D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
DOSEN PEMBIMBING
JULINA BR SEMBIRING M.KES
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Manajemen
Asuhan Kebidanan Pada Bayi BBL”, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Praktek Belajar di Klinik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini masih banyak
sekali kesalahan baik dari pemilihan kata maupun susunan bahasanya. Untuk itu
kami mengharapkan kritik, saran, serta bimbingan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dan kebaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Maka dari itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau-beliau yang telah membantu
kami menyelesaikan makalah ini, yaitu:
1.Ibu LENA BARUS selaku pemilik Klinik LENA BR BARUS
2.Ibu JULINA BR SEMBIRING selaku Dosen Pembimbing Seminar
3.Ibu DEBBY PRATIWI SST.,MKM selaku Monitoring Evaluasi Lapangan
4.Ibu Ramadhani Syafitri SST,. M.K.M, selaku Kepala Program Studi DIII
Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan
Dan pada akhir kalimat kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
kemajuan bersama agar menjadi yang lebih baik untuk kedepannya. Dan semoga
semua yang terlibat dalam pembuatan makalah ini selalu berada didalam
lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Amiin.
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I LATAR BELAKANG ................................................................. 1
BAB II TINJUANA PUSTAKA .............................................................. 2
2.1. Konsep Berat Bayi Lahir .................................................... 2
2.1.1. Pengertian Berat Bayi Lahir ................................... 2
2.1.2. Ciri-ciri Bayi Normal .............................................. 2
2.1.3. Perubahan-porubahan yang Terjadi pada BBL ....... 3
2.1.4. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir .................. 6
2.1.5. Persiapan Alat .......................................................... 6
2.1.6. Penanganan Bayi Baru Lahir ................................... 6
2.1.7. Rawat Gabung ......................................................... 10
2.2. Konsep Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ...................... 10
2.2.1. Definisi .................................................................... 10
2.2.2. Tujuan ...................................................................... 11
2.2.3. Hasil yang Diharapkan ............................................ 11
2.2.4. Pendokuentasian Asuhan Kebidanan pada Bayi
Baru Lahir ................................................................ 11
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................... 13
BAB IV KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK .......... 19
BAB V KESIMPULAN ........................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
LATAR BELAKANG
A.Latar Belakang
Bayi BaruLahir(BBL)disebut dengan neonatus yang merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran
serta harus dapat melakukan penyesuaian dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan antara 2500-4000 gram
(Vivian, Nanny. 2013 : 1).
Menurut World Health Organization(WHO), setiap tahunnya kira-kira
3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi
ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak
57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit
terdapat satu bayi meninggal. Penyebab kematian BBL di indonesia adalah
BBLR 29%, Asfiksia 27%, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain
dan kelainan kongenital.(Chapter. 2015)
Di Indonesia, kematian bayi baru lahir (neonatal) masih menjadi
permasalahan kesehatan.Angka Kematian Bayi(AKB)di Indonesia adalah
32/1000 kelahiran hidup dan kematian neonatal 19/1000 kelahiran hidup
(SDKI, 2012) . Saat ini, kelainan bawaan mempunyai kontribusiyang cukup
besar sebagai penyebab kematian neonatal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai 120-140
kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.
7) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai pernafasan cuping
hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
8) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi
verniks kaseosa
11) Genitalia Pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora Pada laki-laki, tetis
sudah turun 29
14) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
15) Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan)sudah terbentuk dengan baik
17) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium memiliki
karakteristik hitam kehijauan dan lengket.
1. Tujuan asuhan pada bayi baru lahir untuk mengetahui kondisi bayi baru lahir dan memantau
tanda bahaya pada bayi baru lahir.
2. Evidence Based Evidence based medicine (EBM), suatu istilah yang digunakan untuk merujuk
pada paradigma baru untuk mengambil keputusan medis.
Asuhan bayi baru lahir dan balita berdasarkan Evidance Based merupakan suatu
kegiatan asuhan yang dilakukan padabayi baru lahir dan balita berdasarkan pengambilan
keputusan klinik yang telah ditetapkan oleh medis untuk menyelesaikan masalah dan
menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan
aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk
merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui
serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah
kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti
(evidence-based), keterampilan 30 dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai
tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada
pasien (Prawirohardjo, 2009). Dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang
berdasarkan Evidance based kita dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti
perkembangan dalam bidang kesehatan yang diantaranya meliputi :
1) Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Fikawati (2003), Inisiasi Menyusu Dini akan menentukan kesuksesan menyusui selanjutnya,
karena ibu yang memberikan ASI dalam satu jam pertama setelah melahirkan mempunyai
peluang 2-8 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif. Kontak awal ini merupakan
periode sensitif, sehingga apabila terlambat, perkembangan anak dan keberhasilan menyusui
akan terganggu.
3) Perawatan Tali Pusat Menurut WHO recommendations on Postnatal care of the mother and
newborn, 2013 Perawatan tali pusat yang bersih dan kering direkomendasikan untuk bayi yang
baru lahir yang lahir di fasilitas kesehatan, dan di rumah untuk mencegah terjadinya peningkatan
infeksi tali pusat. Perawatan Tali Pusat terbuka tanpa alcohol ataupun betadin lebih mudah puput
dan mencegah infeksi daripada perawatan dengan antiseptic.
4) Rawat Gabung.
1) Pencegahan Infeksi BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau
terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Upaya
pencegahan infeksi yang dilakukan adalah:
c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah di desinfeksi tingkat tinggi atau
sterilisasi.
d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk bayi sudah dalam
keadaan bersih.
2) Penilaian Bayi Baru Lahir Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan menjawab 4
pertanyaan:
a) Apakah bayi cukup bulan?
d) Apakah tonus otot bayi baik? Jika ada salah satu pertanyaan dengan jawaban tidak, maka
lakukan langkah resusitasi.
3) Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan
panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di
dalam ruangan yang relatif hangat.
a) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat ke arah ibu
dan memasang klem ke – 2 dengan jarak 2 cm dari klem.
b) Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri ( jari tengah
melindungi tubuh bayi ) lalu memotong tali pusat di antara 2 klem.
c) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati lalu mengikat
balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan
klem pada tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
a) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling
sedikit satu jam.
b) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan inisiasi menyusu dini dan ibu
dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
c) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga
inisiasi menyusu selesai dilakukan.
6) Pencegahan Infeksi Mata Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan
antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam setelah kelahiran. Kandungan obat salep
mata Chloramphenicol adalah 10 mg . Untuk dosis, umumnya digunakan 33 sebagai pendukung
pemulihan infeksi mata dengan kadar dosisi 1 % tiga hingga empat kali sehari selama 10- 15 hari
pasca kelahiran.
7) Pemberian Vitamin K1 Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskular setelah satu jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
8) Pemberian Imunisasi Bayi Baru Lahir Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah
infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis B
diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam.
b) Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1 – 3 hari, 1 kali pada umur 4 – 7
hari dan 1 kali pada umur 8 – 28 hari.
b) Kejang
e) Merintih
g) Sianosis sentral
c) Berat badan
NO. REGISTER :
MASUK RS TANGGAL/JAM :22 Agustus 2021/ Jam 10.45 WIB
DIRAWAT DIRUANG : RUANG PERIKSA
Biodata
Ibu Ayah
Nama : Ny. R Tn. S
Umur : 27 tahun 30 tahun
Agama : Islam. Islam
Suku/ bangsa : Batak/Indonesia Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA. SMA
Pekerjaan : Karyawan Karyawan
Alamat : Jl.Danau tempe Gg,pepaya Jl.Danau tempe Gg pepaya
No. Telepon/ Hp : 08-
A. DATA SUBJEKTIF
1. Riwayat Antenatal
G1 P1 A0 Ah1 umur kehamilan 38 Minggu
Riwayat ANC : Teratur 4 kali. Di Klinik Oleh Bidan
Imunisasi TT : -
Kenaikan BB : 7 Kali
Keluhan saat hamil : Ibu Mengatakan Mual dan Muntah
Penyakit selama hamil : Tidak ada
Kebiasaan Makan : Ibu Mengatakan Tidak Ada Kebiasaan Makan, hanya lebih sering
dari sebelum hamil
Obat/Jamu : Tidak Pernah Meminum Jamu/Obat
Merokok : Tidak Pernah Merokok
Komplikasi Ibu : Tidak ada
Infeksi, Janin : Tidak ada
2. Riwayat Intranatal
Lahir tanggal 22 Agustus 2021 Jam 10;45 wib
Jenis persalinan : Spontan
Atasi Indikasi : Tidak Ada
Penolong : Bidan Klinik
Lama persalinan : Kala I : 8 jam
Kala II : 20 Menit
Komplikasi
a. Ibu : Tidak Ada
b. Janin : Tidak Ada
I. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan bayi baru lahir
BB/PB lahir : 3200 gr / 49 cm
Nilai APGAR : 1 menit/5 menit/10 menit : 8/ 8/ 9
No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1. Denyut Jantung 2 1 2
2. Usaha Nafas 2 2 1
3. Tonus Otot 1 2 2
4. Refleks 2 1 2
5. Warna Kulit 1 2 2
TOTAL 8 8 9
II. ASSESSMENT
1. Diagnosis Kebidanan
Bayi baru lahir aterm 6 Jam
Data dasar : Bayi lahir tanggal : 22 Agustus 2021
Nilai Apgar :9
Antropometri
PB : 49 cm
LK : 32 cm
LD : 35 cm
LILA : 12 cm
BB : 3,2kg
2. Masalah
Reflek……. Tidak ada masalah
3. Kebutuhan
- Kebutuhan ASI
- Menjaga kehangatan tubuh bayi
- Memberikan nutrisi pada bayi
4. Diagnosis Potensial
Tidak ada
5. Masalah Potensial
Tidak ada masalah
6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
Memberikan ASI
Menjaga kehangatan tubuh bayi
Memberikan nutrisi pada bayi
b. Kolaborasi
Tidak di lakukan
c. Merujuk
Tidak dilakukan
5.1. Kesimpulan
Asuhan bayi berat lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat, melakukan metode
kangguru membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak
tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat, melakukan IMD,
memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata antibiotik pada kedua mata,
memberi immunisasi Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik
Asuhan bayi baru lahir Ny. Y jenis kelamin laki-laki, BB 3000 gram, PB 47 cm.
Setelah itu dilakukan kunjungan rumah untuk memandikan bayi dan perawatan tali pusat
sampai tali pusat bayi putus.