Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN

STROKE PADA PASIEN HIPERTENSI


DI RSUD LABUANG BAJI
KOTA MAKASSAR

MUH.ZUKRI MALIK,MUSMULIADI, SULHANDIKA


Program Studi Ilmu Keperawatn STIKES Pankkukang Makassar.

Jl. Adiyakarsa No.5

Sulhandika029@gmail.com

ABSTRAK

SULHANDIKA : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN


STROKE PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

PEMBIMBING : Muh. Zukri Malik dan Musmuliyadi (i-iv+80 halaman)

PENDAHULUAN : Stoke merupakan penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak
baik secara fungsional maupun struktural yang di sebabkan oleh keadaan patalogis dari pembuluh darah serebral
atau seluruh sistem pembuluh darah otak.

Tujuan : untuk mengtahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasien
hipertensi.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross-sectional study,
dengan jumlah sampel sebanyak 64 responden. Dilaksanakan di poli interna dan ruang perawatan RSUD
Labuang Baji Kota Makassar.

Hasil : penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan penegtahuan dengan perilaku pencehan stroke
pada pasien hipertensi, dengan hasil uji Chi Square, tidak ada cells (0%) yang mempunyai Expected Count > 5
sehingga menggunakan uji Chi Square di dapatkan nilai Significancy nilai ρ = 0.08 < α (0.05). dan hasil
penelitian ini juag menjukkan bahwa terdapat hubungan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasein
hipertensi, dengan hasil uji Chi Square, tidak ada cells (0%) yang mempunyai Expected Count <5 sehingga
menggunakan uji Chi Square di dapatkan nilai Significancy nilai ρ = 0.043 < α (0.05).

Kesimpulan dan saran : Ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasien
hipertensi. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti terkait stroke selain hubungan pengetahuan,
sikap, dan perilaku serta dapat menambah jumlah sampel dalam penelitian selanjutnya

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku pencegahan stroke, kejadian hipertensi.

Referensi : 3 buku+16 jurnal (2010-2019)


PENDAHULUAN. Prevalensi angka kematian yang terjadi di

Stroke penyebab kematian ketiga di Amerika disebabkan oleh stroke dengan

dunia setelah penyakit jantung koroner dan populasi 100.000 pada perempuan sebanyak

kanker baik di negara maju maupun negara 27,9% dan pada laki-laki sebanyak 25,8%

berkembang. Satu dari 10 kematian sedangkan di Negara Asia angka kematian

disebabkan oleh stroke (American Heart yang diakibatkan oleh stroke pada

Association, 2014; Stroke forum, 2015). perempuan sebanyak 30% dan pada laki-laki

Secara global, 15 juta orang terserang stroke 33,5% per 100.000 populasi (AHA, 2015).

setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan Data dari Kementerian Kesehatan Republik

sisanya mengalami kecacatan permanen Indonesia memperlihatkan bahwa stroke

(Stroke forum, 2015). merupakan penyebab kematian nomor satu

Menurut American Heart Assosiation pada pasien yangdirawat di rumah sakit.

(AHA, 2015) angka kejadian stroke pada Menurut Yayasan Stroke Indonesia, setiap

laki-laki usia 20-39 tahun sebanyak 0,2% tahun diperkirakan 500.000 penduduk

dan perempuan sebanyak 0,7%. Usia 40-59 mengalami serangan stroke dan 25% di

tahun angka terjadinya stroke pada antaranya (125.000 penduduk) meninggal,

perempuan sebanyak 2,2% dan laki-laki sisanya mengalami cacat ringan maupun

1,9%. Seseorang pada usia 60-79 tahun yang berat. Di Indonesia, kecenderungan

menderita stroke pada perempuan 5,2% dan prevalensi stroke per 1000 orang mencapai

laki-laki sekitar 6,1%. Prevalensi stroke pada 12,1 dan setiap 7 orang yang meninggal, 1

usia lanjut semakin meningkat dan diantaranya terkena stroke (Depkes, 2015)

bertambah setiap tahunnya dapat dilihat dari Menurut hasil Riskesdas tahun 2013

usia seseorang 80 tahun keatas dengan angka Prevalensi penyakit stroke pada kelompok

kejadian stroke pada laki-laki sebanyak yang didiagnosis nakes serta yang

15,8% dan pada perempuan sebanyak 14%. didiagnosis nakes atau gejala meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi Bedasarkan data prevelensi penelitian dari

pada umur ≥75 tahun (38,5% dan 69,1%). Yayasan Stroke Indonesia (2010), sekitar

Prevalensi stroke yang didiagnosis nakes 95% faktor risiko utama dalam masyarakat

maupun yang didiagnosis atau berdasarkan Indonesia yang semakin meningkat adalah

gejala pada laki-laki lebih tinggi dari hipertensi. Oleh itu, ahli-ahli epidemiologi

perempuan. Prevalensi stroke cenderung membuatrumusan dan meramalkan bahawa

lebih tinggi pada masyarakat dengan sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang

pendidikan rendah baik yang didiagnosis berusia 35 tahun ke atas pada saat ini atau

nakes (16,0%) maupun yang didiagnosis akan datang mempunyai potensi mengalami

nakes atau gejala (37,0%). Prevalensi stroke serangan stroke. Namun demikian,

di kota lebih tinggi dari di desa, baik berdasarkan diagnosis tenaga kesihatan

berdasarkan diagnosis nakes (7,8%) maupun (Nakes) Indonesia penderita penyakit jantung

berdasarkan diagnosis nakes atau gejala koroner, gagal jantung dan stroke banyak

(21,8‰). Prevalensi lebih tinggi pada ditemukan pada kelompok umur 45-54

masyarakat yang tidak bekerja baik yang tahun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun (Riset

didiagnosis nakes (10,3%) maupun yang Kesehatan Dasar, 2013). Berdasarkan

didiagnosis nakes atau gejala (22.2‰). penelitian yang dilakukan oleh Cintya dkk

Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis atau pada tahun 2010-2012 mengenai faktor

gejala tertinggi pada kuintil indeks resiko stroke itu sendiri hipertensi menjadi

kepemilikan menengah atas masing masing faktor resiko pertama untuk kejadian stroke

9,3 dan 20,3 per mil hemorrhagic dan pada pasien stroke iskemik

Faktor risiko utama untuk penyebab memiliki faktor resiko hipertensi dan gula

stroke adalah tekanan darah tinggi serta darah tinggi.

penggunaan tembakau yang merupakan Berdasarkan data Survailans Penyakit

risiko dimodifikasi yang paling signifikan. tidak menular Bidang P2PL dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 bahwa METODOLIGI PENELITIAN

terdapat stroke penderita lama sebanyak Jenis penelitian yang bersifat survey

2.623 kasus yaitu 606 kasus di puskesmas analitik dengan pendekatan Cross sectional,

dan 2.017 kasus di Rumah Sakit. Dan yaitu jenis penelitian yang menekankan

berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota waktu pengukuran/observasi data variabel

makassar, stroke merupakan salah satu independen dan variabel dependen hanya

penyakit dari 10 penyakit penyebab utama satu kali pada satu saat (Nursalam,

kematian di kota Makassar. Tercatat pada 2017).Pada penelitian ini variabel

tahun 2013 stroke menempati urutan ke 10 independen adalah pengetahuan dan sikap

dengan jumlah 96 orang, tahun 2014 dan variabel dependen adalah prilaku

menempati urutan ke 6 dengan jumlah 179 pencegahan stroke pada pasien hipertensi.

orang dan tahun 2015 menepati urutan ke 5 Jenis penelitian yang bersifat survey

dengan jumlah 151 orang. Ini mebuktikan analitik dengan pendekatan Cross sectional,

bahwa penyebab kematian akibat stroke terus yaitu jenis penelitian yang menekankan

mengalami peningkatan. waktu pengukuran/observasi data variabel

Berdasarkan Data Rekam Medik independen dan variabel dependen hanya

RSUD Labuang baji Kota Makassar, satu kali pada satu saat (Nursalam,

Panyakit Hipertensi dari tahun ke tahun terus 2017).Pada penelitian ini variabel

meningkat, pada tahun 2017 terdapat 2.047 independen adalah pengetahuan dan sikap

dan pada tahun 2018 jumlah pasien dan variabel dependen adalah prilaku

hipertensi sebanyak 2.222 kasus, dan jumlah pencegahan stroke pada pasien hipertensi.

kasus penderita stroke pada tahun 2018 Sampel adalah terdiri atas bagian

sebanyak 395 kasus (Rekam Medik RSUD populasi yang terjangkau yang dapat

labuang baji kota makassar, 2018) dipergunakan sebagai subjek penelitian

melalui sampling (Nursalam, 2017). Dan


sampel dalam penelitian ini adalah pasien b. Distribusi frekuensi berdasarkan sikap

yang menjalani perawatan hipertensi sesuai responden

dengan kriteria inklusi sebanyak 73 orang. Tabel 5.5

Teknik sampel dalam penelitian ini Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap


Responden Di RSUD Labuang Baji Kota
adalah Nonprobability sampling yakni Makassar

metode Purposive Sampling yaitu memilih Sikap n %


Baik 25 40,2
Kurang 37 59,7
responden berdasarkan pada pertimbangan Baik
Total 62 100
subyektifnya, bahwa responden dapat Sumber : Data Primer, Desember 2019

memberikan informasi yang memadai untuk


Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
menjawab pertanyaan penelitian.
sikap responden di RSUD Labuang Baji
HASIL PENELIATIAN
Kota Makassar didapatkan data dari 62
Analisa Univariat
responden. Responden yang memiliki sikap
a. Distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan responden baik sebanyak 25 responden (40,2%)

sedangkan responden yang memiliki sikap


Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
negatif sebanyak 37 responden (59,7%).
Pengetahuan Responden Di RSUD
Labuang baji kota Makassar
Pengetahuan n %
Baik 28 45,52
Kurang Baik 34 54,8
Total 62 100
Sumber : Data Primer, Desember 2019

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi

pengetahuan responden di RSUD Labuang

Baji Kota Makassar didapatkan data dari 62

responden. Responden yang pengetahuannya

baik sebanyak 28 responden (45,8%)

sedangkan responden yang pengetahuannya

kurang baik sebanyak 34 responden (54,8%).


sebanyak 11 responden (17,7%). Sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan

kurang baik sebanyak 34 responden (54,8%),

sebagian memiliki perilaku baik sebanyak 9

Analisa Bivariat responden (14,5%) dan perilaku kurang baik

a. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap dengan pengatahuan kurang baik sebanyak

Pada Pencegahan Stroke Pada Pasien 25 responden (58,1%).

Hipertensi Berdasarkan hasil analisis uji statistik


Tabel 5.7 dengan menggunakan uji Chi Square dengan
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku
Pencegahan Hipertensi Di RSUD Labuang nilai ρ value = 0.014 jika dibandingkan
Baji Kota Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan dengan α = 0,05 maka ρ value < α 0,05.

Perilaku Total Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ha


p-
Peng val
etahu Kurang n % ue diterima. Dengan demikian, dapat
an Baik
Baik
n % n % disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
Baik 17 27, 11 17, 28 45, terdapat hubungan antara pengetahuan
4 7 2
Kura 9 14, 25 40, 34 54,
0.0 dengan perilaku dalam melakukan
ng 5 3 8
14
Baik
Total
26 41, 36 58, 62 100 pencegahan stroke pada pasien hipertensi di
9 1
Sumber : Data Primer, Desember 2019
RSUD Labuang Baji Kota Makassar Provinsi

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Sulawesi Selatan.

bahwa 62 responden yang memiliki


a. Hubungan Sikap Dengan Perilaku
pengetahuan baik sebanyak 28 responden
Pencegahan Hipertensi Di RSUD
(45,2%), sebagian besar memiliki
Labuang Baji Kota Makassar
pengetahuan baik dengan perilaku baik

sebanyak 17 responden (27,4%) dan perilaku

kurang baik dengan pengetahun baik


kurang baik sebanyak 37 responden

(59,3%), Sebagian besar responden

memiliki sikap kurang baik dengan perilaku

baik sebanyak 10 responden (16,1%) Dan

responden yang memiliki sikap kurang baik

Tabel 5.8 dengan perilaku kurang baik sebanyak 27

responden (25,8%)
Hubungan Sikap Dengan Perilaku
Pencegahan Stroke Pada Pasien Hipertensi
Di RSUD Labuang Baji Kota Makassar Berdasarkan hasil analisis uji statistik

Total dengan menggunakan uji Chi Square


Perilaku
p- dengan nilai ρ value = 0.008 jika
Sika val
B Kur n %
p ue
ai ang dibandingkan dengan α = 0.05 maka ρ
k Bai
k value < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
N % N %
Baik 16 25, 9 14, 25 40,
8 5 3 bahwa Ha diterima. Dengan demikian,
Kura 10 16, 27 43, 37 59,
0.0
ng 1 5 3 dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
08
Baik
26 41, 36 58, 62 100 ini terdapat hubungan antara sikap dengan
Total
9 1
Sumber : Data Primer, Desember 2019
perilaku pencegahan stroke di RSUD
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
Labuang Baji Kota Makassar
bahwa dari 62 responden, terdapat 25
PEMBAHASAN
responden (40,3%) yang memiliki sikap
Analisa Bivariat
baik. Sebagian besar responden memiliki
a. Hubungan Pengetahuan Dengan
sikap baik dengan perilaku baik sebanyak
Perilaku Pencegahan Stroke Pada Pasien
16 responden (25,8%), Dan responden yang
Hipertensi
memiliki sikap baik dengan perilaku kurang

baik sebanyak 9 responden (14,5%)

sedangkan responden yang memiliki sikap


kurang baik sebanyak 34 responden (54,8%),

sebagian memiliki perilaku baik sebanyak 9

responden (14,5%) dan perilaku kurang baik

dengan pengatahuan kurang baik sebanyak

25 responden (58,1%).

Tabel 5.9 Responden dalam penelitian ini sebagian


Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku
Pencegahan Hipertensi Di RSUD Labuang besar berpengetahuan kurang baik
Baji Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan dikarenakan kebanyakan dari responden

Perilaku Total berpendidikan SD dan SMP sehingga


p-
Peng
value kemampuan serta pemahamannya tergolong
etahu Kurang n %
an Baik
Baik
N % N % kurang baik dalam mendapatkan informasi.

Baik 17 27, 11 17, 28 45, Dan hanya sedikit responden dengan tingkat
4 7 2
Kura 9 14, 25 40, 34 54,
pendidikan tinggi yang memiliki
ng 5 3 8 0.014
Baik
2641, 36 58, 62 100 pengetahuan yang baik, itu dikarenakan
Total
9 1
Sumber : Data Primer, Desember 2019 pengetahuan tidak hanya didapatkan dari

pendidikan formal melainkan juga


Tingkat pengetahuan pasien di RSUD
didapatkan dari pendidikan non formal
Labaung Baji Kota Makassar di dapatkan
seperti didapatkan dari media elektronik.
bahwa dari 62 responden yang memiliki
b. Hubungan Sikap Responden Dengan
pengetahuan baik sebanyak 28 responden
Perilaku Pencegahan Stroke Pada Pasien
(45,2%), sebagian besar memiliki
Hipertensi
pengetahuan baik dengan perilaku baik

sebanyak 17 responden (27,4%) dan perilaku

kurang baik dengan pengetahun baik

sebanyak 11 responden (17,7%). Sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan


sedangkan responden yang memiliki sikap

kurang baik sebanyak 37 responden (59,3%),

Sebagian besar responden memiliki sikap

kurang baik dengan perilaku baik sebanyak

10 responden (16,1%) Dan responden yang


Tabel 5.10
memiliki sikap kurang baik dengan perilaku
Hubungan Sikap Dengan Perilaku
Pencegahan Stroke Pada Pasien Hipertensi kurang baik sebanyak 27 responden (25,8%)
Di RSUD Labuang Baji
Kota Makassar Menurut Andra Saferi Wijaya Dan

Total Yessie Mariza Putri, (2013) mengatakan


p-
Perilaku
v
Sik al bahwa salah satu komplikasi hipertensi dapat
ap Bai Kura n % u
k ng e menyebabkan ganngguan pada otak,
Baik
N % N % sehinggga menimbulkan resiko terjadinya
Bai 16 25, 9 14, 25 40,
k 8 5 3
Kur 10 16, 27 43, 37 59, stroke. Pengukuran sikap dapat dilakukan
0.
ang 1 5 3
00
Bai
8
secara langsung dan tidak langsung. Secara
k
Tot 26 41, 36 58, 62 100 langsung dapat ditanyakan bagaimana
al 9 1
Sumber : Data Primer, Desember 2019
pendapat atau pernyataan respondes terhadap

Tingkat pengetahuan pasien di RSUD suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan

Labaung Baji Kota Makassar di dapatkan dengan pernyataan- pernyataan hipotesis

bahwa dari 62 responden, terdapat 25 kemudian ditanyakan kepada responden

responden (40,3%) yang memiliki sikap (Notoatmodjo, 2012:142). Sikap seseorang

baik. Sebagian besar responden memiliki dapat lihat melalui cara cara individu

sikap baik dengan perilaku baik sebanyak 16 bertingkah laku, sikap dapat mengarah

responden (25,8%), Dan responden yang kepada psikologis dan juga sikap dapat

memiliki sikap baik dengan perilaku kurang mempengaruhi seseorang untuk bertingkah

baik sebanyak 9 responden (14,5%) laku (Dayakisni dan hudaniah, 2003:97).


KESIMPULAN SARAN

1. Pengetahuan klien hipertensi dalam 1. Bagi Rumah Sakit

melakukan pencegahan stroke di RSUD Diharapkan untuk melakukan

Labuang Baji Kota Makassar, penyuluhan kepada keluarga atau

menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tentang gangguan jiwa. Dan

responden memiliki pengetahuan kurang hasil penelitian ini hendaknya dapat

baik sebanyak 35 responden (43,5%) digunakan sebagai bahan masukan

dan terdapat 27 responden (56,5%) ataupun eveluasi kepada tenaga

memiliki pengetahuan baik. kesehatan agar selalu memberikan

2. Sikap klien dalam hipertensi dalam arahan tentang sikap positif yang harus

melakukan pencegahan stroke di RSUD diberikan keluarga dalam merawat

Labuang Baji Kota Makassar, anggota keluarga yang mengalami

menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan jiwa.

responden memiliki sikap kurang baik 2. Bagi Institusi Pendidikan

sebanyak 30 responden (48,8%) dan Diharapkan dapat menambah buku-

terdapat 32 responden (51,6%) memiliki buku, referensi dan jurnal tentang

sikap baik. pencegahan stroke. Hasil ini hendaknya

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan dijadikan sebagai bahan acuan ataupun

perilaku pencegahan stroke pada pasien pertimbangan didalam memberikan

hipertensi di RSUD labuang Baji Kota pengetahuan dan wawasan dalam

Makassar. melakukan pencegaha stroke pada

4. Terdapat hubungan antara sikap dengan pasien hipertensi

perilaku pencegahan stroke pada pasien 3. Bagi Keluarga

hipertensi di RSUD labuang Baji Kota Diharapkan dapat meningkatkan

Makassar. pengetahuan dan informasi dalam


melakukan pencegaha stroke pada banyak-diidap-masyarakat.html. diakses
4 november 2019
pasien hipertensi
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian
ilmu keperawatan pendekatan praktis.
Jakarta. Salemba Medika.

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, Soekidjo, (2003). Pendidikan


dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Azwar, S, (2003). Sikap Manusia Teori dan Jakarta
Pengukurannya, Pustaka Belajar,
Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
(2016). http://dinkes.sulselprov.go.id
Dayasaki, Tri dan Hunainah, (2003). diakses 2 november 2019
Psikologi Sosial, UMM Press, Malang.
Profil kesehatan kota makassar. (2015).
Emmelia Ratnawati. (2017). Asuhan http://dinkeskotamakassar.com/index.ph
Keperawatan Gerontik. Pustaka Baru p/2017-02-09-09-30-56#. Diakses 2
Press. Yogyakarta. november 2019 Rekam Medik RSUD
Hidatyat, A A A (2014). Metode Penelitian Labuang Baji. (2018). Laporan Tahunan
Keperawatan dan Teknik analisa data, januari/desember 2018. RSUD
Edisi I, Salemba Medika, Jakarta. Labuang Baji. Makassar.
JOM FKp. (2018). Hubungan Pengetahuan Sharif, La ode. (2012) Asuhan Keperawatan
Tentang Hipertensi Dengan Perilaku Gerontik. Nuha Medika. Yogyakarta.
Pencegahan Kekambuhan Hipertensi
Pada Lansia. Sujarwni, V. Wiratna (2014). Metodoligi

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPS Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:

IK/article/download/21200/20513. Gaya medika.

diakses 29 oktober 2019 Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri
Kholid, Ahmad (2015). Promosi Kesehatan. (2013). Keperawatan Medikal Bedah
Jakarta: RajaGrafindo. Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Askep. Nuha Medika. Yogjakarta
(2019). Hipertensi Penyakit Paling
Banyak Diidap Masyarakat. World Health Organization.(2015). Hari

http://www.depkes.go.id/article/view/129051 Hipertensi Dunia. (www.depkes.go.id)

700002/hipertensi-penyakit-paling- diakses 2 november 2019

Anda mungkin juga menyukai