Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH :

ARIE RADITDYO, S.Kep

21220164

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


PRODI S1 KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR

A. Definisi
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011).
Neonatus adalah bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700
sampai 4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009).
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah bayi yang lahir 28 hari
pertama.

B. Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir antara lain (Menurut Chapman & Durham,
2010; Perry et all, 2010; Reeder, Martin, Griffin, 2011; Novita, 2011) dijelaskan sebagai
berikut :
1. Sistem Pernafasan
Sebelum lahir, O2 janin disuplai oleh plasenta, sehingga agar neonates dapat
bertahan, maka maturasi organ paru sangat penting karena proses ini melibatkan
faktor fisik, sensorik, dan kimiawi (perubahan tekanan dari kehidupan di dalam
uterus dan kehidupan di luar uterus mungkin menghasilkan stimulasi fisik untuk
mempercepat pernafasan.
Karakteristik Pernapasan BBL (nenonatus) :
a) Jam–jam pertama sering disebut periode reaktivitas.
b) Respirasi Rate (RR) BBL normal 30–60x/menit tapi kecepatan dan
kedalamannya tidak teratur, nafas dapat berhenti sampai 20 detik, RR bisa sampai
80x/menit.
c) Dapat terjadi nafas cuping hidung, retraksi dada.

2. Sistem Kardiovaskuler
Menilai volume darah pada BBL sulit. Saat dilakukan klem pada tali pusat terjadi
peningkatan volume darah yang cepat sehingga menekan vaskularisasi jantung dan
paru. BBL dapat menjadi hiperbilirubinemia selama minggu–minggu pertama
kehidupannya sebagai hasil dari pemecahan hemoglobin tambahan. Sirkulasi perifer
pada BBL agak lambat sehingga terjadi sianosis residual pada area tangan, kaki, dan
sirkumoral BBL. Frekuensi nadi cenderung tidak stabil, dan mengikuti pola yang
serupa dengan pernapasan. Frekuensi nadi normal 120–160 x/ menit.
Karakteristik kardiovaskuler pada BBL (Bayi Baru Lahir):
a) Jika BBL menangis, Heart Rate (HR) dapat mencapai 180 x/menit, namun jika
BBL tidur maka HR turun menjadi 100 x/menit. Perubahan sirkulasi
menyebabkan darah mengalir ke paru–paru.
b) Perubahan tekanan di (paru–paru, jantung, pembuluh darah besar) menyebabkan
menutupnya foramen ovale, duktus arteriosus, duktus venosus.
c) Inspirasi O2 menyebabkan vena pulmonal dilatasi sehingga resistensi vaskuler
di pulmonal menurun (tekanan di atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonal
menurun sehingga terjadi peningkatan aliran darah pulmonal)
d) Kondisi yang mempengaruhi penutupan duktus: peningkatan konsentrasi O2
dalam darah, penurunan prostaglandin (dari plasenta), asidosis (PO2 menurun,
pH menurun PCO2 meningkat).

3. Sistem Termoregulasi
Karakteristik Bayi Baru Lahir yang dapat menyebabkan hilangnya panas antara lain
kulit tipis, pembuluh darah yang dekat dengan permukaan, sedikit lemak subkutan
Untuk menjaga panas, bayi cukup bulan yang sehat akan mempertahankan posisi
fleksi. Bayi Baru Lahir dapat mengalami kehilangan panas melalui cara:
a) Penguapan/evaporasi: terjadi ketika permukaan yang basah terkena udara
(selama mandi, Insensible Water Loose (IWL) artinya kehilangan panas tanpa
disadari, linen atau pakaian basah).
b) Konduksi: terjadi ketika bayi bersentuhan langsung dengan benda– benda padat
yang lebih dingin dari kulit mereka (timbangan berat badan, tangan dingin,
stetoskop).
c) Konveksi: terjadi ketika panas dipindahkan ke udara sekitar bayi (pintu/ jendela
terbuka, AC)
d) Radiasi: transfer panas ke benda dingin yang tidak bersentuhan langsung dengan
bayi (bayi di dekat panas permukaan yang dingin hilang ke luar dinding &
jendela).
4. Sistem Neurologis
Pengkajian terhadap reflek–reflek fisiologis BBL harus dilakukan, karena hal ini
penting sekali untuk mengetahui reflek protektif seperti blink, gag, bersin, dan
batuk. Anda juga harus mengkaji reflek primitif BBL meliputi: rooting/sucking,
moro, startle, tonic neck, stepping, and palmar/plantar grasp (Anda dapat melihat
cara pengkajian reflek–reflek fisiologis Bayi Baru Lahir). Anda dapat melihat
perbedaan antara Caput succedanum dan Cephalhematom di bawah ini:
Perbedaan Caput succedanum dan Cephalhematom
a. Caput Succedanum
 Muncul saat lahir
 Tidak bertambah besar
 Hilang beberapa hari
 Batas tidak tegas
 Kadang-kadang melewati sutura
 Tidak ada komplikasi
b. Cephalhematom
 Muncul beberapa jam setelah lahir
 Bertambah besar pada hari 2-3 hari
 Hilang setelah 6 minggu
 Batas tegas
 Tidak melewati sutura
 Penyebab perdarahan periosteum
 Komplikasi: jaundice, fraktur, perdarahan intracranial.

Neuromuskular pada bayi masih sangat terbatas dapat di temukan. Jika bayi
wajahnya di tempatkan pada tempat kesamping untuk mempertahan kan aliran udara,
mereka berusaha mempertahankan posisi kepala sejajar dengan tubuh jika ia
mengangkat tubuh dengan bantuan tangan, berbagai reflek meningkatkan
keterampilan. Reflek yang di temukan :
a. Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi
dan abduksi ekstrimitas yang tiba-tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan
ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat
fleksi dengan lemah.
b. Reflek babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan
kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
c. Reflek rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada
usia kira-kira 3 - 4 bulan
d. Reflek menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan
fleksi tangan dan jari
e. Reflek menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon
terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa
rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
f. Reflek tonic neck
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan
berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
g. Reflek steeping

5. Sistem Hematologic
Volume darah rata–rata pada Bayi Baru Lahir 80–85ml/Kg. Eritrosit/sel darah
merah (SDM) lebih banyak dan lebih banyak mengandung hemoglobin dan
hematokrit dibandingkan dengan dewasa, sedangkan leukosit/sel darah putih (SDP)
9000– 30.000/mm3. Bayi Baru Lahir memiliki risiko defisiensi pembekuan darah.
Hal ini terjadi karena: a) Bayi Baru Lahir risiko defisit faktor pembekuan karena
kurang vitamin K (berfungsi sebagai aktivasi/pemicu faktor pembekuan secara
umum (faktor II, VII, IX, X). b) Vitamin K disintesa di usus tapi makanan dan flora
usus normal membantu proses ini. c) Untuk mengurangi risiko perdarahan, vitamin
K diberikan secara Intra Muskuler (IM).
6. Sistem Gastrointestinal
Bayi Baru Lahir harus mulai makan, mencerna, dan mengabsorpsi makanan setelah
lahir. Kapasitas lambung 6 ml/Kg saat lahir tapi bertambah sekitar 90 ml pada hari
pertama kehidupan. Udara masuk ke saluran gastrointestinal setelah lahir dan bising
usus terdengar pada jam pertama. Enzim mengkatalis protein dan karbohidrat
sederhana. Enzim pankreatik lipase sedikit diproduksi, lemak susu dalam ASI
mudah dicerna dibanding dengan susu formula. BBL yang aterm (matang
usiakehamilannya) memiliki kadar glukosa stabil 50–60mg/dl (jika dibawah
40mg/dl hipoglikemi)

7. Sistem Imunitas
Bayi Baru Lahir kurang efektif melawan infeksi karena SDP berespon lambat dalam
menghadapi mikroorganisme. BBL mendapat imunitas pasif dari ibu selama
kehamilan trimester 3, kemudian dilanjutkan dengan pemberian ASI. IgG
menembus plasenta saat fetus (imunitas pasif temporer terhadap toksin bakteri dan
virus). IgM diproduksi BBL untuk mencegah penyerangan bakteri gram negative.
IgA diproduksi BBL setelah usia 6–12 minggu setelah lahir (bisa didapat pada
kolostrum dan ASI).

8. Sistem Urinarium
Kemampuan bayi dalam mengkonsentrasikan urin kurang. Intake/ asupan 2 hari
pertama: 65ml/ Kg. Output 2–6 X/ hari. BBL mudah kehilangan bikarbonat sampai
di bawah dewasa (meningkat risiko asidosis).

9. Sistem Endokrin
Sistem ini merupakan sistem yang kondisinya lebih baik dari pada sistem yang
lainnya. Jika terjadi gangguan, biasanya berkaitan dengan kondisi hormonal ibunya.
Contoh: pseudomenstruasi (seperti terdapat menstruasi pada BBL perempuan),
breast engorgement (seperti terdapat pembesaran pada payudara). Kondisi tersebut
adalah normal pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan DM.

C. Perawatan bayi baru lahir


Menurut Prawiroharjo, (2002); Dep. Kes Republik Indonesia, (2002); dalam Kumalasari
(2018), perawatan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
baru lahir dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi (dalam 1 jam pertama
kehidupan )
Perawatan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada
bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.Pada saat
penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi pada bayi baru lahir.
Upaya yang dilakukan untuk pencegahan terjadinya infeksi pada bayi baru lahir
diantaranya adalah
a. Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar
luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.
Pemakaian popok bayi diletakan disebelah bawah tali pusat. Apabila tali pusat
kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dengan sabun, segera
di keringkan dengan kain kasa kering dan di bungkus dengan kasa tipis yang
steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur
dan sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan
tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tandatanda infeksi tali
pusat yang harus di waspadai antara lain kulit sekitar tali pusat berwarna
kemerahan, ada pus / nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera
melaporkan ke dokter jika pada tali pusat di temukan perdarahan,
pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
b. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang di ketahui yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit
bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu
agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadi
kolonisasimikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi dengan
mikroorganisme ibu 15 yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat
antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu.
c. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru
lahir dengan mencuci tangan terlabih dahulu, membersihkan kedua mata segera
setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah di
bersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan
salep obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatrum (tetrasklin 1%,
Eritrosmin 0,5% atau Nitras Argensi 1%), biarkan obat tetap pada mata bayi dan
obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan. Setelah selesai merawat mata
bayi, cuci tangan kembali.
d. Imunisasi
Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus di berikan
pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan polio di anjurkan
pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud pemberian
imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal.
Imunisai Hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun
pelaksanaanya di lakukan secara bertahap. Pada daerah resiko tinggi, pemberian
imunisai Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir.

2. Melakukan penilaian dan inisiasi pernapasan spontan


Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan. Segera setelah bayi lahir, maka perlu
dilakukan upaya inisiasi pernafasan spontan ( 0-30 detik ) secara cepat dan tepat,
dengan langkah-langkah :
a. Melakukan penilaian kondisi bayi baru lahir secara cepat dan tepat, bayi
diletakkan diatas perut ibu yang dilapisi dengan handuk. Pertanyaan yang perlu
dipertimbangkan, yaitu :
a) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekoneum ?
b) Apakah bayi bernafas spontan ?
c) Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?
d) Apakah tonus/ kekuatan otot bayi cukup ?
e) Apakah kehamilan ini cukup bulan ?
Bila kelima pertanyaan diatas jawabannya “ ya “, maka bayi dapat diberikan
kepada ibunya untuk segera menciptakan hubungan emosional, kemudian
dilakukan asuhan Bayi Baru Lahir Normal,
b. Evaluasi data yang terkumpul , buat diagnosa & tentukan rencana untuk asuhan
bayi baru lahir.
c. Melakukan rangsangan taktil untuk mengaktifkan refleks pada tubuh bayi baru
lahir. Salah satu teknik dalam melakukan rangsangan adalah dengan
mengeringkan bayi. Cara ini dapat merangsang pernafasan spontan pada bayi
yang sehat.
Rangsangan taktil harus dilakukan secara lembut dan hati-hati.
Rangsangan taktil yang dapat dilakukan, adalah :
a) Dengan lembut gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan (ekstremitas ) 1
atau 2 kali.
b) Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (1 atau 2 kali).
Rangsangan yang kasar, keras, atau terus menerus, tidak akan banyak
menolong , malahan dapat membahayakan bayi

3. Membebaskan Jalan Nafas


Apabila bayi tidak langsung menangis setelah dilakukan inisiasi pernapasan
spontan, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke
belakang.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering dan kasar.
e) Alat penghisap lendir mulut atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
f) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
g) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score).
h) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
4. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas dapat secaravaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi.
Ada beberapa cara mencegah kehilangan panas, meliputi:
a. Keringkan bayi dengan seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
c. Selimuti bagian kepala bayi
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
5. Merawat tali pusat
Dalam merawat tali pusat, ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu :
a. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan
klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
b. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan
klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
c. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.
d. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih
dan kering.
e. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau
steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat
tertentu.
f. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali
pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat
pada sisi yang berlawanan.
g. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%.
h. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian
kepala bayi tertutup dengan baik.
6. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan
dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi
yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau
meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan
mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi
prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia

Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :


a) Keringkan bayi secara seksama
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
c) Tutup bagian kepala bayi
d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
e) Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
f) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
7. Pencegahan perdarahan
Memberikan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi
vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per
oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral
dengan dosis 0,5-1 mg IM.

D. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir


1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan ± – 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
a) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
b) Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan

E. Hal Yang Harus Di Perhatikan Pada Bayi Baru Lahir


1. Keadaan umum
Bayi yang sehat tampak kemerahan. Aktif, tonus otot baik, menangis, minum baik,
suhu 36ºC - 37ºC
2. Berat badan bayi
Dalam 3 hari pertama berat badan bayi akan turun dan mengeluarkan air mekonium
dan di hari ke 4 berat badan naik
3. Tinja
Bayi dapat ASI tinjanya kuning dan lembek 3-8 1 hari makan susu buatan tinjanya
abu-abu bau busuk
4. Air kencing
Air kencing akan keluar 24 jam harus di catat kencing pertama, frekuensi dan warna
5. Pernapasan
Frekuensi, dangkal/dalam, cuping hidung, apneu, dispneu
6. Hal-hal lain
Bila bayi muntah dilatasi jumlah, warna, konsisten yang di keluarkan muntah

F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Sirkulasi
Nadi : 140-160x/menit, nadi yang di dengar adalah femoral. TD : 60-80 mmHg
sistol, 40-45 mmHg diastole bunyi jantung mediastinum I,II,III keadaan umum
baik, tali pusat 2 arteri dan 1 vena.
b) Eliminasi
Dapat berkemih, 8-24 jam setelah lahir, hitam kehijauan, lengket feses : ASI
kuning emas, tidak iritasi pada pada kulit gatal/pasi, kuning, bau jhas dapat
iritasi pada kulit
c) Makanan dan cairan
Berat badan : 2500-4000 gr, turgor elastis, panjang badan : 45-55 cc.
d) Neurosensorik
Tonus otot fleksi untuk semua ekstremitas badan dan efektif refleksi menghisap
bertambah, penampilan simetris, menangis kuat sesaat, nada sedang
e) Pernapasan
APGAR score, P: 30-60x/mnt, chepalo caudial, kepala ¼ dari panjang badan
f) Sistem muskuluskeletal
Chepalo caudial, kepala ¼ dari panjang badan, tangan dan muka kecil, ukuran
dan bentuk hamil tergantung permasalahan saat lahir bisa terbentuknya utuh
melahirkan pervagina sebab terjadi di ekstremitas simetris telapak tangan ada
garis, jika tdk ada garis di curigai retaldasi mental.
g) Sistem neuromuskular
Jumlah tetap, ukuran bertambah, reflek dan kekuatan otot, refleks bayi baru lahir
:
- Sucking (menghisap)
- Rooting (menoleh)
- Swallowing
- Group (palmer, memegang)
- Tonic neck
- Moro (refleks membungkuk)
- Steeping/walking
- Babinski
- Gallant/trunk incurvation
- Mannet
- Strabel
- Sign (refleks pupil bercampur cahaya, refleks berkedip, sensitif terhadap
cahaya)
- Heaning
- Touch (badan mukosa, mulut hangat, sucking, mengait bibir, menggigit)
- Keamanan ( S : 36ºC - 37ºC, kulit lembab, warna kemerahan)
- PH tali pusat : 7,20-7,24. PH asidosis :<7,20. Aspiksia, HB : 15-20gr%, HT :
45-61%.
2. Diagnosa keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan,
posisi tidak tepat
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan.
c. Resiko infeksi b.d sistem imun yang belum sempurna, peningkatan kerentanan
bayi.

3. Intervensi keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan, posisi
tidak tepat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah ketidak efektifan jalan
nafas dapat teratasi
Kriteria hasil : menunjukan napas spontan dan vesikuler
Rencana tindakan :
1) Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
2) Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian
hidung untukmencegah aspirasi cairan
3) Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai
lima detik dengan waktu yang cukup antara upaya tersebutmemungkinkan
reoksigenisasi
4) Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah
aspirasi
5) Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
6) Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan
sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan
7) Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu.
Observasiadanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan adanya hal
berikut dengansegera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi napas abnormal,
pernapasan cupinghidung, sianosis.
8) Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk
memungkinkanekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari
terlalu panas
9) Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila perlu.
10) Periksa kepatenan lubang hidung.

b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan.
Tujuan : setelah dilakukkan tindakan keperawatan 1x24 jam masalah suhu tubuh
tidak terjadi
Kriteria hasil : tidak terjadi hipotermia
Rencana tindakan :
1) Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
2) Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di
bawahpenghangat radian atau di dekat ibu
3) Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
4) Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan
sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
5) Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban
sekitar 40%sampai 50%
6) Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada
bayisebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai
stabilisasi suhu tubuh
7) Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
8) Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah
karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya
kehilangan panas
9) Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
10) Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.

c. Resiko infeksi b.d sistem imun yang belum sempurna, peningkatan kerentanan
bayi.
Tujuan :setelah dilakukkan tindakan keperawatan 1x24 jam infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi pada mata, kulit dan tali pusat.
2) Bayi bebas dari proses infeksi nosokomial
Rencana Tindakan :
1) Lakukan semua tindakan perawatan dengan steril anti septik.
2) Observasi mata setiap hari, bersihkan dengan air steril / garam fisiologis.
3) Pertahankan kulit terutama lipatan-lipatan selalu bersih dan kering.
4) Observasi talu pusat dan identifikasi peradangan.
5) Jaga personal hygent bayi.
6) Minimalkan perawatan tinggal di RS.
7) Ajarkan keluarga mengenal penyebab, resiko, tanda dan cara pencegahan,
infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges,E.Maryllin.2001. rencana keperawatan maternal bayi edisi II. Jakarta :EGC


Kementerian kesehatan RI (2016). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentangn Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:Kementerian Kesehatan dan JICA.

Siregar Marlina,Dewi. (2020).ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR


DENGANMASALAH KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI TALI PUSAT DALAM
PENERAPAN PERAWATAN TALI PUSAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2020.Tapanuli
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No.10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
Telp.7234122,7207181 ,Fax.7234126
Website:http://www.stikes-pertamedika.ac.idEmail:stikespertamedika@gmail.com
-
PROGRAM PROFESI NERS
KEPERAWATAN MATERNITAS

PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR

Nama mahasiswa: Arie Radityo Program : Ners


NIM :21220164

PENGKAJIAN
Tanggal masuk :13/10/2021 Jam masuk : 20.26 Wib
RS :Pertamina Prabumulih Ruangan :Sopa

Tgl Pengkajian :13/10/2021 Jam :20.30 Wib

A. BIODATAORANGTUA
Nama Ayah/Ibu: Erni Susanti Umur: 39 Th
Alamat: Jl. Bangau no.15 Rt. 01 Rw. 03 Kel. Karang Raja Prabumulih Timur

B. RIWAYAT KELAHIRAN YANG LALU


No Tahun Sex BB Keadaan komplikasi Jenis KET
kelahiran lahir bayi persalinan
1 2011 L 3300 gr Sehat Tidak ada Spontan
2 2015 P 3100 gr Sehat Tidak ada Spontan
3
4
5

C. STATUS GRAVIDA
G3 P2A0H 39-49 Presentasi bayi.............................................
Pemeriksaan antenatal:teratur/tidakteratur
Komplikasi antenatal:Tidak Ada

D. RIWAYAT PERSALINAN
BB/TB Ibu:62,5 Kg/160 cm Tempat persalinan: VK RS Pertamina
Keadaan umum ibu: Baik
TTV: TD:123/71 mmHg, Nadi : 98 x/mnt, Suhu: 36,4 ºC, Rr: 18 x/mnt
Proses persalinan kala I : 8 Jam
Indikasi: penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan serta beri support system
Kala II : 35 menit
Komplikasi persalinan:
Ibu :tampak kesakitan ,janin: Hidup Tunggal
Lamanya ketuban pecah ..........................,kondisi ketuban : Ketuban Utuh

E. KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal:13/10/2021, jam : 20.26 WIB,jenis kelamin :Perempuan
Kelahiran : Tunggal/gemelli

F. NILAI APGAR
Tanda Nilai Jumlah
0 1 2
Denyut jantung Ö( ) Tidak ada Ö() < 100 Ö() > 100 Ö (2)
Usaha napas Ö( ) Tidak ada Ö( )lambat Ö()menangis Ö (2)
kuat
Tonus otot Ö( ) Lumpuh Ö( ) Extermitas Ö () Ö (2)
Reflek Sedikit Gerakan
Iritablitas refleks Ö( ) Tidak bereaksi Ö( ) Gerakan aktif Ö (2)
sedikit Ö() Reaksi
Warna Ö( )Biru/pucat Ö() Tubuh melawan Ö (2)
kemerahan Ö()kemeraha
Tangan dan n
Kaki biru
Jumlah Ö (10)
Ket :Ö Penilaian menit I ( ) Penilaian menit ke-5
Tindakan resusitasi: Tidak ada
Plasenta: Berat................................,Tali pusat : panjang 5 0 c m
Ukuran: 20 cm x 20 cm x 2 cm,jumlah pembuluh darah: 2 arteri, 1 vena
Kelainan : T i d a k a d a

G. PENGKAJIAN FISIK

Umur: 2 hari 3 jam

Berat badan: 3 3 5 0 gram, Panjang badan: 49cm


Lingkar kepala : 33 cm Lingkar dada: 32 cm
Suhu : 36 ºC

KEPALA:
Bentuk : () Bulat ( ) lain- lain
Kepala:()Molding ( ) Kaput ()Cephalhematom
Ubun-ubun: Besar Ada,kecil: ada ,sutura: ada
Mata :Posisi : n o r m a l ,( )kotoran ( )perdarahan

Telinga : Posisi : kanan dan kiri ,Bentuk : normal, () lubang telinga() keluaran
Mulut :()Simentris () Palatummole () Palatum durum () Gigi
Hidung: () Lubang hidung ( )keluaran () Pernapasan cuping hidung
Leher :()Pergerakan leher
TUBUH
Warna:() Pink () Pucat ()sianosis () kuning

Pergerakan: () Aktif () Kurang


Dada :()Simetris ( ) Asimetris( ) Retraksi () Seesaw
Jantung dan paru- paru:() Normal ()lain-lain....................
Bunyi napas: () Ngorok () lain-lain ............................
Pernapasan : 44 x/mnt
Denyut jantung : 140 x/mnt
Perut : () Lembek ( ) Kembung ( ) Benjolan Bising usus : 20 x/mnt
Lanugo :...............................................................................................................................
Vernik:.................................................................................................................................
Mekonium:...........................................................................................................................
PUNGGUNG
Keadaan punggung : () Simetris ( ) asimetris ( )Pilonidaldimple
Fleksibelitas tulang punggung:( )Kelainan : tidak di temukan
Genitalia : ( ) Normal

Laki-laki:( )Hipospadia
( )Epispadia Testis:
Perempuan
LabiaMinora :( )Menonjol ( ) Tertutup labia mayor ( )keluaran...............
Anus: Kelainan: Tidak ada
EKSTREMITAS
Jari tangan :()kelainan: tidak ada
Jari kaki : ()kelainan : tidak ada
Pergerakan :( )Tidak aktif ( ) Asimetris ( ) Tremor ( ) Rotasi paha
Nadi : () Brachial ................................. () Femoral ............................
Garis telapak kaki: ada
Posisi:Kaki: simetris Tangan: Simetris

STATUS NEUROLOGI
Reflek:( )Tendon ( )Moro ( )Rooting ()Menghisap()Babinski
( )Menggenggam ( ) Menangis ( )Berjalan ( )Tonusleher
NUTRISI
Jenis makanan: () ASI ( )PASI ( )Lain-lain .............................
ELIMINASI
BAB pertama ;Tanggal 14/10/2021,Jam; 02.00 Wib
BAK petama ;Tanggal14/10/2021,Jam : 05.00 Wib
DATA PENUNJANG (LAB,PSIKOSOSIAL,dll.)
Hb :20 gr/dl
Leukosit: 19.100
Trombo: 282.000
CRP:+24
#
Bayi baru lahir yang dikaji berusia≤ 24jam

H. Data Fokus
Data Subyektif Data Obyektif
1. Identitas 1. Pemeriksaan umum
a. Nama : By. Ny.E Ku: baik
Kesadaran : CM
b. Tanggal lahir : 13/10/2021
TTV: S : 36 , N: 140 x/mnt , rr: 44 xmnt
c. Jenis Kelamin : Perempuan BB : 3350 gr
2. Keluhan utama : tidak ada 2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada molding, tidak ada
3. Riwayat Kehamilan
caput succedanum, tidak ada
a. Riwayat obsetri (ibu) : G3P2A0 chepalohematoma, rambut tebal, sutura
b. Keluhan yang di alami ibu sagitalis teraba
b. Rambut: tebal
TM I : Mual, muntah
c. Muka : bentuk simetris , tidak ada
TM II : tidak ada keluhan kelainan
TM III : tidak ada keluhan d. Mata : simetris, reflek mata baik,
4. Riwayat persalinan konjungtiva anemis, seklera an ikhterik
e. Hidung : adanya pengeluaran lendir dari
a. Ketuban hidung , bersin ada, pernafasan cuping
Warna : hijau hidung ada
Jumlah : cukup f. Telinga : lubang telinga normal
g. Mulut : simetris , palatome mole
5. Riwayat persalinan sekarang
normal,palatum durum normal, bibir
Jenis Persalinan : spontan normal
Ditolong oleh : bidan h. Leher : Pergerakan normal
i. Dada : simteris, pergerakan sternum
Jam / Tgl lahir : 20.26 /13/10/2021
normal, klavikula normal, bunyi nafas
Berat badan : 3350 gr noemal, bunyi jantung :normal, DJB 130
Panjang badan : 49 cm xmnt, LD: 32 cm
j. Abdomen : Tali pusat normal
k. Genetalia : normal labia minor tertutup
6. APGAR bayi : l. Anus : berlubang
1 menit : 8
5 menit : 9
10 menit : 10
I. Analisa Data

No. Data Masalah Etiologi


1. DS:- Risiko bersihan jalan nafas Mucus berlebih
tidak efektif
DO:
- Bayi Ny. E lahir spontan
nadi :140 x/mnt rr: 42
x/mnt BB:3350 gr Pb: 49
cm
- Tampak adanya retraksi
dada
- Tampak adanya lendir di
hidung

Risiko tinggi infeksi tali pusat Terputus nya kontinuitas


2. DS : jaringan
- Ibu by mengatakan tali
pusat masih tampak basah

DO :
- Tali pusat tampak basah
- Kassa penutup tali pusat
tampak basah dan kotor

3. DS : Risiko Tinggi hypotermia Usia Ekstrem

DO :
- Suhu tubuh bayi 36 0C
- Akral dingin
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)

Tanggal Tanggal Nama


No. Diagnosa Keperawatan (P&E) Ditemukan Teratasi Jelas
1 Risiko bersihan jalan nafas tidak efek tif 13/10/2021 14/10/2021 Arie R
berhubungan dengan mucus berlebih

2 Risiko tinggi hypothermia berhubungan 13/10/2021 14/10/2021 Arie R


dengan usia exkstrem

3 Risiko tinggi infeksi tali pusat 13/10/2021 Pasien pulang Arie R


berhubungan dengan terputus kontinuitas tgl 14/10/2021
jaringan
K. RENCANA KEPERAWATAN
( Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen )
Paraf &
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan Rasional NamaJel
Keperawatan(PES) Hasil as
13/10/2021 1 Bersihan jalan nafas tidak Tujuan : setelah dilakukan Penghisapan jalan nafas Arie R
efektif berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 x 8 1. Observasi
mucus berlebih jam bersihan jalan nafas - Identifikasi kebutuhan- Dengan mengidentifikasi
teratasi dengan kriteria hasil : dilakukan penghisapan kebutuhan penghisapan
- Pola nafas membaik untuk mengurangi cedera
- Produksi sputum mucosa hidung atau pun
berkurang mulut.
- Auskultasi suara nafas- Untuk melihat efektifitas
sebelum dan setelah yang dilakukan
dilakukan penghisapan penghisapan lendir

2. Terapeutik
- Gunakan tehnik aseptic - Untuk mencegah infeksi
- Lakukan penghisapan tidak- Mengurangi cidera dan
lebih 5 detik mencegah sianosis

96
Paraf &
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan Rasional NamaJel
Keperawatan(PES) Hasil as
13/10/2021 2 Risiko tinggi hypothermia Tujuan : setelah dilakukan Manajemen hipotermia Arie R
berhubungan dengan usia tindakan keperawatan 1x 8 1. Observasi

exkstrem jam hypothermia teratasi - Monitor suhu tubuh - Untuk mencegah


dengan kriteria hasil : hipotermia
- Klien tidak tampak - Monitor tanda dan gejala- Untuk mengurangi
menggigil hipotermia komplikasi hipotermia
- Suhu tubuh normal 2. Terapeutik
- Lakukan penghangatan- Membuat kondisi suhu
aktif external (perawatan tubuh lebih stabil
metode kangguru

96
Paraf &
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan Rasional Nama
Keperawatan(PES) Hasil Jelas
13/10/2021 3 Risiko tinggi infeksi tali Tujuan : setelah dilakukan Pencegahan Infeksi Arie R
pusat berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 x 24 1. Observasi
terputus kontinuitas jaringan jam infeksi tali pusat tidak - Monitor tanda dan gejala - Untuk mengetahui
terjadi dengan kriteria hasil : infeksi local tingkat infeksi
- Tidak terjadi tanda tanda 2. Terapeutik
infeksi - Berikan perawatan tali - Mencegah keparahan
- Suhu tubuh normal pusat secara aseptik infeksi
3. Edukasi
- Anjurkan ibu meningkatkan - Meningkatkan
kekebalan tubuh
asupan ASI/nutrisi
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
- Mencegah komplikasi
imunisasi , jika perlu infeksi

96
J. IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)

Tgl./ No. Paraf dan


Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu DK. Nama Jelas
13/10/202 1. - Melakukan identifikasi kebutuhan dilakukan
1/ 20.36 penghisapan
- Melakukan auskultasi suara nafas sebelum dan
setelah dilakukan penghisapan
- Menggunakan tindakan tehnik aseptic
- Melakukan penghisapan tidak lebih 5 detik
13/10/202 2.
1/ 20.36
- Melakukan monitoring suhu tubuh
- Melakukan monitor tanda dan gejala hipotermia
- Melakukan penghangatan aktif external (perawatan
metode kangguru
13/10/202 3.
1/ 20.36 3. - Monitor tanda dan gejala infeksi local
- Berikan perawatan tali pusat secara aseptik
- Anjurkan ibu meningkatkan asupan ASI/nutrisi
- Kolaborasi pemberian imunisasi , jika perlu
K. EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)

No. Hari /Tgl. / Evaluasi Hasil (SOAP) Para


DK. Jam (Mengacu pada tujuan) f dan
Nama
Jelas
1 Kamis/ S : Ny. E mengatakan di hidung bayi tidak ada lendir lagi dan
14/10/21 / 09.00
bayi dapat menyusu dengan baik
O:
- Bayi tampak tenang
- Tidak tampak tanda – tanda sianosis
- Tidak tampak lendir
- TTV: Suhu :36,7 0C, nadi 140 x/mnt rr; 40 x/mnt
A : Masalah keperawatan bersihan jalan nafas teratasi
P : Intervensi di hentikan

2 Kamis/ S : Ny.E mengatakan bayi E tidak tampak menggigil


14/10/21 / 09.00 O :

- TTV: Suhu :36,7 0C, nadi 140 x/mnt rr; 40 x/mnt


- Kulit bayi teraba hangat
A : Masalah keperawatan resiko hipotermia teratasi
P : Intervensi dihentikan

3 S : Ny. E mengatakan Tali pusat bayi E masih tampak basah


Kamis/
O:
14/10/21 / 09.00
- Tali pusat masih tampak basah
- Tak tampak tanda –tanda infeksi
- Suhu kulit hangat
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda dan gejala infeksi local
- Berikan perawatan tali pusat secara aseptik
- Anjurkan ibu meningkatkan asupan ASI/nutrisi

Anda mungkin juga menyukai