DISUSUN OLEH :
21220164
A. Definisi
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011).
Neonatus adalah bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700
sampai 4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009).
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah bayi yang lahir 28 hari
pertama.
B. Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir antara lain (Menurut Chapman & Durham,
2010; Perry et all, 2010; Reeder, Martin, Griffin, 2011; Novita, 2011) dijelaskan sebagai
berikut :
1. Sistem Pernafasan
Sebelum lahir, O2 janin disuplai oleh plasenta, sehingga agar neonates dapat
bertahan, maka maturasi organ paru sangat penting karena proses ini melibatkan
faktor fisik, sensorik, dan kimiawi (perubahan tekanan dari kehidupan di dalam
uterus dan kehidupan di luar uterus mungkin menghasilkan stimulasi fisik untuk
mempercepat pernafasan.
Karakteristik Pernapasan BBL (nenonatus) :
a) Jam–jam pertama sering disebut periode reaktivitas.
b) Respirasi Rate (RR) BBL normal 30–60x/menit tapi kecepatan dan
kedalamannya tidak teratur, nafas dapat berhenti sampai 20 detik, RR bisa sampai
80x/menit.
c) Dapat terjadi nafas cuping hidung, retraksi dada.
2. Sistem Kardiovaskuler
Menilai volume darah pada BBL sulit. Saat dilakukan klem pada tali pusat terjadi
peningkatan volume darah yang cepat sehingga menekan vaskularisasi jantung dan
paru. BBL dapat menjadi hiperbilirubinemia selama minggu–minggu pertama
kehidupannya sebagai hasil dari pemecahan hemoglobin tambahan. Sirkulasi perifer
pada BBL agak lambat sehingga terjadi sianosis residual pada area tangan, kaki, dan
sirkumoral BBL. Frekuensi nadi cenderung tidak stabil, dan mengikuti pola yang
serupa dengan pernapasan. Frekuensi nadi normal 120–160 x/ menit.
Karakteristik kardiovaskuler pada BBL (Bayi Baru Lahir):
a) Jika BBL menangis, Heart Rate (HR) dapat mencapai 180 x/menit, namun jika
BBL tidur maka HR turun menjadi 100 x/menit. Perubahan sirkulasi
menyebabkan darah mengalir ke paru–paru.
b) Perubahan tekanan di (paru–paru, jantung, pembuluh darah besar) menyebabkan
menutupnya foramen ovale, duktus arteriosus, duktus venosus.
c) Inspirasi O2 menyebabkan vena pulmonal dilatasi sehingga resistensi vaskuler
di pulmonal menurun (tekanan di atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonal
menurun sehingga terjadi peningkatan aliran darah pulmonal)
d) Kondisi yang mempengaruhi penutupan duktus: peningkatan konsentrasi O2
dalam darah, penurunan prostaglandin (dari plasenta), asidosis (PO2 menurun,
pH menurun PCO2 meningkat).
3. Sistem Termoregulasi
Karakteristik Bayi Baru Lahir yang dapat menyebabkan hilangnya panas antara lain
kulit tipis, pembuluh darah yang dekat dengan permukaan, sedikit lemak subkutan
Untuk menjaga panas, bayi cukup bulan yang sehat akan mempertahankan posisi
fleksi. Bayi Baru Lahir dapat mengalami kehilangan panas melalui cara:
a) Penguapan/evaporasi: terjadi ketika permukaan yang basah terkena udara
(selama mandi, Insensible Water Loose (IWL) artinya kehilangan panas tanpa
disadari, linen atau pakaian basah).
b) Konduksi: terjadi ketika bayi bersentuhan langsung dengan benda– benda padat
yang lebih dingin dari kulit mereka (timbangan berat badan, tangan dingin,
stetoskop).
c) Konveksi: terjadi ketika panas dipindahkan ke udara sekitar bayi (pintu/ jendela
terbuka, AC)
d) Radiasi: transfer panas ke benda dingin yang tidak bersentuhan langsung dengan
bayi (bayi di dekat panas permukaan yang dingin hilang ke luar dinding &
jendela).
4. Sistem Neurologis
Pengkajian terhadap reflek–reflek fisiologis BBL harus dilakukan, karena hal ini
penting sekali untuk mengetahui reflek protektif seperti blink, gag, bersin, dan
batuk. Anda juga harus mengkaji reflek primitif BBL meliputi: rooting/sucking,
moro, startle, tonic neck, stepping, and palmar/plantar grasp (Anda dapat melihat
cara pengkajian reflek–reflek fisiologis Bayi Baru Lahir). Anda dapat melihat
perbedaan antara Caput succedanum dan Cephalhematom di bawah ini:
Perbedaan Caput succedanum dan Cephalhematom
a. Caput Succedanum
Muncul saat lahir
Tidak bertambah besar
Hilang beberapa hari
Batas tidak tegas
Kadang-kadang melewati sutura
Tidak ada komplikasi
b. Cephalhematom
Muncul beberapa jam setelah lahir
Bertambah besar pada hari 2-3 hari
Hilang setelah 6 minggu
Batas tegas
Tidak melewati sutura
Penyebab perdarahan periosteum
Komplikasi: jaundice, fraktur, perdarahan intracranial.
Neuromuskular pada bayi masih sangat terbatas dapat di temukan. Jika bayi
wajahnya di tempatkan pada tempat kesamping untuk mempertahan kan aliran udara,
mereka berusaha mempertahankan posisi kepala sejajar dengan tubuh jika ia
mengangkat tubuh dengan bantuan tangan, berbagai reflek meningkatkan
keterampilan. Reflek yang di temukan :
a. Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi
dan abduksi ekstrimitas yang tiba-tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan
ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat
fleksi dengan lemah.
b. Reflek babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan
kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
c. Reflek rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada
usia kira-kira 3 - 4 bulan
d. Reflek menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan
fleksi tangan dan jari
e. Reflek menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon
terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa
rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
f. Reflek tonic neck
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan
berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
g. Reflek steeping
5. Sistem Hematologic
Volume darah rata–rata pada Bayi Baru Lahir 80–85ml/Kg. Eritrosit/sel darah
merah (SDM) lebih banyak dan lebih banyak mengandung hemoglobin dan
hematokrit dibandingkan dengan dewasa, sedangkan leukosit/sel darah putih (SDP)
9000– 30.000/mm3. Bayi Baru Lahir memiliki risiko defisiensi pembekuan darah.
Hal ini terjadi karena: a) Bayi Baru Lahir risiko defisit faktor pembekuan karena
kurang vitamin K (berfungsi sebagai aktivasi/pemicu faktor pembekuan secara
umum (faktor II, VII, IX, X). b) Vitamin K disintesa di usus tapi makanan dan flora
usus normal membantu proses ini. c) Untuk mengurangi risiko perdarahan, vitamin
K diberikan secara Intra Muskuler (IM).
6. Sistem Gastrointestinal
Bayi Baru Lahir harus mulai makan, mencerna, dan mengabsorpsi makanan setelah
lahir. Kapasitas lambung 6 ml/Kg saat lahir tapi bertambah sekitar 90 ml pada hari
pertama kehidupan. Udara masuk ke saluran gastrointestinal setelah lahir dan bising
usus terdengar pada jam pertama. Enzim mengkatalis protein dan karbohidrat
sederhana. Enzim pankreatik lipase sedikit diproduksi, lemak susu dalam ASI
mudah dicerna dibanding dengan susu formula. BBL yang aterm (matang
usiakehamilannya) memiliki kadar glukosa stabil 50–60mg/dl (jika dibawah
40mg/dl hipoglikemi)
7. Sistem Imunitas
Bayi Baru Lahir kurang efektif melawan infeksi karena SDP berespon lambat dalam
menghadapi mikroorganisme. BBL mendapat imunitas pasif dari ibu selama
kehamilan trimester 3, kemudian dilanjutkan dengan pemberian ASI. IgG
menembus plasenta saat fetus (imunitas pasif temporer terhadap toksin bakteri dan
virus). IgM diproduksi BBL untuk mencegah penyerangan bakteri gram negative.
IgA diproduksi BBL setelah usia 6–12 minggu setelah lahir (bisa didapat pada
kolostrum dan ASI).
8. Sistem Urinarium
Kemampuan bayi dalam mengkonsentrasikan urin kurang. Intake/ asupan 2 hari
pertama: 65ml/ Kg. Output 2–6 X/ hari. BBL mudah kehilangan bikarbonat sampai
di bawah dewasa (meningkat risiko asidosis).
9. Sistem Endokrin
Sistem ini merupakan sistem yang kondisinya lebih baik dari pada sistem yang
lainnya. Jika terjadi gangguan, biasanya berkaitan dengan kondisi hormonal ibunya.
Contoh: pseudomenstruasi (seperti terdapat menstruasi pada BBL perempuan),
breast engorgement (seperti terdapat pembesaran pada payudara). Kondisi tersebut
adalah normal pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan DM.
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Sirkulasi
Nadi : 140-160x/menit, nadi yang di dengar adalah femoral. TD : 60-80 mmHg
sistol, 40-45 mmHg diastole bunyi jantung mediastinum I,II,III keadaan umum
baik, tali pusat 2 arteri dan 1 vena.
b) Eliminasi
Dapat berkemih, 8-24 jam setelah lahir, hitam kehijauan, lengket feses : ASI
kuning emas, tidak iritasi pada pada kulit gatal/pasi, kuning, bau jhas dapat
iritasi pada kulit
c) Makanan dan cairan
Berat badan : 2500-4000 gr, turgor elastis, panjang badan : 45-55 cc.
d) Neurosensorik
Tonus otot fleksi untuk semua ekstremitas badan dan efektif refleksi menghisap
bertambah, penampilan simetris, menangis kuat sesaat, nada sedang
e) Pernapasan
APGAR score, P: 30-60x/mnt, chepalo caudial, kepala ¼ dari panjang badan
f) Sistem muskuluskeletal
Chepalo caudial, kepala ¼ dari panjang badan, tangan dan muka kecil, ukuran
dan bentuk hamil tergantung permasalahan saat lahir bisa terbentuknya utuh
melahirkan pervagina sebab terjadi di ekstremitas simetris telapak tangan ada
garis, jika tdk ada garis di curigai retaldasi mental.
g) Sistem neuromuskular
Jumlah tetap, ukuran bertambah, reflek dan kekuatan otot, refleks bayi baru lahir
:
- Sucking (menghisap)
- Rooting (menoleh)
- Swallowing
- Group (palmer, memegang)
- Tonic neck
- Moro (refleks membungkuk)
- Steeping/walking
- Babinski
- Gallant/trunk incurvation
- Mannet
- Strabel
- Sign (refleks pupil bercampur cahaya, refleks berkedip, sensitif terhadap
cahaya)
- Heaning
- Touch (badan mukosa, mulut hangat, sucking, mengait bibir, menggigit)
- Keamanan ( S : 36ºC - 37ºC, kulit lembab, warna kemerahan)
- PH tali pusat : 7,20-7,24. PH asidosis :<7,20. Aspiksia, HB : 15-20gr%, HT :
45-61%.
2. Diagnosa keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan,
posisi tidak tepat
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan.
c. Resiko infeksi b.d sistem imun yang belum sempurna, peningkatan kerentanan
bayi.
3. Intervensi keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan, posisi
tidak tepat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah ketidak efektifan jalan
nafas dapat teratasi
Kriteria hasil : menunjukan napas spontan dan vesikuler
Rencana tindakan :
1) Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
2) Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian
hidung untukmencegah aspirasi cairan
3) Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai
lima detik dengan waktu yang cukup antara upaya tersebutmemungkinkan
reoksigenisasi
4) Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah
aspirasi
5) Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
6) Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan
sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan
7) Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu.
Observasiadanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan adanya hal
berikut dengansegera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi napas abnormal,
pernapasan cupinghidung, sianosis.
8) Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk
memungkinkanekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari
terlalu panas
9) Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila perlu.
10) Periksa kepatenan lubang hidung.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan.
Tujuan : setelah dilakukkan tindakan keperawatan 1x24 jam masalah suhu tubuh
tidak terjadi
Kriteria hasil : tidak terjadi hipotermia
Rencana tindakan :
1) Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
2) Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di
bawahpenghangat radian atau di dekat ibu
3) Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
4) Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan
sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
5) Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban
sekitar 40%sampai 50%
6) Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada
bayisebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai
stabilisasi suhu tubuh
7) Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
8) Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah
karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya
kehilangan panas
9) Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
10) Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
c. Resiko infeksi b.d sistem imun yang belum sempurna, peningkatan kerentanan
bayi.
Tujuan :setelah dilakukkan tindakan keperawatan 1x24 jam infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi pada mata, kulit dan tali pusat.
2) Bayi bebas dari proses infeksi nosokomial
Rencana Tindakan :
1) Lakukan semua tindakan perawatan dengan steril anti septik.
2) Observasi mata setiap hari, bersihkan dengan air steril / garam fisiologis.
3) Pertahankan kulit terutama lipatan-lipatan selalu bersih dan kering.
4) Observasi talu pusat dan identifikasi peradangan.
5) Jaga personal hygent bayi.
6) Minimalkan perawatan tinggal di RS.
7) Ajarkan keluarga mengenal penyebab, resiko, tanda dan cara pencegahan,
infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
PENGKAJIAN
Tanggal masuk :13/10/2021 Jam masuk : 20.26 Wib
RS :Pertamina Prabumulih Ruangan :Sopa
A. BIODATAORANGTUA
Nama Ayah/Ibu: Erni Susanti Umur: 39 Th
Alamat: Jl. Bangau no.15 Rt. 01 Rw. 03 Kel. Karang Raja Prabumulih Timur
C. STATUS GRAVIDA
G3 P2A0H 39-49 Presentasi bayi.............................................
Pemeriksaan antenatal:teratur/tidakteratur
Komplikasi antenatal:Tidak Ada
D. RIWAYAT PERSALINAN
BB/TB Ibu:62,5 Kg/160 cm Tempat persalinan: VK RS Pertamina
Keadaan umum ibu: Baik
TTV: TD:123/71 mmHg, Nadi : 98 x/mnt, Suhu: 36,4 ºC, Rr: 18 x/mnt
Proses persalinan kala I : 8 Jam
Indikasi: penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan serta beri support system
Kala II : 35 menit
Komplikasi persalinan:
Ibu :tampak kesakitan ,janin: Hidup Tunggal
Lamanya ketuban pecah ..........................,kondisi ketuban : Ketuban Utuh
F. NILAI APGAR
Tanda Nilai Jumlah
0 1 2
Denyut jantung Ö( ) Tidak ada Ö() < 100 Ö() > 100 Ö (2)
Usaha napas Ö( ) Tidak ada Ö( )lambat Ö()menangis Ö (2)
kuat
Tonus otot Ö( ) Lumpuh Ö( ) Extermitas Ö () Ö (2)
Reflek Sedikit Gerakan
Iritablitas refleks Ö( ) Tidak bereaksi Ö( ) Gerakan aktif Ö (2)
sedikit Ö() Reaksi
Warna Ö( )Biru/pucat Ö() Tubuh melawan Ö (2)
kemerahan Ö()kemeraha
Tangan dan n
Kaki biru
Jumlah Ö (10)
Ket :Ö Penilaian menit I ( ) Penilaian menit ke-5
Tindakan resusitasi: Tidak ada
Plasenta: Berat................................,Tali pusat : panjang 5 0 c m
Ukuran: 20 cm x 20 cm x 2 cm,jumlah pembuluh darah: 2 arteri, 1 vena
Kelainan : T i d a k a d a
G. PENGKAJIAN FISIK
KEPALA:
Bentuk : () Bulat ( ) lain- lain
Kepala:()Molding ( ) Kaput ()Cephalhematom
Ubun-ubun: Besar Ada,kecil: ada ,sutura: ada
Mata :Posisi : n o r m a l ,( )kotoran ( )perdarahan
Telinga : Posisi : kanan dan kiri ,Bentuk : normal, () lubang telinga() keluaran
Mulut :()Simentris () Palatummole () Palatum durum () Gigi
Hidung: () Lubang hidung ( )keluaran () Pernapasan cuping hidung
Leher :()Pergerakan leher
TUBUH
Warna:() Pink () Pucat ()sianosis () kuning
Laki-laki:( )Hipospadia
( )Epispadia Testis:
Perempuan
LabiaMinora :( )Menonjol ( ) Tertutup labia mayor ( )keluaran...............
Anus: Kelainan: Tidak ada
EKSTREMITAS
Jari tangan :()kelainan: tidak ada
Jari kaki : ()kelainan : tidak ada
Pergerakan :( )Tidak aktif ( ) Asimetris ( ) Tremor ( ) Rotasi paha
Nadi : () Brachial ................................. () Femoral ............................
Garis telapak kaki: ada
Posisi:Kaki: simetris Tangan: Simetris
STATUS NEUROLOGI
Reflek:( )Tendon ( )Moro ( )Rooting ()Menghisap()Babinski
( )Menggenggam ( ) Menangis ( )Berjalan ( )Tonusleher
NUTRISI
Jenis makanan: () ASI ( )PASI ( )Lain-lain .............................
ELIMINASI
BAB pertama ;Tanggal 14/10/2021,Jam; 02.00 Wib
BAK petama ;Tanggal14/10/2021,Jam : 05.00 Wib
DATA PENUNJANG (LAB,PSIKOSOSIAL,dll.)
Hb :20 gr/dl
Leukosit: 19.100
Trombo: 282.000
CRP:+24
#
Bayi baru lahir yang dikaji berusia≤ 24jam
H. Data Fokus
Data Subyektif Data Obyektif
1. Identitas 1. Pemeriksaan umum
a. Nama : By. Ny.E Ku: baik
Kesadaran : CM
b. Tanggal lahir : 13/10/2021
TTV: S : 36 , N: 140 x/mnt , rr: 44 xmnt
c. Jenis Kelamin : Perempuan BB : 3350 gr
2. Keluhan utama : tidak ada 2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada molding, tidak ada
3. Riwayat Kehamilan
caput succedanum, tidak ada
a. Riwayat obsetri (ibu) : G3P2A0 chepalohematoma, rambut tebal, sutura
b. Keluhan yang di alami ibu sagitalis teraba
b. Rambut: tebal
TM I : Mual, muntah
c. Muka : bentuk simetris , tidak ada
TM II : tidak ada keluhan kelainan
TM III : tidak ada keluhan d. Mata : simetris, reflek mata baik,
4. Riwayat persalinan konjungtiva anemis, seklera an ikhterik
e. Hidung : adanya pengeluaran lendir dari
a. Ketuban hidung , bersin ada, pernafasan cuping
Warna : hijau hidung ada
Jumlah : cukup f. Telinga : lubang telinga normal
g. Mulut : simetris , palatome mole
5. Riwayat persalinan sekarang
normal,palatum durum normal, bibir
Jenis Persalinan : spontan normal
Ditolong oleh : bidan h. Leher : Pergerakan normal
i. Dada : simteris, pergerakan sternum
Jam / Tgl lahir : 20.26 /13/10/2021
normal, klavikula normal, bunyi nafas
Berat badan : 3350 gr noemal, bunyi jantung :normal, DJB 130
Panjang badan : 49 cm xmnt, LD: 32 cm
j. Abdomen : Tali pusat normal
k. Genetalia : normal labia minor tertutup
6. APGAR bayi : l. Anus : berlubang
1 menit : 8
5 menit : 9
10 menit : 10
I. Analisa Data
DO :
- Tali pusat tampak basah
- Kassa penutup tali pusat
tampak basah dan kotor
DO :
- Suhu tubuh bayi 36 0C
- Akral dingin
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)
2. Terapeutik
- Gunakan tehnik aseptic - Untuk mencegah infeksi
- Lakukan penghisapan tidak- Mengurangi cidera dan
lebih 5 detik mencegah sianosis
96
Paraf &
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan Rasional NamaJel
Keperawatan(PES) Hasil as
13/10/2021 2 Risiko tinggi hypothermia Tujuan : setelah dilakukan Manajemen hipotermia Arie R
berhubungan dengan usia tindakan keperawatan 1x 8 1. Observasi
96
Paraf &
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan Rasional Nama
Keperawatan(PES) Hasil Jelas
13/10/2021 3 Risiko tinggi infeksi tali Tujuan : setelah dilakukan Pencegahan Infeksi Arie R
pusat berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 x 24 1. Observasi
terputus kontinuitas jaringan jam infeksi tali pusat tidak - Monitor tanda dan gejala - Untuk mengetahui
terjadi dengan kriteria hasil : infeksi local tingkat infeksi
- Tidak terjadi tanda tanda 2. Terapeutik
infeksi - Berikan perawatan tali - Mencegah keparahan
- Suhu tubuh normal pusat secara aseptik infeksi
3. Edukasi
- Anjurkan ibu meningkatkan - Meningkatkan
kekebalan tubuh
asupan ASI/nutrisi
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
- Mencegah komplikasi
imunisasi , jika perlu infeksi
96
J. IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)