Atikah Budi Intan Lestari, S.Ked (J510185094) Moch Iqbal Maulana, S.Ked (J510185110) Kapindro Bagus Prabowo, S.Ked (J510195003) 1. USIA Kehamilan pada Usia Muda Kehamilan pada Usia Tua 2. HIPERTENSI Faktor Predisposisi Klasifikasi Preeklamsia Kriteria Diagnosis Preeklamsia Berat Eklamsia Hipertensi Kronik Hipertensi Kronik dengan Superimp osed Preeklamsia Hipertensi Gestational Prevalensi Penatalaksanaan I. Tirah baring II. Perawatan di RS III. Terapi antihipertensi IV. Kortisteroid antenatal V. Waktu persalinan VI. Proses persalinan VII.MgS04 (Magnesium Sulfat) Pilihan Antihipertensi pada Kehamil an Komplikasi Pencegahan 4. OBESITAS Etiologi Komplikasi 5. PENYAKIT AUTOIMUN Rheumatoid Arthritis (RA) Systemic Lupus Erythematosus (S LE)
• SLE adalah penyakit autoimun dimana organ dan sel-sel tub
uh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh antibody yan g membuat kompleks imun dengan sel – sel dalam jaringan. Penyakit ini dapat terjadi pada seluruh jenis kelamin dari ber bagai usia, namun 90% kasus SLE terjadi pada wanita usia r eproduktif. Interpretasi: keberadaan 4 kriteria (minimal 1 di setiap kate gori) merupakan syarat untuk mendiagnosis pasien dengan SLE dengan spesifisitas 93% dan sensitifitas 92%. 6. ANEMIA • Kadar hemoglobin normal menurut WHO adalah 12 g /dL untuk wanita dewasa dan 13 g/dL untuk pria dew asa. Pada wanita hamil terjadi hemodilusi karena peni ngkatan plasma darah lebih banyak dibanding pening katan massa sel darah merah, oleh sebab itu nilai nor mal untuk wanita hamil berbeda. Menurut CDC, seor ang wanita hamil dikatakan memiliki anemia apabila memiliki kadar hemoglobin <11 g/dL pada trimester pertama dan ketiga, dan <10.5 g/dL pada trimester ke dua EPIDEMIOLOGI Klasifikasi anemia berdasarkan etiolog i: DIAGNOSIS • Pemeriksaan fisik pada anemia memberikan hasil ber variasi tergantung tipe anemia yang dialami, namun t erdapat beberapa gejala umum yang akan ditemukan pada hampir seluruh pasien anemia, antara lain pasien tampak lesu, lemas dan kelelahan, konjungtiva pucat, sianosis sentral atau perifer, icterus, hepatosplenomeg ali, dan takikardia. Komplikasi TATALAKSANA UMUM Tatalaksana khusus
Tatalaksana ini dilakukan sesuai dengan jenis anemi
a yang dimiliki pasien, yang diperiksa melalui apusa n darah tepi. •1. Anemia mikrositik hipokrom: a.Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan ferritin. •Apabila ditemukan kadar ferritin <15 ng/mL, berik an terapi zat besi setara 180 mg beso elemental per hari. Apabila kadar ferritin normal, lakukan pemerik saan serum zat besi dan TIBC THALASEMIA Anemia normositik normokrom Anemia makrositik hiperkrom TERIMAKASIH