30
20
10 perempuan
0 laki-laki
6-7 8-9
tahun tahun 10-11 12
tahun tahun
Dari 123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang berumur 8-
9 tahun dan anak perempuan berumur 8-9 tahun mempunyai presentase
yang hampir sama yaitu 20.5 % dan 20 %.
2. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
3. Nilai, kepercayaan dan agama
Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di
bawah ini.
Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di
SDN IV Wonokromo Surabaya pada November 2012.
NILAI
ISLAM :
96,9%
KRISTEN :
3,1%
Kebiasaan jajan
0% sembarangan
YA
TIDAK
60
40
20
0
SERING JARANG TIDAK PERNAH
PERLU
TIDAK PERLU
Analisa data :
DATA MASALAH
1. Lingkungan fisik : 1. Defisit kebersihan diri dengan
Adanya kebiasaan pada agregat anak usia sekolah
lingkungan anak usia 2. Resiko terjadinya kejadian karies
sekolah yang kurang baik gigi agregat anak usia sekolah
bagi perkembangan anak 3. Resiko penyalahgunaan media
yaitu orang tua dan cetak elektronik pada anak untuk
lingkungan anak yang memperoleh informasi yang tidak
membiasakan tidak sesuai dengan perkembanganya
menggosok gigi sebelum 4. Ketidakefektifan komunikasi
tidur sehingga kebiasaan ini anak dengan orangtua
diikutioleh anak usia
sekolah
2. Keamanan dan transportasi :
a. Kebiasaan jajan
sembarangan
80% anak usia sekolah
memiliki kebiasaan jajan
sembarangan
Mayoritas jenis jajanan
anak usia sekolah adalah
permen sebanyak 50 anak
(40,6%)
45 murid yang bermasalah
pada gigi dengan
persentase 36.5%
b. Kebiasaan menggosok gigi
sebelum tidur - 75% anak
usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum
tidur - Alasan tidak
menggosok gigi karna tidak
disuruh oleh - orang tuanya
(48.7%)
3. Komunikasi :
a. Kebiasaan formal Anak
mengetahui mengenai
informasi tentang gosok gigi
sebelum tidur bersumber
dari media khususnya
televisi tentang iklan pasta
gigi sebesar 45%
b. Komunikasi informal
Sebesar 60% anak sekolah
jarang diskusi dengan
orang tuanya untukm
menyelesaikan masalah
Sebesar 99% anak usia
sekolah menganggap perlu
peran ortu untuk
mengatasi masalah anak
2. Diagnosa keperawatan
a. Defisit kebersihan diri pada agre gat anak usi a sekolah b/d kebi asaan
pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
b. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d
kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar
75%, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak
50 anak (40,6 %), 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase
36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia sekolah beralasan tidak menggosok
gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya
c. Risiko penyalahgunaan media cet ak dan elektronik pada anak untuk
memperoleh informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d
sumber informasi yang digunakan anak untuk mengetahui informasi
tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi
tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
d. Ketidakefektifan komunikasi anak denga n orang tua b/d anak jara ng
diskusi dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan
perlunya peran ortu untuk mengatasi masalah anak sebesar 99%.
Perencanaan :
Prioritas masalah
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan
diagnosa keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa
yang telah ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk
mengetahui diagnosa keperawatan komunitas yang mana yang akan
diselesaikan terlebih dahulu dengan masyarakat.
Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di
SDN IV Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya adalah sebagai
berikut
Diagnosa Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
keperawatan penyelesaian positif untuk untuk score
pada agregat masalah penyelesaian Peningkatan
anak usia 1 : rendah di komunitas kualitas
sekolah 2 : sedang 0 : tidak ada hidup
3 : tinggi 1 : rendah 0 : tidak ada
2 : sedang 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi
Defisit 3 2 3 8
kebersihan diri
pada agregat
anak usia
sekolah
Risiko 3 3 3 9
terjadinya
kejadian karies
gigi pada
agregat anak
usia sekolah
Risiko 2 1 1 4
penyalahgunaan
media cetak dan
elektronik pada
anak untuk
memperoleh
informasi yang
tidak sesuai
dengan
perkembangann
ya
Ketidakefektifan 2 1 2 5
komunikasi
anak dengan
orang tua
Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko
kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan
implementasi adalah upaya preventif dan promotif untuk menceg ah
terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah di SDN IV
Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya.
3. Intervensi keperawatan komunitas
Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat
keperawatan
1. Risiko 1. Jangka 1. Lakukan pendekatan secara formal Komunikasi Komunikasi 3 SDN IV
terjadinya panjang dengan kepala sekolah, guru, dan dan dan Desember Wonokrom
kejadian Terbentuknya petugas UKS informasi informasi 2012 o Surabaya
karies gigi kelompok 2. Berikan penyuluhan kesehatan Ceramah dan Ceramah dan
pada anak usia tentang karies gigi pada kelompok diskusi diskusi
agregat sekolah yang anak usia sekolah Edukasi dan Edukasi dan
anak usia peduli 3. Demonstrasikan cara menggosok demonstrasi demonstrasi
sekolah terhadap gigi dengan baik dan benar pada
kesehatan gigi kelompok anak usia sekolah
2. Jangka pendek 4. Beri kesempatan padakelompok
Agregat anak anak usiasekolah untuk bersama-
usia sekolah sama mempraktikan cara
tidak menggosok gigi dengan baik dan
mengalami benar
karies gigi Kepala sekolah, guru, dan petugas
Agregat anak UKS SDN IV Wonokromo
usia Surabaya
sekolahmend Kelompok anak usia sekolah di
apat kan SDN IV Wonokromo Surabaya
pengetahuan Komunikasi dan informasi
yang cukup Ceramah dan diskusi
tentang Edukasi dandemonstrasi 3
pencegahan Desember 2012 SDN IV
masalahkarie Wonokromo Surabaya
s gigi
Agregat anak 5. Lakukan kerjasama dengan
usia puskesmas setempat untuk
sekolahmend melakukan monitoring terhadap
apat kan kelompok anak usia sekolah di SDN
pengetahuan IVWonokromo Surabaya
yang cukup
tentang
pencegahan
masalahkarie
s gigi
4. Implementasi
Diagnosa Hari/tanggal Kegiatan
keperawatan
1. Risiko Senin 1. Melakukan pendekatan secara
terjadinya 3 Desember formal dengan kepala sekolah,
kejadian karies 2012 guru, dan petugas UKS. Kepala
gigi pada sekolah, seluruh guru, dan petugas
agregat anak UKS mendukung diadakannya
usia sekolah penyuluhan kesehatan tentang
karies gigi di SDN IV Wonokromo
Surabaya.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang karies gigi pada kelompok
anak usia sekolah. Seluruh anak
antusias dan semangat untuk
mengikuti kegiatan penyuluhan
kesehatan.
3. Mendemonstrasikan cara
menggosok gigi dengan baik dan
benar pada kelompok anak usia
sekolah Seluruh anak antusias dan
semangat untuk cara menggosok
gigi dengan baik dan benar
4. Memberi kesempatan pada
kelompok anak usia sekolah untuk
bersamasama mempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik dan
benar . Seluruh anak antusias dan
semangat untuk bersama- sama
mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar
5. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasi. Evaluasi proses dari
pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN IV Wonokromo
Surabaya adalah 100% peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam
diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai alokasi waktu. Evaluasi
hasi yang dapat diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan
kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan
benar yang dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam
mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan
pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.Untuk meningkatkan kesadaran
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan
prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan
istilah tiga program pokok (trias) UKS.
Peran perawat kesehatan sekolah yang paling utama yaitu sebagai
pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi peran perawat
sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu
dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah
B. Saran
Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah
maksimal.diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu
menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan
proses belajar mereka.
DAFTAR PUSTAKA