Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

KEPERAWATAN KELUARGA

(Askep Keluarga Pada Tahapan Perkembangan Child Bearing Family)

Dibuat Oleh :

Kelompok 2

Rifka Delvia

Vani Putri

Rahmat Daffa Ikhsan

Dosen Pembimbing : Ns. Mike Asmaria S.Kep M.Kep

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

TINJAUAN TEORI

A.Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga
adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga
sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu
atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga. (Mubarak, dkk,
2011, : hal 70 - 71)
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
kedduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
c. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
d. Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah
satu bekerja diluar rumah.
f. Single Paren
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
g. Dual cariier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
h. Commuter married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
k. Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.
l. Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriag
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan
keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua
dari anak-anak.
n. Unmarried parent and Chil
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
o. Cohibing Couple
p. Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

3. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapamacam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam
Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
a) Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b) Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011 :
hal 69)

a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a.Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M etal., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui


keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang
ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai
budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka
dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada
pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah
gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
5. Bentuk- Bentuk Keluarga
1. Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17)

 Keluarga tradisional
a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
b) Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
c) Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang mengepalai keluarga
sebagai konsekuensi percerai
d) Bujangan yang tinggal sendirian.
e) Keluarga besar 3 generasi.
f) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
 Keluarga non Tradisional
a) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
b) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
c) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
d) Keluarga gay.
e) Keluarga lesbi.
f) Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami dengan anak-
anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas, sumber dan memiliki
pengalaman yang sama.
 Anderson Carter ( dalam Setiawati, 2008 : 17)
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (ekstensed family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakn , sepupu,
paman, bibi dsb.

c. Keluarga berantai (sereal family)


Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda (single family)
Keluraga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannyaberpologami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

6. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap
ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB,
persiapan menjadi orangtuadan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orangtua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (childbearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung
jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB
postpartum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu
sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara
komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middleagefamily)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan
dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-
tua, serta persiapan masa tua.

h. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa pensiun
dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian,
serta melakukan lifereview masa lalu.

7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan


b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang


sakit

d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan


kesehatan

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di


lingkungan setempat

B. Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Child Bearing Family

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga
meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang waktu. Siklus
perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang
keluarga sebagai suatu system. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun
waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Kerangka perkembangan keluarga
menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa perubahan dan
perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus kehidupan mereka.

1. Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing”(kelahiran anak pertama).


Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya
keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti
pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat
melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun)
merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama
dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan
harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan
kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada
bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran
utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan
merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat
tercapai.

2. Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing


Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas perkembangan keluarga
pada fase childbearing yaitu: (Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku
Mubarak, dkk : 87-88).
a. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan
d. Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing
e. Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
h. Beradaptasi pada pola hubunga seksual
i. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.

Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985, (Dalam buku “ilmu
keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasikan bayi
baru ke dalam keluarga).
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga .
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran
orang tua, kakek, dan nenek.

3. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.


Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm
memberikan asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara lain
(Mubarak, dkk : 88) :
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
b. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak,
d. Tumbang anak yang baik,
e. Interaksi keluarga,
f. Keluarga berencana, serta
g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A.Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan
pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a.Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga


4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.

2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas


perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada


keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada


keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar


anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan


dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.

5) Fungsi keluarga :

a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan


dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga


menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga
yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit.
Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan,
merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang mendukung
kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

6)Stres dan koping keluarga

a) Stressorjaangka pendek dan panjang

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.

(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah

e) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang
dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


3. Membuat Perencanaan

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan
standar.
PROSES KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.Y DAN NY.F

(PASANGAN CHILDBEARING)

No Nama L/P Umur Hub. keluarga Pendidikan Status kes BB


1 Firdah yuaningsih P 25 tahun Istri PGSD sehat 45 kg
2 Riskiya ramadhania P 1 tahun Anak - sakit 12 kg

A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. Y
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : S1 ekonomi
Alamat : jl. 28 oktober komp. Pemda Gg. Kartika no.33

1. Genogram
Keterangan
 Laki – Laki
 Perempuan
 Sakit
 tinggal serumah
2. Type keluarga:
 jenis type keluarga: tradisional nuclear
 masalah yang terjadi dengan type keluarga: Ny. F mengatakan tidak ada
masalah dengan type keluarga”
3. Suku bangsa
 Asal suku bangsa: Tn. A dan Ny. F sama-sama bersuku melayu
 Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Ny. F mengatakan tidak ada
budaya yang bertentangan dengan kesehatan”
4. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: menurut Ny. F selalu berusaha
melaksanakan sholat 5 waktu walaupun dalam keadaan kurang seha
5. Status sosial ekonomi keluarga:
 Anggota keluarga yang mencari nafkah: yang mencari nafkah Tn. A yang
sebagai kepala keluarga dan Ny. Y juga membantu mencari nafkah
 Penghasilan: Rp. 3.000.000 penghasilan Tn. A dan 2.000.000 untuk penghasilan
Ny. Y
 Upaya lain: Ny. F mengatakan bahwa Tn. Y dan Ny. F memiliki usaha
menyewakan mobil
 Harta benda yang dimiliki: mobil, motor, sepeda, dan memiliki perabotan rumah
yang lengkap
 Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Ny. F mengatakan kebutuhan yang
dikeluarkan tiap bulan yaitu membayar cicilan mobil, berbelanja untuk
kebutuhan sehari-hari seperti susu anaknya, berbelanja makanan sehari-hari.
 Aktivitas rekreasi keluarga: klien biasa setiap hari libur berkunjung ke rumah
paman. Jika liburan panjang keluarga pergi ke kampong halaman mengunjungi
orang tua.
6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga Tn. Y dan Ny. F baru
memiliki anak 1, jadi keluarga Tn. A dan Ny. F berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan childbearing.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Saat ini keluarga Ny. F dan Tn. A sebagai keluarga childbearing yang memiliki
anak 1 dan rencana untuk memiliki anak lagi. Menurut Ny. F nanti setelah 3
tahun anaknya, ingin memiliki anak lagi. Namun Ny. F belum pernah bicarakan
dengan suaminya. Menurut Ny. F saat ini dia dengan suaminya berusaha untuk
membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan masyarakat sekitar.
Menurut Ny. F pula bahwa dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang
dulu baru merencanakan punya anak lagi.
7. Riwayat kesehatan keluarga inti:
 riwayat kesehatan keluarga saat ini: “anak saya sering mengalami perut
kembung, demam, dan sakit perut dan suami saya memiliki penyakit ambien”
 riwayat penyakit keturunan: “tidak ada penyakit keturunan di keluarga

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

Iminisasi(BC Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB G/polio/DPT/ yang telah
kesehatan kesehatan
HB/campak) dilakukan
Yusuf Kurang Sakit Pergi ke
1 L 60 kg
zakarillah sehat ambien dokter
Firdah
2 P 49 kg sehat Campak - -
yuaningsih
Sering
Riskiya Kurang BCG, kembung, Pergi ke
3 P 12 kg
ramadhania sehat Campak demam, dan dokter
sakit perut

Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: menurut Ny. F keluarga menggunakan


jamkesmas dari kantor Tn. Y

 Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Menurut pengakuan keluarga, anaknya pernah


dirawat di rumah sakit karena tipes selama 5 hari. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. Y
dan Ny. F tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
 Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
 Luas rumah : 154 M2
 Type rumah : tipe 80
 Kepemilikan : hak pemili
 Jumlah dan ratio kamar/ruang: 3 ruang kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1
ruang keluarga
 Ventilasi/jendela: jumlah ventilasi dirumah ada 5 buah, namun hanya 2
jendela yang sering dibuka
 Pemanfaatan ruangan: di ruang keluarga tempat keluarga berkumpul
menonton Sumber air minum : air hujan
 Kamar mandi/wc : kamar mandi dan wc masing-masing berjumlah satu dan
terpisah
 Sampah: sampah di buang di belakang rumah kemudian dibakar
 Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien kurang bersih
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
 Kebiasaan : setiap tanggal 6 selalu mengikiti pengajian
 Aturan/kesepakatan : tidak ada aturan yang mengikat
 Budaya : setiap hari minggu mengadakan kerja bakti
3. Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. F belum pernah pindah rumah
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: menurut Ny. F tidak ada
perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di
waktu-waktu tertentu seperti lebaran kemarin semua keluarga berkumpu
5. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga
yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan
sudah terbiasa saling tolong menolong.
Struktur keluarga

a) Pola/cara komunikasi keluarga: Menurut Ny. F dalam keluarganya berkomunikasi biasa


menggunakan bahasa melayu, menurut Ny. F dirinya juga cepat akrab dengan keluarga
suaminya.
b) Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. Y dan Ny. F
selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-perbedaan
pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah
c) Struktur peran : Dalam keluarga Ny. F, Tn. Y sebagai kepala keluarga berkewajiban
mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. F yang turut bekerja membantu
suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus
menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah. Menurutnya di rumah jarang masak
karena cuma berdua sehingga sering membeli yang sudah jadi saja.
d) Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat pontianak dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap
orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau
malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.

Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif : Menurut Ny. F belum pernah menemukan masalah. Tn. A dan Ny. F
selalu memberikan dukungan satu sama lain. Hubungan antara dirinya dengan suaminya
sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Mereka selalu
menumbuhkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisasi :
1. Kerukunan hidup dalam keluarga : Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai
sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga
dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi dan hubungan dalam keluarga baik-
baik saja.
3. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : menurut Ny. F yang
selalu mengambil keputusan ialah Tn. Y .
4. Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga sering jalan-
jalan bersama anaknya.
5. Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan gotong royong

Fungsi perawatan kesehatan


Menurut Ny. F sebenarnya dalam keluarganya belum mengetahui tentang bagaimana
memberikan perlindungan yang terbaik untuk anaknya. Karena kesibukan dari suami istri anak
menjadi kurang perhatian. Karena sejauh ini anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan
pengasuhnya.
Fungsi reproduksi

1. Perencanaan jumlah anak : Menurut Ny. F ingin memiliki anak 2 orang saja yakni
seorang laki-laki dan seorang perempuan
2. Akseptor : Ya, yang digunakan alat kontrasepsi yang berbentuk pil

Fungsi ekonomi
Upaya pemenuhan sandang pangan: Ny. F mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. Y dan Ny. F
tersebut.
Stres dan Koping Keluarga

a) Stressor jangka pendek: Menurut Ny. F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah
sedang mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah
adaptasi dengan adanya memiliki anak.
b) Respon keluarga terhadap stressor: Baik, menurut Ny. F dirinya yakin perlakuan dari
keluarga suaminya tergantung dari dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar
menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar mengurusi anak.
c) Strategi koping: Untuk menghadapi stressor Ny. F lebih banyak belajar pada orang
tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.

Keadaan Gizi Keluarga


Pemenuhan gizi: Pemenuhan gizi keluarga terpenuhi.
Harapan Keluarga

a) Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga berharap agar tetap sehat.


b) Terhadap petugas kesehatan yang ada: Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke
rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan
pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini
diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan
dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.

Pemeriksaan fisik

Nama Anggota Keluarga


No Variabel
Tn. Y Ny. F
1 Riwayat penyakit saat ini - -
- -
2 Keluhan yang dirasakan

3 Tanda dan gejala

Klien sering memaksakan untuk


4 Riwayat penyakit sebelumnya BAB

TD = 120/80 mmHg TD = 120/80 mmHg


S = 36,5oC S = 36,5oC
5 Tanda-tanda vital
RR = 24 x/menit RR = 20 x/menit
N = 80 x/menit N = 77 x/menit
No. Pemeriksaan
fisik Tn. Y Ny. F An. R
Head toe toe
1. Kepala I : simetris, berambut I : simetris, berambut I : simetris, berambut bersih berwarna h
bersih berwarna hitam, bersih berwarna hitam, tidak ada lesi
tidak ada lesi tidak ada lesi
P :tidak ada nyeri tekan
P : tidak ada nyeri
P : tidak ada nyeri tekan
tekan
2. Mata I : konjungtivitis anemis, I : konjungtivitis I : konjungtivitis tidak anemis, sklera
sklera ikterik ,simetris ki/ka anemis, sklera ikterik ,simetris ki/ka
ikterik ,simetris ki/ka
3. Hidung I : lubang hidung normal I : lubang hidung I : lubang hidung normal simetris ki/ka,
simetris ki/ka,tidak ada normal simetris ada polip,tidak ada nafas cuping hidung
polip,tidak ada nafas ki/ka,tidak ada
cuping hidung polip,tidak ada nafas
cuping hidung
4. Mulut I : mukosa bibir tidak I : mukosa bibir tidak I : mukosa bibir kering, bibir pucat,tida
kering, tidak ada kering, tidak ada karies
stomatitis,tidak ada karies stomatitis,tidak ada
karies
I : pendengaran masih normal,tidak ada
5. Telinga
I : pendengaran masih I : pendengaran masih
normal,tidak ada sekret normal,tidak ada
sekret

6. Sistem Paru-paru Paru-paru Paru-paru


respirasi
I : Simetris kiri dan kanan, I : Simetris kiri dan I : Simetris kiri dan kanan, Tida
Tidak ada lesi,tidak ada kanan, Tidak ada lesi,tidak ada edema.
edema. lesi,tidak ada edema.
P : Tidak ada nyeri tekan.
P : Tidak ada nyeri tekan. P : Tidak ada nyeri
P : Suara Sonor.
tekan.
P : Suara Sonor.
A : Suara nafas Vestikular.
P : Suara Sonor.
A : Suara nafas Vestikular.
A : Suara nafas
Jantung Vestikular. Jantung

I : Simetris kanan kiri,tidak Jantung I : Simetris kanan kiri,tidak ada lesi,tid


ada lesi,tidak ada edema. edema.
I : Simetris kanan
P : Tidak ada kiri,tidak ada lesi,tidak P : Tidak ada nyeritekan,teraba iktus
nyeritekan,teraba iktus ada edema. pada interkostalke 5, 2 cm midklavi
kordis pada interkostalke 5, kiri.
P : Tidak ada
2 cm midklavikularis kiri.
nyeritekan,teraba iktus P : Bunyi redup.
P : Bunyi redup. kordis pada
A : Terdengar suara S1 dan S2.
interkostalke 5, 2 cm
A : Terdengar suara S1 dan
midklavikularis kiri.
S2
P : Bunyi redup.

A : Terdengar suara
S1 dan S2
Abdomen I :Simetris, warna normal, I :Simetris, warna I :Simetris, warna normal, asites (-)
7. asites (-) normal, asites (-)
A :Bising usus (+)
A :Bising usus (+) A :Bising usus (+)
Organ pada abdomen normal
Organ pada abdomen Organ pada abdomen
P : ada nyeri tekan
normal normal

P:bunyi hipertimpani
P :Tidak ada nyeri tekan, P :Tidak ada nyeri
tidak ada benjolan tekan, tidak ada
benjolan
P:bunyi normal
P:bunyi normal
8. Sistem Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
musculoskelet
Reflek patella (+) Reflek patella (+) Reflek patella (+)
al

ANALISA DATA

No. Data Kemungkinan Penyebab Masalah / Diagnosis


1. DS : Proses penyakit Hipertemia Pada An.R
-Keluarga mengatakan An. R
selalu demam
-Keluarga mengatakan An.R
suka pusing karena tidak mau
makan
DO :

-Suhu An. R : 380C

-klien tampak lemas


2. DS: Faktor psikologis(keengganan Defisit nutrisi Pada
untuk makan ) An.R
s-Keluarga mengatakan tidak
tahu penyebab An. R susah
untuk makan

-Keluarga mengatakan berat


badan An. R menurun

-Keluarga mengatakan takut hal


itu dapat menganggu
pertumbuhan dan
perkembangan An. R

-Keluarga mengatakan An. R


hanya menghabiskan nasi ½
porsi

DO:

-BB An. R turun menjadi 11 kg

-Anak tampak rewel beberapa


bulan ini

-Makan An. R sangat sedikit


3. DS: Kurang terpapar informasi Ansietas/cemas tingkat
sedang pada Tn. Y
-Ny. F mengatakan takut hal ini
khususnya Ny. F
akan menyebabkan
pertumbuhan An. R terganggu

-Ny. F mengatakan berat badan


An. R turun

-Ny. F mengatakan tidak tahu


mengapa An. R pada saat
sekarang susah untuk makan

DO:

-BB An. R adalah 11 kg

- An.R tampak rewel

DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)

1. Hipertemi b.d proses penyakit d.d suhu An. R meningkat yaitu 38Oc
2. Deficit nutrisi pada An.R b.d faktor psikologis(keeengganan untuk makan) d.d Keluarga
mengatakan berat badan An. R menurun
3. Ansietas/cemas b.d kurang terpapar informasi d.d Ny.F mengatakan takuthal ini akan
menyebabkan pertumbuhan An.R terganggu

No. SLKI SIKI


1. Tingkat infeksi menurun Termoregulasi diharapkan
membaik dengan kriteria hasil:
Dengan kerakteristik
• Menggigil menurun skor 1
- Kebersihan badan meningkat (5)
• Suhu tubuh membaik skor 5
- Nafsu makan meningkat (5)
• Suhu kulit membaik skor 5
- Demam menurun (5)
• Takikardi menurun skor 5
- Cairan berbau busuk menurun (5)
Observasi
- Kultur area luka membaik (5)
- Monitor tanda dan gejala
infeksi local dan sistemik

Terapeutik

- Batasi jumlah pengunjung

- Berikana perawatan kulit

- Pertahankan teknik aseptic


pada pasien berisiko tinggi

Edukasi

- Jelaskan tanda dan gejala


infeksi

- Ajarkan cara memeriksa luka


- Anjurkan cara meningkatkan
asupan nutrisi

- Anjurkan cara menigkatkan


asupan cairan

2. Status Nutrisi diharapkan membaik dengan kriteria Manajemen Nutrisi


hasil :
Observasi
• Porsi makanan yang dihabiskan meningkat skor 5
• Identifikasi status nutrisi
• Kekuatan otot mengunyah meningkat skor 5
•Identifikasi makanan yg
• Kekuatan otot menelan skor 5 disukai

• Nafsu makan membaik skor 5 • Identifikasi alergi


dan intoleransi makanan
• Membran mukosa membaik skor 5
•Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrien

• Monitor asupan makanan

• Monitor hasil pemeriksaan


laboratium

3. Tingkat ansietas : Reduksi ansietas

- Verbalisasi lingkungan menurun (skala 5) Observasi :


- Verbalisasikhawatir akibat kondisi yang
- Identifikasi saat tingkat
dihadapi menurun (skala 5)
ansietas berubah
- Perilaku gelisah menurun (skala 5)
- Perilaku tegang menurun (skala 5) - Identifikasi kemampuan
mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda
ansietas

Terapeutik :

- Ciptakan suasana
terapeutikuntuk
menumbuhkan
kepercayaan
- Temani pasie untuk
mengurangi
kecemasan,jika
memungkinkan
- Pahami situasi yang
membuat ansietas

Edukasi :

- Jelaskan prosedur
,ternasuk sensasiyang
mugkin dialami
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama
pasien,jika perlu
- Latih teknik relaksasi

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian
obat antiansietas,jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai