Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KONSEP

TUMBUH KEMBANG REMAJA

OLEH :
KELOMPOK V
NURFADILAH
BUNGA LESTARI
MUH. AKSA
RISDAWATI
YULIADI YUSUF

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal satu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Padila, 2012).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Muhlisin, 2012).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Harmoko,
2012).

Dari beberapa definisi mengenai keluarga penulis menyimpulkan bahwa


keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
individu, yang memiliki hubungan darah, ikatan perkawinan atau pengangkatan,
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala
rumah tangga, saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain dan setiap
anggota keluarga menjalankan perannya masing-masing untuk menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah:
1) Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2) Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
3) Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4) Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri (Harmoko, 2012).
3. Tipe Keluarga

Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat


kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. yaitu tipe
keluarga tradisional dan tipe keluarga non tradisional.

1) Tipe keluarga tradisional, terdiri dari:


a) The nuclear family (keluarga inti)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak (kandung
atau angkat).
b) The extended family (keluarga besar)
Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, atau keluarga yang
terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan.
c) The dyad family (keluarga “dyad”)
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
d) Single parent (orang tua tunggal)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e) The single adult living alone/ single adult family
Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal
kematian).
f) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
g) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh:
dapur, kamar mandi, televisi, dan lain-lain).
h) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i) Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat weekend.
j) Keluarga usila
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
k) Composit family
Yaitu keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup bersama.
l) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/ pendidikan
yang terjadi pada wanita.
2) Tipe keluarga non tradisional, terdiri dari:
a) The unmarrid teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b) Commune family
Beberapa pasangan keluarga yang tidak ada hubungan saudara yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/ membebaskan
anak bersama.
c) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
d) Gay and lesbian family
Dua individu yang sejenis atau yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama dalam satu rumah tangga sebagaimana “marital pathners”.
e) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa
alasan tertentu.
f) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang saling merasa telah menikah satu dengan yang lainnya, berbagai sesuatu
termasuk sexsual dan membesarkan anak.
g) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/ nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
h) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/ saudara didalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
i) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental (Muhlisin, 2012).
4. Tahap Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller adalah:

a. Tahap keluarga pemula/ pasangan baru (beginning family)


b. Tahap keluarga kelahiran anak pertama (childbearing family)
c. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (pre school
family)
d. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (school family)
e. Tahap keluarga dengan anak remaja (teenagers family)
f. Tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
g. Tahap keluarga usia pertengahan
h. Tahap keluarga lanjut usia (Harmoko, 2012).
B. KONSEP REMAJA
1. Definisi Remaja

Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami


perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13
dan 20 tahun. Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis
individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat
terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan
pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi (Potter & Perry, 2005).

Menurut Purwanto (1999), tingkat-tingkat perkembangan dalam masa remaja


dapat dibagi dengan berbagai cara. Salah satu pembagian yang dilakukan oleh
Stolz adalah sebagai berikut:

a. Masa prapuber: satu atau dua tahun sebelum masa remaja yang
sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat
sementara.
b. Masa puber atau masa remaja: perubahan-perubahan sangat nyata dan cepat.
Dimana anak wanita lebih cepat memasuki masa ini dari pada pria. Masa ini
lamanya berkisar antara 2,5 – 3,5 tahun.
c. Masa postpuber: pertumbuhan yang cepat sudah berlalu, tetapi masih nampak
perubahan-perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian badan.
d. Masa akhir puber: melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda

tanda kedewasaan.

Menurut Depkes RI (1999) dalam Purwanto (1999) dijelaskan bahwa


perkembangan psikososial remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu perkembangan
psikososial remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-16 tahun), dan
remaja akhir (17-19 tahun).

2. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja


a. Menerima citra tubuh

Seringkali sulit bagi remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak
kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan
diri pada waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep
ini dan untuk mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih
sesuai dengan apa yang dicita-citakan (Hurlock, 1998).

b. Menerima identitas seksual

Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai


banyak kesulitan bagi anak laki-laki, mereka telah didorong dan diarahkan sejak
awal masa kanak-kanak. Tetapi berbeda bagi anak perempuan, mereka didorong
untuk memainkan peran sederajat sehingga usaha untuk mempelajari peran
feminim dewasa memerlukan penyesuaian diri selama bertahun-tahun (Hurlock,
1998).

c. Mengembangkan sisitem nilai personal

Remaja megembangkan sistem nilai yang baru misalnya remaja mempelajari


hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana harus bergaul dengan mereka (Hurlock, 1998).
d. Membuat persiapan untuk hidup mandiri

Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri


harus didukung oleh orang terdekat (Hurlock, 1998).

e. Menjadi mandiri atau bebas dari orang tua

Kemandirian emosi berbeda dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja


yang ingin mandiri, tetapi juga membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari
orang tua atau orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya
dalam kelompok sebaya yang mempunyai hubungan akrab dengan anggota
kelompok dapat mengurangi ketergantungan remaja pada orang tua (Hurlock,
1998).

f. Mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan

Ketrampilan mengambil keputusan dipengaruhi oleh perkembangan


ketrampilan intelektual remaja itu sendiri, misal dalam mengambil keputusan
untuk menikah di usia remaja (Hurlock, 1998).

g. Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa

Remaja erat hubungannya dengan masalah pengembangan nilai-nilai yang


selaras dengan dunia orang dewasa yang akan dimasuki, adalah tugas untuk
mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab (Hurlock, 1998).
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Remaja

Contoh Kasus :

Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juli 2018 jam 10.00 WITA pada keluarga
Tn.H (51 tahun). Tn. H merupakan kepala keluarga dari Ny. S (42 tahun), An. M (20
tahun), An. A (19 tahun), An. AM (13 tahun) dan An. P (11 tahun). Pendidikan terakhir
Tn. H adalah S1. Pekerjaan sehari-hari sebagai PNS. Alamat tinggal sekarang ini Jl.
Musi 5A Way Hitam Plg. Keluarga Tn. H merupakan keluarga extended family
(keluarga luas/ besar) yang terdiri dari keluarga inti. Dimana keluarga Tn H merupakan
keluarga yang di dalamnya masih terdapat hubungan darah, perkawinan dan saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, karena di dalam
satu rumah di keluarga Bp.Tn.H terdiri dari 6 orang yang hidup bersama, segala
kebutuhan dicukupi oleh kepala keluarga. Keluarga Tn.H mengatakan bersuku
Komering. Keluarga Tn.H mempunyai kebiasaan jika ada anggota keluarga yang sakit
diberikan obat-obatan tradisional seperti Jamu. Ibu. Smengatakan keluarga beragama
Islam. Kegiatan ibadah dan keagamaan di keluarga Tn.H dan Ny. S selalu
mengajarkan anakya untuk selalu dekat dengan Allah S.W.T, mengingatkan
anak-anaknya sholat 5 waktu, sering mengusahakan untuk sholat berjamaah,
setiap malam jumat seluruh anggota keluarga membaca yasin bersama. Di
keluarga Tn.H, pencari nafkah utama di keluarga adalah Tn.H yang bekerja sebagai PNS
dengan gaji kurang lebih 5 juta/bulan. Ny. S setiap harinya berjualan dengan membuka
warung kecil di rumahnya.

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV,


makan bersama di luar dan sesekali bertamasya ke luar kota. Kadang-kadang
berkumpul dengan sanak saudara saat ada acara keluarga dan lebaran.

An.A mengatakan jika merasa bosan dan stress dia sering keluar malam untuk
sekedar nongkrong bersama temannya. An.A juga mengatakan bahwa dia pernah
keluar malam dan pulang jam 3 subuh. Namun, sekarang dia mengatakan bahwa
dia hanya keluar pada malam minggu dan pulang jam 12 malam. An.A
mengatakan bahwa dia sangat menyukai otomotif sehingga terkadang dia
menghibur diri dengan memodifikasi motornya atau bahkan menonton dan ikut
berpartisipasi dalam balapan motor.
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.H
Pendidikan: S1
Umur : 51 Th
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Alamat : Jl. Musi 5A Way Hitam Plg
Suku : Komering
Nomor HP : 081367267934

b. Komposisi Keluarga :

No Nama L/P Umur Hubungan keluarga Pekerjaan Pendidikan


1. Ny.S P 42 Istri IRT DIII
2. An.M P 20 Anak Mahasiswa SMA
3. An.A L 19 Anak Mahasiswa SMA
4. An.Am L 13 Anak Pelajar SD
5. An.P P 11 Anak Pelajar SD

c. Genogram : genogram 3 generasi

Keterangan :
= laki-laki = laki-laki meninggal = anggota keluarga
yang sakit

= perempuan = perempuan meninggal = anggota yang


tinggal serumah

d. Tipe keluarga

Keluarga Tn. H memiliki tipe keluarga inti, karena keluarga Tn.H terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Tidak ada masalah dalam
keluarga Tn.H

e. Suku bangsa

Keluarga Tn. H dan Ny.S semenjak dari orang tua berasal dari suku
Komering Sumatera Selatan Indonesia. Jika sakit Tn. H dan Ny. S terkadang
menggunakan obat – obatan tradisional seperti jamu.

f. Agama dan kepercayaan

Anggota keluarga Tn.H beragama islam. Tn.H dan Ny. S selalu mengajarkan
anakya untuk selalu dekat dengan Allah S.W.T, mengingatkan anak-anaknya
sholat 5 waktu, sering mengusahakan untuk sholat berjamaah, setiap malam
jumat seluruh anggota keluarga membaca yasin bersama.

g. Status sosial ekonomi keluarga

Tn.H bekerja sebagai PNS di Pengadilan Militer Palembang dengan


penghasilan ± 5 juta/bulan, Tn.H juga mengatakan bahwa dia biasanya
mendapatkan remon dari kantornya sebesar ± 2 juta/bulan. Ny.S adalah ibu
rumah tangga, namun Ny.S mempunyai usaha sampingan yaitu membuka sebuah
warung kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak sayur,
gula, gandum, telur, dll dengan penghasilan yang tak menentu ± 50.000/hari.
Penghasilan Tn.H dan Ny.S di gunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari,
bayar tagihan listrik, air, dll. Adapun perabotan yang dimiliki Tn.H yaitu leptop
1, netbook 1,tv 2, mejicjer 1, blender 1, dll. Dan alat transportasi, 2 motor
pribadi, 2 motor dinas dan 1 mobil. Kebutuhan yang di keluarkan keluarga Tn.H
setiap bulan ± Rp. 8.000.000.

h. Aktivitas rekreasi keluarga

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV,


makan bersama di luar dan sesekali bertamasya ke luar kota. Kadang-kadang
berkumpul dengan sanak saudara saat ada acara keluarga dan lebaran.

An.A mengatakan jika merasa bosan dan stress dia sering keluar malam untuk
sekedar nongkrong bersama temannya. An.A juga mengatakan bahwa dia pernah
keluar malam dan pulang jam 3 subuh. Namun, sekarang dia mengatakan bahwa
dia hanya keluar pada malam minggu dan pulang jam 12 malam. An.A
mengatakan bahwa dia sangat menyukai otomotif sehingga terkadang dia
menghibur diri dengan memodifikasi motornya atau bahkan menonton dan ikut
berpartisipasi dalam balapan motor.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tn.H memiliki 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Saat ini anak
pertama keluarga Tn.H (An.M) berumur 20 tahun, belum berkeluarga dan masih
kuliah. Anak ke-2 Tn.H (An.A) berumur 19 tahun, belum berkeluarga dan juga
masih kuliah. Anak ke-3 (An.Am) berumur 13 tahun, masih sekolah SMP. Dan
anak ke-4 (An.P) berumur 11 tahun, masih sekolah SMP

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Tn.H masih belum terpenuhi karena Tn.H harus
membiayai 4 orang anaknya. Anak pertama dan kedua Tn.H masih dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja, yang saat ini anak pertama (An.M)
kuliah semester 6, anak kedua (An.A) kuliah semester 4. Anak ketiga (An.Am)
sekolah kelas 2 SMP dan anak keempat (An.P) sekolah kelas 1 SMP yang saat ini
masih dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah (families
with children school).
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Tn.H sering mengeluh pusing dan lemas, ketika diperiksa keadaan Tn.H dan
didapatkan tekanan darah Tn.H yaitu 80/70 mmHg. Tn.H tidak pernah
memeriksakan dirinya ke dokter, dia menganggap penyakit tersebut akan sembuh
sendiri. Biasanya jika TD Tn.H turun, dia meminum susu cair. Ny.S beranggapan
bahwa sakit Tn.H hanya biasa dan tidak terlalu serius.
Ny.S menderita hipertensi. Dia mulai terkena hipertensi setelah melahirkan
anak ketiga. Ny.S mengatakan bahwa dia biasa mengkonsumsi obat yang
dibelinya di apotik. Dia juga mengatakan bahwa obat itu pernah diresepkan oleh
dokter pada saat penyakitnya kambuh, sehingga Ny.S tidak lagi berobat ke dokter
dan langsung mengkonsumsi obat hipertensi apabila dia merasa tekanan darahnya
naik. Ny.S juga mengatakan dia tidak mengkonsumsi obat hipertensi setiap hari,
hanya jika sangat diperlukan saja. Ny.S mengatakan bahwa dia biasa meminum
obat herbal setiap hari untuk menstabilkan tekanan darah. Ny.S juga sering
memodifikasi obat herbalnya dengan obat lain yaitu air rebusan daun alpukat.
Ny.S mengatakan bahwa resep itu dia dapatkan dari temannya yang juga
menderita hipertensi.
An.M menderita gastritis, An.M mengatakan bila dia merasa sakit, An.M
mengkonsumsi obat penurun asam lambung. Namun, bila penyakit dirasa cukup
serius, An.M pergi ke Puskesmas atau dokter. Karena pendidikan yang dia dapat
di bangku kuliah yang sedang dia jalani, An.M banyak mengetahui tentang
gejala-gejala penyakit yang sering timbul di rumahnya, dan juga tau cara
pencegahan agar penyakit tersebut tidak datang kembali. Sehingga, sampai saat
ini penyakitnya sudah jarang kambuh.
An.A juga menderita gastritis, An.A lebih memilih periksa ke dokter
langganan daripada puskesmas ketika sakit. Dia beranggapan bahwa obat dari
puskesmas tidak ampuh untuk menyembuhkan penyakitnya. An.A juga
mengatakan bahwa dia jarang makan teratur, sering begadang dan keluar malam.
Bahkan dia sering merasakan pusing dan mata berkunang-kunang apabila sehabis
begadang. An.A juga mengatakan bila maagnya kambuh, maka dia akan
mengurangi aktivitasnya di luar. Namun, jika penyakitnya sudah sembuh, maka
dia akan kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa. An.A mengatakan bahwa
akhir-akhir ini dia tidak nafsu makan karena sering mual dan sakit perut.
An.Ma tidak memiliki riwayat penyakit. Namun, Ny.S khawatir jika
kandungan gula darah An.Ma tinggi karena An.Am suka sekali mengkonsumsi
makanan dan minuman yang manis. Ny.S juga mengatakan bahwa apabila
An.Am terluka dibagian tubuhnya, maka luka tersebut akan lama sembuh dan
mengering, serta biasanya meninggalkan bekas. Ny.S dan An.M (kakak
perempuan An.Am) sudah membujuk An.Am untuk memeriksakan gula darah,
namun An.Am tidak mau dan malah berbalik marah. Sehingga Ny.S hanya dapat
berupaya mengatur asupan gula An.Am dan mencegah terjadinya cedera yang
dapat menyebabkan luka pada An.Am.
Ny.S mengatakan bahwa An.P juga menderita gastritis. Ny.S akan segera
memberikan obat apabila gejala mulai dirasakan An.P. Jika penyakit tak kunjung
sembuh atau berkurang, An.P akan dibawa Ny.S ke Puskesmas.
2. Riwayat penyakit keturunan

Orang tua dari Tn.H tidak memiliki riwayat penyakit serius. Ayah dari Tn.H
sudah lama meninggal pada saat menunaikan ibadah haji. Serta ibu dari Tn.H saat
ini masih ada dan tidak memiliki riwayat penyakit serius. Namun, Orang Tua dari
Ny.S memiliki riwayat hipertensi. Ayah dari Ny.S telah meninggal 2 tahun yang
lalu akibat HHD (Hypertension Heart Disease). Serta ibu dari Ny.S memiliki
riwayat hipertensi serta menderita penyakit DM (Diabetes Melitus). Ibu dari Ny.S
saat ini masih menjalani pengobatan dengan rawat jalan.

3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota kelurga :

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


kesehatan (BCG/Polio/D kesehatan yang telah
PT/HB/Camp dilakukan
ak)
1. Tn.H 51 Dia juga Lengkap Hipotensi Tn.H minum
merasa susu encer atau
pusing jika jamu bila
kecapean kecapean.
2. Ny.I 42 Ny.S Lengkap Hipertensi  Ny.S rutin
. merasa meminum
kepalanya obat herbal
sangat (air rebusan
pusing jika daun
ada sesuatu alpukat)
yang sangat  Ny.S
dipikirkann meminum
ya. Dia juga obat anti
mengatakan hipertensi
kepalanya jika dirasa
pusing jika kepalanya
mengkonsu sangat
msi daging. pusing.
3. An.M 20 46 Bila jadwal Lengkap Gastritis An.M segera
makannya minum obat
mulai tidak antasida
teratur,
An.M
merasa
nyeri di ulu
hati.
4. An.A 19 50 An.A Lengkap Gastritis Awalnya An.A
merasa akan
mual dan membiarkan
muntah. sakit perut
Dia juga yang
malas untuk dirasakannyan
makan. ya, namun jika
Perutnya sakit itu mulai
juga sering mengganggu,
terasa sakit An.A segera
minum obat
antasida dan
jika masih
merasa sakit,
dia langsung
bergegas ke
dokter
5. An.Am 13 - Lengkap - -

6. An.P 11 32 Apabila Lengkap Gastritis Ny.S


telat dari memberikan
jadwal obat antasida
seharusnya kepada An.P
makan,
An.P
mengeluh
sakit
dibagian
perutnya.

4. Sumber pelayanan kesehatan yang di manfaatkan


Karena keluarga Tn.H memiliki askes, keluarga Tn.H memanfaatkan
pelayanan kesehatan dari Puskesmas/ Dokter keluarga / Rumah sakit untuk
memeriksaan kesehatan, konsultasi ataupun mencari informasi tentang kesehatan.
5. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Tn.H tidak memiliki riwayat penyakit yang cukup serius. Namun,
Ibu dari Ny.S memiliki riayat hipertensi dan DM. Ny.S merupakan ibu yang
siaga. Dia tanggap terhadap kondisi keluarganya yang sakit.
3. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Karakteristik rumah

Tempat tinggal Tn.H memiliki luas 114,75 m, Tipe rumah 45, milik sendiri.
Rumah Tn.H memiliki kamar/ ruangan sebanyak 10 ruangan, Ventilasi/
penerangan cukup, dengan pemanfaatan ruangan : 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1
R.serbaguna, 1 R keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi. Rumah Tn.H memiliki 1
Septik tenk, jarak pembuangan (Septik tenk) dengan sumber mata air ±10m.
Keluarga Tn.H menggunakan sumber air minum dari PDAM. tersedia tempat
sampah, untuk limbah rumah tangga ada di depan rumah dan biasanya di bakar 3
hari sekali. Lingkungan rumah Tn.H cukup bersih, jarak rumah dengan jalan raya
cukup jauh.

Ket :

= Lt. 1 = Lt. 2

= Pintu

/ = Jendela / Penchayaan

= Septic Tank

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Keluarga Tn.H tinggal di daerah perumahan, tetangga yang ada di sekitar


rumah semuanya ramah dan saling tolong-menolong satu sama lain. Warga
sekitar khususnya ibu – ibu memiliki kebiasaan mengadakan pengajian rutin
setiap hari jumat. Pengajian diadakan di masjid dekat rumah. Warga di sekitar
juga sering mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan setiap 1 bulan
sekali. Apalagi jika sudah memasuki musim penghujan.

c. Mobilitas geografi keluarga

Keluarga Tn.H sudah menempati rumah itu sejak 23 Desember 2006 sampai
sekarang. Tn.H lahir dan besar di Palembang, sedangkan Ny.S lahir di campang
tiga dan pada umur 7 tahun pindah ke tugu mulyo. Ny.S kemudian merantau ke
Palembang untuk melanjutkan sekolah ke tingkat perguruan tinggi. Setelah
menikah, Tn.H dan Ny.S memutuskan untuk tetap tinggal di Palembang.
Kebanyakan anggota keluarga Tn.H dan Ny.S berjauhan dan jarang berkunjung
kerumah. Tn.H memiliki 1 saudara yang dekat (masih 1 kota).

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Biasanya Ny.S ikut arisan RT sebulan sekali sekali, dan arisan kelurahan
sebulan sekali sedangkan Tn.H selalu ikut serta bila ada acara kerja bakti RT
maupun RW.

An.A mengatakan bahwa dia memiliki banyak teman dari berbagai tingkatan
sosial, mulai dari penjual koran, tukang tambal ban, mahasiswa, genk motor dan
mobil dll. An.A juga mengatakan bahwa hampir semua temannya merokok,
beberapa ada yang suka minum alkohol, ada juga yang memakai narkoba dan ada
yang pernah dipenjara karena mencuri. Namun, An.A berusaha untuk tidak
mengikuti tindakan negatif teman-temannya, karena An.A mengerti bahaya dari
tindakan tersebut. An.A juga mengatakan bahwa Ibunya Ny.S sering memberikan
wejangan kepadanya.

An.M jarang bersosialisasi dengan tetangga disekitar rumah karena jadwal


kuliah yang cukup padat dan jarak rumah-kmpus yang sangat jauh. Namun,
An.M mengatakan jika ada kegiatan remaja masjid di hari libur, maka dia
berusaha untuk meluangkan waktu. Ny.S mengatakan An.P sering mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya.

e. Sistem pendukung keluarga


Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota keluarga saling
menyayangi dan membantu satu sama lain. Keluarga Tn.H memiliki fasilitas :
Televisi, MCK, Ttempat tidur yang nyaman, sumber air bersih, motor dan mobil
sebagai sarana transportasi dan untuk masalah kesehatan, keluarga Tn.H memiliki
askes untuk membantu biaya pengobatan.

4. Struktur keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga

Keluarga Tn.H dalam kesehariannya baik berkomunikasi langsung/ tidak


langsung menggunakan bahasa Palembang, dalam keadaan emosi keluarga Tn.H
menggunakan kalimat yang positif. Ny.S selalu berusaha membangun
komunikasi yang baik dengan anak-anaknya terutama An.A, karena dia rentan
dengan perilaku menyimpang jika dilihat dari teman-temannya. An.M dekat
dengan adik-adiknya, biasanya An.M selalu dijadikan tempat curhat oleh adik-
adiknya.

b. Struktur kekuatan keluarga

Saudara-saudara dari Ny.S dan Tn.H selalu siap membantu apabila keluarga
Tn.H membutuhkan pertolongan. Mereka tidak memikirkan jarak yang harus
dilalui, bagi mereka saudara tetaplah saudara dan saudara harus saling tolong
menolong.

c. Struktur peran (peran masng-masing anggota keluarga)


a) Tn.H :

Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala keluarga, ayah,
pelindung dan pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai anggota
masyarakat.

Peran informal : pengambil keputusan tertinggi di rumah.

b) Ny.S :

Peran formal : sebagai istri dari suami, ibu, mengurus rumah tangga,
mendidik anak-anak, bendahara PKK di RT
Peran informal : sebagai pendamai antar anggota keluarga.

c) An.M :

Peran formal : menjadi anak, pengurus remaja masjid di RT, mahasiswa

Peran informal : sebagai penyelaras dan sebagai tempat bercerita adik-


adiknya.

d) An.A :

Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, mahasiswa

Peran informal : sebagai pelindung adik dan kakaknya.

e) An.Am :

Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, pelajar

Peran informal : sebagai penyelaras

f) An.P :

Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, pelajar

Peran informal : sebagai penghibur dirumah.

d. Nilai dan norma keluarga

Tn.H menganut agama Islam dan norma yang berlaku di masyarakat dan adat
istiadat orang Palembang. Keluarga Tn.H sangat mematuhi peraturan yang ada di
rumah, seperti anak perempuannya tidak boleh keluar setelah magrib tanpa di
dampingi keluarga laki-laki. Tn.H dan Ny.S juga mengajarkan pentingnya
bersikap/ sopan santun dengan orang lain.

Apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai bahwa ini adalah
cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat. Keluarga selalu
berusaha dan bertawakal saat menghadapi musibah apapun.

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn.H dan Ny.S selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-
anaknya, Ny.S dan Tn.H juga selalu mendukung dan mengarahkan segala sesuatu
yang dilakukan oleh anak-anaknya selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar norma dan etika sopan santun.

b. Fungsi sosialisasi

Interaksi Tn. H dengan anak istrinya terjalin dengan sangat baik, saling
mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Tn.H memiliki peran
yang besar dalam mengambil keputusan, namun Tn.H selalu adil kepada
keluarganya.

Masing masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan


sopan santun dalam berperilaku. Keluarga mengajarkan dan menanamkan prilaku
sosial yang baik, keluarga cukup aktif di dalam masyarakat. Di waktu senggang
biasanya keluarga berkumpul.

c. Fungsi keperawatan kesehatan

1) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan


Ny.S mengatakan tahu/ mengerti dengan penyakit yang sering diderita dirinya
serta anak-anaknya. Baik itu mengenai pengertian, tanda gejala, etiologi maupun
pencegahan dan perawatannya. Ny.S mengatakan bahwa dirinya belajar banyak
dari pengalaman serta pengobatan-pengobatan yang pernah dilakukan. Anak-
anak dari Tn.P dan Ny.S juga sedikit mengenal penyakit yang sering mereka
derita. An.M tahu betul tentang penyakitnya, baik itu pengertian, etiologi, tanda
dan gejala maupun pencegahan dan perawatan. Namun, An.A dan An.P
mengatakan mereka sering tidak mendengarkan nasihat dari orang tuanya,
sehingga penyakit mereka sering kembali. Sedangkan Tn.H mengetahui jika
tekanan darahnya selalu rendah. Tn.H langsung beristirahat jika merasa
kepalanya pusing
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat
Keluarga mengetahui tentang masing-masing penyakit yang pernah mereka
derita, sehingga apabila mereka mulai merasakan tanda dan gejala, mereka
langsung mengkonsumsi obat yang biasa mereka konsumsi. Apabila sakit tak
kunjung sembuh, mereka segera pergi ke puskesmas atau dokter.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny.S mengatakan bila kepalanya terasa pusing, maka Ny.S langsung
meminum obat antihipertensi dan langsung beristirahat. An.M juga melakukan
hal yang sama jika perutnya terasa mual dan sakit. Namun, An.A dan An.P akan
melaporkan gejala yang mereka rasakan kepada Ny.S dan Ny.S langsung
memberikan obat. Ny.S juga mengatakan bahwa dia selalu berusaha mengontrol
jadwal makan anak-anaknya apalagi jika sedang dirumah. Tn.H mengatakan jika
dia mulai merasa pusing dan kliyengan, maka dia tau jika tekanan darahnya
turun. Tn.H langsung minta dibelikan susu encer dan Ny.S menyuruh Tn.H untuk
istirahat.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Tn.H menyadari pentingnya kebersihan ligkungan, oleh sebab itu
keluarga selalu menjaga kebersihan rumahnya dengan membersihkan lingkungan
rumah, seperti menyapu, mengepel dan menguras bak mandi agar tidak menjadi
sumber penyebaran penyakit
5) Kemampuan keluarga mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
Tn.H dan Ny.S mengatakan sudah mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan,
Selama ini keluarga mendapakan pelayanan yang baik oleh puskesmas. Keluarga
juga percaya dengan informasi yang di berikan oleh puskesmas.
d. Reproduksi

Jumlah anak yang dimiliki Tn.H dan Ny.S ada 4 orang, 2 anak laki - laki dan
2 anak perempuan. Ny.S masih mengalami haid 1 bulan sekali dan tidak
merasakan nyeri saat haid. Ny.S menggunakan KB berupa pil.

e. Fungsi ekonomi

Tn.H mengatakan mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari -


hari dari pendapatan yang diterima ditambah dengan usaha sampingannya. Tn.H
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk keperluan yang tidak terduga dan
biaya sekolah anaknya nanti.

6. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stresor Jangka Panjang

Tn.H dan Ny.S memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah bagi anak-
anaknya.

b. Stresor Jangka Pendek

Tn.H takut kondisi tekanan darahnya yang sering rendah dapat


mempengaruhi kerjanya di kantor. Ny.S juga khawatir dengan kondisi An.A yang
sering begadang dan keluar malam sehingga gastritisnya sering kambuh. Tn.H
dan Ny.S khawatir dengan pergaulan An.A. Tn.H dan Ny.S juga mulai khawatir
dengan anak-anaknya yang masih SMP yaitu An.Am dan An.P yang mulai
beranjak menuju remaja. Tn.H dan Ny.S takut anaknya salah dalam bergaul dan
terjerumus ke pergaulan yang negatif.

c. Respons keluarga terhadap stresor

Untuk stress jangka panjang Tn.H berusaha untuk mencukupi kebutuhan


sekolah anak-anaknya dengan bekerja keras. Sedangkan Ny.S berusaha
membantu Tn.H mencari uang untuk memenuhi keperluan lain yang mendadak.

Untuk stress jangka pendek, Tn.H berusaha untuk tidak stress dan beristirahat
agar tekanan darahnya tetap stabil. Sedangkan Ny.S selalu mengontrol keadaan
An.A walaupun sedang di luar rumah untuk mengingatkannya makan dan pulang
cepat. Ny.S sering memberikan pengertian dan wejangan kepada An.A bahwa
mana yang baik untuk dilakukan mana yang harus ditinggalkan. Ny.S juga sering
mengontrol An.A dari teman-teman yang dikenalnya. Tn.H dan Ny.S juga
memantau kegiatan anak ketiga dan keempatnya, serta teman-teman mereka.
Ny.S juga selalu mengontrol anak-anaknya lewat telpon jika sedang berada
diluar. Tn.H dan Ny.S juga membangun hubungan yang harmonis dirumah agar
anak-anaknya tetap betah walau berada dirumah.
d. Strategi koping

Strategi koping yang digunakan Tn.H dan Ny.S baik, Bila ada permasalahan,
Tn. H dan Ny.S berusaha untuk selalu menyelesaikannya dengan bermusyawarah
dan tetap tenang dalam berfikir. Namun, keputusan tertinggi tetap berada di
tangan Tn.H sebagai kepala rumah tangga.

e. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada


anak ataupun istrinya ataupun memberikan ancaman-ancaman dalam
menyelesaikan masalah.

7. KEADAAN GIZI KELUARGA

Ny.S merasa kebutuhan gizi keluarganya sudah cukup baik, hampir setiap
hari Ny.S masak sayur dengan lauk pauk dengan berganti-ganti menu yang sehat,
seperti tempe, tahu, ikan, ayam, telur dll. Sesekali Ny.S membeli lauk di luar.

8. HARAPAN KELUARGA

Tn.H berharap keluarganya selalu sehat wal’afiat. Dan keluarga juga berharap
petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat, dan cepat
kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda-bedakan seseorang dalam
memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.

9. PEMERIKSAAN INDIVIDU TIAP ANGGOTA KELUARGA


(Pemeriksaan Fisik )

Jenis
An. M An. A An.Am An.P
Pemerik Tn. H Ny. S
(anak ke-1) (anak ke-2) (anak ke-3) (anak ke-4)
saan

Riwayat Hipotensi Hipertensi Gastritis Gastritis - Gastritis


penyakit
saat ini

Keluhan Pusing Pusing Mual, Sakit Mual, Nyeri - Sakit bagian abdomen
yang di seperti di di ulu hati di ulu hati
rasakan tarik-tarik

Tanda Pusing, Sakit Nyeri tekan Mual, nyeri - Nyeri tekan abdomen,
dan lemah kepala di abdomen, anoreksia.
gejala epigastrium, anoreksia.
mual,
anoreksia.

Riwayat Tn.H Ny.S An.M An.A - An.P pernah radang di


penyakit pernah pernah pernah pernah di tenggorokan. Namun
sebelum mengalam mengalam menderita diagnosa sekarang sudah
nya i cedera di i gastritis, tipus/DB, gejala sembuh.
kaki namun An.M di Tipus/DB,
kananya. sampai rawat jalan An.A di
Sudah di saat ini dan rawat jalan
obati penyakitn skarang dan
namun, ya tidak sudah sembuh.
jika pernah sembuh. Namun,
sehabis kambuh Namun, jika
berolahra lagi jika An.M kecapean
ga yang kecapean, maka
berat, maka tipusnya
maka tipusnya akan
kakinya akan datang lagi.
terasa kembali
sakit lagi.
kembali  An.M juga
memiliki
riwayat
hipotensi.
Sehingga
An.M
berusaha
untuk tetap
menjaga
kondisi
tubuhnya
dengan
membatasi
aktivitas di
luar rumah
yang
berlebihan.

TTV TD : 80/70 TD : TD : 90/70 TD : 80/60 TD : 90/60 TD : 80/60 mmHg


mmHg 140/90 mmHg mmHg mmHg RR: 20X/menit
RR: mmHg RR: RR: RR: N: 95X / menit
18X/menit RR:22X / 16X/menit 19X/menit 18X/menit S : 36,2 oC
N: 80X / menit N: 74X / N: 78X / N: 75X /
menit N: 84X / menit menit menit
S : 36 oC menit S : 36,5 oC S : 36,4 oC S : 36 oC
S : 36 oC
STATUS BB : 56kg BB : 60kg BB : 46kg BB : 50kg BB : 43kg BB : 32kg
GIZI TB : TB : TB : 154cm TB : 177cm TB : 156cm TB : 140cm
170cm 150cm BMI : BMI : BMI : BMI :
BMI : BMI :
KEPALA Rambut Rambut Rambut Rambut Rambut Rambut hitam, lurus,
hitam, hitam dan hitam, hitam, hitam, agak panjang dan bersih
uban jarang lurus, lurus, lurus,
jarang ditemukan panjang dan pendek dan pendek dan
ditemukan uban, ikal, bersih bersih bersih
, pendek panjang
dan bersih dan bersih

MATA Kedua Kedua Kedua mata Kedua mata Kedua mata Kedua mata simetris,
mata mata simetris, simetris, simetris, konjungtiva an-anemis,
simetris, simetris, konjungtiva konjungtiva konjungtiva sklera tidak ikterik,
konjungtiv konjungtiv anemis, anemis, an-anemis, penglihatan baik,
a an- a an- sklera tidak sklera tidak sklera tidak apabila membaca tidak
anemis, anemis, ikterik, ikterik, ikterik, menggunakan
sklera sklera penglihatan penglihatan penglihatan kacamata.
tidak tidak baik, baik, reflek baik,
ikterik, ikterik, apabila pupil positif apabila
penglihata penglihata membaca (+) membaca
n baik, n baik, menggunak tidak
apabila apabila an kacamata menggunak
membaca membaca (-2) an
harus tidak kacamata.
mengguna mengguna
kan kan
kacamata. kacamata.
(+3).
HIDUN Hidung Hidung Hidung Hidung Hidung Hidung simetris, tidak
G simetris, simetris, simetris, simetris, simetris, ada polip, tidak
tidak ada tidak ada polip tidak ada tidak ada sinusitis, penciuman
polip, polip, sebelah polip, tidak polip, tidak baik.
tidak tidak kanan, tidak sinusitis, sinusitis,
sinusitis, sinusitis, sinusitis, penciuman penciuman
penciuman penciuman penciuman baik. baik.
baik. baik. baik.

Paru I: I: I: I: I: I : Pengembangan
Peng Peng Penge Penge Penge paru simetris
emba emba mbang mbang mbang P : Vokal Premitus
ngan ngan an an an sama
paru paru paru paru paru P : Redup
simet simet simetri simetri simetri A : Vesikuler
ris ris s s s
P: P: P : Vokal P : Vokal P : Vokal
Voka Voka Premit Premit Premit
l l us us us
Prem Prem sama sama sama
itus itus P : Redup P : Redup P : Redup
sama sama A : A : A:
P : P : Vesikuler Vesikuler Vesik
Redu Redu uler
p p
A : A :
Vesi Vesikule
kuler r
Abdome I : I : I : I : I : I : Simetris
n Sime Sime Simetr Simetr Simetr A : Refluk 15x/mnt
tris tris is is is P : Tidak ada nyeri
A: A: A : Refluk A : Refluk A : Refluk tekan
Reflu Reflu 15x/m 15x/m 15x/m P : Timpani
k k nt nt nt
15x/ 15x/ P : Ada P : Ada P : Tidak
mnt mnt nyeri nyeri ada
P : Tidak P : Tidak tekan tekan nyeri
ada ada di ulu di ulu tekan
nyeri nyeri hati hati P :
tekan tekan P : P : Timpa
P : P : Timpa Timpa ni
Timp Timp ni ni
ani ani
Genetali Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak terpasang kateter,
a terpasang terpasang terpasang terpasang terpasang tidak terdapat hemoroid
kateter, kateter, kateter, kateter, kateter,
tidak tidak tidak tidak tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
hemoroid hemoroid hemoroid hemoroid hemoroid
Ekstremi Pada Pada Pada Pada Pada Pada ekstremitas atas
tas ekstremita ekstremita ekstremitas ekstremitas ekstremitas dan bawah tidak ada
s atas dan s atas dan atas dan atas dan atas dan pembengkakan ,
bawah bawah bawah tidak bawah tidak bawah tidak pergerakan aktif
tidak ada tidak ada ada ada ada
pembengk pembengk pembengka pembengka pembengka
akan, akan , kan , kan , kan ,
pergerakan pergeraka pergerakan pergerakan pergerakan
aktif n aktif aktif aktif aktif

B. Analisa Data

No Data Problem Etiologi


1. DS : Kurangnya Ketidakmampuan
- Tn. H mengatakan kepalanya sering pusing jika pengetahuan keluarga mengenali
kecapean Keluarga tentang dan memahami
- Ny.S mengatakan bahwa Tn.H tidak pernah penyakit Tn.H penyakit Tn.H
memeriksakan dirinya ke dokter atau
puskesmas jika sakit
- Ny.S mengatakan bahwa penyakit Tn.H hanya
karna kelelahan saja dan tidak terlalu serius.
- Tn.H mengatakan dia sering meminum susu
encer jika mulai kliyengan.
- Skala nyeri yang dirasakan Tn.H yaitu 4

DO :
- TTV :
TD : 80/90 mmHg
RR : 18X / menit
N : 80X / menit
S : 36 C
- Wajah tampak pucat
- Tn.H terlihat lemah
2 DS : Gangguan pola tidur Ketidakmampuan
- An.A mengatakan bahwa dia sering pulang An.A pada Keluarga keluarga dalam
malam dan begadang Tn.H merawat dan
- An.A mengatakan bahwa dia sering kelelahan mengontrol aktivitas
- An.A juga mengatakan bahwa kepalanya sering anggota keluarganya
terasa pusing dan matanya berkunang-kunang
sewaktu bangun tidur.
DO :
- An.A tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- TTV An.A :
TD : 80/60 mmHg
RR : 19X / menit
N : 78X / menit
S :36,4 oC
3. DS: Gangguan Ketidakmampuan
- Mual dan muntah dirasakan oleh An.A, An.M pemenuhan keluarga merawat
dan An.P kebutuhan nutrisi anggota keluarga
- An.A dan An.M mengatakan bahwa mereka keluarga Tn.H yang sakit
tidak nafsu makan jika mulai merasakan mual
- An.A mengatakan jika kelelahan dia langsung
tidur
- Jadwal makan An.A tidak teratur
- An.A terkadang makan diluar jika lapar

DO:
- An.A tampak pucat
- BB : 50kg
- TB : 177cm
- Nyeri pada saat perut atas ditekan
4. DS: Resiko terjadi Ketidakmampuan
- An.A mengatakan bahwa jika merasa bosan dan penyimpangan keluarga dalam
stress dia sering keluar malam untuk nongkrong perilaku oleh An.A memodifikasi
bersama teman-temannya. lingkungan pergaulan
- An.A mengatakan bahwa dia memiliki banyak An.A yang rentan
teman dari berbagai tingkatan sosial (penjual dengan perilaku
koran, tukang tambal ban, mahasiswa, anggota menyimpang
club mobil dan motor serta anak pengusaha)
- An.A mengatakan hampir semua temannya
merokok, beberapa ada yang suka minum
alkohol, ada juga yang memakai narkoba
bahkan ada yang pernah di penjara karena
mencuri.
DO :
-
5. DS : Potensial Informasi yang
- Tn.H meminum susu cair jika kepalanya terasa peningkatan mudah ditangkap dan
pusing dan tubuhnya terasa lemas pengetahuan diserap oleh Ny.S
- Ny.S rutin meminum obat herbal untuk tetap kesehatan keluarga dan An.M sebagai
menstabilkan tekanan darahnya. Tn.H anggota keluarga
- An.M membatasi aktivitas yang berlebih di luar
untuk mencegah kekambuhan penyakit.
- Ny.S tau mengenai obat yang harus diberikan
kepada anaknya atau dirinya sendiri jika
penyakit anggota keluarganya mulai kambuh
- Ny.S selalu berusaha memanfaatkan sumber
pelayanan kesehatan yang mereka dapat
DO:
- Ny.S dapat menjelaskan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala serta cara pencegahan penyakit
yang dideritanya (Hipertensi)
- Ny.S juga dapat menjelaskan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala serta cara
pencegahan dan pengobatan dari penyakit yang
diderita anak-anaknya (Gastritis)
- An.M mengetahui penyakit yang diderita oleh
keluarganya serta memahami cara penanganan
dan pencegahannya.
- Keluarga Tn.H sangat tertarik dengan informasi
yang perawat sampaikan mengenai penyakit-
penyakit yang beresiko timbul dalam keluarga
mereka.
- Keluarga Tn.H memperhatikan setiap informasi
yang disampaikan perawat

SKORING DAN PRIORITAS MASALAH


Diagnosa Keperawatan :

1. Kurangnya pengetahuan Keluarga tentang penyakit Tn.H b/d


Ketidakmampuan keluarga mengenali dan memahami penyakit Tn.H

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Kurang mengetahui tentang
ancaman kesehatan penyakit Tn.H yaitu Hipotensi

2 Kemungkinan masalah 1 2 1/2 x 2 = 1 Tn.H mengatakan tidak ingin


dapat dirubah : ke dokter dan cukup minum
sebagian. susu encer saja.
3 Potensi masalah dapat 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah hipotensi dapat diatasi
dicegah : tinggi. oleh keluarga, terutama bila
Tn.H dapat mengatur aktivitas
dan istirahatnya.
4 Menonjolnya masalah : 1 1 1/2 x 1 = 1/2 Keluarga menanggapi penyakit
ada masalah, tetapi Tn.H ini tidak terlalu
tidak perlu segera mengganggu asal selalu di
ditangani kontrol aktivitas Tn.H
TOTAL 3 1/6

Diagnosa Keperawatan :

2. Gangguan pola tidur An.A pada Keluarga Tn.H berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam mengenali dan mengontrol aktivitas anggota
keluarganya
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = An.A sering terlihat pucat dan
ancaman kesehatan 2/3 merasa pusing setelah bangun
tidur, namun An.A masih belum
bisa meninggalkan kebiasaannya
keluar malam dan begadang
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan informasi mengenai
masalah dapat dampak terburuk akibat terlalu
dirubah : mudah. sering begadang dan keluar
malam.
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = An.A mau berusaha untuk
dapat dicegah : 2/3 mengurangi kebiasaannya keluar
cukup. malam dan begadang.
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga tahu bahwa banyak
masalah : berat, penyakit yang akan timbul jika
harus segera di An.A terlalu sering begadang,
tangani.
TOTAL 4 1/3

Diagnosa Keperawatan :

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi keluarga Tn.H berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah sangat sering
aktual terjadi, An.A, An.M dan An.P
sering merasakan mual dan nyeri
abdomen
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Ny.S selalu tanggap memberikan
masalah dapat obat jika anak-anaknya mulai
dirubah : mudah. merasakan sakit.
3 Potensi masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Ny.S banyak tahu tentang
dapat dicegah : penyebab dan cara menghindari
tinggi faktor pencetus untuk terjadi
gastritis.
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga menanggapi bahwa
masalah : berat, penyakit gastritis ini dapat
harus segera di mengganggu aktivitas dan selera
tangani. makan.
TOTAL 5

Diagnosa Keperawatan :

4. Resiko terjadi penyimpangan perilaku oleh An.A b/d Ketidakmampuan


keluarga dalam memodifikasi lingkungan pergaulan An.A yang rentan
dengan perilaku menyimpang

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 An.A memiliki pergaulan yang
Resiko rentan terhadap perilaku
menyimpang.
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 An.A mengatakan bahwa
masalah dapat walaupun teman-temannya
dirubah : mudah. sering melakukan perilaku
yang tidak baik, dia tetap tidak
mengikuti perilaku tersebut.
3 Potensi masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Ny.S selalu memantau
dapat dicegah : kegiatan anaknya melalu
tinggi handphone.
4 Menonjolnya 0 1 0/2 x1 = 0 Masalah tidak dirasakan,
masalah : masalah karena setelah beberapa tahun
tidak dirasakan bergaul dengan teman-
temannya, An.A tidak
menunjukkan gejala perilaku
yang menyimpang
TOTAL 3 2/3
5. Potensial peningkatan pengetahuan kesehatan keluarga Tn.H berhubungan
dengan informasi yang mudah ditangkap dan diserap oleh Ny.S dan An.M
sebagai anggota keluarga

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 1 1 1/3 x 1 = 1/3 Ny.S mengetahui mengenai
Potensial penyakit-penyakit yang sering di
derita oleh keluarganya terutama
dirinya sendiri
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Ny.S selalu mencari informasi
masalah dapat lain mengenai penyakit yang
dirubah : mudah. sering ada di rumahnya dengan
bertanya kepada ahli kesehatan
maupun kepada tetangga yang
memiliki sakit yang sama
3 Potensi masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Ny.S senang jika diberikan
dapat dicegah : informasi baru mengenai cara
tinggi pencegahan dan pengobatan
terkait penyakit yang di derita
anggota keluarganya terutama
penyakit Tn.H yang masih belum
banyak dia tahu
4 Menonjolnya 0 1 0/2 x1 = 0 Ny.S merasa tidak terlalu banyak
masalah : masalah menemukan kesulitan dalam
tidak dirasakan melakukan pengobatan terhadap
anak dan suaminya.
TOTAL 3 1/3

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosis keperawatan (PES) Skor

1. Kurangnya pengetahuan Keluarga tentang penyakit


Tn.H b/d Ketidakmampuan keluarga mengenali dan 3 1/6
memahami penyakit Tn.H
2. Gangguan pola tidur An.A pada Keluarga Tn.H
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga 4 1/3
dalam mengontrol aktivitas anggota keluarganya

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi keluarga


Tn.H berhubungan dengan Ketidakmampuan 5
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4. Resiko terjadi penyimpangan perilaku oleh An.A b/d


Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan pergaulan An.A yang rentan dengan 3 2/3

perilaku menyimpang

5. Potensial peningkatan pengetahuan kesehatan


keluarga Tn.H berhubungan dengan informasi yang
mudah ditangkap dan diserap oleh Ny.S dan An.M 3 1/3

sebagai anggota keluarga


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik.

Edisi ke-6. Jakarta: Media Grafika.

Carpenito, L. J. (2000). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi ke-8. Alih Bahasa

Ester M. Jakarta: EGC.

Gunarsa & Gunarsa. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta:

Gunung Mulia.

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hurlock, E. B (1998). Development psychology: a life span approach. 5th Ed.

London: McGraw Hill Inc.

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Padila. 2012. Buku Ajaran : Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai