberikan dan semoga Laporan Praktik Stase Bayi
Baru Lahir ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkannya.

Surakarta, 04 Juli 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 2
C. Manfaat………………………………………………………. 3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................... 4
A. Tinjauan Teori Medis ……………………………………….. 4
b. Tinjauan Teori Askeb………………………… …….…….... 16
B. Teori EBM .......................................................................................................31
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 34
A. Data Subjektif................................................................................................... 34
B. Data Objektif..................................................................................................... 38
C. Assessment.......................................................................................................40
D. Planning .......................................................................................................40
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 42
BAB V PENUTUP..................................................................................... 46
A. Kesimpulan....................................................................................................... 46
B. Saran .......................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 48
LAMPIRAN

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa
maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik.Bayi baru lahir
disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.(Herman, 2020)

Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan salah satu
bentuk investasi di masa depan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan bayi,
diantaranya dapat dilihat dari Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari
pada tahun 2019 sekitar 810 wanita meninggal, pada akhir tahun mencapai
295.000 orang dari 94% diantaranya terdapat di negara berkembang. (WHO,
2019). Pada tahun 2019 angka kematian bayi baru lahir sekitar 18 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. (UNICEF 2019).

Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga


melalui komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2019, dari 29.322 kematian
balita, 69% (20.244 kematian) diantaranya terjadi pada masa neonatus (Gambar
5.25). Dari seluruh kematian neonatus yang dilaporkan, 80% (16.156 kematian)
terjadi pada periode enam hari pertama kehidupan. Sementara, 21% (6.151
kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan 10% (2.927 kematian) terjadi
pada usia 12 – 59 bulan Pada tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak
adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR) 35,3%. Penyebab kematian
lainnya di antaranya asfiksia 27,0%, kelainan bawaan 12,5%, sepsis 3,5%,
tetanus neonatorium 21,4%, dan lainnya 0,3%. (Pofil kesehatan Indonesia
KemenKes RI 2020)

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. E umur 0 jam di Puskesmas
Karangtengah Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan pendekatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subyektif secara lengkap pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri.
b. Melakukan pengkajian data obyektif secara lengkap pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri
c. Melakukan assesment pada Bayi Ny. E umur 0 Jam di Puskesmas
Karangtengah Kabupaten Wonogiri
d. Melakukan perencanaan, implementasi dan evaluasi pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan serta dapat menerapkan teori yang telah diterima dan
didapat dalam perkuliahan ke dalam kasus nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan standar mutu pelayanan kebidanan.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat khususnya klien dan keluarga, dapat
mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai masukan bagi pendidikan dan sebagai
referensi laporan akhir berikutnya, referensi di perpustakaan serta sebagai
bahan bimbingan mahasiswi dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI MEDIS


1. Pengertian
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), bayi baru lahir adalah
bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia
gestasi 38-42 minggu. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), ciri-ciri bayi baru lahir normal
yaitu meliputi :
a. Berat badan 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan 48 – 52 cm
c. Lingkar dada 30 – 38 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e. Frekuensi jantung 120 – 160 x/menit
f. Pernapasan ± 40 – 60 x/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
h. Rambut lanugo tidak telihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia
1) Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora
2) Laki-laki : testis sudah turun, skrotum sudah ada
k. Reflek sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek grasping atau menggengam sudah baik
m. Reflek morrow atau gerak memeluk sudah terbentuk dengan baik
n. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24
jam pertama berwarna hitam kecoklatan.
3. Perubahan Fisiologis pada BBL
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), perubahan fisiologis yang terjadi
pada bayi baru lahir yaitu :
a. Perubahan Sistem Respirasi
3

Pernafasan pertama pada bayi normal yang terjadi dalam


waktu 30 detik sesudah kelahiran timbul sebagai akibat aktifitas
normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
rangsangan lainnya. Rangsangan lain yang membantu pernafasan
pertama tersebut adalah kemoreseptor koroid yang sangat peka
terhadap kekurangan O2, rangsangan hipoksemia. Sentuhan dan
perubahan suhu dari dalam rahim keluar rahim.Semua ini
menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang
melanjutkan rangsangan untuk menggerakan diafragma serta otot-
otot pernafasan lainnya.Tekanan pada rongga dada bayi pada waktu
melalui jalan lahir pervaginam menyebabkan paru-paru yang
mengandung 8cc-100cc cairan, kehilangan 1/9 dari cairan ini.
Sesudah bayi lahir, cairan yang hilang diganti dengan udara. Hal ini
mengakibatkan paru-paru berkembang, sehingga rongga dada
kembali ke bentuk semula.
b. Perubahan Sistem Pembuluh Darah
Pada system peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada
bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses
penghantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat
perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan
penutupan duktus arteriosus pada arteri paru dan aorta.
c. Sistem Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka,
sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-
perubahan lingkungan, akan tetapi dapat menciptakan suhu
tubunhya dengan cara mengurangi energi. Sesaat bayi lahir, ia akan
berada pada tempat yang suhunya lebih rendah dari dalam
kandungan dan dalam keadaan basah. Mekanisme kehilangan panas
tubuh bayi yaitu:
1) Evaporasi
Jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat
terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh
oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi

3
tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada
bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti (Marmi & Rahardjo, 2020).
2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperatur lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut (Marmi &
Rahardjo, 2020).
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi dilahirkan atau ditempatkan di
dalam ruangan dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.
Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi aliran udara dari kipas
angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan
(Marmi & Rahardjo, 2020).
4) Radiasi
Panas yang terjadi karena bayi yang ditempatkan di dekat
benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari
tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung) (Marmi &
Rahardjo, 2020).
d. Metabolisme
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar glukosa akan
dipertahankan oleh si bayi itu sendiri serta mengalami penurunan
waktu yang cepat 1-2 jam. Guna mengetahui atau memperbaiki
kondisi tersebut, maka dilakukan dengan menggunakan Air Susu
Ibu (ASI) penggunaan cadangan glikogen (glikoginolisis) dan
pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(gluconeogenesis). Seorang bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa sebagai glikogen dalam hati (Marmi & Rahardjo, 2020).
e. Sistem Kekebalan Tubuh
3

Sistem kekebalan tubuh BBL belum matang, sehingga


menyebabkan bayi retan terhadap berbagai infeksi atau alergi.
Sistem imun yang matang akan memberikan kekebalan alami yang
terdiri dari struktur-struktur tubuh yang memecah/meminimalkan
infeksi juga disediakan oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing (Marmi & Rahardjo, 2020).
f. Sistem Neuromuskuler
Pada saat lahir, otot bayi lembut dan lentur, otot-otot
tersebut mempunyai kemampuan untuk berkontraksi ketika
dirangsang, tetapi bayi yang kurang mampu mengontrolnya.
Menurut (Arfiana & Lusiana, 2020), beberapa refleks primitif yang
terdapat pada bayi yaitu :
1) Reflek morro : bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan
terjadi refleks lengan dan tangan terbuka serta kemuadian
diakhiri dengan adduksi lengan.
2) Reflek menggenggam : bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam.
3) Refleks berjalan : bila kakinya ditekankan pada bidang yang
datar, atau bergerak seperti berjalan.
4) Reflek menghisap : bila diberi rangsangan pada ujung mulut
kepala akan menoleh ke arah rangsangan, bibir bawah dan
lidah akan bergerak ke arah rangsangan serta bila dimasukan
sesuatu kedalam mulutnya otomatis membuat gerakan
menghisap.
4. Asuhan pada Bayi Baru Lahir (BBL)
a. Sebelum bayi lahir, siapkan :
1) Alat untuk memberikan bantuan bayi bernafas.
BVM / Bag Valve Mask untuk neonatus, penghisap lendir, ganjal
bahu dari kain untuk mempertahankan posisi bayi, lampu
penghangat untuk menjaga suhu tubuh bayi, meja tindakan yang
rata dan kering.
2) Tanda pengenal bayi.
Untuk mengetahui identitas bayi dan meminimalkan resiko
tertukar.
3) Termometer.

3
4

4) Kain atau bedong untuk menjaga kehangatan.


5) Ruang dengan suhu yang sesuai untuk bayi ± 30oC.
(Arfiana & Lusiana, 2020).
b. Setelah bayi lahir, kaji :
Berdasarkan teori (Arfiana & Lusiana, 2020), pengkajian setelah
kelahiran terjadi dalam 3 tahapan :
1) Tahap I
Melakukan penilaian dengan APGAR score
Tanda SKOR

0 1 2

Appearance Biru, pucat Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh


Warna Kulit eksstremitas biru kemerahan

Pulse Tidak ada <100x/mnt >100x/mnt


Denyut jatung

Grimace Tidak ada Meringis Batuk, bersin


Reflek terhadap
rangsang

Activity Lemah Fleksi pada Gerakan aktif


Tonus otot ekstremitas

Respiration Tidak ada Tidak tertur Menangis baik


Upaya bernafas

(Arfiana & Lusiana, 2020)


2) Tahap II
Periode transisional, yakni periode dimana bayi normal
mengalami perubahan perilaku fisiologis. Tahap ini meliputi :
a) Periode I :
Disebut juga Reaktivitas I, yakni 30 menit pertama setelah
lahir. Pada periode ini dapat dilihat perubahan-perubahan :
(1) Bayi kadang-kadang terjaga dengan mata terbuka,
memberikan respons terhadap stimulus, menghisap
dengan penuh semangat, tiba-tiba menangis, dan
frekuensi pernafasan belum stabil.
(2) Dengan auskultasi stetoskop bising usus terdengar aktif.
(3) Bayi mengalami resfullness (tidur nyenyak yang
pertama kali, untuk memulihkan tenaga selama proses
persalinan) mengikuti fase awal reaktivitas berlangsung
2 – 4 jam.

4
5

(4) Suhu tubuh, pernafasan, dan denyut jantung menurun,


tetapi dalam batas normal.
b) Periode II :
Disebut juga Reaktivitas II, berlangsung 2 – 5 jam setelah
lahir. Ditandai dengan :
(1) Bayi bangun dari tidur nyenyak yang pertama, denyut
jantung dan frekuensi meningkat, reflek GAG aktif.
(2) Bayi mengeluarkan mekonium,urine, dan menghisap
aktif.
(3) Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan berkurang.
c) Periode III :
Merupakan periode stabilisasi, yang berlangsung 12 –
24 jam setelah lahir. Pada tahap ini bayi lebih mudah untuk
tidur dan terbangun. Tanda vital stabil, kulit berwarna
kemerahan. Pada periode ini dapat dilakukan pengkajian
fisik pada bayi.
c. Asuhan 24 jam pertama
Berdasarkan teori (Arfiana & Lusiana, 2020), asuhan 24 jam pertama
pada bayi baru lahir yaitu :
1) Mencegah kehilangan panas yang dilakukan dengan cara:
a) Keringkan tubuh bayi tanpa menghilangkan verniks
b) Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
c) Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi
d) Jangan segera menimbang atau memandikan BBL
e) Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir.
2) Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan hanya memberikan
ASI ekslusif. Memberikan ASI secara on demand atau sebanyak
bayi mau, atau maksimal 2 – 4 jam sekali harus selalu disusui.
3) Perawatan tali pusat.
Perawatan tali pusat adalah dengan menjaga jangan sampai kotor,
dengan tidak perlu membubuhkan apapun pada tali pusat.
Beberapa cara perawatan tali pusat yang dapat dilakukan adalah :
a) Dengan perawatan kering terbuka
b) Dengan mengoleskan ASI dan dibiarkan terbuka

5
6

4) Perawatan kebersihan badan. BBL dimandikan setelah minimal 6


jam dan suhu stabil. Selanjutnya bayi dimandikan 2 kali sehari
dengan menggunakan air hangat. Rambut boleh dikeramas setiap
mandi dengan mengeringkan setiap kali selesai mandi dan segera
disusui, agar bayi tidak kedinginan.
5. Tanda-tanda kegawatan bayi baru lahir:
Berdasarkan teori (Arfiana & Lusiana, 2020), tanda-tanda
kegawatdaruratan bayi baru lahir meliputi :
a. Sesak nafas
b. Frekuensi pernafasan 60x/menit
c. Gerak retraksi dada
d. Malas minum
e. Panas atau suhu tubuh rendah
f. Kurang aktif
g. Berat lahir rendah (1500-2500 gram) dengan kesulitan minum
6. Pencegahan Infeksi Pada Bayi Baru Lahir
Menurut (Yulianti & Sam, 2019), pencegahan infeksi pada bayi baru
lahir yang dapat dilakukan yaitu :
a. Inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI secara dini dan
eksklusif.
b. Kontak kulit ke kulit dengan ibunya (skin to skin contact)
c. Menjaga kebersihan pada saat menolong dan merawat tali
pusat (tanpa menempelkan / membubuhkan apapun pada tali pusat.
d. Menggunakan alat-alat yang sudah disterilkan atau yang sudah
didesinfeksi tingkat tinggi (misalnya direbus).
e. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menolong
persalinan/merawat bayi.
f. Menggunakan bahan yang telah dibersihkan dengan benar
untuk membungkus bayi agar hangat.
g. Menghindari pembungkusan tali pusat, atau dengan perawatan
kering dan terbuka.
h. Menghindari penggunaan krim atau salep pada tali pusat, yang
dapat menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
i. Pemberian tetes mata untuk profilaksis.
j. Pemberian vitamin K untuk mencegah perdarahan.

6
7

k. Pemberian vaksin hepatitis B.


7. Peran Bidan Pada bayi Sehat
Peran bidan pada bayi sehat menurut teori (Widiastini, 2019), yaitu :
a. Memantau pertumbuhan dan perkembangan normal
b. Memantau pertumbuhan fisik dan psikososial
c. Pemberian nutrisi
d. Prinsip komunikasi
e. Upaya pencegahan penyakit melalui program imunisasi
f. Antisipasi masalah yang sering terjadi misalnya regurgitasi
beresiko tersedak.

7
8

PATHWAY BAYI BARU LAHIR

(Widiastini, 2019); (Arfiana & Lusiana, 2020); (Marmi & Rahardjo, 2020).

8
9

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


(BBL)

1. Pengkajian
Langkah ini mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dan
pemeriksaan fisik pasien (Widiastini, 2019).
Tanggal : ........ Jam : ......

2. Identitas Pasien
a. Pengkajian biodata yaitu nama klien/ bayi, jenis kelamin,
tanggal lahir dan tanggal masuk RS/ Ruang Perinatologi, umur bayi,
ditanyakan langsung ke orang tua/ keluarga dan melihat data
dicatatan medis RS (Widiastini, 2019).
b. Biodata Orang tua
Biodata orang tua disini bisa ayah/ibu atau kedua-duanya.
1) Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. Memanggil ibu sesuai dengan
namanya, menghargai dan menjaga martabatnya merupakan
salah satu asuhan sayang ibu dalam proses persalinan
(Widiastini, 2019).

2) Umur
Usia atau umur adalah lama hidup seseorang. Usia ibu saat waktu
reproduksi sehat diketahui bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-35 tahun (Widiastini, 2019).
3) Agama
Menurut (Widiastini, 2019), dikaji untuk mempermudah dalam
melakukan pendekatan keagamaan dalam melakukan asuhan
kebidanan juga mengetahui pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan lain. Agama ini berfungsi untuk mengetahui praktek
agama yang dilakukan oleh ibu yang berkaitan dengan persalinan
dan cara merawat bayinya.
9
10

4) Suku/ Bangsa
Berpengaruh pada adaptasi, adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari. Untuk mengetahui kecenderungan golongan darah, Rh yang
dimiliki ibu. Sehubungan dengan kemungkinan terjadinya
eritroblastosis fetlis karena inkomtapibilitas Rh. Di Indonesia
hampir semua orang Rh (+), sedangkan Rh (-) cenderung dimiliki
oleh orang kulit putih (Widiastini, 2019).
5) Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(Widiastini, 2019).
6) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Widiastini, 2019).
7) Alamat
Ditulis tempat tinggal sebenarnya untuk digunakan bila
mengadakan kunjungan penderita (Widiastini, 2019).

3. Data Subyektif
a. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Kehamilan
Dikaji kehamilan yang keberapa, usia kehamilan aterm, berapa
kali ANC, dengan siapa, mendapat apa masalah kehamilan saat ini,
kebiasaan buruk selama kehamilan yang dapat mempengaruhi
keadaan bayi baru lahir (Widiastini, 2019). Menurut (Marmi &
Rahardjo, 2020), lamanya masa gestasi tiap neonatus sangat
penting karena faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada
morbiditas dan mortalitas perinatal, serta penting untuk
penatalaksanaan tiap neonatus terutama bayi BBLR.
2) Riwayat Persalinan
Untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir (jam dan tanggal),
penolong, tempat, dan cara persalinan (spontan atau tindakan)
serta keadaan bayi saat lahir (Marmi & Rahardjo, 2020).

10
11

b. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


1) Pola Nutrisi
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), bayi menyusu sesuai
dengan keinginan atau kebutuhannya setiap 2-3 jam (paling
sedikit setiap 4 jam), dan bayi dapat menyusu 12-15 kali dalam
24 jam.
2) Pola Eliminasi
a) BAB
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), feses bayi pada dua
hari pertama berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti
aspal lembek. Bayi yang pencernaannya normal akan BAB
pada 24 jam pertama setelah lahir dan disebut dengan
mekonium.Mekonium harus keluar dalam 24 jam pertama,
bila tidak harus waspada terhadap atresia ani atau obstruksi
usus.
b) BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7-10 x sehari,
dan dalam 24 pertama bayi dapat BAK dengan volume 20-
30 ml/hari. Jika urine pucat, kondisi ini menunjukkan
masukan cairan yang cukup. Urine harus keluar dalam 24
jam pertama, bila tidak harus diperhatikan kemungkinan
adanya obstruksi saluran kencing (Marmi & Rahardjo,
2020).
3) Pola Istirahat dan Tidur
Pada bulan pertama kehidupannya, bayi baru lahir
cenderungmenghabiskan waktunya untuk tidur (Muslihatun,
2010;h. 44). Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi
normalnya sering tidur, dan bayi baru lahir sampai usia 3 bulan
rata-rata tidur selama 16 jam sehari (Marmi & Rahardjo, 2020).
4) Pola Hygiene
Menurut (Yulianti & Sam, 2019), memandikan bayi terlalu awal
(dalam 24 jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian
hipotermi. Maka dari itu untuk menghindari kejadian hipotermi,
sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah
6 jam).

11
12

4. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Pernapasan
Menurut (Yulianti & Sam, 2019), pernafasan bayi baru lahir
normal 30-60 kali permenit,tanpa etraksi dada dan tanpa merintih
pada fase ekspirasi.
2) Suhu
Bayi cukup bulan yang normal dan sehat serta tertutup pakaian
hangat akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya 36,50C-
37,50C, jika suhu lingkungan dipertahankan 18-210C , nutrisi/ASI)
yang cukup dan gerakannya tidak terhambat oleh bedong yang
ketat. Suhu normal bayi baru lahir 36,5-37,50C melalui
pengukuran suhu aksila (Arfiana & Lusiana, 2020).
3) Denyut Jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali
permenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali
permenit dalam jagka waktu yang pendek, misalnya beberapa kali
dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama
bila bayi mengalami disstres (Arfiana & Lusiana, 2020).
b. Antropometri
1) Berat Badan
Menurut (Arfiana & Lusiana, 2020), berat badan BBL normal
adalah 2500 - 4000 gram, maka dari itu jika berat bayi lahir kurang
dari 2500-4000 gram maka bayi disebut BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah).
2) Panjang Badan
Menurut (Arfiana & Lusiana, 2020), panjang badan pada bayi baru
lahir normalnya 48-52 cm. Cara mengukur panjang badan yaitu
dilakukan dengan meletakkan bayi ditempat datar dan diukur
panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan
bayi diluruskan. (Marmi, 2019; h. 8,55).
3) Lingkar Kepala
Menurut (Arfiana & Lusiana, 2020), lingkar kepala normalnya
yaitu 33-35 cm dan cara pengukuran lingkar kepala dilakukan dari
dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.

12
13

4) Lingkar Dada
Lingkar dada yang normal pada bayi baru lahir yaitu 30 – 38 cm,
cara pengukuran lingkar dada yaitu dilakukan dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua
puting susu) (Arfiana & Lusiana, 2020).
5) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas (LILA) bayi baru lahir normalnya 11 cm, cara
pengukuran LILA lingkarlah pita pengukur pada pertengahan
lengan kiri (Arfiana & Lusiana, 2020).
c. Keadaan Bayi
1) Menangis
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan nada
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar nada tinggi
dan lemah (Marmi & Rahardjo, 2020).
2) Warna Kulit
Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan yang cukup (Marmi & Rahardjo, 2020).
d. Status Present
1) Kepala
Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang
tumpang tindih yang disebut moulding atau molase, molase yang
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun dapat
diraba (Marmi & Rahardjo, 2020).
2) Mata
Jumlah mata 2, posisi atau letak mata normal, tidak ada trauma
seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, tidak ada
sekret pada mata, dan konjungtivitis (Marmi & Rahardjo, 2020).
3) Telinga
Jumlah telinga 2, bentuk dan posisi normal, letak daun telinga
sejajar dengan mata dan kepala serta tidak ada gangguan
pendengaran (Marmi & Rahardjo, 2020).
4) Hidung
Bentuk dan lebar hidung normal, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm. Tidak ada pernafasan cuping hidung, jika

13
14

cuping hidung mengembang menunjukan adanya gangguan


pernafasan (Marmi & Rahardjo, 2020).
5) Mulut
Bentuk simetris, mukosa mulut dan lidah normal, tidak ada
bercak putih pada gusi, refleks menghisap baik, tidak ada labio
atau palatokisis,trush,serta sianosis (Marmi & Rahardjo, 2020).
6) Leher
Leher simetris, pergerakannya baik.Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan adanya kelainan tulang leher (Marmi &
Rahardjo, 2020).
7) Dada
Gerakan dada simetris saat bernapas. Pada pernafasan yang
normal dinding dada abdomen akan bergerak secara bersamaan.
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik
dan tampak simetris, payudara dapat tampak membesar tapi ini
normal (Marmi & Rahardjo, 2020).
8) Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernafas.Jika terdapat kelainan pada
bentuk serta bunyi perkusi perut kemungkinan ada kelainan pada
perut (Marmi & Rahardjo, 2020).
9) Genetalia
a) Perempuan, pada bayi cukup bulan, labia mayora menutupi
labia minora.Terkadang tampak sekret yang berdarah
darivagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu
(withdrawl bledding) (Marmi & Rahardjo, 2020).
b) Laki-laki, skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah
testis ada dua (Marmi & Rahardjo, 2020).
10) Punggung
Melihat adanya pembengkakan, cekungan atau lubang, merab
adanya spina bifida atau massa abnormal (Arfiana & Lusiana,
2020).
11) Anus
Tidak ada atresia ani, posisi normal. Mekonium secara umum
keluar dalam 24 jam pertama, jika sampai 48 jammekonium

14
15

belum keluar kemungkinan adanya meconiumplug syndrom,


megakolon, atau obstruksi saluran pencernaan (Arfiana &
Lusiana, 2020).
12) Ekstremitas
Kedua tangan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah. Tungkai kaki simetris,
kedua tungkai harus bisa bergerak bebas.Tidak ada polidaktili
atau sidaktili pada jari tangan dan kaki (Arfiana & Lusiana,
2020).
13) Refleks
a) Rooting (reflek mencari)
Sentuhan tau goresan pada pipi sepanjang sisi mulut
menyebabkan bayi menolehkan kepala kearah sisi tersebut
dan mulai menghisap,harus sudah menghilang setelah 3-4
bulan.Namun bisa menetap sampai usia 12 bulan (Arfiana &
Lusiana, 2020).
b) Sucking (reflek menghisap)
Bayi mulai melakukan gerakan menghisap kuat di daerah
sirkum oral sebagai respon terhadap rangsang , mentap
selama masa bayi,meskipun tanpa rangsang misalnya saat
tidur (Arfiana & Lusiana, 2020).
c) Palmar Grasp (reflek menggenggam)
Sentuhan pada telapak tangan atau kaki dekat dasar
jari ,menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki,genggaman
tangan berkurang setelah usia 3 bulan diganti dengan
gerakan volunteer,genggaman kaki berkurang pada usia 8
bulan (Arfiana & Lusiana, 2020).
d) Moro Refleks
Goyangan tiba –tiba atau terjadi perubahan keseimbangan
yang menyebabkan ekstensi dan abduksi mendadak
ekstremitas dan jari megar dengan ibu jari dan telunjuk
membentuk huruf C, diikuti fleksi dan aduksi
ekstremitas ,tungkai sedikit fleksi ,bayi mungkin
menangis .menghilang setelah usia 3-4 bulan biasaanya

15
16

paling kuat selama 2 bulan pertama (Arfiana & Lusiana,


2020).
e) Babinski Refleks
Gores telapak kaki, dari tumit sepanjang telapak kaki
menyebabkan jari-jari kaki hiperekstensi dan haluks
dorsofleksi, menghilang setelah 1 tahun (Arfiana & Lusiana,
2020).

5. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Diagnosa yang dapat
ditegakkan pada bayi baru lahir fisiologis adalah sebagai berikut :
By.Ny...usia...dengan bayi baru lahir (Widiastini, 2019).
b. Masalah
Dikaji guna menganalisa apakah bayi mengalami masalah yang
memerlukan penanganan maka dituliskan sebagai masalah.Diagnosa
masalah harus disertai dengan data dasar (Widiastini, 2019).
c. Diagnosa Potensial dan Antisipasinya
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan upaya pencegahan.
Sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnose atau masalah potensial benar-benar terjadi. Pada BBL
fisiologis, tidak terdapat diagnose potensial (Widiastini, 2019).
d. Kebutuhan Tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dikonsultasikan dan ditangani secara bersamaan dengan anggota
timkesehatan lain sesuai dengan kondisi klien jika ditemukan masalah
(Widiastini, 2019).
6. Penatalaksanaan
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), penatalaksanaan untuk bayi baru lahir
yaitu:
a. Mengamati pernafasan, warna, dan aktivitas bayi.

16
17

b. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus tubuh bayi


dengan kain kering hangat dan menutup kepala bayi. Serta
menghindari memandikan bayi minimal sampai 6 jam dan hanya jika
tidak terdapat masalah medis serta suhu tubuh bayi 36,50C atau lebih.
c. Melakukan pemeriksaan fisik bayi, melihat dan rasakan tiap-tiap
daerah mulai dari kepala sampai jari-jari kaki, jika ada faktor resiko
dan masalah minta bantuan lebih lanjut/ dirujuk jika diperlukan.
d. Pemberian ASI dengan IMD
Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi tengkurap
di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu.
Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau
lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri. Bayi diberi topi dan
diselimuti, Ayah dan keluarga dapat memberi dukungan dan
membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk
mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila
diperlukan. Menurut penelitian (Rismawati, 2021), menunjukkan
bahwa kesuksesan dalam pelaksanaan IMD sangat bermanfaat bagi
ibu maupun bayi. Manfaat yang luar biasa bagi ibu setelah melakukan
IMD terutama dalam produksi hormon oksitosin dan prolaktin,
stimulasi hormon oksitosin akan merangsang kontraksi uterus
sehingga dapat menghindari terjadinya perdarahan pasca persalinan,
merangsang pengeluaran colostrum dan produksi ASI.
e. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pastikan untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan
sebagai berikut:
1) Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan
kontak dengan bayi.
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
3) Pastikan semua peralatan, klem, gunting dan benang tali pusat
telah di DTT
f. Memberikan rangsangan taktil
Mengeringkan tubuh bayi merupakan tindakan, stimulasi untuk
merangsang terjadinya pernafasan spontan.

17
18

g. Melakukan perawatan tali pusat


Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan atau tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat dirawat
di balut kassa steril. Pembalut diganti setiap hari atau setiap kali basah
atau kotor. Menurut penelitian (Astutik, 2019), menunjukkan hasil
bahwa ada pengaruh perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa
kering steril terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.
Perawatan tali pusat dengan tehnik kasa kering steril saat ini sangat
dianjurkan untuk menjaga agar tali pusat tetap bersih dan kering selain
alat dan tehnik yang praktis dan efisien.
h. Memberikan Vitamin K
Bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K untuk
mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K. Vitamin
K diberikan peroral 1 mg/hari selama 3 hari. Sedangkan bayi beresiko
tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg secara
intramuscular. Menurut penelitian (Surjono et al., 2021), tindakan
preventif dengan pemberian profilaksis vi- tamin K1 pada bayi baru
lahir adalah hal penting yang harus diingat oleh penolong persalinan.
Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K
memiliki risiko tinggi terjadinya perdarahan akibat VKDB.
i. Memberikan Obat Tetes / Salep Mata
Setiap bayi baru lahir perlu diberi tetes/salep mata sesudah 5 jam
kelahiran. Pemberian obat mata eritromicin 0,5 mg atau tetrasiklin
1%, dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena kehamilan.
j. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Keadaan umum bayi : perlu diamati untuk menemukan kelainan yang
perlu mendapat tindakan segera. Keadaan umum pada bayi yang
perlu diperhatikan yakni ukuran antropometri keseluruhan, kepala
badan ekstremitas, tonus otot, tingkat aktifitas, warna kulit dan bibir,
serta tangis bayi. Kondisi bayi baru lahir yang dinilai dengan cepat
antara lain bayi menangis kuat atau tanpa kesulitan, bayi bergerak
aktif atau dalam keadaan lemas, warna kulit bayi merah muda, pucat
biru (Marmi & Rahardjo, 2020).

18
19

Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), penatalaksanaan untuk bayi baru lahir
usia 6 jam yaitu:
Tanggal: ................ Jam : ..................

Subyektif Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


1. Pola Nutrisi
Bayi menyusui sesuai kehendak bayi atau
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap
4 jam), bayi yang menyusui sesuai permintaannya
bisa menyusui sebanyak 12-15 kali dalam sehari.
(Marmi dan Rahardjo, 2019;h.73). Produksi ASI
akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi
sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI per
hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang
bayi (Marmi & Rahardjo, 2020).
2. Pola Eliminasi
Feses bayi bisa bergumpal seperti jelly, padat,
berbiji atau seeded dan bisa juga berupa cairan,
feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak
berbentuk, bisa seperti pasta atau krem, berbiji dan
bisa juga seperti mencret atau mencair. (Marmi dan
Rahardjo, 2019;h.76). bayi baru lahir cenderung
sering BAK yaitu 7-10 x sehari. Jika urine pucat,
kondisi ini menunjukan masukan cairan yang cukup
(Marmi & Rahardjo, 2020).
3. Pola Istirahat dan Tidur
Bayi baru lahir sampai usia 3 bulam rata-rata tidur
selama 16 jam sehari (Marmi & Rahardjo, 2020).
Obyektif 1. Tanda-tanda vital
a. Pernafasan
Pada bayi baru lahir pernafasan normalnya 40-
60 x/menit (Marmi & Rahardjo, 2020).
b. Suhu
Suhu tubuh normal pada neonatus, adalah 36,5-
37,5 0C, jika nilainya turun dibawah 36,50C
maka bayi mengalami hipotermia (Marmi &
Rahardjo, 2020).
c. Nadi
Nadi normal pada bayi baru lahir yaitu 120-160
x/menit (Marmi & Rahardjo, 2020).
2. Berat-badan
Akan terjadipenurunan berat badan fisiologis antara
5-10%, setelah 10-14 hari, berat badan lahir tercapai
kembali (Arfiana & Lusiana, 2020).
3. Abdomen
Perut bayi teraba datar lemas, dan perhatikan tanda-
tanda infeksi tali pusat seperti kemerahan, tampak
nanah atau berbau (Arfiana & Lusiana, 2020).
Analisa a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa menurut (Sondakh, 2013)adalah
menjelaskan bayi nyonya siap dan hari keberapa
kita melakukan pemeriksaan. Diagnosa yang dapat
19
20

ditegakkan pada bayi baru lahir fisiologis adalah


sebagai berikut:
By.Ny...usia...dengan bayi baru lahir (Widiastini,
2019).
b. Masalah
Tidak ada
c. Diagnosa Potensial dan Antisipasinya
Tidak ada
d. Kebutuhan Tindakan Segera, Konsultasi,
Kolaborasi dan Rujukan
Tidak diperlukan

Penatalaksanaan Tanggal :........Jam :..........


1. Melakukan pengkajian atau pemeriksaan
pertumbuhan dan perkembangan anak (Marmi &
Rahardjo, 2020).
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat,
dengan memastikan bayi tetap hangat dan terjadi
kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu, gantilah
kain atau handuk yang basah dan bungkus dengan
selimut yang kering dan bersih (Marmi & Rahardjo,
2020).
3. Memberikan ibu konseling tentang tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir seperti pernafasan sulit atau
lebih dari 60x/menit; kehangatan terlalu panas ( >
380C atau terlalu dingin < 360C); kulit bayi warna
kuning (terutama 24 jam pertama) biru atau pucat,
memar, hisapan lemah; sering muntah, mengantuk
berlebihan; tali pusat merah, bengkak, keluar cairan
(nanah), bau busuk; pernafasan sulit; tinja atau
kemih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,
sering, hijau tua, ada lendir atau darah; menggigil
atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung,
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa
tenang, menangis terus-menerus (Marmi &
Rahardjo, 2020).

20
21

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS PADA


BAYI NY. E UMUR 0 JAM DI PUSKESMAS KARANGTENGAH
KABUPATEN WONOGIRI

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 4 Juli 2023
Waktu : 02.30 WIB
Tempat : Ruang Bersalin, Puskesmas karangtengah
II. IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. E
Tanggal lahir : 4 Juli 2023 / 02.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki

b. Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny. E Nama Ayah : Tn. M
Umur : 24 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Soko Ngambarsari Alamat :Soko
Ngambarsari

III. DATA SUBYEKTIF


1. Riwayat kehamilan Ibu
a. Umur Kehamilan : 39+1 minggu
b. Riwayat penyakit dalam kehamilan :
Ibu mengatakan tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit, seperti
mudah lelah saat beraktivitas, nafas tersengal-sengal atau terengah-engah
setelah selesai beraktivitas (jantung), pusing yang tidak hilang setelah
dipakai istirahat (hipertensi), batuk berkepanjangan ± 1 bulan atau
disertai dengan darah (TBC), nafas pendek tersengal-sengal, sesak nafas,
batuk, nafas berat yang berbunyi (asma), rasa sering kencing, mudah
lapar, mudah haus terutama pada malam hari (DM), penyakit hepatitis,
21
22

IMS (Infeksi Menular Seksual/penyakit kelamin) dan HIV/AIDS


(Human Immuno Defisiensi Virus/Aquired Immuno Devisiensi
Syndrome), dan ibu mengatakan tidak ada alergi makanan ataupun obat-
obatan.
c. Kebiasaan selama hamil
1) Merorok : ibu tidak pernah merokok
2) Konsumsi alkohol : ibu tidak pernah mengonsumsi alkohol
3) Obat-obatan : ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
terlarang
4) Jamu : ibu tidak pernah mengonsumsi jamu
d. Riwayat Natal
1) Tanggal lahir : 4 Juli 2023
2) Panjang badan : 51 cm
3) Berat badan : 3100 gram
4) Jenis kelamin : laki-laki
5) Tunggal/gemeli : tunggal
6) Jenis persalinan : spontan
7) Penolong : bidan
8) Komplikasi persalinan : tidak ada
e. Riwayat Perinatal
Penilaian Apgar Score

Appearance Pulse Activity Grimance Respiratory Score

1 menit 1 2 2 2 2 9

5 menit 1 2 2 2 2 9
ke 1

5 menit 2 2 2 2 2 10
ke 2

2. Pola Kebiasaan sehari-hari :


Pola nutrisi : Bayinya dapat menyusu saat IMD.
Pola eliminasi : Bayinya sudah BAK sebanyak 1 kali tetapi belum BAB.
Pola istirahat : Bayinya belum tidur dan sesekali menangis kuat.

22
23

Pola aktivitas : Bayinya bergerak aktif, menangis kuat, menyusu dengan


kuat.

IV. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign :N = 142 x/ menit
RR = 40 x/ menit
T = 36,7 0 C
2. Pengukuran antropometri :
a. BB : 3100 gram
b. PB : 51 cm
c. LD : 33 cm
d. LK : 32 cm
e. LILA : 10 cm
3. Status present
Kepala : Mesocephal, UUK dan UUB belum menutup, tidak ada
moulase, hematom maupun caput.
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedema, tidak ikterik
Mata : Simetris, bersih, sklera berwarna putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada tanda infeksi
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung
Mulut : Bersih, tidak ada labio palatoskisis, tidak ada perdarahan
pada gusi, bibir lembab, warna merah muda
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, suara nafas
vesikuler
Abdomen : Turgor baik, tidak ada pembengkakan organ, tali pusat
masih basah, dan tidak ada perdarahan
Genetalia : Terdapat labia mayora dan minora, lubang uret, dan
lubang vagina.
Ekstremitas : Lengkap, tidak oedem, gerak aktif, CRT 2 ‫ ﻜ‬detik
Atas
23
24

Ekstremitas : Lengkap, tidak oedem, gerak aktif, CRT 2 ‫ ﻜ‬detik


Bawah
Kulit : Kemerahan, terdapat verniks caseosa
Punggung : Tidak ada benjolan abnormal, seperti spina bifida
Anus : Terdapat lubang anus
Refleks :
a. Rooting Reflek : Bayi dapat menolehkan kepalanya ketika terdapat
usapan di pipinya. Bayi memutar kepalanya ke arah bagian yang diusap.
b. Sucking Reflek : Bayi dapat menghisap dengan baik ketika puting susu
dimasukkan ke dalam mulut bayi. Bayi menghisap dengan kuat.
c. Grasping Reflek : Bayi dapat menggenggam dengan baik. Apabila
sebuah benda diletakkan di telapak tangan bayi, bayi menggenggam
benda tersebut dengan kuat.
d. Moro Reflek : Bayi dapat merefleksikan ekstremitasnya saat diberikan
rangsangan kejutan. Ketika bayi dikagetkan, seluruh tubuh bayi
melakukan gerakan fleksi atau memeluk secara spontan.
e. Babinski Reflek : Ketika bagian bawah bayi diusap, jari-jari kaki bayi
mencengkram.

V. ANALISA
1. Diagnosa Kebidanan : Bayi Ny. E usia 0 jam fisiologis
2. Masalah : Tidak Ada
3. Diagnosa Potensial : Tidak Ada
4. Tindakan Segera : Tidak Ada

VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 4 Juli 2023 Jam : 02.35 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam kondisi baik dan
normal.
Hasil : Ibu merasa senang dan lega mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
dalam kondisi baik dan normal.
2. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi menggunakan pernel
bersih dan kering, lalu membawa bayi ke infant warmer.
Hasil : bayi sudah diletakkan di infant warmer.

24
25

3. Mengeringkan kulit bayi dengan pernel kering dan bersih, lalu


membersihkan kulit bayi menggunakan baby oil.
Hasil : bayi sudah dikeringkan dan kulit bayi kemerahan, tonus otot kuat,
serta bayi menangis kuat.
4. Merawat tali pusat dengan prinsip antiseptik dengan cara membungkus tali
pusat bayi dengan kassa steril.
Hasil : tali pusat sudah dibungkus kasa steril.
5. Melakukan pemeriksaan HR (Heart Rate) dan Respirasi.
Hasil : pemeriksaan HR dan RR telah dilakukan dengan hasil HR : 142
x/menit dan RR 40 x/menit.
6. Memberikan salep mata gentamicin 1% pada kedua mata bayi dan
menyuntikkan Vit K 0,1 cc dibagian paha kiri.
Hasil : mata bayi telah diberi salep/ obat mata dan bayi telah diinjeksi
vitamin K.
7. Melakukan antropometri
Hasil :
Berat badan : 3100 gram
Panjang badan : 51 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar dada : 33 cm
8. Memakaikan bayi baju, sarung tangan dan sarung kaki, topi, dan bedong.
Hasil : bayi terbungkus hangat mengenakan baju, bedong, topi kering dan
bersih sehingga bayi hangat dan nyaman.

25
26

CATATAN PERKEMBANGAN PADA BAYI NY. E USIA 2 JAM

Tanggal : 4 Juli 2023


Jam : 04.30 WIB
Tempat : Puskesmas karangtengah
Subyektif a. Pola Nutrisi
IMD 1 jam pertama pada bayi berhasil dan saat ini bayi
diberikan ASI setiap bayi lapar/menangis selama ±30
menit dengan kedua payudara secara bergantian, ASI
keluar belum terlalu lancer.
b. Pola Eliminasi
Bayi terlihat sudah BAK 1 kali warna jernih, bau khas
dan bayi belum BAB.
c. Pola Hygiene
Bayi sudah dibersihkan dan dikeringkan setelah
dilakukan pemeriksaan antropometri. Bayi sudah
memakai baju, popok, topi, bedong dan selimut bersih.
d. Pola Tidur
Bayi tidur setelah selesai dipakaikan pakaian hangat
serta bedong dan bayi sesekali terbangun dan menangis
saat lapar, BAB atau BAK.

Obyektif Tanda-tanda vital :


Denyut jantung : 144x/menit
Suhu : 36,80C
RR : 46x/menit
BB : 3200 gram
Analisa Diagnosa Kebidanan: By. Ny. E usia 2 jam fisiologis
Masalah : tidak ada
Diagnose potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
Penatalaksanaan a. Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada ibu
dan keluarga, bayinya dalam keadaan baik dan sehat.
Hasil : Ibu dan keluarga terlihat senang mengetahui

26
27

keadaan bayi Ny. E dalam keadaan baik dan sehat.


b. Menjaga bayi tetap hangat, memastikan bayi berpakaian
lengkap dan diselimuti, menutup kepala bayi dengan topi.
Hasil : Bayi berada di ruangan yang hangat, diletakkan di
infant warmer, dan bayi sudah memakai baju lengkap,
topi, bedong dan selimut
c. Melanjutkan pengamatan keadaan umum, tanda vital,
warna dan aktifitas bayi.
Hasil : keadaan umum bayi baik, detak jantung : 144
x/menit suhu: 36,8°C, pernafasan bayi 46x/menit, warna
kulit masih kemerahan dan aktifitas bayi menyusu.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai teknik cara
menyusui bayi yang benar dan mengajurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin kapan saja saat
bayinya meminta atau ± jam sekali.
Hasil : Ibu mengerti dan paham terhadap penjelasan yang
sudah diberikan mengenai teknik menyusui yang benar
dan bersedia mengikuti anjuran.
e. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan
Hasil : semua hasil pemeriksaan dan asuhan telah di
dokumentasikan di register, buku KIA, RM.

CATATAN PERKEMBANGAN PADA BAYI NY. E USIA 6 JAM


27
28

Tanggal : 4 Juli 2023


Jam : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas karangtengah
Subyektif a. Pola Nutrisi
IMD 1 jam pertama pada bayi berhasil dan saat ini bayi
diberikan ASI setiap bayi lapar/menangis selama ±30
menit dengan kedua payudara secara bergantian, ASI
keluar lancar.
b. Pola Eliminasi
Bayi terlihat sudah BAB 1x warna hitam kehijauan,
lengket, bau khas dan BAK 2x warna jernih, bau khas.
c. Pola Hygiene
Bayi sudah dibersihkan dan dikeringkan setelah
dilakukan pemeriksaan antropometri. Bayi sudah
memakai baju, popok, topi, bedong dan selimut bersih.
d. Pola Tidur
Bayi tidur setelah selesai dipakaikan pakaian hangat
serta bedong ± 2 jam dan bayi sesekali terbangun dan
menangis saat lapar, BAB atau BAK.

Obyektif a. Tanda-tanda vital :


Denyut jantung : 148x/menit Suhu : 36,70C
RR : 45x/menit BB : 3200 gram
b. Status present :
Abdomen : bulat, tidak ada massa abnormal. Tali pusat
belum puput, tidak kemerahan, tidak tampak nanah
Kulit : kemerahan, tidak ada bercak, tidak ada memar,
turgor kulit baik apabila setelah dicubit kulit segera
kembali seperti keadaan semula

Analisa Diagnosa Kebidanan: By Ny. E usia 6 jam fisiologis


Masalah : tidak ada
Diagnose potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada

28
29

BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut Widiastini (2014), pengkajian langkah pertama dikumpulkan semua


informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Dalam kasus pengkajian dilakukan pada bayi baru lahir fisiologis bayi
Ny. E umur 0 jam fisiologis pada tanggal 4 Juli 2023 pukul 02.30 WIB di Puskesmas
karangtengah Kabupaten Purworejo.
Pada pengkajian BBL 0 jam pada By. Ny. E tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktik. Menurut teori Marmi & Rahardjo (2019),
identitas merupakan alat pengenal bayi agar tidak tertukar. Pada kasus, bayi belum
diberi nama sehingga identitas bayi dicantumkan Bayi Ny. E. Hal ini tidak
memberikan masalah karena dari pihak keluarga belum memberikan nama pada bayi
tersebut sehingga bayi diberi identitas bayi Ny. E, karena Ny. E sebagai ibu dari bayi
tersebut. Pada riwayat kehamilan ibu mengatakan usia ibu saat hamil yaitu 24 tahun,
bayi lahir pada usia kehamilan 39+2 minggu. Menurut Marmi & Rahardjo (2019),
menyatakan lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus sangat penting karena faktor
maturasi bayi sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal, serta
penting untuk penatalaksanaan tiap neonatus.
Pada pola nutrisi bayi Ny. E telah berhasil IMD meskipun ASI belum, sejak
bayi lahir sudah bisa menghisap dengan baik, reflek primitif bayi dapat dilihat dari
cara bayi menyusu yaitu reflek rooting (mencari), swallowing (menelan) sudah baik
(Arfiana & Lusiana, 2019). Pada pola eliminasi bayi, didapatkan bahwa bayi Ny. E
setelah lahir belum BAK dan BAB. Menurut teori Marmi & Rahardjo (2019), bayi
yang pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama setelah lahir dan disebut
dengan mekonium. Mekonium harus keluar dalam 24 jam pertama, bila tidak harus
waspada terhadap atresia ani atau obstruksi usus. Sedangkan untuk BAK yitu untuk
urine harus keluar dalam 24 jam pertama, bila tidak harus diperhatikan kemungkinan
adanya obstruksi saluran kencing. Sehingga bayi Ny. E termasuk dalam keadaan
normal karena bayi masih berusia 0 jam. Pada pola istirahat bayi Ny. E banyak tidur
setelah lahir dan hanya terbangun saat BAK dan ingin menyusu. Hal ini
membuktikan bahwa pola istirahat bayi Ny. E termasuk normal. Menurut Marmi &
Rahardjo (2019), pada bulan pertama kehidupannya, bayi baru lahir cenderung
menghabiskan waktunya untuk tidur. Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi

29
30

normalnya sering tidur, dan bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
16 jam sehari. Pada pola hygiene kasus Bayi Ny. E belum dimandikan sejak lahir
namun telah dibersihkan dari darah dan kotoran yang keluar saat proses persalinan
tadi. Hal ini sesuai dengan teori Yulianti & Sam (2019), bahwa memandikan bayi
terlalu awal (dalam 24 jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi.
Maka dari itu untuk menghindari kejadian hipotermi, sebaiknya memandikan bayi
setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 6 jam) sesuai dengan tujuan yaitu untuk
menghindari dan meminimalkan terjadinya hipotermi pada bayi.
Data obyektif pada pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik bayi
didapatkan bahwa keadaan umum bayi baik, denyut jantung bayi 142 x/menit, suhu
tubuh bayi 36,7oC, respirasi bayi yaitu 40 x/menit. Menurut Arfiana & Lusiana
(2019), denyut jantung normal 100-160 kali/menit dan pernafasan normal 30-60
kali/menit. Pengukuran suhu di ketiak dengan thermometer, normalnya 36,5 o C -
37,5oC. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tersebut keadaan bayi dalam batas
normal. Pada pemeriksaan antropometri bayi Ny. E, berat badan normal 3100 gram,
panjang badan 51 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33 cm. Menurut Arfiana &
Lusiana (2019), berat badan BBL normal adalah 2500-4000 gram, panjang badan
BBL normal adalah 48–52 cm, lingkar kepala BBL normal adalah 33-35 cm, lingkar
dada BBL normal adalah 30-38 cm. Tidak terdapat kesenjangan pada pengukuran
antropometri bayi. Bayi Ny. E dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan bayi normal dan tidak ada kelainan kongenital. Pada
pemeriksaan abdomen ditemukan bahwa tali pusat tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak atau kemerahan, kemudian dalam
pemeriksaan genetalia didapatkan hasil bahwa terdapat lubang pada ujung uretra,
testis ada dua hal ini sesuai dengan teori (Marmi & Rahardjo, 2019).
Berdasarkan teori Widiastini (2014), bidan menganalisa data yang diperoleh
pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Pada kasus ini diagnosa kebidanan yang
muncul yaitu bayi Ny. E ini adalah Bayi Ny. E usia 0 jam fisiologis.
Penatalaksanaan asuhan BBL 0 jam yang dilakukan pada bayi Ny. E yaitu
mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus tubuh bayi dengan kain
kering hangat dan menutup kepala bayi, mengajarkan kepada ibu tentang perawatan
tali pusat. Menurut (Marmi & Rahardjo, 2019), melakukan perawatan tali pusat
dengan cara membiarkan tali pusat selalu kering dan bersih. Tali pusat harus
dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar, dan

30
31

hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih dan sabun, serta menghindari
membungkus tali pusat. Sejalan dengan penelitian Astutik (2020), menunjukkan hasil
bahwa ada pengaruh perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering steril
terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Perawatan tali pusat dengan tehnik
kasa kering steril saat ini sangat dianjurkan untuk menjaga agar tali pusat tetap bersih
dan kering, sehingga dapat mempercepat pelepasan tali pusat pada bayi. Selain itu
kassa kering steril merupakan alat dan tehnik yang praktis dan efisien. Memberikan
salep mata gentamicin 1 % pada kedua mata bayi dan menyuntikkan Vit K 0,1 cc
dibagian paha kiri. Menurut penelitian Surjono et al. (2021), tindakan preventif
dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir adalah hal penting
yang harus diingat oleh penolong persalinan. Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan
profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi terjadinya perdarahan akibat VKDB.
Melakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan HR serta RR bayi.
Memakaikan bayi baju, sarung tangan dan sarung kaki, topi, dan bedong. Meletakan
bayi tengkurap didada ibu secara skin to skin untuk IMD yaitu dengan cara
meluruskan bahu bayi sehingga menempel didada ibu dan kepala bayi berada
diantara kedua payudara ibu lebih rendah dari puting susu dan memberikan topi
dikepala bayi dan membiarkan bayi mencari puting susu ibu dengan sendirinya
minimal 1 jam. Menurut penelitian Rismawati (2021), menunjukkan bahwa
kesuksesan dalam pelaksanaan IMD sangat bermanfaat bagi ibu maupun bayi.
Manfaat yang luar biasa bagi ibu setelah melakukan IMD terutama dalam produksi
hormon oksitosin dan prolaktin, stimulasi hormon oksitosin akan merangsang
kontraksi uterus sehingga dapat menghindari terjadinya perdarahan pasca persalinan,
merangsang pengeluaran colostrum dan produksi ASI. Melakukan pendokumentasian
di buku register, buku KIA, dan RM.

31
32

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus Manajemen Asuhan Kebidana
Pada Ibu Prakonsepsi dengan perencanaan kehamilan sehat Di
Puskesmas Karangtengah,Wonogiri.
1. Telah dilakukan pengkajian data dan analisis data pada Ny “E”
prakonsepsi merencanakan kehamilan sehat di Puskesmas
Karangtengah.
2. Telah dilaksanakan perumusan untuk menganalisan dan
menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa atau masalah
aktual pada Bayi Ny E Umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah
Wonogiri
3. Telah di laksanakan perumusan untuk menganalisan dan
menginterpretasikandata untuk menegakkan diagnosa atau masalah
potensial pada Bayi Ny E Umur 0 Jam sehat di Puskesmas Karangtengah
Kabupaten Wonogiri.
4. Telah dilaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi
pada Bayi Ny E Umur 0 Jam di puskesmas Karangtengah Kabupaten
Wonogiri
5. Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Bayi Ny E Umur 0
Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri berdasarkan
diagnosa masalah aktual dan masalah potensial.
6. Telah dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Bayi Ny E Umur 0
Jam sehat di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri dengan hasil
semua tindakan dapat dilakukan secara menyeluruh tanpa adanya
hambatan.
7. Telah dilakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada Bayi Ny E Umur 0
Jam sehat di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri.
8. Telah di lakukan pendokumentasian semua hasil temuan dan tindakan
asuhan pada Bayi Ny E Umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah
Kabupaten Wonogiri dalam bentuk SOAP.

32
33

B. SARAN
1. Bagi klien
a. Diharapkan ibu mengerti asuhan pada bayinya
b. Diharapkan ibu memberikan ASI saja sampai bayinya umur 6 bulan
c. Diharapkan ibu bisa menghubungi tenaga Kesehatan apabila ada sesuatu
yang kurang paham mengenai perawatan pada bayinya
a. Diharapkan ibu tetap menjaga lingkungan yang sehat untuk mendukung
Kesehatan Bayinya
2. Bagi pelaksana pelayanan kesehatan
a. Profesi bidan harus mampu menerapkan dan memberikan pelayanan yang
menyeluruh kepada semua klien tanpa mebedakan satu sama lain.
b. Setiap pelayanan Kebidanan mampu melaksanakan mampu memberikan asuhan
kebidanan Bayi baru Lahir yang benar dan berkwalitas.
c. Bidan salah satu pelaksanaan utama dalam memberikan asuhan kebidanan
terhadap masyarakat pada Bayi baru lahir, agar lebih meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya dengan banyak membaca buku serta mengikuti pelatihan
pelatihandan seminar seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
3. Bagi institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen
kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan
mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna
menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan profesional.

33
34

DAFTAR PUSTAKA

Arfiana, & Lusiana, A. (2020). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah
(1st ed.). Trans Medika.

Astutik, P. (2019). PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN TEHNIK KASA


KERING STERIL DAN KASA ALKOHOL 70% TERHADAP PELEPASAN
TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR (DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUMBERSARI SARADAN KABUPATEN MADIUN). Jurnal
Kesehatan, 42–51.

Marmi, & Rahardjo, K. (2020). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Pustaka Pelajar.

Rismawati, O. F. (2021). Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi Baru
Lahir. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 21–25.
https://doi.org/10.37289/mp

Surjono, E., Wijaya, E., & Clarissa, E. (2021). PENTINGNYA PROFILAKSIS


VITAMIN K1 PADA BAYI BARU LAHIR. Journal of Medicine, 10(1), 51–
55.

Widiastini, L. P. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi
Baru Lahir. Bogor : IN MEDIA.

Yulianti, N. T., & Sam, K. L. N. (2019). BAHAN AJAR ASUHAN KEBIDANAN


PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR. Makasar : Cendekia Publisher.

34

Anda mungkin juga menyukai