HALAMAN JUDUL
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Penguji 1
Nama : Dr. Anika Candrasari, M.Kes (…………………)
NIP/NIK : 1237
Penguji 2
Nama : Dr. Erika Diana Risanti M,Sc (…………………)
NIP/NIK : 100.1571
Penguji 3
Nama : Dr. Supanji Raharja,Sp.OG (…………………)
NIP/NIK : 110.1642
Dekan
ii
DAFTAR ISI
iii
F. Kriteria Restriksi .................................................................... 17
G. Identifikasi Variabel .............................................................. 17
H. Definisi Variabel Operasional ................................................ 18
I. Instrumen Penelitian ............................................................. 19
J. Analisis Data ......................................................................... 19
K. Skema Penelitian ................................................................... 21
L. Jadwal Penelitian .................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan khusus
1. Mengetahui prevalensi kejadian berat badan lahir rendah di
rumah sakit Sukoharjo.
2. Mengetahui hubungan IMT,paritas dan umur ibu dengan
kejadian berat badan lahir rendah pada bayi post partum.
3
D. Manfaat
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan IMT
umur ibu dan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
A. Manfaat aplikatif
1) Untuk masyarakat
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi untuk
mencegah berat badan lahir rendah.
2) Untuk isntitusi
Dapat memberikan informasi pada institusi tentang hubungan IMT umur ibu
dan paritas dengan kejadian BBRL
.
3) Untuk orang tua
Dapat memberikan informasi pada orang tua mengenai pencegahan BBRL
.
4) Untuk peneliti lain
Dapat digunakan sebagai acuan dan informasi penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Prawiroharjo, 2014).Sedangkan
menurut Kemenkes RI (2006), BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.Untuk
keperluan bidan didesa berat lahir masih dapat diterima apabila
dilakukanpenimbangan dalam 24 jam pertama setelah lahir (Kemenkes RI,
2015). Untuk keseragaman, WHO telah mengubah istilah“premature
baby”menjadi “low birth weight baby” (Bayi dengan Berat Lahir
Rendah/BBLR) karena tidak semua bayi lahir yang beratnya dibawah 2500
gram adalah prematur (Prawirohardjo, 2014).
B. Jenis–Jenis BBLR
4
5
C. Bayi Prematur
Bayi prematur umumnya lahir pada umur kehamilan 28-36 minggu.
Biasanya bayi prematur disebabkan karena tidak mampunya uterus menahan
janin, adanya gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat
dari waktunya atau adanya rangsangan yang memudahkan terjadinya
kontraksi uterus sebelum mencapai kehamilan aterm (Kemenkes RI, 2011).
Bayi prematur mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi
normal untuk bertahan hidup di luar rahim. Semakin muda umur
kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan
prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok ini lebih sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan umur
kehamilan dan masalah yang mungkin dihadapinya,maka Usher (1975)
dalam Prawirohardjo (2014) menggolongkan bayi prematur menjadi :
1.Bayi yang sangat prematur(extremely premature)
masa kehamilan 24–30 minggu. Kelompok ini sangat sukar
bertahan hidup terutama apabilamasa kehamilannya < 27 minggu, bayi
dengan masa kehamilan 28-30 minggu mungkin bisa bertahan hidup
dengan perawatan sangat intensif dan bantuan alat-alat canggih
Prawirohardjo (2014).
2.Bayi yang derajat prematuritas sedang (moderately premature)
masa kehamilan 31–36 minggu. Golongan ini mempunyai prognosis
yang lebih baik dibandingkan kelompok pertama dan gejala sisa yang
dihadapi juga lebih ringan dengan perawatan yang intensif Prawirohardjo
(2014).
3. Borderline premature
masa kehamilan 37–38 minggu. Bayi ini sudah mempunyai sifat-
sifat bayi matur dan biasanya dirawat seperti bayi aterm tetapi seringkali
mengalami masalah sindrom gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia,
ganggguan mengisap dan menelan seperti pada bayi premature sehingga
perlu pengawasan maksimal (Prawirohardjo,2014).
6
D.Karakteristik BBLR
Bayi KMK bisa saja cukup bulan, kurang bulan atau malah lebih
bulan hanya saja berat badannya kurang dari 2500 gram. Tanda-tanda bayi
KMK adalah gerakannya cukup aktif dan tangisnya cukup kuat, kulit
keriput, lemak bawah kulit tipis, rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian,
kuku lebih panjang, refleks mengisap cukup kuat. Labia mayor sudah
menutupi labia minor pada bayi perempuan dan untuk bayi laki - laki testis
sudah turun ke dalam skrotum.Terutama bagi bayi yang cukup bulan dan
lebih bulan (Kemenkes RI, 2015). Bagi bayi yang kurang bulan pada
perempuan jaringan payudara kecil, puting kecil tapi bila sudah cukup bulan
payudara dan puting sesuai masa kehamilan (Kemenkes RI , 2015).
2. Faktor Kehamilan
Hidramnion bisa menyebabkan BBLR,Kehamilan ganda, perdarahan
antepartum dan komplikasi kehamilan seperti pre eklampsi/eklampsia juga
menyebabkan terjadinya BBLR. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
sirkulasi yang mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi bagi janin
(Kemenkes RI, 2015).
3. Faktor Janin
Faktor dari janin sendiri seperti adanya kecacatan/kelainan bawaan
dan infeksi dalam rahim juga bisa menyebabkan terjadinya BBLR
(Manuaba, 2012). Faktor–faktor lain yang belum diketahui Sebagian
kelahiran BBLR tidak diketahui penyebabnya ( Institute of Medicine, 1985).
Prawirohardjo (2014) menyatakan ada banyak faktor yangmempengaruhi
kelahiran prematur/BBLR, antara lain :
1) faktor ibu seperti riwayat kelahiran prematur sebelumnya,
perdarahan antepartum, malnutrisi,kelainan uterus, hidramnion, penyakit
kronik, hipertensi, umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun, jarak kehamilan
yang terlalu dekat, infeksi, trauma, dan lain-lain (Prawiroharjo,2014)
2) faktor janin antara lain kecacatan, kehamilan kembar,
hidramnion,ketuban pecahdini, infeksi (Prawiroharjo,2014)
3) keadaan sosial ekonomi yang rendah dan 4) kebiasaan seperti
pekerjaan yang melelahkan, merokok dan minum-minuman keras. Memang
banyak faktor yang berkaitan dengan terjadinya BBLR,dan biasanya
kejadian BBLR tidak disebabkan oleh satu faktor tapi gabungan dari
beberapa faktor (Prawiroharjo,2014).
Dari berbagai pendapat di atas akan diuraikan lebih rinci tentang
faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian BBL dari segi ibu, janin, status
ekonomi dan kebiasaan (Prawiroharjo,2014).
9
G. Faktor Ibu
1. Umur Ibu
Menurut Sitanggang et al. (2013), umur adalah lama waktu hidup
atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Hamil dan melahirkan
mengelompokkan umur menjadi 2 yaitu umur yang aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahundan umur yang tidak aman yaitu < 20
tahun dan > 30 tahun (Prawiroharjo,2014).
Berdasarkan ciri-ciri setiap masa periode perencanaan keluarga usia
reproduksi menurut Saifudin (2006), terbagi 3 macam yaitu:
a)Masa menunda kesuburan (kehamilan) dibawah 20 tahun.
b)Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan) 20-30 tahun.
c)Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) diatas 30 tahun.Umur
ditinjau dari faktor resiko menurut Manuaba (2012), umur pada ibu hamil
dibagi menjadi:
a) Umur ibu kurang dari 20 tahun
b) Umur ibu lebih dari 35 tahun.
H. Paritas
a.Pengertian paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun lahir mati (Prawirohardjo,2014). Menurut
Manuaba (2012), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.
b. Klasifikasi Paritas
Menurut Prawirohardjo ( 2014), paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grandemultipara.
Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang
cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).
Multipara
1) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih
dari satu kali (Prawirohardjo, 2014).
2) Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup)
beberapa kali (Manuaba, 2012).
3) Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih
(Varney,2006)
11
Grandemultipara
1) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak
atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan
persalinan (Manuaba, 2012)
.
2) Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali
atau lebih hidup atau mati (Rustam, 2005).
mencerminkan kesehatan saat itu. Artinya, meski nilai IMT mereka di atas
normal, ini bukan berarti mereka memiliki lemak berlebihan.
Perhitungan IMT sendiri dibagi menjadi empat kategori :
K. Kerangka Teori
Berdasarkan penelusuran literatur diketahui bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya kelahiran BBLR baik dari ibu, faktor kondisi
kehamilan, faktor dari janin dan ada juga faktor lain yang belum diketahui
penyebabnya.
Ibu hamil
14
Primipara Grandemultipara
<20 tahun IMT Ibu
>35 tahun Kurang
Belum memiliki Kehamilan Berulang
pengalaman dalam
Alat reprodulsi belum Psikologis Ibu menghadapi Nutrisi Janin
Penurunan fungsi
berkembang optimal belum siap persalinan Terganggu
sel otot panggul
menerima anak
Kerusakan dinding pembuluh
Kunjungan ANC darah uterus
Mempersulit saat
Perhatian janin
persalinan
BBLR
15
K. Hipotesis
Terdapat hubungan antara indeks masa tubuh, paritas ibu dan umur
dengan kejadian Berat badan lahir rendah ( BBLR)
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan desain penelitian cross sectional
16
17
Dengan keterangan :
n = Besar sample
Zα = Derivat baku dengan nilai α = 5% Sehingga Zα = 1.96
P = Proporsi kategori variable yang diteliti
Q = 1-P (50%)
𝑑2 = Presisi dengan besar 10 %
Dari perhitungan besar sampel tersebut maka besar sampel yang dibutuhkan
minimal 96
F.Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
a. Bayi dengan BBLR maupun tidak BBLR
b. Umur ibu saat melahirkan
c. Ibu dengan primipara ,multipara,maupun grandemultipara
d. IMT ibu saat melahirkan
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu dengan anemia
b. Ibu dengan preeklamsia/eklamsia
c. Ibu dengan plasenta previa
d. Ibu dengan solusio plasenta
e. Ibu dengan kehamilan ganda
G. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau independent variable merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2012).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah IMT, umur dan paritas.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau dependent variable merupakan variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Notoatmodjo, 2012).
Variabel terikat pada penelitian ini adalah BBLR.
18
I.Instrumen Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan berbagai
instrumen diantaranya:
1. Lembar persetujuan
Berisi identitas singkat responden serta tanda tangan sebagai bukti
persetujuan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
2. Lembar data diri
Berisi biodata responden yang meliputi nama, jenis kelamin, usia,
tempat dan tanggal lahir, alamat, sekolah, kelas, status ,jumlah
anak,riwayat kehamilan
3. Lembar Checklish
Berupa lembar checklist yang merupakan suatu daftar yang
mengandung faktor-faktor yang ingin di teliti, mecangkup berat
bayi,umur ibu,paritas
4.Rekam Medis
J.Analisis Data
a. Analisa Univariat
Menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti
dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentase masing-masing
variabel, dengan menggunakan rumus:
𝑓
P = 𝑛 × 100 %
Keterangan :
P = Persentase
f = Jumlah frekuensi
N = Jumlah sampel
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk menguji hipotesis ada atau tidak ada
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dengan
20
menggunakan uji statistik Chi-Square dengan Confident Interval (CI) < 95%
dengan batas kemaknaan (α<0,05) dan diolah dengan SPSS. Melalui
perhitungan uji Chi-Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila P < α
(P < 0,05) maka Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna
antara variabel independen dengan variabel dependen. Aturan yang berlaku
untuk uji Chi-Square adalah sebagai berikut:
1. Bila pada tabel kontigency 2x2 dan dijumpai nilai e (harapan) kurang dari
5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test.
2. Bila pada tabel kontigency 2x2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan)
kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Continuity Correction.
3. Bila pada tabel kontigency yang lebih dari 2x2 misalnya tabel 3x2, 3x3,
3x4 dan lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah Person Chi-Square.
4. Bila pada tabel kontigency 3x2 dan ada sel dengan nilai frekuensi harapan
(e) kurang dari 5, maka akan dilakukan merger sehingga menjadi tabel
kontigency 2x2. Untuk analisis studi case control adalah penentuan rasio
odds (OR) yakni odds pada kelompok kasus dibanding odds pada kelompok
kontrol. Odds adalah perbandingan antara peluang terjadinya efek dibagi
peluang tidak terjadinya efek. Nilai RO=1 menunujukkan bahwa
pajanan/variabel independen bukan merupakan faktor resiko, nilai RO >1
menunjukkan bahwa pajanan benar merupakan faktor resiko, dan nilai RO
<1 menunjukkan variabel tersebut merupakan faktor protektif
(Sastroasmoro, 2012).
21
K.Skema Penelitian
Alur penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
<20 20-35 Kura Norm Primi Multi <20 20-35 Primi Multi Norm Kura
tahun tahun ng al -para -para tahu tahun -para -para al ng
n
22
L. Jadwal Penelitian
Minggu ke-
Macam kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pembuatan dan
pembimbingan
proposal
Ujian proposal
Pengumpulan data
Pengukuran
Analisis data
Pembuatan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Abu, S., 2010. Maternal Nutrition and Birth Outcome. Oxford Jurnal, Volume 5, pp.
5-25.
Amirudin , Ridwan; , Hasmi, 2014. Determinasi Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
CV.Trans info Media.
Endang, Setyawan S, 2014. Umur dan Pendidikan Ibu Bersalin dengan Kejadian
BBLR. pp. 4-5.
F, Feibi Almaria, 2015. Hubungan Usia Ibu Bersalin dengan Kejadian Bayi Lahir
Rendah di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. pp. 4-5.
Juaria, Henry, 2014. Hubungan antara umur dan paritsa dengan kejadian berat
badan lahir rendah Maret 2014. Volume 3, pp. 48-50.
Kemenkes RI, 2011. Modul Mamajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Untuk
Bidan di Desa.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2012.
Agustus.
Pramono , M. S., 2013. Pola kejadian bayi berat lahir rendah di indonesia dan
faktor yang mempengaruhinya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Pramono, Ms, 2009. Risiko Terjadinnya Berat Badan Lahir Rendah Menurut
Determinasi Sosial,Ekonomi dan Demografi di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, Volume 12, pp. 32-127.
24
Prawiroharjo, S., 2010. Masalah janin dan bayi baru lahir. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Rangga, Pamungkas S, 2015. Hubungan Usia ibu dan Paritas dengan Tingkat
Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Plered,Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta
Tahun 2014. pp. 991-992.
Restiana, Riska; Arif, Ahmad, 2013. Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Obstetrika, 1(1), pp. 22-17.
Reza , Chairul; Puspitasari, Ninik, 2014. Determinasi Bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah. Jurnal Biometri dan Kependudukan, Volume 2, pp. 96-106.
Rina, Kundre, 2015. Hubungan Usia ibu Bersalin Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Jurnal Obsgyn, Volume 3,
pp. 12-14.
Rini, S., 2015. Faktor Maternal Pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013).
Rismawati, R., 2013. Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat
Badab Lahir Rendah di RSIA Pertiwi Makasar.
Rochjati, P., 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Jakarta: University Press.
Saimin, J. & Sartika, D., 2008. BBLR Obstetri Patologi. Jakarta: Penerbit buku EGC.
Salawati, L., 2012. Hubungan Usia,Paritas dan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Bayi
Berat Lahir Rendah. JUrnal Kedokteran Syiah Kual, 12(3).
Setyaningrum, Erna ; Aziz, Zulfa Binti, 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta timur: CV.TRans Info Media.
Setyawan, Endang B, 2014. Umur dan pendidikan ibu bersalin dengan kejadian
BBLR. pp. 4-5.
Thomson, A. M., 1982. Fetal Growth and Size at Birth. London: Academic Press.
25
Tirta, A., 2013. Hubungan Paritas dan Usia Ibu Dengan Berat Bayi Lahir Di
Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2012. pp. 5-7.
Wati, Leni Maulida, 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR
( Berat Badan Lahir Rendah) di RSUD Ambarawa tahun 2013. pp. 6-8.
WHO, 2012. WHA Global Nutrition Target 2025 : Low Birth Weight Policy Brief
Geneva. WHO penyunt. s.l.:s.n.
Wulandari, Fitri; Fitriyanti, Eka, 2014. Hubungan karakteristik Ibu hamil Dengan
Kejadian BBLR di RSUD Penembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Volume 3, pp. 8-
10.
Yanti, Linda; Surtaningsih, 2015. Faktor Karakteristik ibu Terhadap Berat Bayi Lahir
Rendah. RAKERNAS AIPKEMA 2016.