Anda di halaman 1dari 29

PENYAKIT AUTOIMUN

Ciri utama dari penyakit autoimun adalah


adanya kerusakan jaringan yang disebabkan
oleh reaksi imunologis oleh suatu organisme
terhadap jaringan tubuhnya sendiri,autoimun
terjadi pada individu yang memiliki kerusakan
pada mekanisme regulasi toleransi imun
sehingga terjadi kerusakan jaringan akibat
reaksi imunologis dari tubuhnya sendiri
Rheumatoid Arthritis (RA)

RA merupakan penyakin inflamasi kronis yang tidak


diketahui penyebabnya. Ciri utama dari penyakit ini
adanya timbulnya polyarthritis peripheral yang
simetris. RA adalah tipe peradangan sendi kronis
yang paling sering, dan dapat berakibat pada
kerusakan sendi dan disabilitas fisik. RA merupakan
penyakit yang sistemik, sehingga gejala yang timbul
dapat berupa perasaan lelah, nodul subkutan,
gangguan pemafasan, pericarditis, neuropati perifer,
vasculitis, dan gangguan darah.
Kehamilan membuat perubahan sistem imun yang akan mengubah
perjalanan penyakit autoimun termasuk RA. Sejak tahun 1931, peneliti
telah menemukan bahwa kehamilan memiliki efek mengurangi gejala
RA pada pasien pengidapnya. Patofisiologi kejadian ini belum diketahui,
Lebih dari 75% pasien
RA yang menjadi hamil
Namun ada beberapa
akan mengalami
teori yang
perbaikan kondisi pada
mengekemukakan
trimester pertama dan
tentang pengaruh
kedua, dan pada
perubahan hormonal
trimester ketiga gejala
dan imunitas tubuh ibu
RA akan mengalami
selama kehamilan
remisi (34) Perbaikan
adalah penyebabnya.
kondisi tersebut bersifat
sementara.
Pada 90% pasien yang
mengalami remisi RA
saat kehamilannya,
ditemukan bahwa Hampir seluruh pasien
gejalanya akan muncul yang mengalami
kembali, dan diikuti perbaikan gejala RA
dengan peningkatan akan mengalami relapse
rheumatoid factor (RF) pada periode
dalam 3 bulan setelah postpartum
melahirkan.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

• SLE adalah penyakit autoimun dimana organ


dan sel-sel tubuh mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh antibody yang membuat
kompleks imun dengan sel – sel dalam
jaringan. Penyakit ini dapat terjadi pada
seluruh jenis kelamin dari berbagai usia,
namun 90% kasus SLE terjadi pada wanita
usia reproduktif.
Berbeda dengan RA, penyakit SLE
lebih tidak bisa diprediksi munculnya
Gejala dari SLE sangat beragam,
selama kehamilan, sehingga
tetapi yang paling sering muncul
terdapat beberapa studi yang
adalah rasa lelah terus - menerus dan
memberi kesan bahwa kehamilan
nyeri sendi yang berpindah
menambah resiko terjadinya
eksaserbasi SLE.
Interpretasi: keberadaan 4 kriteria (minimal 1 di setiap kategori)
merupakan syarat untuk mendiagnosis pasien dengan SLE
dengan spesifisitas 93% dan sensitifitas 92%.
Terdapat beberapa komplikasi kehamilan yang
lebih sering dijumpai pada wanita dengan SLE,
diantaranya abortus spontan, kematian janin
dalam kandungan, pertumbuhan janin
terhambat, kelahiran prematur, ketuban pecah
dini, dan preeklamsia
ANEMIA

• Perubahan-perubahan tersebut mencakup


meningkatnya volume plasma darah yang relatif
lebih besar dari pertambahan massa sel darah
Kehamilan normal menyebabkan merah sehingga mengakibatkan penurunan
banyak perubahan pada fisiologi konsentrasi hemoglobin
ibu, termasuk perubahan-
perubahan dalam parameter
hematologis.
menjalankan fungsinya yaitu membawa
Anemia ada suatu keadaan dimana oksigen ke jaringan perifer dengan baik.
kadar hemoglobin atau eritrosit Kadar normal hemoglobin dalam darah
berkurang dari nilai normal dalam darah dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
sehingga tidak dapat usia, jenis kelamin, kehamilan, dan
ketinggian tempat tinggal
• Kadar hemoglobin normal menurut WHO adalah 12
g/dL untuk wanita dewasa dan 13 g/dL untuk pria
dewasa. Pada wanita hamil terjadi hemodilusi karena
peningkatan plasma darah lebih banyak dibanding
peningkatan massa sel darah merah, oleh sebab itu
nilai normal untuk wanita hamil berbeda. Menurut
CDC, seorang wanita hamil dikatakan memiliki
anemia apabila memiliki kadar hemoglobin <11 g/dL
pada trimester pertama dan ketiga, dan <10.5 g/dL
pada trimester kedua
Penyebab anemia pada kehamilan yang
paling dominan di dunia adalah defisiensi
zat besi. Kebutuhan zat besi fetus
biasanya terpenuhi walaupun kebutuhan
sang ibu tidak tercukupi, namun defisiensi
zat besi pada ibu hamil dapat
meningkatkan frekuensi persalinan
preterm dan berat badan lahir rendah.
EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 2013,


menurut data Riskesdas,
prevalensi anemia pada
bu hamil sebesar 37.1%.
Data ini menunjukkan
tingginya prevalensi
anemia pada bu hamil
dan penanganan yang
masih belum maksimal.
Klasifikasi anemia berdasarkan
etiologi:
i. Anemia karena gangguan produksi eritrosit dalam sumsum tulang

• Kekurangan komponen pembentuk darah


• Gangguan utilisasi besi
• Kerusakan sumsum tulang ii. Anemia akibat kehilangan darah

1. Perdarahan akut

2. Perdarahan kronik
Anemia hemolitik

1. Intrakorpuskular

2. ekstrakorpuskular
• Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dilihat dari nilai MCV (mean corpuscular volume)
dan MCH (mean corpuscular hemoglobin). Pembagian anemia berdasarkan morfologi dibagi
menjadi:
• Anemia hipokromik mikrositer (MCV < 80 fl dan MCH <70 pg). Contohnya anemia defisiensi
besi, thallasemia mayor, anemia akibat penyakit kronik, dan anemia sideroblastik.
• Anemia normokromik normositer (MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg). Contohnya anemia
pasca perdarahan akut, anemia aplastik, dan anemia akibat penyakit kronik.
• Anemia makrositer (kadar MCV > 95 fl)
• Bentuk megaloblastik: anemia defisiensi asam folat, anemia defisiensi B12, dan anemia
pernisiosa.
• Bentuk non megaloblastik: anemia penyakit hati kronik, anemia pada hipotiroidisme
DIAGNOSIS

Diagnosis anemia ditegakkan


melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Melalui anamnesis dapat
ditemukan gejala anemia yang
meliputi gejala umum, gejala
khas masing masing jenis
anemia, dan gejala penyakit
dasar penyebab anemia
Gejala umum anemia • lemah, letih, lesu, mudah lelah,
tinnitus, mata berkunang-kunang,
merupakan gejala yang dan sesak nafas. Gejala khas
muncul akibat kompensasi merupakan gejala yang spesifik
akibat iskemia organ atau muncul pada tipe anemia tertentu,
jaringan, yang meliputi misalnya icterus pada anemia
hemolitik
koilonyc hias pada anemia defisiensi besi. Gejala
penyakit dasar merupakan gejala yang timbul akibat
penyakit dasar yang menyebabkan aneima, dapat
meliputi nyeri epigastrium dan hematemesis pada
anemia pernisiosa akibat gastritis.
• Pemeriksaan fisik pada anemia memberikan hasil
bervariasi tergantung tipe anemia yang dialami,
namun terdapat beberapa gejala umum yang akan
ditemukan pada hampir seluruh pasien anemia, antara
lain pasien tampak lesu, lemas dan kelelahan,
konjungtiva pucat, sianosis sentral atau perifer,
icterus, hepatosplenomegali, dan takikardia.
Komplikasi

• Anemia pada kehamilan yang tidak di terapi dapat


menimbulkan komplikasi mulai dari yang ringan hingga yang
berat. Beberapa komplikasi yang dapat timbul antara lain:
• Gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan
(intrauterine growth retardation)
• Abortus
• Persalinan premature
• Inertia uterus
• Atornia uterus
• Syok
• Dekompensasi kordis
TATALAKSANA UMUM
berikan suplementasi besi dan asam folat.
Tablet yang banyak tersedia saat ini adalah
tablet berisi 60 mg besi elemental dan 250 mcg
asam folat. Tablet tersebut dapat diberikan 3
kali sehari pada ibu hamil dengan anemia.

Apabila dalam 90 hari muncul perbaikan,


lanjutkan pemberian tablet hingga 42 hari
pasca persalinan. Apabila pemberian tablet
tersebut tidak memberikan perbaikan, maka
rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih
tinggi untuk mencari penyebab anemia
Tatalaksana khusus

Tatalaksana ini dilakukan sesuai dengan jenis


anemia yang dimiliki pasien, yang diperiksa melalui
apusan darah tepi.
• 1. Anemia mikrositik hipokrom:
a. Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan ferritin.
• Apabila ditemukan kadar ferritin <15 ng/mL,
berikan terapi zat besi setara 180 mg beso
elemental per hari. Apabila kadar ferritin normal,
lakukan pemeriksaan serum zat besi dan TIBC
THALASEMIA

pasien dengan kecurigaan thallasemia perlu


dirujuk dan dirawat bersama dokter spesialis
penyakit dalam untuk perawatan lebih spesifik
Anemia normositik normokrom

Perdarahan: tanyakan riwayat


perdarahan dan cari tanda dan
gejala abortus, kehamilan mola,
Rujuk ke spesialis obstetri
kehamilan ektopik, atau
dan ginekologi.
perdarah pasca persalian dan
lakukan terapi sesuai dengan
temuan klinis.
Anemia makrositik hiperkrom

Defisiensi asam folat dan


vitamin B12: berikan asam
folat 1x2mg dan vitamin
B12 1x 250 - 1000 mcg.
Transfusi perlu diberikan pada
pasien dengan kondisi berikut:

Lakukan penila ian pertumbuhan


Kadar Hb <7 g/dL atau kadar
dan kesejahteraan janin dengan
hematocrit <20% b. Kadar Hb >7
memantau pertambahan tinggi
g/dL dengan gejala klinis:
fundus, pemeriksaan USG dan
pusing, pandangan berkunang-
denyut jantung janin
kunang, atau takikardia.
secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai