FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2018/2019 A. Contoh kasus Suatu malam di ruang rawat Interna Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mokopido Tolitoli, perawat Adi dan perawat Nizar yang mendapat giliran untuk shif malam. Perawat Adi baru bertugas diruangan tersebut selama sebulan dan perawat Nizar sudah bertugas diruangan tersebut selama satu tahun. Karena perawat Nizar merupakan senior maka perawat Nizar selalu memerintah atau melimpahkan tindakan ke perawat junior yaitu perawat Adi. Berhubung malam itu sudah larut dan perawat Adi merasa kelelahan maka terjadilah kejadian yang tak diinginkan Waktu menunjukan pukul 00.30 WITA, tiba-tiba seorang keluarga pasien mengetuk pintu ruang perawat dan meminta perawat untuk mengganti infus pasien dan memberitahukan pasien badannya panas. Perawat Adi : Mas gantian dong lakukan tindakannya, saya dari tadi yang melakukan tindakan terus. Perawat Nizar : Kamu aja lagi asik nih (sambil asik bermain handphone). Akhirnya perawat Adi memberikan obat dan mengganti cairan infuse. Karena merasa lelah perawat Adi salah dalam memberikan obat dan baru menyadari keika pagi hari. Paginya keluarga melaporkan atau menceritakan hal tersebut ke Kepala ruang Interna dan mereka bedua pun dipanggil ke ruangan Perawat Adi : Assalamualaikum Perawat Nizar : Assalamualaikum (sambil mengetuk pintu) Perawat Bambang : Waalaikumsalam, silahkan duduk. Bagaimana keadaan pasien tadi malam, ada yang perlu dilaporkan ke saya? Perawat Nizar : Ada apa ya pak, perasaan tidak terjadi masalah diruangan semalam Perawat Bambang : Saya mendapat laporan bahwa kalian tidak fokus dan lalai dalam bekerja, sehingga keluarga pasien melaporkan ke saya bahwa perawat Adi salah dalam memberikan obat, kalian tahu kana pa bahayanya kalau salah dalam memberikan obat. apakah benar demikian? Perawat Nizar : Nah, tanggung jawab kamu di Perawat Adi : Benar pak, saya menyadari kesalahan saya dan saya sudah meminta maaf ke pasien Perawat bambang : Bisa kamu ceritakan kronologinya Perawat Adi : Iya pak, jadi begini. Saya memberikan obat ke pasien Tn. Y pukul 00.30 Wita, karena kelelahan saya tidak membaca dan mengecek kembali obat yang saya berikan pak! Perawat Bambang : Kelelahan? Memangnya kamu bekerja apa? Perawat Adi : Dari semalam saya yang selalu melakukan tindakan pak Perawat Bambang : Kok begitu, terus bagaimana dengan perawat Nizar? Perawat Adi : Dia cuma tiduran sambil main hp pak Perawat Nizar : Apa maksud kamu, bicara yang tidak-tidak Perawat Adi : Memang benar, semua tindakan kamu limpahkan ke saya dan kamu hanya asik dengan hp kamu. Bukankah sebagai senior seharunya kamu tau tentang pembagian peran dan tugas masing- masing? Egois sekali Perawat Nizar : Apa egois? Apa kamu tidak salah bicara, hati-hati yah kalau bicara Perawat Bambang : Sudah-sudah, sebernarnya apa yang kamu lakukan Nizar? Saya harap anda dapat berbicara dengan jujur Perawat Nizar : Baiklah pak, saya mengaku salah. Memang benar yang dikatakan mas Adi Perawat Bambang : (Sambil menggelengkan kepala). Kalian tau kan tanggung jawab, peran dan pembagian tugas? Mementingkan kepentingan pasien diatas segalanya. Untung saja pasien tidak meminum obat yang diberikan Perawat Adi dan Nizar duduk terdiam…. Perawat Nizar : Baik pak, saya minta maaf dengan apa yang saya lakukan. Saya berjanji ketidaksiplinan saya yang tadi malam itu yang terakhir dan saya tidak akan menggulanginya lagi pak. Perawat Adi : Saya juga minta maaf pak, akibat kelalaian saya dalam bertugas Perawat Bambang : Ya, bagus. Saya harap janji kalian berdua bisa saya pegang. Ini bukanlah masalah sibuk atau capek dan sebagainya. Ini tanggung jawab kita sebagai perawat, kita bahu-membahu untuk tidak untuk tidak melakukan tindakan seperti itu lagi. Saya harap kalian berbaikan kembali guna meningkatkan mutu dan pelayanan yang diberikan Perawat Nizar : Mas Adi saya minta maaf, atas kesalahan yang saya lakukan Perawat Adi : Saya juga minta maaf mas Perawat Bambang : Baiklah kalian berdua boleh pulang sekarang dan ingat ini terakhir saya dengan kejadian seperti ini Perawat Adi dan Nizar : Baik pak kalau begitu kami permisi dulu Assalamualaikum Perawat Bambang : Waalaikumsalam B. Analisa kasus 1. Konflik Konflik yang terjadi adalah konflik Interpersonal (konflik yang terjadi antara orang per orangan karena kepentingan atau keinginan. Konflik ini memiliki peranan yang penting dalam dinamika dalam perilaku organisasi. Konflik ini akan melibatkan beberapa peranan dari anggota organisasi yang memengaruhi proses dalam mencapai tujuan) dalam kasus konflik terjadi antara perawat Adi dan Perawat Nizar 2. Penyebab konflik Penyebab konflik yaitu individu yang menjadi pokok permasalahan yang dapat menjadi pemicu dari faktor individu adalah perbedaan tujuan pribadi dari masing-masing individu tersebut, dimana tujuan ini yang mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang dirasa perlu, yang terkadang bertentangan dengan tujuan organisasi. Dalam kasus perawat Nizar lebih mementingkan kepentingan pribadinya 3. Penyelesaian konflik Kompromi atau negosiasi. Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada saat yang bersamaan, saling memberi dan menerima serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. Dalam hal ini perawat Bambang memanggil perawat Adi dan Nizar untuk negosiasi 4. Peran pemimpin dalam penyelesaian konflik Dalam kasus pemimpin berperan sebagai konsultasi dan partisipasi Fungsi Konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksnakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif. Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambiltugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.