sebagai
tujuan
melalui
perawatan
sebagai
sarana
penyalur
(Nasrul
Effendi,1998:39)
3. Tipe keluarga
a.
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
c.
Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e.
f.
Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga .
tersebut
dapat
dilalui
dengan
sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas
perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya
masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau
aktual.
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang
sama.
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
I.
Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan
(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya
banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri
dan
pasangannya,
misalnya
makan,
tidur,
Tugas perkembangan
1. Membina hubungan intim danmemuaskan.
bangun
pagi
dan
sebagainya
hubungan
yang
memuaskan
dengan
pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan berinteraksi
dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif
dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
III.
sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang
tua.
1. Tugas perkembangan
2. Mempertahankan kesehatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
4. Meningkatkan keakraban pasangan.
5. Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
VIII. Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.
6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada
tahap ini.
5. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( R.B freedman, 1981 ) adalah sebagai berikut :
a.
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat .
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu
angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien ) keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya
yang menderita hipertensi.
e.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan bagi
anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
a.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan cara
menghindari adanya stres
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat hipertensi
d. Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic
7. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas
memelihara kesehatan
perawat
memberikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga
yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.
B. Hipertensi
1. Pengertian
Hypertensi
baik tekanan
sistolik dan
Menurut WHO
b. Hipertensi adalah kenaikan tekaan darah sama atau diatas 160/90 mmHg.
c.
Menurut kaplan, mendefinisikan hipertensi berdasar atas perbedaan usia dan jenis
kelamin:
1).
Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu
berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2).
Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya diatas 145/95
mmHg
3).
pada wanita, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah diatas atau sama dengan 160/95
mmHg
Menurut sumber lain disebutkan bahwa Hipertensi adalah tekanan sistole lebih dari 140
mmHg, tekanan diastole lebih dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan pemeriksaan
rata-rata 2 kali atau lebih pengukuran tekanan darah 2 waktu yang terpisah. Patologi utama
pada hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
a. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai
faktor
yang
turut
berperan
sebagai
penyebab
hipertensi
seperti
normal
untuk
memenuhi
kebutuhan
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung koroner,
gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri
Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
5.
Hipertensi
Patofisiologi / Path Way
6. Pemeriksaan Penunjang
a.
Hemoglobin / hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume
cairan
(viskositas)
dan
dapat
mengindikasikan
faktor-faktor
resiko
(hiperkoagulabilitas, anemia)
b. BUN / kretinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
c.
f.
g.
h.
i.
j.
Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi
k. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katup, deposit / takik aorta /
pembesaran jantung
l.
EKG : dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, luas,
peniggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah
di bawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis termasuk
penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi
merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila
penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan
darah diastoliknya diatas 85 sampai 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 sampai 139
mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.
Berikut algoritma penanganan hipertensi oleh Joint National on Detection Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure :
Pengaturan diet
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan
ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan
pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa
( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 6000 mg per hari ). Sebagian besar
natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan
darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat)
macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,
MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya
terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut :
a.
b. Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan
asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c.
Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan
atau penyedap rasa seperti saos.
f.
g.
h.
i.
j.
Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.
Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh
seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena
hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori,
agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan
hal berikut :
Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk
penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.
yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan .
a. Tahap penjajakan awal
1). Pengkajian
a) Pengumpulan data
Merupakan informasi
Faktor lingkungan
g) Perumahan
h) Fasilitas social dan lingkungan
i)
j)
Riwayat kesehatan
kesehatan
adalah
keadaan
yang
dapat
memungkinkan
terjadinya
N
O
1
KRITERIA
SKOR
Sifat masalah
3
Aktual (Tidak/kurang sehat)
2
Ancaman kesehatan
1
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
2
Mudah
1
Sebagian
0
Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah
3
Tinggi
2
Sedang
1
Rendah
Menonjolnya masalah
2
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
BOBOT
Skoring :
i. Tentukan skor untuk tiap kriteria
ii. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
iii.
iv. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot
b. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas
kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis
yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
5)
1)
2)
Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet bagi
penderita
hipertensi
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan
tentang
cara
dengan
kurangnya
pengetahuan
dan
kebiasaan
sehari-hari
yang
d) Rasionalisasi
i. Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara pengaturan
diet untuk klien hipertensi
ii. Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita hipertensi.
3). Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah
yang benar .
a) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
b) Kriteria hasil
i. Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
ii. Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien hipertensi.
c) Rencana tindakan
i. Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan untuki klien
hipertensi.
ii. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang dikonsumsi oleh klien
hipertensi.
iii. Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat makanan dengan
jumlah yang tepat.
d) Rasionalisasi.
i.
ii.
iii.
Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam jumlah yang tepat
kilen dan keluarga mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.
i. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap klien
hipertensi.
ii. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak mengandung
garam.
iii. Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk merubah
kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan untuk
merubah.
d) Rasional
i. Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh garam
terhadap klien hipertensi
ii. Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung
garam.
iii. Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya dari yang
tidak sehat menjadi sehat
5). Ketidakmampuan
menggunakan
sumber
pemanfaatan
tanaman
obat
keluarga
PENGKAJIAN
KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama KK
: Ny. S
2. Umur
: 70 Tahun
3. Pendidikan
: SD
4. Pekerjaan
: Buruh tani
5. Suku / Bangsa
: Jawa / WNI
6. Alamat
7. Tanggal Pengkajian
: 21 Januari 2012
No
C.
Nama
Umur
L/P
: Hipertensi
Hub.
keluarga
Pendidikan
Riw.
Pekerjaan
kesehatan
1.
Ny. S
70
KK
SD
Tani
Hipertensi
2.
Ny. D
58
Anak
SD
Tn. K
32
Anak
SMP
Tani
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: penderita Hipertensi
: menikah
: tinggal serumah
1. Tipe keluarga
: Keluarga inti
2. Suku Bangsa
: Jawa
3. Agama
: Islam
3. Riwayat keluarga
Riwayat kesehatan keluarga :
a.
Lingkungan
Septik Tank
a.
Janis bangunan
b. Status rumah
c.
Atap rumah
d. Ventilasi
: semi permanen
: rumah pribadi
: genteng
: cukup.
e.
Cahaya
: cukup
f.
Penerangan
: cukup
g.
Lantai
: tanah
h.
i.
Jamban
Struktur Keluarga
Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan menghormati
2. Fungsi sosial
Setiap keluarga saling menjaga hubungan sosial yang baik dengan warga sekitar dengan
mengikuti kegiatan dalam masyarakat.
3. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a.
Keluarga Ny.S tidak mengetahui kalau Ny. S menderita penyakit Hipertensi / darah tinggi.
b. Keluarga Ny.S kurang cepat dalam mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan karena
sangat tergantung pada kondisi keuangan.
c.
Keluarga Ny.S belum tahu cara merawat penyakit Hipertensi / darah tinggi terutama untuk
masalah diet, kurang teratur dalam berobat dan tidak teratur kontrol tekanan darah.
4. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 8 (delapan) orang anak, tujuh diantaranya sudah berkeluarga dan
mempunyai rumah sendiri sedangkan anak yang terakhir yaitu Tn.K masih bujangan dan
satu rumah dengan Ny.S dan Ny.D.
Ny. S dan Ny.D Sudah menopouse dan keduanya janda.
5. Fungsi ekonomi
Kebutuhan ekonomi dicukupi lewat penghasilan Ny.S kadang kadang dibantu oleh
anaknya Tn. K.
H.
Pemeriksaan Fisik
Ny. S
1. Vital sign :
TD
: 180/100 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 36 o C
RR
: 18 x/menit
2. Kepala
Rambut
: rambut bersih.
. Mata
Telinga
. Hidung
Mulut
3. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher normal.
4. Dada
Paru
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: suara sonor
. Jantung
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: suara sonor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: suara sonor
Atas
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada tangan kanan
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada tangan kiri
b. Bawah
1) Kanan
2) Kiri
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada kaki kanan
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada kaki kiri.
7. Genetalia
J.
: Tidak terkaji
Pemeriksaan Penunjang
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Klien mengatakan tidak tahu kalau menderita penyakit Hipertensi / darah tinggi.
Klien jarang kontrol tekanan darah.
Kadang kadang klien merasa pusing.
Ny. S mengatakan badan terasa nyeri dan leher/tengkuk kadang kadang kaku.
K.
Terapi
Ny. S mendapat obat oral :
Captopril 12,5 mg (2 x 1 tab / hari), Kalk tab (2 x1 tab / hari), Vit B1 (2 x1 tab / hari), Antalgin
tab (3 x 1 tab / hari)
L.
Harapan keluarga
Keluarga Ny.S mengharapkan bisa mencukupi kebutuhan sehari hari termasuk untuk
kebutuhan berobat Ny.S dan untuk memperbaiki rumah.
ANALISA DATA
NO
DATA
MASALAH
PENYEBAB
DS :
Klien mengatakan sering
pusing
Klien mengatakan
tengkuk/leher sakit
DO :
TD : 180/100 mmHg
Riwayat hipertensi
Jarang kontrol di
puskesmas
Ketidak mampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
DS:
Ny. S mengatakan bahwa
tidak tahu kalau menderita
darah tinggi
Ny. S mengatakan tidak
pernah pantangan makan.
DO:
TD : 180/100 mmHg.
Jarang kontrol ke
Puskesmas.
Keluarga Ny.S tidak tahu
tentang Diet pada
hipertensi.
Resiko terjadi
komplikasi penyakit
hipertensi (CVA)
Ketidak mampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
pada anggota
keluarga yang
sakit
A. Skoring
1. Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi pada Ny. S b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit.
No
Kriteria
1
Sifat masalah
Skala : Ancaman kesehatan
2
Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala : Sebagian
Potensial masalah
untuk dicegah
Skala : Tinggi
4
Menonjolnya masalah
Skala : Masalah tidak
dirasakan
Penghitunga
n
Skor
x1
x2
1
x1
x1
0
Pembenaran
Penyakit Hipertensi
merupakan penyakit
menahun yang sulit
sembuh total.
Komplikasi pada
Hipertensi bisa
disebabkan dari berbagai
faktor apalagi bila klien
tidak disiplin dalam
perawatan kesehatannya.
Sumber-sumber dan
tindakan untuk mencegah
meningkatnya tekanan
darah bisa terjangkau
oleh keluarga Ny.S
Masalah belum muncul
sehingga masalah tidak
dianggap serius oleh Ny.
S dan keluarganya
2
Total
2. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
No
Kriteria
Penghitunga Skor
Pembenaran
n
1
Sifat masalah
x1
Sakit kepala (rasa
Skala : Actual
pusing) sering dirasakan
1
oleh klien.
2
Kemungkinan masalah
x2
Sumber dan tindakan
dapat diubah
untuk mengurangi sakit
2
Skala : Mudah
kepala tersedia.
3
Potensial masalah
Dengan diet yang baik
x
1
untuk dicegah
dan minum obat secara
Skala : Sedang
teratur tekanan darah
bisa dikendalikan.
4
Menonjolnya masalah
x1
Klien merasa tidak
Skala : Ada masalah
nyaman bila sakit
kepalanya kambuh.
3
Total
B. Prioritas Masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
2. Resiko terjadi komplikasi pada Ny. S b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga yang sakit
Ktrit
No
1.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
klien tidak
mengalami
nyeri/sakit
kepala
Setelah dilakukan
kunjungan 2x
diharapkan keluarga
dapat :
menjelaskan tandatanda hipertensi.
Keluarga bisa
menyebutkan cara
mengurangi rasa sakit
pada kepala.
Keluarga bisa
menyebutkan salah
satu obat sakit kepala.
Klien mau minum
obat
Verbal dan
non verbal
K
m
m
ta
c
s
m
o
K
h
(
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
resiko
terjadinya
komplikasi
pada klien bisa
dikurangi.
Setelah dilakukan
kunjungan 2x
diharapkan keluarga
dapat :
menjelaskan arti
hipertensi, tanda &
gejala hepertensi,
faktor penyebab,
pencegahan dan
resiko terjadinya
komplikasi akibat dari
hipertensi
Verbal
K
d
h
g
p
d
h
Umum
Khusus
Kriteria
No
Diagnosa keperawatan
Tujuan khusus
1.
Setelah dilakukan
kunjungan 2x
diharapkan
keluarga dapat :
menjelaskan arti
hipertensi, tanda &
gejala hepertensi,
faktor penyebab,
pencegahan dan
komplikasi
hipertensi
Setelah dilakukan
kunjungan 2x
diharapkan
keluarga dapat :
menjelaskan tandatanda hipertensi.
Keluarga bisa
menyebutkan cara
mengurangi rasa
sakit pada kepala.
Keluarga bisa
menyebutkan salah
satu obat sakit
kepala.
Klien mau minum
obat
Tanggal
012
2/2/2012
Implementasi
29/1/21. Mengobservasi tanda
tanda nyeri
2. Menggali pengetahuan
keluarga mengenai
hipertensi
3. Menjelaskan mengenai
penyebab dari rasa
pusing dan sakit kepala
serta rasa kaku pada
tengkuk/leher
4. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
1. Mengobservasi adanya
resiko komplikasi pada
hipertensi
2. Menggali pengetahuan
keluarga
mengenai
hipertensi
3. Menjelaskan mengenai
pengertian, tanda &
gejala, penyebab,
pencegahan dan akibat
komplikasi hipertensi
4. Memberikan
kesempatan
kepada
keluarga untuk bertanya
Evalua
29 Nov
S:
Ny. S m
tahu ka
hiperten
Ny.S be
sakit ke
O:
TD : 18
Ny. S m
Ny. S d
tentang
dari sak
A:
Masala
P:
Interve
2 Pebru
S:
Ny. S
tahu
hiperten
Ny. S b
Puskesm
Ny. S b
Ny. S b
O:
TD : 17
Ny. S m
Ny. S
tentang
dari hip
A:
Masala
P:
Interve
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Nasrul, 1998. Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II . Jakarta : EGC.
Moerdono, Prof.Dr. 1994. Masalah hipertensi . Jakarta: Bhrata Karya Aksara.
Rahayu Sri Ir dkk, 2000. Nutrisi untuk klien hipertensi . Jakarta : EGC
Stanhope Marcia dan Ruth N, 1997. Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian
intervensi dan penyuluhan .Jakarta : EGC.
Yasmin Ni Luh Gede, 1993. Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim
kardiovasculer. Jakarta : EGC.