Terapeutik
a. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
> 94%
b. Persiapkan intubasi dan ventilasi
mekanis, jika perlu
c. Pasang jalur IV, jika perlu
d. Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urun, jika perlu
e. Lakukan skintest untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi
a. Jelaskan penyebab atau factor
resiko syok
b. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
c. Anjurkan melapor jika menemukan
atau merasa tanda dan gejala awal
syok
d. Anjurkan perbanyak asupan cairan
peroral
e. Anjurkan menghindari allergen
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian tranfusi
darah, jika perlu
c. Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika perlu
2. Perawatan jantung akut
observasi
a. Identifikasi karakter nyeri dada
(meliputi factor pemicu dan Pereda,
kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi
dan frekuensi)
b. Monitor EKG 12 lead untuk
perubahan ST dan T
c. Monitor aritmia (kelainan irama
dan frekuensi)
d. Monitor elektrolit yang dapat
meningkatkan resiko aritmia
e. Monitor enzim jantung (CK, CK-MB,
troponin T, Troponin I)
f. Monitor saturasi oksigen
g. Identifikasi stratifikasi pada
sindrom koronenr akut skor TMII,
Killip, Crusade)
Teurapeutik
a. Pertahankan tirah baring minimal
12 jam
b. Pasang akses intravena
c. Puasakan hingga bebas nyeri
d. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi ansietas dan stress
e. Sediakan lingkungan yang kondusif
untuk beristirahat dan pemulihan
f. Siapkan menjalani intervensi
koronen perkutan, jika perlu
g. Berikan dukungan emosional dan
spiritual
Edukasi
a. Anjurkan segera melaporkan nyeri
dada
b. Anjurkan menghindari maneuver
valsava (mengedan saat BAB atau
batuk)
c. Jelaskan tindakan yang dijalani
pasien
d. Anjurkan Teknik menurunkan
kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian antiplatelet,
jika perlu
b. Kolaborasi pemberian antianginal
(NTG, betablocker, calcium channel
blocker)
c. Kolaborasi pemberian morfin, jika
perlu
d. Kolaborasi pemberian inotropic,
jika perlu
e. Kolaborasi pemberian obat untuk
mecegah maneuver velsave
(pelunak tinja, antiemetic)
f. Kolaborasi pencegahan thrombus
dengan antikoagulan, jika perlu
g. Kolaborasi pemberian X- ray dada,
jika perlu
B. Intervensi Pendukung
1. Dukungan berhenti merokok
Observasi
a. Identifikasi keinginan berhenti
merokok
b. Identifikasi upaya berhenti
merokok
Terapeutik
a. Diskusikan motivasi penghentian
merokok
b. Diskusi perubahan gaya hidup
c. Lakukan pendekatan psikoedukasi
untuk mendukung dan
membimbing upaya berhenti
merokok
Edukasi
a. Jelaskan efek langsung berhenti
merokok
b. Jelaskan bagaimana intervensi
dan farmakoterapi (terapi
pergantian nikotin)
2. Edukasi berhenti merokok
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
b. Sediakan materi dan media
edukasi
c. Jadwalkan Pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
d. Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
e. Jelaskan secara fisik penarikan
nikotin ( misalkan sakit kepala,
pusing, mual dan insomnia)
f. Jelaskan gejala berhenti
merokok (misalkan mulut
kering, batuk, tenggorokan
gatal)
g. Jelaskan aspek psikososial
yang mempengaruhi perilaku
merokok
h. Informasikan produk
pengganti nikotin (misalkan
permen karet, semprotan
hidung dan inhaler)
i. Ajarkan cara berhenti merokok
3. Edukasi Diet
Observasi
a. Identifikasi kemampuan pasien
dan keluarga menerima
informasi
b. Identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
c. Identifikasi pola makan saat ini
dan masa lalu
d. Identifikasi persepsi pasien
dan keluarga tentang diit yang
diprogramkan
e. Identifikasi keterbatasan
finansial untuk menyediakan
makanan
Terapeutik
a. Persiapan materi, peraga dan
alat peraga
b. Jadwalkan waktu yang tepat
untuk melakukan penkes
c. Berikan kesempatan keluarga
dan pasien untuk bertanya
d. Sediakan rencana makan yang
tertulis, jika perlu
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
kepatuhan diet terhadap
kesehatan
b. Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan yang
dilarang
c. Informasikan kemungkinan
informasi obat dan makanan,
jika perlu
d. Anjurkan mempertahankan
posisi semi fowlwe (30-45
derajat) 20 – 30 menit setelah
makan
e. Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diit
yang dianjurkan
f. Anjurkan melakukan olahraga
yang dianjurkan
g. Ajarkan cara membaca label
dan memilih makanan yang
sesuai
h. Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
i. Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai dengan
diit, jika perlu
Kolaborasi
a. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan
keluarga, jika perlu
4. Edukasi kemoterapi
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan media
penkes
b. Jadwalkan penkes sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan obat – obat
antineoplasma pada sel – sel
maligna
b. Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai efek terapi pada
sumsum tulang, folikel rambut,
fungsi seksual dan tosisitas
organ
c. Ajarkan pasien dan keluarga
mencegah infeksi
d. Anjurkan menghindari
penggunaan produk aspirin
5. Edukasi proses penyakit
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
b. Sediakan materi dan media
untuk penkes
c. Jadwalkan penkes sesuai
kesepakatan
d. Berikan kesempatan untuk
bertanya
e. Jelaskan penyebab dan factor
resiko penyakit
f. Jelaskan patofisiologi
munculnya penyakit
g. Jelaskan tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit
h. Jelaskan kemungkinan
komplikasi penyakit
i. Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan
j. Ajarkan cara meminimalkan
efek samping dari intervensi
dan pengobatan
k. Informasikan kondisi pasien
saat ini
l. Anjurkan melapor jika merasa
tanda dan gejala memperberat
atau tidak biasa
6. Edukasi program pengobatan
a. Identifikasi pengetahuan
tentang pengobatan yang
direkomendasikan
b. Identifikasi penggunaan
pengobatan tradisional dan
kemungkinan efek terhadap
pengobatan
c. Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
d. Berikan dukungan untuk
menjanjalani program
pengobatan yang baik dan
benar
e. Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada
pasien dalam menjalani
pengobatan
f. Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
g. Jelaskan strategi mengelola
efek samping dari pengobatan
h. Jelaskan cara penyimpanan,
pengisian kembali/pembelian
kembali, dan pemantauan sisa
obat
i. Je;askan keuangan dan
kerugian program pengobatan,
jika perlu
j. Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat
digunakan selama pengobatan
k. Anjurkan mengkonsumsi obat
sesuai indikasi
l. Anjurkan bertanya jika terjasi
sesuatu yang tidak dimengerti
sebelum dan sesudah
pengobatan dilakukan
m. Ajarkan kemampuan untuk
melakukan pengobatan madiri
7. Edukasi asam – basa : alkalosis
metabolic
a. Identifikasi penyebab
terjadinya alkalosis metabolic
b. Monitor frekuensi dan
kedalaman nafas
c. Monitor tanda – tanda vital
d. Monitor intake – output
e. Monitor dampak susunan saraf
pusat (misalkan konfusi,
stufor, kejang, koma, reflek
hiperaktif)
f. Minitor dampak
cardiovaskuler (aritmia,
kontraktilitas menurun,
penurunan curah jantung)
g. Monitor dampak saluran
pencernaan (mual, muntah
dan diare)
h. Monitor hasil AGD
i. Pertahankan kepatenan jalan
nafas
8. Managemn Asam – Basa : Asidosis
Metabolik
a. Identifikasi penyebab
terhadinya asidosis metabolic
(DM, GGA, GGK, diare berat,
alkoholisme, kelaparan,
overdosis salisilate, fistula
pancreas)
b. Monitor pola nafas
c. Monitor intake – output
d. Monitor dampak susunan saraf
pusat
e. Monitor dampak sirkulasi
pernafasan
f. Monitor dampak saluran
pencernaan
g. Monitor hasil AGD
h. Pertahankan kepatenan jalan
nafas
i. Posisikan pasien posisi semi
fowler untuk memfasilitasi
ventilasi yang adekuat
j. Pertahankan akses intravena
k. Pertahankan hidrasi sesuai
kebutuhan
l. Berikan oksigen sesuai indikasi
m. Jelaskan penyebab dan
mekanisme terjadinya asidosis
metabolic
n. Kolaborasi pemberian
bikarbonat, jika perlu
9. Managemen cairan
a. Monitor status hidrasi
b. Monitor berat badan harian
c. Monitor berat badan sebelum
dan sesudah dialysis
d. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
e. Monitor status hemodinamik
f. Catat intake – output dan
hitung balance cairan 24 jam
g. Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan
h. Berikan cairan intravena, jika
perlu
i. Kolaborasipemberian anti
diuretic, jika perlu
10. Manajemen Hipovolemik
a. Periksa tanda dan gejala
hipovolemik
b. Monitor intake dan ouput
cairan
c. Hitung kebutuhan cairan
d. Berikan posisi modified
Trendelenburg
e. Berikan asupan cairan oral
f. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
g. Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
h. Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis
i. Kolaborasi pemberian cairan
IV hipotonis
j. Kolaborasi pemberian cairan
koloid
k. Kolaborasi pemberian produk
darah
11. Manajemen Keselamatan Kerja
a. Identifikasi kebutuhan
keselamatan
b. Monitor perubahan status
keselamatan lingkungan
c. Hilangkan bahaya keselamatan
lingkungan
d. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan
resiko
e. Sedikan alat bantu keamanan
lingkungan
f. Gunakan perangkat pelindung
g. Hubungi pihak berwenang
sesuai masalah komunitas
h. Fasilitasi relokasi ke
lingkungan yang aman
i. Lakukan program srining
bahaya lingkungan
j. Anjurkan individu, keluarga
dan kelompok resiko tinggi
bahaya lingkungan
12. Manajemen Medikasi
a. Identifikasi penggunaan obat
sesuai resep
b. Identifikasi masa kadaluarsa
resep
c. Identifikasi pemgetahuan dan
kemampuan menjalani
program pengobatan
d. Monitor keefektifan dan efek
samping pemberian obat
e. Monitor tanda dan gejala
keracunan obat
f. Monitor darah serum
g. Monitor kepatuhan menjalani
program pengobatan
h. Fasilitasi perubahan program
pengobatan, jika perlu
i. Sediakan sumber informasi
program pengobatan secara
visual dan tertulis
j. Fasilitasi pasien dan keluarga
melakukan penyesuaian pola
hidup akibat program
pengobatan
k. Ajarkan pasien dan keluarga
mengelola obat
l. Anjarkan cara mengurangi
atau menangani efek samping,
jika perlu
m. Anjurkan menghubungi
petugas kesehatan jika terjadi
efek samping obat
25. Survailens
Observasi
a. Identifikasi resiko kesehatan
pasien
b. Identifikasi prilaku dan
rutinitas normal pasien
c. Identifikasi kondisi awal yang
membutuhkan respon segera
d. Periksa tanda, gejala dan
masalah saat ini
e. Monitor kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas
perawatan diri
f. Monitor status neurologi
g. Monitor pola perilaku
h. Monitor kemampuan kognitif
i. Monitor keadaan emosional
j. Monitor tanda vital
k. Monitor strategi
penanggulangan yang
digunakan oleh pasien dan
keluarga
l. Monitor perubahan pola tidur
m. Monitor kulit pada pasien
resiko tinggi
n. Monitor tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
o. Monitor perfusi jaringan
p. Monitor tanda – tanda infeksi,
jika perlu
q. Monitor gizi
r. Monitora masalah
gastrointestinal
s. Monitor pola eliminasi
t. Monitor kecenderungan
perdarahan pada pasien
beresiko tinggi
Terapetik
a. Aktifkan tim reaksi cepat, jika
perlu
b. Tetapkan frekuensi pengumpulan
dan interpretasi data, jika perlu
c. Tentukan kondisi pasien stabil
atau tidak atau kritis
d. Fasilitasi memperoleh tes
diagnostic, jika perlu
e. Intrepetasikan hasil tes
diagnostic, jika perlu
f. Ambil dan analisis data
laboratorium
g. Libatkan pasien dan keluarga
dalam kegiatan pemantauan
h. Catat jenis dan jumlah drainase
dan beri tahu dokter tentang
perubahan yang signifikan
i. Bandingkan status saat ini dengan
status sebelumnya
j. Analisis beberapa program medis
dan pastikan keamanan dan
ketepatannya
k. Sediakan lingkungan yang tepat
sesuai dengan keinginannya
Edukasi
a. Jelaskan hasil tes diagnostic kepada
pasien dan keluaraga
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan tim medis jika
perlu
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk
melakukan pemantauan
hemodinamik invasive dan
pemantauan ICP, jika perlu
3. Memori
4. Mobilitas fisik, ekspektasi meningkat
a. Pergerakan ekstremitas, meningkat
(skor 5 (1-5))
b. Kekuatan otot, meningkat (skor 5 (1-5))
c. Rentang gerak (ROM), meningkat (skor 5
(1-5))
d. Nyeri, menurun (skor 5 (1-5))
e. Kecemasan, menurun (skor 5 (1-5))
f. Kaku sendi, menurun (skor 5 (1-5))
g. Gerakan tidak terkordinasi, menurun
(skor 5 (1-5))
h. Gerakan terbatas, menurun (skor 5 (1-
5))
i. Kelemahan Fisik, menurun (skor 5 (1-5))
5. Status neurologis, ekspektasi membaik
a. Tingkat kesadaran, meningkat (skor 5 (1-
5))
b. Reaksi pupil, meningkat (skor 5 (1-5))
c. Status kognitif, meningkat (skor 5 (1-5))
d. Control motoric pusat, meningkat (skor
5 (1-5))
e. Fungsi sensorik kranial, meningkat (skor
5 (1-5))
f. Fungsi sensorik spinal, meningkat (skor 5
(1-5))
g. Fungsi motoric kranial, meningkat (skor
5 (1-5))
h. Fungsi motoric spinal, meningkat (skor 5
(1-5))
i. Fungsi otonom, meningkat (skor 5 (1-5))
j. Komunikasi, meningkat (skor 5 (1-5))
k. Sakit kepala, menurun (skor 5 (1-5))
l. Frekuensi kejang, menurun (skor 5 (1-5))
m. Hipertemia, menurun (skor 5 (1-5))
n. Diaphoresis, menurun (skor 5 (1-5))
o. Pucat, menurun (skor 5 (1-5))
p. Kongesti konjungtiva, menurun (skor 5
(1-5))
q. Kongesti nasal, menurun (skor 5 (1-5))
r. Parastesia, menurun (skor 5 (1-5))
s. Sensasi logam dimulut, menurun (skor 5
(1-5))
t. Sindrom horner, menurun (skor 5 (1-5))
u. Pandangan kabur, menurun (skor 5 (1-
5))
v. Penile ereciton, menurun (skor 5 (1-5))
w. Tekanan darah sistolik, membaik (skor 5
(1-5))
x. Frekuensi nadi membaik (skor 5 (1-5))
y. Ukuran pupil, membaik (skor 5 (1-5))
z. Gerakan mata, membaik (skor 5 (1-5))
aa. Pola nafas, membaik (skor 5 (1-5))
bb. Pola istirahat tidur, membaik (skor 5 (1-
5))
cc. Frekuensi nafas, membaik (skor 5 (1-5))
dd. Denyut jantung apical, membaik (skor 5
(1-5))
ee. Denyut nadi radialis, membaik (skor 5
(1-5))
ff. Reflek pilomotorik, membaik (skor 5 (1-
5))
Edukasi
a. Jelaskan masalah yang sedang
dihadapi pasien
b. Jelaskan alternative solusi yang dapat
dilakukan oleh keluarga atau pasien
c. Jelaskan keuntungan dan kerugian
masing – masing solusi
d. Informasikan program Pendidikan,
kelompok pendukung, kelompok
swadaya yang dapat dimanfaatkan
pasien
e. Anjurkan meningkatkan kemandirian
menyelesaikan masalah
5. Manajemen alat pacu jantung permanen
Observasi
a. Identifikasi indikasi pemasangan alat
pacu jantung permanen
b. Monitor tanda – tanda alat pacu
jantung bekerja dengan baik
c. Monitor nadi perifer
d. Monitor respon hemodinamik
e. Monitor irama jantung, gejala aritmia,
iskemik atau gagal jantung
f. Monitor komplikasi pemasangan alat
pacu jantung
g. Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
a. Tentukan modus dan jenis alat pacu
jantung
b. Libatkan keluarga dalam perawatan
alat pacu jantung
Edukasi
a. Jelaskan indikasi, fungsi dan komplikasi
implantasi alat pacu jantung
b. Anjurkan menghindari penggunaan
alat yang menyebabkan gangguan
elektromagnetik
c. Anjurkan tidak mengoprasikan
kendaraan bermotor sampai diizinkan
oleh ahli jantung
d. Anjurkan memantau alat pacu jantung
secara teratur
e. Anjurkan mengulang rongent thorak
setiap tahun untuk mengkonfirmasi
penempatan alat pacu jantung
f. Anjurkan untuk menghindari mesin
detector
g. Ajarkan tanda mengenali tanda dan
gejala disfungsi alat pacu jantung
6. Manajemen alat pacu jantung sementara
Observasi
a. Identifikasi pemasangan lat pacu
jantung sementara
b. Identifikasi alat pacu jantung yang
dibutuhkan
c. Periksa ekg 12 lead, jika perlu
d. Periksa sirkulasi perifer
e. Monitor irama jantung berkelanjutan,
jika perlu
f. Monitor disritmia dan monitor
hemodinamik terhadap disritmia
g. Monitor komplikasi pemasangan alat
pacu jantung
h. Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
a. Sediakan informed concent
b. Siapkan alat pacujantung yang dipilih
c. Pasang elektroda alat pacu
jantungtrankutan eksternal
d. Fasilitasi alat pemasangan pacu
jantung
e. Lakukan rongent dada setelah
pemasangan
f. Analisis kemajuan pompa jantung
setelah pemasangan lat tersebut
Edukasi
a. Jelaskan indikasi, fungsi dan komplikasi
implantasi pemasangan alat pacu
jantung
b. Ajarkan tindakan pencegahan
gangguan alat pacu jantung
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemeriksaan rongent dsds
setelsh pemasangan
7. Manajemen defibrilasi
Observasi
a. Periksa irama pada monitor setelah
RJP selama 2 menit
Teurapeutik
a. Lakukan RJP sampai alat defibrillator
siap
b. Siapkan dan hidupkan mesin
defibrillator
c. Pasang monitor ekg
d. Pastikan irama ekg henti jantung
e. Atur jumlah energi dengan
asyncrinized (360 joule)
f. Angkat peddle dari mesin dan berikan
jelly pada peddle
g. Tempelkan peddle sternum (kanan)
pada sisi kanan sternum dibawah
klavikula, peddle apek (kiri) pada
midaxilaris setinggi elektroda v6
h. Isi energi pada tombol charge
i. Hentikan RJP saat defibrillator siap
j. Teriak saat defibrillator sudah siap
k. Berikan syock pada tombol keduan
peddle secara bersamaan
l. Lakukan RJP selama 2 menit
8. Manajemen kejang
Observasi
a. Monitor terjadinya kejnag berulang
b. Monitor karakteristik kejang
c. Monitor status neurologis
d. Monitor tanda – tanda vital
Teurapetik
a. Baringkan pasien agar tidak terjatuh
b. Berikan alas empuk dibawah kepala,
jika tersedia
c. Pertahankan kepatenan jalan nafas
d. Longgarkan pakaina terutama dijalan
nafas
e. Damping selama periodic kejang
f. Dokumentasikan periodic terjadinya
kejang
g. Reorientasikan setelah terjadinya
kejang
h. Pasang akses IV, jika perlu
i. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan keluarga untuk tidak
memasukan apapun kedalam mulut
pasien pada saat kejang
b. Anjurkan keluarga untuk tidak
melakukan kekerasan luntuk menahan
Gerakan pasien
Kolaborasi
a. Kolaborasi untuk pemberian
antikonvulsan,. Jika perlu
9. Manajemen medikasi
Obserasi
a. Identifikasi penggunaan obat sesuai
resep
b. Identifikasi masa kadaluarsa resep
c. Identifikasi pemgetahuan dan
kemampuan menjalani program
pengobatan
d. Monitor keefektifan dan efek samping
pemberian obat
e. Monitor tanda dan gejala keracunan
obat
f. Monitor darah serum
g. Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
a. Fasilitasi perubahan program
pengobatan, jika perlu
b. Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
c. Fasilitasi pasien dan keluarga
melakukan penyesuaian pola hidup
akibat program pengobatan
Edukasi
a. Ajarkan pasien dan keluarga mengelola
obat
b. Anjarkan cara mengurangi atau
menangani efek samping, jika perlu
c. Anjurkan menghubungi petugas
kesehatan jika terjadi efek samping obat
Observasi
a. Periksa kontraindikasi terapi
trombolitik
b. Monitor tekanan darah
c. Monitor sisi insersi terhadap tanda –
tanda perdarahan atau hematoma
d. Monitor respon terhadap terapi
Terapeutik
e. Pasang monitor jantung selama terapi
trombolitik dan 12 – 24 jam
setelahnya
f. Berikan oksegen untuk pertahankan
saturasi oksigen >94%
g. Pasamng akses intravena
h. Berikan agen trombolitik sesuai
indikasi
i. Hindari kepala tempat tidur 150
j. Pertahankan tirah baring selama 6
jam setelah terapi
k. Hentikan segera terapi trombolitik jika
terjadi perdarahan dan alergi
l. Lakukan penekanan pada insersi
selama 30 menit jika terjadi
perdarahan
Edukasi
m. Jelakan tujuan dan prosedur
trombolitik
n. Jelaskan efek samping pemberian
trombolitik
o. Anjurkan ekstremitas isis insersi tetap
lurus
p. Anjurkan membatasi aktivitas untuk
menurunkan resiko cidera dan
perdarahan
Kolaborasi
q. Kolaborasi pemeriksaan ct-scan otak
setelah 12 -24 jam untuk evaluasi
neorologis, jika perlu
11. Manajemen hemodinamik infasif
Observasi
a. Monitor frekuensi dan irama jantung
b. Monitor TDS, TDD, MAP< tekanan
vena sentral, tekanan arteri pulmonal,
tekanan baji arteri paru
c. Monitor curah jantung dan indeks
jantung
d. Monitor bentuk gelombang
hemodinamik
e. Monitor perfusi perifer distal pada sisi
insersi setiap 4 jam
f. Monitor tanda – tanda infeksi dan
perdaraha pada area imsersi
g. Monitor tanda – tanda komplikasi
akibat pemasangan selang
Terapeutik
h. Damping pasien saat pemasangan dan
pelepasan kateter jalur hemodinamik
i. Lakukan test allen
j. Pastikan set selang terangkai dan
terpasang dengan tepat
k. Konfirmasi ketepatan posisi selang
dengan pemeriksa x-ray, jika perlu
l. Posisikan tranduser pada atrium
kanan setiap 4 – 12 jam untuk
mengkalibrasi dan menitiktolakan
perangkat
m. Pastikan balon deplasi dan kembali
keposisi normal setelah pengukuran
tekanan baji arteriparu (PAWP)
n. Ganti selang dan cairan infus setiap 24
– 72 jam
o. Ganti balutan pada area insersi
dengan Teknik steril
p. Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
q. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
r. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
s. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
t. Anjurkan membatasi gerak, aktivitas
selama kateter terpasang
12. Pemantauan neurologis
Observasi
a. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan,
dan reaktifitas pupil
b. Monitor tingkat kesadaran
c. Monitor tingkat orientasi
d. Monitor status pernafasan : AGD,
oksimetri nadi, kedalaman nafas, pola
nafas, dan usaha nafas
e. Monitor parameter hemodinamik, jika
perlu
f. Monitor ICP dan CPP
g. Monitor reflek kornea
h. Monitor batuk dan reflek muntah
i. Monitor irama otot, Gerakan motor,
gaya berjalan dan propriosepsi
j. Monitor kekuatan pegangan
k. Monitor adanya tremor
l. Monitor kesimetrisan wajah
m. Monitor gangguan visual
n. Monitor keluhan sakit kepala
o. Monitor karakteristik bicara
p. Monitor diskriminasi tajam / tumpul
dan panas/dingim
q. Monitor parastesi
r. Minitor pola berkeringat
s. Monitor respon barbinski
t. Monitor respom cushing
u. Monitor balutan kraniotomy dan
laminektomi terhadap adanya drainase
v. Monitor renpon terhadap pengobatan
Terapeutik
a. Tingkatkan frekuensi pemantauan
neurologis, jika perlu
b. Hindari aktivitas yang dapat
meningkatkan TIK
c. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
d. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan prosedur dan tujuan
pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Edukasi
a. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
28. Survailens
Observasi
a. Identifikasi resiko kesehatan pasien
b. Identifikasi prilaku dan rutinitas normal
pasien
c. Identifikasi kondisi awal yang
membutuhkan respon segera
d. Periksa tanda, gejala dan masalah saat
ini
e. Monitor kemampuan pasien untuk
melakukan aktivitas perawatan diri
f. Monitor status neurologi
g. Monitor pola perilaku
h. Monitor kemampuan kognitif
i. Monitor keadaan emosional
j. Monitor tanda vital
k. Monitor strategi penanggulangan yang
digunakan oleh pasien dan keluarga
l. Monitor perubahan pola tidur
m. Monitor kulit pada pasien resiko tinggi
n. Monitor tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
o. Monitor perfusi jaringan
p. Monitor tanda – tanda infeksi, jika
perlu
q. Monitor gizi
r. Monitora masalah gastrointestinal
s. Monitor pola eliminasi
t. Monitor kecenderungan perdarahan
pada pasien beresiko tinggi
Terapetik
a. Aktifkan tim reaksi cepat, jika perlu
b. Tetapkan frekuensi pengumpulan
dan interpretasi data, jika perlu
c. Tentukan kondisi pasien stabil atau
tidak atau kritis
d. Fasilitasi memperoleh tes
diagnostic, jika perlu
e. Intrepetasikan hasil tes diagnostic,
jika perlu
f. Ambil dan analisis data
laboratorium
g. Libatkan pasien dan keluarga dalam
kegiatan pemantauan
h. Catat jenis dan jumlah drainase dan
beri tahu dokter tentang
perubahan yang signifikan
i. Bandingkan status saat ini dengan
status sebelumnya
j. Analisis beberapa program medis
dan pastikan keamanan dan
ketepatannya
k. Sediakan lingkungan yang tepat
sesuai dengan keinginannya
Edukasi
a. Jelaskan hasil tes diagnostic kepada
pasien dan keluaraga
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan tim medis jika
perlu
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk
melakukan pemantauan
hemodinamik invasive dan
pemantauan ICP, jika perlu