Bakteri ini bersifat aerob, sehingga sangat meenyukai daerah yang banyak oksigen dan lembab. Oleh karena
itu M. tuberculosis sangat senang tinggal di bagian apeks paru-paru yang terdapat banyak oksigen.Bakteri
Tuberkulosis ini di sebut dengan bakteri tahan asam ( BTA ) karena tahan terhadap pencucian warna dengan
asam dan alkohol serta tahan dalam keadaan dingin dan kering.
Klasifikasi
Tuberkulosis Primer
Tuberkulosis Sekunder
Satu periksaan dahak memberikan hasil yang positif dan foto rontgen dada menunjukan Tuberkulosis aktif.
◦Tuberculosis Paru BTA negative
Pemeriksaan dahak positif negative/ foto rontgen dada menunjukan Tuberkulosis aktif.
Positif negative yang dimaksudkan disini adalah “hasilnya meragukan”, jumlah kuman yang
ditemukan pada waktu pemeriksaan belum memenuhi syarat positif.
Tuberculosis ekstara paru adalah kuman mikrobakterium tuberkulosa yang menyerang organ
tubuh lain selain paru-paru, misal selaput paru, selaput otak, selaput jantung, kelenjar getah
bening, tulang,
Patafisiologi
Tempat masuknya kuman M.TB adalah saluran pernafasan. Kebanyakan infeksiTB terjadi melalui
udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi TB. TB dikendalikan oleh respon imunitas yang diperantarai oleh sel
Bakteri dapat berpindah melalui jalan nafas ke alveoli, tenpat berkumpulnya bakteri tersebut dan
berkembangbiak, Basil berpindah melalui sistem linfe dan aliran darah ke bagian tubuh lainya seperti
ginjal, tulang, korteks serebri, dan lobus atas paru-paru. Sistem imun tubuh hospis berespon dengan
melakukan reaksi inflamsi.
Fagosit (neutropil dan makrofag) memakan banyak bakteri,limfosit spesifik bakteri
tuberkulosismelisis basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan
eksudat dalam alveoli, menyebabkan bronkopneumonia, Patogenesis tuberkulosis pada individu
imunokompeten yang belum pernah terpajan berfokus pada pembentukan imunitas seluler yang
menimbulkan resistensi.terhadap organisme dan menyebabkan terjadinya hipersensitivitas
jaringan terhadap antigen tuberkular.
Massa jaringan baru di sebut granulomas, brupa gumpalan basil yang masih hidup dan sudah mati.
Dikelilingi o makrofag membentuk dinding protektif,diubah menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian
sentral dari massa fibrosa disebut tuberken ghon. Bahan ( bakteri dan makrofag ) menjadi nekrotik dan
membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi dan membentuk skar kolagenosa.
Manifestasi Klinis :
Tanda- tanda dan gejala penderita TB pada anak menurut Depkes RI,2013 adalah :
◦ Berat badan turun
◦ Demam lama (≥ 2 minggu ) dan / berulang tanpa sebab yang jelas
◦ Batuk lama ≥ 3 minggu
◦ Nafsu makan tidak ada, atau berkurang, disertai dengan gagal tumbuh
◦ Malaise, anak kurang aktif bermain.
Dahak yg mngandung hasil TBC
(Mycobacterium tuberculosis)
WOC:
-gizi buruk
Mycobacterium menetap/dormant
Resiko infeksi
Imunitas tubuh
Kurang informasi menrun
pleura
bronkus Infiltrasi bagian setengah paru
Menyebabkn infiltrasi pleura
iritasi Sesak napas
Prdangan pd bronkus
Terjdi gesekan inspirasi
Distress pernafasan
Gangguan
anoreksia prtukaran gas
Secret kental
Nyeri akut
BB mnrun
Deficit nutrisi
Bersihan jln napas tidak efektif
1. Pemeriksaan fisik: TTV ( tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu ), kesadaran.
Penatalaksanaan
a) Diagnosis TB Anak
Dalam menegakkan diagnosis TB anak, semua prosedur diagnostik dapat dilaksanakan, namun apabila
dijumpai keterbatasan sarana diagnostik, dapat menggunakan suatu pendekatan lain yang dikenal sebagai
sistem skoring.
b). Pengobatan
Pengobatan TB pada anak diberikan dalam bentuk kombinasi minimal tiga macam obat untuk
mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler.
Lamanya pengobatan TB pada anak 6-12 bulan, pemberian obat jangka panjang ini bertujuan untuk
membunuh kuman serta mengurangi kemungkinan terjadinya kekambuhan.
o Mencegah terjadinya kematian oleh karena Tuberkulosis Paru atau dampak buruk selanjudnya
◦ Rifampisin
◦ INH
◦ Pirazinamid
◦ Steptomisin
◦ Etambutol
Analisa data:
Diagnosa keperawatan:
1. gangguan pertukaran gas berhubungan dgn perubahan membrane alveolar kapiler ditandai dgn AGD
abnormal
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dr keb tubuh berhubungan drngan intake nutrsi g tidak adekuat.
Intervensi keperawatan:
Dx 1:
◦ memantau adanya indikasi bernapas mnggunakan mulut,dan penggunaaan ottot bantu pernafasan.
◦ berikan terapi oksige sesuai kebutuhan,monitor
◦ ,catat pergerakan dada,penggunaan otot tambahan,
◦ monitor suara napas seperti dengkur
◦ ,auskultasi suara napas,bunyi jantung,irama dan denyut jantung.
Dx 2:
kaji fungsi pernapasan (bunyi napas, kecepatan, kedalaman, penggunaan otot asseroris).
. Berikan pasien posisi semi/fowler tinggi, ajarkan batuk efektif dan latihan napas dalam(klw bsa)
Bersihkan sekret dari mulut dan trakea
Katakan kpd keluarga pasien minumkn air putih hangat banyak.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
Dx 3:
Dengan menimbang berat badan dapat mengetahui apakah ada perubahan dalam pemenuhan nutrisi
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkanpasien.
3 DS: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dr kebthan tubuh. Intake nutrisi yg tidak adekuat
. Ibu klien mngtakan anaknya makan sdikit 2-3 sndok,sering
dimuntahkan,
DO:
Klien tmpak lesu,tidak nafsu mkn,minum air ptih dan asi 500-
700cc/hari