DISUSUN OLEH :
ECHI DESNAWATI
NPM. 23390031
2
2
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
DI SUSUN OLEH :
NAMA : ECHI DESNAWATI
NPM : 23390031
Disetujui
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : Pembimbing Lapangan
(Amrina,STr.Keb)
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : Universitas Malahayati
(Astriana,S.ST,Bdn.M.Kes)
ii
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kasus Bayi Baru Lahir
yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. A
DI PMB AMRINA,S.Tr. Keb METRO SELATAN KOTA METRO TAHUN
2024”, dapat saya selesaikan. Penyelesaian Laporan KasusPersalinan ini juga berkat
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis
menghaturkan rasa terimakasih kepada yang terhormat :
1. Dr. dr. Achmad Farich, M.M, selaku Rektor Universitas Malahayati
2. Dr. Lolita Sary.,SKM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Malahayati
3. Vida Wira Utami, S.ST.,Bdn,M.Kes selaku ketua Prodi Kebidanan Universitas
Malahayati
4. Astriana, S.ST, Bdn, M. Kes selaku pembimbing akademik di universitas
malahayati
5. Amrina,STr.Keb selaku pembimbing di PMB
Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan ini baik secara langsung
maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.
Amin.
ECHI DESNAWATI
NPM : 23390031
iii
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Manfaat................................................................................................. 3
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................86
BAB V PENUTUP...........................................................................................90
A. Kesimpulan........................................................................................... 90
B. Saran ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL
JURNAL READING
REFLEKSI KASUS
LEMBAR BIMBINGAN
iv
v
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peran untuk memberikan pelayanan dan informasi yang tepat pada bayi baru
alhir. Asuhan diberikan dengan menerapkan prinsip asuhan sayang bayi,
dimana asuhan tersebut berorientasi pada kebutuhan bayi dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan bayi tersebut.
B. Tujuan
Untuk memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dalam upaya pencegahan
komplikasi dalam masa neonatal.
C. Manfaat
Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan asuhan kebidanan
pada ibu bersalin dan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa sehingga
dapat memberi manfaat khususnya menambah wawasan dan menambah
refrerensi tentang asuhan kebidanan khususnya pada bayi baru lahir
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tabel 2.1
Nilai APGAR Bayi Baru Lahir
Tanda 0 1 2
Appearance Blue (seluruh Body pink, Limbs Blue All pink (seluruh
(warna kulit) tubuh biru (tubuh keme- tubuh kemerahan)
atau pucat)
rahan, ekkstrimitas biru)
serambi kiri jantung. Kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri
darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari
bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui
duktus arteriosus ke aorta, Astutia (2016).
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan
tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya
tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan
jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan,
dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale secara fungsional
menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran.
Oleh karena tekanan pada paru turun dan tekanan dalam aorta
desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO 2 yang naik)
serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari
pertama.
d. Perubahan Pada Sistem Thermoregulasi
Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang
rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu
kamar maka akan kehilangan panas mil konveksi. Sedangkan produksi
yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu tubuh bayi sebanyak 2 C dalam waktu
15 menit Saifuddin (2014). Empat kemungkinan mekanisme yang
dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya.
1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi.
2) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada
kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara
mengubah cairan menjadi uap).
8
3) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan
suhu udara).
4) Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang
lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai
suhu berbeda).
Cara menjaga agar bayi tetap hangat sebagai berikut:
1) Mengeringkan bayi seluruhnya dengan selimut atau handuk hangat.
2) Membungkus bayi, terutama bagian kepala dengan selimut hangat
dan kering.
3) Mengganti semua handuk/selimut basah.
4) Bayi tetap terbungkus sewaktu ditimbang.
5) Buka pembungkus bayi hanya pada daerah yang diperlukan saja
untuk melakukan suatu prosedur, dan membungkusnya kembali
dengan handuk dan selimut segera setelah prosedur selesai.
6) Menyediakan lingkungan yang hangat dan kering bagi bayi
tersebut.
7) Atur suhu ruangan atas kebutuhan bayi, untuk memperoleh
lingkungan yang lebih hangat.
8) Memberikan bayi pada ibunya secepat mungkin.
9) Meletakkan bayi diatas perut ibu, sambil menyelimuti keduanya
dengan selimut kering.
10)Tidak mandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir.
e. Metabolisme
Pada jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak.
Setelah mendapatkan susu, sekitar di hari keenam energi diperoleh
9
Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga
tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks Astuti (2016).
Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imunologis. Ada BBL hanya terdapat gamaglobulin G, sehingga
imunologi dari ibu dapat berpindah melalui plasenta karena berat
molekulnya kecil. Akan tetapi, bila ada infeksi yang dapat melalui
plasenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks, dan lain-lain) reaksi
imunologis daat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibodi
gama A, G, dan M.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing, tetapi sel-sel darah
ini masih belum matang artinya BBL tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien, kekebalan yang
didapat akan muncul kemudian. Salah satu tugas utama selama masa
bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh Ari
(2016) . Karena adanya defisiensi kekebalan alami yang didapat ini,
BBL sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi BBL terhadap infeksi
masih lemah dan tidak memadai, oleh karena itu pencegahan terhadap
mikroba.
j. Perubahan Sistem Integumen
Bahwa semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saaat lahir, tetapi
masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik
dan sangat tipis. Verniks kaseosa juga berfungsi dengan epidermis dan
berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan
mudah mengalami kerusakan. Bayi cukup bulan mempunyai kulit
kemerahan (merah daging) beberapa setelah lahir, setelah itu warna
kulit memucat menjadi warna normal, Saifuddin (2014).
Kulit sering terlihat berbecak, terutama didaerah sekitar ekstremitas.
Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik. Warna kebiruan ini,
akrosianois, disebabkan ketidakstabilan vasomotor, stasis kapiler, dan
kadar haemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat
12
3) Fase tidur
Fase ini merupakan interval tidak responsif relatif atau fase tidur
yang dimulai dari 30 menit setelah periode pertama reaktivitas dan
berakhir pada 2-4 jam. Karakteristik pada fase ini adalah frekuensi
pernapasan dan denyut jantung menurun kembali ke nilai dasar,
warna kulit cenderung stabil, terdapat akrosianosis dan bisa
terdengar bising usus.
4) Periode kedua reaktivitas
Periode kedua reaktivitas ini berakhir sekitar 4-6 jam setelah
kelahiran. Karakteristik pada periode ini adalah bayi memiliki
tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap stimulus internal dan
lingkungan.
5) Periode pascatransisional
Pada saat bayi telah melewati periode transisi, bayi dipindah ke
ruang bayi/rawat gabung bersama ibunya.
o. Kebutuhan Fisik Bayi Baru Lahir
1) Nutrisi
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (jika payudara
penuh) dan tentu saja ini lebih berarti pada menyusui sesuai
kehendak bayi atau kebutuhan bayi setiap 23 jam (paling sedikit
setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan kanan. Seorang
bayi yang menyusu sesuai permintaannya bisa menyusu sebanyak
12-15 kali dalam 24 jam Astuti (2016).
17
5) Kebutuhan Psikososial
a) Kasih Sayang (Bounding Attachment)
Astuti (2016) menjelaskan ikatan antara ibu dan bayinya telah
terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan
itu akan semakin kuat. Bounding merupakan suatu hubungan
yang berawal dari saling mengikat diantara orangtua dan anak,
ketika pertama kali bertemu.
Attachment adalah suatu perasaan kasih sayang yang
meningkat satu sama lain setiap waktu dan bersifat unik dan
memerlukan kesabaran. Hubungan antara ibu dengan bayinya
harus dibina setiap saat untuk mempercepat rasa kekeluargaan.
Kontak dini antara ibu, ayah dan bayi disebut Bounding
Attachment melalui touch/sentuhan.
Cara untuk melakukanBounding Attachmentada bermacam-
macam antara lain (Nugroho dkk, 2014) :
(1) Pemberian ASI Eksklusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara eksklusif
segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa
21
b. Rasa Aman
Rasa aman anak masih dipantau oleh orang tua secara intensif
dan dengan kasih sayang yang diberikan, anak merasa aman,
Astuti (2016).
c. Harga Diri
Dipengaruhi oleh orang sekitar dimana pemberian kasih
sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini bergantung
pada pola asuh, terutama pola asuh demokratis dan kecerdasan
emosional, Astuti (2016).
d. Rasa Memiliki
Didapatkan dari dorongan orang di sekelilingnya, Astuti
(2016)
24
25
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PENGKAJIAN
Tanggal/jam : 22 Januari 2024, Pk. 08.20 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. A
Umur : 0 hari
Tanggal lahir : 22 Januari 2024
b. Identitas Orang Tua/Wali
Nama : Ny. A
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
2. Anamnese
1. Riwayat Kehamilan
26
Hamil : 1 (Satu)
Frekuensi ANC : 8 kali
Imunisasi TT : T5
Kenaikan BB Hamil : 12 kg
Kejadian Waktu Hamil :
a. Trimester I : Mual,muntah pagi hari
b. Trimester II : Tidak ada keluhan
c. Trimester III : Tidak ada keluhan
Riwayat penyakit/kehamilan
a. Perdarahan : tidak ada
b. Eklampsia : tidak ada
c. Pre eklampsia : tidak ada
d. Penyakit Kelamin : tidak ada
e. Penyakit Lain : tidak ada
Kebiasaan waktu hamil
a. Makanan : 3x sehari,porsi sedang,jenis
konsumsi :nasi,sayur,lauk
b. Obat-obatan/jamu : Tidak ada konsumsi jamu dan obat kecuali
suplemen tablet tambah darah dan kalsium
c. Merokok : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
Komplikasi Persalinan
Ibu : Tidak ada
2. Riwayat persalinan
a. Lama kala I : 7 jam 0 menit
b. Lama kala II : 0 jam 20 menit
c. Warna air ketuban : Jernih
d. Jenis persalinan : Spontan,pervaginam presentasi belakang
kepala
27
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis,bergerak aktif
Keadaan bayi baru lahir : Bayi lahir hidup, menangis kuat
C. Analisis
Diagnosa : Bayi baru lahir cukup bulan berat badan sesuai masa kehamilan
dengan keadaan baik usia 0 hari.
Dasar :
a. Bayi lahir hidup,menangis kuat,riwayat persalinan spontan pervaginam
presentasi belakang kepala ,usia kehamilan 36 minggu
b. Keadaan umum : Baik,kesadaran : composmentis,bergerak aktif
Masalah : tidak ada masalah
Kebutuhan :
a. Membersihkan saluran nafas
b. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
c. Mengikat dan memotong tali pusat
d. Melakukan IMD
e. Memantau tanda bahaya
f. Memberikan suntikan Vit.K,salp mata antibiotik pada kedua mata, dan
imunisasi HB0
g. Melakukan pemeriksaan fisik
D. Penatalaksanaan
28
Evaluasi : Tali pusat telah terpotong 3 cm dari dindng perut (pangkal pusat
bayi)
4. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengam meletakkan bayi
tengkurap skin to skin di dada ibu.
Rasionalisasi : Kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 ml akan menurun
menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudaah laahir,energi tambahan
di butuhakn neonatus pada jam pertama sesudah lahir normaal diambil dri
metabolisme asam lemak sehingga kadar gulaa akan memcapai 120 mg/100
ml hal itu diperoleh dari colostrum
Evaluasi : Bayi dapat menemuka puting susu dan menyusui IMD berhasil
5. Memberikan identitas bayi berupa gelang
Rasionalisasi : Memasang gelang pada lengan bayi sebagai tanda pengenal
yang berupa nama orag tua,tanggal,jam lahir,jenis kelamin untuk identitas
bayi
Evaluasi : Lengan bayi sudah terpasang gelang
6. Memantau tanda bahaya pada bayi dengan mengukur tanda-tanda vital
Rasionalisasi : Dengan mengukur tanda vital kesehatan fisik secara umum
dapat diketahui guna mendeteksi atau memantau adanya tanda bahaya pada
bayi baru lahir (gangguan pernafasan,hipotermi)
Evaluasi : hasil pemerisaan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu :
Nadi : 122 x/menit,Pernafasan :30 x.menit,Suhu :36,1ºC
7. Memberikan suntikan Vit.K (Neo K) dengan dosis 1 mg dosis tunggal
secara intra muscular pada anterolateral paha kiri
Rasionalisasi : Sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna ,semua bayi baru lahir memiliki resiko perdarahan untk mencegah
terjaadinya perdarahan pada bayi baru lahir
Evaluasi : Bayi telah diberikan injeksi neo K 1 mg secara intra muscular
pada anterolateral paha kiri
8. Memberikan salp mata antibiotik pada kedua mata bayi
30
Rasionalisasi : selama proses persalinan bayi melewati jalan lahir yang tidak
steril dan kemungkinan terjadi infeksi pada mata sangat besar
Evaluasi : 1 jam seelah lahir kedua mata bayi telah diberi salp mata
gentamicin 1 mg
9. Memberikn imunisasi Hepatiis B pertama kali (HB0)
Rasionalisasi : Dengan imunisasi HB0 dapat mencegah jalur penularan
Virus hepatitis B terutama dari ibu-bayi
Evaluasi : Bayi telah dberikan imunisasi HB0 padaa antelaterol paha kanan
1 jam setelah pemberian injeksi Vitamin K
10. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
Rasionalisasi : Dengan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
untuk mengetahui apakah ada kelainan yang perlu mendapatkan tindakan
segera yang berhubungan dengan kehamilan,persalinan.
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan fisik secara sistematis head to toe
setelah 2 jam bayi baru lahir dengan hasil:
a. Pemeriksaan Fisik:
Muka/kepala: Tidak ada kelainan bawaan,tidak ada caput
succedaneum dan cephal haematoma
Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil datar,tidak ada
moulage
Hidung : Normal,Tidak ada pernafasan cuping hidung
Bibir : Normal,Kemerahan,Tidak pucat,Tidak ada kelainan
Telinga : Normal,Simetris,tidak ada pengeluaran
Leher : Normal,Tidak kaku
Dada : Normal,Simetris,tidak ada tarikan dinding dada
Tali pusat : Bersih dan tidak ada perdarahan
Punggung : Normal,Tidak ada kelainan spina bifida
Genetalia : Tidak ada kelainan
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42
Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. (1) Tanda-tanda bayi baru lahir
normal Lahir aterm antara 37- 42 minggu, Berat badan 2500 - 4000 gram,
Panjang badan 48 - 52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm, Lingkar kepala 33 - 35 cm,
Frekuensi jantung 120-160×/menit, Pernapasan ± 40 - 60×/menit, Kulit
kemerahmerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup, Nilai APGAR > 7,
Gerakan aktif, Bayi lahir langsung menangis kuat.
Telah dilakukan upaya menjaga kehangatan pada bayi baru lahir dengan
mengeringkan tubuh bayi kecuali kedua telapak tangan. Menggunakan kain bersih
dan kering, serta memakaikan topi pada kepala bayi. Dilakukan upaya dalam
membebaskan jalan nafas dengan usaha isap lendir menggunakan alat penghisap
33
Membebaskan Jalan Nafas dengan cara sebagai berikut yaitu, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai Alat penghisap lendir mulut (De
Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril.(8) Bila cairan amnion yang
mengandung meconium terintalasi oleh bayi. Mekonium membantu pertumbuhan
pathogen yang mematikan dalam jalan respirasi, karena meconium merupakan
medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Bila segera tidak bersihkan / dihisap
dengan baik, maka saat bayi aktif bernafas setelah lahir, meconium akan tersedot
masuk ke jaringan paru, dan bayipun mengalami sesak nafas.
Maka dapat di simpulkan upaya dalam pencegahan kehilangan panas pada
bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai dengan teori. Hal ini dilakukan untuk
mencegah bayi mengalami hipotermia dimana mekanisme pengaturan suhu tubuh
bayi belum berfungsi sempurna. Dilakukannya isap lendir pada bayi hal ini pun
sejalan dengan uraian teori untuk mencegah cairan ketuban yang bercampur
meconium masuk ke dalam paru dan mencegah bayi mengalami sesak nafas.
Pada pukul 08:20 WIB memotong tali pusat dengan menggunakan klem tali
pusat, menjepit tali pusat sekitar 1-2 cm dari umbilikas bayi. Dari sisi luar klem
penjepit, mendorong isi talipusat kearah ibu dan melakukan penjepitan kedua 2
cm dari klem pertama, dan dilakukan pemotongan diantara kedua klem.
Memotong dan mengikat tali pusat klem dan potong tali pusat setelah 2 menit
setelah bayi lahir, tali pusat dijepit dengan klem dtt pada sekitar 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan,tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat
dilakukan pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali pusat
pada bagian yang isinya sudah dikosongkan, berjarak 2 cm dari tempat jepitan
34
pertama.Pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai
dengan teori. Dimana pemotongan tali pusat dilakukan 2 menit setelah bayi lahir
dengan menggunakan klem dan menjepit tali pusat dengan klem sekitar 1-2 cm
dari umbilikas bayi.
Pada pukul 08:30 WIB telah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dimana
bayi diletakkan pada dada ibu kulit bersentuhan dengan kulit dan inisiasi
menyusu dini telah berhasil pada menit ke 7. Dilakukan inisiai menyusi dini
selama 60 menit. Prinsip menyusu / pemberian ASI adalah dimulai sedini
mungkin dan secara ekslusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat
letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke
kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau
lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
sudah dilakukan sesuai dengan uraian teori dimana telah dilakukan segera setelah
bayi lahir. Dilakukan selama 60 menit bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit
bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu dan bayi telah berhasil menyusu sendiri.
Pada pukul 08:25 WIB telah dilakukan pemberikan salf mata oxytetracycline
1% diberikan pada kedua mata bayi upaya untuk pencegahan infeksi pada mata
bayi. Dilakukan pemberian vit K 1mg pada ⅓ paha kiri bayi secara IM dilakukan
untuk mencegah perdarahan pada otak bayi. Salep mata untuk pencegahan infeksi
mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu.
Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika tetrasiklin 1%. salep
antibiotika harus tepat diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran.Upaya
profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah
kelahiran. Vitamin K1 injeksi 1mg intramuscular setelah 1 jam kontak kulit ke
kulit untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin k yang
dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
35
Pemberian salep mata sudah dilakukan sesuai dengan teori dilakukan setelah
1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu, diberikan pada kedua mata
bayi salf mata oxytetracycline 1%. Pemberian vitamin K 1mg pada ⅓ paha kiri
secara IM telah dilakukan sesuai dengan teori diberikan setelah 1 jam kontak kulit
ke kulit dan bayi selesai menyusu dilakukan pada ⅓ paha kiri bayi secara IM.
Pukul 09:25 WIB setelah pemberian vit K pada paha bayi, selanjutnya
melakukan pemasangan gelang (tanda pengenal) pada tangan dan kaki bayi.
Sesuai dengan nama ibu nya, dipasang hingga bayi akan pulang dilakukan untuk
identifikasi bayi. Pemberian identitas Alat pengenal untuk memudahkan
identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap
ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. Hal ini sesuai dengan uraian teori
telah dilakukan pemberian gelang (tanda pengenal) pada tangan dan kaki bayi
harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan, hal ini perlu dilakukan
karena untuk memudahkan dalam identifikasi bayi.
Pada pukul 11:25 WIB bayi Ny.A usia 3 jam. Telah dilakukan pemberian
suntik vaksin HB0, dengan dosis 0,5 ml dilakukan di paha luar atas sebelah kanan
bayi secara IM, menjelaskan kepada ibunya hal ini upaya untuk pencegahan
penyakit hepatitis B. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan Ibu bayi. Imunisasi Hepatitis
B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru
berumur 2 jam.
bayi 6 bulan (ASI Ekslusif). Tanpa memberikan makanan serta minuman apapun
madu dan lain-lainnya.
ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain.
ASI eksklusif dianjurkan sampai enam bulan pertama kehidupan bayi.
Berdasarkan yang telah dilakukan hal ini sejalan dengan uraian teori. Telah
dilakukan upaya menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa
memberikan makanan maupun minuman yang lainnya hingga usia bayi 6 bulan
(ASI Ekslusif). Mengingatkan kepada ibu untuk menjemurkan bayinya di pagi
hari. Sebaiknya menjemur bayi dilakukan dibawah jam 10 pagi. Dilakukan
selama 10 hingga 15 menit. Menejemur bayi dilakukan hanya jika cuaca
mendukung.
Bayi yang baru lahir masih memiliki berbagai keterbatasan karena organorgan
tubuhnya yang belum berfungsi dengan sempurna, termasuk organ hati. Hal ini
menyebabkan bilirubin tidak dapat diolah dengan semestinya sehingga kadar
bilirubin dalam darah bayi meningkat, yang akan membuat kulit bayi menguning.
Untuk mengatasi hal ini untuk rutin menjemur bayi di bawah terik matahari pagi.
Ada berbagai manfaat yang bisa dirasakan, seperti : Mencegah Bayi Kuning,
manfaat menjemur bayi di pagi hari yang perlu diketahui kasus bayi kuning
terjadi ketika kandungan bilirubin pada bayi yang baru lahir meningkat yang
ditandai dengan rona kuning pada kulit bayi. Peningkatan kadar bilirubin tersebut
biasanya terjadi pada hari ke 3 hingga 5, dan akan turun di hari ke 7 hingga 10.
Dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, bilirubin dalam darah bayi
dapat dipecah sehingga kadarnya dapat diturunkan hingga normal. Manfaat
menjemur bayi di pagi hari sinar matahari pagi juga sangat berguna untuk
menghangatkan tubuh bayi sehingga lendir yang ada di dalam saluran pernafasan
dapat keluar. Hal ini terutama sangat membantu bagi bayi yang rentan mengalami
alergi. Bayi sebaiknya dijemur di bawah sinar matahari pagi sebelum jam 10.00.
Agar tidak terlalu panas, Anda bisa menjemurnya sebelum pukul 08.00 selama 15
37
menit saja. Karena kulit bayi masih sangat sensitif, pehatikan juga durasi
penjemurannya agar tidak terlalu lama. Tidak harus berada di luar ruangan, Tetap
bisa menjemur bayi di dalam ruangan yang terpapar sinar matahari pagi jika tidak
memungkinkan untuk keluar rumah.
Sesuai dengan uraian teori dimana manfaat dari menjemur bayi di pagi hari
untuk mencegah bayi kuning. Dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari
pagi, bilirubin dalam darah bayi dapat dipecah sehingga kadarnya dapat
diturunkan hingga normal. Memberitahu kepada ibu jika ada tanda - tanda bahaya
pada bayinya seperti : kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata
bernanah, kulit dan mata pada bayi kuning untuk segera datang ke fasilitas
kesehatan terdekat tanpa menunggu jadwal kunjungan ulang. Tanda-tanda bahaya
pada bayi pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah, Kesulitan
bernapas, yaitu pernapasan cepat >60/menit atau menggunakan otot napas
tambahan, letargi bayi terus-menerus tidur tanpa bangun untuk makan, Warna
abnormal kulit atau bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning, Suhu terlalu
panas (febris) atau terlalu dingiin (hipotermia), Tanda atau perilaku abnormal atau
tidak biasa, tidak bertinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus
menerus, muntah dan perut bengkak, tinja hijau tua atau berdarah atau lender,
Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.
Hal ini sejalan dengan uraian teori yang menjelaskan bahwa bayi baru lahir
perlu pengawasan. Maka dari itu perlu di ketahui tanda - tanda bahaya pada bayi
baru lahir seperti kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata
bernanah, kulit dan mata pada bayi kuning. Agar segera cepat di ketahui dan di
tangani.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42 Minggu
dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan
yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran,
sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit
bantuan. Setelah lahir BBL harus dipindahkan dari keadaan sangat bergantung
menjadi fisiologis. Saat ini bayi harus mendapatkan pernapasannya sendiri lewat
sirkulasi baru mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang
cukup.
B. Saran
Agar makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi pembelajaran.
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan bayi
baru lahir normal berikut managemen dan perubahan serta kebutuhan bayi baru
lahir saat proses perawatan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Chairunnisa, R. O., & Juliarti, W. 2022. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Normal di PMB Hasna Dewi Pekanbaru Tahun 2021. Jurnal Kebidanan Terkini
(Current Midwifery Journal), 2(1), 23-28
Fathonah. 2016. Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Erlangga. Jakarta.
Jamille, R. 2017. Kesehatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir. Erlangga. Jakarta.
Januarto, A.K. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Kemenkes RI. Jakarta.
Jitowiyono, S. & Rouf, M.A. 2019. Keluarga Berencana (KB) Dalam Perspektif
Bidan. Pustaka Baru. Yogyakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Data Riset kesehatan dasar Indonesia 2018. Jakarta.
Kurniarum, A. 2016. Asuhan Kebidanna Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Kemenkes
RI. Jakarta.
Manuaba. 2014. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.
Mutmainah, A. U., Johan. H., & Llyod S.S. 2017. Asuhan Persalinan Normal & Bayi
Baru Lahir. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Walyani, E. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.