Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH ,PARITAS,DAN UMUR IBU

DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HALAMAN JUDUL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

KAPINDRO BAGUS PRABOWO


J500140088

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH ,PARITAS,DAN UMUR IBU


DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
Yang Diajukan Oleh :

KAPINDRO BAGUS PRABOWO


J500140088
Telah disetujui oleh tim Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari ……., tanggal …………….

Penguji 1
Nama : Dr. Anika Candrasari, M.Kes (…………………)
NIP/NIK : 1237

Penguji 2
Nama : Dr. Erika Diana Risanti M,Sc (…………………)
NIP/NIK : 100.1571

Penguji 3
Nama : Dr. Supanji Raharja,Sp.OG (…………………)
NIP/NIK : 110.1642

Dekan

Prof. Dr. dr. EM Sutrisna, M.Kes


NIK. 919

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PROPOSAL SKRIPSI .................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
A. Definisi Bayi Berat Lahir Rendah ............................................. 4
B. Jenis–Jenis BBLR..................................................................... 4
C. Bayi Prematur .......................................................................... 5
D. Karakteristik BBLR ................................................................. 6
D. Karakteristik Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) .................. 7
F. Faktor Yang Berhubungan dengan BBLR................................ 7
H. Paritas..................................................................................... 10
I. Indeks Masa Tubuh ................................................................ 11
J. Hubungan Umur,Paritas, dan IMT dengan BBLR.................. 12
K. Kerangka Teori....................................................................... 13
L. Hipotesis ................................................................................. 15
BAB 3 ........................................................................................................... 16
METODE PENELITIAN .............................................................................. 16
A. Desain Penelitian ..................................................................... 16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 16
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 16
D. Sampel dan Teknik Sampel ..................................................... 16
E. Estimasi Besar Sample ............................................................ 16

iii
F. Kriteria Restriksi .................................................................... 17
G. Identifikasi Variabel .............................................................. 17
H. Definisi Variabel Operasional ................................................ 18
I. Instrumen Penelitian ............................................................. 19
J. Analisis Data ......................................................................... 19
K. Skema Penelitian ................................................................... 21
L. Jadwal Penelitian .................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan
prediktor tertinggi angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama
kehidupan (Kemenkes RI,2015). Bayi BBLR mempunyai risiko kematian
20 kali lipat lebih besar di bandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat
badan normal. Lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia lahir dengan
BBLR dan 95.6% bayi BBLR lahir di negara yang sedang berkembang,
contohnya di Indonesia. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2014-2015, angka prevalensi BBLR di Indonesia masih tergolong
tinggi yaitu 9% dengan sebaran yang cukup bervariasi pada masing-masing
provinsi.Angka terendah tercatat di Bali (5,8%) dan tertinggi di Papua
(27%),sedangkan di Provinsi Jawa Tengah berkisar 7% (Kemenkes
RI,2015).
BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek
(prematuritas),dan IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) yang dalam
bahasa Indonesia disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau
keduanya. Kedua penyebab ini dipengaruhi oleh faktor risiko, seperti faktor
ibu, plasenta,janin dan lingkungan. Faktor risiko tersebut menyebabkan
kurangnya pemenuhan nutrisi pada janin selama masa kehamilan. Bayi
dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka
panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran,
bayi BBLR memiliki risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Selain
gangguan tumbuh kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai
faktor risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan
diabetes setelah mencapai usia 40 tahun (Juaria dan Henry, 2014) .

1
2

Pada masa sekarang ini, sudah dikembangkan tatalaksana awal


terhadap bayi BBLR dengan menjaga suhu optimal bayi, memberi nutrisi
adekuat dan melakukan pencegahan infeksi. Meskipun demikian, masih
didapatkan 50% bayi BBLR yang meninggal pada masa neonatus atau
bertahan hidup dengan malnutrisi, infeksi berulang dan kecacatan
perkembangan neurologis. Oleh karena itu,pencegahan insiden BBLR lebih
diutamakan dalam usaha menekan Angka Kematian Bayi
(Prawiroharjo,2014). . Dalam rangka mencapai target Millenium
Development Goals yang ke IV yaitu menurunkan angka kematian anak
terutama di negara berkembang, perlu dilakukan upaya pencegahan kejadian
BBLR di masa mendatang, salah satunya dengan melakukan pengawasan
ketat terhadap faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR.
Berdasarkan data diatas, maka perlu diteliti faktor-faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian BBLR di RSU Sukoharjo.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara umur ibu hamil dan paritas dengan
kejadian berat badan lahir rendah ?
C. Tujuan Penelitian
A. Tujuan umum
Mengetahui apakah terdapat hubungan antara IMT,usia ibu dan
paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah.

B. Tujuan khusus
1. Mengetahui prevalensi kejadian berat badan lahir rendah di
rumah sakit Sukoharjo.
2. Mengetahui hubungan IMT,paritas dan umur ibu dengan
kejadian berat badan lahir rendah pada bayi post partum.
3

D. Manfaat
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan IMT
umur ibu dan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
A. Manfaat aplikatif
1) Untuk masyarakat
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi untuk
mencegah berat badan lahir rendah.

2) Untuk isntitusi
Dapat memberikan informasi pada institusi tentang hubungan IMT umur ibu
dan paritas dengan kejadian BBRL
.
3) Untuk orang tua
Dapat memberikan informasi pada orang tua mengenai pencegahan BBRL
.
4) Untuk peneliti lain
Dapat digunakan sebagai acuan dan informasi penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bayi Berat Lahir Rendah

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Prawiroharjo, 2014).Sedangkan
menurut Kemenkes RI (2006), BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.Untuk
keperluan bidan didesa berat lahir masih dapat diterima apabila
dilakukanpenimbangan dalam 24 jam pertama setelah lahir (Kemenkes RI,
2015). Untuk keseragaman, WHO telah mengubah istilah“premature
baby”menjadi “low birth weight baby” (Bayi dengan Berat Lahir
Rendah/BBLR) karena tidak semua bayi lahir yang beratnya dibawah 2500
gram adalah prematur (Prawirohardjo, 2014).

B. Jenis–Jenis BBLR

BBLR dibagi menjadi dua golongan yaitu prematur dan dismatur.


Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat dan sesuai untuk masa kehamilan,
sedangkan bayi dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dan merupakan bayi kecil
untuk masa kehamilan(Jumiarni,1995). Berdasarkan perawatannya dibagi
BBLR dengan berat > 2000 kg boleh dirawat di rumah dengan pengawasan
oleh tenaga kesehatan sedangkan bayi yang beratnya < 2000 kg harus
dirujuk ke Rumah Sakit karena lebih mudah untuk terkena berbagai masalah
seperti infeksi, hipotermi dan masalah pemberian minum (Kemenkes
RI,2015).

4
5

C. Bayi Prematur
Bayi prematur umumnya lahir pada umur kehamilan 28-36 minggu.
Biasanya bayi prematur disebabkan karena tidak mampunya uterus menahan
janin, adanya gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat
dari waktunya atau adanya rangsangan yang memudahkan terjadinya
kontraksi uterus sebelum mencapai kehamilan aterm (Kemenkes RI, 2011).
Bayi prematur mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi
normal untuk bertahan hidup di luar rahim. Semakin muda umur
kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan
prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok ini lebih sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan umur
kehamilan dan masalah yang mungkin dihadapinya,maka Usher (1975)
dalam Prawirohardjo (2014) menggolongkan bayi prematur menjadi :
1.Bayi yang sangat prematur(extremely premature)
masa kehamilan 24–30 minggu. Kelompok ini sangat sukar
bertahan hidup terutama apabilamasa kehamilannya < 27 minggu, bayi
dengan masa kehamilan 28-30 minggu mungkin bisa bertahan hidup
dengan perawatan sangat intensif dan bantuan alat-alat canggih
Prawirohardjo (2014).
2.Bayi yang derajat prematuritas sedang (moderately premature)
masa kehamilan 31–36 minggu. Golongan ini mempunyai prognosis
yang lebih baik dibandingkan kelompok pertama dan gejala sisa yang
dihadapi juga lebih ringan dengan perawatan yang intensif Prawirohardjo
(2014).
3. Borderline premature
masa kehamilan 37–38 minggu. Bayi ini sudah mempunyai sifat-
sifat bayi matur dan biasanya dirawat seperti bayi aterm tetapi seringkali
mengalami masalah sindrom gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia,
ganggguan mengisap dan menelan seperti pada bayi premature sehingga
perlu pengawasan maksimal (Prawirohardjo,2014).
6

4. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)


Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) adalah bayi yang tidak tumbuh
dengan baik di dalam kandungan selama kehamilan.Kelompok ini terjadi
karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh
lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) berhubungan dengan
keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan
pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi
ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara
kronik dalam waktu yanglama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat
lahirnya rendah (Kemenkes RI,2015). Ada 2 bentuk IUGR, yaitu :
5. Proportionate IUGR
Janin yang mengalami gangguan pertumbuhan yang lama
(berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan) sebelum bayi lahir sehingga
berat, panjang badan dan lingkar kepala dalam porsi yang seimbang tapi
dibawah ukuran masa kehamilan yang sesungguhnya. Retardasi biasanya
terjadi sebelum pembentukan jaringan adiposa (Prawiroharjo,2014).
6. Disproportionate IUGR
Terjadi akibat distress sub akut. Gangguan terjadi beberapa
hari/minggu sebelum lahir. Panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi
berat badan tidak sesuai umur kehamilan(Prawiroharjo,2014).

D.Karakteristik BBLR

Karakteristik BBLR menurut Manuaba (1998) adalah berat badan


kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkaran dada
kurang dari 30cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, kepala tidak mampu
tegak, umur kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala relatif lebih besar,
kulit terlihat tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang,
7

otot hipotonik–lemah,pernafasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal


nafas), frekuensi nafas sekitar 45 sampai 50 kali per menit, frekuensi nadi
100 sampai 140 kali per menit, paha terlihat abduksi, sendi lutut/kaki fleksi
–lurus (Manuaba.1998).

D. Karakteristik Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

Bayi KMK bisa saja cukup bulan, kurang bulan atau malah lebih
bulan hanya saja berat badannya kurang dari 2500 gram. Tanda-tanda bayi
KMK adalah gerakannya cukup aktif dan tangisnya cukup kuat, kulit
keriput, lemak bawah kulit tipis, rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian,
kuku lebih panjang, refleks mengisap cukup kuat. Labia mayor sudah
menutupi labia minor pada bayi perempuan dan untuk bayi laki - laki testis
sudah turun ke dalam skrotum.Terutama bagi bayi yang cukup bulan dan
lebih bulan (Kemenkes RI, 2015). Bagi bayi yang kurang bulan pada
perempuan jaringan payudara kecil, puting kecil tapi bila sudah cukup bulan
payudara dan puting sesuai masa kehamilan (Kemenkes RI , 2015).

F. Faktor Yang Berhubungan dengan BBLR

Faktor - faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan


preterm atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah :
1. Faktor ibu
Faktor-faktor dari ibu seperti umur, jumlah paritas, gizi yang
kurang/malnutrisi, penyakit yang menyertai kehamilan (hipertensi,
jantung,gangguan pembuluh darah), trauma, kelelahan, ibu yang perokok
atau pengguna obat terlarang dan mengkonsumsi alkohol bisa menyebabkan
terjadinya kelahiran BBLR (Manuaba, 2012). Umur ibu waktu hamil dan
jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat meyebabkan seorang ibu
melahirkan BBLR yaitu usia < 16 tahun atau > 36 tahun serta jarak < 1
tahun ( Kemenkes RI, 2015 ).
8

2. Faktor Kehamilan
Hidramnion bisa menyebabkan BBLR,Kehamilan ganda, perdarahan
antepartum dan komplikasi kehamilan seperti pre eklampsi/eklampsia juga
menyebabkan terjadinya BBLR. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
sirkulasi yang mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi bagi janin
(Kemenkes RI, 2015).

3. Faktor Janin
Faktor dari janin sendiri seperti adanya kecacatan/kelainan bawaan
dan infeksi dalam rahim juga bisa menyebabkan terjadinya BBLR
(Manuaba, 2012). Faktor–faktor lain yang belum diketahui Sebagian
kelahiran BBLR tidak diketahui penyebabnya ( Institute of Medicine, 1985).
Prawirohardjo (2014) menyatakan ada banyak faktor yangmempengaruhi
kelahiran prematur/BBLR, antara lain :
1) faktor ibu seperti riwayat kelahiran prematur sebelumnya,
perdarahan antepartum, malnutrisi,kelainan uterus, hidramnion, penyakit
kronik, hipertensi, umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun, jarak kehamilan
yang terlalu dekat, infeksi, trauma, dan lain-lain (Prawiroharjo,2014)
2) faktor janin antara lain kecacatan, kehamilan kembar,
hidramnion,ketuban pecahdini, infeksi (Prawiroharjo,2014)
3) keadaan sosial ekonomi yang rendah dan 4) kebiasaan seperti
pekerjaan yang melelahkan, merokok dan minum-minuman keras. Memang
banyak faktor yang berkaitan dengan terjadinya BBLR,dan biasanya
kejadian BBLR tidak disebabkan oleh satu faktor tapi gabungan dari
beberapa faktor (Prawiroharjo,2014).
Dari berbagai pendapat di atas akan diuraikan lebih rinci tentang
faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian BBL dari segi ibu, janin, status
ekonomi dan kebiasaan (Prawiroharjo,2014).
9

G. Faktor Ibu
1. Umur Ibu
Menurut Sitanggang et al. (2013), umur adalah lama waktu hidup
atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Hamil dan melahirkan
mengelompokkan umur menjadi 2 yaitu umur yang aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahundan umur yang tidak aman yaitu < 20
tahun dan > 30 tahun (Prawiroharjo,2014).
Berdasarkan ciri-ciri setiap masa periode perencanaan keluarga usia
reproduksi menurut Saifudin (2006), terbagi 3 macam yaitu:
a)Masa menunda kesuburan (kehamilan) dibawah 20 tahun.
b)Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan) 20-30 tahun.
c)Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) diatas 30 tahun.Umur
ditinjau dari faktor resiko menurut Manuaba (2012), umur pada ibu hamil
dibagi menjadi:
a) Umur ibu kurang dari 20 tahun
b) Umur ibu lebih dari 35 tahun.

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada umur ibu dibawah


20 tahun dan angka kejadian terendah pada umur ibu antara 26 - 35 tahun
(Abdoerrahman,2002). Umur ibu juga mempengaruhi kapasitas tropiknya,
sehingga pada ibu dengan umur lebih cenderung mempunyai bayi yang
berat badannya lebih rendah. Pertumbuhan linier (Tinggi Badan) selesai
pada usia 16 – 18 tahun, baru diikuti dengan pematangan pertumbuhan
rongga panggul ( Departemen Gizi FKM UI, 2010 ). Disebutkan bahwa
resiko untuk melahirkan BBLR naik sekitar dua kali lipat dalam 2 tahun
setelah menarche. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antara
janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995).
Itulah sebabnya ibu dengan usia remaja cenderung melahirkan BBLR
(Almatsier,dkk,2011). Penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan kurun waktu sehat antara 20 sampai 30 tahun. Keadaan ini
10

disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat


merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin.
Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan
(stress) psikologis, sosial ekonomi, sehingga memudahkan terjadi
keguguran, persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), mudah
terjadi infeksi, anemia kehamilan dan keracunan kehamilan (gestosis)
(Manuaba,2012).

H. Paritas
a.Pengertian paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun lahir mati (Prawirohardjo,2014). Menurut
Manuaba (2012), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.
b. Klasifikasi Paritas
Menurut Prawirohardjo ( 2014), paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grandemultipara.
Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang
cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).
Multipara
1) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih
dari satu kali (Prawirohardjo, 2014).
2) Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup)
beberapa kali (Manuaba, 2012).
3) Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih
(Varney,2006)
11

Grandemultipara
1) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak
atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan
persalinan (Manuaba, 2012)
.
2) Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali
atau lebih hidup atau mati (Rustam, 2005).

3) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak


atau lebih (Varney, 2006).

Setiap kehamilan yang disusul dengan persalinan akan menyebabkan


perubahan- perubahan pada uterus. Kehamilan yang berulang akan
mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dinding uterus yang
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan
berkurang bila dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya. Keadaan ini
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin (Prawirohardjo,2014).
Kehamilan dan persalinan yang paling aman untuk bayi dan ibu adalah
persalinan yang kedua dan ketiga (Perinasia, 1994).

I.Indeks Masa Tubuh


Angka indeks massa tubuh atau dalam bahasa Inggris adalah body
mass index (BMI) digunakan untuk menunjukkan kategori berat badan
seseorang apakah sudah proporsional atau belum. Melalui BMI, seseorang
akan tahu apakah dia termasuk kategori berberat badan normal, kelebihan,
atau justru kekurangan. Perkiraan jumlah total lemak dalam tubuh yang
muncul adalah hasil dari pembagian berat badan seseorang dalam satuan
kilogram dengan tinggi mereka dalam meter kuadrat. Bagi beberapa
kelompok orang, nilai indeks massa tubuh kemungkinan tidak akurat.
Mereka yang sedang hamil, adalah binaragawan, atau atlet dengan tingkat
aktivitas tinggi adalah golongan yang kemungkinan nilai IMT mereka tidak
12

mencerminkan kesehatan saat itu. Artinya, meski nilai IMT mereka di atas
normal, ini bukan berarti mereka memiliki lemak berlebihan.
Perhitungan IMT sendiri dibagi menjadi empat kategori :

 Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya sama dengan atau di


atas 30.
 Saat IMT seseorang menyentuh angka 25-29,9, maka dia
dikategorikan mengalami kelebihan berat badan.
 IMT normal berada di kisaran 18,5-24,9.
 Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang
tersebut memiliki berat badan di bawah normal.

Sedangkan untuk populasi Asia, termasuk Indonesia, pengelompokan IMT


adalah sebagai berikut:

 Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya berada di atas 25.


 Saat IMT seseorang menyentuh angka 23-24,9, maka dia
dikategorikan mengalami kelebihan berat badan.
 IMT normal berada di kisaran 18,5-22,9.
 Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang
tersebut memiliki berat badan di bawah normal.

J. Hubungan Umur,Paritas, dan IMT dengan BBLR

Hasil penelitian yang dilakukan di rumah sakit Ambarawa pada tahun


2014 menunjukkan ibu yang mengalami BBLR adalah yang memiliki
riwayat Paritas lebih dari 5 kali (Grandemultipara),dikarenakan fungsi organ
reproduksi sudah mulai menurun sehingga timbul berbagai masalah
kesehatan yang dapat menyebabkan lahirnya bayi BBLR. Selain itu ibu
yang beresiko tinggi melahirkan bayi dengan BBLR adalah usia kurang dari
20 tahun dikarenakan fungsi dari sistem reproduksi kehamilan belum
terbentuk secara sempurna,dan ibu yang memiliki IMT kurang dari 18,5
13

juga memiliki resiko tinggi melahirkan bayi dengan BBLR dikarenakan


distribusi nutrisi ke janin akan cenderung kurang mencukupi

K. Kerangka Teori
Berdasarkan penelusuran literatur diketahui bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya kelahiran BBLR baik dari ibu, faktor kondisi
kehamilan, faktor dari janin dan ada juga faktor lain yang belum diketahui
penyebabnya.
Ibu hamil
14

Usia Paritas IMT

Primipara Grandemultipara
<20 tahun IMT Ibu
>35 tahun Kurang
Belum memiliki Kehamilan Berulang
pengalaman dalam
Alat reprodulsi belum Psikologis Ibu menghadapi Nutrisi Janin
Penurunan fungsi
berkembang optimal belum siap persalinan Terganggu
sel otot panggul
menerima anak
Kerusakan dinding pembuluh
Kunjungan ANC darah uterus
Mempersulit saat
Perhatian janin
persalinan

Deteksi dini Nutrisi Janin Terganggu


Penyulit Kehamilan

BBLR
15

K. Hipotesis
Terdapat hubungan antara indeks masa tubuh, paritas ibu dan umur
dengan kejadian Berat badan lahir rendah ( BBLR)
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan desain penelitian cross sectional

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
pada bulan November sampai Desember tahun 2017. Rumah Sakit Umum
Daerah Sukoharjo merupakan salah satu rumah sakit terbesar di provinsi
Jawa Tengah.

C. Populasi dan Sampel


Populasi
1. Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu melahirkan bayi di rumah
sakit umum daerah Sukoharjo .
2. Populasi aktual
Populasi aktual dalam penelitian ini adalah ibu melahirkan bayi dengan
BBLR.

D. Sampel dan Teknik Sampel


Pada penelitian ini sampel yang akan menjadi fokus penelitian adalah
ibu hamil dengan BBLR. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Simple random sampling.

E. Estimasi Besar Sample


Besar sampel diperoleh dari jumlah seluruh sampel yang diperoleh
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑧𝑎2 𝑃𝑄
𝑁=
𝑑2

16
17

Dengan keterangan :
n = Besar sample
Zα = Derivat baku dengan nilai α = 5% Sehingga Zα = 1.96
P = Proporsi kategori variable yang diteliti
Q = 1-P (50%)
𝑑2 = Presisi dengan besar 10 %
Dari perhitungan besar sampel tersebut maka besar sampel yang dibutuhkan
minimal 96

F.Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
a. Bayi dengan BBLR maupun tidak BBLR
b. Umur ibu saat melahirkan
c. Ibu dengan primipara ,multipara,maupun grandemultipara
d. IMT ibu saat melahirkan
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu dengan anemia
b. Ibu dengan preeklamsia/eklamsia
c. Ibu dengan plasenta previa
d. Ibu dengan solusio plasenta
e. Ibu dengan kehamilan ganda

G. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau independent variable merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2012).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah IMT, umur dan paritas.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau dependent variable merupakan variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Notoatmodjo, 2012).
Variabel terikat pada penelitian ini adalah BBLR.
18

H.Definisi Variabel Operasional


1. Umur
Definisi : Jumlah lamannya kehidupan yang dihitung berdasarkan
tahun kelahiran sampai waktu terakhir.
Alat ukur : -
Skala : Numerik
2. Paritas
Definisi : berapa kali ibu melahirkan lebih dari 500gram,hidup
atau mati dan umur kehamilan lebih dari 24 minggu.
Alat ukur : Lembar checklist.
Skala : Ordinal
3. Indeks Masa Tubuh ( IMT)
Definisi : alat pengukuran yang berguna untuk mengukur
Obesitas
Alat Ukur : Berat badan x Tinggi bada
Skala : Numerik
4. BBLR
Definisi : Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram
(Kemenkes RI,2011).
Alat Ukur : Timbangan bayi
Skala : Ordinal
5. IMT
Definisi : Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) merupakan suatu
pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat
badan dengan tinggi badan (Marekensson, 2004)
Alat Ukur : Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan dan berat
badan
Skala : Ordinal
19

I.Instrumen Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan berbagai
instrumen diantaranya:
1. Lembar persetujuan
Berisi identitas singkat responden serta tanda tangan sebagai bukti
persetujuan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
2. Lembar data diri
Berisi biodata responden yang meliputi nama, jenis kelamin, usia,
tempat dan tanggal lahir, alamat, sekolah, kelas, status ,jumlah
anak,riwayat kehamilan
3. Lembar Checklish
Berupa lembar checklist yang merupakan suatu daftar yang
mengandung faktor-faktor yang ingin di teliti, mecangkup berat
bayi,umur ibu,paritas
4.Rekam Medis

J.Analisis Data

a. Analisa Univariat
Menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti
dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentase masing-masing
variabel, dengan menggunakan rumus:
𝑓
P = 𝑛 × 100 %

Keterangan :
P = Persentase
f = Jumlah frekuensi
N = Jumlah sampel

b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk menguji hipotesis ada atau tidak ada
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dengan
20

menggunakan uji statistik Chi-Square dengan Confident Interval (CI) < 95%
dengan batas kemaknaan (α<0,05) dan diolah dengan SPSS. Melalui
perhitungan uji Chi-Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila P < α
(P < 0,05) maka Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna
antara variabel independen dengan variabel dependen. Aturan yang berlaku
untuk uji Chi-Square adalah sebagai berikut:
1. Bila pada tabel kontigency 2x2 dan dijumpai nilai e (harapan) kurang dari
5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test.
2. Bila pada tabel kontigency 2x2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan)
kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Continuity Correction.
3. Bila pada tabel kontigency yang lebih dari 2x2 misalnya tabel 3x2, 3x3,
3x4 dan lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah Person Chi-Square.
4. Bila pada tabel kontigency 3x2 dan ada sel dengan nilai frekuensi harapan
(e) kurang dari 5, maka akan dilakukan merger sehingga menjadi tabel
kontigency 2x2. Untuk analisis studi case control adalah penentuan rasio
odds (OR) yakni odds pada kelompok kasus dibanding odds pada kelompok
kontrol. Odds adalah perbandingan antara peluang terjadinya efek dibagi
peluang tidak terjadinya efek. Nilai RO=1 menunujukkan bahwa
pajanan/variabel independen bukan merupakan faktor resiko, nilai RO >1
menunjukkan bahwa pajanan benar merupakan faktor resiko, dan nilai RO
<1 menunjukkan variabel tersebut merupakan faktor protektif
(Sastroasmoro, 2012).
21

K.Skema Penelitian
Alur penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ibu Post Partum

Berat badan lahir rendah Berat badan lahir rendah


(BBLR) positif (BBLR) negatif

Usia IMT Paritas Usia Paritas IMT

<20 20-35 Kura Norm Primi Multi <20 20-35 Primi Multi Norm Kura
tahun tahun ng al -para -para tahu tahun -para -para al ng
n
22

L. Jadwal Penelitian

Minggu ke-
Macam kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pembuatan dan
pembimbingan
proposal

Ujian proposal

Pengumpulan data

Pengukuran

Analisis data

Pembuatan laporan

Ujian laporan skripsi


23

DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrahman, 2002. Ilmu kesehatan anak buku ajar 3. Jakarta: FKUI.

Abu, S., 2010. Maternal Nutrition and Birth Outcome. Oxford Jurnal, Volume 5, pp.
5-25.

Amirudin , Ridwan; , Hasmi, 2014. Determinasi Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
CV.Trans info Media.

BKKBN, 2015. Kesehatan RI 2014.

Endang, Setyawan S, 2014. Umur dan Pendidikan Ibu Bersalin dengan Kejadian
BBLR. pp. 4-5.

F, Feibi Almaria, 2015. Hubungan Usia Ibu Bersalin dengan Kejadian Bayi Lahir
Rendah di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. pp. 4-5.

F, Gary Cunningham; Leveno, Kenneth J; Bloom, Steven L; Caterine, Spong Y;


Hauth, John C; Rouse, Dwight J, t.thn. Williams OBSTETRICS 23rd edition. Dalam:
New York: McGraw Hill Medical.

Juaria, Henry, 2014. Hubungan antara umur dan paritsa dengan kejadian berat
badan lahir rendah Maret 2014. Volume 3, pp. 48-50.

Kemenkes RI, 2011. Modul Mamajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Untuk
Bidan di Desa.

Kementrian Kesehatan RI, 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2011, Jakarta:


Kemenkes RI.

Kementrian Kesehatan RI, 2013. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2012.
Agustus.

Kementrian PPN, 2015. MDGs INDONESIA tahun 2015.

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Perinasia, 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta: Binarupa Aksara.

Pramono , M. S., 2013. Pola kejadian bayi berat lahir rendah di indonesia dan
faktor yang mempengaruhinya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Pramono, Ms, 2009. Risiko Terjadinnya Berat Badan Lahir Rendah Menurut
Determinasi Sosial,Ekonomi dan Demografi di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, Volume 12, pp. 32-127.
24

Prawiroharjo, S., 2010. Masalah janin dan bayi baru lahir. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.

Rangga, Pamungkas S, 2015. Hubungan Usia ibu dan Paritas dengan Tingkat
Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Plered,Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta
Tahun 2014. pp. 991-992.

Restiana, Riska; Arif, Ahmad, 2013. Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Obstetrika, 1(1), pp. 22-17.

Reza , Chairul; Puspitasari, Ninik, 2014. Determinasi Bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah. Jurnal Biometri dan Kependudukan, Volume 2, pp. 96-106.

Rina, Kundre, 2015. Hubungan Usia ibu Bersalin Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Jurnal Obsgyn, Volume 3,
pp. 12-14.

Rini, S., 2015. Faktor Maternal Pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013).

Rismawati, R., 2013. Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat
Badab Lahir Rendah di RSIA Pertiwi Makasar.

Rochjati, P., 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Jakarta: University Press.

Saifudin, A., 2002. Panduan Perilaku Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.

Saimin, J. & Sartika, D., 2008. BBLR Obstetri Patologi. Jakarta: Penerbit buku EGC.

Salawati, L., 2012. Hubungan Usia,Paritas dan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Bayi
Berat Lahir Rendah. JUrnal Kedokteran Syiah Kual, 12(3).

Sarwono, Prawiroharjo, 2010. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Dalam: Jakarta: PT bina


pustaka sarwono prawiroharjo.

Setyaningrum, Erna ; Aziz, Zulfa Binti, 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta timur: CV.TRans Info Media.

Setyawan, Endang B, 2014. Umur dan pendidikan ibu bersalin dengan kejadian
BBLR. pp. 4-5.

Sopiyudin, Dahlan M, 2009. Langkah-langkah membuat proposal penelitian


bidang kedokteran dan kesehatan edisi ke 4. Jakarta: Salemba Medika.

Thomson, A. M., 1982. Fetal Growth and Size at Birth. London: Academic Press.
25

Tirta, A., 2013. Hubungan Paritas dan Usia Ibu Dengan Berat Bayi Lahir Di
Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2012. pp. 5-7.

Wati, Leni Maulida, 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR
( Berat Badan Lahir Rendah) di RSUD Ambarawa tahun 2013. pp. 6-8.

WHO, 2012. WHA Global Nutrition Target 2025 : Low Birth Weight Policy Brief
Geneva. WHO penyunt. s.l.:s.n.

Wulandari, Fitri; Fitriyanti, Eka, 2014. Hubungan karakteristik Ibu hamil Dengan
Kejadian BBLR di RSUD Penembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Volume 3, pp. 8-
10.

Yanti, Linda; Surtaningsih, 2015. Faktor Karakteristik ibu Terhadap Berat Bayi Lahir
Rendah. RAKERNAS AIPKEMA 2016.

Anda mungkin juga menyukai