Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Askep
Keluarga Penderita Hipertensi”.
Makalah ini saya buat atas tugas yang telah di berikan oleh Dosen Pengajar.Saya telah
berusaha sebaik mungkin untuk menyusun makalah ini.Tetapi mungkin makalah ini belum
tersusun lengkap dan sempurna.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat buat kita semua, dan atas perhatian pembaca
saya ucapkan terima kasih.
Kelompok 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.Hal
ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai
faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan
yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup
sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi
ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit
infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia.
Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang
hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama
dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90
mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa
terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat
mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah
perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti
hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat
lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan
tindakan atau program pencegahan yang terarah.Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan
atau saat periksa ke dokter.
B. Rumusan Masalah
2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang
lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Bailon dan Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik
4) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
1) Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2) Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3) Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4) Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5) Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti) :
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family :
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah
c. Keluarga usila :
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family :
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) :
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) :
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family :
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family :
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah
i. Kin-network family :
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family :
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family :
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-Tradisional
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah, merupakan
penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of Hypertension (ASH),
pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang
progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. ASH
membagi hipertensi menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok normal, hipertensi tahap 1,
tahap 2 dan tahap 3. Pengertian hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan
pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg.
Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension berasal dari
dua kata yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan. Ketika dilakukan
pemeriksaan tekanan darah menghasilkan dua angka, yaitu angka yang lebih tinggi dan angka
yang lebih rendah. Angka yang lebih tinggi didapat ketika jantung berkontraksi (sistolik),
sedangkan angka yang lebih rendah didapatkan ketika jantuk berelaksasi (diastolik). Tekanan
darah kurang dari 120 / 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah yang normal. Ketika
terjadi tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi umumnya terjadi ketika tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHG atau lebih,
pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Berikut ini merupakan tabel klasifikasi atau penggolongan tekanan darah pada orang dewasa
yang disandur dari wikipedia
2. Penyebab Penyakit hipertensi
1. Penyebab dan faktor risiko
Sampai saat ini penyebab hipertensi belum jelas. Fakta yang ada sampai saat ini
hipertensi disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor genetika dan faktor lingkungan.
Faktor-faktor risiko hipertensi antara lain :
Merokok, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena penyakit jantung
koroner.
Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung meningkatkan risiko
peningkatan tekanan darah 2 kali lipat.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh
darah.
1. Penyakit Ginjal
o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.
Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka
penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat
hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering)
dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi
nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat
menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi
3. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis.
Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal,
maka akan mempengaruhi eksresi pada renninyang berkaitan dengan Angiotensinogen.
Dengan adanya perubahan padaangiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi
pada pembuluhdarah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan
tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakanpada organ organ seperti jantung.
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkantekanan darah >
140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain,rasa berat ditengkuk, sukar tidur,
mata berkunang kunang, lemah dan lelah,muka pucat suhu tubuh rendah.
5. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mataberupa perdarahan
retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya
pembuluh darah otak.
6. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenispenatalaksanaan
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalampemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
Mempunyai efektivitas yang tinggi.
Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
Tidak menimbulakn intoleransi.
Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
Memungkinkan penggunaan jangka panjang.Golongan obat – obatan yang
diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan
betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin
angitensin.
1. Test diagnostic
Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti
:hipokoagulabilitas, anemia.
BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM
CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginja
foto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Contoh Kasus
Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang laki-
laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga
Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien
nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di
diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena
menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal
pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S
keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka
mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga
Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena
Hipertensi sebelumnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian Keluarga
1) Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Alamat : Tuban
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang toko
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak
Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki : Tn. A
: Perempuan : Ny. S
: Nn. Z : Klien
: An. D
6. Tipe Keluarga
Keluarga inti terdiri dari Tn.A , Ny.S dan kedua anak kandung.
7. Suku bangsa
Jawa – Indonesia. Tn. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.
8. Agama
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak
buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat
waktu karena Tn.A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh
pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-haridipasar. Tn. A
dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan
teman sebayanya dan menonton TV dirumah.Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke
rumah neneknya yang ada di Tuban jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar
bersama.
Imunisasi
Tindakan
BB Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur Yang telah
Kg Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak
1. Tn. A 50 th 60 Baik Lengkap - Membantu
2. Ny. S 45 th 48 Sakit Lengkap Gangguan pemenuhan
nutrisi nutrisi Ny.S
3. An.Z 13 th 27 Baik Lengkap - tanpa
4. An. D 6 th 25 Baik Lengkap - membawa ke
pelayanan
kesehatan
3) Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 2 kamar mandi, 1 dapur dan gudang tempat
penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik
sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya
cukup baik.Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga
tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur.Sedangkan untuk pembuangan
saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-
kira 10 m dari jarak belakang rumah.
R. Tamu K. Tidur
R. K. Tidur
Keluarga
K. Tidur Gudang
R. Dapur
Makan
K. Mandi K. Mandi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil.
Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai
daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka
biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup
baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah
tempat, saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan
bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah
Tn.A dapat berjualan roti keliling.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah
dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan
baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif
dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali.Sedangkan kedua
anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-
kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar rotisehingga
pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A mempunyai tabungan yang
digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga
ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang
saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun
secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter
desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh
yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.
4) Struktur Keluarga
5) Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan
saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara
anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan
lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara
awam,saat Ny.Skelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga
dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu
meningkatkan status kesehatan keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan
masih haid dan melakukan hubungan suami istri.Mereka sepakat untuk membesarkan
anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit
dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat
digunakan kapan saja.
7) Pemeriksaan Fisik
No Kriteria Pengkajian
1. Mengnal Masalah Keluarga mengatakan Ny. S sering mengeluh pusing
karena penyakit darah tingginya.
2. Mengambil keputusan yang Bila Ny. S sakit langsung dibawa ke Puskesmas atau
tepat petugas kesehatan datang ke rumah.
3. Merawat anggota keluarga Dalam merawat Ny. S, masih memberikan makanan
yang sakit yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya,
pola tidur tidak teratur dan waktunya kurang lama,
namun selalu melakukan kontrol secara teratur ke
pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari,
mengepel 1 minggu sekali dan lantai kamar
mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
5. Memanfaatkan sarana Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas
kesehatan atau petugas kesehatan bila sakit dan Ny. S
melakukan periksa sejak menderiat Hipertensi.
Analisa Data
DO:
Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH,
N : 100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
C. Diagnosa Prioritas
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A
b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota
keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
E.EVALUASI
B. Sasaran
Keluarga Tn. A di Tuban
C. Setting tempat
D. Materi
(Terlampir)
E. Media
leaflet dan LCD proyektor
F. Metode
Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
Pembukaan :
- Mengucapkan salam
- Menjelaskan nama dan akademi - Menjawab salam
- Menjelaskan topik dan tujuan - Mendengarkan
pendidikankesehatan - Mendengarkan
1. 5 menit - Menanyakan kesiapan keluarga - Menjawab
Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi
- Pengertian hipertensi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Pengobatan hipertensi
- Pencegahan hipertensi
- Makanan yang dihindari
- Makanan yang dianjurkan
- Pengobatan tradisional untuk hipertensi
Memberikan kesempatan keluarga untuk - Mendengarkan
2. 25 menit bertanya mengenai materi yang disampaikan - Bertanya
Evaluasi:
- Menanyakan kembali hal-hal yang sudah
dijelaskan mengenai Hipertensi
- Memberikan kesempatan keluarga
meredemontrasikan pembuatan obat - Menjawab
3. 10 menit tradisional - Meredemonstarasi
Penutup
- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan
materi yang telah dibahas
- Memberikan salam penutup · - Mendengarkan
4. 5 menit - Pemeriksaan Pemeriksaan Tekanan Darah · - Menjawab salam
H. Kriteria Hasil:
1. Kehadiran keluarga 80% (2 orang)
2. Keluarga dapat menyebutkan kembali:
1. Pengertian hipertensi.
2. Tanda dan gejala hipertensi.
3. Faktor penyebab hipertensi.
4. Komplikasi dari hipertensi.
5. Cara pengobatan hipertensi.
6. Cara pencegahan terhadap hipertensi.
3. Salah satu keluarga dapat melakukan redemonstrasi tentang cara tradisional meangani
diabetes melitus
4. keluarga yang hadir mampu mengajukan pertanyaan
5. Semua keluarga dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir penyuluhan
I. Referensi
Lampiran
A. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia,
sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun, secara umum
seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada
160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)
B. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya usia dan
lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi,
yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin
(hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan
Penyebab hipertensi antara lain adalah :
§ Stres,
§ Usia,
§ Merokok,
§ Obesitas (kegemukan),
§ Alkohol,
§ Faktor keturunan,
§ Faktor lingkungan (gaduh/bising)
C. Jenis-jenis hipertensi
Jenis-jenis hipertensi adalah:
1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 110 – 120 mmHg
F. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin dokter
b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
1. Mengurangi asupan garam dan lemak
2. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
3. Berhenti merokok bagi yang merokok
4. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
5. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
6. Menghindari ketegangan
7. Istirahat cukup
8. Hidup tenang
c) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Diit rendah garam dan lemak
I. Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi secara
teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi
sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung
(etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer
tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu terapi medis dan non-medis.Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.
B. Saran
http://hestimeiprett.blogspot.com/
Anonim. ____. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). www.medicastore.com. Diakses: 6
Maret 2012
Astawan, Made, Prof. dr. Ir. Ms. ___ . Cegah Hipertensi dengan Pola
Makan.www.depkes.co.id. Diakses: 6 Maret 2012
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta
Kedokteran”Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta,
1999
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA HIPERTENSI
OLEH:
KELOMPOK XII
2. KRISTIAN LAIA
PSIK II.2
MEDAN
2014