Di susun oleh :
Kelompok 8
A. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, 2011). Adapun kerusakan interaksi
sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain
karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk
berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan
secara spontan dengan orang lain yang di manifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak
ada perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman (Balitbang, 2007 dalam Direja
2011).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain mengatakan sikap yang negative dan mengancam (Towsend,1998 dalam
Kusumawati dan Hartono, 2011). Seringkali orang yang mengalami isolasi sosial juga
akan mengalami gangguan/ hambatan komunikasi verbal yaitu penurunan, perlambatan,
atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses pesan (stimulus) yang
diterima, dan tidak mampu memberi respons yang sesuai karena kerusakan sistem di
otak.
Pasien memperlihatkan cara berkomunikasi yang tidak sesuai dengan stimulus dari
luar, jawaban tidak sesuai dengan realitas (Keliat, 2011).
2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri (Stuart, 2006).
3. Sumber Koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping pada strategi
seseorang. Strategi koping yang digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang
lebih luas seperti dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan,
mengguanakan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal seperti kesenian,
musik, atau tulisan (Stuart, 2006).
4. Pengkajian keperawatan
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa menurut Hartono (2010) berisi
tentang hal-hal dibawah ini :
a. Identitas klien
b. Keluhan utama atau alasan masuk
c. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat kaitannya dengan faktor etiologi.
d. Aspek psikososial menurut Hartono (2010) :
1) Genogram
Merupakan penelusuran genetik untuk mengetahui penyebab gangguan jiwa
dengan tiga generasi.
2) Konsep diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan
mempengaruhi konsep diri pasien.
3) Hubungan sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, dan
berdiam diri.
4) Spiritual
Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran pasien.
e. Status mental menurut Hartono (2010) :
1) Pembicaraan klien meliputi nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
2) Penampilan diri meliputi pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-
acakan.
3) Aktivitas motorik klien meliputi kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif,
kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang dibuatnya.
4) Emosi klien berupa emosi dangkal (mudah tersinggung)
5) Afek pada klien meliputi dangkal, tak ada ekspresi wajah.
6) Interaksi selama wawancara klien meliputi cenderung tidak kooperatif, kontak
mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, diam.
7) Persepsi klien meliputi tidak terdapat halusinasi atau waham
8) Proses berpikir klien meliputi gangguan proses berpikir jarang ditemukan.
9) Kesadaran pada klien dapat berubah, tidak sesuai dengan kenyataan.
10) Memori atau ingatan pada klien tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi
tempat, waktu dan orang.
11) Kemampuan penilaian kien dapat berupa tidak dapat mengambil keputusan,
tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu memberikan alasan meskipun
alasan tidak jelas atau tidak tepat.
12) Tilik diri tak ada yang khas.
f. Kebutuhan sehari-hari
Seperti makan, BAK/BAB, mandi, berpakaian, dan istirahat tidur.
C. Etiologi
Gangguan ini terjadi karena adanya faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
Kegagalan pada gangguan ini akan menimbulkan ketidak- percayaan individu,
menimbulkan rasa pesimis, ragu, takut salah, tidak percaya pada orang lain, merasa
tertekan, keadaan yang seperti ini akan menimbulkan dampak seseorang tidak ingin untuk
berkomunikasi dengan orang lain, suka menyendiri, lebih suka berdiam diri dan tidak
mementingkan kegiatan sehari-hari (Direja, 2011).
Beberapa penyebab isolasi sosial, menurut Stuart (2007):
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat berperan dalam perkembangan respons sosial
madaptif.Beberapa orang percaya bahwa individu yang mengalami masalah ini
adalah orang yang tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang tua.Norma keluarga
mungkin tidak mendukung hubungan dengan pihak luar keluarga.Pesan keluarga
seringkali tidak jelas.
b. Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat dari
transiensi norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang produktif, seperti lanjut usia (lansia), orang
cacat, dan penderita penyakit ironis dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan faktor
lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
c. Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif.Bukti
terdahulumenunjukkan keterlibatan neurotranmitter dalam perkembangan gangguan
ini, namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut.
2. Faktor presipitasi
Beberapa faktor pretisipasi isolasi sosial, menurut Direja (2011)meliputi:
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stresor, sosial budaya, yaitu stres yang di tinggalkan oleh faktor
sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stress yang terjadi akibat kecemasan yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk berpisah untuk mengatasinya. Kecemasan ini dapat terjadi akibat tuntunan
untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.
D. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala isolasi sosial menurut Direja (2011) meliputi:
1. Kurang spontan
2. Apatis atau acuh terhadap lingkungan
3. Ekspresi wajah kurang berseri
4. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
5. Tidak ada/kurang sadar terhadap komunikasi verbal
6. Mengisolasi diri
7. Tidak sadar/kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
8. Aktivitas menurun
9. Kurang energi
10. Rendah diri
11. Asupan makanan dan minuman terganggu
E. Rentang Respons
Rentang Respon Sosial
Faktor Penyebab :
- Kegagalan
- Tidak percaya diri
- Tidak percaya kepada orang lain
- Ragu
- Faktor genetik
Mekanisme koping
Adaptif Maladaptif
- Menyendiri
- Otonomi Kesepian
- Kebersamaan -
- Saling - Tergantung
ketergantungan - Menarik diri
Manipulasi
-
- Impulsif
- Narsisisme
- Curiga
(Stuart, 2007, Direja, 2011)
G. Pohon Masalah
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Isolasi sosial
Kusumawati, F dan Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Balitbang, Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar : Riskesdas. Jakarta : Balitbang
Kemenkes RI
Stuart, Gail, W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Keliat, B, A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Jakarta : EGC