Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA PROFESI NERS

DI DUSUN UKKE`E RW II DESA TACCORONG

KEC. GANTARANG, KAB. BULUKUMBA

TANGGAL 23 – 26 JULI 2020

OLEH :

Patih Qitfirul Ahzari S. Kep

D.20.07.040

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur senantiasa terucapkan kehadirat Allah Swt. karena


berkat limpahan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA dengan Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Ny. I Dengan Diagnosa Hipertensi Di Dusun Samaturu

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas wajib Departemen


Keperawatan Keluarga untuk menyelesaikan Program Profesi Ners Stikes Panrita
Husada Bulukumba.
Pada kesempatan kali ini, penyusun menyampaikan terimakasih kepadaIbu
Haerati S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing, serta teman-teman seperjuangan
Program Profesi Ners kelas konversi Stikes Panrita Husada Bulukumba.
Penyusun menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan
ini, oleh karena itu segala kritik dan saran membangun dari para pembaca sangat
diharapkan oleh penyusun untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.
Bulukumba, 25 Februari 2021

Penulis

2
BAB I

KONSEP TEORI

A. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. Definisi keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang

diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota

keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,

2012).Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat

dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.Dalam

masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat

menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu

diperhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu

sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun

adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta

salingketergantungan.

2. Tipe Keluarga

Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang

mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan

mengetahui berbagai tipe keluarga. (Harmoko, 2012)

a. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak yang

tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu

ikatan perawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

b. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,

misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

3
c. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui

perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah

dengan anak-anaknya , baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun

hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar

rumah.

d. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/

keduanya-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan

rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.

e. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai

anak, keduanya/ salah satu bekerja di rumah.

f. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian

pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.

g. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal

terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu

tertentu.

i. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak

adanya keinginan untuk menikah.

j. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu

panti.

l. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami

dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

m. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan keturunannya

di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan

yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di

kehendaki, anaknya di adopsi.

o. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa

pernikahan.

4
Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional

dantipe keluarga non tradisional.

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri, dan

anak (kandung/angkat).

2) Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai

hubungan darah misal kakak, nenek, paman, bibi.

3) Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

denga anak ( kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh

kematian/perceraian.

4) Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

5) Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) Commune Family : kebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup

serumah.

2) Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup

bersama dalam satu rumah tangga.

3) Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu

rumah tangga. (Harmoko, 2012)

3. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) ada 5 yaitu :

a. Fungsi afektif adalah fungsi untuk mempertahankan kepribadian.

b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi sosialisasi menfasilitasi stabilisasi prime

anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang

produktif serta memberikan status anggota pada keluarga.

c. Fungsi reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas keluarga

selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup dimasyarakat.

d. Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang

cukup, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses

pengambilan keputusan.

5
e. Fungsi perawatan keluarga adalah fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh

orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tingga, perawatan

kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya.

Ada juga beberapa sumber menjelaskan tentang fungsi keluarga

sebagai berikut :

a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara

dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

(Harmoko, 2012)

b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi

keluarga, memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan

kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas

pada keluarga. (Harmoko, 2012)

c. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk

normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-

masing dan meneruskan nilai-nilai budaya (Harmoko, 2012). Fungsi

sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam

keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu

untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).

d. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi

kebutuhan keluarga dimana yang akan datang (Harmoko, 2012) . Fungsi

ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga termasuk sandang, pangan dan papan (Setiawati, 2008).

e. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan

dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang

dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya

(Harmoko, 2012).

6
4. Dimensi Dan Struktur Keluarga

Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga adalah :

a. Patrineal adalah keluarga yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur ibu.

c. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

d. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah istri.

Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan Proses Komunikasi,

b. Struktur Peran,

c. Struktur Kekuatan

d. Struktur Nilai dan Norma

Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut.

a. Struktur Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan

secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki

kekuatan.Komunikasi keluarga pengirim yakin mengemukakan pesan

secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan

balik.Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan

valid.

Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila

tertutup, adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus sendiri.Komunikasi

7
keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,

judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal

mendengar, diskualifikasi, ofensif ( bersifat negatif), terjadi

miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.

b. Struktur Peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

posisi sosial yang diberikan.Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal

atau informal.Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal

status sebagai istri/suami.

c. Struktur Kekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk

mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak

(legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah

(reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.

d. Struktur Nilai dan Norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat

anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola

perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan

keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

1) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak

dapat mempesatukan anggota keluarga.

2) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan

sistem nilai dalam keluarga

3) Budaya, kumpuan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan

ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

5. Tahap – Tahap Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall &Miliier ; Carter &

Megoldirck, Friedman (2010), mempunyai tugas perkembangan yang berbeda

seperti:

8
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru

Tahap ini menunjuk kemasa dimana individu berusia 20 tahunan yang

telah mandiri secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan

keluarganya namun belum berkeluarga, tahap keluarga antara tidak

dianggap tahap siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga

pemula antara lain membina hubungan yang harmonis dan kepuasan

bersama dengan membangun perkawinan yang saling memuaskan,

membina hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis lain dengan menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan

mempersiapkan diri menjadi orang tua.

b. Tahap keluarga II, keluarga kelahiran anak pertama (child bearing)

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia

30 bulan.Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak

pertama mereka, tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir

ketika seorang ibu baru tiba dirumah dengan bayinya setelah tinggal

dirumah sakit untuk beberapa waktu.Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih

dengan semua peran-peran mereka.Tugas perkembangan keluarga pada

tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit,

mempertahankan hubungan perkawinan yang besar dengan manambahkan

peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan

lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.

c. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (family with preschool)

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama

berusia 21/2 tahun dan berakhir ketika anak pertama berusia 5 tahun

sekarang keluarga mungkin terdiri dari tiga hingga 5 orang dengan posisi

suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak perempuan- saudari,

keluarga lebih majemuk dan berbeda. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan

anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat

9
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma

kehidupan, melalui mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan

beragama, memenuhi kebutuhan ber main anak.

d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (family with school

children)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mul;ai masuk

sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dan masa remaja.

Biasanya keluarga mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan

keluarga diakhir tahap ini.Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV

yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan presiasi sekolah dan

mengembangkan hubungan teman sebaya, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik,

anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, mempertahankan anak

saat menyelesaikan tugas sekolah.

e. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (family eith teenagers)

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus

kehidupan keluarga dimulai tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7

tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan

keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah

hingga berumur 19 atau 20 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap V yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa mandiri, memfokuskan kembali hubungan

perkawainan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-

anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dan batasan

tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

f. Tahap VI, keluarga dengan melepas anak atau anak dewasa (launching

center families)

Permulaan dan fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak

pertama meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan “rumah

kosong”.Ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat

singkat atau agak panjang,tergantung pada berapa banyak anak yang

10
belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dari SMA atau

perguruan tinggi.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas

sirkulasi keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang dapat

melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui

hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan

dari suami maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan

komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan

menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan

anak.

g. Tahap VII, keluarga usia pertengahan (nuddle age families)

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia

pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan

rumah dan berakhir pada saat pension atau kematian salah satu pasangan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan

lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan

yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh

hubungan perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang

akan datang, memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, tetap

menjaga komunikasi dengan anak-anak.

h. Tahap VIII, keluarga usia lansia

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah

satu atau kedua pasangan memasuki masa pension, terus berlangsung

hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain

meninggal.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu

mempertahankan peraturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan

terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan

perkawinan, mempertahankan terhadap kehilangan pasangan,

mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk

memahami eksistensi mereka, saling member perhatian yang

11
menyenangkan antara pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi

waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.

B. HIPERTENSI

1. Definisi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau

sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95

mmHg (Udjianti, 2018).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada

populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg

dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2014).

Hipertensi adalah peningaktan tekanan darah sistolik sedikitnya 140


mmHg dan tekanan diastolic sedikitnya 90mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit
lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah (Huda Amin &
Kusuma Hardhi, 2015).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah kurag lebih 140/90
mmHg.Hipertensi dapat dikategorikan menjadi prehipertensi, hipertensi
derajat 1 dan derajat 2 (Tanto Chriss & dkk, 2014).

Klasifikasi hipertensi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 140-159 90-99
(hipertensi ringan)
Sub group : 140-149 90-94
pembatasan
Tingkat 2 160-179 100-109
(hipertensi sedang)
Tingkat 3 ≥ 180 ≥ 110
( hipertensi berat )
Hipertensi sistol ≥ 140 < 90
terisolasi
Sub group : 140-149 < 90
pembatasan

2. Etiologi

a. Pada sekitar 90% penderita hipertensi penyebabnya tidak diketahui ini


disebut hipertensi esensial atau hipertensi primer. Jenis hipertensi ini ada
kemungkinan disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik.

12
b. Jika penyebabnya diketahul, maka disebut hipertensi sekunder .
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal.Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Untuk lebih jelasya adapun penyebab terjadinya hipertensi sekunder
yaitu :
1) Penyakit ginjal
a) Stenosis arteri renalis
b) Pielonefritis
c) Glomerulonefritis
d) Tumor-tumor ginjal
e) Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan )
f) Trauma pada ginjal (lika yang mengenai ginjal)
g) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2) Kelainan hormonal
a) Hiperaldosteronisme
b) Sindrom cushing
c) Feokromositoma
3) Obat-obatan
a) Pil KB
b) Kortikosteroid
c) Siklosporin
d) Eritropoietin
e) Kokain
f) Penyalahgunaan alkohol
g) Kayu manis (dalam jumlah yang sangat besar)
4) Penyebab lainnya
a) Koartasio aorta
b) Preeklamsi pada kehamilan
c) Porfiria intermiten akut
d) Keracunan timbal akut
5) Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
a) Genetika (keturunan)
b) Usia
c) Jenis kelamin (Gender)
d) Obesitas
e) Stress lingkungan
f) Asupan garam
g) Gaya hidup kurang sehat

13
3. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

a. Mengeluh sakit kepala/pusing.


b. Mudah marah
c. Telinga berdengung
d. Sukar tidur
e. Sesak nafas
f. Rasa berat ditengkuk
g. Mudah lelah
h. Mata berkunang-kunang
i. Mimisan ( jarang dilaporkan )
j. Muka pucat
k. Suhu tubuh rendah
l. Mual, muntah
m. Kesadaran menurun.
4. Patofisologi

Hipertensi terjadi melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh


ACE (Angiotencin Converting Enzyme). ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang diproduksi dalam hati.Selanjutnya , oleh hormon renin (diproduksi oleh
ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin
II inilah yang memiliki peranan kunci untuk menaikkan tekanan darah melalui
aksi utama.
Pertama, dengan meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa
haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada
ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urine. Meningkatnya ADH
menyebabkan urine yang dieksekresikan keluar tubuh sangat sedikit
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Dan kemudian terjadi peningkatan
volume darah, sehingga tekanan darah akan meningkat.
Kedua, dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormon steroid yang
memiliki peranan penting pada ginjal) dari korteks adrenal. Pengaturan
volume cairan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan mengurangi
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorsinya dari tubulus ginjal.
Pengurangan ekskresi NaCl menyebabkan naiknya konsentrasi NaCl yang
kemudian diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler, maka terjadilah peningkatan volume dan tekanan darah
[CITATION Sup14 \l 1057 ].

14
5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :

Pemeriksaan yang segera seperti :

1) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari

sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan

factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

2) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /

fungsi ginjal.

3) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)

dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan

hipertensi).

4) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron

utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5) Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat

menyebabkan hipertensi

6) Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat

mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak

ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

7) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan

vasokonstriksi dan hipertensi

8) Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer

(penyebab)

9) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan

ada DM.

10) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko

hipertensi

11) Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

12) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi

ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola

regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu

tanda dini penyakit jantung hipertensi.

15
13) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah

pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada

area katup, pembesaran jantung.

Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil

pemeriksaan yang pertama ) :

1) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit

parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.

2) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

3) IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

4) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab,

CAT scan

5) (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis

pasien

6. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan

mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan

pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk

hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan

berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

1) Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

2) Penurunan berat badan

3) Penurunan asupan etanol

4) Menghentikan merokok

5) Latihan Fisik

16
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan

untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat

prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,

jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang

baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut

nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar

antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan

sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

6) Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a) Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan

pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar

oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan

somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan

psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

b) Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih

penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh

menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga

pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi

lebih lanjut.

b. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan

darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat

hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.Pengobatan hipertensi

umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.

17
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli

Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION,

EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA,

1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis

kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal

pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang

ada pada penderita. Pengobatannya meliputi :

1. Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE

inhibitor

2. Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :

1)    Dosis obat pertama dinaikkan

2)    Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

3)    Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta

blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

  Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh

1)    Obat ke-2 diganti

2)   Ditambah obat ke-3 jenis lain

Step 4 : Alternatif pemberian obatnya

1)    Ditambah obat ke-3 dan ke-4

2)    Re-evaluasi dan konsultasi

3)    Follow Up untuk mempertahankan terapi

18
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AKDEMIK 2021/2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes Puskesmas No. Register


Bontonyeleng

Nama Perawat yang Patih Qitfirul Ahzari , Tanggal Pengkajian 23 februari 2021
mengkaji S.Kep

1. DATA KELUARGA

Nama Kepala Tn. N Bahasa sehari-hari Bugis


Keluarga

Alamat Rumah & Dusun Ukke`e RW II Desa Jarak yankes ± 3 km


Telp taccorong Kab. Bulukumba terdekat

Agama & Suku Islam, Suku Bugis Alat Transportasi Motor

DATA ANGGOTA KELUARGA

N Nama Hub Umu J Suku Pendi Pekerj Status Gizi TTV (TD, N, S, P) Status Alat
o dgn KK r K dikan aan (TB, BB, BMI) Imunisasi Bantu/
Terak Saat Dasar Protes
hir Ini a

1 Tn. N Suami 63 L Bugis SD Wiras TB: 156 cm TD : 120/80 mmhg Tidak


wasta Tahu
BB: 60 N : 78x/i

BMI : 24.7 P : 20 x/i

S : 36,7 ⁰c

2 Ny. I Istri 47 P Bugis SD IRT TB : 154 cm TD : 180/90 mmhg Tidak -


BB : 64 Kg N : 80 x/i Tahu
BMI : 27.0 P : 22 x/i
S : 36,7 ⁰c
3 An. R Anak 27 L Bugis SLTA Pelajar TB : 160 cm TD : 100/80 mmhg Tidak -
N : 80 x/i lengkap
BB : 50 Kg
P : 20 x/i
BMI : 16,87
S : 36,2 ⁰c

LANJUTAN

N Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi Analisis Masalah


o Umum Saat ini Kesehatan
INDIVIDU

19
1 Tn. N Baik Sehat -

2 Ny. I Baik Klien menderita penyakit Riwayat Hipertensi


hipertensi ± 1 tahun

3 An. R Baik Sehat -

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)

3. DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

 Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh


tenaga kesehatan :
Keluarga memiliki rumah tempat tinggal sendiri
Ya/ Tidak*
yang terletak di Dusun Samaturu`e RW II Desa
Tidak ada ibu nifas dalam keluarga
Taccorong, Klien Tinggal di rumah batu
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
permanen, kondisi rumah secara umum baik,
Ya/ Tidak*
memiliki 2 buah kamar tidur, memiliki ruang
Tidak ada bayi dalam keluarga
tamu, ruang keluarga dan dapur. Secara
keseluruhan perabotan yang ada di rumah
 jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
lengkap seperti lemari, bufet, televisi, kulkas.
Ya/ Tidak*
 Ventilasi : Tidak ada balita dalam keluarga

Cukup/Kurang* : Ventilasi dalam rumah cukup  Menggunakan air bersih untuk makan &
baik, setiap kamar terdapat ventilasi. minum:
Pencahayaan Rumah : Ya/ Tidak*
Ya, menggunakan air bersih untuk makan dan
Baik/ Tidak : pencahayaan rumah cukup baik, minum
cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah,  Menggunakan air bersih untuk kebersihan
setiap ruangan di lengkapi dengan lampu. diri:
Ya/ Tidak*
 Saluran Buang Limbah :
Ya, Menggunakan air bersih untuk kebersihan
Baik /Cukup/Kurang* : Saluran Buang Limbah diri seperti mandi dan mencuci
di alirkan ke selokan  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Ya/ Tidak*
Sumber Air Bersih : ya, anggota keluarga mencuci tangan dengan
Sehat/Tidak Sehat* : Keluarga menggunakan air bersih dan sabun
sumber air dari Sumur BOR  Melakukan pembuangan sampah pada
tempatnya :
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya / Tidak*
Tidak, Sampah hanya dikumpul lalu dibakar
Ya/Tidak* : Keluarga memiliki jamban yang
 Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
memenuhi syarat kesehatan yang terletak di
Ya/ Tidak*
dalam rumah, dengan model leher angsa.
Ya, anggota keluarga rajin membersihkan dan
 Tempat Sampah: menjaga lingkungan tetap bersih
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/Tidak* keluarga Tidak Memiliki tempat Ya/ Tidak*
pembuangan sampa, sampah hanya dikumpul Ya, anggota keluarga makan ikan setiap hari
lalu dibakar.  Menggunakan jamban sehat :
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Ya/ Tidak*
Anggota Keluarga 8m2/orang : Ya/Tidak*: ya ya, menggunakan jamban sehat, dengan model

20
leher angsa yang terletak di dalam rumah
 Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu:
Ya/ Tidak*
Tidak, terdapat jentik nyamuk di tempat
penyimpanan air
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
Tidak , keluarga tidak makan buah dan sayur
setiap hari
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
keluarga melakukan aktivitas fisik tiap hari
Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/ Tidak*
Kepala keluarga yang merokok

4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: √ Ada  Tidak
Keluarga biasanya memberi minum air kelapa dan ramuan herbal jika sakit, jika sudah parah
baru di bawa ke puskesmas.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
√ Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya: Ya √ Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :  Ya √ Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya √ Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:  Keluarga : √ Tetangga
Kader  Tenaga kesehatan, yaitu keluarga sering bertanya dengan tetangga jika ada
masalah yang di alami.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: √ Tidak
perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes  Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya
secara aktif :
 Ya √ Tidak, keluarga hanya memberi ramuan herbal, jika penyakitnya tambah parah baru di
bawa ke puskesmas
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang
dialami anggota keluarganya :
 Ya √ Tidak
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan
yang dialaminya:
√ Ya  Tidak,
Anggota keluarga biasanya memberi minum air kelapa atau ramuan herbal
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Ya √ Tidak
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
√ Ya Tidak, jelaskan : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan,
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya :

21
√ Ya Tidak,

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA


Kunjungan Pertama (K-1) : Kunjungan Keempat (K-4) : Perawat :
Perawat :

Kunjungan Kedua (K-2) : Kunjungan Kelima (K-5) : Perawat :


Perawat :

Kunjungan Ketiga (K-3) : Kunjungan Keenam (K-6) :


Perawat : Perawat :

Penjelasan cara menilai Tingkat Kemandirian Keluarga terlampir.

Lampiran

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu yang sakit : Ny. I Diagnosa Medik : Hipertensi

Sumber Dana Kesehatan : Memiliki Kartu KIS Rujukan Dokter/ Rumah Sakit : -

Bontonyeleng

Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


Kesadaran :  Edema  Bunyi  Pola BAK 4  Sianosis
Composmentis jantung: ..... x/hr,vol 100 ml/hr  Sekret / Slym
GCS : 15  Asites  Akral dingin  Hematuri   Irama ireguler
TD : 180/ 90 mm/Hg  Tanda Perdarahan: Poliuria  Wheezing
P : 22 x/ menit purpura/ hematom/  Oliguria  
0
S : 36,7 C petekie/ hematemesis/ Disuria Ronki ..................................
N : 80 x/ menit melena/ epistaksis*  Inkontinensia  ......
 Takikardia  Tanda Anemia : Pucat/ Retensi  Otot bantu
 Bradikardia Konjungtiva pucat/ Lidah  Nyeri saat BAK napas ..................
 Tubuh teraba hangat pucat/ Bibir pucat/ Akral KemampuanBAK :  Alat bantu nafas
 Menggigil pucat* Mandiri/ Tidak Ada
 Tanda Dehidrasi: Bantu  Dispnea
mata cekung/ turgor sebagian/tergantun  Sesak
kulit berkurang/ bibir g*  Stridor
kering *  Alat bantu:  Krepitasi
√ Pusing  Tidak/Ya*………
Kesemutan Gunakan Obat
 Berkeringat  Rasa Haus :Tidak/Ya*...
 Pengisian kapiler 2  Kemampuan
detik BAB :Mandiri/
Bantu
sebagian/tergantun
g*

22
 Alat bantu:
Tidak/Ya*...

Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

 Mual Muntah   Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :


Kembung
 Kontraktur  Buram  Kesemutan pada
Nafsu Makan : …….............
 Fraktur
 Tak bisa melihat  Kebas
Berkurang/Tidak*
Nyeri otot/tulang* pada ..........................…
 Sulit Menelan  Alat bantu …........  Disorientasi
 Drop Foot Lokasi  Parese
 Disphagia ……...........…  Visus ………........  Halusinasi
 Disartria
 Bau Nafas  Tremor Jenis ……......
Fungsi pendengaran : Amnesia 
…......…..
 Kerusakan gigi/gusi/ Paralisis
lidah/  Malaise / fatique  Kurang jelas  Refleks patologis
……
 Atropi
 Tuli  Kejang : sifat ……..
geraham/rahang/palatum
*  Kekuatan otot .... lama ..……
….............…..  Alat bantu
 Distensi Abdomen frekwensi ....................................
 Postur tidak  Tinnitus Fungsi Penciuman
 Bising normal .................
Usus: ................................ Fungsi Perasa Mampu
 RPS Atas : bebas/
 Konstipasi terbatas/  Mampu  Terganggu
 Terganggu
 Diare .......x/hr kelemahan/ kelumpuhan

 Hemoroid, (kanan / kiri)* Kulit


grade .....................
 RPS Bawah  Jaringan parut  Memar  Laserasi 
 Teraba Masa :bebas/terbatas/ Ulserasi  Pus ………
abdomen .........
kelemahan/kelumpuhan  Bulae/lepuh  Perdarahan bawah 
 Stomatitis  Krustae
(kanan / kiri)*
Warna ...................
 Berdiri : Mandiri/ Bantu  Luka bakar Kulit ...... Derajat ......  Perubahan
 Riwayat obat warna…….
pencahar ......... sebagian/tergantung*
 Decubitus: grade … Lokasi ………..….
 Maag  Berjalan : Mandiri/
 Konsistensi .......... Tidur dan Istirahat
Bantu
Diet Khusus:  Susah tidur
sebagian/tergantung*
Tidak/Ya*................
 Waktu tidur
 Alat Bantu :
 Kebiasaan makan- Tidak/Ya*.............. Pukul 21.00 wita – 05.00 wita
minum :
 Nyeri :  Bantuan obat, …………………………………………..
Mandiri/ Bantu Tidak/Ya*....................... ………………
sebagian/

23
Tergantung*

 Alergi
makanan/minuman :

Tidak/Ya*...........................
.......

 Alat bantu :
Tidak/Ya*.............

Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-hari

 Cemas  Denial  Interaksi dengan  Gigi-Mulut kotor  Mandi : Mandiri/ Bantu


Marah Keluarga :
 Mata kotor  sebagian/tergantung*
 Takut  Putus asa Baik/ Kulit kotor
 Berpakaian : Mandiri/
Depresi tehambat* ......................
 Perineal/genital Bantu
 Rendah diri   Berkomunikasi : kotor
sebagian/tergantung*
Menarik diri
Lancar/  Hidung kotor 
 Menyisir Rambut :
 Agresif Perilaku terhambat* ............... Kuku kotor
Mandiri/
kekerasan
 Kegiatan sosial sehari-  Telinga kotor
Bantu
 Respon pasca hari :
 Rambut-Kepala sebagian/tergantung*
trauma .....
……………………………………. kotor
 Tidak mau melihat
bagian
tubuh yang rusak

Keterangan Tambahan terkait Individu

24
Diagnosa Keperawatan Individu/ Keluarga 4.

1. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit

2. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny.I Ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan anggota keluarga

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b/ d Resiko terjadinya komplikasi akibat

hipertensi pada Ny. I

MENGETAHUI :

Nama Koordinator Tanggal/


Perkesmas Tandatangan

25
DATA PENUNJANG
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. DATA STATUS SOSIAL KELUARGA

1. Status social keluarga

Sumber pendapatan keluarga dari hasil bekerja Tn.N sebagai pedagang

sumber pendapatan keluarga sejumlah Rp. 700.000

2. Aktivitas rekreasi keluarga :

Keluarga tidak pernah rekreasi ke luar rumah, keluarga hanya

memanfaatkan waktu senggang dengan berkumpul dan bercerita dengan

keluarga sambil menonoton Televisi.

II. DATA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Tahap Perkembangan Keluarga dengan remaja menuju dewasa

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tahap Perkembangan keluarga dengan usia dewasa

3. Riwayat kesehatan keluarga inti :

Menurut Ny. I, Tn. N sebagai kepala keluarga Jarang sakit dan tidak

mempunyai masalah kesehatan yang serius, tidak ada masalah istirahat,

makan maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan

hipertensi.

Ny. I sebagai istri memiliki penyakit hipertensi, Ny.I mengatakan suka

mengkonsumsi makanan yang berminyak dan mengandung tinggi garam.

Ny.I sudah menderita Hipertensi ± 1 tahun, Ny. I jarang memeriksakan diri

kepuskesmas, klien biasanya hanya istirahat jika penyakitnya kambuh. Ny.

I tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

pengobatan dan pencegahan hipertensi. Ny. I nampak bingung dan

menjawab sebisanya saat ditanya mengenai pengertian, penyebab, tanda

dan gejala, pengobatan dan pencegahan Hipertensi. Ny. I kadang merasa

Pusing dan leher tegang, Ny. I Hanya minum Ramuan Herbal Atau daun

26
seledri jika ada gejala yang di rasakan. Ny. I tidak mengetahui tentang

komplikasi jika tekanan darahnya tidak terkontrol.

An. R sebagai anak jarang sakit dan tidak mempunyai masalah kesehatan

yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar

yang lain.

III. DATA FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari. Tn.N bekerja sebagai
Wiraswasta.
2. Fungsi mendapatkan status social :
Keluarga Tn. N selaku masyarakat mematuhi norma dan adat istiadat yang
berlaku di daerahnya. Keluarga Tn. N selalu mengajarkan untuk sopan
dengan orang lain.
3. Fungsi pendidikan :
Kedua anak dari Keluarga Tn. N sudah menyelesaikan sekolah dasar.
4. Fungsi sosialisasi :
Hubungan antara Tn. N dengan anggota keluarganya terjalin dengan baik,
saling mendukung, dan saling membantu. Tn. N memiliki peran yang besar
dalam pengambilan keputusan. Masing- masing anggota keluarga
memperhatikan dan menerapkan sopan santun dalam berprilaku.
Keluarga mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial dan keluarga
selalu ikut jika ada kegiatan sosial di tempat tinggalnya. Di waktu
senggang keluarga selalu berkumpul.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
Keluarga Tn. N tidak mengetahui secara rinci tentang penyakit yang di
derita oleh Ny. I, terkadang mengeluh pusing dan leher tegang jika
penyakitnya kambuh, Ny. I tidak pernah berobat ke puskesmas.
6. Fungsi religius :
Keluarga Tn. N beragama Islam, Keluarga Tn. N dan Ny. I Selalu
mengajarkan anaknya untuk dekat dengan Allah S.W.T, mengingatkan
anak-anaknya untuk shalat 5 waktu dan berdo’a.
7. Fungsi rekreasi :
Keluarga tidak pernah rekreasi , keluarga hanya berkumpul nonton TV di
waktu senggang.
8. Fungsi reproduksi :
Keluarga Tn. N Memiliki 1 orang anak laki-laki, Ny. I tidak mengikuti KB.

27
IV. DATA STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stres jangka pendek dan panjang :
Stress Jangka Pendek : Ny. I kadang merasa pusing dan leher tegang saat
penyakitnya kambuh
Stres jangka panjang : Ny.I khawatir jika tekanan darahnya Tinggi.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga Tn. N tidak pernah berobat ke puskesmas
3. Strategi koping yang digunakan :
Bila Ada masalah Keluarga Tn.N selalu menyelesaikan masalahya dengan
musyawarah dan berkomunikasi serta tetap tenang dalam berfikir .

28
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AKDEMIK 2020/2021
FORMAT ASKEP KELUARGA NANDA NOC, NIC & SDKI
DENGAN PENDEKATAN 5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

I. Analisa dan sintesis data

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1 Subyektif : Gejala Penyakit Gangguan rasa

 Ny. I kadang merasa Pusing nyaman

dan leher tegang

Obyektif :

 TD : 180/100 mm Hg

2 Subjektif : Ketidakmampuan Kurangnya

 Ny. I memiliki penyakit keluarga mengenal pengetahuan

hipertensi masalah kesehatan tentang hipertensi

 Ny. I sudah menderita anggota keluarga pada keluarga Tn.

Hipertensi ± 3 tahun N Khususnya Ny. I

 Ny. I jarang memeriksakan

diri ke puskesmas, klien

biasanya hanya istirahat

jika penyakitnya kambuh.

 Ny. I tidak mengetahui

tentang pengertian,

penyebab, tanda dan

gejala, pengobatan dan

pencegahan hipertensi.

 Ny. I kadang merasa Pusing

dan leher tegang,

29
Objektif :

 TTV

TD : 180/ 90 mm/Hg

P : 22 x/ menit

S : 36, 7 0C

N : 80 x/ menit

 Ny. I nampak bingung dan

menjawab sebisanya saat

ditanya mengenai

pengertian, penyebab,

tanda dan gejala,

pengobatan dan

pencegahan Hipertensi.
3 Subjektif : Resiko terjadinya Ketidakmampuan
 Ny. I tidak mengetahui komplikasi akibat keluarga merawat
tentang komplikasi jika hipertensi pada Ny. I anggotanya yang
tekanan darahnya tidak sakit
terkontrol.
 Ny. I sudah menderita
Hipertensi ± 1 tahun
 Ny. I Hanya minum
Ramuan Herbal seperti
daun seledri Atau Air
Kelapa jika ada gejala
yang di rasakan.
Objektif
 TTV
TD : 180/ 100 mm/Hg
P : 22 x/ menit
S : 36, 7 0C
N : 80 x/ menit

II. Perumusan diagnosa keperawatan

30
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Gangguan Rasa Nyaman b/ d Gejala penyakit

Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. N


2 Khususnya Ny. I b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga

Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b/ d Resiko


3
terjadinya komplikasi akibat hipertensi pada Ny. I

III. Penilaian (scoring) diagnosa keperawatan

NO.DX KRITERIA SKOR PEMBENARAN

1 a. Sifat masalah tidak / 3/3 x 1 = 1 Ny. I kadang merasa


kurang sehat pusing dan leher tegang.
Skala : actual
b. Kemungkinan masalah 1/2x2 = 1 Kemungkinan masalah
yang dapat diubah dapat diubah Ny. I karena
Skala: sebagian sudah ada upaya untuk ke
puskesmas akan tetapi
tidak rutin kontrol.
c. Potensial masalah untuk 2/3x1 = 2/3 Masalah penyakit
di cegah hipertensi sudah terjadi ±
Skala : Cukup 1 tahun.
Ny.I tidak rutin kontrol ke
puskesmas sangat
merasakan masalah
d. Menonjol-nya masalah 2/2x1 = 1 penyakit hipertensi dan
Skala : masalah berat, harus harus segera ditangani
segera ditangani
Total Skor 3 2/3 Aktual

NO.DX KRITERIA SKOR PEMBENARAN

2 a. Sifat masalah tidak / 3/3 x 1 = 1 Ny.I kurang mengetahui


kurang sehat tentang penyakitnya
Skala : actual secara signifikan.
b. Kemungkinan masalah 1/2x2 =1 Kemungkinan masalah

31
yang dapat diubah dapat diubah Ny.I karena
Skala: sebagian sudah ada upaya untuk
pengobatan namun
belum optimal.
c. Potensial masalah untuk 2/3x1 = 2/3 Masalah penyakit
di cegah hipertensi sudah terjadi ±
Skala : rendah 1 tahun
Ny.I mengatakan suka
mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi
garam.
d. Menonjol-nya masalah 2/2x1 = 1 Ny.I sangat merasakan
Skala : masalah berat, harus masalah penyakit
segera ditangani hipertensi dan harus
segera ditangani
Total Skor 3 2/3 Aktual

NO.DX KRITERIA SKOR PEMBENARAN

3 a. Sifat masalah 2/3x1= 2/3 Kesehatan pada Ny. I


Skala :ancaman kesehatan karena penyakit
hipertensi yang kronis
dapat menimbulkan
komplikasi yang akan
mengancam kesehatan
b. Kemungkinan masalah 1/2x2 = 1 Masalah dapat diubah
dapat diubah sebagian karena fasilitas
Skala: sebagian kesehatan terjangkau,
perawat mempunyai
pengetahuan tentang
penyakit, waktu yang
cukup untuk memberikan
penyuluhan kesehatan
tentang hipertensi. Ny. I
mau dibimbing untuk
mengatasi masalah kese
hatannya,Ny. I kooperatif
untuk sama-sama
melakukan pencegahan
sebelum menjadi semakin

32
parah.
c. Potensial masalah untuk 2/3x1 = 2/3 Keluarga mengatakan
dicegah selalu mengingatkan Ny. I
Skala: cukup untuk selalu control ke
pelayanan kesehatan.
d. Menonjolnya masalah 0/2 x2=0 Ny. I tidak merasakan
Skala : masalah tidak kompilkasi dari penyakit
dirasakan hipertensi yang di derita.
Total Skor 1 4/3 Resiko

IV. Prioritas diagnosa keperawatan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR

1 Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit 3 2/3

Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada


keluarga Tn. N Khususnya Ny. I b/d Ketidakmampuan
2 3 2/3
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota
keluarga

Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya


3 yang sakit b/ d Resiko terjadinya komplikasi akibat 1 4/ 3

hipertensi pada Ny. I

33
b. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DATA DIAGNOSA TUJUAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Subyektif : Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
 Ny. I kadang merasa Pusing gejala penyakit keperawatan selama 3 x 2. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
dan leher tegang kunjungan di harapkan nyeri misalnya terapi music/murottal, terapi pijat,
Obyektif :  Keluarga mampu mengenal kompres hangat/dingin, relaksasi nafas dalam)
 TD : 180/90 mm Hg masalah gangguan rasa 3. Jelaskan strategi meredakan nyeri dan anjurkan
nyaman memonitor nyeri secara mandiri
 Keluarga mampu 4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
memutuskan atau memilih misalnya suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan
teknik nonfarmakologi yang 5. Koloborasi pemberian analgetik, jika perlu
akan diberikan
 Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang
mengalami gangguan rasa
nyaman
 Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
 Keluarga mampu

34
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan

Data Subjektif : Kurangnya pengetahuan Tujuan Umum : setelah 1. Menjelaskan pengertian hipertensi
 Ny. I memiliki penyakit tentang hipertensi pada dilakukan tindakan 2. Menyebutkan penyebab
hipertensi keluarga Tn. N Khususnya keperawatan selama 3 x 3. Menyebutkan tanda dan gejala
 Ny.I sudah menderita Ny. I b/d Ketidakmampuan kunjungan diharapkan 4. Menjelaskan cara perawatan dengan obat tradisional
Hipertensi ± 3 tahun keluarga mengenal masalah pemeliharaan kesehatan (menggunakan mentimun yang di parut lalu di saring dan
 Ny. I jarang memeriksakan kesehatan anggota keluarga efekif di minum airnya)
diri ke puskesmas, klien  Tujuan Khusus : setelah 5. Mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi
biasanya hanya istirahat dilakukan pertemuan selama 6. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian
jika penyakitnya kambuh. 3 x 20 menit diharapkan hipertensi
 Ny. I tidak mengetahui keluarga mampu : 7. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab
tentang pengertian, a. Mengenal masalah hipertensi
penyebab, tanda dan hipertensi 8. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala
gejala, pengobatan dan b. Merawat keluarga dengan hipertensi
pencegahan hipertensi. hipertensi 9. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan

 Ny. I kadang merasa Pusing c. Memodifikasi lingkungan hipertensi


dan leher tegang, dalam perawatan 10. Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi

35
 Ny. I Hanya minum Ramuan hipertensi lingkungan untuk mencegah kekambuhan penyakit
Herbal Atau Air Kelapa jika hipertensi
ada gejala yang di rasakan.

Data Objektif :
 TTV
TD : 180/ 90 mm/Hg
P : 22 x/ menit
S : 36, 7 0C
N : 80 x/ menit
 Ny. I nampak bingung dan
menjawab sebisanya saat
ditanya mengenai
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala,
pengobatan dan
pencegahan Hipertensi.

36
Data Subjektif : Ketidakmampuan keluarga  Tujuan Umum : setelah 1. Diskusikan tentang makanan yang boleh dikonsmsi oleh
 Ny. I tidak mengetahui merawat anggotanya yang dilakukan tindakan penderita hipertensi
tentang komplikasi jika sakit b/ d Resiko terjadinya keperawatan selama 3 x 2. Diskusikan tentang makanan yang tidak boleh
tekanan darahnya tidak komplikasi akibat hipertensi kunjungan diharapkan dikonsumsi oleh penderita hipertensi
terkontrol. pada Ny. I resiko komplikasi tidak 3. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat
 Ny.I sudah menderita terjadi. tradisional bagi penderita hipertensi
Hipertensi ± 3 tahun  Tujuan Khusus : setelah 4. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk
 Ny. I Hanya minum dilakukan pertemuan menurunkan tekanan darah tinggi
Ramuan Herbal Atau Air selama 3 x 20 menit 5. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari
Kelapa jika ada gejala diharapkan keluarga hipertensi.
yang di rasakan. mampu :
Data Objektif a.      Menyebutkan makanan
 TTV yang boleh dikonsumsi dan
TD : 180/ 90 mm/Hg tidak boleh dikonsumsi
P : 22 x/ menit oleh penderita hipertensi
S : 36, 7 0C b.     Menyebutkan dan
N : 80 x/ menit mendemonstrasikan obat
tradisional untuk
menurunkan tekanan darah

37
tinggi
c.    Menyebutkan pencegahan
kekambuhan dari
hipertensi

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF ( SOAP )

38
DAN WAKTU
Rabu, Gangguan rasa nyaman b/d 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri S : Ny.I mengatakan kadang merasa pusing dan
24-02-2021 gejala penyakit 2. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi leher tegang jika tekanan darahnya tinggi
09.00 Wita rasa nyeri misalnya terapi music/murottal, terapi O : TD : 180/90 mm Hg
pijat, kompres hangat/dingin, relaksasi nafas dalam) Nampak anggota keluarga melakukan terapi pijat
3. Jelaskan strategi meredakan nyeri dan anjurkan jika Ny. I merasa pusing
memonitor nyeri secara mandiri A : gangguan rasa nyaman belum teratasi
4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri P : Pertahankan Intervensi
misalnya suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan 1. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
5. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu mengurangi rasa nyeri misalnya terapi
music/murottal, terapi pijat, kompres
hangat/dingin, relaksasi nafas dalam)
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri dan anjurkan
memonitor nyeri secara mandiri
3. Kontrol lingkungan yang memperberat rasanyeri
misalnya suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan nyeri misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan

Rabu, Kurangnya pengetahuan 1. Membina Hubungan Saling Percaya dengan Klien S : Ny. I memiliki penyakit hipertensi

39
24-02-2021 tentang hipertensi pada 2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan Ny.I sudah menderita Hipertensi ± 3 tahun
09.20 Wita keluarga Tn. N Khususnya 3. Melakukan pengkajian meliputi data keluarga dan Ny. I kadang merasa Pusing dan leher tegang
Ny. I b/d Ketidakmampuan anggota keluarga, pengkajian kepada anggota O : TD : 180/90 mm Hg
keluarga mengenal masalah keluarga yang sakit, dan data penunjang serta N : 80 x/i
kesehatan anggota keluarga pengkajian struktur keluarga P : 22 x/ i
4. Melakukan pemeriksaan fisik kepada Ny. I S : 36,7 ⁰C
A : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada
keluarga Tn. N Khususnya Ny. I belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Melakukan pengkajian tentang pemahaman
klien mengenai hipertensi
2. Mendiskusikan dengan keluarga cara
mengontrol tekanan darah
3. Mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan
Hipertensi dengan obat tradisional
(menggunakan bawang putih dicampur madu
dan daun salam)
S : Ny.I sudah menderita Hipertensi ± 3 tahun
Jum’at Ketidakmampuan keluarga 1. Melakukan pengkajian riwayat kesehatan keluarga Keluarga Ny. I tidak mengetahui riwayat

40
24-02-2021 merawat anggotanya yang dan riwayat penyakit dalam keluarga penyakit dalam keluarganya
10.00 Wita sakit b/ d Resiko terjadinya 2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang makanan Ny. I hanya mengetahui sedikit informasi
komplikasi akibat hipertensi yang boleh dikonsumsi tentang makanan yang tidak boleh
pada Ny. I 3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang makanan dikonsumsi/ di hindari
yang tidak boleh di konsumsi/ di hindari O : keluarga mengerti dan paham tentang
makanan yang boleh dikonsumsi dan yang
harus dihindari untuk mencegah
meningkatnya tekanan darah
A : Ketidakmampuan keluarga merawat
anggotanya yang sakit belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
pengobatan tradisional bagi penderita
hipertensi
2. Menjelaskan tanaman obat untuk penderita
hipertensi.

41
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M et al, (2020). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan

Praktik . Ed 5. Jakarta: EGC

Friedman, Marilyn M. (2020). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan

Praktek . Jakarta: EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Huda Amin & Kusuma Hardi (2015),Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC, Ed 3. Mediaction: Jakarta.Brunner

dan Suddarth,2002,Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta.

PPNI. 2018 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

PPNI. 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

PPNI. 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia

Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha

Ilmu.
3. Rasa kaku pada D. KOMPLIKAS
leher bagian
belakang I
4. Penglihatan 1. Stroke
A. PENGERTIA kabur 2. Gagal jantung
5. Sering kencing 3. Gagal ginjal
N pada malam 4. Kerusakan otak
Hipertensi adalah hari
suatu penyakit 6. Dada berdebar- E. MAKANAN
dimana keadaan debar
tekanan darah lebih
YANG
dari 140 mmHg Segeralah periksakan DIANJURKA
sistolik dan 90 diri anda jika terdapat
mmHg diastolik N
tanda dan gejala
(140/90 mmHg) 1. Sayur-sayuran
seperti diatas yang hijau 2.
A. PENYEBAB anda rasakan !!!!!!!! Buah-buahan

HIPERTENSI
1.
2.
3.
merokok
4. 2. Ikan laut
berlemak dan 3. Telur boleh
berminyak dikonsumsi
5. C. KLASIFIKAS maksimal 2
6. butir dalam 1
7.
I minggu
8. HIPERTENSI 4. Daging ayam
kontrasepsi ( jangan dengan
No. Kategori
B. TANDA kulitnya karena
banyak
HIPERTENSI 1. Optimal mengandung
2. Normal
1. Sakit kepala lemak)
3. High normal
2. Pusing 4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) F. MAKANAN
Grade 2 (sedang)
Grade 3 ( berat ) YANG
Grade 4 (sangat
berat) DIHINDARI
1. Makanan yang
diawetkan :
Chicken nugets,
mie, minuman ketimun dan belimbing
kaleng dll. :
2. Daging-daging
warna merah 1. ½ kg buah
segar seperti ketimun /
hati ayam, sosis
belimbing cuci
sapi, daging
sapi, daging hingga bersih
kambing 2. Kupas kulitnya 4. Hindari
makanan yang
3. Konsumsi kemudian diparut
tinggi garam
alkohol berlebih 3. Saring airnya 5. Istirahat yang
dan merokok
dengan cukup
menggunakan 6. Kurangi stres
7. Hindari
kain atau
minuman keras
penyaring
dan kopi
4. Setelah disaring
kemudian
G. PENGOBATA diminum
N
5. Lakukan setiap
TRADISIONA
L UNTUK hari kurang lebih
HIPERTENSI 1 kg untuk 2 kali
1. Buah Ketimun minum.
H. PENCEGAHA
N
HIPERTENSI
1. Hindari Oleh :
2. Buah Belimbing makanan

3. Bawang putih
berlemak dan TENRI ABEN,
berminyak serta
4. Daun Seledri makanan yang S.Kep
terlalu manis D.20.07.031
PROGRAM
PROFESI NERS
Stikes panrita
Cara Membuat obat husada Bulukumba
tradisional dari buah 2. Jauhi rokok 2021/2022
3. Olahraga

Anda mungkin juga menyukai