LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA PRAKONSEPSINy. A UMUR 23 TAHUN
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK ( KEK )
DI PUSKESMAS PEMATANG KANDIS
Disusun Oleh:
Nama : Maria Andriana
NIM : 2215901105
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
(. ) (. )
NIP. ……………………
(. )
ii
3
KATA PENGANTAR
iii
4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1
A. Latar Belakang......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
1
C. Tujuan ..................................................................................................
1
D. Manfaat ................................................................................................
2
BAB V PENUTUP...................................................................................................
23
A. Kesimpulan...........................................................................................
23
B. Saran.....................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
25
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Kesehatan pada masa Prakonsepsi?
C. Tujuan
1. Umum
Tujuan Laporan kasus ini untuk mengetahui Asuhan Kebidanan
Kekurangan Energi Kronik ( KEK) pada masa Prakonsepsi
2. Khusus
Tujuan laporan kasus ini untuk memberikan Asuhan Kebidanan
Kekurangan Energi Kronik (KEKK) Prakonsepsi serta meningkatkan
konseling mengenai kontrasepsi, serta memberikan edukasi tentang
program kehamilan yang sesuai dengan Anjuran Kesehatan.
D. Manfaat
1. Klien
Diharapkan dengan diberikan ASUHAN KEBIDANAN PADA
PRAKONSEPSI Ny. A UMUR 23 TAHUN DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) ini dapat meningkat
pengetahuan tentang Prakonsepsi dan dampak dari KEK terhadap
kehamilan.
2. Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya laporan kasus ini bisa dijadikan sebagai
pegangan untuk pencegahan dalam mengurangi AKI, dan AKB dan juga
sebagai panduan bagi mahasiswa terutama mahasiswa Profesi Kebidanan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
mortalitas dan mordibitas pada ibu dan bayi secara signifikan dapat dicegah
dengan cara pemberian intervensi gizi sederhana sebelum kehamilan. Alasan
pemberian intervensi gizi tersebut adalah status zat gizi mikro adekuat pada
masa.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) sering diderita oleh wanita usia subur
(WUS). Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berada pada masa
kematangan organ reproduksi dan organ reproduksi tersebut telah berfungsi
dengan baik, yaitu pada rentang usia 15 – 49 tahun termasuk wanita hamil,
wanita tidak hamil, ibu nifas, calon pengantin, remaja putri, dan pekerja
wanita. KEK menggambarkan asupan energi dan protein yang tidak adekuat.
Salah satu indikator untuk mendeteksi risiko KEK dan status gizi WUS
adalah dengan melakukan pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar
lengan atas (LILA) pada lengan tangan yang tidak sering melakukan aktivitas
gerakan yang berat. Nilai ambang batas yang digunakan di Indonesia adalah
nilai rerata LILA < 23,5 cm yang menggambarkan terdapat risiko kekurangan
energi kronik pada kelompok wanita usia subur (Angraini, 2018).
Tanda dan gejala terjadinya kurang energi kronik adalah berat badan
kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan kategori KEK bila LiLA kurang dari
23,5 cm atau berada pada bagian merah pita LiLA saat dilakukan pengukuran
(Supariasa, 2016). Adapun tujuan pengukuran LiLA pada kelompok wanita
usia subur merupakan salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksanakan pada masyarakat awam untuk mengetahui kelompok beresiko
KEK.
Tujuan pengukuran LiLA adalah mencakup masalah WUS baik pada ibu
hamil maupun calon ibu (remaja putri). Adapun tujuan lebih luas antara lain:
a. Mengetahui resiko KEK pada WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat
lahir rendah.
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
e. Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita
KEK.
7
Ambang batas LiLA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm, apabila ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm atau berada pada bagian
merah pita LiLA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan
diprediksi akan melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR
mempunyai resiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan pada anak (Supariasa, 2016).
C. Penyebab
3. Pendidikan suami
Pendidikan suami akan mempengaruhi perilaku terhadap istrinya
yang sedang hamil (Mulyaningrum, 2009). Perubahan sikap dan perilaku
sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi sehingga
lebih mudah menyerap informasi dengan mengimplementasikannya
dalam perilaku dan gaya hidup sehat, khususnya dalam hal kesehatan dan
gizi. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal maka secara tidak
langsung meningkatkan kesadaran untuk hidup lebih sehat sehingga
menurunkan risiko gangguan kesehatan (Mahirawati, 2014).
4. Pekerjaan ibu
Ibu hamil yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit dalam
menyiapkan makanan yang berpengaruh pada jumlah makanan yang
dikonsumsi sehingga berpengaruh pada status gizi ibu hamil. Status gizi
adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi secara
langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit, khususnya
penyakit infeksi. Salah satu faktor tersebut adalah keterbatasan ekonomi,
yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas
baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi (Mahirawati, 2014).
5. Pekerjaan suami
Beberapa studi menunjukkan bahwa pekerjaan suami menentukan
berapa besar pendapatan yang diperoleh setiap bulan dan daya beli
9
D. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu:
pertama, ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini
berlangsung lama maka persediaan/ cadangan jaringan akan digunakan untuk
memenuhi ketidakcukupan itu. Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka
akan terjadi kemerosotan jaringan, yang ditandai dengan penurunan berat
10
E. PemeriksaanFisik
a. Pemeriksaan LILA
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang
dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui
risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5
cm atau dibagian merah pita LILA (Supariasa, 2013).
b. Tujuan pengukuran LILA
1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko
melahirkan bayi berat lahir rendah.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK
5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK (Supariasa, 2013).
c. Ambang batas
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5
11
berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai dengan tinggi
badannya.21 IMT didapatkan dengan cara membagi berat badan (dalam
kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Berat badan
dibawah minimum dinyatakan sebagai underweight atau kekurusan dan
berat badan yang berada diatas batas normal dinyatakan sebagai
“overweight”
G. Tindakan Penanganan / Pencegahan
Untuk menekan angka kejadian KEK diperlukan suatu solusi yang
komprehensif, terpadu, dan paripurna. Salah satu solusi yang dapat dilakukan
adalah melalui penggerakan dan pemberdayaan masyarakat secara
menyeluruh ke dalam suatu program layanan kesehatan masyarakat untuk
mengatasi KEK.
Upaya penanggulangan masalah KEK dapat dilakukan dengan program
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam bentuk biskuit yang dibagikan
kepada seluruh WUS dan ibu hamil yang mengalami KEK, pemberian tablet
Fe atau penambah darah untuk mencegah terjadiya anemia pada ibu hamil,
serta melakukan program konseling kepada Wanita Usia Subur (WUS)
mengenai masalah kesehatan reproduksi, kesiapan sebelum hamil, persalinan,
nifas dan konseling pemilihan alat kontrasepsi KB. Selain program PMT, ada
juga program nasional yaitu program Pekan Seribu Hari Kehidupan (HPK)
yaitu program untuk menyelamatkan kehidupan ibu dan bayi yang dimulai
dari seribu HPK yaitu setiap sebulan sekali di setiap Puskesmas semua ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi, dan balita harus dilayani ditimbang berat badan
dan dilihat status gizinya(Muhamad & Liputo, 2017).
Selain mengikuti program yang dilakukan oleh puskesmas dan
pemerintah, WUS dan ibu hamil perlu melakukan perbaikan gizi secara
mandiri. Asupan nutrisi merupakan faktor utama penyebab KEK pada ibu
hamil. Gizi ibu hamil dikatakan sempurna jika makanan yang dikonsumsinya
mengandung zat gizi yang seimbang, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan dan
tidak belebihan. Makanan yang baik dan seimbang akan menghindari masalah
di saat hamil, melahirkan bayi yang sehat, dan memperlancar ASI. Apabila
13
H. Komplikasi
KEK dapat memberi dampak pada kesehatan. Individu yang menderita
KEK akan mengalami berat badan kurang atau rendah, serta produktivitasnya
akan terganggu karena tidak dapat begerak aktif sebab kekurangan gizi.
Apabila KEK terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil makan
akan berdampak pada proses kehamilan, melahirkan, dan berat badan bayi.
Ibu hamil yang berisiko KEK (LILA < 23,5 cm) kemungkinan akan
mengalami kesulitan persalinan, pendarahan, dan berpeluang melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang akhirnya dapat
mengakibatkan kematian pada ibu dan/atau bayi (Proverawati & Ismawati,
2010). Status gizi sebelum hamil atau selama hamil memiliki peluang 50%
dalam mempengaruhi tingginya kasus kejadian bayi BBLR di negara
berkembang. Hasil meta analisis World Health organization (WHO)
Collaboration Study menyimpulkan bahwa berat badan dan tinggi badan ibu
sebelum hamil, indeks masa tubuh dan lingkar lengan atas (LILA) merupakan
faktor yang mempengaruhi bayi BBLR (Sarumaha, 2018). Wanita hamil yang
mengalami KEK sejak mudanya memiliki risiko melahirkan bayi dengan
BBLR 4,8 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami KEK
(Syofianti, 2013).
15
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA PRAKONSEPSI NY. A UMUR 23 TAHUN
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK ( KEK )
DI PUSKESMAS PEMATANG KANDIS
1. Data Subyektif
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. Riki
Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa : Jambak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : sungai ulak Alamat : sungai ulak
B. Alasan kunjungan & Keluhan
Ingin memeriksakan kesehatan untuk memulai program kehamilan
C. Status Perkawinanan
Usia saat pernikahan 23 tahun, lama pernikahan 5 bulan, status perkawinan
ini pernikahan pertama.
D. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche pada usia : 14 tahun, siklus menstruasi : 28-30 hari,
keteraturan : teratur, lama menstruasi : 5-7 hari, sifat darah : encer,
jumlah/banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari, bau : amis khas,
warna darah : merah kehitaman, flour albus : tidak pernah,
dismenorhea : tidak pernah, amenorrhea : tidak ada.
17
- - - - - - - - - -
c. Riwayat kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada
Mulai Berhenti Alasan
No Jenis Keluhan
(kapan, oleh, di) (kapan) Berhenti
- - - - - -
d. Data kesehatan
1) Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita : Tidak ada
2) Penyakit yang pernah / sedang diderita : Tidak ada
3) Riwayat penyakit ginekologi : Tidak ada
e. Data kebutuhan dasar
1) Nutrisi (makan, minum)
Frekuensi : 3 kali sehari
Macam : Nasi, lauk, sayur, dan mineral
Jumlah : Porsi sedang,
Keluhan : Tidak ada
2) Eliminasi (BAK) :
Frekuensi : 6-7 kali sehari
Warna : Jernih
Bau: Khas
Konsistensi : Cair
Keluhan : Tidak ada
Eliminasi (BAB) :
Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : Kekuningan
Bau : Khas
18
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
3) Pola tidur/istirahat : Tidur malam 8 jam, siang 1 jam.
4) Aktivitas : Bekerja sebagai karyawan swasta, melakukan aktivitas
rumah tangga dll.
5) Pola seksual : 3-4 kali dalam seminggu
6) Personal hygiene :
Mandi : 2 kali sehari
Sikat gigi : 2 kali sehari
Keramas : 3 hari sekali
Ganti pembelut saat haid : 3-4 kali sehari
Ganti pakaian dalam : 2 kali sehari
f. Data psikososial
1) Dukungan suami/keluarga : Suami dan keluarga agar ibu ingin
hamil yang sehat
2) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : ibu belum benar-benar
memahami mengenai kontrasepsi
3) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang :
Ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi
2. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran umum : Composmentis
c. Berat badan : 49 Kg, Tinggi badan : 156 cm
d. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Respirasi : 22 kali per menit
Nadi : 84 kali per menit
Suhu : 36,5 ﹾC
e. Pemeriksaan fisik
19
Kepala : Bersih
Rambut : Hitam tidak mudah rontok, bersih
Muka : Simetris, tidak pucat
Mata : Conjuntiva merah muda, dan sklera itenik
Mulut : Bersih, tidak ada caries dan tidak berlubang
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada kotoran, tidak
ada tanda infeksi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, maupun
vena jugularis
Dada : Bentuk simetris
Payudara : Tidak ada benjolan
Perut : tidak ada luka bekas operasi
Punggung : Normal, tidak tampak kelainan Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak ada kelainan
Bawah : Simetris, tidak ada odema
f. Pemeriksaan pengunjung
Pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LILA) : 20 cm
Pemeriksaan laoratorium dilakukan :
Pemeriksaan HB : 12 gr %
3. Analisa Data
1. Diagnosa Kebidanan : Prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK )
2. Masalah : Ingin segera hamil
3. Diagnosa potensial : Potensial terjadi Anemia dan KEK
4. Kebutuhan : KIE mengenai pengetahuan fertilitas dan
kesadaran kesehatan prakonsepsi, dan
penggunaan kontrasepsi.
20
4. Penata Laksanaan
Tanggal :
1. Menjelaskan hsil pemeriksaan
Rasional : Menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan baik baik tidak
terdapat kelainan pada hasil pemeriksaan
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan dan meninta penjelasan
mengenai kesehatannya.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa kesehatan dan perawatan pada masa
prakonsepsi harus di perhatikan
Rasional : pada masa prakonsepsi berpengaruh pada kesuburan, dan
kesehatan keturunan nantinya baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Evaluasi : Ibu menyimak dan memperhatikan
3. Menyarankan agar ibu menghindari gaya hidup yang tidak baik yaitu
merokok, obesitas, dan konsumsi alcohol
Rasional : hal tersebut berdampak negatif pada kesuburan dan
kehamilan. Saat merencanakan kehamilan, akan optimal
jika mengubah gaya hidup tidak sehaat menjadi lebih sehat
dengan menghindari merokok, obesitas (asupan kalori yang
lebih banyak disbanding aktivitas membakar kalori,
sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk
lemak), dan konsumsi alcohol.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan
4. Menyarankan ibu untuk mengkonsumsi asupan folat melalui makanan atau
suplemen vitamin.
Rasional : Makanan atau suplemen vitamin yang mengandung asam
folat direkomendasikan di banyak Negara untuk semua
wanita yang mungkin hamil, untuk mencegah cacat tabung
saraf. Makanan yang mengandung asam folat tinggi
bersumber dari hewan seperti hati ayam, hati sapi, sayuran,
biji-bjian, kacng-kacangan serta sereal.
21
BAB IV
ANALISIS KASUS
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kasus Asuhan Kebidanan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada Ny. A di PuskesmasPematang Kandis, yang telah penulis
lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Kebidanan KEK pada Ny.
A yang telah dilakukan meliputi asuhan memenuhi nutrisi disaat sebelum
kehamilan dan setelah kehamilan, dan memenuhi Gizi agar terhindar dari
KEK. Setelah dilakukan asuhan,Ny. A lebih memahami dan mengerti apa saja
yang harus diperhatikan untuk dalam Prakonsepsi dan dalam kehamilan.
B. Saran
1. Bagi Klien Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
untuk pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada WUS dan Ibu
Hamil.
2. Bagi institusi pendidikan kiranya laporan ini sebagai bahan evaluasi dalam
menilai keterampilan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif agar institusi pendidikan dapat mengembangkan
keterampilan mahasiswa kebidanan agar dapat mengaplikasikan tindakan
secara optimal dan lebih terarah sesuai dengan standar operasional.
3. Bagi Puskesmas Pematang Kandis Diharapkan laporan ini dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi terhadap setiap asuhan yang diberikan pada klien
agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi sehingga klien
mendapatkan kepuasan dari pelayanan yang telah diberikan. Dan
diharapkan profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan lebih baik
lagi, mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dalam memberikan
asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan.
4. Bagi Penulis Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan pada
Prakonsepsi yang bisa dilakukan dari Pra Nikah agar lebih baik lagi dan
24
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., Ansyar, D. I., & Satrianegara, M. F. (2020). Eating pattern and
educational history in women of childbearing age. Al-Sihah: The Public
Health Science Journal, 12(1), 81.
https://doi.org/10.24252/as.v12i1.14185
Amirullah, S. (2006). Prosedur Pengukuran Lingkar Lengan Atas Pada Ibu Hamil
dengan Kurang Energi Kronis (KEK). Rineka Cipta.
Mulyaningrum. (2009). Hubungan Faktor Risiko Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Barru. Media Gizi
Pangan, VII(1).
Paramata, Y., & Sandalayuk, M. (2019). Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia
Subur di Wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
Gorontalo Journal of Public Health, 2(1), 120.
https://doi.org/10.32662/gjph.v2i1.390
26
Prawita, A., Susanti, A. I., & Sari, P. (2017). Survei Intervensi Ibu Hamil
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kecamatan Jatinangor Tahun
2015. Jurnal Sistem Kesehatan, 2(4).
Proverawati, A., & Ismawati, C. (2010). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Nuha Medika.
Putri, M. C., Angraini, D. I., & Hanriko, R. (2019). Hubungan asupan makan
dengan kejadian kurang energi kronis (kek) pada wanita usia subur
(wus) di kecamatan terbanggi besar kabupaten lampung tengah. Journal
Agromedicine, 6(1), 105–113.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/2260/pdf
Siti, M. (2013). Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis. Infokus, 3(3),
40–62.
27
Pelaksanaan
No Kegiatan Respon Masyarakat Waktu
1 Pendahuluan 5 Menit
a. Penyampaian salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Mejelaskan topic penyuluhan c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan
e. Menjelaskan waktu pelaksanaan e. Memperhatikan
2 Penyampaian Meteri 30 Menit
1. Materi Memperhatikan
a. Pengertian penjelasan dan
b. Mamfaat mencermati materi
c. Kebutuhan
d. Efek samping
e. Waktu dan cara
f. Bahan makanan
2. Memberikan kesempatan untuk Bertanya
bertanya
3. Menjawab pertanyaan peserta Memperhatikan
3 Penutup 5 Menit
Menyimpulkan hasil penyuluhan Memperhatikan
Mengakhiri dengan salam Menjawab salam
Evaluasi
Setelah diberi penyuluhan ibu diberi pertanyaan yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan kekurangan energi kronik (KEK)
2. Sebutkan makanan yang bisa memenuhi gizi selama Prakonsepsi dan
kehamilan
3. Bagaimana cara mencegah KEK
Referensi
Sunarsih, Tri. 2011, Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika
Materi
Terlampir