Disusun oleh:
MURTINI
NIM. PB 222056
Disusun Oleh
Nama : MURTINI
NIM : PB 222056
i
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Disusun oleh
Nama : MURTINI
NIM. PB222056
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : (Ajeng Maharani P, SST., M.Keb)
NIP/NIK: 201991231
Pembimbing Klinik (CI)
Tanggal :
Di : (Heni Setya Handayani, SST)
NIP/NIK: 19710808 199203 2 008
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua berkat
dan rahmat Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Stase Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri” dapat selesai
dengan baik.
Laporan Praktik Stase Bayi Baru Lahir ini tidak dapat terselesaikannya
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
saran, bimbingan, dan kritikannya sehingga laporan ini dapat tersusun sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan yang sudah dibuat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 2
C. Manfaat………………………………………………………. 3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................... 4
A. Tinjauan Teori Medis ……………………………………….. 4
b. Tinjauan Teori Askeb………………………… …….…….... 16
B. Teori EBM .......................................................................................................31
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 34
A. Data Subjektif................................................................................................... 34
B. Data Objektif..................................................................................................... 38
C. Assessment.......................................................................................................40
D. Planning .......................................................................................................40
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 42
BAB V PENUTUP..................................................................................... 46
A. Kesimpulan....................................................................................................... 46
B. Saran .......................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 48
LAMPIRAN
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan salah satu
bentuk investasi di masa depan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan bayi,
diantaranya dapat dilihat dari Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari
pada tahun 2019 sekitar 810 wanita meninggal, pada akhir tahun mencapai
295.000 orang dari 94% diantaranya terdapat di negara berkembang. (WHO,
2019). Pada tahun 2019 angka kematian bayi baru lahir sekitar 18 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. (UNICEF 2019).
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. E umur 0 jam di Puskesmas
Karangtengah Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan pendekatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subyektif secara lengkap pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri.
b. Melakukan pengkajian data obyektif secara lengkap pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri
c. Melakukan assesment pada Bayi Ny. E umur 0 Jam di Puskesmas
Karangtengah Kabupaten Wonogiri
d. Melakukan perencanaan, implementasi dan evaluasi pada Bayi Ny. E
umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan serta dapat menerapkan teori yang telah diterima dan
didapat dalam perkuliahan ke dalam kasus nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan standar mutu pelayanan kebidanan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat khususnya klien dan keluarga, dapat
mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai masukan bagi pendidikan dan sebagai
referensi laporan akhir berikutnya, referensi di perpustakaan serta sebagai
bahan bimbingan mahasiswi dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada
bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti (Marmi & Rahardjo, 2020).
2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperatur lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut (Marmi &
Rahardjo, 2020).
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi dilahirkan atau ditempatkan di
dalam ruangan dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.
Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi aliran udara dari kipas
angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan
(Marmi & Rahardjo, 2020).
4) Radiasi
Panas yang terjadi karena bayi yang ditempatkan di dekat
benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari
tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung) (Marmi &
Rahardjo, 2020).
d. Metabolisme
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar glukosa akan
dipertahankan oleh si bayi itu sendiri serta mengalami penurunan
waktu yang cepat 1-2 jam. Guna mengetahui atau memperbaiki
kondisi tersebut, maka dilakukan dengan menggunakan Air Susu
Ibu (ASI) penggunaan cadangan glikogen (glikoginolisis) dan
pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(gluconeogenesis). Seorang bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa sebagai glikogen dalam hati (Marmi & Rahardjo, 2020).
e. Sistem Kekebalan Tubuh
3
3
4
0 1 2
4
5
5
6
6
7
7
8
(Widiastini, 2019); (Arfiana & Lusiana, 2020); (Marmi & Rahardjo, 2020).
8
9
1. Pengkajian
Langkah ini mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dan
pemeriksaan fisik pasien (Widiastini, 2019).
Tanggal : ........ Jam : ......
2. Identitas Pasien
a. Pengkajian biodata yaitu nama klien/ bayi, jenis kelamin,
tanggal lahir dan tanggal masuk RS/ Ruang Perinatologi, umur bayi,
ditanyakan langsung ke orang tua/ keluarga dan melihat data
dicatatan medis RS (Widiastini, 2019).
b. Biodata Orang tua
Biodata orang tua disini bisa ayah/ibu atau kedua-duanya.
1) Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. Memanggil ibu sesuai dengan
namanya, menghargai dan menjaga martabatnya merupakan
salah satu asuhan sayang ibu dalam proses persalinan
(Widiastini, 2019).
2) Umur
Usia atau umur adalah lama hidup seseorang. Usia ibu saat waktu
reproduksi sehat diketahui bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-35 tahun (Widiastini, 2019).
3) Agama
Menurut (Widiastini, 2019), dikaji untuk mempermudah dalam
melakukan pendekatan keagamaan dalam melakukan asuhan
kebidanan juga mengetahui pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan lain. Agama ini berfungsi untuk mengetahui praktek
agama yang dilakukan oleh ibu yang berkaitan dengan persalinan
dan cara merawat bayinya.
9
10
4) Suku/ Bangsa
Berpengaruh pada adaptasi, adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari. Untuk mengetahui kecenderungan golongan darah, Rh yang
dimiliki ibu. Sehubungan dengan kemungkinan terjadinya
eritroblastosis fetlis karena inkomtapibilitas Rh. Di Indonesia
hampir semua orang Rh (+), sedangkan Rh (-) cenderung dimiliki
oleh orang kulit putih (Widiastini, 2019).
5) Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(Widiastini, 2019).
6) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Widiastini, 2019).
7) Alamat
Ditulis tempat tinggal sebenarnya untuk digunakan bila
mengadakan kunjungan penderita (Widiastini, 2019).
3. Data Subyektif
a. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Kehamilan
Dikaji kehamilan yang keberapa, usia kehamilan aterm, berapa
kali ANC, dengan siapa, mendapat apa masalah kehamilan saat ini,
kebiasaan buruk selama kehamilan yang dapat mempengaruhi
keadaan bayi baru lahir (Widiastini, 2019). Menurut (Marmi &
Rahardjo, 2020), lamanya masa gestasi tiap neonatus sangat
penting karena faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada
morbiditas dan mortalitas perinatal, serta penting untuk
penatalaksanaan tiap neonatus terutama bayi BBLR.
2) Riwayat Persalinan
Untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir (jam dan tanggal),
penolong, tempat, dan cara persalinan (spontan atau tindakan)
serta keadaan bayi saat lahir (Marmi & Rahardjo, 2020).
10
11
11
12
4. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Pernapasan
Menurut (Yulianti & Sam, 2019), pernafasan bayi baru lahir
normal 30-60 kali permenit,tanpa etraksi dada dan tanpa merintih
pada fase ekspirasi.
2) Suhu
Bayi cukup bulan yang normal dan sehat serta tertutup pakaian
hangat akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya 36,50C-
37,50C, jika suhu lingkungan dipertahankan 18-210C , nutrisi/ASI)
yang cukup dan gerakannya tidak terhambat oleh bedong yang
ketat. Suhu normal bayi baru lahir 36,5-37,50C melalui
pengukuran suhu aksila (Arfiana & Lusiana, 2020).
3) Denyut Jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali
permenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali
permenit dalam jagka waktu yang pendek, misalnya beberapa kali
dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama
bila bayi mengalami disstres (Arfiana & Lusiana, 2020).
b. Antropometri
1) Berat Badan
Menurut (Arfiana & Lusiana, 2020), berat badan BBL normal
adalah 2500 - 4000 gram, maka dari itu jika berat bayi lahir kurang
dari 2500-4000 gram maka bayi disebut BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah).
2) Panjang Badan
Menurut (Arfiana & Lusiana, 2020), panjang badan pada bayi baru
lahir normalnya 48-52 cm. Cara mengukur panjang badan yaitu
dilakukan dengan meletakkan bayi ditempat datar dan diukur
panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan
bayi diluruskan. (Marmi, 2019; h. 8,55).
3) Lingkar Kepala
Menurut (Arfiana & Lusiana, 2020), lingkar kepala normalnya
yaitu 33-35 cm dan cara pengukuran lingkar kepala dilakukan dari
dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
12
13
4) Lingkar Dada
Lingkar dada yang normal pada bayi baru lahir yaitu 30 – 38 cm,
cara pengukuran lingkar dada yaitu dilakukan dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua
puting susu) (Arfiana & Lusiana, 2020).
5) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas (LILA) bayi baru lahir normalnya 11 cm, cara
pengukuran LILA lingkarlah pita pengukur pada pertengahan
lengan kiri (Arfiana & Lusiana, 2020).
c. Keadaan Bayi
1) Menangis
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan nada
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar nada tinggi
dan lemah (Marmi & Rahardjo, 2020).
2) Warna Kulit
Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan yang cukup (Marmi & Rahardjo, 2020).
d. Status Present
1) Kepala
Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang
tumpang tindih yang disebut moulding atau molase, molase yang
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun dapat
diraba (Marmi & Rahardjo, 2020).
2) Mata
Jumlah mata 2, posisi atau letak mata normal, tidak ada trauma
seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, tidak ada
sekret pada mata, dan konjungtivitis (Marmi & Rahardjo, 2020).
3) Telinga
Jumlah telinga 2, bentuk dan posisi normal, letak daun telinga
sejajar dengan mata dan kepala serta tidak ada gangguan
pendengaran (Marmi & Rahardjo, 2020).
4) Hidung
Bentuk dan lebar hidung normal, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm. Tidak ada pernafasan cuping hidung, jika
13
14
14
15
15
16
5. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Diagnosa yang dapat
ditegakkan pada bayi baru lahir fisiologis adalah sebagai berikut :
By.Ny...usia...dengan bayi baru lahir (Widiastini, 2019).
b. Masalah
Dikaji guna menganalisa apakah bayi mengalami masalah yang
memerlukan penanganan maka dituliskan sebagai masalah.Diagnosa
masalah harus disertai dengan data dasar (Widiastini, 2019).
c. Diagnosa Potensial dan Antisipasinya
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan upaya pencegahan.
Sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnose atau masalah potensial benar-benar terjadi. Pada BBL
fisiologis, tidak terdapat diagnose potensial (Widiastini, 2019).
d. Kebutuhan Tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dikonsultasikan dan ditangani secara bersamaan dengan anggota
timkesehatan lain sesuai dengan kondisi klien jika ditemukan masalah
(Widiastini, 2019).
6. Penatalaksanaan
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), penatalaksanaan untuk bayi baru lahir
yaitu:
a. Mengamati pernafasan, warna, dan aktivitas bayi.
16
17
17
18
18
19
Menurut (Marmi & Rahardjo, 2020), penatalaksanaan untuk bayi baru lahir
usia 6 jam yaitu:
Tanggal: ................ Jam : ..................
20
21
BAB III
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 4 Juli 2023
Waktu : 02.30 WIB
Tempat : Ruang Bersalin, Puskesmas karangtengah
II. IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. E
Tanggal lahir : 4 Juli 2023 / 02.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
1 menit 1 2 2 2 2 9
5 menit 1 2 2 2 2 9
ke 1
5 menit 2 2 2 2 2 10
ke 2
22
23
V. ANALISA
1. Diagnosa Kebidanan : Bayi Ny. E usia 0 jam fisiologis
2. Masalah : Tidak Ada
3. Diagnosa Potensial : Tidak Ada
4. Tindakan Segera : Tidak Ada
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 4 Juli 2023 Jam : 02.35 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam kondisi baik dan
normal.
Hasil : Ibu merasa senang dan lega mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
dalam kondisi baik dan normal.
2. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi menggunakan pernel
bersih dan kering, lalu membawa bayi ke infant warmer.
Hasil : bayi sudah diletakkan di infant warmer.
24
25
25
26
26
27
28
29
BAB IV
PEMBAHASAN
29
30
normalnya sering tidur, dan bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
16 jam sehari. Pada pola hygiene kasus Bayi Ny. E belum dimandikan sejak lahir
namun telah dibersihkan dari darah dan kotoran yang keluar saat proses persalinan
tadi. Hal ini sesuai dengan teori Yulianti & Sam (2019), bahwa memandikan bayi
terlalu awal (dalam 24 jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi.
Maka dari itu untuk menghindari kejadian hipotermi, sebaiknya memandikan bayi
setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 6 jam) sesuai dengan tujuan yaitu untuk
menghindari dan meminimalkan terjadinya hipotermi pada bayi.
Data obyektif pada pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik bayi
didapatkan bahwa keadaan umum bayi baik, denyut jantung bayi 142 x/menit, suhu
tubuh bayi 36,7oC, respirasi bayi yaitu 40 x/menit. Menurut Arfiana & Lusiana
(2019), denyut jantung normal 100-160 kali/menit dan pernafasan normal 30-60
kali/menit. Pengukuran suhu di ketiak dengan thermometer, normalnya 36,5 o C -
37,5oC. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tersebut keadaan bayi dalam batas
normal. Pada pemeriksaan antropometri bayi Ny. E, berat badan normal 3100 gram,
panjang badan 51 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33 cm. Menurut Arfiana &
Lusiana (2019), berat badan BBL normal adalah 2500-4000 gram, panjang badan
BBL normal adalah 48–52 cm, lingkar kepala BBL normal adalah 33-35 cm, lingkar
dada BBL normal adalah 30-38 cm. Tidak terdapat kesenjangan pada pengukuran
antropometri bayi. Bayi Ny. E dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan bayi normal dan tidak ada kelainan kongenital. Pada
pemeriksaan abdomen ditemukan bahwa tali pusat tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak atau kemerahan, kemudian dalam
pemeriksaan genetalia didapatkan hasil bahwa terdapat lubang pada ujung uretra,
testis ada dua hal ini sesuai dengan teori (Marmi & Rahardjo, 2019).
Berdasarkan teori Widiastini (2014), bidan menganalisa data yang diperoleh
pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Pada kasus ini diagnosa kebidanan yang
muncul yaitu bayi Ny. E ini adalah Bayi Ny. E usia 0 jam fisiologis.
Penatalaksanaan asuhan BBL 0 jam yang dilakukan pada bayi Ny. E yaitu
mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus tubuh bayi dengan kain
kering hangat dan menutup kepala bayi, mengajarkan kepada ibu tentang perawatan
tali pusat. Menurut (Marmi & Rahardjo, 2019), melakukan perawatan tali pusat
dengan cara membiarkan tali pusat selalu kering dan bersih. Tali pusat harus
dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar, dan
30
31
hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih dan sabun, serta menghindari
membungkus tali pusat. Sejalan dengan penelitian Astutik (2020), menunjukkan hasil
bahwa ada pengaruh perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering steril
terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Perawatan tali pusat dengan tehnik
kasa kering steril saat ini sangat dianjurkan untuk menjaga agar tali pusat tetap bersih
dan kering, sehingga dapat mempercepat pelepasan tali pusat pada bayi. Selain itu
kassa kering steril merupakan alat dan tehnik yang praktis dan efisien. Memberikan
salep mata gentamicin 1 % pada kedua mata bayi dan menyuntikkan Vit K 0,1 cc
dibagian paha kiri. Menurut penelitian Surjono et al. (2021), tindakan preventif
dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir adalah hal penting
yang harus diingat oleh penolong persalinan. Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan
profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi terjadinya perdarahan akibat VKDB.
Melakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan HR serta RR bayi.
Memakaikan bayi baju, sarung tangan dan sarung kaki, topi, dan bedong. Meletakan
bayi tengkurap didada ibu secara skin to skin untuk IMD yaitu dengan cara
meluruskan bahu bayi sehingga menempel didada ibu dan kepala bayi berada
diantara kedua payudara ibu lebih rendah dari puting susu dan memberikan topi
dikepala bayi dan membiarkan bayi mencari puting susu ibu dengan sendirinya
minimal 1 jam. Menurut penelitian Rismawati (2021), menunjukkan bahwa
kesuksesan dalam pelaksanaan IMD sangat bermanfaat bagi ibu maupun bayi.
Manfaat yang luar biasa bagi ibu setelah melakukan IMD terutama dalam produksi
hormon oksitosin dan prolaktin, stimulasi hormon oksitosin akan merangsang
kontraksi uterus sehingga dapat menghindari terjadinya perdarahan pasca persalinan,
merangsang pengeluaran colostrum dan produksi ASI. Melakukan pendokumentasian
di buku register, buku KIA, dan RM.
31
32
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus Manajemen Asuhan Kebidana
Pada Ibu Prakonsepsi dengan perencanaan kehamilan sehat Di
Puskesmas Karangtengah,Wonogiri.
1. Telah dilakukan pengkajian data dan analisis data pada Ny “E”
prakonsepsi merencanakan kehamilan sehat di Puskesmas
Karangtengah.
2. Telah dilaksanakan perumusan untuk menganalisan dan
menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa atau masalah
aktual pada Bayi Ny E Umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah
Wonogiri
3. Telah di laksanakan perumusan untuk menganalisan dan
menginterpretasikandata untuk menegakkan diagnosa atau masalah
potensial pada Bayi Ny E Umur 0 Jam sehat di Puskesmas Karangtengah
Kabupaten Wonogiri.
4. Telah dilaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi
pada Bayi Ny E Umur 0 Jam di puskesmas Karangtengah Kabupaten
Wonogiri
5. Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Bayi Ny E Umur 0
Jam di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri berdasarkan
diagnosa masalah aktual dan masalah potensial.
6. Telah dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Bayi Ny E Umur 0
Jam sehat di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri dengan hasil
semua tindakan dapat dilakukan secara menyeluruh tanpa adanya
hambatan.
7. Telah dilakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada Bayi Ny E Umur 0
Jam sehat di Puskesmas Karangtengah Kabupaten Wonogiri.
8. Telah di lakukan pendokumentasian semua hasil temuan dan tindakan
asuhan pada Bayi Ny E Umur 0 Jam di Puskesmas Karangtengah
Kabupaten Wonogiri dalam bentuk SOAP.
32
33
B. SARAN
1. Bagi klien
a. Diharapkan ibu mengerti asuhan pada bayinya
b. Diharapkan ibu memberikan ASI saja sampai bayinya umur 6 bulan
c. Diharapkan ibu bisa menghubungi tenaga Kesehatan apabila ada sesuatu
yang kurang paham mengenai perawatan pada bayinya
a. Diharapkan ibu tetap menjaga lingkungan yang sehat untuk mendukung
Kesehatan Bayinya
2. Bagi pelaksana pelayanan kesehatan
a. Profesi bidan harus mampu menerapkan dan memberikan pelayanan yang
menyeluruh kepada semua klien tanpa mebedakan satu sama lain.
b. Setiap pelayanan Kebidanan mampu melaksanakan mampu memberikan asuhan
kebidanan Bayi baru Lahir yang benar dan berkwalitas.
c. Bidan salah satu pelaksanaan utama dalam memberikan asuhan kebidanan
terhadap masyarakat pada Bayi baru lahir, agar lebih meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya dengan banyak membaca buku serta mengikuti pelatihan
pelatihandan seminar seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
3. Bagi institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen
kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan
mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna
menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan profesional.
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Arfiana, & Lusiana, A. (2020). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah
(1st ed.). Trans Medika.
Marmi, & Rahardjo, K. (2020). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Pustaka Pelajar.
Rismawati, O. F. (2021). Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi Baru
Lahir. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 21–25.
https://doi.org/10.37289/mp
Widiastini, L. P. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi
Baru Lahir. Bogor : IN MEDIA.
34