Anda di halaman 1dari 12

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Childbearing

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah berobat
dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya
 pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh
karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar
masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat
keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus
kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk
meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh bagi anggota keluarga.
Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik yang
mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang terbuka mengenai
konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga
memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti
salah satunya pada tahap perkembangan keluarga childbearing. Periode childbearing adalah
waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi
terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan
kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga
harus dikembangkan.
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk
 beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada
fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan
 bayi. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep keluarga dan tumbuh
kembang keluarga child bearing.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami konsep dasar keluarga.
 b. Memahami konsep keluarga dalam periode child-bearing.
c. Memahami asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembanganchildbearing.

2. Khusus
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menjelaskan definisi konsep dasar keluarga dalam periode child-bearing 
 b. Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan childbearing

C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskriptf
idan menggunakan pendekatan teknik studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori dan
membaca literatur yang berhubungan dengan judul makalah.

D. RUANG LINGKUP PENULISAN


Dalam menyusun makalah ini penulis membatasi ruang lingkup penulisannya, yaitu
asuhan keperawatan keluarga khususnya pada keluaga pada tahapchildbearing.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR KELUARGA
a. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan Logan,1986, dalam
Setiawati, 2008 : hal 67)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinterakasi satu dengan yang
lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
 budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal 68)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang
sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu
atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)
Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah karena
adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan
mempertahankan kebudayaan.
b. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka
 perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, : hal 70 - 71)
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau kedduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
c. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
atau istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik
itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu
atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/
meniti karir.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya
atau salah satu bekerja diluar rumah.
f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
g. Dual cariier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
h. Commuter married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
 j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
k. Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.
l. Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua
adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
o. Cohibing Couple
Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann,
1989, dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
a) Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
 jalur garis ayah
b) Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari
 beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan
 beberapa sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami istri.
Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998,
dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 69)

a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
d. Bentuk- Bentuk Keluarga
1. Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17)
a. Keluarga tradisional
a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
 b) Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
c) Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang mengepalai
keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
d) Bujangan yang tinggal sendirian.
e) Keluarga besar 3 generasi.
f) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
 b. Keluarga non Tradisional
a) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
 b) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
c) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
d) Keluarga gay.
e) Keluarga lesbi.
f) Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami
dengan anak-anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas,
sumber dan memiliki pengalaman yang sama.
2. Anderson Carter ( dalam Setiawati, 2008 : 17)
a. Keluarga inti (nuclear family)
3. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) riwayat kesehatan keluarga saat ini: “anak saya sering mengalami perut
kembung, demam, dan sakit perut dan suami saya memiliki penyakit ambien”
 b) riwayat penyakit keturunan: “tidak ada penyakit keturunan di keluarga”
4. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
Iminisasi(B
Tindakan
Keadaan CG/polio/D Masalah
 No Nama Umur BB yang telah
kesehatan PT/HB/cam kesehatan
dilakukan
 pak)
Yusuf Kurang Sakit Pergi ke
1 L 60 kg
zakarillah sehat ambie dokter
n
Firdah
2 P 49 kg sehat Campak - -
yuaningsih
Sering
kembung,
Riskiya Kurang BCG, Pergi ke
3 P 12 kg demam,
ramadhania sehat Campak dokter
dan sakit
 perut

5. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: menurut Ny. F keluarga


menggunakan jamkesmas dari kantor Tn. Y
6. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Menurut pengakuan keluarga, anaknya
 pernah dirawat di rumah sakit karena tipes selama 5 hari. Dari riwayat kesehatan
keluarga Tn. Y dan Ny. F tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun
 penyakit keturunan.
7. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah : 154 M2
 b. Type rumah : tipe 80
c. Kepemilikan : hak pemilik
d. Jumlah dan ratio kamar/ruang: 3 ruang kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1
ruang keluarga
e. Ventilasi/jendela: jumlah ventilasi dirumah ada 5 buah, namun hanya 2 jendela
yang sering dibuka
f. Pemanfaatan ruangan: di ruang keluarga tempat keluarga berkumpul menonton tv
g. Sumber air minum : air hujan
h. Kamar mandi/wc : kamar mandi dan wc masing-masing berjumlah satu dan
terpisah
i. Sampah: sampah di buang di belakang rumah kemudian dibakar
 j. Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien kurang bersih
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a. Kebiasaan : setiap tanggal 6 selalu mengikiti pengajian
 b. Aturan/kesepakatan : tidak ada aturan yang mengikat
c. Budaya : setiap hari minggu mengadakan kerja bakti
3. Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. F belum pernah pindah rumah
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: menurut Ny. F tidak ada
 perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di
waktu-waktu tertentu seperti lebaran kemarin semua keluarga berkumpul.
5. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup
baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.
8. Struktur keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga: Menurut Ny. F dalam keluarganya berkomunikasi
 biasa menggunakan bahasa melayu, menurut Ny. F dirinya juga cepat akrab
dengan keluarga suaminya.
 b. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. Y dan
 Ny. F selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-
 perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah
c. Struktur peran : Dalam keluarga Ny. F, Tn. Y sebagai kepala keluarga
 berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. F yang turut
 bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai
isteri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah. Menurutnya di
rumah jarang masak karena cuma berdua sehingga sering membeli yang sudah
 jadi saja.
d.  Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat pontianak dan
 beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti
sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan
suaminya makan bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya kerja
sampai sore.
9. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif : Menurut Ny. F belum pernah menemukan masalah. Tn. A dan
 Ny. F selalu memberikan dukungan satu sama lain. Hubungan antara dirinya
dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya
 pun baik. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai.
 b. Fungsi sosialisasi :
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : Hubungan antara dirinya dengan
suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya
pun
 baik. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-
tetangga terdekat.
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi dan hubungan dalam
keluarga baik-baik saja.
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : menurut
 Ny. F yang selalu mengambil keputusan ialah Tn. Y .
4) Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga
sering jalan-jalan bersama anaknya.
5) Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan gotong royong
c. Fungsi perawatan kesehatan
Menurut Ny. F sebenarnya dalam keluarganya belum mengetahui tentang
 bagaimana memberikan perlindungan yang terbaik untuk anaknya. Karena kesibukan
dari suami istri anak menjadi kurang perhatian. Karena sejauh ini anak lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan pengasuhnya.
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : Menurut Ny. F ingin memiliki anak 2 orang saja
yakni seorang laki-laki dan seorang perempuan
2) Akseptor : Ya, yang digunakan alat kontrasepsi yang berbentuk pil
e. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan: Ny. F mengatakan penghasilannya dan
suaminya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan keluarga Tn. Y dan Ny. F tersebut.
10. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek: Menurut Ny. F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya
apakah sedang mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi
stressor adalah adaptasi dengan adanya memiliki anak.
 b. Respon keluarga terhadap stressor: Baik, menurut Ny. F dirinya yakin
perlakuan dari keluarga suaminya tergantung dari dirinya dan sekarang
dirinya sedang
 berusaha belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar mengurusi
anak.
c. Strategi koping: Untuk menghadapi stressor Ny. F lebih banyak belajar pada
orang tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.
11. Keadaan Gizi Keluarga
a. Pemenuhan gizi: Pemenuhan gizi keluarga terpenuhi.
12. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga berharap agar tetap sehat.
 b. Terhadap petugas kesehatan yang ada: Dengan adanya petugas kesehatan yang
datang ke rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa
memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan
seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana
sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.
13. Pemeriksaan fisik
 Nama Anggota Keluarga
 No Variabel
Tn. Y Ny. F An. R
1 Riwayat penyakit saat ini - - -
2 Keluhan yang dirasakan - - Anak sulit
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluaraga. Jakarta:
Trans Info Media
Makalah

Keperawatan Keluarga

(Tahap Perkembangan Pasangan Menanti Kelahiran Anak


Pertama)

Mega Septiana Putri

Adi Wicaksono

Afna Nur Hikmah

Ayu Rahmawati Utami

Gesit Pribadi

Mukhlis Amrulloh

Eza Kemal.F

Tri Ardi Yudiawan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Fakultas Ilmu Kesehatan

Keperawatan S1

Anda mungkin juga menyukai