Anda di halaman 1dari 10

TUGAS JURNAL PICOT

“Stroke Iskemik”

Disusun Oleh : Kelompok 1


Nama : 1. Juliet Manguande 16061131
2. Devid Wowor 16061059
3. Jovita Legi 16061192
4. Titanio Langi 16061036
5. Reza Manajang 16061127
6. Yana Mamondol 16061090
7. Gabriela Sangi 1606

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN
Gambaran factor resiko pada penderita stroke iskemik yang di Rawat Inap Neurologi
RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU MANADO
PERIODE JULI 2012-JUNI 2013
Population Intervention Comparisson Outcomes Times
Jumlah populasi Dalam penelitian ini melihat Dalam jurnal utama GAMBARAN hasil penelitian ini Pada Penelitian ini
dalam penelitian berbagai macam pekerjaan FAKTOR RISIKO PADA Tabel 1 dapat dilihat bahwa dibuat november
ini adalah 60 kehidupan sehari-hari dari Pns PENDERITA STROKE ISKEMIK pasien stroke iskemik lebih hingga desember
orang dewasa 12, Swasta 15, IRT 18, Petani YANG banyak berjenis kelamin laki- 2013 dan tanggal
laki-laki 33 orang, 6, dilihat dari pekerjaan DIRAWATINAPNEUROLOGI laki. Dari 60 pasien stroke publis Januari-
perempuan 27 mereka kita dapat melihat pola RSUP PROF. DR.R.D. iskemik di rawat inap April 2015
orang hidup mereka dapat KANDOUMANADO PERIODE Neurologi di Prof. Dr. R. D.
menyebabkan faktor resiko akn JULI 2012- JUNI 2013 Kandou, sebanyak 33 pasien
terkena stroke iskemik seperti pembanding intervensi ini adalah (55%) berjenis kelamin laki-
stress, usia, ras, gender, dengan intervensi keluarga dan laki dan 27 pasien (45%)
genetik, dan riwayat Transient pasien, yang difokuskan dalam berjenis kelamin perempuan.
Ischemic Attack atau stroke perubahan perilaku faktor resiko Dari penelitian ini terlihat
sebelumnya. Sedangkan faktor dan pekerjaan yang berdampak bahwa kejadian stroke
yang dapat dimodifikasi stres. iskemik lebih banyak dialami
(modifiable risk factors) Dalam penelitian jurnal oleh laki-laki daripada
berupa hipertensi, merokok, pembanding yang berjudul perempuan, Hal ini
penyakit jantung, diabetes, PERBANDINGAN disebabkan oleh karena
obesitas, penggunaan oral LUARAN FUNGSIONAL perempuan lebih terlindungi
kontrasepsi, alkohol, PASIEN STROKE dari penyakit jantung dan
hiperkolesterolemia. Hipertensi ISKEMIK AKUT PADA stroke sampai pertengahan
adalah masalah yang sering PEROKOK DAN BUKAN hidupnya akibat hormon
dijumpai pada pasien stroke, PEROKOK YANG esterogen yang dimilikinya.
dan menetap setelah serangan DIUKUR DENGAN Dari Tabel 2 berdasarkan
stroke. Intervensi yang akan CANADIAN distribusi frekuensi umur
diberikan kepada keluarga dan NEUROLOGIC SCALE pasien stroke iskemik dari
pasien berupa pendidikan (CNS) DAN NIHSS periode Juli 2012 – Juni
kesehatan, edukasi kepada menggunakan sample 2013, dimana umur dari
mereka, melakukan tindakan sebanyak 40 orang 13 orng seorang pasien yang
pencegahan dan adalah perokok dan bukan menderita stroke
penanggulangan penyakit perokok 30 orang dan iskemiktersebut berkisar dari
stroke seperti tidak merokok, jenis kelamin laki-laki <35 tahun sampai >65 tahun.
minum minuman berjumlah 23 dan dan 25 pasien (41,6%) stroke
berakohol,lifestyle mereka dan perempuan 20 org dan iskemik berumur 51 – 65
rajin berolaraga yang teratur berdasarkan presentase tahun, 15 pasien (25%)
setiap hari dan makan makanan dari data ini laki-laki yang berumur 35 – 50 tahun, 11
yang sehat dan rajin konsultasi merokok sebanyak 13 pasien (18,4%) berumur >65
dengan dokter serta memeriksa orang (56,5%) dan pada tahun, dan 9 pasien (15%)
LDL dan TD, GDS dan jurnal perbandingan ini berumur <35 tahun. Pada
penangan stress dengan cara pada pasien stroke dasarnya stroke iskemik
terapi musik difokuskan dalam perilaku dapat terjadi tanpa
kehidupan memandang usia bahkan
sesorang(lifestyle) dalam pada usia muda sekalipun
perilaku merokok setiap bila dilihat dari data hasil
hari akan mudah terkena penelitian. Akan tetapi pola
stroke penyakit stroke iskemik yang
cenderung terjadi pada
golongan umur yang lebih
tua dan sering ditemui di
banyak wilayah. Hal ini
disebabkan oleh karena
penyakit yang terjadi akibat
gangguan aliran darah.
Seperti kita ketahui,
pembuluh darah orang yang
lebih tua cenderung
mengalami perubahan secara
degeneratif dan mulai terlihat
hasil dari proses
aterosklerosis. Cepat atau
lambatnya proses ini yang
dapat menjadi pencetus
stroke tergantung dari gaya
hidup sehat serta perilaku
dan pola makan seseorang.
Dari Tabel3 dapat dilihat
bahwa dari 60 pasien stroke
iskemik di rawat inap
Neurologi di Prof. Dr. R. D.
Kandou, masing-masing
mempunyai beberapa macam
pekerjaan. Pekerjaan sebagai
pegawai negeri sipil
sebanyak 12 pasien (20%),
sebagai swasta sebanyak 15
pasien (25%), sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 18
pasien (30%), sebagai petani
sebanyak 9 pasien (15%),
dan yang tidak
bekerja/pensiunan sebanyak
6 pasien (10%). Dari
penelitian ini didapatkan
proporsi pasien stroke
iskemik lebih banyak pada
mereka yang bekerja. Hal ini
disebabkan karena stres
psikologis akibat pekerjaan
yang dapat meningkatkan
resiko terkena stroke
iskemik. Berdasarkan Tabel
4 didapatkan dari 60 pasien
stroke iskemik di rawat inap
Neurologi di Prof. Dr. R. D.
Kandou, sebanyak 23
(38,4%) pasien memiliki
riwayat penyakit keluarga.
Sedangkan 37 (61,6%)
pasien lainnya tidak memiliki
riwayat penyakit keluarga.
Hasil ini serupa dengan
penelitian lain, dimana pada
penelitian di RSCM Jakarta
tahun 1997 diketahui bahwa
riwayat penyakit keluarga
(hipertensi, DM, dan
jantung) pada pasien stroke
iskemik sebesar 20,5%.
Jumlahnya memang lebih
sedikit dibandingkan dengan
pasien yang tidak memiliki
riwayat penyakit keluarga.
Hal ini menunjukan bahwa
proporsi pasien stroke
iskemik yang tidak memiliki
riwayat penyakit pada
keluarga mereka masih lebih
banyak dibandingkan dengan
pasien stroke iskemik yang
memiliki riwayat penyakit
keluarga. Artinya, sebagian
besar pasien mendapatkan
serangan stroke iskemik
pertama kali bukan karena
memiliki riwayat penyakit
keluarga. Tabel 6
menunjukkan bahwa dari 60
pasien stroke iskemik di
rawat inap Neurologi di Prof.
Dr. R. D. Kandou, sebanyak
16 pasien (26,6%) dengan
riwayat DM dan 44 (73,4%)
pasien yang tidak memiliki
riwayat DM. Dari Tabel 7
diketahui sebanyak 52 pasien
(87%) tidak memiliki riwayat
penyakit jantung dan
sebanyak 8 pasien (13%)
tidak memiliki riwayat
penyakit jantung. Hal ini
menunjukan bahwa proporsi
pasien stroke iskemik dengan
penyakit jantung lebih sedikit
dibandingkan dengan pasien
stroke iskemik yang tidak
memiliki penyakit jantung.
Penyakit jantung merupakan
faktor resiko stroke, terutama
pada stroke iskemik. Akan
tetapi, banyak penelitian di
rumah sakit yang
menunjukan bahwa proporsi
pasien stroke iskemik dengan
penyakit jantung lebih kecil
dibandingkan dengan pasien
tanpa penyakit jantung. Hal
ini menunjukan bahwa
proporsi orang terkena
serangan stroke iskemik
akibat penyakit jantung tidak
banyak, artinya sebagian
besar pasien mendapatkan
serangan stroke iskemik
pertama kali bukan karena
memiliki penyakit jantung.
Ditarik suatu kesimpulan
bahwa penyakit stroke
iskemik akn mudah terserang
kepada pria dibandingkan
dengan wanita karena wanita
dapat menghambat stroke
mempunyai hormon
esterogen, yang sering
terkena stroke iskemik yaitu
pria umur 51-65 tahun,
pesien yang sering terkena
stroke iskemik yaitu yang
menderita penyakit hipertensi
dan pekerjaan (dapat memicu
stress).

Anda mungkin juga menyukai