Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL ANALISIS

a. Analisis Data Per Kelurahan (Metode SPSS)

 Analisis SPSS Kesehatan Jiwa

 Analisis SPSS Penderita Hipertensi


 Analisis Spss “JKN”
 Analisis SPSS Perilaku Merokok

Kategori Umur Tahun * perilaku merokok Crosstabulation


perilaku merokok
Ya Tidak Total
Kategori Umur Tahun 05 - 09 tahun Count 0 593 593
% within Kategori Umur 0,0% 100,0% 100,0%
Tahun
10 - 14 tahun Count 3 518 521
% within Kategori Umur 0,6% 99,4% 100,0%
Tahun
15 - 24 tahun Count 76 1018 1094
% within Kategori Umur 6,9% 93,1% 100,0%
Tahun
25 - 34 tahun Count 226 838 1064
% within Kategori Umur 21,2% 78,8% 100,0%
Tahun
35 - 44 tahun Count 296 778 1074
% within Kategori Umur 27,6% 72,4% 100,0%
Tahun
45 - 54 tahun Count 194 653 847
% within Kategori Umur 22,9% 77,1% 100,0%
Tahun
55 - 64 tahun Count 121 509 630
% within Kategori Umur 19,2% 80,8% 100,0%
Tahun
≥ 65 tahun Count 56 318 374
% within Kategori Umur 15,0% 85,0% 100,0%
Tahun
Total Count 972 5225 6197
% within Kategori Umur 15,7% 84,3% 100,0%
Tahun
 Analisis SPSS Hubungan / Correlation “Penderita Hipertensi dan Prilaku
Merokok”

Dari Tabel di atas dijelaskan bahwa terdapat Hubungan antara Penderita Hipertensi
dengan kebiasaan Merokok sebanyak 43 KK,yang terbagi di kelurahan TejoAgung 36 KK dan
Kelurahan Tejosari 7 KK.

Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang terkandung dalam
tembakau terutama nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis sehingga memicu kerja
jantung lebih cepat sehingga peredaran darah mengalir lebih cepat dan terjadi penyempitan
pembuluh darah, serta peran karbon monoksida yang dapat menggantikan oksigen dalam
darah dan memaksa jantung memenuhi kebutuhan oksigen tubuh (Sukmana, 2009)

Merokok menyebabkan lonjakan langsung dalam tekanan darah, serta dapat meningkatkan
kadar tekanan darah sistolik sebanyak empat mmHg. Nikotin dalam produk tembakau
memacu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan
pembuluh darah dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.
A. Menetapkan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah dari beberapa permasalahan diatas dilakukan

dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk menyusun

urutan prioritas masalh yag harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat

urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5. Isu yang

memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Urgency: dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut

diselesaikan

b. Seriousness: dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh

terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.

c. Growth: seberapa kemungkinannya isu tersebut berkembang dikaitkan kemungkinan

masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

B. Prioritas Masalah

Prioritas Masalah Pelaksanaan PIS PK


di Wilayah Kerja Puskesmas Tejo Agung Tahun 2022

Nilai Kriteria
No Masalah Total Peringkat
U S G
1 ART yang merokok masih tinggi 4 4 3 11 III

2 Penderita Hipertensi berobat teratur 4 4 4 12 II


masih rendah
3 Penderita Jiwa 4 5 4 13 I
C. Penyebab Masalah

Setelah penentuan ranking, maka tiap masalah kita analisa akar penyebab masalahnya dengan menggunakan metode Fish bone analysis:

Penderita Hipertensi yang tidak berobat teratur

Metode
Manusia

Kurangnya Promosi
Minimnya
Kesehatan ttng Penyakit
Kurangnya pengetahuan pemahaman ttng
Hipertensi
dan kesadaran ttng mengatur pola
penting nya berobat makanan untuk
teratur penderita Hipertensi
MASALAH

Penderita
Hipertensi yg
tdk Berobat
Teratur

Sarana untuk advokasi Keluarga yg kurang


Perekonomian
dengan linsek kurang mendukung/mengingatk
Menengah ke
memadai an untuk berobat ke
bawah
Faskes

Sarana Dana Lingkungan


Penderita gangguang Jiwa dg cakupan rendah

Manusia Metode

penyuluhan ttng
kesehatan jiwa kurang

Kurangnya kesadaran
untuk berobat teratur
cakupan rendah ganguan
jiwa MASALAH

Penderita
gangguang
Jiwa
dg cakupan
rendah
Keluarga kadang
Tdk ada ruangan khusus Pendapatan menyembunyikan
penderita Jiwa
Rendah/ mengah keadaan yg sebenarnya
kebawah terhadap pasien karna
malu

Sarana Dana Lingkungan


Anggota Rumah Tangga yang merokok masih tinggi

Metode
Manusia

Metode penyuluhan
rutin kurang ttng bahaya
merokok aktif dan pasif
Pengetahuan akan kurang
bahaya merokok
kurang
MASALAH

ART yang
merokok
masih tinggi

Budaya atau kebiasaan


Sarana untuk advokasi Imbas dari adanya
yang kurang sehat
dengan linsek kurang penganguran dan
memadai Pendapatan
Rendah

Sarana Dana Lingkungan


D. Pemecahan Masalah :

Prioritas
No Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
Masalah
1 Hipertensi 1. Kurangnya 1. Konseling dan
berobat teratur pengetahuan tentang penyuluhan atau
masih rendah. faktor resiko hipertesi. sosialisasi tentang
2. Kecenderungan berobat hipertensi kepada
dengan tenaga non masyarakat.
medis/membeli obat
yang dijual bebas. 2. Pembuatan leaflet
3. Tidak ada tentang penyakit
keluhan/tekanan darah hipertensi.
sudah normal.
4. Tidak mempunyai 3. Terdapat INOVASI
JKN. “ATENSI SATU
5. Kurangnya kepedulian HATI” yang
terhadap prilaku hidup bertujuan untuk
sehat. melakukan pelayanan
6. Rendahnya media dalam gedung kepada
informasi tentang penderita PTM
hipertensi. termasuk pasien
7. Rendahnya rasa ingin Hipertensi pada
tahu masyarakat lansia dan pra
terhadap penyakit lansia,sehingga
hipertensi. pasien di mudahkan
8. Kurangnya promosi dalam proses pelayan
kesehatan tentang yang tdk
hipertensi. membutuhkan antrian
panjang,serta dalam
pemberian obat
Apoteker langsung
mendatangi pasien
tsb sehingga tdk perlu
jalan ke Apotek.

2 Pendererita 1.Kurangnya pengetahuan 1. Konseling dan


Penyakit Jiwa penyuluhan atau
tentang penyakit penyakit
sosialisasi tentang
ODGJ ODGJ kepada
masyarakat.
2.kurangnya peran
keluarga untuk 2. Pembuatan leaflet
pemantauan obat rutin tentang penyakit
3. Tidak mempunyai JKN ODGJ

4. Rendahnya media
3. Mengaktifkan kader
informasi tentang
penyetahuan ODGJ ODGJ

4. Terdapat INOVASI
“JUMANJI” yang
bertujua untuk
memantau langsung
pada pasien ODGJ
yang melakukan
pemahaman kpd
keluarga agar turut
aktif dalam
pemberan obat rutin
terhadap penderita
ODGJ,karna ODGJ
tidak di sembuhkan
hanya bisa di
kendalikan.

3 ART yang 1. Kecanduan/sudah 1. Konseling dan


merokok masih terbiasa merokok. pennyuluhan atau
tinggi. 2. Rasa ingin tahu / cob- sosialisasi tentang
coba. merokok.
3. Kurangnya kesadaran
untuk berhenti 2. Sosialisasi penerapan
merokok. Kawasan Tanpa
4. Rokok mudah Rokok di tempat-
didapatkan. tempat umum.
5. Anggota keluarga ada
yang merokok.
6. Pengaruh pergaulan. 3. Pembuatan leaflet
7. Rokok disedaikan pada tentang merokok.
acara desa. 4. Terdapat INOVASI
8. Pengaruh media massa. “MADU TIRO” .
9. Kurangnya promosi dalam hal ini Inovasi
kesehatan tentang di lakukan di SMA N
merokok. 4 Metro dengan
10. Kurangnya sasaran anakanak
peraturan/rambu remaja,sehingga di
kawasan tidak merokok harapkan dalam
di tempat-tempat inovasi ini dapat
umum. merubah prilaku
merokok dari
generasi muda
sehingga nantinya
dapat membentuk
anak-anak yang sehat
dan produktif.

Anda mungkin juga menyukai