DOSEN PEMBIMBING :
1. Desi Amelia :
PO71241210123
2. Indah Permatasari : PO71241210128
3. Martina Azra : PO71241210053
4. Miftahul Jannah : PO71241210052
5. Oktarina : PO71241210050
1
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-
NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Makalah
Asuhan Intranatal Berdasarkan Evidence BasedPenatalaksanaan Persalinan Kala 1
Fase Laten “” salah satu tugas yang diberikan.
Makalah ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan Penatalaksanaan Persalinan Kala 1 Fase Laten, tak lupa
ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar, dan juga kepada rekan-rekan yang mendukung
makalah ini.
Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
sehingga dapat menambah wawasan kita mengenai konsep kebidanan, khususnya bagi kami
para penyusun makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................16
A. Kesimpulan............................................................................................................................16
B. Kritik dan Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN PERSALINAN KALA 1 FASE LATEN
2
Penilaian dan intervensi persalinan saat kala 1 fase laten:
Deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, yaitu sebagai berikut (Kurniawan,
2016):
3
2.2.1 Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya
menjadi lebih enteng.Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa
berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota
bawah.
b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus
uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke
dalam pintu atas panggul.Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan
sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollikasuria.
c. False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
2) Tidak teratur
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila
dibawa jalan malah sering berkurang
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa
cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih
lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan
penipisan.Perubahan ini berbeda untuk masingmasing ibu, misalnya pada
multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar
masih dalam keadaan tertutup.
e. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam
sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan
fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan
dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang
dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
4
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang
kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.
f. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem
pencernaan.
2.2.2 Tanda-tanda persalinan
5
lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda
yang lambat sekali.Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil,
malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun
demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban
keluar.
2.3 Fisiologis Persalinan
2.3.1 Fisiologi Kala I(Kurniawan, 2016)
a. Uterus
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan ke bawah
abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat
kuatpadafundus.Selagi uterus kontraksi berkontraksi dan relaksasi
memungkinkan kepala janin masuk ke rongga pelvik.
b. Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut:
- Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir kehamilan
normal berubah-ubah (beberapa mm sampai 3 cm). Dengan mulainya
persalinan panjangnya serviks berkurang secara teratur sampai menjadi
pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang sangat tipis ini disebut sebagai
menipis penuh
- Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks. Untuk
mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter dengan
menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam. Serviks dianggap
membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm
- Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan darah
sedikit atau sedang dari serviks
6
d. Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.
2.4.2 Pemeriksaan khusus obstetri
2.4.2.1 Inspeksi:
1. Chloasma gravidarum.
2. Keadaan kelenjar thyroid.
3. Dinding abdomen (varises, jaringan parut, gerakan janin).
4. Keadaan vulva dan perineum.
2.4.2.2 Palpasi
Teknik:
7
pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga
menghadap kearah kaki ibu.
Leopold I:
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus
uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong
atau kepala atau kosong).
Leopold II: ·
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai
disamping kiri dan kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi
auskultasi denyut jantung janin nantinya. ·
- Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Leopold III: ·
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan
kanan.
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan
apakah sudah mengalami engagemen atau belum.
Leopold IV: ·
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki
pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian
terendah janin.
- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus
janin. Menentukan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia
kehamilan berdasarkan parameter tertentu (umbilikus, prosesus
xyphoideus dan tepi atas simfisis pubis)
b. Vaginal Toucher
8
1) Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.
2) Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu
digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri
klinik) dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang
diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan
pervaginam.
3) Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase
persalinan dan diagnosa letak janin.
4) Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses
persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya
prolapsus bagian kecil janin atau talipusat.
6) Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk
memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala
II.
Teknik Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan:
1. Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia eksterna.
2. Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan
jalan lahir.
3. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.
4. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan
rapat dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi
pada servik. ·
a. Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase). ·
b. Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah,
bila sudah pecah tentukan: 1. Warna 2. Bau 3. Jumlah air ketuban yang
mengalir keluar ·
c. Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan
denominator) serta derajat penurunan janin berdasarkan stasion. ·
d. Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin lain atau
talipusat yang berada disamping bagian terendah janin (presentasi
rangkap – compound presentation).
9
2.4.2.3 Auskultasi
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh
data dengan cara(Yulizawati et al., 2019):
a. Anamnese
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Khusus
d. Pemeriksaan Penunjang
Data dasar ini meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, dan hasil
pemeriksaan sebelumnya.
10
1) Penampilan dan emosional ibu
2) Pengukuran fisik (Tinggi Badan, Berat Badan, LILA)
3) Tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Pernapasan, Nadi, dan Suhu)
4) Pemeriksaan kepala, wajah, dan leher (Rambut, Wajah, Mulut, Leher)
5) Pemeriksaan dada dan abdomen (Payudara dan Perut)
6) Pemeriksaan genitalia (Vagina)
7) Pemeriksaan tungkai (Tangan dan Kaki)
2.5.2 Langkah II: Merumuskan Diagnosa atau Masalah Kebidanan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien.
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya.Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
12
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien
2.5.7 Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah proses
penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis,
karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan
dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.
.
2.6 . Evidance Based Pada Penatalaksanaan Persalinan Kala 1 Fase Laten
2.6.1 Mobilisasi
13
karena itu memiliki peran penting dalam membantu mengurangi distosia (kemajuan lambat
dalam persalinan).
Karena kelompok yang berbeda menganjurkan berbagai posisi pada tahap pertama
persalinan, tampaknya sangat penting untuk menilai bukti yang tersedia sehingga posisi
yang ditunjukkan aman dan efektif dapat didorong.
Tinjauan Cochrane terkait berfokus pada posisi ibu untuk malpresentasi janin
dalam persalinan (Pemburu 2007).
14
2.6.2 Pijat Punggung
Ibu-ibu dalam kelompok eksperimen diberi pijat punggung dengan minyak melati
(ekstra murni), yang diencerkan dengan minyak pembawa biji anggur . Pijat punggung
diberikan dengan menggunakan teknik pijat punggung rutin seperti Effleurage (pukulan
meluncur) dan Petrissage (pukulan menguleni ) di sela-sela kontraksi; dan selama
kontraksi, usapan punggung obstetrik dilakukan . Effleurage dilakukan dengan
mengayunkan telapak tangan rata dengan mulus ke seluruh punggung dalam gerakan
15
melingkar lambat diikuti oleh Petrissage , yang dilakukan dengan menggunakan gerakan
meremas dan knuckling. Menguleni dilakukan dengan meremas massa berdaging
punggung bawah antara jari dan ibu jari dan knuckling dilakukan dengan menggunakan
buku-buku jari untuk meremas dan mengangkat dengan gerakan melingkar dan ke atas.
Gosok punggung obstetri dilakukan selama kontraksi dengan cara menempelkan telapak
tangan pada titik yang diidentifikasi oleh ibu. Bahwa tempat dan daerah yang berdekatan
itu dipijat dengan menggerakkan telapak tangan secara melingkar tanpa mengangkat. Ibu
mendapat pijatan punggung sebanyak 20 kali, yaitu 13 kali pada fase laten dan 7 kali pada
fase aktif persalinan, setiap setengah jam selama 10 menit. Ibu dalam kelompok kontrol
hanya menerima perawatan rutin.
Pijat di sekitar punggung bagian bawah dengan minyak melati, clary sage, mawar,
dan lavender telah dilaporkan memberikan manfaat subjektif dalam persalinan.Ini
merangsang tubuh untuk melepaskan endorfin, yang merupakan zat penghilang rasa sakit
dan pengangkat suasana hati alami.
Oleh karena itu, pemijatan direkomendasikan oleh para ahli persalinan karena
telah terbukti mengurangi rasa sakit dan mengurangi kecemasan pada tahap pertama
persalinan. Hal ini juga terkait dengan durasi persalinan yang lebih pendek dan risiko
depresi pascapersalinan yang rendah .
16
2.6.3 Birth Ball
17
Penelitian di India dengan 11 wanita menunjukkan bahwa menggunakan bola
melahirkan dan melakukan kegiatan lain seperti latihan pernapasan, pijat, mandi dan
posisi berdiri membantu ibu menjadi jauh lebih baik dalam mengontrol rasa sakit
(Mathew et al, 2012)
Studi yang dilakukan di Cina dengan 203 ibu juga menemukan bahwa ada
perbedaan secara statistik dan klinis yang signifikan dalam tingkat nyeri punggung, stres
dan tingkat kecemasan serta tingkat tekanan pada perut bagian bawah sebelum dan
sesudah latihan menggunakan bola persalinan atau birthing ball.
Duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan membantu janin atau
bagian terendah janin untuk segera turun ke panggul. Disamping itu duduk pada birthing
ball dan bersandar di kursi di depan maka memungkinkan ibu untuk bersantai dan
memungkinkan pasangan suami untuk menggosok punggung atau memijat sepanjang
tulang belakang, akan merangsang sekresi endorphin selama proses persalinan untuk
mengurangi rasa sakit. Duduk di birthing ball memberikan dukungan pada perineum dan
otot panggul sehingga dapat merangsang dilatasi dan memperlebar rongga panggul
panggul (Aprillia, 2014)
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evidence based pada Persalinan kala 1 fase laten menunjukkan ambulasi selama
kala 1 persalinan mempengaruhi durasi persalinan. Hasil penelitian di rumah sakit
terkait mobilisasi jarang dilakukan. Ibu lebih banyak melakukan mobilisasi
dilingkungan rumah daripada di rumah sakit.
Sebagian besar ibu (51,6%) memilih untuk melakukan pergerakan Ketika berada
dirumah dan hanya 15 % dari mereka yang menyatakan mobilisasi di rumah sakit.
Sebanyak 28, 3 % dari ibu yang melahirkan ditempat tidur dilingkungan rumah sakit
mengatakan bahwa mereka ingin melakukan mobilisasi.
Dalam penelitian ini menunjukkan durasi kala 1 sangat bervariasi, tapi apabila
dilakukan mobilisasi seperti duduk, berdiri, dan berlutut 1 jam lebih cepat pada
nullipara dan setengah jam lebih cepat. Akan tetapi, bukti perbedaan diantara kelompok
tersebut tidak mencapai angka statistik yang signifikan.
Setelah membaca makalah ini diharapkan bagi para mahasiswa mampu untuk
mengetahui Asuhan Intranatal Berdasarkan Evidence Based Penatalaksanaan Persalinan
Kala 1 Fase Laten.
Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada gading
yang tak retak”.Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Hutchison, J., Mahdy, H., & Hutchison, J. (2021). Stage of Labor. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544290/
Kurniawan, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan.
Superville, S. S., & Siccardi, M. A. (2021). Manuver Leopold. StatPearls Publishing LLC.
Yulizawati, Insani, A. A., Sinta, L. El, & Andriani, F. (2019). Asuhan Kebidanan pada
Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Kurniawati, Dini (2017) Manajemen Intervensi Fase aten dan Fase Aktif Pada Kemajuan
Persalinan, Jurnal Keperawatan dan Pemikiean Ilmiah. Nurscope
Aryani,Yeni, dkk .(2016) .Hubungan Pengetahuan Bidan dan Penilaian Teknik Penggunaan
Bola Persalinan terhadap Intensitas Nyeri Kala I Persalinan Normal di Klinik Taman
Sari Kota Pekanbaru, Jurnal proteksi Kesehatan. Poltekkes Kemenkes Riau.
Khacar, Nuchet. Neslihan Zcan Kaser. (2020) Perbandinagn Efek Pijat Mekanis dan Aplikasi
Pijat Mekanis Hangat Pada Nyeri Persalinan yang di Rasakan dan Pengalaman
Melahirkan: European Journal of Midwifery.
Pawale, Manasi P. Jyoti A.Salunkhe. (2020) . Efektivitas pijat punggung pada penghilang
rasa sakit selama tahap pertama persalinan pada ibu primi yang dirawat di pusat
perawatan tersier.J.Family Med Prim Care.
21
22