Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat

modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang di

hadapi hamper seluruh dunia. Hal tersebut di karenakan serangan stroke

yang mendadak dapat dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan

mental baik pada usia produktif maupun usia lanjut (junaidi,2011).

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian

akibat stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah

tinggi. Selain itu di perkirahkan sekitar 16% kematian stroke di sebabkan

tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah

dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan konsentrasi

glikoprotein, yang merupakan prncetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar

glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar kemungkinan

meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme

glukosa secara anerobik yang merusak jaringan otak.

Seseorang menderita stroke karena memiliki perilaku yang dapat

meningkatkan faktor resiko stroke. Gaya hidup yang tidak sehat seperti
mengkomsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolestrol, kurang aktivitas

fisik, dan kurang olehraga, meningkatkan resiko terkena penyakit stroke

(Aulia dkk,2008). Gaya hidup sering menjadi penyebab berbagai penyakit

yang menyerang usia produktif, karena generasi muda sering menerapkan

pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkomsumsi gula yang

berlebbihan sehingga akan menimbulkan kegemukan yang berakibat

terjadinya penumpukan energi dalam tubuh (Dourman,2013).

Penyakit syroke sering di sebut penyakit monopoli orang tua. Dulu,

stroke hanya terjadi pada usia 60 tahun, namun sekarang mulai usia 40

tahun seseorang sudah memiliki risiko stroke, meningkatnya penderita

stroke usia muda lebih di sebabkan pola hidup, terutama pola makanan

tinggi kolestrol.

B. Rumusan masalah

1. Apakah yang di maksud dengan keluarga?

2. Apa yang di maksud stroke

3. Bagai manakah asuhan keperawtan keluarga tentang stroke


BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori keluarga

1. Defenisi Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

bbudaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta

social dari tiap anggota keluarga.

2. Struktur keluarga

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu di susun melalui jalur

ayah.
b. Matrineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi di mana hubungan itu di susun melalui jalur

garis ibu.

c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

ibu.

d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga

sebagai keluarga karrna adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Cirri-ciri struktur keluarga

a. Teroganisasi : saing berhubungan, saling bertergantungan antara anggota

keluarga.

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka

juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya

masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Macam-macam struktur / tipe / bentuk keluarga

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family


Keluarga yang terdiri dari suami istri (tanpa anak) yang hidup bersama

dalam satu rumah.

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah

memisahkan diri.

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karenaa terlambat menikah dan untuk mendapatkan

anak terlambat waktunya, yang di sebabkan karena mengejar

karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu

rumah seperti nucler family disertai : paman, tante, orang tua (kakek-

nenek), keponakan,dll.

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) sengan anak, hal

ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan

(melalui hokum pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota

tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota

bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pecan(week-end)

h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal

bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling

berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang

sama. Misalnya: dapur, kamar mandi,televise, telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang di bentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali

dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone/ single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena

pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal

mati

l. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari

hubungan tanpa nikah

m. The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri

n. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan

saudarah, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui

aktivitas kelompok/ membesarkan anak bersama

o. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui

pernikahan

p. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagai mana

pasangan suami-istri (marital partners)

q. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena

beberapa alasan tertentu

r. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yangt menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama, yang merasa telah saling menikat satu dengan yang lainnya,

berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

s. Group network family

Keluarga inti yang di batasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan

satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga

bersama,pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.

t. Foster family

Keluarga yang mennerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak


tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga

yang aslinya.

u. Homeless family

Keluarga yang berbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanen karena krisis personal yang di hubungakan dengan keadaan

ekonomi dan atau problem kesehatan mental

v. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang

mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,

tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

5. Tahap-tahap kehidupan / perkembangan keluarga

a. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru di mulai saat masing-masing individu laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,kelompok

social

3) Mendisksikan rencana memiliki anak

4) Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)


Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

bulan:

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan sexual dan kegiatan keluarga

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini di mulai saat kelahiran anak pertama a92,5 bulan) dan

berakhir saat anak berusia 5 tahun :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan

tempat tinggal, privasi dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di

luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak(tahap yang

paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tubuh dan kembang anak

d. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini di mulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai

jumblah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:

1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga

e. Keluarga dengan anak remaja

Di mulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan

rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja

dan member tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

meningkat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya

2) Mempartahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini di mulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap

ini tergantung dari jumblah anak tetap tinggal bersama orang tua :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini di mulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal :

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai

keduanya meninggal :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatann fisik dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hibungan dengan anak dan social masyarakat

5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. Tinjauan teori stroke

1. Defenisi

Stroke atau cedera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehulangan fungsi

otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak

(Smeltzer & bare,2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya

mendadak, progesi cepat, berupa deficit neurologis fokal dan/ global, yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan

semata-mat di sebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic.

Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap

gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau

terhentinya aliran darah melalui system suplay arteri otak. Dari beberapa

uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan

sirkulasi serebral yang di sebabkan oleh sumbatan atau penyempitan

pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau pendarahan serebral


sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang di timbulkan secara

mendadak.

Stroke diklasifikasikan menjadi dua :

a. Stroke non Heragik

Suatu gangguan peredarah darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan

yang di tandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak

atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan

dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non hemoragik di baggi lagi

menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombolik (wanhari,2008)

b. Stroke Heroragik

Suatu gangguan peredaran darah otak yang di tandai dengan adanya

perdarahan intra serebral atau perdarahan subarachnoid. Tanda yang

terjadi adalah penurunan kesadaran, pernafasan cepat, nadi cepat, gejala

fokal berupa hemiplegic, pupil mengecil, kuku kuduk (Wanhari,2008).

2. Etiologi

Menurut Smeltzer & bare (2002) biasanya di akibatkan dari salah satu empat

kejadian yaitu :

a. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau

leher.

b. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawah

keotakdari bagian tubuh yang lain.

c. Iskemia yaitu penurunan aliran darah kea rah otak.


d. Hemoragik serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan

perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Akibat dari keempat kejadian di atas maka terjadi penghentian suplai

darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen

gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.

3. Patofisiologi

Otak sangat tergantungn pada oksigen, bila terjadi anoksia seperti

yang terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolic, kematian

sel dan kerusakan permanen dalam 3 sampai10 menit (non aktif total).

Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri

karotis interna.

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau

cederah pada otak melalui empat mekanisme yaitu :

a. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan

sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat,

selanjutnyaakan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.

b. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke

jaringan (hemorrhage)

c. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan

jaringan otak.

d. Edema serebral yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial

jaringan otak.
Konstriksi local sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit

perubahan pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan

melampaui batas keritis terjadipengurangan darah secara drastic dan

cepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area di

mana jaringan otak normal sekitarnya yang masi mempunyai pendarahan

pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur-

jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada korteks

akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena,

penurnan kecepatan aliran darah dan sedikit di latasi arteri serta arteriole.

Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya

peristiwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah

mengikuti secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri.

Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan

memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan

jaringan secara permanen.

4. Manifestasi klinis

Gejala stroke cenderung terjadi secara tiba-tiba dan hanya selalu

menyerang satu sisi bagian tubuh. Hal ini semakin memburuk dalam jangka

waktu 24 sampai 72 jam. Gejala yang biasa terjadi termasuk:

Sakit kepala tiba-tiba

a. Kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan

b. Kelelahan
c. Kehilangan kesadaran atau koma

d. Vertigo dan pusing

e. Penglihatan yang buram dan menghitam

f. Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan,

kaki

g. Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran.

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis menurut Smeltzer & Bare (2009) meliputi :

a. Diuretic untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat

maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.

b. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi

dari tempat lain dalam system kardiovaskuler.

c. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting

dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.

6. Pemeriksaan diagnostik

a. Laboratorium : darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal,

AGD, biokimia darah, eletrolit

b. CT Scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan dan

juga untuk memperlihatkan adanya edema hematoma, iskemia, dan

adanya infark.

c. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arterio vena


d. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara

spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

e. MRI: menunjukkan darah yang mengalami infark, hemoragik.

f. EEG: memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

g. Sinar X tengkorak: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

daerah yang berlawanan dari masa yang meluas, klasifikasi karotis

interna terdapat pada trombosit serebral, klasifikasi parsial dinding

aneurisme pada perdarahan sub arachhnoid.

7. Komplikasi

a. Infark serebri

b. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif.

c. Fistula caroticocavavemosum.

d. Epistaksis.

e. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal.

f. Gangguan otak berat.

g. Kematian bila tidak dapat mengontrol respon pernafasan atau

kardiovaskuler.
BAB lll

KONSEP ASUHAN KEPERAWATANA

A. Pengkajian

1. Data umum klien yaitu keliputi nama keluarga, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, usia, pekerjaan dan komposisi keluarga

2. Genogram yaitu menggambarkan silsila keluarganya sebanyak 3 turunan

3. Tipe keluarga yaitu menjelaskan tentang tipe keluarga yang di kaji

4. Suku bangsa yaitu mengkaji suku bangsa keluarga

5. Agama yaitu mengkaji agama yang di anut keluarga

6. Status social ekonomi keluarga yaitu mengkaji bagaimana social ekonomi

seperti penghasilan dalam keluarga

7. Aktivitas rekreasi keluarga yaitu mengkaji aktivitas rekreasi keluarga baik

dalam rumah maupun di luar rumah

8. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi tahap perkembangan

keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenihi,

riwayat keluarga inti, dan riwayat keluarga sebelumnya

9. Mengkaji lingkungan yang meliputi karakteristik rumah, karakteristik

keluarga, mobilitas geoggrafis keluarga, perkumpulan keluarga, interaksi

dengan masyarakat dan system pendukung keluarga

10. Mengkaji struktur keluarga meliputi pola komsumsi keluarga, struktur

kekuatan keluarga, struktur peran, nilai dan norma keluarga


11. Mengkaji fungsi keluarga yang meliputu fungsi afektif, fungsi social, fungsi

perawatan kesehatan, fungsi reproduksi dan fungsi ekonomi.

12. Mengkaji stress dan koping keluarga meliputi stressor jangka pendek,

stessore jangka panjang, kemampuan keluarga berespon terhadap masalah,

strategi koping yang di gunakan, dan strategi adaptasi disfungsional

13. Mengkaji harapan keluarga

14. Mengkaji hasil pemeriksaan fisik dari masing-masing keluarga.

B. Diagnose keperawatan

1. Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah-masalah penyakit stroke b.d

ketidak tahuan tentang gejala stroke

2. Ketidak sanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam

melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana

kesehatan bila terkena stroke berhubungan dengan kurang

pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan.

3. Ketidak sanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga

berhubungan dengan tidak dapat melihat keuntungan dan manfaat

pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan

penyakit stroke.
4. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita stroke

berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang

mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung.


BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Di ket. Kamandre kab. Luwu cilallang (wara) terdapat keluarga Tn.S (46thn) yang

tinggal bersama istrinya Ny.S (39thn) dan kedua anaknya, anak pertamanya laki-laki

bernama An.A (20 thn) dan anak keduanya laki-laki bernama An.A (17thn). Dalam

keluarga tersebut terdapat satu anggota keluarga yang sedang mengalami stroke yaitu

Ny.S klien mengatakan merasa lemas dan badan terasa kaku Td.130/80mmHg

P.20x/m N.80x/m

A. PENGKAJIAN

1. Data Umum :

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S

b. Alamat dan Telepon : cilallang (wara),

c. Pekerjaan Kepala Keluarga : petani

d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP

e. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak

No. Nama Jenis Hubungan Umur pendidikan

(inisial) kelamin dengan KK


1. Tn.S L Suami 46thn Sd

2. Ny. S P Istri 39thn Sd

3. An. A L Anak 20thn Smk

4. An. A L anak 17thn Smk

f. Genogram

g. Tipe keluarga

Keluarga inti terdiri dari Tn.S, Ny.S dan kedua anak kandungnya.

h. Suku bangsa:

Bugis Tn.S berasal dari soppeng dan Ny.S dari soppeng

i. Agama :

Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang

berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S

j. Status Sosial Ekonomi Keluarga.

Penghasilan keluarga tidak menentu perbulan karena Tn.S bekerja

sebagai petani sedangkang Ny.S merupakan ibu rumah tangga Tn.S

mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk

memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiyayai anaknya yang

masih sekolah

k. Aktifitas Rekreasi Keluarga.


Anak-anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburanya dengan

membantu bapaknya bekerja di sawah

2. Riwayat tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia

sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi. Anak pertama berusia 20 th dan yang kedua berusia 17th .

anak pertama telah bekerja sedangkang anak kedua duduk di bangku

sekolah SMK. Tn. S dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-

anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan

kewajibannya sebagai anak.

c. Riwayat keluarga inti :

Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah

tinggi lalu terkena stroke karena ibu Ny.S juga mengalami tekanan darah

tinggi lalu stroke telah meninggal 4 tahun yang lalu. Sedangkang Tn.S

dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah

(sembuh dengan obat yang di beli di warung)

Riwayat kesehatan masing-masing keluarga :


No nama um Bb Keadaa Imunisasi Masalk Tindakan
yang di
. ur (kg n ((BCG/Polio/DP esehata lakukan

) kesehat T/HB/Campak)

an

1. Tn.S 46t 60 Baik lengkap - -

2. Ny.S 39t 48 Sakit lengkap Hambat Berikan

h an batuan

mobilit pasien

as fisik untuk

melakuka

n latihan

rentang

gerak

pasif dan

aktif

3. An.A 20t 50 Baik lengkap - -


h

4. An.A 17t 45 Baik lengkap - -

h
3. Riwayat keluarga sebeumnya

Ny.s adalah anak ketiga dari enam bersaudara, semua saudara Ny.s masih

hidup dan dalam keadaan sehat. Tn.s adalah anak pertama dari lima

bersaudara masih hudup dan dalam keadaan sehat.

4. Lingkungan

a. Karakteristik rumah :

Luas rumah 119m dengan panjang 17m dan lebar 7m terdiri dari dua

kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu kamar mandi, satu

dapurgudang dan untuk penyimpanan barang-barang tidak terpakai atau

motor, merupakan rumah permanen dan milik sendiri. Setiap ruangan

memiliki jendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya sangat

baik lantai rumah papan tersebut beralaskan tikar, sumber air tersebut dari

sumber air adalah air dari tanah atau sumur. Sedangkang untuk

pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang

berdekatan dengan septitak kira-kira 10m dari jarak belakang rumah.

Keluarga ny.s bertetangga dengan beberapa keluarga petani.

Semua tetangga ny.s beragama islam dan bersuku bugis dan kebetulan

tempat tinggal mereka dekat dengan musolah sehingga mereka biasanya

sholat bersama kemusolah sehingga tampak ramai dan komusikasi mereka

cukup baik.

b. Mobilitas geografis keluarga:


Sejak menikah smppai sekanarng ny.s dan tn.s tidak pernah berpindah-

pindah tempat tinggal, saat ny.s sakit tn.s jarang lagi pergi sawah

berhubung anak pertama tn.s bekerja dan anak kedua tn.s bersekolah dan

pada saat anak kedua tn.s sudah pulang sekolah barulah tn.s baru bias ke

sawah.

c. Perkumpulan keluarga dan innteraksi dengan masyarakat:

Keluarga tn.s tergolong masyarakat yang aktif dalam mengikuti

musyawara dan kerja bakti yang diadakan masyarakat.

Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan

kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan

Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali.

Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.

d. System pendukung keluarga:

Selama Ny.S sakit Tn.S dan anak-anaknya yang merawat,

meskipun kadang - kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya ke

sawah.

Ny.S dan Tn.S mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan

mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat

keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara

Ny.S dan Tn.S juga membantu serta mencarikan pengobatan baik

alternative maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan

kesehatan yang mendukung.


5. Struktur keluarga:

a. Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.s melakukan komunikasi secara terbuka,

sehingga ank-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada

mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu

yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.s sangat tegas

tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-anaknya ketika

mereka salah.

b. Struktur Peran Keluarga :

Ny. S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan

Tn.S menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.

c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

a. Tn.S sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur

rumah tangga

b. Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang dipasar.

c. An.A sebagai anak pertama sudah bekerja

d. An.A sebagai anak kedua sekolah di SMKkelas 3

b. Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi

penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh suatu

penyakit bukan karena hal-hal tertentu. sehingga mereka lebih memilih


untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat

tradisional.

6. Fungsi keluarga

a. Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.S menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi

anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam

keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara

anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat

mereka juga berbaikan lagi.

b. Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan

kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S, meskipun secara

awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang

anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat

ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status

kesehatan keluarga.

d. Fungsi Reproduksi :

Ny.S dan Tn.S mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka

sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S

masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan


melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk

membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang

baik.

e. Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun

Ny.S sakit dan Tn.S karna mereka mempunyai tabungan keluarga

yang dapat digunakan kapan saja.

7. Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 2 bulanyang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena

memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan

biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.S hanya bisa bersabar dan

berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.

b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan

baik dan kelak menjadi anak yang berguna.

c. Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga

bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan

tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.

8. Strategi Adaptasi Disfungsional :


Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil

suatu keputusan.

9. Pemeriksaan fisik

N Pemeri tn.S Ny.S An.A An.A

o. ksaan

fisik

1. kepala Simetris, Simetris,tidak Simetris, Simetris,ra

rambut adaketombe, rambut mbut

Berwarna Rambut berwarna Berwarna

hitam, sedikit kusut hitam, tidak hitam,tidak

Tidak ada ada ada

ketombe ketombe. ketombe.

2. leher leher tidak leher tidak leher tidak Leher tidak

Nampak nampak Nampak Na

adanya adanya adanya pakadanya

peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan

tekanan tekanan vena tekanan tekanan

vena jugularis dan vena vena

jugularis arteri carotis, jugularis jugularis

dan tidak dan arteri dan arteri

arteri teraba(satrum carotis, carotis,


carotis, a) tidak teraba tidak teraba

tidak teraba adanya adanya

adanya pembesaran pembesaran

pembesaran kelenjar kelenjar

kelenjar teroid(strum teroid(strum

teroid(strum a) a)

a)

3. mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva

tidak tidak terlihat tidak tidak

terlihat anemis, tidak terlihat terlihat

anemis, ada anemis, anemis,

tidak ada katarak, tidak ada tidak ada

katarak, penglihatan katarak, katarak,

penglihatan jelas penglihatan penglihatan

jelas jelas jelas

4. telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,

keadaan keadaan keadaan keadaan

bersih,Fung bersih,Fungsi bersih,Fung bersih,Fung

si pendengaran si si

pendengara baik pendengara pendengara

n n baik n
baik baik

5. hidung Simetris,kea Simetris,kead Simetris,kea Simetris,kea

daan aan daan daan

bersih,Tida bersih,Tidak bersih,Tida bersih,Tida

k ada ada kelainan k ada k ada

kelainan yang kelainan kelainan

yang ditemukan yang yang

ditemukan ditemukan ditemukan

6. mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa

mulut mulut mulut mulut

lembab,kea agak sedikit lembab,kea lembab,kea

daan kering,Mulut daan daan

bersih,Tida sedikit kotor, bersih,Tida bersih,Tida

k ada makan k ada k ada

kelainan 1x/hari kelainan kelainan

porsi habis

½.

7. dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan

dada dada dada terlihat dada terlihat

terlihat terlihat simetris, simetris,

simetris, simetris, suara suara


suara suara jantung jantung S1 jantung S1

jantung S1 S1 dan S2 dan S2 dan S2

dan S2 tunggal,tidak tunggal,tida tunggal,tida

tunggal,tida terdapat k terdapat k terdapat

k terdapat palpitasi, palpitasi, palpitasi,

palpitasi, suara mur- suara mur- suara

suara mur- mur (-), mur (-), mur-mur (-

mur (-), ronchi (-), ronchi (-), ), ronchi (-),

ronchi (-), wheezing (-) wheezing (- wheezing (-

wheezing (- ) )

8. abdome Pada Pada Pada Pada

n Pemeriksaa pemeriksaan Pemeriksaa Pemeriksaa

n abdomen abdomen n abdomen n abdomen

tidak tidak tidak tidak

didapatkan didapatkan didapatkan didapatkan

adanya adanya adanya adanya

pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak

kembung, kembung, kembung, kembung,

pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan


peristaltik peristaltik peristaltik peristaltik

usus usus usus usus

35x/mnt, 35x/mnt, 35x/mnt, 35x/mnt,

tidak tidak tidak tidak ada

ada bekas ada bekas ada bekas bekas

9. Ttv dan TD : 130/80 TD : TD: 120/80 TD:

extermi mmHg, 130/100mmH mmHg 120/80mm

tas N : 74x/m, g, N R: 18 x/mnt Hg

S : 36 0 C : 100x/m, S : N: 84 x/mnt R: 18 x/mnt

R: 20x/m 36,5 0 C S: 37,2 O C N: 72 x/mnt

R: 20x/m S: 37 0 C

10. Keluhan utama Ny.S: merasakan lemas dan badan terasa kaku

11. Harapan keluarga

Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat

memberikan pelayanan kesehatan dengan baik.

12. Analisa data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah

DS: Tn.S mengatakan Ketidakmampuan Ketidakmampuan

jarang memeriksakan keluarga merawat keluarga merawat


tekanan darah Ny.S anggota keluarga anggota keluarga yang

yang sakit sakit b.d resiko

DO: - Tn.S termasuk terjadinya komplikaasi

keluarga yang akibat stroke pada

kurangmemperhatikan Ny.S

kesehatan

- Tn.A mengatakan

kalau dalam

keluarganya hanya ke

RS jika ada

keadaan yang

berbahaya

-TTV

TD 130/80mmHg

P.20x/m

N.80x/m

S.37°c

DS:- Ny.S sakit Ketidakmampuan Ketidakmampuan

memang karena keluarga mengenal keluarga mengenal

disebabkan masalah masalah penyakit

oleh suatu penyakit stroke berhubungan


bukan karena hal- dengan

hal tertentu. ketidaktahuan tentang

-Klien mengatakan gejala stroke

nanpak lemas, dan

Badan terasa kaku.

-Klien mengatakan di

dalam kelurganya

yang mengurus semua

kebutuhan adalah

dirinya, karena Tn.S

sibuk pergi kesawah

DO: TD

130/80mmHg

P.20x/m

N.80x/m

S.37°c

DS: Tn.S mengatakan Ketidakmampuan Ketidakmampuan

hanya merawat Ny.S keluarga dalam keluarga dalam

sendiri dengan mengambil mengambil keputusan

berbekal pengetahuan keputusan dalam dalam melaksanakan


seadanya melaksanakan tindakan yang tepat

DO: tindakan yang tepat untuk segera berobat

kesarana kesehatan

bila terkena stroke

berhubungan dengan

kurang pengetahuan

klien/keluarga

tentang manfaat

berobat kesarana

kesehatan

B. Diagnosa keperawatan

1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko

terjadinya komplikaasi akibat stroke pada ny.s

2. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit stroke

berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala stroke

3. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan berhubungan

dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat

kesarana kesehatan

C. Skala Prioritas Pemecahan Masalah Dalam Rencana Perawatan Keluarga Tn. S

Terlebih Dahulu Dibuat Sistem Skoring Masalah Kesehatan Sebagai Berikut :


1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko

terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Tn.A

no Keriteria perhitungan bobot pembenahan

1.

2.

3.

4.

Total

2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah masalah penyakit stroke

berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala stroke

3. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan berhubungan

dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana

kesehatan

Anda mungkin juga menyukai