Pada tangal 23 Januari 2024 pukul 04:00 datang seorang ibu hamil usia 30 tahun
berinisial A ke PMB. Klien datang ke PMB untuk memeriksakan kondisinya.
Dalam anamnesa yang saya lakukan, Ibu mengatakan perut terasa mulas, nyeri
dari perut menjalar sampai ke pinggang, sudah keluar lendir bercampur darah.
Mules dirasa sejak pk. 01.00 WIB tanggal 23/1/2024. Pada kala I fase aktif, nyeri
persalinan harus diawasi dan ditangani karena hal ini merupakan penentu ibu
bersalin dapat menjalani persalinan normal atau dengan bantuan (Rejeki et al.,
2013). Menurut saya, nyeri persalinan yang dialami ibu bersalin kala I fase aktif
dan sebelum dilakukan terapi apapun adalah nyeri berat. Dikarenakan pada masa
ini, serviks mengalami pertambahan pembukaan yang semakin cepat dari fase
sebelumnya. Maka dari itu, penatalaksanaan nyeri persalinan diperlukan agar ibu
bersalin merasakan kenyamanan dan mempermudah proses persalinan.
Sebagai seorang bidan saya merasa harus memberikan edukasi terkait dengan
keluhan nyeri yang dirasakan oleh ibu bersalin tersebut. Sebagai seorang bidan
saya harus mencari solusi yang aman, untuk mencegah komplikasi yang sedang
terjadi pada Ny A tersebut .Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif
dibanding dengan metode nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih
mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik seperti adanya efek
samping dari obat dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang
diharapkan.Sedangkan metode nonfarmakologi lebih murah, sederhana, efektif,
dan tanpa efek yang merugikan. Akupresur merupakan salah satu teknik
nonfarmakologi dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur memiliki
keunggulan atau kelebihan dibandingkan dengan teknik atau metode lainnya.
Akupresur sangat praktis karena tidak memerlukan banyak alat dan cukup dengan
jari tangan, ibu jari, telunjuk, telapak tangan serta murah dan aman.
Tehnik akupresur sebagai salah satu metode non farmakologi diharapkan dapat
membantu bidan dalam persiapan ibu dan keluarga menghadapi persalinan
sehingga kebutuhan ibu selama persalinan untuk mendapatkan pengalaman
menyenangkan dengan rasa nyeri minimal dapat terpenuhi.
3. Evaluasi (Evaluating the experience)
Dari kejadian di atas didapat bahwa peran bidan sebagai ujung tombak
kesejahteraan ibu dan janin sangat diperlukan, keterampilan bidan dalam
melakukan intervensi pengurangan nyeri dengan melakukan akupressure sangat
diperlukan, karena Akupresur ini diketahui merangsang serat Ad yang masuk ke bagian
dorsalis medula spinalis. Hal ini menimbulkan inhibisi segmental dari rangsangan nyeri
yang dihantarkan oleh serat C yang berjalan lebih lambat, dan melalui koneksi di otak
bagian tengah, menyebabkan inhibisi rangsangan nyeri pada serat C di bagian lain dari
medula spinalis . Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila
masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan
membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri bahkan jika
impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang
memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiate yaitu berupa endorfin, suatu
pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Hal ini dapat menerangkan mengapa
pijatan akupresur pada titik tangan dan titik L14 dapat mengurangi nyeri persalinan.
Dengan adanya rangsangan pada titik L14 dan titik pada tangan dapat membantu
pelepasan endorfin dalam tubuh. Endorfin adalah zat penghilang rasa sakit secara alami
diproduksi dalam tubuh, yang memicu respons menenangkan dan membangkitkan
semangat di dalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat menyebabkan
relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh. Sebagai hasil dari pelepasan endorfin,
tekanan darah menurun dan meningkatkan sirkulasi darah