Anda di halaman 1dari 35

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGI

HOLISTIK PADA NY. “L” DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS ATARI JAYA


KABUPATEN KONAWE SELATAN

OLEH :

NI KOMANG YAHI RANI


PFb21. 043

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU


PRODI PEDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2021/2022
LEMBARAN PENGESAHAN

NAMA : NI KOMANG YAHI RANI


NIM : PFb21. 043
JUDUL : PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN
FISIOLOGI HOLISTIK NY.“L”DI RUANG BERSALIN
PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

MENGETAHUI

MAHASISWI

(NI KOMANG YANI RAHI)

PEMBIMBING

(WA ODE SRI KAMBA WUNA, SST, M.Keb)

PENGUJI I PENGUJI II

(ANDRIYANI,SST,M.Kes) (JULI PURNAMA HAMUDI.,SST.,M.Keb)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan yang masa Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi kasus

yang berjudul : ”Pendokumentasian asuhan kebidanan ibu bersalin fisiologi holistic pada

Ny.”L” di ruang bersalin puskesmas Atari jaya kabupaten konawe selatan. Tugas studi

kasus ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas kuliah sebagai salah satu tugas

dari program studi profesi kebidanan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

tugas studi kasus ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Wa Ode Sri Kamba Wuna, SST, M.Keb Sebagai Pembimbing

2. Andriyani, SST, M.Kes sebagai Penguji I

3. Juli Purnama Hamudi, SST, M.Keb Sebagai Penguji II

Semoga kebaikan yang Ibu berikan serta teman-teman yang lain mendapat Ridho

dari Tuhan yang masa Esa. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan

tugas studi kasus ini memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan

tugas studi kasus ini. Dan Semoga tugas studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca. Aamiin.

Kendari, November 2022

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………i
LEMBARAN PENGESAHAN…………………………………………...ii
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................6

B. Rumusan Masalah............................................................................7

C. Tujuan...............................................................................................7

D. Manfaat.............................................................................................8

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSALINAN

A. Definisi Persalinan...........................................................................9

B. Sebab Terjadinya Persalinan............................................................9

C. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.........................................10

D. Tanda-Tanda Persalinan.................................................................12

E. Tahapan Persalinan.........................................................................13

F. Mekanisme Persalinan....................................................................15

G. Pengertian Ketuban Pecah Dini......................................................17

H. Etiologi Ketuban Pecah Dini..........................................................17

I. Tanda Dan Gejala Ketuban Pecah Dini..........................................18

J. Penanganan Ketuban Pecah Dini...................................................18

iv
BAB III STUDI KASUS

A. Identitas Istri Dan Suami................................................................20

B. Data Biologis Dan Fisiologis.........................................................20

C. Data Objektif..................................................................................23

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................30

B. Saran ..............................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................31

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan

sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang

membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,

pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada

manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat

terjadi pada setiap tahap tersebut. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999:138).

Dalam persalinan terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa

sakit pinggang dan perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman badan,

tidak bisa tidur enak, sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan

perubahan-perubahan psikis yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya

sendiri, takut kalau terjadi bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut tidak

dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungkan dengan pengalaman

yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu.

Ketakutan karena anggapanya sendiri bahwa persalinan itu merupakan hal yang

membahayakan (Cristina’s Ibrahim, 1993;80).

Menurut Susan Martin Tucker masalah lain yang timbul dalam persalinan

fisiologis akibat dari perubahan fisik adalah resiko cedera terhadap ibu, resiko

cidera terhadap janin dan gangguan membran mukosa.WHO melaporkan sekitar

99 % kematian ibu terjadi di negara berkembang. Pada tahun 1994 dari 95.866

persalinan terdapat 67 kematian ibu (69,9 / 100.000 kelahiran hidup). Jumlah

kematian diluar rumah sakit sangat tinggi 73,3 % dan di dalam rumah sakit 26,7

6
%. Di Jawa Timur tahun 2000 angka kematian ibu 396 / 100.000 kelahiran hidup.

(Depkes RI, 1997; 4).

Penyebab utama kematian ibu di negara yang sedang berkembang sebagian

besar adalah penyebab obstetri langsung yaitu; perdarahan post partum, eklamsia,

sepsis dan komplikasi dari keguguran. Penyebab kematian ini sebagian besar

dapat dicegah, karena di negara-negara dengan angka kematian ibu yang rendah

penyebab kematian ini tidak didapatkan lagi. (Depkes RI, DNPK-KR 2001).

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu

disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.Penyebab ketuban pecah dini

belum diketahui secara pasti,dari berbagai literature menyebutkan faktor

predisposisi ketuban pecah dini antara lain, faktor ketuban, faktor infeksi, faktor

perubahan tekanan intra uterin yang meningkat, multigravida, kelainan letak

misalnya sungsang, trauma vagina, disproporsi, sefalo-pelvik, akibat difisiensi

gizi, vitamin C dan lain-lain. Dampak yang timbul pada bayi akibat ketuban pecah

dini bergantung pada usia kehamilan, dapat terjadi infeksi maternal ataupun

neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas

janin, meningkatkan insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal dan

dampak yang timbul pada ibu partus lama dan infeksi, atonia uteri, perdarahan

postpartum, atau infeksi nifas.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas penulis mengambil rumusan masalah mengenai

persalinan, yaitu: Bagaimana melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

dengan ketuban pecah dini ?

7
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu bersalin yang dengan Ketuban

Pecah Dini

2. Tujuan Khusus

 Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah

Dini

 Melakukan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dalam

Bentuk SOAP

D. Manfaat

1. Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tahapan Praktik Asuhan Kebidanan

Fisiologis Holistic Persalinan dan Bayi baru lahir Pada Program Profesi Bidan

2. Sebagai Bahan Bacaan Bagi Civitas Akademika Dan Referensi Mahasiswa

Profesi Bidan

8
BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERSALINAN

1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan

A. Defenisi Persalinan

Persalinan adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu

sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam. (Mochtar, 2015 : 91)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri

(Manuaba, 2014 : 164).

Persalinan didefinisikan sebagai proses yang di tandai dengan adanya

kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan pada serviks, dilatasi serviks dan

mendorong janin keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2014 : 297)

B. Sebab - Sebab Terjadinya Persalinan

Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, yang ada

hanyalah teori-teori yang kompleks. Teori-teori yang dikemukakan antara lain :

 Teori Penurunan Hormon

Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan kadar estrogen

dan progesterone. Progesterone mengakibatkan relaksasi otot-otot rahim.

Selama kehamilan terjadi keseimbangan antara kadar estrogen dan progesteron,

tetapi diakhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesterone sehingga timbul

his.

9
1. Teori Distensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang akan menyebabkan iskemik otot-

otot rahim sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

2. Teori Iritasi Mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini ditekan oleh

kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus.

3. Teori Plasenta Menjadi Tua

Akibat plasenta tua menyebabkan turunnya kadar progesterone yang

mengakibatkan ketegangan pada pembuluh darah, hal ini menimbulkan

kontraksi rahim.

4. Induksi partus (induction of labour ).partus dapat pula ditimbulkan dengan :

 Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis

servisis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser pemecahan

ketuban.

 Amniotomi : pemecahan ketuban

 Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan per infus

(Mochtar 2015 : 92).

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Seperti telah dikemukaan terlebih dahulu, faktor-faktor yang berperan dalam

persalinan adalah :

1. Power (kekuatan)

 His (kontraksi uterus)

 Kontraksi otot-otot dinding perut

 Kontraksi diafragma

 Dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

10
2. Passage/jalan lahir

Passage atau jalan lahir berarti lintasan yang harus di lalui oleh janin sebelum

meninggalkan uterus ibunya. Faktor yang mempengaruhi jalan lahir adalah

ssssbentuk pelvis, struktur tulang, diameter pelvis, dan jaringan lunak.Jalan

lahir merupakan komponen penting dalam proses persalinan yang terdiri dari

jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan lahir merupakan komponen yang

tetap, artinya dalam lonsep obstetric modern tidak di olah untuk dapat

melancarkan proses persalinan kecuali 2014: 373) jalan lunak pada keadaan

tertentu tanpa membahayakan janin.

3. Passanger (janin)

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi

beberapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak sikap dan posisi janin.

Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka dia di anggap sebagai

bagian dari pasanger yang menyertai janin. Kepala janin merupakan bagian

penting dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai berikut:

 Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian

lainnya akan mudah lahir.

 Persendian kepala berbentuk kogel, sehingga dapat di gerakkan ke segalah

arah dan memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam

 Letak persendian kepala sedikit ke belakang, sehingga kepala melakukan

fleksi untuk melakukan putaran paksi dalam. (Manuaba, 2014:374)

4. Psikologis

Kondisi psikologis ibu bersalin dapat di pengaruhi oleh dukungan dari

pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong, fasilitas, dan lingkungan

11
tempat bersalin, bayi yang di kandungnya merupakan bayi yang di harapkan

atau tidak.

5. Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar

proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal.

D. Tanda - Tanda Persalinan

1. Tanda-tanda persalinan sudah dekat

a. Lightening

Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus karena

kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul

b. Terjadinya his permulaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan esteron semakin

berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi, yang lebih

sering disebut his palsu.

2. Tanda- tanda persalinan

a. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

 Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan

 Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin

besar

 Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

 Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah

b. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat di kanalis

12
servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan

perdarahan sedikit.

c. Pengeluaran cairan

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.

3. Tanda gejala inpartu termaksud :

a. Penipisan dan pembukaan serviks

b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks

c. Cairan lendir bercampur darah melalui vagina ( Manuaba, 2014 : 172 ).

E. Tahapan Persalinan

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I persalinan di mulai terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi dan kekuatannya) sehingga serviks membuka lengkap (10

cm). Kala I persalinan terbagi atas dua fase, yaitu:

a. Fase laten, di mulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks

membuka kurang dari 4 cm, berlangsung antara 6 hingga 8 jam.

b. Fase aktif, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap, dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau

10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm per/jam (nulipara atau

primigrafida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara), terjadi

penurunan bagian terbawah janin (JNPK-KR, 2017: 38)

Fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu:

a) Fase akselarasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

b) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung

cepat dari 4 cm menjadi 9 cm

13
c) Fase deselarasi : Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam

dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

2. Kala II (Kala pengeluaran janin)

Kala II persalinan di mulai dari pembukaan lengkap serviks (10 cm), di

lanjutkan upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahirnya bayi, kala II

persalinan di sebut juga kala pengeluaran bayi ( JNPK-KR, 2017:77).

Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah:

a. Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm) atau

b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Proses kala II berlangsung dua jam pada primipara dan 1 jam pada multipara.

Dalam kondisi yang normal pada kala II kepala janin sudah masuk dalam dasar

panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul

yang secara refleks menimbulkan rasa mengedan.Wanita merasa adanya

tekanan pada rektum dan seperti akan buang air besar. Kemudian perineum

mulai menonjol dan melebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka

dan tidak lama kemudian kepala janin tampak di vulva saat ada his. Dengan

kekuatan his dan mengedan maksimal kepala di lahirkan dengan suboksiput

dibawah simpisis dan dahi, muka, dagu, melewati perenium. Setelah his

istrahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan

bayi.

3. Kala III (Kala pengeluaran Plasenta)

Kala III persalinan di mulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban (JNPK-KR, 2012:95). Setelah bayi lahir, kontraksi

rahim beristrahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi

pusat, dan berisi plasenta yang menjadi dua lebih tebal dari sebelumnya.

14
Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam

waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina, dan

akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus

uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4. Kala IV

Kala IV persalinan di mulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu ( JNPK-KR, 2017: 95). Kala IV di maksudkan untuk melakukan

observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang di lakukan meliputi tingkat kesadaran penderita,

pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan, kontraksi

uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan di anggap masih normal bila

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

F. Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan sebenarnya mengacu pada bagaimana janin menyesuaikan

dan meloloskan diri dari panggul ibu, yang meliputi gerakan :

a. Turunnya kepala janin

Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan

sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang

pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus,

yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul.

Asinklitismus anterior ialah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan

pintu atas panggul. Asinklitismus posterior ialah sebaliknya dari asinklitismus

posterior.

15
b. Fleksi

Dengan adanya his dan tahan dari dasar panggul yang makin besar, maka

kepala janin makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan

pada dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian bawah.

c. Rotasi Dalam/Putaran paksi dalam

Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan berputar

sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga panggul atau diameter

anterior posterior kepala janin akan bersesuaian dengan diameter kecil anterior

posterior bawah panggul (PBP). Hal ini mungkin karena kepala janin tergerak

secara spiral atau seperti sekrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak

berputar bersama-sama dengan kepala akan membentuk sudut 45 cm. Keadaan

ini disebut putaran paksi dalam dan ubun-ubun kecil berada di bawah simpisis.

d. Ekstensi

Setelah paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi

dan depleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu janin lahir pada

PBP mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala harus melakukan

ekstensi untuk melaluinya kalau tidak terjadi ekstensi maka kepala akan

tertekan pada pertemuan dan penembusnya. Dengan ekstensi ini maka sub

oksiput bertindak sebagai hipomoklion (sumbu putar). Kemudian lahirlah

berturut-turut sinsiput (puncak kepala), dahi, hidung, mulut, dan akhir dagu.

e. Rotasi luar/ putaran paksi luar

Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang pada

hakikatnya kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu panjang bahu,

sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang kepala janin berada

pada satu garis lurus.

16
f. Ekspulsi

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga

panggul bahuakan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang di laluinya,

sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah di lahirkan, bahu akan berada

dalam posisi depan belakang. Selanjutnya di lahirkan bahu depan terlebih

dahulu, baru kemudian bahu belakang. Demikian pula di lahirkan trokanter

depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian bayi

lahir seluruhnya (Saifuddin, 2014 : 310-314)

2. Tinjauan Khusus Tentang Ketuban Pecah Dini

G. Pengertian Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan.

(Manuaba, 2014: 281). Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban

sebelum waktunya melahirkan/sebelum inpartu, pada pembukaan < 4cm (fase

laten), hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya

melahirkan. Ketuban pecah dini atau spontaneous/early/premature rupture of the

membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu. (Mocthtar 2015:

177)

H. Etiologi Ketuban Pecah Dini

Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara

pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat

dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan lebih sulit diketahui.

Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

17
a. Infeksi.

b. Serviks yang inkompetensia.

c. Tekanan intra uteri : hidramnion, gemeli.

d. Kelainan letak.

e. Umur Ibu.

f. Paritas.

g. Umur Kehamilan.

h. Pekerjaan.

i. Keadaan sosial ekonomi. (Nugroho , 2014 : 2)

I. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini

1. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui

vagina.

2. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin

cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris

warna darah.

3. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai

kelahiran, namun bila ibu duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah

terletak dibawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk

sementara.

4. Demam, bercak vagina yang banyak dan berbau busuk, nyeri uterus dan air

ketuban berwarna kehijau-hijauan merupakan tanda-tanda terjadinya infeksi

(Nugroho , 2014: 3-4 )

J. Penanganan Ketuban Pecah Dini

1. Konservatif

a. Rawat di rumah sakit dengan tirah baring.

18
b. Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan

ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).

c. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, di rawat selama air ketuban masih

keluar atau sampai air ketuban tidak lagi keluar.

d. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa

negative berikan dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan

kesejahteraan janin. Terminasi pada umur kehamilan 37 minggu.

e. jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan

tokolitik (salbutamol), dexametason, dan induksi sesudah 24 jam.

f. Jika usia kehamilan 32-37 minggu ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan

induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra

uterine).

g. Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu

kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan

spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 minggu sehari dosis

tunggal selama 2 hari, dexametason I.M 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

2. Aktif

a. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesarea

dapat pula di berikan misoprostol 25-50 mg intravaginal tiap 6 jam

maksimal 4 kali.

b. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan

diakhiri jika :

 Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika

tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesarea.

 Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan. (Saifuddin, 2014: 680)

19
BAB III

STUDI KASUS

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGI

HOLISTIK PADA NY “L” DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS

ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

No. Medrec :-

Tanggal Masuk / Jam : 09-08-2022/08.40 Wita

Tanggal Pengkajian / Jam : 09-08-2022/08.50 Wita

Nama Pengkaji : Ni Komang Yahi Rani

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny “L” / Tn “M”

Umur : 22 Tahun / 28 Tahun

Suku : Jawa / Jawa

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Desa lambodi Jaya Kabupaten konsel

Lama Menikah : ± 1,5 Tahun

B. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS

Seorang Perempuan berusia 22 tahun datang ke Puskesmas Atari Jaya pada tanggal

09-08-2022 Pukul 08.40 Wita, mengeluh keluar air-air sejak pukul 02.00 wita, ibu

mengatakan umur kehamilannya ± 9 bulan, dan ini kehamilannya yang pertama,

haid terakhir tanggal 07-11-2021

20
1. Riwayat Keluhan Utama.

a. Timbul sejak : 09-08-2022 pukul 02.00 Wita.

b. Sifat keluhan : Tidak menetap.

c. Pengaruh keluhan terhadap aktifitas : Mengganggu.

d. Usaha untuk mengatasi keluhan : Istirahat ditempat tidur sambil mengelus-elus

perut dan punggungnya

2. Riwayat Haid

a. Menarche : 15 tahun

b. Siklus haid : 28-30 hari

c. Lamanya : 4-5 hari

d. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut dalam sehari

e. Dismenorhae : Hari pertama

3. Riwayat Obstetrik.

a. Gerakan janin mulai dirasakan sejak umur kehamilan 20 minggu.

b. Pemeriksaan hamil yang dulu : ANC teratur dengan 6 kali kunjungan selama

kehamilan.

c. Imunisasi TT 2 kali selama kehamilan.

d. Obat yang dikomsumsi : SF, B.Comp dan kalk.

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Tidak ada riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

5. Riwayat Ginekologi

Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan

tidak ada riwayat operasi.

6. Riwayat KB

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB.

21
7. Riwayat Penyakit yang Lalu

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti, Asma, TBC, Hepatitis B, Jantung,

Hipertensi, dan DM.

8. Riwayat Kebutuhan Dasar

a. Pola nutrisi

- Frekuensi makan : 3 x sehari

- Frekuensi minum : 7-10 gelas/hari

- Pantang makan : Tidak ada

- Selama inpartu : Ibu makan dan minum sedikit-sedikit

b. Pola Eliminasi

BAK

- Frekuensi : 4-5 x sehari

- Warna : Kekuningan

- Bau : Khas amoniak

- Masalah : Tidak ada

- Selama inpartu : Ibu semakin sering BAK

BAB

- Frekuensi : 1 x sehari

- konsistensi : Lunak

- Masalah : Tidak ada

- Selama inpartu : Ibu belum BAB

c. Pola Istirahat

- Malam : ± 8 jam, ( 21.00 - 05.00 Wita)

- Siang : ± 1 jam, (13.00 - 14.00 Wita)

- Masalah : Tidak ada

22
- Selama inpartu : Ibu susah tidur karena rasa sakit yang dirasakan.

9. Kebutuhan Kebersihan Diri

a. Kebiasaan

- Ibu mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun.

- Ibu keramas 3 kali seminggu dengan menggunakan shampo.

- Mulut dan gigi dibersihkan setiap kali mandi dan setelah makan.

- Genetalia dan anus dibersihkan setiap kali mandi dan setelah BAK/ BAB.

- Ibu mengganti pakaian dalam setiap kali basah dan kotor.

b. Selama inpartu

Ibu kurang menjaga kebersihan tubuhnya karena nyeri yang dirasakan selama

inpartu.

10. Data Psikososial

Suami dan keluarga sangat mendukung persalinan ibu dan selalu mendampingi

selama proses persalinannya.

C. DATA OBJEKTIF

1. TP : 14-08-2022

2. Keadaan umum ibu baik

3. Berat badan : 60 kg

4. Tinggi badan : 152 cm

5. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 78 x /menit

Suhu : 360C

Pernapasan : 18 x/menit

23
6. Pemeriksaan Head To Toe

a. Kepala

Rambut hitam, ikal, panjang, tidak berketombe dan tampak bersih.

b. Wajah

Ekspresi wajah tampak meringis, tidak ada oedema dan cloasma.

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.

d. Hidung

Tidak ad a pengeluaran secret.

e. Mulut

Bibir lembab, tidak ada gigi tanggal maupun caries.

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, pendengaran normal.

g. Leher

Tidak terdapat pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid

h. Payudara

Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, terdapat hyperpigmentasi pada

areola mammae, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ada pengeluaran

kolostrum jika puting susu ditekan.

i. Abdomen

 Inspeksi : Pembesaran uterus sesuai umur kehamilan, tampak linea nigra dan

tidak ada bekas operasi.

 Palpasi :

Tonus otot perut : tampak tegang.

TFU: 30 cm, LP: 95cm, TBJ: 2850 gram

24
Leopold I : 3 jari dibawah px.

Leopold II : punggung kiri

Leopold III : presentase kepala.

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (Divergen).

Auskultasi DJJ (+)

Frekuensi : 130 x /menit

Kekuatan : Jelas, sedang dan teratur

 Pemeriksaan panggul luar

Distansia spinarum : 24 cm

Distansia cristarum : 28 cm

Boundelogue : 19 cm

Tuberum : 9,5 cm

j. Genetalia : Tidak ada kelainan, tampak pengeluaran air-air

k. Anus : Tidak ada hemoroid

l. Ekstremitas : Atas dan bawah simetris, tidak ada oedema dan varises.

7. Pemeriksaan Dalam

- VT I pukul 09.00 wita. dinding vagina elastis, portio tebal, pembukaan 2 cm,

ketuban (-), presentase kepala, UUK kiri depan, tidak ada molase, penurunan

kepala hodge II, kesan panggul normal, pelepasan lendir bercampur darah. DJJ

130x/menit, his 2 kali dalam 10 menit durasi 20 detik.

- VT II pukul 13.00 wita., portio tipis, pembukaan 8cm, ketuban (-), presentase

kepala, UUK kiri depan, tidak ada molase, penurunan hodge III, pelepasan lendir

bercampur darah. DJJ 136x/menit, his 4 kali dalam 10 menit durasi 40 detik

25
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGI

HOLISTIK PADA NY “L” DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS ATARI JAYA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

No. Medrec :-

Tanggal Masuk / Jam : 09-08-2022/ 08.40 Wita

Tanggal Pengkajian / Jam : 09-08-2022/ 08.50 Wita

Nama Pengkaji : Ni Komang Yahi Rani

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny “L” / Tn “M”

Umur : 22 Tahun / 28 Tahun

Suku : Jawa / Jawa

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Desa Lambodi Jaya Kecamatan Lalembuu

Lama Menikah : ± 1,5 Tahun

KALA I

A. SUBJEKTIF (S)

Seorang Perempuan berusia 22 tahun datang ke Puskesmas Atari Jaya, mengeluh

keluar air-air sejak pukul 02.00 wita, ibu mengatakan umur kehamilannya ± 9 bulan,

dan ini kehamilannya yang pertama, haid terakhir tanggal 07-11-2021

26
B. OBJEKTIF (O)

TD: 110/ 70 mmHg, suhu 360C, nadi 78x/ menit, pernapasan 18x/ menit. Tanggal

09-08-2022 Pukul 09.00 wita. VT I : dinding vagina elastis, portio tebal,

pembukaan 2 cm, ketuban (-), presentase kepala, UUK kiri depan, tidak ada

molase, penurunan kepala hodge II, kesan panggul normal, pelepasan lendir

bercampur darah. DJJ 130x/menit, his 2 kali dalam 10 menit durasi 20 detik,

Pukul 13.00 wita VT II : portio tipis, pembukaan 8cm, ketuban (-), presentase

kepala, UUK kiri depan, tidak ada molase, penurunan hodge III, pelepasan lendir

bercampur darah. DJJ 136x/menit, his 4 kali dalam 10 menit durasi 40 detik,

C. ASSESMENT (A)

GIP0A0, umur kehamilan 39 minggu 4 hari, inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu

dan janin baik dengan ketuban pecah dini.

D. PLANNING (P)

Tanggal : 09-08-2022 Pukul : 09.15 Wita

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Melakukan informed consent pada pasien dan keluarga

3. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri

4. Mengobservasi His dan DJJ setiapa 30 menit

5. Mengobservasi Tekanan Darah dan pembukaan jalan lahir setiap 4 jam atau

bila ada indikasi lain

6. Menganjurkan ibu untuk relaksasi dan atur nafas saat kontraksi

7. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum pada ibu saat

tidak ada kontraksi.

8. Ibu mengerti dan melakukan anjuran bidan

27
9. Keadaan umum ibu baik, tandan-tanda vital dalam batas normal TD 110/70

mmHg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P 20x/menit, his adekuat 3 kali dalam 10

menit dengan durasi 30-40 detik.

KALA II

A. SUBYEKTIF (S)

Ibu mengatakan ingin BAB, ada keinginan untuk meneran, mengatakan sakitnya

bertambah kuat dan adanya pengeluaran air- air dari jalan lahir.

B. OBYEKTIF (O)

Perineum menonjol,vulva dan anus membuka, Kontraksi uterus 5 x dalam 10

menit, Pukul 17.00 Wita VT III : . portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,

ketuban (-), presentase kepala, UUK kiri depan, tidak ada molase, penurunan

hodge IV, pelepasan lendir bercampur darah. DJJ 136x/menit, his 5 kali dalam 10

menit durasi ≥40 detik

C. ASESSMENT (A)

Inpartu kala II, keadaan ibu dan janin baik

D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal : 09-08-2022 Pukul : 17.05 Wita

1. Memberitahu ibu bahwa akan segera melahirkan dan ibu bisa berkuat

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan dan alat hecting.

3. Menganjurkan pada suami untuk mendampingi istrinya dan membantu

memposisikan ibu serta memberi makan dan minum ibu jika tidak ada his

4. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar

5. Memimpin proses parsalinan sesuai dengan asuhan persalinan normal

28
Tanggal 09-08-2022 pukul 17.20 wita, Bayi lahir spontan, LBK, langsung

menangis kuat, jenis JK : ♂, Bayi diletakan diatas perut ibu, bayi

dikeringkan, dihangatkan, Cek fundus, bayi tunggal, suntikkan oksitosin

secara IM, tali pusat dijepit, dipotong, dan ganti sarung, bayi di letakkan

didada ibu untuk IMD. melakukan penegangan tali pusat terkendali, pukul

17.25 Wita plasenta lahir lengkap.

KALA 1V

A. SUBYEKTIF (S)

Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya, ibu masih merasa lelah dan mules

pada perutnya, ibu mengatakan nyeri pada jalan lahir

B. OBYEKTIF (O)

Kedaan umum ibu baik, Kontraksi uterus baik, TFU 2 Jari di bawah pusat,

perdarahan ± 100 cc, ada laserasi pada perineum.

C. ASESSMENT (A)

Kala IV persalinan dengan ruptur perineum derajat II

D. PENATALAKSANAAN (P)

Tangga/ 9/8/2022 Jam. 17. 40 Wita

1. Melakukan masase fundus uteri

2. Mengajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase fundus dan menilai

kontraksi.

3. Memeriksa nadi, kandung kemih ibu dan memastikan bayi masih bernapas

dengan baik.

4. Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu melakukan IMD, anjurkan keluarga

untuk memberikan makan dan minum pada ibu.

29
5. Mengobservasi TTV, kontraksi uterus, TFU, kandung kemih dan pendarahan

yang keluar setiap 15 menit pada jam pertama dan stiap 30 menit pada jam

kedua.

6. Melakukan penimbangan, pengukuran bayi dan memberikan Vit.K dan salep

mata. Setelah 1 jam bayi diberikan suntikan hepatitis B.

7. Melengkapi patograf

Keadaan umum ibu baik, TTV : TD 110/80 mmhg, N : 80 x/menit,

S : 36,8 ˚C, P : 20 x/menit, TFU 2 Jari bawah pusat, perdarahan ± 100

cc, BBL : 2900 gram, PBL : 49 cm, JK : ♂, LK : 31 cm, LD : 30 cm,

LP : 33 cm , bayi sudah diberi salep mata dan injeksi vit k

30
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Persalinan adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri,

tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam. (Mochtar, 2015 : 91)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan,

dan setelah ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. (Manuaba,

2014: 281).

B. SARAN

1. Kepada ibu bersalin diharapkan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya dalam

kehamilan, guna mendeteksi secara dini kemungkinan komplikasi dalam

kehamilan khususnya dapat menekan angka kejadian ketuban pecah dini.

2. Kepada ibu bersalin khususnya yang mengalami KPD untuk menjaga istirahatnya

agar tidak rentan terjadi KPD selanjutnya, ibu harus rajin melakukan mobilisasi

dan mengkonsumsi makanan bergizi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, DNPK-KR 2001

JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Depkes: Jakarta

Manuaba 2010. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan Dan KB. Penerbit Buku
Kedokteran ECG. Jakarta

Mochtar, Rustan, 2015. Sinopsis Obstetri. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Saifuddin, AB. 2014. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Varney Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

32
33
34
Observasi His Fase Laten

Jam Frekuensi Durasi Kekuatan DJJ TD Nadi


09.00-09.30 II 20” 20” Sedang 136x/m 110/70 80x/m
10.00.-10.30 II 30” 30” 30” 30” Sedang 140x/m 110/70 80x/m
11.00-11.30 III 40” 40” 40” 40” Sedang 140x/m 110/70 80x/m
12.00-12.30 III 40” 40” 40” 40” Sedang 136x/m 110/70 80x/m

Observasi his Fase aktif

Jam Frekuensi Durasi Kekuatan DJJ TD Nadi


13.00-13.30 IIII 40”40”40”40” 40” Sedang 140x/m 110/70 80x/m
14-30-14.30 IIII 45”45”45” 45”45” Kuat 136x/m 110/70 80x/m
15.00-15.30 IIII 50” 50”50”50”50” Kuat 145x/m 110/70 80x/m
16.00-16.30 IIII 45”45”45”45” 45” Kuat 136x/m 110/70 80x/m

35

Anda mungkin juga menyukai