Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN

GASTRITIS DI PUSKESMAS SETU I TAHUN 2020


INDAH AGUSTIYANI
180112130
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO,2012), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1
juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5%), Kanada
(35%), dan Perancis (29,5%). Sedangkan di Asia tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk
setiap tahunnya. Berdasarkan data Kemenkes (2015) angka kejadian gastritis di indonesia tepatnya di
provinsi Jawa Barat penyakit gastritis mencapai 31,2% . Pada tahun 2019 penyakit gastritis berada
pada urutan keempat di Puskesmas Setu I dengan jumlah kasus 1.489 kasus.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang dapat disebabkan karena gaya hidup. Gaya
hidup adalah cara pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat. Contoh gaya
hidup yang baik antara lain adalah dengan pola makan yang teratur. Berdasarkan penelitian dari para
ahli, pola makan yang tidak baik dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satu penyakit
yang sering dihubungkan dengan pola makan yang buruk adalah gastritis.
Rumusan Masalah
• Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat
merumuskan” Apakah ada Hubungan pola makan dengan kejadian kejadian
gastritis di Puskesmas Setu I tahun 2020.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan
dengan kejadian gastritis di Puskesmas Setu I tahun 2020.
• Tujuan Khusus

• Mengetahui Gambaran kejadian gastris di Puskesmas setu I tahun 2020

• Mengetahui gambaran pola makan di Puskesmas setu I tahun 2020

• Mengetahui hubungan frekuensi makan dengan kejadian gastritis di


Puskesmas setu I tahun 2020

• Mengetahui hubungan jenis makanan dengan kejadian gastritis di


Puskesmas Setu I tahun 2020.

• Mengetahui hubungan porsi makan dengan kejadian gastritis di


Puskesmas Setu I tahun 2020.
Definisi

• Gastritis adalah suatu peradangan pada lambung yang disebabkan oleh beberapa kondisi yang

kompleks dan saling berkaitan (Budiman, 2017).

• Pola makan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok
orang pada waktu tertentu terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan (widya
tussakinah dkk, 2017)

• Komponen pola makan

1. Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari terdiri darimakanan
pokok, lauk, sayur dan buah.

2. Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari

3. Porsi makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam setiap kali makan
Kerangka Konsep
Variabel independent variable dependen
Frekuensi
Jenis makanan Gastritiss
Porsi makani

HIPOTESIS
Ada hubungan pola makan dengan kejadian gastritis di Puskesmas Setu I tahun 2020.
Ada Hubungan frekuensi makan dengan kejadian gastritis di Puskesmas Setu I tahun 2020.
Ada Hubungan Jenis makan dengan kejadian gastritis di Puskesmas Setu I tahun 2020.
Ada Hubungan porsi makan dengan kejadian gastritis di Puskesmas Setu I tahun 2020.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional
Penelitian dilakukan di Puskesmas Setu I pada Bulan Januari-februari
2020. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua pasien
yang datang ke puskesmas pada bulan januari-februari dengan jumlah
populasi 4400 orang dan jumlah sampel 98 responden . Pengambilan
sampel dengan cara probability sampling dengan menggunakan rumus
slovin.
Analisa data dengan univariat dan bivariat
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
• Karakteristik responden berdasarkan umur dibagi 3 yaitu remaja,
dewasa dan lansia. Dari hasil pengumpulan data diperoleh jumlah
penderita gastritis paling banyak diusia dewasa yaitu 32 orang, diusia
remaja 16 orang dan paling sedikit diusia lansia yaitu 12 orang
• Karakteristik berdasarkan jenis kelamin. Di dapatkan hasil terbanyak
pada jenis kelamin perempuan yaitu 32 orang, dan laki-laki 25 orang
• Berdasarkan pekerjaan penderita gastritis banyak dijumpai pada
orang yang tidak bekerja ( ibu Rumah Tangga) berjumlah 32 orang dan
28 orang untuk pekerja.
Analisis Bivariat
Hubungan Frekuensi Makan Dengan Kejadian Gastritis
Dari hasil uji Chi Square di dapatkan P value (0,04) <α(0,05) maka H0 ditolak yang
berarti bahwa ada hubungan antara frekuensi makan dengan kejadian gastritis.
Nilai OR 2,593, artinya frekuensi makan yang tidak teratur mempunyai peluang 2
kali lebih besar untuk menjadi gastritis

Hubungan Jenis Makan Dengan Kejadian Gastritis


Hasil uji satatistik diperoleh nilai Pvalue (0,015) < α(0,01) maka dapat disimpulkan
ada hubungan antara jenis makanan yang merangsang asam lambung dengan
kejadian gastritis. Sedangkan OR = 3,094 yang berarti peluang untuk orang yang
sering mengkonsumsi makanan yang merangsang asam lambung 3 kali untuk
menjadi penderita gastritis.
• Hubungan Porsi Makan dengan Gastritis
Hasil uji statistik di dapatkan nilai Pvalue (0,023)< α(0,05) ini berarti
bahwa ada hubungan yang cukup signifikan antara porsi makan yang
salah dengan kejadian gastritis, dengan nilai OR = 2,885 yang artinya
peluang kejadiannya adalah 3 kali bagi orang yang porsi makannya
salah
Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa frekuensi makan
mempunyai hubungan dengan kejadian gastritis hal ini dikarenakan bila
seseorang telat makan 2-3 jam maka, asam lambung yang diproduksi
semakin banyak dan berlebihan sehingga dapat mengiritasi mukosa
lambung sehingga menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium
(Burnner dan Suddarth, 2010).
Jenis makanan juga mempunyai hubungan dengan kejadian gastritis.
Jenis makanan seperti makanan pedas, makanan yang mengandung
gas, makanan berlemak, dapat menyebabkan terjadinya gastritis , tidak
hanya makanan, minuman seperti kopi dan alkohol juga dapat
mengiritasi mukosa lambung, selain itu nikotin yang terkandung
didalam rokok dapat menghilangkan rasa lapar sehingga para perokok
tahan untuk tidak makan jika sudah merokok.
Porsi makan juga mempunyai hubungan yang cukup besar terhadap
gastritis karena Porsi makan dalam porsi besar dapat menyebabkan
refluks isi lambung yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding
lambung menurun. Untuk penderita gastritis dianjurkan untuk makan
dalam porsi kecil . Sering Makan porsi kecil akan mencegah pencernaan
kita terganggu dan tubuh akan berfungsi secara efesien
Kesimpulan
• Penderita gastritis di puskesmas setu 1 banyak diderita pada usia dewasa yang berjenis kelamin
perempuan dan tidak bekerja ( Ibu Rumah tangga). Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan
Chi square terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi makan dengan kejadian. Dalam
penelitian ini frekuensi makan juga mempunyai hubungan yang cukup besar terhadap kejadian
gastritis. Frekuensi makan yang benar dapat mencegah terjadinya gastritis. Selain frekuensi dan
jenis makanan ,porsi makan juga ada hubungannya dengan kejadian gastritis di puskesmas Setu I.
Saran
• Bagi instansi pelayanan kesehatan perlunya dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya pola makan yang sehat untuk mencegah terjadinya gastritis.
• Bagi masyarakat diharapkan dapat membiasakan hidup sehat dengan pola makan seimbang.
• Bagi perkembangan ilmu keperawatan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian ilmiah
khususnya tentang hubungan pola makan dengan kejadian gastritis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai