Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN HOME CARE PROFESI

NERS PADA NY. N DENGAN “ HIPERTENSI”

DI LINGKUNGAN TOGAMBANG KEL. MATEKKO

KEC. GANTARANG KAB. BULUKUMBA

PATIH QITFIRUL AHZARI S.KEP

NIM : D. 20. 07. 040


STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

PROGRAM STUDI NERS

TAHUN 2020/2021

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :

PRAKTEK KEPERAWATAN HOME CARE PROFESI NERS PADA NY. N

DENGAN “HIPERTENSI” DI LINGKUNGAN TOGAMBANG KEL. MATEKKO

KEC. GANTARANG KAB. BULUKUMBA

Telah disahkan 2

Pada hari , 2021


Oleh

PEMBIMBING LAHAN PEMBIMBING INSTITUSI

Ahmad Hidayat, S.kep, Ns Fitriani, S.kep, Ns, M.kep

3
BAB I

KONSEP TEORI

A. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. Definisi keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat

oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga

selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,

2012).Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan

merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.Dalam

masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat

menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu

diperhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah

ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal

dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta salingketergantungan.

2. Tipe Keluarga 4

Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang

mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetahui

berbagai tipe keluarga. (Harmoko, 2012)


a. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak yang

tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan

perawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

b. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,

misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

c. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui

perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah dengan

anak-anaknya , baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari

perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

d. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/

keduanya-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah

karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.

e. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,

keduanya/ salah satu bekerja di rumah.

f. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya

dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.

g. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah 5

pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk menikah.

j. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.


l. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami dengan

anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

m. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan keturunannya di

dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang

lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di

kehendaki, anaknya di adopsi.

o. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa

pernikahan.

Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional

dantipe keluarga non tradisional.

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri, dan anak

(kandung/angkat).

2) Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai

hubungan darah misal kakak, nenek, paman, bibi.

3) Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua denga

anak ( kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh

kematian/perceraian. 6

4) Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

5) Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) Commune Family : kebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup

serumah.
2) Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup

bersama dalam satu rumah tangga.

3) Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah

tangga. (Harmoko, 2012)

3. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) ada 5 yaitu :

a. Fungsi afektif adalah fungsi untuk mempertahankan kepribadian.

b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi sosialisasi menfasilitasi stabilisasi prime anak

yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif

serta memberikan status anggota pada keluarga.

c. Fungsi reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas keluarga

selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup dimasyarakat.

d. Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang

cukup, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses

pengambilan keputusan.

e. Fungsi perawatan keluarga adalah fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua

yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tingga, perawatan kesehatan dan

perlindungan terhadap bahaya.

Ada juga beberapa sumber menjelaskan tentang fungsi keluarga sebagai 7

berikut :

a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan

membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga. (Harmoko, 2012)

b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,

memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian

anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga. (Harmoko, 2012)


c. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk

normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing

dan meneruskan nilai-nilai budaya (Harmoko, 2012). Fungsi sosialisasi adalah

fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak

lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi

(Setiawati, 2008).

d. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dimana yang akan datang (Harmoko, 2012) . Fungsi ekonomi

merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota

keluarga termasuk sandang, pangan dan papan (Setiawati, 2008).

e. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan

minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang

akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik

anak sesuai dengan tingkat perkembanganya (Harmoko, 2012).

4. Dimensi Dan Struktur Keluarga

Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga adalah : 8

a. Patrineal adalah keluarga yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

c. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.
d. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah istri.

Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan Proses Komunikasi,

b. Struktur Peran,

c. Struktur Kekuatan

d. Struktur Nilai dan Norma

Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut.

a. Struktur Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan

secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki

kekuatan.Komunikasi keluarga pengirim yakin mengemukakan pesan secara

jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik.Penerima pesan

mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid. 9

Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup,

adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus sendiri.Komunikasi keluarga bagi

pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi,

dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi,

ofensif ( bersifat negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.

b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

posisi sosial yang diberikan.Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau

informal.Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status

sebagai istri/suami.

c. Struktur Kekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,

memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power),

ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa

(coercive power), dan efektif power.

d. Struktur Nilai dan Norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota

keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang

diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan

masyarakat sekitar keluarga.

1) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat

mempesatukan anggota keluarga.

2) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem

nilai dalam keluarga

3) Budaya, kumpuan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan 10

ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

5. Tahap – Tahap Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall &Miliier ; Carter &

Megoldirck, Friedman (2010), mempunyai tugas perkembangan yang berbeda

seperti:

a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru


Tahap ini menunjuk kemasa dimana individu berusia 20 tahunan yang telah

mandiri secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya

namun belum berkeluarga, tahap keluarga antara tidak dianggap tahap siklus

kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain

membina hubungan yang harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun

perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan dengan orang lain

dengan menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis lain dengan

menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan

kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.

b. Tahap keluarga II, keluarga kelahiran anak pertama (child bearing)

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30

bulan.Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama

mereka, tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir ketika seorang

ibu baru tiba dirumah dengan bayinya setelah tinggal dirumah sakit untuk

beberapa waktu.Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran

mereka.Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga

muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang besar

dengan manambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan

dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan. 11

c. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (family with preschool)

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia

21/2 tahun dan berakhir ketika anak pertama berusia 5 tahun sekarang keluarga

mungkin terdiri dari tiga hingga 5 orang dengan posisi suami-ayah, istri-ibu,

anak laki-laki-saudara, anak perempuan- saudari, keluarga lebih majemuk dan

berbeda. Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi


kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak

yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,

mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,

menanamkan nilai dan norma kehidupan, melalui mengenalkan kultur keluarga,

menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan ber main anak.

d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (family with school children)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mul;ai masuk

sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dan masa remaja. Biasanya

keluarga mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga diakhir

tahap ini.Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu mensosialisasikan

anak termasuk meningkatkan presiasi sekolah dan mengembangkan hubungan

teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,

memenuhi kebutuhan kesehatan fisik, anggota keluarga, membiasakan belajar

teratur, mempertahankan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

e. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (family eith teenagers)

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus

kehidupan keluarga dimulai tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,

meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih

awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 12

20 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu menyeimbangkan

kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa mandiri,

memfokuskan kembali hubungan perkawainan, berkomunikasi secara terbuka

antara orang tua dengan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan

kebebasan dan batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka

dua arah.
f. Tahap VI, keluarga dengan melepas anak atau anak dewasa (launching center

families)

Permulaan dan fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama

meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan “rumah kosong”.Ketika

anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat atau agak

panjang,tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih

tinggal dirumah setelah tamat dari SMA atau perguruan tinggi.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas

sirkulasi keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang dapat

melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan

perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami

maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi,

memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata

kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.

g. Tahap VII, keluarga usia pertengahan (nuddle age families)

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan

bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir

pada saat pension atau kematian salah satu pasangan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan 13

lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang

memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan

perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang akan datang,

memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi

dengan anak-anak.

h. Tahap VIII, keluarga usia lansia


Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau

kedua pasangan memasuki masa pension, terus berlangsung hingga salah satu

pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu mempertahankan

peraturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang

menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, mempertahankan terhadap

kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi,

meneruskan untuk memahami eksistensi mereka, saling member perhatian yang

menyenangkan antara pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu

tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.

B. HIPERTENSI

1. Definisi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama

dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg

(Udjianti, 2018).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi

lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan

diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2014). 14

Hipertensi adalah peningaktan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg dan
tekanan diastolic sedikitnya 90mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah (Huda Amin & Kusuma Hardhi, 2015).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah kurag lebih 140/90
mmHg.Hipertensi dapat dikategorikan menjadi prehipertensi, hipertensi derajat 1
dan derajat 2 (Tanto Chriss & dkk, 2014).
Klasifikasi hipertensi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 140-159 90-99
(hipertensi ringan)
Sub group : 140-149 90-94
pembatasan
Tingkat 2 160-179 100-109
(hipertensi sedang)
Tingkat 3 ≥ 180 ≥ 110
( hipertensi berat )
Hipertensi sistol ≥ 140 < 90
terisolasi
Sub group : 140-149 < 90
pembatasan

2. Etiologi

a. Pada sekitar 90% penderita hipertensi penyebabnya tidak diketahui ini


disebut hipertensi esensial atau hipertensi primer. Jenis hipertensi ini ada
kemungkinan disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik.

b. Jika penyebabnya diketahul, maka disebut hipertensi sekunder .


Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal.Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Untuk lebih jelasya adapun penyebab terjadinya hipertensi sekunder yaitu :
1) Penyakit ginjal 15
a) Stenosis arteri renalis
b) Pielonefritis
c) Glomerulonefritis
d) Tumor-tumor ginjal
e) Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan )
f) Trauma pada ginjal (lika yang mengenai ginjal)
g) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2) Kelainan hormonal
a) Hiperaldosteronisme
b) Sindrom cushing
c) Feokromositoma
3) Obat-obatan
a) Pil KB
b) Kortikosteroid
c) Siklosporin
d) Eritropoietin
e) Kokain
f) Penyalahgunaan alkohol
g) Kayu manis (dalam jumlah yang sangat besar)
4) Penyebab lainnya
a) Koartasio aorta
b) Preeklamsi pada kehamilan
c) Porfiria intermiten akut
d) Keracunan timbal akut
5) Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
a) Genetika (keturunan)
b) Usia
c) Jenis kelamin (Gender)
d) Obesitas
e) Stress lingkungan
f) Asupan garam
g) Gaya hidup kurang sehat
16

3. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

a. Mengeluh sakit kepala/pusing.


b. Mudah marah
c. Telinga berdengung
d. Sukar tidur
e. Sesak nafas
f. Rasa berat ditengkuk
g. Mudah lelah
h. Mata berkunang-kunang
i. Mimisan ( jarang dilaporkan )
j. Muka pucat
k. Suhu tubuh rendah
l. Mual, muntah
m. Kesadaran menurun.
4. Patofisologi

Hipertensi terjadi melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh ACE


(Angiotencin Converting Enzyme). ACE memegang peran fisiologis penting dalam
mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi
dalam hati.Selanjutnya , oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki
peranan kunci untuk menaikkan tekanan darah melalui aksi utama.
Pertama, dengan meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa
haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal
untuk mengatur osmolalitas dan volume urine. Meningkatnya ADH menyebabkan
urine yang dieksekresikan keluar tubuh sangat sedikit (antidiuresis), sehingga
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
17
Dan kemudian terjadi peningkatan volume darah, sehingga tekanan darah akan
meningkat.
Kedua, dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormon steroid yang memiliki
peranan penting pada ginjal) dari korteks adrenal. Pengaturan volume cairan
ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorsinya dari tubulus ginjal. Pengurangan ekskresi NaCl
menyebabkan naiknya konsentrasi NaCl yang kemudian diencerkan kembali
dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler, maka terjadilah
peningkatan volume dan tekanan darah [CITATION Sup14 \l 1057 ].
5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :

Pemeriksaan yang segera seperti :

1) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-

sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor

resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

2) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /

fungsi ginjal.

3) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan

hipertensi).

4) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5) Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan

hipertensi

6) Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek


18
kardiovaskuler )

7) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan

hipertensi

8) Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer

(penyebab)
9) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada

DM.

10) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

11) Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

12) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi

ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan,

dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit

jantung hipertensi.

13) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan

terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan

yang pertama ) :

1) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal / ureter.

2) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

3) IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

4) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT 19

scan

5) (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis

pasien

6. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk

hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.

Terapi tanpa obat ini meliputi :

1) Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

2) Penurunan berat badan

3) Penurunan asupan etanol

4) Menghentikan merokok

5) Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk

penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:

Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,

berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari 20

kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona

latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona

latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x

perminggu

6) Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :


a) Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada

subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh

subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan

somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis

seperti kecemasan dan ketegangan.

b) Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita

untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien

dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

b. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah

saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat.Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan 21

seumur hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi

(JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND

TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan

bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan

penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. Pengobatannya meliputi :

1. Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

2. Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :

1)    Dosis obat pertama dinaikkan

2)    Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

3)    Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca

antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

  Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh

1)    Obat ke-2 diganti

2)   Ditambah obat ke-3 jenis lain

Step 4 : Alternatif pemberian obatnya

1)    Ditambah obat ke-3 dan ke-4

2)    Re-evaluasi dan konsultasi

3)    Follow Up untuk mempertahankan terapi

22
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AKDEMIK 2021/2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes Puskesmas Ponre No. Register

Nama Perawat yang Patih Qitfirul Ahzari , Tanggal Pengkajian 21 Juli 2021
mengkaji S.Kep

1. DATA KELUARGA

Nama Kepala Tn. K Bahasa sehari-hari Bugis


Keluarga

Alamat Rumah & Barebba Jarak yankes ± 3 km


Telp terdekat

Agama & Suku Islam, Suku Bugis Alat Transportasi Motor

DATA ANGGOTA KELUARGA


No Nama Hub Umu JK Suk Pendi Pekerja Status Gizi TTV (TD, N, S, Status
dgn r u dikan an Saat (TB, BB, P) Imunisasi
KK Terak Ini BMI) Dasar
hir

1 Tn. K Suami 43 L Bug SD Wirasw TB: 156 cm TD : 120/80 Tidak


is asta mmhg Tahu
BB: 60
N : 78x/i 23
BMI : 24.7
P : 20 x/i

S : 36,7 ⁰c

2 Ny.N Istri 39 P Bug SD IRT TB : 154 cm TD : 150/90 Tidak


is BB : 64 Kg mmhg Tahu
BMI : 27.0 N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 36,7 ⁰c
3 An. R Anak 27 L Bug SLTA Pelajar TB : 160 cm TD : 100/80
is mmhg
BB : 50 Kg
N : 80 x/i
BMI : 16,87
P : 20 x/i
S : 36,2 ⁰c

LANJUTAN

No Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi Analisis


Umum Saat ini Masalah
Kesehat
an
INDIVI
DU
1 Tn. K Baik Sehat -

2 Ny. N Baik Klien menderita penyakit Riwayat Hipertensi


hipertensi ± 1 tahun

3 An. R Baik Sehat -

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)

3. DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

 Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh


tenaga kesehatan :
Keluarga memiliki rumah tempat tinggal sendiri Ya/ Tidak*
yang terletak di Dusun Samaturu`e RW II Desa Tidak ada ibu nifas dalam keluarga
Taccorong, Klien Tinggal di rumah batu
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
permanen, kondisi rumah secara umum baik, 24
Ya/ Tidak*
memiliki 2 buah kamar tidur, memiliki ruang
Tidak ada bayi dalam keluarga
tamu, ruang keluarga dan dapur. Secara
keseluruhan perabotan yang ada di rumah
 jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
lengkap seperti lemari, bufet, televisi, kulkas.
Ya/ Tidak*
 Ventilasi : Tidak ada balita dalam keluarga

Cukup/Kurang* : Ventilasi dalam rumah cukup  Menggunakan air bersih untuk makan &
baik, setiap kamar terdapat ventilasi. minum:
Ya/ Tidak*
Pencahayaan Rumah :
Ya, menggunakan air bersih untuk makan dan
Baik/ Tidak : pencahayaan rumah cukup baik,minum
cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah,  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
setiap ruangan di lengkapi dengan lampu. Ya/ Tidak*
Ya, Menggunakan air bersih untuk kebersihan
 Saluran Buang Limbah :
diri seperti mandi dan mencuci
Baik /Cukup/Kurang* : Saluran Buang Limbah  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
di alirkan ke selokan Ya/ Tidak*
ya, anggota keluarga mencuci tangan dengan air
Sumber Air Bersih : bersih dan sabun
 Melakukan pembuangan sampah pada
Sehat/Tidak Sehat* : Keluarga menggunakan
tempatnya :
sumber air dari Sumur BOR
Ya / Tidak*
 Jamban Memenuhi Syarat : Tidak, Sampah hanya dikumpul lalu dibakar
 Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
Ya/Tidak* : Keluarga memiliki jamban yang Ya/ Tidak*
memenuhi syarat kesehatan yang terletak di Ya, anggota keluarga rajin membersihkan dan
dalam rumah, dengan model leher angsa. menjaga lingkungan tetap bersih
 Tempat Sampah:  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
Ya/Tidak* keluarga Tidak Memiliki tempat Ya, anggota keluarga makan ikan setiap hari
pembuangan sampa, sampah hanya dikumpul lalu  Menggunakan jamban sehat :
dibakar. Ya/ Tidak*
ya, menggunakan jamban sehat, dengan model
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah
leher angsa yang terletak di dalam rumah
Anggota Keluarga 8m2/orang : Ya/Tidak*: ya
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu:
Ya/ Tidak*
Tidak, terdapat jentik nyamuk di tempat
penyimpanan air
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
Tidak , keluarga tidak makan buah dan sayur
setiap hari
25
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
keluarga melakukan aktivitas fisik tiap hari
Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/ Tidak*
Kepala keluarga yang merokok

4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: √ Ada  Tidak
Keluarga biasanya memberi minum air kelapa dan ramuan herbal jika sakit, jika sudah parah
baru di bawa ke puskesmas.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
√ Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya: Ya √ Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :  Ya √ Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya √ Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:  Keluarga : √ Tetangga
Kader  Tenaga kesehatan, yaitu keluarga sering bertanya dengan tetangga jika ada masalah
yang di alami.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: √ Tidak
perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes  Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya
secara aktif :
 Ya √ Tidak, keluarga hanya memberi ramuan herbal, jika penyakitnya tambah parah baru di
bawa ke puskesmas
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang
dialami anggota keluarganya :
 Ya √ Tidak
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan
yang dialaminya:
√ Ya  Tidak,
Anggota keluarga biasanya memberi minum air kelapa atau ramuan herbal
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Ya √ Tidak
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
√ Ya Tidak, jelaskan : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan,
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya : 26
√ Ya Tidak,

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN


KELUARGA
Kunjungan Pertama (K-1) : Kunjungan Keempat (K-4) :
Perawat : Perawat :

Kunjungan Kedua (K-2) : Kunjungan Kelima (K-5) : Perawat


Perawat : :

Kunjungan Ketiga (K-3) : Kunjungan Keenam (K-6) :


Perawat :
Perawat :

Penjelasan cara menilai Tingkat Kemandirian Keluarga terlampir.

Lampiran
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu yang sakit : Ny. N Diagnosa Medik : Hipertensi

Sumber Dana Kesehatan : Memiliki Kartu bpjs Rujukan Dokter/ Rumah Sakit : -

Ponre

Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


Kesadaran :  Edema  Bunyi  Pola BAK 4  Sianosis
Composmentis jantung: ..... x/hr,vol 100 ml/hr  Sekret / Slym
GCS : 15  Asites  Akral dingin  Hematuri   Irama ireguler
TD : 180/ 90 mm/Hg  Tanda Perdarahan: Poliuria  Wheezing
P : 22 x/ menit purpura/ hematom/  Oliguria  
0
S : 36,7 C petekie/ hematemesis/ Disuria Ronki .................................
N : 80 x/ menit melena/ epistaksis*  Inkontinensia  .......
 Takikardia  Tanda Anemia : Pucat/ Retensi  Otot bantu
 Bradikardia Konjungtiva pucat/ Lidah  Nyeri saat BAK napas ..................
 Tubuh teraba hangat pucat/ Bibir pucat/ Akral KemampuanBAK :  Alat bantu nafas
 Menggigil pucat* Mandiri/ Tidak Ada
 Tanda Dehidrasi: Bantu  Dispnea
mata cekung/ turgor sebagian/tergantung  Sesak
kulit berkurang/ bibir *
 Stridor
kering *  Alat bantu: 27
 Krepitasi
√ Pusing  Tidak/Ya*………
Kesemutan Gunakan Obat
 Berkeringat  Rasa :Tidak/Ya*...
Haus  Kemampuan BAB
 Pengisian kapiler 2 :Mandiri/
detik Bantu
sebagian/tergantung
*
 Alat bantu:
Tidak/Ya*...

Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

 Mual Muntah   Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :


Kembung
 Kontraktur  Buram  Kesemutan pada
Nafsu Makan : …….............
 Fraktur  Tak bisa melihat  Kebas
Berkurang/Tidak* pada ..........................…
Nyeri otot/tulang*
 Sulit Menelan  Alat bantu …........  Disorientasi
 Drop Foot Lokasi  Parese
 Disphagia ……...........…  Visus ………........  Halusinasi
 Disartria
 Bau Nafas  Tremor Jenis ……......
Fungsi pendengaran : Amnesia 
…......…..
 Kerusakan gigi/gusi/ Paralisis
lidah/  Malaise / fatique  Kurang jelas  Refleks patologis
……
 Atropi  Tuli  Kejang : sifat
geraham/rahang/palatum*
…….. lama ..……
 Kekuatan otot ....
 Distensi Abdomen  Alat bantu
….............…..
frekwensi ....................................
 Bising  Postur tidak  Tinnitus Fungsi Penciuman
Usus: ................................ normal .................
Fungsi Perasa Mampu
 Konstipasi  RPS Atas : bebas/
terbatas/  Mampu  Terganggu
 Diare .......x/hr  Terganggu
kelemahan/ kelumpuhan
 Hemoroid,
grade ..................... (kanan / kiri)* Kulit
28
 Teraba Masa  RPS Bawah  Jaringan parut  Memar  Laserasi 
abdomen ......... :bebas/terbatas/ Ulserasi  Pus ………

 Stomatitis  kelemahan/kelumpuhan  Bulae/lepuh  Perdarahan bawah 


Warna ................... Krustae
(kanan / kiri)*
 Riwayat obat  Luka bakar Kulit ...... Derajat ...... 
 Berdiri : Mandiri/ Bantu
pencahar ......... Perubahan warna…….
sebagian/tergantung*
 Maag  Decubitus: grade … Lokasi ………..….
 Konsistensi ..........  Berjalan : Mandiri/ Tidur dan Istirahat
Bantu
Diet Khusus:  Susah tidur
Tidak/Ya*................ sebagian/tergantung*
 Waktu tidur
 Kebiasaan makan-  Alat Bantu :
minum : Tidak/Ya*.............. Pukul 21.00 wita – 05.00 wita

Mandiri/ Bantu  Nyeri :  Bantuan obat,


sebagian/ Tidak/Ya*....................... …………………………………………..
………………
Tergantung*

 Alergi
makanan/minuman :

Tidak/Ya*..........................
........

 Alat bantu :
Tidak/Ya*.............

Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-


hari
 Cemas  Denial  Interaksi dengan  Gigi-Mulut kotor
Marah Keluarga :  Mandi : Mandiri/ Bantu
 Mata kotor 
 Takut  Putus asa Baik/ Kulit kotor sebagian/tergantung*
Depresi tehambat* ......................
 Perineal/genital  Berpakaian : Mandiri/
 Rendah diri   Berkomunikasi : kotor Bantu
Menarik diri
Lancar/  Hidung kotor  sebagian/tergantung*
 Agresif Perilaku terhambat* ............... Kuku kotor
 Menyisir Rambut :
kekerasan 29
 Kegiatan sosial sehari-  Telinga kotor Mandiri/
 Respon pasca hari :
 Rambut-Kepala Bantu
trauma .....
kotor sebagian/tergantung*
 Tidak mau melihat ……………………………
bagian ……….
tubuh yang rusak

Keterangan Tambahan terkait Individu


Diagnosa Keperawatan Individu/ Keluarga 3

1. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit

2. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny.N Ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan anggota keluarga

MENGETAHUI :

Nama Koordinator Tanggal/


Perkesmas Tandatangan

30

DATA PENUNJANG
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA STATUS SOSIAL KELUARGA

1. Status social keluarga

Sumber pendapatan keluarga dari hasil bekerja Tn.K sebagai pedagang

sumber pendapatan keluarga sejumlah Rp. 700.000

2. Aktivitas rekreasi keluarga :

Keluarga tidak pernah rekreasi ke luar rumah, keluarga hanya memanfaatkan

waktu senggang dengan berkumpul dan bercerita dengan keluarga sambil

menonoton Televisi.

II. DATA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Tahap Perkembangan Keluarga dengan remaja menuju dewasa

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tahap Perkembangan keluarga dengan usia dewasa

3. Riwayat kesehatan keluarga inti :

Menurut Ny. N, Tn. K sebagai kepala keluarga Jarang sakit dan tidak

mempunyai masalah kesehatan yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan

maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan hipertensi.

Ny. N sebagai istri memiliki penyakit hipertensi, Ny.N mengatakan suka

mengkonsumsi makanan yang berminyak dan mengandung tinggi garam. 31

Ny.N sudah menderita Hipertensi ± 1 tahun, Ny. N jarang memeriksakan diri

kepuskesmas, klien biasanya hanya istirahat jika penyakitnya kambuh. Ny. N

tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan

dan pencegahan hipertensi. Ny. N nampak bingung dan menjawab sebisanya

saat ditanya mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan dan

pencegahan Hipertensi. Ny. N kadang merasa Pusing dan leher tegang, Ny. N
Hanya minum Ramuan Herbal Atau daun seledri jika ada gejala yang di rasakan.

Ny. N tidak mengetahui tentang komplikasi jika tekanan darahnya tidak

terkontrol. An. R sebagai anak jarang sakit dan tidak mempunyai masalah

kesehatan yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan

dasar yang lain.

III. DATA FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari. Tn.K bekerja sebagai
Wiraswasta.
2. Fungsi mendapatkan status social :
Keluarga Tn. K selaku masyarakat mematuhi norma dan adat istiadat yang
berlaku di daerahnya. Keluarga Tn. K selalu mengajarkan untuk sopan dengan
orang lain.
3. Fungsi pendidikan :
Kedua anak dari Keluarga Tn. K sudah menyelesaikan sekolah dasar.
4. Fungsi sosialisasi :
Hubungan antara Tn. K dengan anggota keluarganya terjalin dengan baik, saling
mendukung, dan saling membantu. Tn. K memiliki peran yang besar dalam
pengambilan keputusan. Masing- masing anggota keluarga memperhatikan dan
menerapkan sopan santun dalam berprilaku. Keluarga mengajarkan dan
menanamkan perilaku sosial dan keluarga selalu ikut jika ada kegiatan sosial di
tempat tinggalnya. Di waktu senggang keluarga selalu berkumpul.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan 32
Keluarga Tn. K tidak mengetahui secara rinci tentang penyakit yang di derita
oleh Ny. K, terkadang mengeluh pusing dan leher tegang jika penyakitnya
kambuh, Ny. K tidak pernah berobat ke puskesmas.

6. Fungsi religius :
Keluarga Tn. K beragama Islam, Keluarga Tn. K dan Ny. N Selalu mengajarkan
anaknya untuk dekat dengan Allah S.W.T, mengingatkan anak-anaknya untuk
shalat 5 waktu dan berdo’a.
7. Fungsi rekreasi :
Keluarga tidak pernah rekreasi , keluarga hanya berkumpul nonton TV di waktu
senggang.
8. Fungsi reproduksi :
Keluarga Tn. K Memiliki 1 orang anak laki-laki, Ny. N tidak mengikuti KB.

IV. DATA STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stres jangka pendek dan panjang :
Stress Jangka Pendek : Ny. N kadang merasa pusing dan leher tegang saat
penyakitnya kambuh
Stres jangka panjang : Ny.N khawatir jika tekanan darahnya Tinggi.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga Tn. N tidak pernah berobat ke puskesmas
3. Strategi koping yang digunakan :
Bila Ada masalah Keluarga Tn.K selalu menyelesaikan masalahya dengan
musyawarah dan berkomunikasi serta tetap tenang dalam berfikir .

33
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M et al, (2020). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,

dan Praktik . Ed 5. Jakarta: EGC

Friedman, Marilyn M. (2020). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori

dan Praktek . Jakarta: EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Huda Amin & Kusuma Hardi (2015),Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC, Ed 3. Mediaction: Jakarta.Brunner

dan Suddarth,2002,Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta.

PPNI. 2018 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

PPNI. 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

PPNI. 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia

Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

A. PENGERTIA Hipertensi adalah


suatu penyakit
N dimana keadaan
tekanan darah lebih tanda dan gejala
dari 140 mmHg
seperti diatas yang
sistolik dan 90
mmHg diastolik anda rasakan !!!!!!!!
(140/90 mmHg)

A. PENYEBAB 2. Ikan laut


3. Telur boleh
HIPERTENSI dikonsumsi
1. maksimal 2
2. butir dalam 1
3. minggu
merokok 4. Daging ayam
4. C. KLASIFIKAS ( jangan dengan
berlemak dan kulitnya karena
berminyak I banyak
5. mengandung
HIPERTENSI
6. lemak)
7. No. Kategori
8. F. MAKANAN
kontrasepsi 1. Optimal
B. TANDA 2. Normal YANG
3. High normal
HIPERTENSI 4. Hipertensi DIHINDARI
Grade 1 (ringan)
1. Sakit kepala Grade 2 (sedang) 1. Makanan yang
Grade 3 ( berat ) diawetkan :
2. Pusing
Grade 4 (sangat Chicken nugets,
berat)
mie, minuman
kaleng dll.
2. Daging-daging
D. KOMPLIKAS warna merah
segar seperti
I
hati ayam, sosis
3. Rasa kaku pada 1. Stroke sapi, daging
leher bagian 2. Gagal jantung sapi, daging
belakang 3. Gagal ginjal kambing
4. Penglihatan 4. Kerusakan otak 3. Konsumsi
kabur alkohol berlebih
5. Sering kencing E. MAKANAN dan merokok
pada malam
YANG
hari
6. Dada berdebar- DIANJURKA
debar
N
Segeralah periksakan 1. Sayur-sayuran
diri anda jika terdapat hijau 2.
Buah-buahan
G. PENGOBATA 4. Setelah disaring
N kemudian
TRADISIONA diminum
L UNTUK 5. Lakukan setiap
HIPERTENSI
1. Buah Ketimun hari kurang
lebih 1 kg untuk
2 kali minum.
H. PENCEGAHA
N
HIPERTENSI
2. Buah
1. Hindari Oleh :
Belimbing
makanan
3. Bawang putih berlemak dan PATIH
4. Daun Seledri berminyak serta
makanan yang QITFIRUL
terlalu manis
AHZARI, S.Kep
D.20.07.040
PROGRAM
PROFESI NERS
Cara Membuat obat
tradisional dari Stikes panrita
2. Jauhi rokok
buah ketimun dan husada Bulukumba
3. Olahraga
belimbing : 2021/2022
1. ½ kg buah
ketimun /
belimbing cuci
hingga bersih
2. Kupas kulitnya
kemudian 4. Hindari
makanan yang
diparut tinggi garam
3. Saring airnya 5. Istirahat yang
dengan cukup
6. Kurangi stres
menggunakan
7. Hindari
kain atau minuman keras
penyaring dan kopi

Anda mungkin juga menyukai