PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh:
FAHMI SUHANDINATA
J500140001
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
PERBEDAAN NILAI RASIO KOLESTEROL TOTAL TERHADAP HIGH-DENSITY
LIPOPROTEIN (HDL) PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE2 DENGAN DAN
TANPA HIPERTENSI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
FAHMI SUHANDINATA
J500140001
Telah disetujui oleh tim Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari ……., tanggal …………….
Penguji 1
Nama : Dr. Iin Novita NM, M.Sc., Sp.PD (…………………)
NIP/NIK : 1013
Penguji 2
Nama : Dr. Sri Wahyu Basuki, M.Kes (…………………)
NIP/NIK : 1093
Penguji 3
Nama : Dr. Suryo Aribwo, Sp.PD (K), M.Kes (…………………)
NIP/NIK : 1058
Dekan
ii
DAFTAR ISI
iii
C. Populasi Penelitian .............................................................................................. 17
D. Sampel dan Teknik Sampling ............................................................................ 17
E. Estimasi Besar Sampel ....................................................................................... 17
F. Kriteria Restriksi ................................................................................................ 19
G. Variabel Penelitian.............................................................................................. 19
H. Definisi Operasional............................................................................................ 20
1. Diabetes melitus dengan dan tanpa hipertensi ................................................. 20
2. Nilai rasio kolesterol total terhadap HDL ........................................................ 20
I. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 21
J. Teknik Pengambilan Data .................................................................................. 21
K. Rencana analisis Data ......................................................................................... 21
L. Langkah-langkah Penelitian .............................................................................. 22
M. Jadwal Penelitian ................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya.DM yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan meningkatnya
risikokomplikasi makrovaskuler berupa PJK, stroke, dan penyakit pembuluh
perifer dan komplikasi mikrovaskuler berupa retinopati, nefropati, dan
neuropati (Sylvia, 2006).
Peningkatan prevalensi diabetes mellitus dapat disertai dengan
peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular.Hal ini didasarkan dari
penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes adalah
penyakit kardiovaskular.Serta saat ini diketahui bahwa diabetes mellitus
memiliki risikoyang equivalent dengan penyakit jantung koroner
(Bonakdaran, 2011).Menurut Majid (2006) angka kejadian penyakit jantung
koroner pada diabetes melitus berkisar 45-70 %. Menurut American Heart
Association kurang lebih 65% penderita diabetes melitus meninggal adalah
akibat penyakit jantung dan stroke (Aquarista, 2017).
Pada penderita diabetes melitus sering dijumpai dengan
hipertensi.Penderita diabetes melitus dengan hipertensi lebih sering menderita
penyakit kadiovaskuler dibanding diabetes dengan normotensi. Pada studi
epidemiologi dilaporkan mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi pada
diabetes melitus dengan hipertensi daripada diabetes melitus normotensi
(Bandiara, 2008). Hipertensi yang terjadi bersamaan dengan diabetes sering
berhubungan dengan abnormalitas koagulasi sekaligus gangguan lipid.Pada
penderita diabetes dan hipertensi menunjukan sebuah karakteristik
dislipidemia, rendah HDL, tinggi LDL, dan tinggi VLDL (Sowers and
Sowers, 2001).
Rasio kolesterol total terhadap HDL merupakan prediktor kuat dari
risikopenyakit jantung koroner (Mozaffarian, et al, 2006). Rasio kolesterol
1
2
total terhadap HDL memberikan informasi lebih lanjut tentang risiko penyakit
jantung daripada tingkat total kolesterol saja (Mensink, et al, 2002). Semakin
tinggi rasio kolesteol/HDL pada individu maka risiko penyakit
kardiovaskuler juga akan semakin tinggi karena ketidakseimbangan kolesterol
dengan lipoprotein aterogenik dan protektif (Millán, 2009).
World Health Organiation (WHO) memperkirakan bahwa 194 juta jiwa
atau 5, 1% dari 3,8 miliar penduduk dunia yang berusia 20-79 tahun
menderita DM pada tahun 2003, diperkirakan akan meningkat menjadi 333
juta jiwa pada tahun 2025. WHO memperkirakan terjadi peningkatan
penderita diabetes dari 8, 4 juta pada tahun 2000 menjadi 21, 3 juta penderita
pada tahun 2030 di Indonesia(PERKENI, 2011).
Berdasarkan laporan dari RISKESDAS 2013, terjadi peningkatan
prevalensi diabetes melitus dari 1, 1 % pada tahun 2007 menjadi 2, 1 % pada
tahun 2013.Prevalensi diabetes melitus di Indonesia yang terdiagnosis dokter
tertinggi di Sulawesi Tengah (3, 7%) dan terendah di Lampung (0, 8%). Dan
untuk prevalensi diabetes melitus yang terdiagnosis dokter di Jawa tengah
adalah sebesar (1, 9%)(RISKESDAS 2013).Diabetes melitus menempati
urutan ke dua pada pola penyakittidak menular setelah hipertensi yang
menempati urutan pertama di kota Solo.Prevalensi penderita DM dikota solo
adalah sebesar 3.905 per 100.000 penduduk (DINKES Surakarta, 2013).
Menurut penelitian Budiman tahun 2015, terdapat hubungan bermakna
antara dislipidemi (p = 0,0001), hipertensi (p = 0,003), dan diabetes melitus
(p =0,0003) dengan kejadian infark miokard akut.Sedangkan, hasil penelitian
Mshelia tahun 2015 menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan
TC/HDL antara diabetes melitus dengan hipertensi dan diabetes melitus tanpa
hipertensi (P>0,05) (Mshelia, 2015).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai
rasio kadar kolesterol total terhadap kadar HDL pada penderita diabetes
melitus dengan hipertensi dan diabetes melitus tanpa hipertensi.
3
B. Rumusan masalah
Apakah terdapat perbedaan nilairasio kadar kolesterol total terhadap
HDL pada penderita diabetes melitus dengan hipertensi dan tanpa hipertensi
di RSUD Dr.MoewardiSurakarta ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rasio
kolesterol total terhadap HDL pada penderitadiabetes melitus dengan
hipertensi dan tanpa hipertensi di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perbedaan nilairasio kolesterol total terhadap HDL pada
penderitadiabetes melitus dengan hipertensi dan tanpa hipertensi.
b. Mengetahui jumlah penderita yang mengalami diabetes melitus
dengan hipertensi dan tanpa hipertensi
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis :
Dapat memberikan bukti-bukti empiris tentang perbedaan nilai rasio
kolesterol total terhadap HDL pada penderita diabetes melitus dengan
hipertensi dan tanpa hipertensi.
2. Manfaat Aplikatif :
a. Bagi Klinisi/Tim Medis
Sebagai salah satu pertimbangan dalam diagnosis dan
pencegahan dini terjadinya komplikasi pada DM dengan dan tanpa
hipertensi.
b. Bagi Masyarakat dan Penderita
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi masyarakat dan penderita untuk mengenal
diabetes DM dan hipertensi.
4
c. Bagi Peneliti
Dapat memberikan informasi ilmiah dan dasar untuk
pengembangan penelititan selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Diabetes Melitus
a. Definisi
Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik kronik dengan
karakteristik hiperglikemia karena gangguan kerja insulin, sekresi
insulin, atau keduanya (PERKENI, 2011).Keadaan kronis penyakit
diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang berupa
gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal,
saraf, dan pembuluh darah (ADA, 2014).
b. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes melitus menurut ADA (2017) adalah, sebagai
berikut :
1) diabetes melitus menurut tipe 1
Kerusakan sel β pankreas autoimun yang menyebabkan defisiensi
absolut pada insulin.
2) diabetes melitus menurut tipe 2
Resistensi insulin atau karena berkurangnya sekresi insulin sel β
pankreas secara progresif.
3) diabetes melitus menurut akibat penyakit lain
Misalnya, sindrom diabetes monogenic (seperti diabetes neonatal)
penyakit pankreas eksokrin seperti cystic fibrosis), dan obat-
obatan atau bahan kimia (seperti penggunaan glukokortikoid,
dalam pengobatan HIV / AIDS, atau setelah transplantasi organ).
4) diabetes melitus menurut gestasional
Diabetes yang di diagnosis pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga.
5
6
c. Epidemilogi
Berdasarkan hasil riskesdas 2013 angka prevalensi diabetes
melitus di Indonesia meningkat dari 1, 1% pada tahun 2007 menjadi 2,
4% pada tahun 2013, untuk proporsi penderita diabetes melitus di
Indonesia sebesar 6, 9%, jika jumlah penduduk Indonesia diatas 15
tahun pada tahun 2013 sebesar 176.689.336 orang maka jumlah
penderita diabetes melitus kurang lebih sebesar 12 juta orang
(KEMENKES RI, 2013).
d. Faktor risiko
Faktor risiko diabetes melitus tipe 2 adalah :
1) Keturunan
2) Obesitas, terutama obesitas sentral
3) Diet tinggi lemak
4) Pola makan yang salah
5) Kurang aktivitas fisik
6) Konsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar gula darah
7) Usia
8) Stress
9) Hipertensi
(Suyono, 2011; Fatimah, 2015)
e. Manifestasi klinis
Beberapa keluhan dapat ditemukan pada penderita diabetes
melitus, antara lain berupa keluhan klasik seperti : poliura, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya. Kemudian dapat disertai keluhan lain seperti : badan
lemah, kesemutan, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulva pada wanita (PERKENI, 2015).
f. Diagnosis
PERKENI membagi alur diagnosis diabetes melitus menjadi dua
bagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas diabetes melitus.apa
bila ditemukan gejala khas diabetes melitus, pemeriksaan glukosa
7
g. Patofisiologi
Dalam diabetes tipe 2 keadaan yang berperan yaitu resistensi
insulin dan disfungsi sel β pankreas.Resistensi insulin banyak terjadi
akibat obesitas dan kurang aktivitas fisik serta penuaan.Pada diabetes
melitus tipe 2 dapat juga produksi glukosa hepatik yang berlebihan
namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel β Langerhans secara auto
imun.Defisiensi fungsi insulin hanya bersifat relative tidak
absolut(Hastuti, 2008; Harding, 2003).
Diabetes tipe 2 ditandai dengan adanya gangguan sekresi insulin
atau gangguan kerja insulin (resistensi insulin) pada organ
targetterutama hati dan otot.Otot adalah pengguna glukosa paling
banyak sehingga mengakibatkan kegagalan ambilan glukosa oleh otot.
Selain pada otot resistensi insulin juga terjadi pada jaringan adiposa
sehingga merangsang proses lipolisis dan meningkatkan asam lemak
bebas. Hal ini juga mengakibatkan gangguan proses ambilan glukosa
oleh sel otot dan mengganggu sekresi insulin oleh sel β
pankeas.Fenomena ini disebut dengan lipotoksisitas (Soegondo, 2014).
h. Komplikasi
Padadiabetes melitusyang tidak terkendali dapat terjadi
komplikasi metabolik akut maupun vaskular kronik, baik
mikroangiopati maupun makroangiopati (Powers, 2008).
Menurut PERKENI komplikasi diabetes melitus dibagi menjadi
dua kategori yaitu :
1) Komplikasi akut
Hipoglikemia bila kadar gula darah seseorang dibawah
normal (<50 mg/dl). Hipogikemia lebih sering terjad pada DM
tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali perminggu, kadar gula darah
yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan
pasokan energy sehinga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami
kerusakan.
9
c. Epidermiologi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum
ditemukan dalam praktik kedokteran primer.Menurut NHLBI
(National Heart, Lung, and Blood Institute), 1 dari 3 pasien menderita
hipertensi.Hipertensi juga merupakan faktor risiko infark miokard,
stroke, gagal ginjal akut, dan kematian (Muhadi, 2016). Hipertensi
ditemukan pada semua populasi dengan angka kejadian yang berbeda-
beda, sebab ada faktor genetic, ras, regional, sosiobudaya yang
enyangkut gaya hidup yang juga berbeda (Yogiantoro, 2014).Riset
Kesehatan Dasar / RISKESDAS tahun 2013 menunjukan bahwa
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar 25, 8%.Jika saat ini
penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat
65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi(RISKESDAS 2013).
d. Faktor resiko
Faktor risikoyang mempengaruhi hipertensi antara lain:
1) Riwayat hipertensi atau kardiovaskuler pada pasien atau keluarga
2) Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarga
3) Riwayat diabetes melitus pada pasien atau keluarga
4) Kebiasaan merokok
5) Pola makan
6) Obesitas
7) Intensitas olahraga
8) Kepribadian
(Mohani, 2014)
11
e. Patogenesis
Ada empat faktor yang mendominasi terjadinya hipertensi:
1) Peran volume intravaskuler
2) Peran kendali saraf autonom
3) Peran renin angiotensin aldosterone (RAA)
4) Peran dinding vaskuler pembuluh darah
(Kaplan, 2010)
f. Komplikasi
Penyakit kardiovaskular utamanya hipertensi tetap menjadi
penyebab kematian tetinggi di dunia (Kochanek, 2011).Risiko
komplikasi ini bukan hanya tergantung pada kenaikan tekanan darah
yang terus menerus, tetapi juga tergantung bertambahnya umur
penderita (Rosendorrf, 2007).
Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya segala
bentuk manifesttasi klinis dari aterosklerosis.Hipertensi dapat
meningkatkan risiko untuk terjadinya kejadian kardiovaskuler dan
kerusakan organ target, baik langsung maupun tidak langsung.
Berbagai kerusakan organ target tersebut antara lain:
1) Pada jantung hipertrofi ventrikel kiri, angina, atau infark miokard,
dan gagal jantung kongesif
2) Penyakit ginjal kronis dan penyakit ginjal tahap akhir
3) Retino pati
4) Penyakit artei perifer
(Mohani, 2014)
3. Lipid dan Lipoprotein
Lipid adalah senyawa kimiawi yang bersifattidak larut dalam air,
dimana tubuh terdapat tiga jenis yaitu kolesterol, trigliserid dan
fosfolipid.karena sifatnya yang sukar larut maka dibutuhkan suatu zat
terlarut yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau
aprotein.Apolipoprotein memungkinkan lipid dapat larut dalam
12
lingkungan air dan memainkan peran penting dalam regulasi lipid dan
metabolisme lipoprotein(Adam, 2014).
Setiap lipoprotein akan terdiri atas kolesterol (bebas atau ester),
trigliserid, fosfolipid, dan apolipoprotein.Setiap lipoprotein berbeda dalam
ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi apolipoprotein. Dengan
menggunakan ultrasentrifusi, pada manusia dapat dibedakan enam
jenislipo protein yaitu high-density lipoprotein (HDL), low-density
lipoprotein (LDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), very low
density lipoprotein (VLDL), kilomikron, dan lipoprotein a kecil (Lpa)
(Adam, 2014).
Tabel 3.Jenis lipoprotein, apolipoprotein, dan kandungan lipid
(PERKENI, 2015)
Jenis Jenis Kandungan Lipid (%)
Lipoprotein Apoprotein Trigliserida Kolesterol Fosfolipid
Kilomikron Apo-B48 80-95 2-7 3-9
VLDL Apo-B100 55-80 5-15 10-20
IDL Apo-B100 20-50 20-40 15-25
LDL Apo-B100 5-15 40-50 20-25
HDL Apo-AI dan 5-10 15-25 20-30
Apo-A11
B. Kerangka teori
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
16
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Terdapat perbedaan nilai rasio kolesterol total terhadap HDL pada
penderita DM dengan hipertensi dan DM tanpa hipertensi di RSUD Dr.
Moewardi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional dilakukan tanpa
mengikuti perjalanan penyakit, tetapi dilakukan pengamatan sesaat atau
dalam peiode tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali
pengamatan selama penelitian. Rancangan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan nilai rasio kolesterol total terhadap HDL pada
penderita DM dengan hipertensi dan DM tanpa hipertensi di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan
November sampai dengan bulan Desember 2017.
C. Populasi Penelitian
Populasi target pada penelitian ini yaitu pasien DM tipe 2 dengan
hipertensi dan tanpa hipertensi yang menjalani perawatan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
D. Sampel dan Teknik Sampling
1) Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah pasien di RSUD Dr.Moewardi yang
memenuhi kriteria retriksi.
2) Teknik pengambilan sampel
Tektik pengambilan sampel dilakukan secara non-probability
sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling.Pemilihan
subjek dengan ciri-ciri tertentu yang masuk dalam kriteria retriksi
(Sastroasmoro dan Sofyan, 2014).
E. Estimasi Besar Sampel
Pada penelitian sebelumnya dengan studi 98 sampel dari populasi DM
tipe 2 dengan hipertensi didapatkan hasil simpang baku rasio TC/HDL adalah
17
18
a. Skala :
Numerik
I. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis
pasien DM dengan hipertensi dan DM tanpa hipertensi di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
J. Teknik Pengambilan Data
1. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan menggunakan rekam
medis penderita secara purposive sampling sesuai kriteria penelitian.
2. Semua penderita diabetes melitus dari diagnosis dokter yang telah
menjalani pemeriksaan profil lipid dan dikelompokkan menjadi diabetes
melitus dengan hipertensi dan tanpa hipertensi.
3. Dilakukan pencatatan nilai rasio kolesterol total / HDL masing-masing
kelompok.
K. Rencana analisis Data
1. Rencana analisis data dalam penelitian ini adalah analisa data bivariat.
2. Sebelum dianalisis data dimasukkan, diedit, dan ditabulasi ke dalam
program komputer SPSS 18.0 for windows.
3. Uji analisis statistik pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis
komparatif numerik tidak berpasangan yaitu digunakan uji T tidak
berpasangan bila sebaran data normal dan apabila tidak normal maka
digunakan uji Mann Whitney. Uji normalitas penelitian ini menggunakan
uji Shapiro-Wilk.
22
L. Langkah-langkah Penelitian
DM Tipe 2
Sampel
Analisis Data
M. Jadwal Penelitian
23
24