“KEHAMILAN GANDA”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :
TAHUN2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami bisa menyusun makalah yang berjudul
“Kehamilan Ganda” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
DAFTRA GAMBAR.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................3
C. Manfaat....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4
A. Pengertian..............................................................................................4
B. Etiologi...................................................................................................4
C. Klasifikasi...............................................................................................5
D. Tanda dan Gejala..................................................................................6
E. Diagnosis Kehamilan Ganda.................................................................7
F. Patofisiologi............................................................................................8
G. Pertumbuhan Janin Kembar..................................................................9
H. Letak dan Presentasi Janin Kembar......................................................10
I. Penanganan / Tatalaksana....................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................13
A. Contoh Soal Kasus.................................................................................13
B. Format Pengkajian.................................................................................14
C. SOAP......................................................................................................21
BAB III PENUTUP...................................................................................................23
A. Kesimpulan..............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.................................................................................................................1
Gambar 2.................................................................................................................2
Gambar 3.................................................................................................................5
Gambar 4.................................................................................................................6
Gambar 5.................................................................................................................10
Gambar 6.................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI).AKI adalah jumlah kematian ibu selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karenasebab-sebab
lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran
hidup.Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi
juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun
kualitas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibanding
negara - negara maju seperti Amerika Serikat. World Health Organization
(WHO) memperkirakan pada tahun 2015 diseluruh dunia 303.000 ibu
meninggal saat hamil atau bersalin, dengan AKI 216/100.000 kelahiran hidup.
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015
menyebutkan bahwa AKI di Indonesia mencapai 305/100.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut masih jauh dari Tujuan Pembangunan Millennium (Millennium
Development Goals/MDGs) yang mengharapkan AKI pada tahun 2015 turun
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup.
Gambar 1.
Jumlah kasus kematian ibu maternal yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan
Tengah pada tahun 2017 sebanyak 57 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
kematian maternal pada tahun 2016 sebanyak 74 kasus. Trend kasus kematian ibu
dalam beberapa tahun terakhir sedikit mengalami penurunan jumlah kasus, ini
1
menjadi tantangan bagi seluruh stakeholder yang berkecimpung di bidang kesehatan.
Jumlah kematian terbanyak pada masa ibu bersalin dan penyebab terbanyak akibat
komplikasi dalam persalinan seperti perdarahan dan kelahiran yang sulit.
Gambar 2.
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin
atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasikan anak kembar dua (gemelli),
kembar tiga (triplet), kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintuplet),
dan kembar enam (sextuplet) (Mellyna,2001).
Prevalensi kejadian kehamilan ganda di dunia sebenarnya belum
diketahui. Menurut WHO kehamilan ganda yang dapat bertahan hidup pada
masa kelahiran tanpa menjalani pembedahan sebanyak 40-60% dan 20 %
-25 menjalani pembedahan dan pengobatan (WHO,2009). Penemu kasus
kehamilan ganda menjelaskan bahwa dari 16.288 persalinan terdapat 197
persalinan gemelli (kembar 2) dan 6 persalinan triplet (kembar 3)
(Prawirohardjo,2000). Menurut Badan Perhitungan (Statistika) Angka
Kehamilan Kembar tahun 2009 di Indonesia adalah 33 %.
2
lahir. Sedangkan angka mortalitas untuk kehamilan ganda tercatat lebih
tinggi, berkisar antara 139 per 1000 kelahiran, berarti dari 1000 bayi kembar
yang lahir, 139-nya meninggal (Kompas, 2011). Perubahan fisik pada ibu
dengan kehamilan ganda pada umumnya sama dengan kehamilan tunggal,
namun biasanya lebih besar menimbulkan masalah. Perubahan tersebut
seperti peningkatan hCG yang dapat mengakibatkan hyperemesis
gravidarum,pembesaran payudara, peningkatan frekuensi berkemih, nafsu
makan meningkat dan mudah lelah. Pada trimester kedua akan terjadi sesak
nafas, pembengkakan pada bagian ekstremitas bawah (oedema),
peningkatan berat badan, pembesaran rahim yang tidak seperti kehamilan
tunggal,pergerakan janin yang lebih kuat (Obstetri Patologi,2009).
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian kehamilan ganda
2) Untuk mengetahui etiologi kehamilan ganda
3) Untuk mengetahui klasifikasi kehamilan ganda
4) Untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan ganda
5) Untuk mengetahui diagnosis kehamilan ganda
6) Untuk mengetahui patofisiologi kehamilan ganda
7) Untuk mengetahui pertumbuhan janin kembar
8) Untuk mengetahui letak dan presentasi janin kembar
9) Untuk mengetahui penanganan/penatalaksanaan kehamilan ganda
C. Manfaat
1) Manfaat Bagi Institusi
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang “Kehamilan Ganda”
2) Manfaat Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mahasiswa.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu
tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan
perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasilyang memuaskan bagi
ibu janin (Wiknjosastro, 2007:286).Sedangkan menurut Mochtar Rustam
(2012:259) kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin atau
lebih.
Jadi kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin
atau lebih yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
B. Etiologi
1) Ras / Bangsa
Menurut literatur, ras yang berwarna seperti Asia dan Afrika berpeluang
lebih besar mengalami kehamilan ganda ketimbang ras yang berkulit
putih atau Eropa.Meski belum dapat diiibuktikan secara empiris, tapi
banyak kasus memang terlihat kehamilan ganda lebih sering dialami kulit
berwarna dibandingkan ibu – ibu yang berkulit putih.
2) Usia
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda
semakin besar. Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas akan
terjadinya kehamilan ganda kembali menurun.
3) Hereditas
Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan
ibu).Bila dari garis keturunan ibu ada yang kembar, maka presentasi
melahirkan kehamilan kembar lebih besar. Namun tidak tertutup
kemungkinan garis keturunan ayah bias menimbulkan kehamilan kembar.
Yang pasti, angka kejadian dari garis maternal lebih besar disbanding dari
garis paternal.
4) Paritas
4
Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari
angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamian
kembar naik sampai 18,8 per 1000 untuk oktipara/multipara.
5) Obat – obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangakan sel telurnya
juga ikut meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar.Hal inii
disebabkan, dengan obat tersebut sel telur yang matang pada setiap
siklus jadi lebih dari satu.Obat ini biasanya diberikan pada pasangan yang
sulit hamil dengan faktor penyebab infertilitasi indung telur.Itulah
sebabnya pada kasus – kasus pasangan yang sulit hamil mendapatkan
anak kemudian menjalani terapi obat – obat penyubur ini, bila akhirnya
terjadi kehamilan, biasanya merupakan kehamilan kembar.
C. Klasifikasi
Klasifikasi kehamilan kembar dibagi menjadi 2 :
1) Kehamilan kembar dizigotik. Kira – kira dua pertiga kehamilan kembar
adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur; disebut juga heterolog,
binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, maka
berbeda seperti anak- anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik
mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 aminion. Kadang – kadang 2
plasenta menjadi satu.
Gambar 3.
2) Kehamilan kembar monozigotik. Kehamilan kembar yang terjadi dari
1telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identic, homolog,
atau iniovuler. Kira – kira sepertiga kehamilan kembar adalah
monozigotik. Jenis kehamilan kedua nak sama, rrupanya sama tau
5
bayangaan cermin; mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran
antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu
terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa
karena lokasi dareah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu
berlawanan. Kira – kira satu pertiga kehamilan kembar monozigotik
mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang – kadang 2
plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan
kembar dizigotik. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau
2 amnion.
Gambar 4.
6
6) Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah
sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
7) Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan
kembar daripada kehamilan tunggal.
8) Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada
kehamilan kembar.
9) Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering
kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
7
7) Reaksi kehamilan
Karena adanya kehamilan kembar umumnya plasenta besar atau ada 2
plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi tritasi reaksi kehamilan
bisa positif, kadang – kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan
dengan mola hidatidosa.Kadang kala diagnosa baru diketahui setelah
bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi
dalam rahim.Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan
hidramnion dan toksemia gravidarum.
F. Patofisiologi
8
dengan sempurna.Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur
waktunya.Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa
membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya
dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
9
Gambar 5.
10
Gambar 6.
I. Penanganan / Tatalaksana
1) Kehamilan
Perawatan antenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar
dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah
ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1×seminggu
pada kehamilan lebih dari 32minggu).
Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang partusprematurus.
Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan,
supaya terasa lebihringan.
Periksa darah lengkap, Hb, dan golongandarah.
2) Persalinan
Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa,
ditolong seperti biasa dengan episiotomimediolateralis.
Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan anak kedua. Tunggu, sambil memeriksa
11
tekanan darah danlain-lain.
Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua
terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air tidak
mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua
sepertibiasa.
Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum,
maka sebaiknya pasang infusprofilaksis.
Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau
terjadi prolaps tali pusat dan solutio plasenta, maka janin dilahirkan
dengan cara operatif obstetrik:
Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau melahirkan dengan
cara versi dan ekstraksi.
Pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan ekstraksi
vakum atauforseps.
Pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong ataukaki.
Indikasi seksio saesarea hanya pada :
i. Janin pertama letak lintang
ii. Bila terjadi prolaps tali pusat
iii. Plasenta previa
iv. Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak
sunsang dan anak kedua letak kepala
Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum berikan suntikan sintro – metrin yaitu 10 satuan Sintosinon
tambah 0,2 mg methergin intravena.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Contoh kasus
Ny. A usia 28 tahun G2P1A0 UK : 24 minggu dataing ke PMB dengan
keluhan pusing dan pertambahan berat badan yang cepat. Hasil anamnesa
dan pemeriksaan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga, memiliki
riwayat keturunan kembar dan tidak mempunyai riwayat operasi.TD :130/90
mmHg, S :37°C, N : 80x/menit. Pemeriksaan palpasi teraba lebih dari 3
bagian besar janin.
13
FORMAT PENGKAJIAN IBU HAMIL
A. IDENTITAS/BIODATA
14
c. Emosional ibu pada saat pengkajian : Baik
d. Jenis kelamin yang diharapkan :Tidak mempermasalahkan jenis kelamin
e. Status perkawinan
Kawin I Umur : 22 Tahun Umur suami : 24 Tahun
Lamanya : 6 tahun Anak: 1Orang Abortus: -
Kawin II Umur : Umur suami :...........................
Lamanya :……...Anak…Orang Abortus …x
f. Susunan keluarga/ Genogram
g. Perilaku kesehatan
Merokok ( )Ya ()Tidak
Paparan rokok () Ya ( ) Tidak
Alkohol ( ) Ya () Tidak
Narkoba ( ) Ya () Tidak
4. Riwayat Obsetri
a. Riwayat Haid
Umur menarche : 12Tahun Teratur/tidak teratur
Siklus : 31Hari Lamanya : 6 hari
Banyaknya : 3 kali/pembalut Sifat darah : Kental
Warna darah : Merah kehitaman
b. Riwayat kehamilan
HPHT :12 Agustus 2019
TP : 19 Mei 2020
Keluhan-keluhan Trimester I : Mual muntah
Trimester II : Pertambahan BB yang cepat dan sering
kencing
Trimester III :
Pergerakan anak pertama kali dirasakan :Hamil 20Minggu
15
( ) Kurang dari 10 kali
( ) lebih dari 10-20 kali
() lebih dari 20 kali
6. Riwayat KB
Alat kontrasepsi yang terakhir digunakan : Implan
Berapa lama pemakaian sebelum hamil ini : 3 tahun
Keluhan yang dirasakan terkait penggunaan kontrasepsi: Tidak Ada
Alasan tidak menggunakan alat kontrasepsi : ………………………………………...
…………………………………………………………………………………………..
7. Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah diderita
16
Tekanan darah tinggi Tidak Ada Ada
Diabetes mellitus Tidak Ada Tidak Ada
Hepar Tidak Ada Tidak Ada
PHS Tidak Ada Tidak Ada
Campak Tidak Ada Tidak Ada
Malaria Tidak Ada Tidak Ada
TBC Tidak Ada Tidak Ada
Keturunan kembar :Ada Dari pihak : Ibu
17
1) Kesadaran umum
Compos mentis
2) Tanda-tanda Vital
Respirasi : 22 x/menit Nadi : 85 x/menit
Tekanan darah : 130/80mmHg Suhu : 37 0C
3) BB sekarang : 60 kg
BB sebelum hamil : 50 kg
TB : 160cm
IMT : 1,953 kg/m2
LILA K1 Tm.1 : 24 cm
LILA sekarang : 25 cm
4) Kepala dan rambut
Warna rambut : Kehitaman
Distribusi : Merata
Kebersihan : Baik, tidak ada ketombe
Kekuatan : Tidak rontok
Keadaan kulit kepala : Baik dan bersih
5) Muka
Oedema : Tidak Ada oedema
Cloasmagravidarum : Ada
6) Mata
Conjungtiva : Kemerahan (Tidak anemis)
Sklera : Putih (Tidak ikterik)
Kemampuan penglihatan : Baik
7) Hidung
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
Kemampuan penciuman : Baik
8) Mulut
Gigi : Tidak karies
Gusi : Tidak berdarah
Keadaan mukosa bibir : Lembab
9) Telinga
Letak telinga : Simetris
Kemampuan pendengaran : Baik
18
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
10) Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
11) Dada
Simetris : Simetris
Pergerakan dada : Teratur
12) Mamae
Kesimetrisan : Simetris
Hiperpigmentasi areola : Ada
Bentuk payudara : Bulat menggantung
Keadaan putting susu : Menonjol
Cairan yang keluar :Belum ada pengeluaran
13) Abdomen
Warna/hiperpigmentasi :Ada
Bekas luka : Tidak ada
Linea : Alba
Striae : Alba
Leopold I :Sepusat, teraba 2 bokong TFU=25 cm
Leopold II : Pu-Ka, Pu-Ki
Leopold III :2 Pres-Kep
Leopold IV :..................................................................................
TBBJ : 2.015 gram
DJJ : Fetus 1 : 125 x/menit
Fetus 1 : 120 x/menit
14) Genitalia
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
Pengeluaran cairan : Tidak ada
Bekas episiotomi : Ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
19
Chadwick : Ada
15) Anus : Tidak ada hemoroid
16) Ekstremitas
Tangan : kuku : Tidak sianosis
oedema : Tidak ada
Kaki : varises : Tidak ada
oedema : Tidak ada
reflek patella : Positif (+)
17) Punggung
Lordosis : Tidak ada
Kiposis : Tidak ada
Skoliosis : Tidak ada
Ketuk costovetebra : Tidak ada
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 26 Januari 2020
Darah : HB : 11gr%
Golongan darah :..............................
Rhesus :.............…………..
Urine : Protein : Negative (-)
Reduksi : Negative (-)
RDT malaria :…………...........................
HIV AIDS :…………...........................
Sifilis :…………..........................
HBs Ag :…………..........................
2. Pemeriksaan penunjang lainnya
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….........................
20
Tanggal : 26 Januari 2020
S O A P
Ibu K/U : Baik Ny. A usia 28 Beritahu ibu hasil
mengatakan Kesadaran : tahun G2P1A0 pemeriksaan.
ingin composmentis usia kehamilan 24 Beritahu ibu
memeriksakan TTV minggu dengan bahwa
kehamilannya R: 22 x/menit kehamilan ganda pergerakan janin
Ibu N: 85 x/menit yang banyak dan
mengatakan TD: pertambahan
pergerakan 130/80mmHg berat badan yang
janin yang cepat merupakan
0
banyak dan S: 37 C hal yang normal
pertambahan Head to toe untuk kehamilan
berat badan Palpasi ganda.
yang cepat addomen Anjurkan ibu
Sering buang L1 : Sepusat, pada saat malam
air kecil teraba 2 hari mengurangi
bokong. TFU : minum dan
25 cm perbanyak
L2 : Puka-Puki minum di siang
L3 : 2 Pres-Kep hari agar tidak
Auskultasi mengganggu
Fetus 1 : 125 tidur ibu di
x/menit malam hari.
Fetus 2 : 120 Jelaskan tanda
x/menit bahaya
TBBJ : 2.015 kehamilan
gram trimester 2
kepada ibu.
Berkolaborasi
21
dengan dokter
kandungan.
Lakukan
pendokumentasi
an.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu
tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan
perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan
22
bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007:286).Sedangkan menurut Mochtar Rustam
(2012:259) kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin atau
lebih.
Klasifikasi kehamilan kembar dibagi menjadi 2 .yaitu :Kehamilan
kembar dizigotik. Kira – kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik
yang berasal dari 2 telur; disebut juga heterolog, binovuler, atau
fraternal.Kehamilan kembar monozigotik.Kehamilan kembar yang terjadi dari
1telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identic, homolog, atau
iniovuler.
Penyebab dari kehamilan ganda/kembar disebabkan oleh :ras /
bangsa, usia, hereditas, paritas, obat – obatan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-estiwuland-7513-2-babii.pdf
http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/903
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3790/1/dewi%20sartika.pdf
23