Anda di halaman 1dari 13

PERSPEKTIF ILMU SOSIAL BUDAYA DAN HUMANIORA

DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Ayu Afriana
PBD22068
Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan


seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam
budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-
nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Jenis-Jenis Multikulturalisme
 Multikulturalisme Isolasionis

Multikulturalisme isolasionis mengacu kepada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural


menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi satu sama lain. Kelompok ini menerima
keragaman, tetapi pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari
masyarakat lain umumnya. Contoh: Suku Korowai, mereka tinggal di Papua New Guinea dan budaya mereka
masih tetap terisolasi dari peradaban modern.

 Multikulturalisme Akomodatif

Multikulturalisme akomodatif yakni masyarakat plural yang memiliki kultur atau budaya dominan yang
membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Contoh:
Perancis menerapkan izin waktu bagi para umat Muslim untuk shalat dan beribadah di saat waktu kerja.
 Multikulturalisme Otonomis

Multukulturalisme otonomis yakni masyarakat plural dimana kelompok- kelompk kultural utama berusaha
mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam
kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Contoh: Negara Indonesia di sebagian besar wilayahnya,
masing – masing pemerintah melarang penjualan dan bukanya rumah makan selama bulan puasa. Padahal
banyak juga masyarakat yang tidak menjalankan puasa.

 Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif

Multikulturalisme kritikal atau interaktif yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural
tidak terlalu fokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang
mencerminkan dan menegaskan perspektif mereka. Contoh: Hj. Rangkayo Rasuna Said, ia memperjuangkan
adanya persamaan hak antara pria dan wanita.
 Multikulturalisme Kosmopolitan

Multikulturalisme kosmopolitan yakni dimana masyarakat plural berusaha menghapuskan batas-batas


kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terkait pada
budaya tertentu, dan sebaliknya secara bebas terlibat dalam eksperimen-eksperimen interkultural dan sekaligus
mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. Contoh: Di Singapura yang mayoritas penduduknya dari
pendatang, memunculkan budaya oriental dalam kehidupan masyarakatnya.
Latar belakang terbentuknya masyarakat multikultural

 Bentuk wilayah

 Keadaan geografis

 Perbedaan cuaca dan struktur tanah

Pengaruh terbentuknya masyarakat multikultural terhadap Kehidupan masyarakat :

 Konflik

 Munculnya sikap primordialisme

 Munculnya sikap etnosentrisme

 Munculnya sikap fanatik dan ekstrem

 Politik Aliran Ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik dalam suatu negara.
Multikulturalisme, Demokrasi, dan HAM

Cita-cita mewujudkan demokrasi hampir selalu menyinggung agama dan keragaman budaya, karena
demokrasi tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa menempatkan agama secara benar dan memberikan apresiasi
terhadap keragaman budaya. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama
sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama.
HAM dan Multikulturalisme

Prinsip-prinsip HAM telah secara jelas mengukuhkan nilai-nilai inklusi, baik terkait dengan klas sosial,
golongan, warna kulit, kepercayaan dan agama, tradisi, dan sebagainya. Prinsip-prinsip HAM dengan demikian
secara normatif mendorong umat manusia di muka bumi untuk mengakui kemajemukan atau pluralitas.

Sementara itu, prinsip tanggungg jawab negara menegaskan pentingnya negara pihak (state parties)
menjamin bahwa pluralisme menjadi prinsip nilai yang memungkinkan kemajemukan atau pluralitas itu dapat
hidup subur tanpa harus terjadi pelanggaran- pelanggaran hak asasi manusia. Di sinilah relevansi antara HAM
dengan pluralisme dan multikulturalisme.
Multikulturalisme di Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks.
Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural
maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau
di mana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari
masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri.
Ciri-ciri masyarakat multikultural:

• Terjadi segmentasi

• Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer

• Konsensus rendah

• Relatif potensi ada konflik

• Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan

• Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain

Jenis-jenis konflik yang timbul dalam keberagaman:

• Konflik antar-suku

• Konflik antar-agama

• Konflik antar-ras

• Konflik antar-golongan
Praktik Kebidanan Yang Sensitif Budaya

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dimana beragam suku dan berbagai budaya
ada di dalamnya. Perbedaan kebudayaan ini menyebabkan banyaknya mitos mengenai masa
kehamilan, persalinan dan nifas. Mitos-mitos yang lahir di masyarakat ini kebenarannya kadang
tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang kehamilan, masa persalinan dan nifas.

Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-
konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab-akibat antara makanan dan kondisi sehat-
sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif
terhadap kesehatan ibu dan anak.
Pendekatan Melalui Budaya dan Kegiatan Kebudayaan Kaitannya
dengan Peran Seorang Bidan

Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat. Khususnya berkaitan dengan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga
harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.

Peran Bidan terdiri dari:

 Peran bidan sebagai pelaksana

 Peran bidan sebagai pengelola

 Peran bidan sebagai pendidik

 Peran bidan sebagai peneliti


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai