Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Letak Sungsang”.
Dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini saya berharap dapat membantu teman-teman dalam mempelajari
materi “Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Letak Sungsang”.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk teman-teman semua.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejadian letak sungsang pada janin aterm kira-kira 3%, jauh lebih tinggi pada
permulaan masa kehamilan kira-kira 40% daripada kehamilan sebelum 28 minggu
antara 17 sampai 31 minggu. Janin letak bokong berada pada resiko morbilitas dan
mortalitas prenatal yang lebih tinggi tidak hanya akibat partus tetapi juga karena
presentasi (Lidia Widia 2017).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian
perinatal juga merupakan hal yang paling penting untuk menilai keberhasilan program
kesehatan ibu dan anak. Penyebab (AKI) Angka Kematian Ibu antara lain berkaitan
dengan komplikasi kehamilan dan persalinannya. Keberhasilan upaya kesehatan ibu,
yaitu dapat dilihat dari indikator AK dimana jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
1
nifas serta pengelolaannya tetapi bukan karena sebabsebab lain seperti kecelakaan
atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang berperan pada
komplikasi persalinan adalah letak sungsang. Indikator ini tidak hanya mampu
menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari
sisi aksesibilitas maupun kualitas (Yovi Yuliani 2019).
Data yang didapatkan dari Medical Record (Rekam Medis) di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2018 diperoleh jumlah kasus persalinan
dengan post Sectio Caesarea sebanyak 69 orang. Pada tahun 2019 terdapat persalinan
46 orang dengan post Sectio Caesarea dan padan tahun 2020 dari bulan Januari
sampai bulan Februari terdapat persalinan sebanyak 11 orang dengan post Sectio
Caesarea dengan indikasi letak sungsang (Medis 2020).
2
semakin dipilihnya cara persalinan bedah sectio caesarea dibandingkan pervaginam
(Atik, Palupi, and Sari 2019).
B. RUMUSAN MASALAH
10. Apa Saja Golongan Resiko Tinggi Kehamilan Dari Letak Sungsang ?
3
11. Bagaimana Kewenangan Bidan Dalam Menangani Abortus ?
C. TUJUAN PENULISAN
10. Dapat Mengenali Apa Saja Golongan Resiko Tinggi Kehamilan Dari Letak
Sungsang ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini ketika lahir. Dalam persalinan
prematur, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang lebih tinggi. Pada umur
kehamilan 28 minggu, kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang adalah 25%.
Angka tersebut akan turun seiring dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu.
Karena risiko persalinan normal pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi
dibandingkan bayi dengan posisi normal, maka umumnya persalinan akan dilakukan
dengan bedah caesar.
5
breech). Pada pemeriksaan abdomen, kepala teraba di bagian atas, bokong pada
daerah pelvis. Auskultasi menunjukkan bahwa denyut jantung janin lokasinya lebih
tinggi daripada yang diharapkan dengan presentasi verteks, sedang pada pemeriksaan
vagina teraba bokong kaki. Faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan sungsang,
bisa berasal dari factor ibu maupun factor janin.
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar,
dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala,
dan kepala teraba difundus uteri. Kadangkadang bokong janin teraba bulat dan dapat
memberi kesan seolah- olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain
daripada kehamilan yang terdahulu, karena terasa penuh dibagian atas dan gerakan
terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Apabila diagnosis letak
sungsnag dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut
tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu- raguan, harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I.
(Magnetic Resonance Imaging).
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka
6
harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari- jari lain dan panjang jari
kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong
janin mengalami edema, sehingga kadang- kadang sulit untuk membedakan bokong
dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka
karena jari yang akan dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot,
sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan
alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat
diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak tidak
sempurna, hanya teraba satu kaki disamping bokong.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Faktor-faktor lain
yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah
multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul
sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan
kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula
menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah
fundus (Prawirohardjo, 2008, p.611).
Penyebab Letak Sungsang dapat berasal dari faktor janin maupun faktor ibu.
7
Gemeli (Kehamilan Ganda)
Kehamilan dengan dua janin atau lebih dalam rahim, sehingga
menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha
mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan
bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di
bagian bawah rahim.
Hidrocepalus
Keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis
dalam ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi
pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. Karena ukuran kepala
janin terlalu besar dan tidak dapat berakomodasi dibagian bawah
uterus, maka sering ditemukan dalam letak sungsang.
Plasenta praevia
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (osteum uteri internal). Akibatnya
keadaan ini menghalangi turunnya kepala janin ke dalam pintu atas
panggul sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas
yakni dibagian atas rahim. Panggul sempit Sempitnya ruang
panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
Multiparitas
Adalah ibu/ wanita yang pernah melahirkan bayi viable
beberapa kali (lebih dari 4 kali), sehingga rahimnya sudah sangat
8
elastis, keadaan ini membuat janin berpeluang besar untuk berputar
hingga minggu ke-37 dan seterusnya.
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. (Winkjosastro. 2007. Hal:
611)
Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, ketuban pecah lebih
cepat, partus lama, sehingga mudah terkena infeksi.
9
Bagi Bayi
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran darah
plasenta setelah bokong lahir dan setelah perut lahir, tali pusat terjapit antara
kepala dan panggul, sehingga bayi bisa mengalami asfiksia.
Oleh karena itu supaya janin hidup, kepala janin harus dilahirkan dalam waktu
maksimal delapan ( 8 ) menit sejak lahir sebatas pusat.
10
3. Presentasi Bokong Kaki Tidak Sempurna (Incomplete Breech)
Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong,
sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.
Pemeriksaan Abdominal
Letaknya adalah memanjang.
Di atas panggul terasa massa lunak dan tidak terasa seperti kepala.
Pada funfus uteri teraba kepala. Kepala lebih keras dan lebih bulat
dari pada bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan (Ballotement)
Auskultasi
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan sedikit lebih tinggi dari
umbilikus (Sarwono Prawirohardjo, 2007 : 609). Auskultasi denyut jantung
janin dapat terdengar diatas umbilikus jika bokong janin belum masuk pintu
atas panggul. Apabila bokong sudah masuk pintu atas panggul, denyut jantung
janin biasanya terdengar di lokasi yang lebih rendah (Debbie Holmes dan
11
Philip N. Baker, 2011).
Pemeriksaan Dalam
Teraba 3 tonjolan tulang yaitu tuber ossis ischii dan ujung os sakrum
Pada bagian di antara 3 tonjolan tulang tersebut dapat diraba anus.
Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke
bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa, sehingga dapat dikelirukan
dengan kepala oleh karena tulang yang keras.
1. Saat Kehamilan
12
kembali normal, yaitu kepala berada di bagian bawah rahim. Pada saat
kontrol ulang/ periksa ulang , maka bidan atau dokter akan kembali
melakukan pemeriksaan palpasi untuk memeriksa posisi janin. Jika
belum berhasil, maka latihan diulangi dan dilanjutkan setiap hari.
Latihan ini hanya efektif bila dilakukan pada usia kehamilan kurang
dari 37 minggu.
13
Persalinan kepala dengan ekstraksi forsep, dilakukan
bila terjadi kegagalan persalinan kepala dengan teknik
Mauriceau viet Smellie.
Ekstraksi Bokong Totalis
Ekstraksi bokong total bila proses persalinan sungsang
seluruhnya dilakukan dengan kekuatan penolong sendiri.
14
Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar
kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga ; kerusakan pada jaringan otak.
3. Infeksi, dapat terjadi karena :
Persalinan berlangsung lama
Ketuban pecah pada pembukaan kecil
Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
Peran Bidan sebagai tenaga kesehatan terhadap kasus post partum dengan
indikasi letak janin sungsang adalah melakukan himbauan dan ajakan pada ibu-ibu
hamil agar memeriksakan kandungannya, untuk mengetahui pertumbuhan janin dan
15
jika ada kelainan seperti letak janin sungsang dapat dilakukan penanganan sejak usia
kehamilan antara 34-38 minggu, karena usia itu dapat dilakukan versi luar menjadi
persentasi kepala. Kasus dengan indikasi letak janin sungsang harus mendapatkan
perhatian khusus oleh tenaga kesehatan karena bila tidak ditangani dengan baik akan
berakibat kematian baik pada ibu dan bayi (Winkjosastro 2009).
Dan juga peran Bidan pada Ibu setelah Post Sectio Cesarea yaitu dengan
memberikan intervensi untuk mengajarkan mobilisasi dini pada pasien, ini sependapat
dengan teori yang menyatakan bahwa ibu yang mengalami persalinan dengan sectio
caesarea dengan adanya luka di perut harus dirawat dengan baik untuk mencegah
kemungkinan terjadinya infeksi. Ibu sering membatasi pergerakan tubuhnya karena
adanya luka operasi sehingga proses penyembuhan luka dan pengeluaran cairan atau
bekuan darah kotor dari rahim ibu akan terpengaruh. Dalam membantu jalannya
penyembuhan ibu post sectio caesarea disarankan untuk melakukan mobilisasi dini.
Mobilisasi dini adalah suatu upaya untuk mempertahankan kemandirian sedini
mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi
fisiologis. Mobilisasi dini merupakan faktor yang mendukung dan mempercepat
pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah, dengan
mobilisasi dini vaskularisasi menjadi lebih baik sehingga akan mempengaruhi
penyembuhan luka post operasi karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik
untuk pertumbuhan atau berbaikan sel. Hal ini juga sependapat dengan teori yang
menyatakan bahwa mobilisasi dini merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap
penyembuhan luka seseorang. Dengan melakukan mobilisasi stelah 6- 10 jam pasca
persalinan dengan operasi sectio caesarea akan membantu mempercepat proses
penyembuhan luka post operasi sectio caesarea.
16
bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak
pribadiibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu ibu
diijinkan memilih orang yangakan mendampinginya selam proses
persalinan dan kelahiran.Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu untuk
memberikan pelayanan kebidananyang memadai dalam mendukung
pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu bayi.Hasil yang
diharapkan adalah ibu berssalin mendapatkan pertolongan yang aman
danmemadai. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikassi lain yang
ditangani oleh tenagakesehatan. Berkurangnya kematian/kesakitan ibu
bayi akibat partus lama.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
18
DAFTAR PUSATAKA
Cunningham, Gary, MD, (1995), Obstetri William, edisi 8, alih bahasa Joko Suyono, EGC,
Jakarta. Diakses pada 15 Januari 2022
D Fitriningsih, 2020, BAB I.pdf Pendahuluan Letak Sungsang, Repository Unnisula, Diakses
pada 15 Januari 2022 http://repository.unissula.ac.id/19748/3/BAB%20I.pdf
Didien Ika Setyarini, M.Keb. Suprapti, SST., M.Kes. Desember 2016 Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal, Kemenkes RI, Pusdik PPSDM Kesehatan.
Diakses pada 15 Januari 2022. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kegawatdaruratan-Maternal-Neonatal-
Komprehensif.pdf
FI Lusia 2017, Bab II.pdf Tinjauan Pustaka Letak Sungsang Repository Unimus, Diakses
pada 15 Januari 2022 http://repository.unimus.ac.id/1298/3/5.%20BAB%202.pdf
Manuaba, Ida Bagus Gede (1998 ), Ilmu Kebidanan , penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan- EGC, Jakarta. Diakses pada 15 Januari 2022
Mochtar , Rustam (1998), Sinopsis obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi, EGC,
Jakarta. Diakses pada 15 Januari 2022
Repository Enimus, Bab II.pdf Tinjauan Teori Letak Sungsang, Diakses pada 15 Januari
2022 http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6349
Saefudin Abdul Bari,dkk ( 2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, YBPSP, Jakarta. Diakses pada 15 Januari 2022
Wikjosastro Hanifa, dkk (2000), Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta. Diakses pada 15 Januari
2022
19