DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Elatipa
Losi Anggraini
Nurul Annisa
TAHUN PELAJARAN
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Konsep
Persalinan Beresiko : Distosia, Prematur, Dan Post Matur”.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Distosia..................................................................................3
B. Konsep Prematur................................................................................3
C. Konsep Postmatur...............................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................7
B. Saran ..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
kehamilan secara teratur, dan banyaknya persalinan yang ditolong oleh tenaga non
profesional (Koblinsky et al, 2006). Hal ini sejalan dengan penelitian Misar (2012)
yang menyatakan bahwa kejadian komplikasi persalinan ibu melahirkan dengan
kualitas pelayanan kesehatan yang tidak baik beresiko lebih besar untuk mengalami
komplikasi dibanding ibu yang mendapatkan kualitas pelayanan yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep dari distosia?
2. Apa saja konsep dari prematur?
3. Apa saja konsep dari postmatur?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang konsep distosia
2. Untuk mengetahui tentang konsep prematur
3. Untuk mengetahui tentang konsep postmatur
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DISTOSIA
1. Definisi Distosia
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan(Rustam Mukhtar, 1994).
Persalinan abnormal yang erat kaitannya dengan kelainan pada 4P (pelvis, passenger,
power, dan plasenta) dan ditandai dengan adanya hambatan kemajuan dalam
persalinan.
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul
akibat berbagai kondisi (Bobak, 2004 : 784).
2. Etiologi
Distosia dapat disebabkan oleh :
Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat
upaya mengedan ibu (kekuatan/power)
Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi besar, dan
jumlah bayi (passengger)
Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan
pengalaman, persiapan, budaya, serta sistem pendukung
3. Klasifikasi Distosia
1. Distosia karena HIS
Distosia kelainan tenaga/his adalah tidak normal dalam kekuatan atau
sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga
menyebabkan persalinan macet.
Dalam persalinan diperlukan his normal yang mempunyai sifat :
Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim.
Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim
Kekuatanya seperti memeras isi otot rahim
Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga
terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
2. Karena kelainan letak dan bentuk janin
6
a. Kelainan letak janin
b. Kelainan bentuk janin
c. Kelainan pelvis : yaitu kelainan yang terjadi pada jalan lahir dengan penyebab
kesempitan pada panggul.
DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
Pemeriksaan dalam : VT
- Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan luar
- Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksiosesaria
baikprimer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir
persalinan
3. Kelainan jalan lahir
7
a. Persalinan percobaan
b. Simfisiotomi : Simfisotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang
panggul kiri dari tulang panggul kanan pada simfisis agar rongga
panggul menjadi lebih luas.
c. Kraniotomi
d. Seksio sesarea
5. Komplikasi Distosia
Komplikasi Maternal
Perdarahan pasca persalinan
Robekan perineum derajat III atau IV
Rupture Uteri
Komplikasi Fetal
Fraktura Clavicle
Kematian janin
Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
Fraktura humerus
B.PREMATUR
1. Definisi Prematur
Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan prematur dapat
diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendataran
dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama
kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama haid
terakhir. Menurut Nugroho (2010) persalinan preterm atau partus prematur adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37
minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Partus preterm adalah
kelahiran setelah 20 minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu dari hari pertama
menstruasi terakhir (Benson, 2012). Menurut Rukiyah (2010), partus preterm adalah
persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir antara
500-2499 gram.
2. Etiologi
Menurut Nugroho (2010) ada beberapa resiko yang dapat menyebabkan partus
prematurus yaitu :
8
1. Faktor resiko mayor : Kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar/memendek
kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II
2. lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada
kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
3. Faktor resiko minor : Penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam
setelah kehamilan 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang
perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih
dari 2 kali.
3.Patofisiologi
9
5. Komplikasi
Menurut Nugroho (2010), komplikasi partus prematurus iminens yang
terjadi pada ibu adalah terjadinya persalinan prematur yang dapat menyebabkan
infeksi endometrium sehingga mengakibatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan
luka episiotomi. Sedangkan pada bayi prematur memiliki resiko infeksi neonatal
lebih tinggi seperti resiko distress pernafasan, sepsis neonatal, necrotizing
enterocolitis dan perdarahan intraventikuler.
C.PERSALINAN POSTMATUR
1. Definisi
Post matur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap.
Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan
denganrumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri ( Kapita Selekta
Kedokteran jilid 1). Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan postmatur lebih
mengacu pada janinnya, dimanadijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, kulit
keriput,plantara creases yangsangat jelas, tali pusat layu dan terwarnai oleh
mekonium.(Varney Helen, 2007).
2. Etiologi
10
mekoneum ( kehijuan dikulit)
Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada
kuku, kulit dan talipusat.
a. Berat badan bayi lebih berat dari bayimatur.
4. Patofisiologi
11
mengalami insufisiensi maka janin postterm dapat tumbuh terus namun tubuh
anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat menyebabkan distosia bahu.
5. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan sitologivagina.
Ibu:
Bayi:
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3x lebih besar
dari kehamilan 40 minggu. Pengaruh pada janin bervariasi, biantaranya berat
janin bertambah, tetap atau berkurang,
7. Penatalaksanaan
a. Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik –baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasanketat.
c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik,
12
apabila sudah matang, boleh dilakukan induksipersalinan.
d. Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang – kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu
janin post matur lebih peka terhadap sedative dannarkosa.
e. Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada
keadaan onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang,
pembukaan belum lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin,
primigravida tua, kematian janin dalam kandungan,pre eklamsi, hipertensi
menahun, anak berharga dan kesalahan letak janin.
8. Komplikasi
Hipoksia
Hipovolemia
Asidosis
Sindrom gawatnafas
Hipoglikemia
Hipofungsiadrenal.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
ke dalam jalan lahir, persalinan yang baik apabila kondisi janin dan ibu sehat, tidak
ada kendala, persalinan yang berisiko bias terjadi tidak hanya dari kondisi ibu,
melainkan juga dari kondisi janin dalam Rahim, seperti Distosia adalah Kesulitan
dalam jalannya persalinaPersalinan abnormal yang erat kaitannya dengan kelainan
pada 4P (pelvis, passenger, power, dan plasenta). partus prematurus atau persalinan
prematur dapat diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang
disertai pendataran dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil
yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu Post matur adalah kehamilan yang
melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap.
14
DAFTAR PUSTAKA
15