Sulhandika029@gmail.com
ABSTRAK
PENDAHULUAN : Stoke merupakan penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak
baik secara fungsional maupun struktural yang di sebabkan oleh keadaan patalogis dari pembuluh darah serebral
atau seluruh sistem pembuluh darah otak.
Tujuan : untuk mengtahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasien
hipertensi.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross-sectional study,
dengan jumlah sampel sebanyak 64 responden. Dilaksanakan di poli interna dan ruang perawatan RSUD
Labuang Baji Kota Makassar.
Hasil : penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan penegtahuan dengan perilaku pencehan stroke
pada pasien hipertensi, dengan hasil uji Chi Square, tidak ada cells (0%) yang mempunyai Expected Count > 5
sehingga menggunakan uji Chi Square di dapatkan nilai Significancy nilai ρ = 0.08 < α (0.05). dan hasil
penelitian ini juag menjukkan bahwa terdapat hubungan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasein
hipertensi, dengan hasil uji Chi Square, tidak ada cells (0%) yang mempunyai Expected Count <5 sehingga
menggunakan uji Chi Square di dapatkan nilai Significancy nilai ρ = 0.043 < α (0.05).
Kesimpulan dan saran : Ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasien
hipertensi. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti terkait stroke selain hubungan pengetahuan,
sikap, dan perilaku serta dapat menambah jumlah sampel dalam penelitian selanjutnya
dunia setelah penyakit jantung koroner dan populasi 100.000 pada perempuan sebanyak
kanker baik di negara maju maupun negara 27,9% dan pada laki-laki sebanyak 25,8%
disebabkan oleh stroke (American Heart yang diakibatkan oleh stroke pada
Association, 2014; Stroke forum, 2015). perempuan sebanyak 30% dan pada laki-laki
Secara global, 15 juta orang terserang stroke 33,5% per 100.000 populasi (AHA, 2015).
setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan Data dari Kementerian Kesehatan Republik
(AHA, 2015) angka kejadian stroke pada Menurut Yayasan Stroke Indonesia, setiap
laki-laki usia 20-39 tahun sebanyak 0,2% tahun diperkirakan 500.000 penduduk
dan perempuan sebanyak 0,7%. Usia 40-59 mengalami serangan stroke dan 25% di
perempuan sebanyak 2,2% dan laki-laki sisanya mengalami cacat ringan maupun
1,9%. Seseorang pada usia 60-79 tahun yang berat. Di Indonesia, kecenderungan
menderita stroke pada perempuan 5,2% dan prevalensi stroke per 1000 orang mencapai
laki-laki sekitar 6,1%. Prevalensi stroke pada 12,1 dan setiap 7 orang yang meninggal, 1
usia lanjut semakin meningkat dan diantaranya terkena stroke (Depkes, 2015)
bertambah setiap tahunnya dapat dilihat dari Menurut hasil Riskesdas tahun 2013
usia seseorang 80 tahun keatas dengan angka Prevalensi penyakit stroke pada kelompok
kejadian stroke pada laki-laki sebanyak yang didiagnosis nakes serta yang
15,8% dan pada perempuan sebanyak 14%. didiagnosis nakes atau gejala meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi Bedasarkan data prevelensi penelitian dari
pada umur ≥75 tahun (38,5% dan 69,1%). Yayasan Stroke Indonesia (2010), sekitar
Prevalensi stroke yang didiagnosis nakes 95% faktor risiko utama dalam masyarakat
maupun yang didiagnosis atau berdasarkan Indonesia yang semakin meningkat adalah
gejala pada laki-laki lebih tinggi dari hipertensi. Oleh itu, ahli-ahli epidemiologi
lebih tinggi pada masyarakat dengan sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang
pendidikan rendah baik yang didiagnosis berusia 35 tahun ke atas pada saat ini atau
nakes (16,0%) maupun yang didiagnosis akan datang mempunyai potensi mengalami
nakes atau gejala (37,0%). Prevalensi stroke serangan stroke. Namun demikian,
di kota lebih tinggi dari di desa, baik berdasarkan diagnosis tenaga kesihatan
berdasarkan diagnosis nakes (7,8%) maupun (Nakes) Indonesia penderita penyakit jantung
berdasarkan diagnosis nakes atau gejala koroner, gagal jantung dan stroke banyak
(21,8‰). Prevalensi lebih tinggi pada ditemukan pada kelompok umur 45-54
masyarakat yang tidak bekerja baik yang tahun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun (Riset
didiagnosis nakes atau gejala (22.2‰). penelitian yang dilakukan oleh Cintya dkk
Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis atau pada tahun 2010-2012 mengenai faktor
gejala tertinggi pada kuintil indeks resiko stroke itu sendiri hipertensi menjadi
kepemilikan menengah atas masing masing faktor resiko pertama untuk kejadian stroke
9,3 dan 20,3 per mil hemorrhagic dan pada pasien stroke iskemik
Faktor risiko utama untuk penyebab memiliki faktor resiko hipertensi dan gula
risiko dimodifikasi yang paling signifikan. tidak menular Bidang P2PL dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 bahwa METODOLIGI PENELITIAN
terdapat stroke penderita lama sebanyak Jenis penelitian yang bersifat survey
2.623 kasus yaitu 606 kasus di puskesmas analitik dengan pendekatan Cross sectional,
dan 2.017 kasus di Rumah Sakit. Dan yaitu jenis penelitian yang menekankan
berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota waktu pengukuran/observasi data variabel
makassar, stroke merupakan salah satu independen dan variabel dependen hanya
penyakit dari 10 penyakit penyebab utama satu kali pada satu saat (Nursalam,
tahun 2013 stroke menempati urutan ke 10 independen adalah pengetahuan dan sikap
dengan jumlah 96 orang, tahun 2014 dan variabel dependen adalah prilaku
menempati urutan ke 6 dengan jumlah 179 pencegahan stroke pada pasien hipertensi.
orang dan tahun 2015 menepati urutan ke 5 Jenis penelitian yang bersifat survey
dengan jumlah 151 orang. Ini mebuktikan analitik dengan pendekatan Cross sectional,
bahwa penyebab kematian akibat stroke terus yaitu jenis penelitian yang menekankan
RSUD Labuang baji Kota Makassar, satu kali pada satu saat (Nursalam,
Panyakit Hipertensi dari tahun ke tahun terus 2017).Pada penelitian ini variabel
meningkat, pada tahun 2017 terdapat 2.047 independen adalah pengetahuan dan sikap
dan pada tahun 2018 jumlah pasien dan variabel dependen adalah prilaku
hipertensi sebanyak 2.222 kasus, dan jumlah pencegahan stroke pada pasien hipertensi.
kasus penderita stroke pada tahun 2018 Sampel adalah terdiri atas bagian
sebanyak 395 kasus (Rekam Medik RSUD populasi yang terjangkau yang dapat
responden (25,8%)
Hubungan Sikap Dengan Perilaku
Pencegahan Stroke Pada Pasien Hipertensi
Di RSUD Labuang Baji Kota Makassar Berdasarkan hasil analisis uji statistik
25 responden (58,1%).
Baik 17 27, 11 17, 28 45, Dan hanya sedikit responden dengan tingkat
4 7 2
Kura 9 14, 25 40, 34 54,
pendidikan tinggi yang memiliki
ng 5 3 8 0.014
Baik
2641, 36 58, 62 100 pengetahuan yang baik, itu dikarenakan
Total
9 1
Sumber : Data Primer, Desember 2019 pengetahuan tidak hanya didapatkan dari
Tingkat pengetahuan pasien di RSUD suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan
baik. Sebagian besar responden memiliki dapat lihat melalui cara cara individu
sikap baik dengan perilaku baik sebanyak 16 bertingkah laku, sikap dapat mengarah
responden (25,8%), Dan responden yang kepada psikologis dan juga sikap dapat
memiliki sikap baik dengan perilaku kurang mempengaruhi seseorang untuk bertingkah
2. Sikap klien dalam hipertensi dalam arahan tentang sikap positif yang harus
diakses 29 oktober 2019 Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri
Kholid, Ahmad (2015). Promosi Kesehatan. (2013). Keperawatan Medikal Bedah
Jakarta: RajaGrafindo. Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Askep. Nuha Medika. Yogjakarta
(2019). Hipertensi Penyakit Paling
Banyak Diidap Masyarakat. World Health Organization.(2015). Hari