55
Untuk dapat meningkatkan status kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan
saling memelihara. Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus
dilakukan oleh keluarga yaitu:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,
dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Effendy (1995) terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah:
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara dan sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
56
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Bentuk Keluarga
Dalam Friedman (1998) mengutip dari Sussman (1974) dan Macklin
(1988) membagi bentuk-bentuk keluarga menjadi dua yaitu:
a. Bentuk Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti
Karier ganda, suami, istri, dan anak hidup dalam rumah tangga yang
sama.
a) Keluarga-keluarga yang melakukan
perkawinan yang pertama.
b) Keluarga-keluarga orang tua
campuran atau orang tua tiri.
2) Pasangan Inti
Suami dan Istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal
bersama mereka.
a) Karier tunggal.
b) Keduanya berkarier.
(1) Karier istri terus
berlangsung.
(2) Karier istri terganggu.
3) Keluarga dengan orang tua tunggal.
57
Satu yang mengepalai sebagai konsekuensi dari perceraian,
ditinggalkan atau pisah.
a) Bekerja/berkarier.
b) Tidak bekerja.
4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian.
5) Keluarga besar tiga generasi.
Mungkin menjadi ciri dari bentuk keluarga tertentu (1, 2, atau nomor 3
di atas) hidup dalam sebuah rumah tangga biasa.
6) Pasangan usia pertengahan atau lansia.
Suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah (anak sudah
kuliah, bekerja ).
7) Jaringan keluarga besar, dua keluarga inti atau lebih dari
kerabat primer atau anggota keluarga yang tidak menikah hidup
berdekatan dalam daerah geografis dan dalam sistem tukar-menukar
barang dan jasa.
b. Bentuk Kelurga Non Tradisional .
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah,
biasanya ibu dan anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah,
perkawinan atas dasar hukum umum.
3) Pasangan kumpul kebo, pasangan yang hidup bersama
tanpa menikah.
4) Keluarga gay/lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin
sama yang hidup bersama sebagai “pasangan yang menikah”.
5) Keluarga komuni, rumah tangga yang terdiri dari lebih dari
satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara sama-sama
menggunakan fasilitas, sumber-sumber, dan memiliki pengalaman
yang sama; sosialisasi dari anak merupakan aktivitas kelompok.
58
a. Keluarga inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara.
c. Keluarga berantai (Serial family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali, dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga berkomposisi, adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
e. Keluarga duda/janda (Single family), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah 2 orang menjadi 1 tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
4. Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,
berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Peranan anak: anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
59
Friedman (1998) membagi struktur peran ke dalam 2 bagian yaitu peran
formal dan peran informal. Peran formal bersifat eksplisif yang berkaitan
dengan setiap posisi formal keluarga yang merupakan sejumlah perilaku
yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara
merata kepada para anggota keluarga. Peran formal yang standar terdapat
dalam keluarga adalah pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki
rumah, sopir, pengasuh anak, manajer keuangan dan tukang masak.
60
kekuasaannya dan bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-galanya dan
tampil sempurna.
g. Penyalah
Peran ini sebagai penghalang dan dominator. Penyalah adalah seorang yang
suka memberitahu kesalahan, diktator, dan seorang bos yang mengetahui
semuanya.
h. Pengikut
Seorang pengikut terus mengikuti dari gerakan kelompok, menerima ide-ide
dari orang lain kurang lebih secara pasif, tampil sebagai pendengar dalam
diskusi kelompok dan keputusan kelompok.
i. Pencari pengakuan
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja untuk menarik perhatian
kepada dirinya sendiri, perbuatannya, prestasi, dan masalah-masalahnya.
j. Martir
Martir tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya berkorban
anggota keluarga.
k. Keras hati
Orang yang memainkan peran ini mengumbar secara terus-menerus dan
aktif tentang semua hal yang “benar”, tidak bedanya dengan komputer. Satir
(1975), dalam Friedman (1998) menamakan peran informal ini super
reasonable.
l. Sahabat
Sahabat seorang teman bermain keluarga yang mengikuti kehendak pribadi
dan memaafkan perilaku keluarga tingkah lakunya sendiri tanpa melihat
konsekuensinya. Nampak ia tidak selalu relevan.
m. Kambing hitam keluarga
Kambing hitam keluarga adalah masalah anggota keluarga yang
diidentifikasi dalam keluarga. Sebagai korban atau tempat pelampiasan
61
ketegangan dan rasa bermusuhan, baik secara jelas maupun tidak. Kambing
hitam berfungsi sebagai tempat penyaluran.
n. Penghibur
Penghibur senantiasa mengagungkan dan mencoba menyenangkan, tidak
pernah tidak setuju, ia termasuk “yang selalu mengiyakan.”
o. Perawat Keluarga
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
p. Pioner keluarga
Pioner keluarga membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing, dan
dalam pengalaman baru.
q. Distraktor
Distraktor bersifat tidak relevan dengan menunjukkan perilaku yang
menarik perhatian, ia membantu keluarga menghindari atau melupakan
persoalan-persoalan yang menyedihkan dan sulit.
r. Koordinator keluarga
Koordinator keluarga mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan
keluarga, yang berfungsi mengangkat keterikatan/ keakraban dan
memerangi kepedihan.
s. Penghubung keluarga
Perantara keluarga adalah penghubung, ia (biasanya ibu) mengirim dan
memonitor komunikasi dalam keluarga.
t. Saksi
Peran dari saksi sama dengan “pengikut” kecuali dalam beberapa hal, saksi
lebih pasif. Saksi hanya mengamati, tidak melibatkan dirinya.
5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga adalah hasil atau konseksuensi dari struktur keluarga.
Menurut Friedman (1998) fungsi keluarga antara lain:
a. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian)
62
Fungsi afektif ditujukan untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa,
memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Keluarga harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhan afeksi/kasih sayang dari anggotanya
karena respon afektif dari seorang anggota keluarga memberikan
penghargaan terhadap kehidupan keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi menyatakan begitu banyak pengalaman belajar yang
ada dalam keluarga dengan tujuan untuk mengajar anak-anak agar
bagaimana berfungsi dan menerima peran-peran sosial dewasa seperti
suami-ayah dan istri-ibu serta membuat mereka menjadi anggota
masyarakat yang produktif dan juga sebagai penganugerahaan status
anggota keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik keluarga yang dipenuhi oleh orang tua
dengan menyediakan pangan, papan dan sandang, perlindungan terhadap
bahaya, perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang
mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual).
d. Fungsi Reproduksi
Menurut Leslie dan Horman (1989), dalam Friedman (1998) menyatakan
salah satu dasar dari keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas
keluarga antar generasi dan masyarakat yaitu menyediakan tenaga kerja
(rekruit) bagi masyarakat.
e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi meliputi tersedianya sumber-sumber dari keluarga
secara cukup (finansial, ruang gerak dan materi) dan pengalokasian
sumber-sumber tersebut yang sesuai melalui proses pengambilan
keputusan.
63
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari
waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap
perkembangan yang diskrit.
Empat asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga, seperti yang
diuraikan oelh Aldous (1978) dalam Friedman (1998) adalah:
a. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan
cara-cara yang sama dan dapat diprediksi.
b. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi orang lain,
mereka memulai tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap
tuntutan lingkungan.
c. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang
ditetapkan oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
d. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan
sebuah awal dan akhir yang kelihatan jelas.
64
yang diadaptasi dari Duvall (1977), Duval dan Miller (1985) menyebutkan 8
tahap kehidupan keluarga:
Tahap I Keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau
tahap pernikahan)
Tahap II Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi
sampai 30 bulan)
Tahap III Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur
2 tahun hingga 6 tahun)
Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua 6 tahun
hingga 13 tahun)
Tahap V Keluarga dengan anak remaja (anak berumur 13 tahun
hingga 20 tahun)
Tahap VI Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan
rumah)
Tahap VII Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan)
Tahap VIII Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk
kepada anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun
hingga pasangan yang sudah meninggal dunia.
65
2. Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrab.
3. Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian
pekerjaan dan finansial.
66
besar dan komunitas) (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan
McGoldrick, 1988).
67
Tahap VII: Orang tua usia pertengahan
Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini memiliki
tugas perkembangan yaitu menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orang tua, memperkokoh hubungan perkawinan.
(Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)
68
meningkatkan fokus mereka pada keluarga (Friedman, 1998 yang mengutip
dari Whall, 1986).
Friedman (1998) menyebutkan bahwa lima dari teori dan model
keperawatan yang utama secara singkat diuraikan berkenaan dengan
bagaimana keluarga dimasukkan dalam model tersebut dan relevansi model
terhadap keperawatan keluarga.
a. Model Sistem dari Neuman
Pada publikasi Neuman tahun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak
membahas keluarga. Dalam kompilasi akhir dari bab tentang model
Neuman, disunting oleh Neuman (1982), model tersebut diperluas yang
berhubungan dengan keluarga sehingga penerima asuhan keperawatan
termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini menerapkan
model dari Neuman untuk sistem. Keluarga dan terapi keluarga . Dalam
bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang tepat baik untuk
pengkajian dan intervensi primer, sekunder dan tertier. Proses
keperawatan digunakan sebagai penghubung antara teori keluarga dan
praktik keperawatan (Fawcett, 1984 yang dikutip oleh Friedman, 1998)
69
universal dari keluarga menjadi dasar untuk syarat perawatan diri
keluarga.
70
e. Model Proses Kehidupan dari Roger
Dalam teori Roger fokus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan
umat manusia. Pada tahun 1983, ia menegaskan bahwa model
konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada
individu. Bagi Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang
energi keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat 4 dimensi, negentropik
yang menjadi fokus studi dalam keperawatan. (Friedman, 1998)
Dalam Friedman (1998), menurut Whall (1981) secara jelas
memperlihatkan kongruensi dan aplikabilitas teori Roger untuk
pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan
konsep Roger tentang saling melengkapi, resonasi dan helicy untuk
menguraikan sistem keluarga.
71
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien)
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.
72
Dalam memberikan asuhan perawat terhadap keluarga, lebih ditekankan
kepada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang
rendah. Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat
dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah
yang mereka hadapi. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi
kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan, dan
lingkungan yang sehat, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas
kesemuanya itu akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit (Effendy,
1995).
73
oleh perawat yang melakukan asuhan perawatan kesehatan keluarga di suatu
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
74
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
sering timbul cekcok dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit.
4) Salah satu orangtua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga.
75
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
76
dengan dokter, penilik kesehatan, ahli gizi, pekerja sosial dan sebagainya
yang bekerja sebagai tim untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
(Effendy, 1995)
77
b. Hambatan dari perawat
1) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi.
2) Kondisi alam.
3) Kesulitan dalam berkomunikasi.
4) Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
(Effendy, 1995).
78
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan di rumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
79
4) Persepsi keluarga terhadap masalah.
g. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan dan perawatan keluarga
sesuai dengan urutan prioritas
1) Menentukan tujuan yang realistis.
2) Merencanakan pendekatan dan tindakan.
3) Menyusun standar dan kriteria avaluasi.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang disusun.
i. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang
dilakukan.
j. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum
dapat teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan
yang baru. (Effendy, 1995)
80